Ayunan dan gaya untuk membuka.

3.7.1. Ayunan dan gaya untuk membuka.

3.7.1.1. Setiap pintu pada sarana jalan keluar harus dari jenis engsel sisi atau pintu ayun. Pintu harus dirancang dan dipasang sehingga mampu berayun dari posisi manapun hingga mencapai posisi terbuka penuh, kecuali cara lain yang ditentukan pada butir 3.7.1.1.1 sampai 3.7.1.1.9.

3.7.1.1.2 Pintu unit rumah tinggal, dibolehkan. 3.7.1.1.3 Pintu di rumah singgah dan hunian perawatan, dibolehkan. 3.7.1.1.4 Apabila dibolehkan untuk seluruh klasifikasi hunian bangunan gedung,

kisi-kisi pengaman geser horisontal atau kisi-kisi pengaman digulung vertikal ataupun pintu yang merupakan bagian dari sarana jalan ke luar yang disyaratkan, diizinkan, asalkan memenuhi kriteria sebagai berikut:

(1) Kisi-kisi atau pintu seperti itu harus tetap terjamin dalam posisi terbuka penuh selama jangka waktu dihuni oleh umum.

(2) Pada atau dekat lokasi pintu, harus dipasang tanda arah yang dapat dilihat secara jelas bertuliskan :

"PINTU TETAP DIBUKA SAAT BANGUNAN GEDUNG DIHUNI"

dengan ukuran tinggi huruf 2,5 cm dan latar belakang yang kontras. (3) Pintu dan kisi-kisi harus tidak menyebabkan pintu pada posisi

menutup jika ruangan terisi. (4) Pintu dan kisi-kisi dapat dioperasikan dari dalam ruang secara mudah,

tanpa membutuhkan upaya dan pengetahuan khusus. (5) Bilamana diperlukan 2 atau lebih jalur jalan ke luar maka tidak lebih

dari separuh sarana jalan ke luar tersebut dilengkapi dengan penutup atau pintu, baik dari tipe geser horizontal maupun gulung vertikal.

3.7.1.1.5 Pintu tipe geser horizontal yang memenuhi ketentuan yang berlaku tentang “pintu geser horizontal” 1) dibolehkan.

3.7.1.1.6 Pintu geser horizontal yang melayani suatu ruangan atau daerah dengan beban penghuni tidak lebih dari 10 pada hunian perawatan kesehatan harus dikecualikan dari persyaratan butir 3.7.1.1.

3.7.1.1.7 Pintu yang menuju ke garasi pribadi, daerah bisnis, daerah industri dan daerah gudang dengan beban hunian tidak lebih dari 10 atau benda yang tersimpan dalam daerah tersebut memiliki resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang, pintu di daerah seperti itu harus dikecualikan dari persyaratan butir 3.7.1.1.

3.7.1.1.8 Pintu jenis putar yang memenuhi ke tentuan yang berlaku sebagai “pintu putar” 1) , dibolehkan.

3.7.1.1.9 Pintu vertikal tahan api jenis geser horizontal yang dioperasikan dengan pengaman lebur (fusible link) atau pintu gulung vertikal, diizinkan digunakan untuk seluruh klasifikasi hunian bangunan gedung.

3.7.1.2. Pintu tahan api yang disyaratkan dari jenis engsel sisi atau jenis poros ayun harus membuka ke arah jalur jalan ke luar apabila digunakan untuk melayani ruangan atau daerah dengan beban hunian 50 atau lebih, kecuali di bawah kondisi sebagai berikut :

(1) Pintu pada eksit horizontal tidak disyaratkan untuk membuka searah jalur jalan ke luar.

(2) Pintu penghalang asap tidak disyaratkan untuk membuka searah jalur jalan ke luar pada hunian pelayanan kesehatan.

Contoh 3.9 - Ayunan pintu yang perlu diperhatikan. (sebagai tambahan penjelasan butir 3.7.1.2) Penjelasan Contoh 3.9 (1) Pintu C diizinkan mengayun balik ke dalam ruangan jika ruangan mempunyai beban

hunian sekitar 50 orang dan tidak mempunyai isi bahaya berat. (2) Pintu D harus mengayun searah jalur jalan ke luar jika ruangan mempunyai beban

hunian lebih dari 50. (3) Pintu E, meskipun pintu eksit, tidak digunakan dalam eksit terlindung, maka diizinkan

mengayun balik ke dalam ruangan jika beban hunian kurang dari 50 dan ruangan tidak mempunyai isi berbahaya berat.

