PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA

BANDAR LAMPUNG

Oleh Ladyanst

Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek yang diteliti merupakan peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 114 orang. Teknik pokok pengumpulan data menggunakan Teknik Angket. Analisis data menggunakan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari indikator pemahaman diperoleh 90 responden atau 79% berkategori paham. Berdasarkan indikator tanggapan, sebanyak 56 responden atau 49% berkategori cukup optimal. Berdasarkan indikator harapan, sebanyak 47 responden atau 41% berkategori terlaksana. Optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung berdasarkan indikator standar proses, diperoleh 58 responden atau 51% berkategori cukup optimal. Berdasarkan indikator standar pendidik dan tenaga kependidikan, diperoleh 74 responden atau 65% berkategori cukup optimal. Selanjutnya, dari indikator standar sarana dan prasarana, diperoleh 63 responden atau 55% berkategori sangat optimal. Berdasarkan indikator standar pengelolaan, diperoleh 69 responden atau 61% berkategori sangat optimal.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung telah memenuhi standar dan pelayanan pendidikan yang telah disediakan oleh sekolah tersebut dapat dipahami serta difungsikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.


(2)

PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA

BANDAR LAMPUNG

Oleh LADYANST

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

DAFTAR GAMBAR


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 11

a. Kegunaan Teoritis ... 11

b. Kegunaan Praktis ... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

a. Ruang Lingkup Ilmu ... 12

b. Ruang Lingkup Subjek ... 12

c. Ruang Lingkup Objek ... 12

d. Ruang Lingkup Tempat ... 12

e. Ruang Lingkup Waktu ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 13


(5)

a. Macam-Macam Persepsi ... 15

b. Proses Terjadinya Persepsi ... 15

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 16

d. Syarat-Syarat Mengadakan Persepsi ... 18

2. Pengertian Peserta Didik ... 18

3. Pengertian Persepsi Peserta Didik ... 20

4. Pengertian Optimalisasi ... 21

5. Pengertian Pelayanan Sekolah ... 23

6. Tinjauan Tentang Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 ... 26

7. Pentingnya Peningkatan Mutu Pendidikan ... 32

B. Kerangka Pikir ... 35

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 38

1. Populasi ... 38

2. Sampel ... 38

C. Variabel Penelitian ... 40

D. Definisi Konsepual dan Definisi Operasional ... 40

1. Definisi Konseptual ... 40

2. Definisi Operasional ... 41

3. Rencana Pengukuran Variabel ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

1. Angket/Kuisioner ... 43

2. Teknik Penunjang ... 44

a. Wawancara ... 44

b. Observasi ... 44

c. Dokumentasi ... 44

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

1. Uji Validitas ... 44

2. Reliabilitas ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 46

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah-Langkah Penelitian ... 48

1. Persiapan Pengajuan Judul ... 48

2. Penelitian Pendahuluan ... 49

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 49

4. Pelaksanaan Penelitian ... 50

a. Persiapan Administrasi ... 50

b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 50

5. Pelaksanaan Uji Coba Soal Angket ... 51


(6)

b. Analisis Uji Reliabilitas Angket ... 51

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA YP Unila Bandar Lampung ... 56

2. Visi dan Misi Sekolah ... 57

3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 58

4. Sarana dan Prasarana di SMA YP Unila ... 59

C. Deskripsi Data ... 61

1. Pengumpulan Data ... 61

2. Penyajian Data ... 61

a. Penyajian Data Mengenai Persepsi Peserta Didik Terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung 1. Indikator Pemahaman ... 62

2. Indikator Tanggapan ... 67

3. Indikator Harapan ... 72

b. Penyajian Data Mengenai Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMAYP Unila Bandar Lampung 1. Indikator Standar Proses ... 78

2. Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 84

3. Indikator Standar Sarana dan Prasarana... 90

4. Indikator Standar Pengelolaan ... 96

D. Pembahasan ... 101

a. Pembahasan Mengenai Persepsi Peserta Didik Terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung 1. Indikator Pemahaman ... 101

2. Indikator Tanggapan ... 104

3. Indikator Harapan ... 107

b. Pembahasan Mengenai Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMAYP Unila Bandar Lampung 1. Indikator Standar Proses ... 109

2. Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 111

3. Indikator Standar Sarana dan Prasarana... 114

4. Indikator Standar Pengelolaan ... 117

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 119

B. Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 123


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 : Data Jumlah Peserta Didik SMA YP Unila Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2012/1013 ...38

Tabel 2 : Jumlah Sampel Penelitian di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/1013 ... 39

Tabel 3 : Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel Untuk Item Ganjil (X) ... 52

Tabel 4 : Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel Untuk Item Genap (Y) ... 53

Tabel 5 : Tabel Kerja Antara Item Ganjil (X) dengan Item Genap (Y) Dari Uji Coba Angket Kepada 10 Orang Di Luar Responden ... 53

