PENGARUH ADVENTURE TOURIST MOTIVATION TERHADAP SPORT DECISIONDITAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO:(Surveypada Partisipan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur).

(1)

SPORT DECISIONDITAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO

(Surveypada Partisipan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMenempuh UjianSidangSarjanaPariwisataPadaProgram

Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

ANNISA NOVIANA HAMARA NIM 1002953

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh

Annisa Noviana Hamara

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Annisa Noviana Hamara2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(Surveypada Partisipan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur) Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Vanessa Gaffar, SE., Ak., MBA Oce Ridwanudin, SE., MM NIP. 19740307 200212 2 001 NIP. 19810407 201012 1 022

Mengetahui Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Heri Puspito Diyah Setyorini, MM NIP. 19761031 200812 2 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Annisa Noviana Hamara 1002953


(4)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Annisa Noviana Hamara, 1002953 “PENGARUH ADVENTURE TOURIST

MOTIVATION TERHADAP SPORT DECISION DI TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO” (Survey pada Partisipan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur) Skripsi dibawah bimbingan Dr.Vanessa Gaffar,

SE., Ak., MBA dan Oce Ridwanudin, SE., MM.

Kabupaten Cianjur memiliki potensi wisata olahraga yang menantang. Salah satunya wisata pendakian di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk selanjutnya akan ditulis TNGGP merupakan objek wisata yang paling populer hingga ke mancanegara. Kawasan TNGGP adalah salah satu dari lima taman nasional tertua di Indonesia dan ditetapkan sebagai World Heritage Site dengan ketinggian puncak kurang lebih 3.019 m dpl, kawasan seluas 22.851,03 ha ini mencakup tiga kabupaten, yaitu Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Meskipun jumlah kunjungan partisipan ke TNGGP terus mengalami peningkatan pada tahun 2013, namun secara persentase mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh adventure

tourist motivation terhadap sport decision di TNGGP. Sampel dalam penelitian ini

adalah sebanyak 100 partisipan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan waktu penelitian kurang dari satu tahun (cross-sectional

method). Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa adventure tourist motivation partisipan di TNGGP berada pada kategori tinggi. Sedangkan sport decision partisipan TNGGP berada pada kategori cukup tinggi. Adventure tourist motivation terdiri dari excitement,

nature, physical activity dan risk taking. Sub variabel excitement memiliki pengaruh

tertinggi sedangkan yang terendah yaitu physical activity. Sport decision terdiri dari

physical surroundings, social surroundings, time, reasons of participation dan antecedent states. Penilaian tertinggi untuk variabel sport decision yaitu pada faktor antecedent states sedangkan social surroundings mendapat penilaian terendah.

Secara simultan adventure tourist motivation berpengaruh secara signifikan terhadap

sport decision. Sedangkan secara parsial seluruh sub variabel excitement, nature, physical activity dan risk taking berpengaruh signifikan terhadap sport decision.


(5)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Annisa Noviana Hamara, 1002953 "INFLUENCE OF ADVENTURE TOURIST MOTIVATION TOWARD SPORT DECISION IN NATIONAL PARK OF MOUNT GEDE PANGRANGO " ( Survey to Participant in the National Park of Mount Gede Pangrango, Cianjur) study guided by Dr.Vanessa Gaffar, SE., Ak.,

MBA and Oce Ridwanudin, SE., MM.

Cianjur district has tourism potential challenging sport. One of them climbing tour in the National Park of Mount Gede Pangrango henceforth be written TNGGP is the most popular tourist attraction to foreign countries. TNGGP area is one of the five oldest national park in Indonesia and designated as a World Heritage Site with a summit elevation of approximately 3,019 m above sea lev el, an area of 22851.03 hectares include three districts, namely Bogor, Cianjur and Sukabumi. Although the number of visits to TNGGP participants continued to increase in 2013, but the percentage has decreased growth compared to the previous year. Therefore, this study aimed to determine the influence of adventure tourist motivation toward sport decision in national park of mount gede pangrango. The population in this study 100 participants. The method used is descriptive and verification method with a time of less than one year study (cross-sectional method). The sampling technique used was a systematic random sampling. The data analysis technique used is the technique of multiple regression analysis. The results showed that adventure tourist motivation participant in TNGGP has high category. While sport decision participant in TNGGP has high enough category. Adventure tourist motivation has excitement, nature, physical activity and risk taking. Excitement has the highest influence while the lowest is physical activity. Sport decision has physical surroundings, social surroundings, time, reasons of participation and antecedent states. The highest ratings for sports decision variables are the factors antecedent states while the social surroundings received the lowest ratings. Simultaneously adventure tourist motivation significantly influence sports decision. While partially entire sub-variables excitement, nature, physical activity and risk taking significantly influence sports decision.


(6)

v

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK ... ABSTRACT ... KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian... 8

1.4Kegunaan Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian pustaka ... 2.1.1 Konsep Aventure Tourist Motivation ... 9

2.1.1.1 Adventure Tourist Motivation Dalam Sport Marketing ... 9

2.1.1.2 Definisi Adventure Tourist Motivation ... 17

2.1.1.3 Dimensi Adventure Tourist Motivation... 18

2.1.2 Konsep Sport Consumer Behaviour ... 22

2.1.2.1 Definisi Sport Consumer Behaviour ... 22

2.1.2.2 Jenis – Jenis Sport Consumer ... 24

2.1.2.3 Klasifikasi Sport Consumer Motives ... 25

2.1.2.4 Karakteristik Sport Consumer ... 26

2.1.3 Konsep Sport Decision ... 27


(7)

vi

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2.1.3.3 Proses Sport Decision ... 31

2.1.4 Pengaruh Adventure Tourist Motivation Terhadap Sport Decision 29 2.1.5 Orisinilitas Penelitian ... 33

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36

2.3 Hipotesis ... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Objek Penelitian ... 43

3.2 Metode Penelitian ... 43

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 44

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 48

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 49

3.5.1 Populasi ... 50

3.5.2 Sampel ... 51

3.5.3 Teknik Sampling ... 52

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.7 Teknik Pengujian Data Validitas dan Reliabilitas ... 54

3.7.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 54

3.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 59

3.7.3 Rancangan Analisis Data ... 61

3.7.3.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 61

3.7.3.2 Pengujian Hipotesis ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1 Profil Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 67

4.1.1 Perusahaan... 67

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 67

4.1.1.2 Sejarah Singkat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 68


(8)

vii

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pangrango ... 70 4.1.2.1 Profil Partisipan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 70 4.1.2.2 Profil Partisipan Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan per Bulan 72 4.1.2.3 Profil Partisipan Berdasarkan Asal Tinggal ... 74

4.1.2.4 Profil Partisipan Dilihat Dari Sumber Memperoleh Informasi

Tentang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 75 4.1.2.5 Profil Partisian Berdasarkan Pendidikan Tertinggi ... 78 4.1.2.6 Rata- rata Pengeluaran Partisipan Berwisata Pendakian di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango ... 79 4.1.2.7 Profil Partisipan Berdasarkan Tujuan Berkunjung Dikaitkan

Dengan Alat Transportasi Yang Digunakan ... 81 4.1.2.8 Keinginan Untuk Berkunjung Kembali Dikaitkan Dengan

Keinginan Untuk Merekomendasikan Kepada Orang Lain ... 83 4.2 Gambaran Adventure Tourist Motivation di Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango ... 84 4.2.1 Tanggapan Partisipan Mengenai Sub Variabel Excitement di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango ... 85 4.2.2 Tanggapan Partisipan Mengenai Sub Variabel Nature di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango ... 86 4.2.3 Tanggapan Partisipan Mengenai Sub Varibael Physical Activity di