(4) Pintu A dan B terkait dengan pelanggaran batas yang berkaitan dengan butir 3.7.1.4. Pintu ini membuka ke langsung koridor berlawanan satu sama lain. Meskipun tidak melanggar persyaratan teknis ini, sebaiknya pintu itu tidak mengayun dalam arah yang menutup penggunaan koridor jika keduanya membuka.

3.7.1.3. Pintu harus membuka ke arah jalur jalan ke luar di bawah salah satu kondisi berikut ini:

(1) Apabila pintu digunakan di dalam ruang eksit terlindung, kecuali pintu merupakan pintu unit tersendiri yang langsung membuka ke dalam ruang

(2) Apabila pintu di daerah yang berisi bahan dengan bahaya kebakaran tinggi.

3.7.1.4. Selama mengayun, setiap pintu pada sarana jalan ke luar harus menyisihkan ruang tak terhalangi tidak kurang dari setengah lebar yang disyaratkan dari gang, koridor, jalan terusan, atau bordes tangga, maupun tonjolan yang lebih dari 18 cm terhadap lebar yang disyaratkan dari gang, koridor, jalan terusan atau bordes tangga apabila pintu membuka penuh, kecuali salah satu dari kondisi berikut dipenuhi:

Contoh 3.10 - Pintu yang membuka ke dalam koridor. (sebagai penjelasan butir 3.7.1.4)

Contoh 3.11 - Minimum jarak antara tak terhalangi yang disyaratkan dengan pintu yang mengganggu pada bordes dalam bangunan gedung baru (sebagai penjelasan butir 3.7.1.4)

Contoh 3.12 - Gangguan selama pintu mengayun tidak dibatasi untuk bangunan gedung yang sudah ada. (sebagai penjelasan butir 3.7.1.4)

(1) Pintu yang disediakan untuk akses ke tangga pada bangunan gedung yang sudah ada.

(2) Pintu yang memenuhi persyaratan bahwa tonjolan terbatas sampai tidak lebih dari 18 cm di dalam lebar bordes tangga apabila pintu terbuka penuh.

3.7.1.5. Tenaga yang diperlukan untuk membuka penuh pintu yang mana saja secara manual di dalam suatu sarana jalan ke luar harus tidak lebih dari 67 N untuk melepas grendel pintu, 133 N untuk mulai menggerakkan pintu, dan 67 N untuk membuka pintu sampai pada lebar minimum yang diperlukan, kecuali cara lain yang dijelaskan pada butir 3.7.1.5.2 dan 3.7.1.5.5

3.7.1.5.1 Tenaga yang ditentukan pada butir 3.7.1.5 harus digunakan untuk tiang grendel.

3.7.1.5.2 Tenaga untuk membuka pintu ayun dari interior dengan engsel sisi bagian dalam atau poros pintu ayun tanpa penutup harus tidak lebih dari 22 N .

3.7.1.5.3 Tenaga untuk membuka pintu yang sudah ada di bangunan gedung yang

sudah ada harus tidak lebih dari 22 N dipakai untuk tiang grendel. 3.7.1.5.4 Tenaga untuk membuka pintu geser horizontal pada hunian tahanan dan

lembaga pemasyarakatan tidak disyaratkan. 3.7.1.5.5 Tenaga untuk membuka pintu yang dioperasikan dengan tenaga listrik

harus seperti yang dijelaskan pada ketentuan baku atau standar teknis yang berlaku tentang “pintu bertenaga listrik”.

3.7.1.6. Pintu kasa dan pintu angin (storm) yang digunakan pada sarana jalan ke luar persyaratan arah bukaannya sama dengan pintu lain yang digunakan pada sarana jalan ke luar.

Contoh 3.13 - Susunan ruang antara (vestibule) yang menuju pintu kasa memenuhi butir 3.7.1.6