Tabel 6 : Jumlah Tenaga Pendidik di SMA YP Unila Bandar Lampung .... 59

Tabel 7 : Jumlah Sarana dan Prasarana Penunjang Proses Pembelajaran di SMA YP Unila Bandar Lampung ... 60

Tabel 8 : Distribusi Skor Angket Indikator Pemahaman ... 62

Tabel 9 : Distribusi Skor Hasil Angket Indikator Pemahaman ... 64

Tabel 10 : Distribusi Frekuensi Indikator Pemahaman ... 66

Tabel 11 : Distribusi Skor Angket Indikator Tanggapan ... 68

Tabel 12 : Distribusi Hasil Angket Indikator Tanggapan ... 70

Tabel 13 : Distribusi Frekuensi Indikator Tanggapan ... 71

Tabel 14 : Distribusi Skor Angket Indikator Harapan ... 73

Tabel 15 : Distribusi Hasil Angket Indikator Harapan... 75

Tabel 16 : Distribusi Frekuensi Indikator Harapan ... 77


(8)

Tabel 17 : Distribusi Skor Angket Indikator Standar Proses ... 78

Tabel 18 : Distribusi Hasil Angket Indikator Standar Proses ... 81

Tabel 19 : Distribusi Frekuensi Indikator Standar Proses ... 83

Tabel 20 : Distribusi Skor Angket Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 84

Tabel 21 : Distribusi Hasil Angket Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 86

Tabel 22 : Distribusi Freskuensi Indikator Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 88

Tabel 23 : Distribusi Skor Angket Indikator Standar Sarana dan Prasarana ... 90

Tabel 24 : Distribusi Hasil Angket Indikator Standar Sarana dan Prasarana ... 92

Tabel 25 : Distribusi Freskuensi Indikator Standar Sarana dan Prasarana... 94

Tabel 26 : Distribusi Skor Angket Indikator Standar Pengelolaan ... 96

Tabel 27 : Distribusi Hasi Angket Indikator Standar Pengelolaan ... 98


(9)

PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA

BANDAR LAMPUNG (Skripsi)

Oleh

Ladyanst

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Berchah Pitoewas, M.H. .……….

Sekretaris : Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(11)

Judul Skripsi : PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP

OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN

BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Ladyanst No. Pokok Mahasiswa : 0913032049

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Berchah Pitoewas, M.H. Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. NIP 19611214 199303 1 001 NIP 19820727 200604 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19610711 198703 1 003


(12)

MOTTO

“Musuh yang paling berbahaya adalah

ketika kita meragukan diri kita sendiri”

(Ladyanst)

“No matter what goes on in life,

all you have to do is believe in GOD

and everything will be better


(13)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah :

Nama : Ladyanst

NPM : 0913032049

Jurusan/ Prog. Studi : Pendidikan IPS/PPKn

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Mei 2013

Ladyanst


(14)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam atas rahmat

Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, ku

selesaikan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta ku

kepada:

Papa tersayang Yongker yang telah memberikan

do’a dan dukungan dalam setiap langkah yang

kutempuh. Untuk Mama Melati Ampera tercinta

yang karena, kesabaran dan pengorbanannya dalam

mendidik, membesarkan, dan selalu mendo’akanku

disetiap sujudnya untuk keberhasilanku.

Kakakku tersayang Julia Frestian, S.Pd. dan

adikku Muhammad Toga, terimakasih karena telah

memberikan warna di setiap hari-hariku.

Almamaterku tercinta Universitas Lampung


(15)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 14 Nopember 1991. Peneliti merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Yongker dan Melati Ampera.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Kampung Sawah Lama yang diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 5 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 peneliti diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)


(16)

SANWACANA

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Peserta Didik Terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H selaku Pembimbing I sekaligus Kepala SMA YP Unila Bandar Lampung. Terimakasih atas bimbingan, saran, kritik, masukan, dan telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dalam pengerjaan skripsi ini. Terimaksih juga karena telah bersedia memberikan izin penelitian dalam penulisan skripsi ini.


(17)

Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, terimakasih atas bimbingan, saran, kritik, masukan, motivasi dan telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dalam pengerjaan skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M.Thoha B.S Jaya, M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Sekaligus selaku Pembahas Utama, terima kasih atas saran, kritik dan masukan dalam skripsi ini.

7. Bapak M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd., selaku Pembahas II sekaligus Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis.


(18)

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak dan Ibu dewan guru serta Staf Tata Usaha di SMA YP Unila Bandar Lampung, terimakasih atas bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

10.Terimakasih untuk siswa-siswi SMA YP Unila Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam mengadakan penelitian.

11.Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Yongker dan Melati Ampera terimakasih atas keiklasan, cinta dan kasih sayang, do’a, motivasi, moral serta finansial yang tidak akan pernah terbayarkan. I love you more than you know.