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 88 4.2.4 Tanggapan Partisipan Mengenai Sub Variabel Risk Taking di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango ... 89 4.2.5 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Partisipan Terhadap Adventure Tourist

Motivation di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 90 4.3 Tanggapan Sport Decision ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 93 4.3.1 Gambaran Sport Decision di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 93


(9)

viii

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Gunung Gede Pangrango ... 94

4.3.3 Tanggapan Partisipan Terhadap Social Surroundings di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 96

4.3.4 Tanggapan Partisipan Terhadap Time di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 97

4.3.5 Tanggapan Partisipan Terhadap Reasons for Participation di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 99

4.3.6 Tanggapan Partisipan Terhadap Antecedent States di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 100

4.3.7 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Partisipan Terhadap Sport Decision di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 102

4.4 Pengaruh Adventure Tourist Motivation terhadap Sport Decision Partisipan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 105

4.4.1 Hasil Uji Asumsi Regresi ... 105

4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ... 105

4.4.1.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 106

4.4.1.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 107

4.1.2 Hasil Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 109

4.1.3 Pengujian Model FIT dan Uji Signifikansi secara Stimultan ... 110

4.1.4 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi secara Parsial (Uji t) ... 111

4.15 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Adventure Tourist Motivation terhadap Sport Decision Partisipan yang Berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ... 113

4.5 Implikasi Hasil Penelitian ... 114

4.5.1 Temuan Hasil Penelitian yang Bersifat Teoritik ... 114

4.5.2 Temuan Hasil yang Bersifat Empirik ... 115


(10)

ix

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5.2 Rekomendasi ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119


(11)

1

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia memiliki lanskap dan pemandangan yang menakjubkan. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi raja tempat penyelenggaraan even olahraga dan aktivitas luar ruang. Ditandai dengan banyaknya even olahraga maupun aktivitas luar ruang lainnya yang bertaraf internasional, nasional dan lokal yang telah berhasil diselenggarakan. Beberapa diantaranya menerima cakupan liputan cukup besar dari media lokal dan internasional.

Ada beberapa contoh yang baik diperhatikan yakni Indonesia sebagai tuan rumah Sea Games pada tahun 2013 berpusat di Riau dan Jakarta. Event Wonderful

Adventure Indonesia Asia Pacifik yang telah dilaksanakan di Bali dan Nusa Tenggara

Timur pada 10-13 Mei 2014. Tour de Singkarak (TDS) yang telah diadakan untuk ke-6 kalinya tahun ini pada tanggal 2-10 Juni 2014. The Metaman-Iron Distance

Triathlon 2014 di Pulau Bintan yang diselenggarakan pada 23-25 Agustus 2014

untuk yang ke-3 kalinya. Selain itu even jalan santai Jogja International Heritage

Walk (JIHW) 2014 sudah masuk penyelenggaraan tahun ke-6 telah berlangsung pada

15-16 November 2014. Pada tahun 2019 mendatang Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games.

Penyelenggaraan berbagai even olahraga di Indonesia di dukung penuh oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sekarang diubah menjadi Menteri Pariwisata yang memfokuskan wisata minat khusus untuk pengembangan pariwisata di tahun 2014 ini. Hal ini sebagaimana di sampaikan oleh mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu pada jumpa pers akhir tahun 2013 di Gedung Sapta Pesona “Prioritas minat khusus


(12)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kita fokus ke kuliner,olahraga, rekreasi, termasuk cruise dan juga golf, yacht, diving dan marathon” Selasa (24/12/2013) di kutip dari www.travel.kompas.com

Dilanjutkannya, acara yang diorganisasi secara internasional ini dapat menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk bisa menunjukan kemampuannya dan memperoleh kepercayaan dari peserta bahwa Indonesia mampu menyelenggarakan even besar bertaraf internasional. Selain itu, even olahraga juga diyakini dapat memberikan berbagai dampak baik bagi berbagai pihak.

Saat ini yang paling diminati adalah wisata olahraga yang berbentuk petualangan atau adventure. Salah satu provinsi di Indonesia yang tengah mengembangkan wisata petualangan berbasis olahraga yaitu Provinsi Jawa Barat. Potensi alam yang dimiliki Jawa Barat berupa gunung yang dapat dijadikan tempat untuk hiking (pendakian), pantai untuk surfing (berselancar), sungai untuk rafting (arung jeram), laut untuk diving (menyelam) dan masih banyak potensi lainnya merupakan modal utama yang dapat dikembangkan untuk wisata petualangan.

Selain itu letak geografis Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Negara Indonesia, DKI Jakarta, menjadikan Jawa Barat memiliki potensi strategis bagi pengembangan pariwisata. Selain merupakan pintu gerbang utama Indonesia, DKI Jakarta juga merupakan sumber pasar wisatawan. Disamping itu, keberagaman daya tarik wisata yang dimiliki kabupaten/kota di Jawa Barat memberikan alternatif pilihan berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan. Ada banyak potensi pariwisata di Jawa Barat diantaranya wisata alam, wisata olahraga, wisata budaya, wisata sejarah, wisata kuliner dan wisata belanja.

Kondisi ini menunjukan bahwa potensi daya tarik wisata yang dimiliki Provinsi Jawa Barat sangat beragam. Sehingga memacu minat wisatawan untuk berkunjung, oleh karena itu pariwisata pada tingkat provinsi mengalami peningkatan seiring berjalannya program pariwisata Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam Visi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat “Terwujudnya Jawa Barat sebagai daerah budaya dan tujuan wisata andalan”


(13)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Salah satu kabupaten yang berkontribusi pada peningkatan pariwisata Provinsi Jawa Barat ialah Kabupaten Cianjur dengan jumlah kunjungan sebesar 121.083 wisatawan (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, 2013). Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Barat, Kabupaten Cianjur memiliki atraksi wisata yang beragam. Selain udara yang sejuk dan penduduk yang ramah Kabupaten Cianjur memiliki potensi wisata alam yang eksotik.

Tabel 1.1 berikut dapat menjelaskan daya tarik wisata alam yang terdapat di Kabupaten Cianjur.

TABEL 1.1

DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN CIANJUR

Daya Tarik Wisata Alam Keterangan

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Kec. Cipanas

Kebun Raya Cibodas Kec. Cipanas

Taman Bunga Nusantara Kec. Sukaresmi

Danau Situ Jangari Kec. Mande

Danau Calincing Kec. Ciranjang

Pantai Jayanti Kec. Cidaun

Gunung Padang Kec. Campaka

Curug Citambur Kec. Cikadu

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Cianjur, 2013

Diantara banyaknya daya tarik wisata alam, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk selanjutnya akan ditulis TNGGP adalah yang paling populer hingga ke mancanegara. Kawasan TNGGP adalah salah satu dari lima taman nasional tertua


(14)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

di Indonesia dan ditetapkan sebagai World Heritage Site dengan ketinggian puncak kurang lebih 3.019 m dpl, kawasan seluas 22.851,03 ha ini mencakup tiga kabupaten, yaitu Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.

Taman nasional ini juga merupakan kawasan hutan basah di Jawa Barat disebabkan tingginya curah hujan setiap tahunnya. Terdapat sekitar 250 jenis tumbuhan, serta berbagai jenis hewan langka seperti burung elang jawa ,empat jenis primata, dan beberapa jenis mamalia dan reptilia. Banyak atraksi wisata yang bisa dilakukan di daerah ini, seperti hiking, climbing, camping, out bond serta menyaksikan keindahan alam atau fenomena alam yang ada seperti Telaga Biru, Air Terjun Cibereum, Ciwalen, Cisuren, Cipadaranten, Cikaracak, Beret, Cikaweni, dan Air Terjun Sawer, Situ Gunung, Sumber Air Panas, Kawah Ratu, Kawah Lanang, Kawah Wadon, Kawah Baru dan Alun-alun Suryakencana.

