KONSEP DASAR

II. KONSEP DASAR

1. Definisi Supervisi

Supervisi adalah suatu proses kemudahan mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya. (Swanburg, 1999). Korn (1987) mengatakan bahwa supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara terus menerus dengan sabar, adil, serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, trampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat Supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Pada prinsipnya dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai partner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat, pengalaman yang perlu didengar, dihargai, diikutsertakan dalam usaha perbaikan proses keperawatan.

2. Tujuan Supervisi

a. mengorientasi staf dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

b. melatih staf dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

c. memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan

d. memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksanaan keperawatan dalam memberikan asuhan

e. mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman

3. Sasaran Supervisi

a. pelaksanaan tugas sesuai dengan pola

b. struktur dan hirarki sesuai dengan rencana

c. staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue dan sistematis

d. penggunaan alat yang efektif dan ekonomis

e. sistem dan prosedur yang tidak menyimpang

f. pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objektif atau rasional

g. tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.

4. Prinsip – prinsip Supervisi

a. Supervisi dalam Keperawatan

1) Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi

2) Kegiatan direncanakan secara matang

3) Bersifat edukatif, suportif

4) Memberikan perasaan aman pada staf dalam pelaksanaan perawatan

5) Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dengan staf dalam pelaksanaan keperawatan

6) Obyektif dan harus mampu melakukan self evaluation

7) Progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing staf dalam pelaksanaan keperawatan

8) Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan

9) Meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan

b. Prinsip Ilmiah Supervisi Keperawatan

1) Kegiatan supervisi dilaksanakan atasdasar data obyektif yang diperoleh dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan

2) Menggunakan berbagai instrumen pengumpulan data agar memperoleh hasil yang baik ( angket, observasi, pedoman wawancara, dll.)

3) Dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terus menerus

5. Karakteristik Supervisi

a. mencerminkan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan yang sesungguhnya

b. mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada

c. kegiatan yang berkesinambungan dan teratur

d. dilaksanakan oleh atasan langsung

e. menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan

6. Model – model Supervisi

a. Model Konvensional

1) Bersifat pada kegiatan inspeksi

2) Memata-matai atau supervisi korektif untuk menoreksi kesalahan orang lain

3) Pekerjaan seorang supervisor hanya untuk mencari kesalahan

4) Praktik modelsupervisi ini masih banyak terjadi, termasuk dalam pelayanan keperawatan

b. Model Ilmiah

1) Dilaksanakan secara berencana dan terus menerus

2) Sistematis dan menggunakan prosedur

3) Ada data yang obyektif yang diperoleh dari keadaan yang riil/ nyata

4) Menggunakan rating scale, check list, pedoman wawancara, dsb.

5) Ada upaya perbaikan dan umpan balik hasil

6) Berkaitan erat dengan penelitian

c. Model Klinis Supervisi klinik adalah satu cara untuk mensupport perawat dimana mereka harus mempertahankan kompetensi sebagai perawat.

Fungsi Supervisi Klinik (Proctor, 1986) :

1) Fungsi Formatif / edukatif adalah proses edukasi untuk mengembangkan ketrampilan dan pemahaman profesi. Sehingga diperlukan seorang supervisor yang dapat menjamin bahwa ketrampilan perawat telah sesuai standar

2) Bagaimana pemahaman perawat terhadap profesi perawat, peran mitra dan profesi kesehatan lain, dan sikap profesional dalam pelayanan keperawatan adalah merupakan masalah utama yang harus dimengerti kemudian diatasi melalui supervisi klinik

3) Fungsi Restorative / supportive adalah dimana supervisor membantu perawat untuk dapat berhubungan secara profesional/ terapeutik dengan klien yang membutuhkan support, mempertahankan kestabilan emosi adalah penting untuk perawat agar dapat mengatasi stress dan mengontrol situasi yang mendukung sehingga klien merasa nyaman dengan perawat

4) Fungsi Normative of manajerial adalah supervisor menolong perawat untuk mengembangkan standart keperawatan. Praktek keperawatan yang efektif tergantung dari kemampuan perawat belajar dari pengalaman.

