Fungsi Badan Regulasi Mandiri

2. Fungsi Badan Regulasi Mandiri

3 Dokumen “Masukan MASTEL dalam Rapat Dengar Pendapat Umum DPR-RI (Komisi IV) tentang Implementasi Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia”, 3 Desember 2003

Badan Regulasi yang independen terhadap penyelenggara adalah sejalan dengan WTO Reference Paper 1997, yang telah disepakati dan Indonesia telah menyatakan komitmen terhadapnya. Badan Regulasi yang Independen seyogyanya dapat menyelesaikan dispute / perselisihan antar penyelenggara dalam penetapan tarif interkoneksi. Badan Regulasi ini dipimpin oleh komite (Commission) terdiri dari 5 (lima) sd 11 (sebelas) anggota. Meskipun Badan Regulasi mempunyai seorang Ketua, tetapi keputusan dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama/ kolegial dari semua anggota komite.

Badan Regulasi Telematika Indonesia harus memastikan bahwa telematika Indonesia merupakan lingkungan multi-operator yang kompetitif, tertib dan teratur.

Fungsi Badan Regulasi adalah:

1. melaksanakan kebijakan pemerintah dalam perteleko-munikasian;

2. menyusun perangkat regulasi telekomunikasi yang transparan, adil dan tanpa diskriminasi (standar ganda);

3. melindungi kepentingan pengguna telematika dan menindaklanjuti pengaduan/keluhan ketidakpuasan konsumen,

4. mengawasi dan melakukan penegakan hukum (law enforcement) pelaksanaan persyaratan-persyaratan dalam peraturan dan izin yang telah dikeluarkan;

5. mengelola sumber daya terbatas seperti spektrum radio, penomoran dan kewenangan penggunaan lahan publik secara efektif ;

6. mendorong investasi pihak swasta dalam infrastruktur dan

perluasan pelayanan telematika pada masyarakat.

7. membuat strategi untuk penyediaan pelayanan universal (universal service) kepada masyarakat luas dan mengendalikan pelaksanaannya.

8. melakukan pengawasan terhadap penyelenggara tele-komunikasi yang dominan dalam rangka pencecahan praktek kompetisi yang tidak sehat (competitive safe-guard).

9. mendorong dan mempromosikan timbulnya inovasi serta menghilangkan hambatan bagi timbulnya inovasi dalam penyelenggaraan telematika termasuk riset dan pengembangan.

10. meningkatkan partisipasi Indonesia dalam tora telekomunikasi internasional.

3. Pilihan Kelembagaan

Menurut hasil survai ITU tahun 1998 yang dipublikasikan dalam dokumen GENERAL TRENDS IN TELECOMMUNICATION REFORM, secara garis besar terdapat tiga model kelembagaan badan regulasi atau regulator telematika/ ICT di berbagai negara yang telah atau sedang mereformasi pertelekomunikasiannya, yaitu

1. sebagai bagian dalam departemen atau kementerian yang membawahi telematika (contoh: Jepang dan Indonesia saat ini);

2. sebagai lembaga negara yang mandiri dan terpisah dari eksekutif (pemerintahan) meskipun pimpinannya diangkat oleh pemerintah (contoh: USA, Belanda);

3. sebagai lembaga pemerintah non-organik yang sehari-harinya mempunyai kemandirian meskipun pimpinannya diangkat oleh dan bertanggung jawab pada menteri yang menbawahi telematika (contoh: Australia, Hongkong, Jerman dan beberapa negara Uni Eropa);

Model 3) merupakan kerangka yang paling sesuai untuk dikembangkan lebih lanjut bagi kelembagaan Badan Regulasi telekomunikasi/ telematika

Indonesia dengan alasan-alasan 4 berikut .

• model ad 3) tidak menyimpang dari hukum ketata-negaraan Indonesia yang sekarang mulai mengenal lembaga independen

dalam pemerintahan, seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam UU No.5/99 dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional dalam UU No.8/99;

4 Selanjutnya periksa dokumen “Masukan MASTEL dalam Rapat Dengar Pendapat Umum DPR-RI (Komisi IV) tentang Implementasi Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia”, 3 Desember 2003

• memberi keluwesan dalam merekrut tenaga-tenaga profesional yang berbobot; •

memungkinkan pemberian remunerasi (remuneration) yang setara kepada para profesional tadi;

• meskipun tidak terlepas tapi mempunyai jarak dari birokrasi eksekutif sehingga memberikan imunitas terhadap kepentingan,

tekanan dan perubahan politik; • mempunyai kemandirian sehari-hari dalam melaksanakan kebijakaan menteri yang membawahi telematika; • dapat secara swadana menutup anggaran belanjanya sehingga mandiri dalam pendaanan; •

mempunyai keluwesan untuk menyesuaikan organisasi-nya dalam berinteraksi dengan pelaku usaha dan konsumen di sektor telematika yang amat dinamis;

• dapat lebih transparan dalam proses membuat regulasi dan lebih "dekat" dengan konsumen maupun para pelaku usaha.

Badan Regulasi ini agar mempunyai kewenangan yang pasti, baik keberadaannya/ pendiriannya maupun pimpinannya dikukuhkan dengan keputusan Presiden, meskipun tetap dapat bertanggung jawab secara horizontal (tidak vertikal) kepada Menteri yang bersangkutan.

Kedudukan kelembagaan Badan Regulasi yang direkomendasi-kan digambarkan dalam skema di bawah ini (Gambar IV-4).

Pada saat ini telah ada pula Badan Regulasi Penyiaran, yaitu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dengan semakin berkembangnya konvergensi, maka dalam keadaan yang lebih sempurna, kedua badan ini, Badan Regulasi Penyiaran dan Badan Regulasi Telekomunikasi, telah menyatu, terintegrasi sehingga tercapai keadaan yang optimal dalam regulasi industri telematika nasional. Sedangkan dalam waktu transisi kedua Badan Regulasi tersebut dapat berjalan bersamaan secara terpisah.

Dokumen yang terkait

Analisis Investasi Melalui Penetapan Portofolio Saham Optimal Pada Saham LQ-45 Bursa Efek Indonesia (The Analysis of Invesment by Determination Optimal Portofolio of LQ-45 at Indonesian Stock Exchange)

0 45 7

(Factors That Affect Interests of Indonesian Workers Abroad To Work)

0 13 3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (The Factors that Efect Audit Delay on Banking Companies Listed in The Indonesian Stock Exchange)

0 15 9

Gambaran Sanitasi Pada Kereta Api Ekonomi, Bisnis dan Eksekutif (Studi pada PT.Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IX Jember) Description Of Sanitation In Economic, Business and Executive Railway (Studies in IX Jember Regional Operations The Indonesian Ra

1 13 7

The level of formality in translation of Indonesian into english on president speech script

0 14 53

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

The shift and equivalence in the english translation from Indonesian noun phrases in the poem pantun terang bulan di Midwest by Taufik Ismail

0 17 0

Sistem Penawaran Jasa Percetakan Online Dengan Konsep Business To Customer Di Sonya Print

3 21 217

Performance Accountability of civil society organizations ( Case Study at Indonesian Young Enterpreneur Association of Kota Bandar Lampung Representative office)

0 31 131

Key words: Blue Swimming Crabs, MSY, MEY, OAE, Gordon-Schaefer

0 0 9