Obyek wisata alam TNGGP sangat potensial untuk kegiatan wisata, baik wisata minat khusus, pendakian, pendidikan lingkungan maupun rekreasi. Berikut data jumlah kunjungan wisatawan rekreasi dan wisatawan pendakian yang melakukan pendakian di TNGGP dapat dilihat pada Tabel 1.2.

TABEL 1.2

JUMLAH PENGUNJUNG TNGGP TAHUN 2011-2013

Tahun Jumlah Kunjungan

Rekreasi Pendakian Jumlah

2009 38.241 21.647 59.888

2010 44.450 20.649 65.099

2011 46.446 43.050 89.496

2012 54.312 38.250 92.562

2013 84.321 52.577 136.898


(15)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini akan difokuskan pada wisatawan pendakian untuk selanjutnya akan disebut partisipan. Berdasarkan Tabel 1.2 tingkat pertumbuhan partisipa pendakian mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktatif pada lima tahun terakhir. Yakni dapat dilihat jumlah kunjungan tahun 2009 ialah 21.647 orang dan di tahun berikutnya 2010 ialah 20.649 orang dengan pertumbuhan sebesar 1,5%. Sedangkan setahun setelahnya mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 3,0% di tahun 2011 dengan jumlah kunjungan sebanyak 43.050 orang. Penurunan drastis terjadi di tahun 2012 dengan angka pertumbuhan rendah sebesar 1,9%. Namun setahun berikutnya pada tahun 2013 mengalami kenaikan kembali sebesar 2,3% dengan jumlah kunjungan sebanyak 52.577.

Berbeda dengan peningkatan kunjungan ke objek wisata rekreasi yang terus meningkat setiap tahunnya. Jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung rekreasi yang mencapai 44.450 orang pada tahun 2010 dengan pertumbuhan sebesar 2,0% meningkat pada setiap tahunnya. Begitupun pada tahun terakhir tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 2,5%. Berdasarkan pengamatan jumlah kunjungan rekreasi lebih stabil dan terus bertumbuh setiap tahunnya.

Selain itu selisih petumbuhan yang terjadi pada tingkat kunjungan partisipan pendakian megalami penurunan meski secara jumlah terlihat bertambah. Tepatnya terjadi pada tahun 2012 terdapat selisih 1,1% sedangkan pada tahun 2013 hanya sebesar 0,4%. Kondisi ini berdampak juga pada pendapatan TNGGP dari wisata pendakian yang menurun dari target yang ditetapkan di awal tahun 2013 kurang lebih sebesar Rp. 850.000.000,- yang di ambil dari tiket masuk, sewa parkir, pajak pendirian usaha, kontribusi dari kegiatan insidensial di kawasan TNGGP seperti pelatihan, shooting, pemotretan dan sebagainya. Namun pada tahun 2013 pendapatan TNGGP hanya mencapai sekitar Rp. 650.000.000,-. Oleh karena itu salah satu upaya pihak pengelola menaikan tarif tiket masuk lokasi pendakian TNGGP pada awal tahun 2014 ini.


(16)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian dapat disimpulkan pertumbuhan jumlah wisatawan pendakian di TNGGP belum stabil disebabkan oleh kenaikan dan penurunan yang sangat drastis setiap tahunnya. Selain itu bila dibandingkan dengan pertumbuhan objek wisata rekreasi masih kurang baik dan tidak tercapainya target yang diharapkan pengelola.

Dalam menyikapi permasalahan ini ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pihak pengelola diantaranya dengan meningkatkan pelayanan di bidang pariwisata alam dan memantapkan serta mengembangkan kemampuan kader konservasi, kelompok pencinta alam dan swadaya masyarakat dengan langkah – langkah pengembangan objek dan daya tarik wisata yang baru terutama wisata edukasi di TNGGP.

Selain itu pihak pengelola juga menyusun master plan wisata alam sebagai bahan acuan dan pedoman bagi pengelola wisata, pengembangan pemanfaatan wisata alam memalui penjajakan kerjasama dengan pihak ketiga (swasta) melalui ijin pengusahaan pariwisata alam (IPPA), meningkatkan promosi dan informasi wisata alam melalui leaflet, brosur, poster wisata, buku informasi wisata , film dan melakukan expose atau pameran di setiap exebisi yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta serta meningkatkan dan optimalisasi sarana dan prasarana yang telah ada untuk menunjang kegiatan wisata alam agar dapat meningkatkan kenyamanan bagi para pengunjung, serta pemeliharaan sarana dan prasarana di lokasi obyek wisata.

Dalam motivasi perjalanan wisata olahraga terdapat multidimensi yang melibatkan dari kegiatan olahraga dan motivasi perjalanan terkait. Robinson dan Gammon (2004:7).

Menurut Schneider dan Vogt (2012:12) “ Banyak penelitian wisata olahraga belum mengeksplorasi motivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Sehingga penelitian tentang wisata olahraga menjadi penting agar dapat mengetahui motivasi partisipan dan untuk menambah literatur bagi akademisi serta contoh


(17)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

pemahaman yang lebih luas untuk membantu pemasaran perusahaan yang bergerak dalam bidang wisata olahraga.”

Beberapa faktor Adventure Tourist Motivation Faktor adalah Excitement (kegembiraan) menjadi faktor pendorong yang kuat bagi partisipan. Mereka dapat mengakrabkan diri dengan alam dan mendapatkan suasana berbeda bersama rekan-rekan untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari.

Nature (alam). Keindahan panorama alam yang disuguhukan TNGGP

menjadi daya tarik tersendiri bagi partisipan. Pihak pengelola dalam hal ini dibawah naungan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia tentu sangat memperhatikan kelestarian alam dengan membuat program rehabilitasi dan sistem zonasi kawasan.

Physical Activity (aktivitas fisik) kegiatan mendaki gunung memerlukan

kekuatan fisik yang optimal. Untuk mendukung ini pihak pengelola menyediakan sarana dan prasarana berupa hiking track yang berbentuk anak tangga terdiri dari susunan bebatuan yang teratur. Hal ini merupakan upaya untuk memudahkan partisipan dan memberikan kenyamanan serta keamanan dalam melakukan pendakian.

Terakhir adalah Risk taking (pengambilan resiko) adalah faktor kunci dari

adventure tourist motivation. Faktanya faktor resiko adalah keunikan yang menjadi

daya tarik dari aktivitas adventure tourism itu sendiri.

Mengetahui motivasi dari wisatawan petualangan akan membantu pihak pengelola merumuskan strategi marketing yang baik untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke TNGGP.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penting untuk diteliti

“Pengaruh Adventure Tourist Motivation Terhadap Sport Decision Di Taman

Nasional Gunung Gede Pangarango Cianjur” (Survey pada Partisipan di Taman


(18)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran Adventure Tourist Motivation yang dilakukan oleh pengelola TNGGP.

2. Bagaimana gambaran Sport Decision di TNGGP.

3. Seberapa besar pengaruh Adventure Tourist Motivation terhadap Sport

Decision di TNGGP.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Memperoleh temuan gambaran program Adventure Tourist Motivation yang

dilaksanakan pengelola TNGGP.

2. Memperoleh temuan gambaran Sport Decision di objek daerah tujuan wisata alam TNGGP.

3. Memperoleh temuan mengenai pengaruh Adventure Tourist Motivation terhadap Sport Decision di TNGGP.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan mengenai kajian ilmu pemasaran khusunya Tourism Marketing dalam rangka menganalisis Adventure Tourist Motivation terhadap Sport Decision di TNGGP, serta dapat menjadi referensi atau masukan untuk penelitian lebih lanjut guna pengembangan ilmu pemasaran pariwisata.


