Persepsi Masyarakat Terhadap Penggunaan dan Pengelolaan Lahan Daerah Penyangga (Buffer Zone) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN
PENGELOLAAN LAHAN DAERAH PENYANGGA (BUFFER ZONE)
TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

Oleh:

LIBRIANNA ARSHANTI
E03496051

'

a.'
I

.

.

-,-

" ,.


,

セGN@

. JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYAHUTAN
FAKULTASKEHUTANAN INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
2001

Karya Tulis ini ku persembahkan
dengan penuh rasa sayang dan hormat,
Kepada Ibunda tercinta,
Kasih tanpa syaratmu membawa kehidupan dalam setiap nafasku,
membuka mata hatiku akan lcerasnyagelombang kehidupan, dan
kelembutan kasihmu mengajarlcan tentang Ketabahan serta kebesaran
hati dalam menghadapi setiap kesulitan yang menghadang disetiap
langkah kecilku.

Kepada Bapak
Yang telah memberikan dukungan darijauh selcalipun


Kepada kedua Adikku, Tuti dan Yudha
dengan teriring doa untuk keberhasilan kalian berdua,
Dukungan kalian memberikan arti indahnya hubungan kita

Kepada Mas Budi,
Thanks for all your support,
Semoga wama yang ada dengan hadirmu akan tetap ada untuk
selamanya

1

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN
PENGELOLAAN LAHAN DAERAH PENYANGGA (BUFFER ZONE)
TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

Oleh:

LIBRIANNA ARSHANTI
E03496051'


Karya Ilmiah sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kelzutanan pada
Fakultas Kelzutanan, Institut Pertanian Bogar

JURUSAN KONSERV ASI SUMBERDA YA HUTAN
FAKULTASKEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

Librianna Arshanti.

E0349605I.

Persepsi Masyarakat Terhadap Penggunaan dan Pengelolaan

· Lahan Daerah Penyangga (Buffer Zone) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Pembimbing


Ir. Sambas Basuni, MS. dan Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, MS.
RINGKASAN

Daerah penyangga Taman Nasional merup,akan suatu daerah di sekitar taman nasional dengan

fungsi sebagai penyangga kawasan taman nasional dari gangguan-gangguan oleh manusia dan hal-hal
lain dari luar taman nasional, selain itu kawasan ini sekaligus juga sebagai penyangga kehidupan
rnanusia dari gangguan-gangguan yang disebabkan oleh· satawa yang berasal dari dalam taman
nasional.

Keberadaan dan fungsi daerah penyangga dituntut untuk mampu memberikan keuntungan

pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan tetap pad a fungsinya sebagai pelindung kawasan inti

taman nasional.
Selama ini kegiatan pengelolan laban daerah penyangga belum dapat menerapkan kedua fungsi

kawasan penyangga tersebut secara adil, sehingga diperlukan pemilihan pola penggunaan lahan yang
· selektif.


Pola penggunaan lahan ini diharapkan dapat セ・ョァオエォ。@

bagi pemilik lahan daerah

penyangga taman nasional dan mampu menjadi pelindung kawasan taman nasional.

Perumusan

kebijakan mengenai pengelolaan daerah penyangga taman nasional melibatkan seluruh pihak seperti
masyarakat, aparat pemerintah daerah, pihak Taman Nasional, dinas Kehutanan, dan pihak-pihak lain
yang mengusahakan lahan pad a daerah penyangga taman nasional seperti perkebunan dan Perum
Perhutani. Alternatif pengelolaan dan pengusahaan lahan yang ditawarkan kepada masyarakat pemilik
lahan daerah penyangga bertujuan untuk dapat memberikan peluang kepada masyarakat agar tetap
dapa! memanfaatkan lahan miliknya dengan tetap melindungi taman nasional.
Penelitian ini bertujuan untuk meneari poia pengelolaan lahan di daerah penyangga dengan
meliha! tingkat kepentingan antara lahan dengan pola pengelolaan lahan seeara tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat desa dan pengelolaan lahan oleh pemilik" dan pengguna lahan lainnya
seperti pihak perkebunan dan Perum Perhutani pada daerah penyangga tal1)an nasional. Dalam hal ini
· dilakukan penentuan prioritas pengelolaan lahan daerah, penyangga untuk mendapatkan kompromi


antara tujuan perlindungan taman nasional dan keuntungan sosial ekonomi masyarakat daerah
penyangga.
Penelitian ini dilaksanakan di sembilan keeamatan di Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur,
dan Kabupaten Sukabumi.

Penelitian

、ゥャ。ォウョセ@

selama dua bulan terhitung mulai bulan Juni

sampai bulan Juli tahun 2000. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada

masyarakat pemilik lahan, penyewa lahan, dan penggarap Iahan pada masing-masing desa, Camat
sebagai wakil dari Pemerintah daerah, Taman Nasional, Perkebunan, Perum Perhutani, dan Lembaga
Swadaya Masyarakat yang diwakili oleh LATIN.