7. Penerapan Supervisi Di Rumah Sakit

a. Self Supervision Self supervision adalah supervisi mengevaluasi pekerjaannya sendiri apakah sudah efektif atau menuju kepada perubahan intervision kepada pasien. Tipe ini tidak memerlukan biaya, bisa kapan saja sesuai dengan waktu yang mereka punya, membangun perjuangan dengan menjadi konselor bagi diri sendiri melalui refleksi, menawarkan kemandirian, lebih proaktif dan inovatif, serta dapat diaplikasikan kapan saja. Namun disisi lain perawat sebagai konselor tidak mampu menyentuh segala sesuatu yang menyangkut dirinya sendiri, ketidakmampuan mengobservasi faktor yang mempengaruhi hubungannya dengan klien, ketidakmampuan merefleksikan issue yang ada, kurang tanggap atau sensitive melakukan intervensi dengan klien.

b. One To One Supervision One to one supervision adalah hubungan antara supervisor dan supervisee yang mengarah pada tujuan belajar yang diinginkan. Tipe ini memberikan kebebasan berkreasi pada individu dan lebih berfokus sesuai dengan masalah individu.

c. Group Supervision Group supervision adalah “Clinical Supervision” dimana group perawat bertemu bersama. Keuntungan tipe ini adalah masukan dari sejumlah orang, pertukaran pengalaman juga berorientasi pada konseling dan pendekatan keperawatan, menerima support dari mereka sendiri terutama perawat baru.

d. Team of Staff Supervision Team of staff supervision melibatkan kelompok yang bekerja sebagai tenaga kesehatan dengan pekerjaan yang sama akan mendapatkan supervisor dari luar institusi untuk membantu meningkatkan kemampuannya.

8. Tehnik Supervisi dalam Keperawatan (Swanburg, 1999)

a. Proses Supervisi

1) Standar asuhan keperawatan sebagai acuan

2) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk pencapaian/ kesenjangan

3) Tindak lanjut yaitu sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun memperbaiki

b. Area Supervisi

1) Pengetahuan dan pengertian tentang tugas yang akan dilaksanakan

2) Ketrampilan yang dilakukan sesuai standart

3) Sikap serta penghargaan terhadap pekerjaan.

9. Kompetensi Supervisi (Bittel, 1996)

a. Pengetahuan Seorang manajer akan lebih sukses bila dilandasi dengan ilmu pengetahuan yang cukup.

b. Kompetensi Entrepreneurial Kompetensi supervisor meliputi orientasi yang terdiri dari suatu keinginan untuk mendapatkan dan melakukan pekerjaan yang lebih baik.

c. Kompetensi Intelektual Bagaimana supervisor berpikir logis misalnya mencari penyebab suatu kejadian, ketrampilan mendiagnosa serta mengaplikasikan konsep dan teori dalam situasi nyata,

d. Kemampuan Sosioemosional Kompetensi supervisor dalam hal emosi dan sosialisasi mencakup kepercayaan diri, mengembangkan rasa tanggung jawab dan menanamkan kedisiplinan.

e. Kemampuan Berinteraksi Kemampuan berinteraksi dengan orang lain mencakup kepercayaan diri, pengembangan diri, mempertahankan dan mempelajari semua perilaku e. Kemampuan Berinteraksi Kemampuan berinteraksi dengan orang lain mencakup kepercayaan diri, pengembangan diri, mempertahankan dan mempelajari semua perilaku

10. Tugas dan Tanggung Jawab Supervisor (Kron, 1987)

a. merencanakan tugas sehari-hari: pembagian beban kerja, perincian penggunaan waktu dan batas kewenangan

b. menggunakan kewenangan dengan tepat: bertindak efektif dan efisien dan mampu mengatasi masalah; transformasi baik dari atasan maupun bawahan dan sebaliknya; melaksanakan petunjuk; menyaring dan menyampaikan informasi atasan; mengusahakan hasil kerja maksimal