(19)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pengelola TNGGP untuk mengembangkan strategi

Tourism Marketing terutama Adventure Tourist Motivation sebagai stimulus

menciptakan Sport Decision. Selain itu, hasil penelitian ini dapat berguna bagi instansi pemerintah, swasta, lembaga pendidikan dalam meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan atau partisipan.


(20)

42

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh adventure

tourist motivation terhadap sport decision di TNGGP Kab. Cianjur. Penelitian ini

menganalisis variabel bebas (independent variable) yaitu adventure tourist

motivation (X) yang memiliki dimensi sebagai berikut excitement (X1), nature (X2), physical activitiy (X3) dan risk taking (X4). Sedangkan yang menjadi varibel terikat

(dependent variable) adalah sport decision (Y).

Unit analisis dalam penelitian ini adalah partisipan yang berkunjung ke TNGGP. Adapun penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun oleh karena itu metode yang digunakan adalah cross section method, yaitu metode yang dilakukan hanya sekali dan mewakili satu periode tertentu dalam satu waktu. Menurut Uma Sekaran (2011:117) “Penelitian cross sectional adalah sebuah metode

penelitian yang dapat dilakukan dengan hanya sekali dikumpulkan, mungkin yang dilakukan selama periode harian, mingguan atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.”

3.2 Metode Penelitian

Setiap penelitian yang akan dilakukan, harus ditentukan jenis dan metode penelitian yang akan digunakan, hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut. Metode penelitian ini adalah penelitian verifikatif dan deskriptif.

Menurut Masyhuri (2008:34) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat „penyadaran‟ secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat populasi tertentu. Penelitian deskripsi sering disebut penelitian survei.”


(21)

Sedangkan menururt Sugiyono (2008:11) bahwa “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.” Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh gambaran adventure

tourist motivation terhadap sport decision.

Suharsimi Arikunto (2002:7) mengemukakan bahwa penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran pengumpulan data dilapangan. Dalam penelitian ini diuji mengenai pengaruh adventure tourist motivation terhadap sport

decision.

Metode explanatory survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antara variabel. Dalam penelitian yang menggunakan metode ini informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung ditempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

Menurut Masyhuri (2008:34) metode survei adalah “Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta – fakta dari gejala – gejala yang ada dan mencari keterangan – keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu daerah.”

Menurut Kerlinger, yang dikutip oleh Sugiyono (2008:7) yang dimaksud metode survei yaitu:“ Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif. Distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”Dalam penelitian ini survei dilakukan kepada pengunjung wisata pendakian di kawasan TNGGP daerah Kabupaten Cianjur, Cibodas.


(22)

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Ulber Silalahi (2009:201) memngungkapkan bahwa “Operasional variabel merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel opersional atau variabel empiris (indikator, item) yang menunjukan langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur”. Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Uma Sekaran (2011:116) mendefinisikan variabel bebas sebagai berikut : “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif maupun negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebasterd apat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel terikat.”

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah adventure tourist motivation (X) yang memiliki sub variabel yaitu excitement, nature, physical activitiy dan risk

taking. Sedangkan sport decision (Y) sebagai variabel terikat yaitu memiliki dimensi physical surroundings, social surroundings, time dan antecedent states.

Pengoperasian variabel dari kedua variabel yang dijadikan objek pada penelitian ini menggunakan skala Interval. Operasionalisasi variabel penelitian disajikan pada Tabel 3.1

TABEL 3.1

OPERASIONAL VARIABEL Variabel/

Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item

1 2 3 4 5 6

Adventure Tourist Motivation

(X)

“Adventure tourist motivation is a person who has desire psychologic to have travels 50 miles or more, one way, to participate in outdoor activites that are

exciting to consumer and have an element of risk or danger” Backman (2013:10)

Excitement

(X1)

Kegembiraan adalah magnet yang kuat untuk berpartisipasi dalam wisata petualangan.

Keinginan Tingkat keinginan partisipan untuk berkunjung ke TNGGP.


(23)

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item

1 2 3 4 5 6

Karakteristik dimensi excitement ialah sensasi, tantangan, kegembiraaan dan tindakan atau keinginan. (Buckley, 2012)

Kegembiraan

Tatangan

Tingkat untuk merasakan

kegembiraan saat melakukan pendakian di TNGGP

Tingkat untuk merasakan tantangan mencapai puncak gunung Ordinal Ordinal 2 3 Nature (X2)

Motivasi untuk mendapatkan pengalamandekat dengan lingkungan alam untuk dapat mengekspresikan diri, membentuk citra diri dan sebagai gaya hidup. (Patterson, & Roggenbuck, dalam Beckman 2013).

Mengekspre- sikan diri

Membentuk citra diri

Gaya hidup

Tingkat keinginan untuk menikmati keindahan alam Tingkat keinginan untuk menunjukan eksistensi sebagai petualang Tingkat untuk membentuk gaya hidup yang sehat

Ordinal Ordinal Ordinal 4 5 6 Physical Activitiy (X3)

Motivasi partisipan dalamkegiatan petualangan untuk tetap fit secara fisik (Todd, Graefe, & Mann, 2001).

Menjaga kesehatan agar tetap fit

Tingkat keinginan untuk menjaga kebugaran tubuh dengan kegiatan olahraga pendakian

Ordinal 7

Risk Taking

(X4)

Unsur resiko atau bahaya adalah aspek yang unik dari kegiatan wisata petualangan untuk keterampilan dan sebagai cara keluar dari rutinitas

(Schneider dan Vogt,

Keterampilan

Keluar dari rutinitas

Tingkat untuk mengasah

keterampilan dalam kegiatan pendakian Tingkat keinginan untuk merelaksasikan pikiran dan fisik dari pekerjaan

Ordinal

Ordinal 8


(24)

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item

1 2 3 4 5 6

2012 dalam Backman, 2013).

Sport Decision

(Y)

“Sport consumtion decision is precipitates to sport consumtion which influenced by internal factors and external factors” Blaker (2011:50)

Physical Surrondings

Melakukan pendakian sesuai keadaan iklim Kenyamanan fasilitas track pendakian Kenyamanan fasilitas pos pendakian Kenyaman fasilitas MCK

Kebersihan di objek wisata pendakian TNGGP Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 10 11 12 13 14 Social Surroundings

Tingkat untuk berinteraksi secara sosial dengan pendaki yang lain

Tingkat keinginan membentuk komunitas sesama peminat wisata olahraga pendakian

Ordinal

Ordinal 15

16

Time Tingkat untuk

melakukan kunjungan pada weekday

Tingkat untuk


(25)

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item

1 2 3 4 5 6

melakukan kunjungan pada weekend dan hari libur nasional

Tingkat keinginan melakukan pendakian pada cuaca kemarau Tingkat keinginan melakukan pendakian pada cuaca hujan

Ordinal Ordinal Ordinal 18 19 20

Reasons for

participation

Melakukan pendakian sebagai kegiatan olahraga

Melakukan pendakian sebagai prestasi Melakukan pendakian sebagai gaya hidup

Ordinal Ordinal Ordinal 21 22 23 Antecedent States

Niat melakukan pendakian

Motivasi melakukan pendakian

Ordinal

Ordinal 24

25 Sumber: Pengolahan data, 2014

3.4 Jenis Dan Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber yang diperlukan untuk penelitian. Bila dilihat dari sumber datanya, maka mengumpulkan data dapat diperoleh secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam dua kelompok, antara lain:


(26)

a. Menurut Hermawan (2006:168) yang di maksud dengan data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atas tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eskploratif, deskriptif, maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi.

Sumber data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui penyebaran kuisioner. Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target pasar sasaran perusahaan dan dianggap mewakili seluruh populasi dalam penelitian ini, yaitu wisatawan TNGGP.

b. Data sekunder adalah data yang telah tersedia sebelumnya, data sekunder diperoleh dari pihak lain yaitu dari buku-buku, artikel, serta tulisan-tulisan ilmiah (Sugiyono 2008:129). Sumber data sekunder adalah sumber data yang mana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Ada dua jenis data sekunder, yaitu data internal dan data eksternal. Yang termasuk data internal adalah data yang berasal dari dalam perusahaan, sedangkan data eksternal merupakan data yang dikumpulkan oleh suatu lembaga-lembaga eksternal seperti: Pemerintah, (misalnya Badan Pusat Statistik, Departemen Perdagangan atau Perindustrian, Kementrian Pariwisata dan lain-lain) dan dapat berupa data yang dipublikasikan secara umum dan yang diperdagangkan. (Hermawan 2006:168). Ada pula yang menjadi sumber data sekunder yaitu berbagai literatur, artikel, karya ilmiah serta situs di internet. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Berikut ini data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikannya dalam bentuk Tabel 3.2 sebagai berikut:

TABEL 3.2 JENIS SUMBER DATA


(27)

No Jenis Data Jenis Data Sumber Data

1. Profil TNGGP Sekunder BBTNGGP

2. Tingkat Kunjungan TNGGP Sekunder BBTNGGP 3. Akuntabilitas TNGGP Sekunder BBTNGGP

4. Ecotourism Master Plan TNGGP Sekunder BBTNGGP

5.

Tanggapan wisatawan mengenai

adventure tourist motivationdi

TNGGP

Primer Pengunjung TNGGP

6. Tanggapan wisatawan mengenai

sport decision ke TNGGP Primer

Pengunjung TNGGP Sumber: Hasil pengolahan dan referensi 2014

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.5.1 Populasi

Menurut Masyhuri (2008:151) menyatakan bahwa “ Dalam metode penelitian kata populasi, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian.”

Menurut Sugiyono (2008:115) mendefinisikan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti.” Sedangkan secara sederhana, Silalahi (2009: 253) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah seluruh unit-unit yang dari sampel yang dipilih.”

Populasi bukan hanya sekedar orang, tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau objek itu,


(28)

tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek itu. Pada langkah awal seseorang peneliti harus menentukan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut dengan populasi sasaran, yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Menurut etika penelitian, kesimpulan hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

Langkah awal seorang peneliti harus menentukan jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitian yang disebut dengan populasi sasaran (target

population) yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan

penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pengunjung pendakian TNGGP. Populasi pengunjung pendakian TNGGP sebanyak 52.577 orang, yang terdiri 52.131 wisatawan domestik dan wisatawan asing sebanyak 446 orang. Dalam penelitian ini populasi pengunjung TNGGP yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

TABEL 3.3

WISATAWAN PENDAKIAN BERKUNJUNG KE TAMAN NASIONALGUNUNG GEDE PANGRANGO TAHUN 2013

Pengunjung Jumlah Populasi

Wisatawan Pendakian 52.577

Sumber: Balai Besar TNGGP

3.5.2 Sampel

Pada populasi tidak seluruh anggota populasi harus diukur, tetapi sebagian saja, oleh karena adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis serta keterbatasan dana dan waktu yang diperlukan seperti apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari


(29)

populasi tersebut. Namun demikian Masyhuri (2008:161) menyatakan “Hal paling penting dalam penelitian yang menggunakan sampel ini adalah bagaimana sampel tersebut „mewakili‟ (representative) populasi bukan merupakan „duplikat‟ atau

„replika‟ yang cermat, melainkan hanya sebagai „cermin‟ yang dapat dipandang menggambarkan secara optimal keadaan populasi.”

Dengan adanya sampel, maka waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan peneliti menjadi lebih efisien. Untuk menghitung sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:

Rumus

N n =

1 + Ne2

Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir Perhitungan Rumus Slovin

Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

52.577

n = = 99,99 ≈

1+52.577 ( 0,12)

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sampel yang akan dijadikan responden yaitu para pengunjung yang melakukan pendakian di TNGGP. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dengan e = 0,1 di dapatkan jumlah minimal sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

3.5.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2012:217), teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam


(30)

penelitian, pada dasarnya ada dua tipologi dari teknik pengambilan sampel yaitu

Probability sampling dan nonprobability sampling. Sugiyono (2012:118)

mengungkapkan bahwa Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi yang dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan Nonprobability sampling adalah tenik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel.

Teknik penelitian ini menggunakan teknik systematic random sampling, dikarenakan populasinya sejenis (homogen) dan dapat dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada dalam populasi tersebut. Metode tersebut dipilih agar peneliti dapat dengan mudah menentukan objek untuk dijadikan sampel dengan tetap menerapkan aturan yang mana pada setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama.

Systematic random sampling merupakan teknik probability sampling yang

akan digunakan karena populasinya dianggap homogeny dan dapat digunakan tanpa pengetahuan bingkai sampling.Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam melakaukan systematic random sampling:

1. Menentukan responden yang akan dijadikan penelitian yaitu pengunjung TNGGP

2. Menentukan sebuah check point pada objek yang akan diteliti, dalam hal ini adalah check pointnya yaitu TNGGP dan partisipan yang telah melakukan pendakian di TNGGP.

3. Menentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. 4. Lakukan orientasi lapangan, terutama pada check point. Orientasi ini akan

dijadikan dasar untuk menentukan interval pemilihan pertama atau dasar kedatangan partisipan, penyebaran angket dilakukan secara randomisasi. 5. Sebagian angket disebar melalui kuesioner online kepada komunitas

pendaki gunung berdasarkan kriteria khusus yakni partisipan yang sudah pernah melakukan pendakian di TNGGP pada tahun 2013.


(31)

6. Menentukan ukuran sampel atau n yaitu sebanyak 100 responden.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk keperluan penelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

a. Wawancara

Pengumpulan data yang dilaksanakan pada pihak pengelola untuk memperoleh data primer mengenai objek wisata dan kepada responden yang memutuskan untuk berpartisipasi dalam kegiatan wisata olahraga pendakian ke TNGGP.

b. Observasi

Obeservasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti TNGGP, khususnya mengenai strategi-strategi yang dilakukan dan pengaruhnya terhadap sport decision.

c. Angket

Menurut Sugiyono (2008:142) angket atau kuesioner merupakan, “Teknik cara pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan secara tertulis kepada responden dalam penelitian untuk dijawab”. Keusioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden dan pengalaman responden. Pada penelitian ini menggunakan angket secara online.

d. Studi Literatur

Studi literatur merupakan usaha untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel-variabel yang diteliti yang terdiri dari adventure tourist motivationdan sport decision. Studi literatur tersebut didapat dari berbagai

sumber, yaitu:


(32)

b. Disertasi dan Skripsi penelitian terdahulu c. Jurnal Sport Tourism Marketing

d. Media Elektronik (Internet)

3.7 Teknik Pengujian Data Validitas dan Reliabilitas 3.7.1 Pengujian Validitas

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner maka setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel X (adventure tourist motivation), dapat meningkatkan atau tidak pada variabel Y (sport decision).

Menurut Sugiyono (2010:455 “Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya pada objek penelitian.

Pengujian Validitas dapat menggunakan korelasi sederhana atau sering kali disebut sebagai korelasi Pearson dimana teknik korelasi ini masuk kategori statistic parametric sehingga ada syarat-syarat yang harus terpenuhi diantaranya:

a. Dan berskala interval atau rasio

b. Sebaran data mengikuti distribusi kurva normal c. Teknik sampling sebaiknya probability sampling

Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasi antar skor item-item instrument dengan rumus Product Moment Perason, yaitu:


(33)

√ √ (Husein Umar, 2008:166) dan (Tony Wijaya, 2013:52)

Dimana:

r : koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan. X : Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y : Skor total

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y ∑Y2

: Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y ∑X2

: Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X n : Banyaknya responden

Dimana: r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y , dua variabel yang dikorelasikan.