11. Supervisor Keperawatan

a. Kepala Ruang Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan untuk pasien. Merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan keperawatan dan mengawasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan

b. Pengawas Perawatan Beberapa ruang atau unit pelayanan berada dibawah unit pelaksana funsional (UPF), pengawas bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada areanya yaitu bebrapa kepala ruang yang di UPF yang bersangkutan

c. Kepala Seksi Bebrapa UPF digabung dalam satu pengawasan kepala seksi (Kasie). Kepala seksi mengawasi pengawas UPF dalam melaksanakan tugasnya secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.

d. Kepala Bidang Kepala bidang bertanggung jawab untuk supervisi kepala seksi secara langsung dan semua perawat tidak langsung. Jadi supervisi berkaitan dengan struktur organisasi yang menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan siapayang disupervisi.

12. Sistem yang mendukung penerapan Supervisi

a. Preceptorship Preceptorship adalah dosen atau instruktur dan memiliki arti yaitu cara belajar perawat yang dinamik sebagai interaktif proses yang tidak bisa direncanakan karena banyak hal tidak terduga karena menekan kebutuhan individu. Preceptorship juga mengidentifikasi pengalaman perawat dengan tanggung jawabnya pada sekelompok klien, dimana melakukan pembelajaran seperti mengajar, instruktur, supervise dan role model.

b. Mentorship Mentor adalah perawat profesional yang berpengalaman memelihara dan menuntun perawat baru untuk menjadi atau berkembang menjadi perawat profesional. Mentoring adalah fenomena yang kompleks dan menyenangkan, natural dan sangat berarti untuk keuntungan individu dalam membagi pengalaman dan pengetahuan dengan teman. Peran mentor:

1) Peran sebagai inspirasi

2) Peran sebagai investor

3) Peran sebagai supporter

13. Cara Supervisi

a. Langsung Supervisor terlibat dalam kegiatan agarpengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Agar efektif yaitu:

1) Pengarahan harus lengkap

2) Mudah dipahami

3) Menggunakan kata-kata yang tepat

4) Berbicara dengan jelas dan lambat

5) Berikan arahan yang logis

6) Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat

7) Pastikan bahwa araha anda dipahami

8) Yakinlah bahwa arahan anda dilaksanakan/ perlu tindak lanjut

b. Tidak Langsung Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta dan dapat dilakukan secara tertulis

14. Kegiatan Rutin Supervisor (Bettel, 1997)

a. Sebelum pertukaran shif (15-30 menit)

1) Mengecek kecukupan fasilitas/ sarana/ peralatan hari itu

2) Mengecek jadwal kerja

b. Pada waktu mulai shif (15-30 menit)

1) Mengecek personil yang ada

2) Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaannya.

3) Mengatur pekerjaannya

4) Mengidentifikasi kendala yang muncul, dan

5) Mencari jalan agar pekerjaan dapat diselesaikan

c. Sepanjang Hari (6-7 jam)

1) Mengecek pekerjaan personil

2) Mengarahkan sesuai kebutuhan

3) Mengecek kemajuan pekerjaan personil

4) Mengecek pekerjaan rumah tangga

5) Menciptakan kenyamanan kerja khususnya personil baru

6) Berjaga-jaga ditempat apabila ada pertanyaan atau permintaan bantuan

7) Mengatur istirahat jam personil

8) Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul saat itu serta solusinya

9) Mengecek kecukupan alat/ sarana/ fasilitas sesuai kondisi operasional

10) Mencatat fasilitas/ sarana yang rusak kemudian melaorkannya

11) Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja

d. Sekali dalam sehari (15-30 menit)

1) Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinyu untuk

15 menit

2) Melihat dengan seksama hal-hal yang terjadi misal: keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan

e. Sebelum pulang kerumah(15 menit)

1) Membuat daftar masalah yang belum diselesaikan

2) Berusaha menyelesaikan persoalan tersebut besok harinya

3) Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dan hasilnya

4) Lengkapi laporan harian sebelum pulang

5) Membuat daftar pekerjaan untuk besok

6) Membawa pulang dan mempelajarinya dirumah sebelum pergi bekerja