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut: - Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung> ttabel - Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung< rtabel

Dalam penelitian ini, yang akan diuji adalah validitas dari variabel adventure tourist

motivation sebagai instrument variabel X dan sebagai instrumen variabel Y.

Perhitungan validitas item instrument dilakukan dengan bantuan program SPSS 18.0

for windows.

Pengujian validitas pada penelitian ini diimplementasikan pada program SPSS, berikut langkah – langkahnya:

1. Masukan data pada program SPSS

2. Klik Analyze pilih Correlate Pilih Bivariate 3. Pada kotak Bivariate Correlates :

4. a. Masukan data ke kotak variabel b.Pilih Correlation Coeficients : Pearson c. Abaikan yang lain dan pilih OK


(34)

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi, dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:

TABEL 3.4

KLASIFIKASI PENGUJIAN HUBUNGAN

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0, 20 – 0, 399 Rendah

0, 40 – 0, 599 Cukup

0,60 – 0,799 Tinggi

0, 80 – 1, 000 Sangat tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2008:245)

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut: Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel

Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung< rtabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 18 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 18 for windows, diperoleh hasil pengujian validitas sebagai berikut:

TABEL 3.5

HASIL UJI VALIDITAS ADVENTURE TOURIST MOTIVATION DAN SPORT

DECISION INSTRUMEN PENELITIAN

No

Item Pernyataan rhitung rtabe l Keterangan

ADVENTURE TOURIST MOTIVATION Excitement (X1)

1 Tingkat keinginan untuk berkunjung ke

TNGGP. 0,748 0,374


(35)

No

Item Pernyataan rhitung rtabe l Keterangan

2 Tingkat untuk merasakan kegembiraan saat

melakukan pendakian di TNGGP 0,513 0,374

Valid 3 Tingkat untuk merasakan tantangan

mencapai puncak Gunung 0,666 0,374 Valid

Nature (X2)

4 Tingkat keinginan untuk menikmati

keindahan alam 0,432 0,374 Valid

5 Tingkat keinginan untuk mendapatkan

pengakuan sebagai petualang 0,492 0,374

Valid 6 Tingkat untuk membentuk gaya hidup yang

sehat 0,411 0,374 Valid

Physical Activity (X3)

7 Tingkat keinginan untuk menjaga

kebugaran tubuh dengan kegiatan olahraga pendakian

0,749 0,374 Valid Risk Taking (X4)

8 Tingkat untuk mengasah keterampilan

dalam kegiatan pendakian 0,818 0,374 Valid 9 Tingkat keinginan untuk merelaksasikan pikiran

dan fisik dari pekerjaan 0,518 0,374 Valid

Sport Decision (Y)

10 Melakukan pendakian sesuai keadaan iklim 0,817 0,374 Valid 11 Kenyamanan fasilitas track pendakian 0,678 0,374 Valid 12 Kenyamanan fasilitas pos pendakian 0,513 0,374 Valid 13 Kenyaman fasilitas MCK 0,676 0,374 Valid 14 Kebersihan di objek wisata pendakian

TNGGP 0,395 0,374 Valid

15 Tingkat untuk berinteraksi secara sosial

dengan pendaki yang lain 0,506 0,374 Valid 16 Tingkat keinginan membentuk komunitas

sesama peminat wisata olahraga pendakian 0,594 0,374


(36)

No

Item Pernyataan rhitung rtabe l Keterangan

17 Tingkat untuk melakukan kunjungan pada

weekday 0,492 0,374 Valid

18 Tingkat untuk melakukan kunjungan pada

weekend dan hari libur nasional 0,498 0,374 Valid

19 Tingkat keinginan melakukan pendakian

pada cuaca kemarau 0,375 0,374 Valid

20 Tingkat keinginan melakukan pendakian

pada cuaca hujan 0,748 0,374

Valid 21 Melakukan pendakian sebagai kegiatan

olahraga 0,651 0,374 Valid

22 Melakukan pendakian sebagai prestasi 0,590 0,374 Valid 23 Melakukan pendakian sebagai gaya hidup 0,436 0,374 Valid 24 Niat melakukan pendakian 0,751 0,374 Valid 25 Motivasi melakukan pendakian 0,720 0,374 Valid Sumber: Pengolahan data, 2014

3.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan kuantitatif suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama (Sugiyono 2010:456). Reliabilitas terbagi menjadi dua yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Seperti hal nya validitas, dua nama ini sebenarnya menunjuk pada cara menguji tingkat reliabilitas. Jika ukurannya berada di luar instrument maka dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas eksternal. Sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data instrument tersebut saja, akan menghasilkan reliabilitas internal (Arikunto, 2009:158).

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach


(37)

[

] [

] Sumber: Husein Umar (2008:125)

= Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya Butir Pertanyaan

= Varians Total

= Jumlah Variabel Total

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai tiap butir, kemudian jumlahkan seperti berikut ini:

Sumber : (Husein Umar, 2008:172)

Keterangan: ϭ2

= Varian ∑ x = Jumlah skor N = Jumlah Responden

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika koefisien internal seluruh item rhitung ≥ rtabel dengan tingkat signifikansi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisien internal seluruh rhitung < rtabel dengan tingkat signifikansi 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Reliabilitas dapat diketahui dengan menggunakan software komputer Statistic

Product for Service Solution (SPSS) 20 for windows. Hal ini dikarenakan masing masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang bernilai 0,70


(38)

Koefisien Alpha cronbanch merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk reliabilitas semua instrumen. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian.Pengujian reliabilitas pun dapat menggunakan program SPSS. Berikut langkah – langkahnya:

Masukan data pada program SPSS

1. Klik Analyze pilih Scale pilih Reliability Analysis 2. Pada kotak Reliability Analysis:

a. Masukan semua item data, kecuali Total pada kotak Variabels

b. Pilih model reliability yang disesuaikan dengan rumus yang digunakan (pada kasus ini menggunakan Alpha)

c. Klik Statistic : pilih item, Scale if them delated dan corelations,OK

Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.6 :

TABEL 3.6

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel rhitung (Alpha Cronbach) rtabel Keterangan

1 Adventure Tourist Motivation 0,758 0,70 Reliabel

2 Sport Decision 0,749 0,70 Reliabel

Sumber: Pengolahan data, 2014

Berdasarkan Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa hasil tingkat reliabilitas Adventure

Tourist Motivation sebesar 0,758 dan tingkat reliabilitas Sport Decision sebesar

0,749. Dengan demikian penelitian ini dapat dikataka reliabel, karena lebih dari 0,70

3.7.3 Rancangan Analisis Data

3.7.3.1 Rancangan Analisis Deskriptif

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket). Kuisioner ini disusun oleh peneliti berdasarkan variabel yang terdapat


(39)

dalam penelitian. Yaitu memberikan keterangan mengenai adventure tourist

motivation (X) yang terdiri dari excitement (X1), nature (X2), physical activities (X3) dan risk taking (X4).

Teknik analisis data merupakan cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna serta menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.

Penelitian ini menggunakan analisis deskripstif untuk mendeskripsikan variabel – variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif tentang adventure tourist motivation di TNGGP yang terdiri dari dimensi excitement, nature, physical activitiy dan risk taking. 2. Analisis deskriptif tentang sport decision di TNGGP yang teridiri dari

pilihan produk dan jasa, pilihan waktu kunjungan, jumlah kunjungan, serta metode pembayaran.

3.7.3.2 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya. Oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval dengan cara MSI (Method Successive Interval). Setelah seluruh data berskala interval, selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan – pasangan tersebut.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yaitu didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal yang dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua (Sugiyono, 2010:277). Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (X) yaitu adventure tourist


(40)

motivation yang terdiri dari excitement (X1), nature (X2), physical activities (X3) dan risk taking (X4) terhadap varibel dependen (Y) yaitu sport decision di TNGGP.

Langkah – langkah untuk analisis verifikatif sebagai berikut: 1. Method of Successive internal (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu di transformasi menjadi skala interval dengan menggunakan method of successive interval.

Langkah – langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan porporsi tersebut, selanjutnya kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d. Menentukan nilai bebas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban

e. Menentukan nilai interval rata – rata untuk setiap jawaban, melalui persamaan berikut:

(Dencity at Lower Limit) – (Dencity at Upper Limit)

Scale Value =

(Area Below Upper Limit) – (Are Below Lower Limit)

Data yang telah terbentuk skala interval kemudian ditentukan pasangan data variabel independen dan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan variabel tersebut.


(41)

2. Teknik Analisis Linier Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda (mutltiple linier regression). Analisis regresi linier berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih. Adapun pengolahan dilakukan dengan bantuan program SPSS 18 for windows. Berikut langkah – langkah pengolahan data dengan bantuan SPSS:

1. Masukan data dalam SPSS pada data view, dan pada variabel view dalam kolom label berilah nama masing – masing variabel.

2. Klik analyze, regression, linier. Lalu pindahkan variabel Y sebagai bergantung ke kolom dependent serta variabel X1, X2, X,3 dan X4 sebagai variabel bebas ke kolom independent. Klik method pilih enter. Abaikan yang lain kemudian klik OK.

Sebelum mengolah data dengan menggunakan SPSS 18 for windows.

Penelitian ini harus menentukan terlebih dahulu teknik analisis yang digunakan. Teknin analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Menurut Hermawan (2005:220) regresi linier berganda merupakan suatu model statistic yang sesuai jika masalah penelitian mencakup satu variabel terkait (dependent) yang berskala pengukuran matrik (internal atau rasio), yang diduga dapat diprediksikan oleh variabel – variabel independent yang berskala metrik (interval atau rasio).

Analisis regresi digunakan bila penelitian bermaksud ingin mengetahui kondisi diwaktu yang akan datang dengan suatu dasar keadaan sekarang atau ingin melihat kondisi waktu lalu dengan dasar keadaan diamana sifat ini merupakan hal yang pasti tetapi merupakan suatu keadaan yang mendekati kebenaran. Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik


(42)

dan menurunnya variabel dependent dapat dilakukan melalui menaik dan menurunnya keadaan variabel independent atau meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen sebaliknya.

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel independent yaitu adventure tourist motivation yang terdiri dari

excitement, nature, physical activities dan risk taking. Sedangkan variabel dependent adalah sport decision (Y). Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi,

maka data setiap variabel harus tersedia.

Persamaan regresi beganda dua variabel bebas dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 +b4X4 Sumber: Sugiyono (2010:289) Keterangan:

Y = Subjek / nilai dalam variabel dependen yang diprediksi (Sport Decision) a = Nilai Y bila X = 0

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independent yang didasarkan pada variabel

independent.

Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu X=Adventure tourist motivation, X1= Excitement, X2= Nature, X3= Physical

activities, X4= Risk taking

Menurut Sugiyono (2008:277) analisis regresi berganda digunakan bila penelitian bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependent (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor

predicator dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independent minimalnya dua atau lebih.


(43)

Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan pegaruh sub variabel independent yang paling dominan terhadap variabel

dependent, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut:

Sub variabel independent yang paling dominan terhadap variabel dependent dapat dilihat pada Gambar berikut:

GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA

Keterangan:

X1 = Excitement X2 = Nature

X3 = Physical activities X4 = Risk taking Y = Sport decision

Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dipenden yang pada akhirnya akan diambil sebuah kesimpulan Ho ditolak atau Ha diterima dari hipotesis yang telah dirumuskan. Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

X1

Y X2

X3


(44)

a. Ho1: = 0, tidak ada pengaruh dari adventure tourist motivation (X) yang terdiri dari excitement (X1), nature(X2), physical fitness (X3), risk taking(X4), terhadap

sport decision (Y).

b. Ha1 : ≠ 0, terdapat pengaruh dari adventure tourist motivation (X) yang terdiri

dari excitement (X1), nature(X2), physical fitness (X3), risk taking(X4), terhadap


(45)

42

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO


(46)

116

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif menggunakan analisis regresi berganda antara adventure

tourist motivation dengan sport decision partisipan ke TNGGP, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Adventure tourist motivation mendapat penilaian yang baik. Adventure tourist motivation yang terdiri dari sub variabel excitement, nature, physical activity

dan risk taking. Sub variabel yang mendapat penilaian tertinggi yaitu sub variabel excitement. Hal tersebut membuktikan bahwa motivasi utama dalam melakukan pendakian ialah keinginan untuk merasakan kegembiraan. Dimana partisipan dapat berkumpul dengan rekan-rekan dan bersosialisai dengan sesama pendaki lainnya, selain disuguhi pemandangan yang indah jauh dari hiruk pikuk kota juga dapat menghirup udara yang segar sekaligus menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga berjalan kaki sepanjang perjalanan menuju puncak gunung. Sedangkan sub variabel yang mendapat penilaian terendah adalah sub variabel physical activity. Hal tersebut terjadi karena motivasi dalam melakukan pendakian sebagai aktivitas olahraga cukup rendah. Kebanyakan dari partisipan yang melakukan pendakian ke TNGGP bukan seorang atlet melainkan pelajar/mahasiswa, pencinta alam, karyawan atau wirausahwan yang menyukai kegiatan wisata olahraga pendakian sebagai bagian dari sarana rekreasi mengisi waktu liburan.

2. Sport Decision partisipan di TNGGP mendapatkan penilaian yang baik.

Indikator yang memiliki penilaian tertinggi yaitu physical surroundings. Hal tersebut terjadi karena physical surroundings adalah faktor paling utama bagi partisipan dalam memilih objek wisata olahraga pendakian. Berdasarkan


(47)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

beberapa faktor seperti iklim, kebersihan lingkungan, keamanan jalur pendakian, keindahan alam dan fasilitas lainnya yang menunjang dalam melakukan pendakian. Hal ini sejalan dengan pernyataan (Blaker:2009)

Physical surroundings meliputi kondisi iklim sehingga memberikan dampak

yang nyata terhadap konsumsi olahraga, ketika musim hujan seringkali

partisipan menghentikan keluar untuk lari, ski atau naik gunung.”

Sedangkan sub variabel yang memperoleh penilaian paling rendah adalah

social surroundings. Tidak semua partisipan mengutamakan alasan interaksi

sosial terutama kepada yang belum dikenalnya, dalam hal ini mereka sebagian besar memilih melakukan wisata pendakian semata-mata ingin merelaksasikan pikiran dengan suasana berbeda sekaligus mencari tantangan dan menjaga kebugaran tubuh. Terutama masyarakat modern saat ini sudah memiliki tingkat kesadaran kesehatan yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi dalam pemilihan objek wisata olahraga salah satunya wisata pendakian gunung.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

adventure tourist motivation yang terdiri dari excitement, nature, physical activity dan risk taking terhadap sport decision partisipan TNGGP. Maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa adventure tourist motivation yang dimiliki partisipan sudah terbentuk dengan baik dan akan mencipatakan sport decision partisipan ke TNGGP.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut guna pengemabangan dan pemasaran pasiwisata olahraga di TNGGP yang dapat dipertimbangkan pihak pengelola Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) :


(1)

117

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

beberapa faktor seperti iklim, kebersihan lingkungan, keamanan jalur pendakian, keindahan alam dan fasilitas lainnya yang menunjang dalam melakukan pendakian. Hal ini sejalan dengan pernyataan (Blaker:2009) “Physical surroundings meliputi kondisi iklim sehingga memberikan dampak yang nyata terhadap konsumsi olahraga, ketika musim hujan seringkali partisipan menghentikan keluar untuk lari, ski atau naik gunung.”

Sedangkan sub variabel yang memperoleh penilaian paling rendah adalah social surroundings. Tidak semua partisipan mengutamakan alasan interaksi sosial terutama kepada yang belum dikenalnya, dalam hal ini mereka sebagian besar memilih melakukan wisata pendakian semata-mata ingin merelaksasikan pikiran dengan suasana berbeda sekaligus mencari tantangan dan menjaga kebugaran tubuh. Terutama masyarakat modern saat ini sudah memiliki tingkat kesadaran kesehatan yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi dalam pemilihan objek wisata olahraga salah satunya wisata pendakian gunung.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara adventure tourist motivation yang terdiri dari excitement, nature, physical activity dan risk taking terhadap sport decision partisipan TNGGP. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa adventure tourist motivation yang dimiliki partisipan sudah terbentuk dengan baik dan akan mencipatakan sport decision partisipan ke TNGGP.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut guna pengemabangan dan pemasaran pasiwisata olahraga di TNGGP yang dapat dipertimbangkan pihak pengelola Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) :


(2)

118

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1. Secara umum, partisipan yang berkunjung ke TNGGP merasa senang melakukan wisata olahraga pendakian. Oleh karenanya, pengelola harus terus berupaya mempertahankan standar pelayanan yang baik, juga harus terus memperbaiki sarana-prasana yang menunjang aktivitas wisata pendakian guna memberikan kenyamanan terhadap partisipan saat melakukan pendakian. Terutama fasilitas umum seperti MCK yang masih jauh dari harapapan. Mengingat MCK merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting dan utama bagi kenyamanan partisipan dalam melakukan pendakian sehingga tidak mencemari lingkungan.

2. Berdasarkan hasil penelitian, partisipan yang sedang dan sudah pernah melakukan pendakian ke TNGGP sebagian besar menunjukan perilaku yang positif yaitu memiliki keinginan untuk berkunjung kembali dan bersedia untuk merekomendasikan TNGGP kepada orang lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa adventure tourist motivation secara keseluruhan cukup mempengaruhi sport decision atau keputusan berkunjung yang positif. Oleh karena itu, pihak pengelola perlu terus berupaya menjaga dan mengelola sumber daya alam TNGGP yang menjadi fungsi utama sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar TNGGP dan memperbaiki fasilitas yang menunjang kenyamanan partisipan, kemudahan aksesibilitas termasuk meningkatkan kualitas jalan menuju lokasi dan pengelolaan pedagang suvenir di kawasan wisata agar lebih teratur. Salah satu hal yang dapat meningkatkan kenyamanan partisipan dengan menyediakan kendaraan suttle dari jalan raya menuju lokasi gerbang pendakian sehingga partisipan dapat lebih mudah mencapai lokasi.

3. Sebagai bahan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meneliti faktor – faktor lain yang dapat meningkatkan sport decision di TNGGP seperti sport advertising, sport sponsorship, dan sport event marketing untuk mengetahui seberapa besar pengaruh upaya pemasaran yang


(3)

119

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dilakukan pengelola untuk menarik minat partisipan berkunjung ke TNGGP sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan setiap tahun nya. Selain itu juga peneliti dapat mengangkat isu lingkungan dimana wisata olahraga pendakian ini sangat erat sekali kaitannya dengan alam. Seperti yang sedang popular saat ini yakni pengembangan suistainable tourism sehingga anak cucu kita dapat merasakan keindahan alam TNGGP dimasa yang akan datang.


(4)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Blaker, Paul. 2011. Sport Marketing. Learning Matters Ltd. USA

Schwarz, Jason D. Hunter. 2008. Advance Theory and Practice In Sport Marketing. Elsevier Inc: Burlington USA

Funk. 2008. Consumer Behaviour In Sport and Events Marketing Action. Elsevier Inc. Burlington USA

Smith. 2008. Introduction to Sport Marketing. Elsevier Inc.: Burlington USA

Ritchie, Daryl Adair. 2004. Sport Tourism: Interrelationships, Impacts and Issues. Multilingual Matters Ltd: USA

Weed, Chris Bull. 2004. Sports Tourism Participants, Policy and Providers. Elsevier Inc. : Burlington USA

Masyhuri, M.Zainudin. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. PT. Refika Aditama. Bandung

Pitana, Prof, Dr., I Gede Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Andi Offset: Yogyakarta

Sugiyono. 2010. Metodoogi Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta ________, 2012. Metodoogi Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta ________, 2008. Service Management Mewujudkan Layanan Prima.

Yogyakarta:Andi

Kotler, Philip.,Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 14 Edition. Prentice Hall : USA

Arikunto, Suharsini. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Bima Persda


(5)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Bandung: PT. Grasindo

Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. 2011, Service Quality & Satisfacation. Edisi Ketiga. Yogyakarta: ANDI

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta :Rajagrafindo Persada

Jurnal, Skripsi dan Thesis:

Beckman.2013. The impact of motivations and enduring involvement in an adventure tourism setting. University if Tennessee: USA

Buckley. 2013. Rush As A Key Motivation In Skilled Adventure Tourism: Resolving The Risk Recreation Paradox. Griffith Unversity: Australia

Woratschek, Hannich, Brent Ritchie. 2007. Motivations Of Sports Tourists-An Empirical Analysis In Several European Rock Climbing Regions. Bayreuth University: Germany

Buraimo, Jones, Pete Milward. 2010. Participation, Engagement and Intensity Of Sports Participants. Department for culture, media and sports (DCMS). University Of Central Lancashire: England

Vuuren, Elmarie Slabbert. 2011. Travel Motivations and Behavior Of Tourist To A South African Resort. Nort West University: South Africa

Hudson. 2003. Sport and Adventure Tourism. Haword Press. Binghamton: New York Finn. 2012. Exploring Ski Tourist Motivations for Active Sport Travel. University of Windsor: Canada


(6)

Annisa Noviana Hamara, 2015

PENGARUH AD VENTURE TOURIST MOTIVATION TERHAD AP SPORT D ECISION D I TAMAN NASIONAL GUNUNG GED E PANGRANGO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Website

http://travel.kompas.com/read/2013/12/25/1959349/2014.Kemenparekraf.Kembang kan.Wisata.Minat.Khusus 11.30 WIB

http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/0927583/Tahun.2014.Sektor.Pariwisata. Makin.Cerah

http://traveltourismindonesia.com/wisata-olahraga-angkat-keunikan-daerah.html http://web.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2501

http://www.scribd.com/doc/50091657/8/Pengertian-Pariwisata , diakses pada 26/04/14

http://www.scribd.com/doc/40566180/10/Pengertian-Industri-Pariwisata, diakses pada 26/04/14

http://www.scribd.com/doc/80882234/Teori-Pariwisata-dasar, diakses pada 26/04/14

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/06/202559869/Pariwisata-Indonesia-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonomi di akses pada 07/04/14 10.55

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/pengantar- industri-pariwisata-definisi.html http://kholishotunnasriah.blogspot.com/2012/09/definisi-pariwisata.html,diakses pada 27/04/14

http://id.scribd.com/doc/137323183/Defenisi-Pemasaran-Pariwisata-Oleh-Beberapa-Ahli-Yaitu http://fersyhana.wordpress.com/2011/12/22/45/ diakses pada 27/04/14