12.Untuk kakakku tersayang Julia Frestian, S.Pd. dan adikku yang aku sayangi Muhammad Toga terima kasih atas do’a dan dukungannya.

13.Seluruh keluarga besarku terima kasih untuk cinta kasih dan sayangnya, selalu mendukung dan mendoakan keberhasilanku.

14.Untuk My Besties Adelaide, Ayu Devia Mutiarani, Imelda Riris. Thanks for being there for me, thought good times and bad times. Thank you for all the things you gave and showed me. Love you so much girls...

15.Teman-teman seperjuanganku, Vivi, Heni L, Gita, Dwi, Novita, Vina, terimakasih atas dukungan dan semangatnya selama ini. Sukses buat kita semua.

16.Teman-teman PPKn angkatan 2009 semuanya tanpa terkecuali terima kasih untuk kekompakan dalam suka maupun duka selama ini, semoga dengan selesainya kuliah kita bukan akhir dari kebersamaan kita.


(19)

17.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara/I serta teman-teman berikan akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari penyampaian maupun kelengkapannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,

Ladyanst


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui pendidikan, sebab pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan. Dalam konteks tersebut, maka setiap negara di dunia terus melakukan peningkatan mutu pendidikan. Tidak terkecuali Indonesia, melakukan perubahan sistem kependidikan guna tercapainya mutu pendidikan yang baik. Dikarenakan maju mundurnya atau baik-buruknya peradaban suatu masyarakat dan suatu bangsa akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa


(21)

2

dan negara” (Pasal 1 Ayat 1), dan “Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman” (Pasal 1 Ayat 2).

Salah satu tujuan Nasional Indonesia yang tercantum dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea keempat adalah

“…mencerdaskan kehidupan bangsa ...”. Melalui pendidikanlah tujuan Nasional Indonesia tersebut dapat tercapai. Penyelenggaraan pendidikan harus berpegang pada prinsip sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 Ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

bahwa “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta

tidak diskriminatif dengan menjujung tinggi hak asasi manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Kemudian Pasal 5 Ayat (1) menegaskan bahwa, ”Setiap warga negara mempunyai hak yang sama

untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Oleh karenanya, hak untuk

mendapatkan pelayanan pendidikan merupakan hak asasi rakyat yang harus dapat dipenuhi oleh negara, dalam hal ini adalah pemerintah.

Pendidikan dengan mutu yang baik merupakan dambaan setiap orang. Mutu pendidikan biasanya terdiri dari beberapa indikator dan komponen yang saling berkaitan. Komponen dan variabel yang menentukan terwujudnya mutu pendidikan yang baik secara umum masih dikaitkan dengan sistem, kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, kegiatan belajar mengajar, lingkungan belajar, budaya organisasi, kepemimpinan dan lain sebagainya.


(22)

3

Mutu pendidikan tidak dilihat dari hasil Ujian Nasional (UN) dan hasil test belajar peserta didik. Mutu merupakan serangkain proses mulai dari input dan

output. Sekolah yang berkualitas merupakan sekolah yang mampu mewujudkan peserta didik yang bermutu, yang sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, terampil, berbudi pekerti luhur, bertaqwa kepada Tuhan YME, serta memiliki kepribadian yang baik.

Sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan yang merupakan salah satu faktor penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui lembaga pendidikan ini para peserta didik secara mental maupun intelektual dididik agar dapat mencapai mutu sesuai dengan target yang ditetapkan sekolah.

Sekolah atau lembaga pendidikan mempunyai tugas dan fungsi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis


(23)

4

Sekolah yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan pemberian layanan pendidikan yang bermutu. Demi terciptanya pancapaian mutu pendidikan, sekolah sebagai pelaksana pendidikan harus berupaya secara optimal dalam memberikan pelayanan kepada peserta didiknya dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kualitas itu, maka sekolah berkualitas harus merujuk kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di Indonesia. Standar Nasional Pendidikan ini merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, terdapat delapan standar yang menjadi sorotan dalam melaksanakan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi:

1. Standar isi 2. Standar proses

3. Standar kompetensi kelulusan

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana

6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan

8. Standar penilaian pendidikan (Sumber: PP No. 19 Tahun 2005)

Dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, kemudian akan dapat ditentukan apakah sekolah itu berkualitas dan bermutu. Tercapainya kualitas dari ke-8 standar tersebut, berujung pada pemberian pelayanan pendidikan kepada peserta didik. Sebagai bentuk pelayanan jasa pendidikan, sekolah dan warga sekolah secara bersama-sama berusaha untuk menciptakan proses


(24)

5

pendidikan yang berkualitas, sehingga nantinya akan menghasilakan produk yang bermutu.

Salah satu bentuk dukungan terhadap Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, beberapa sekolah di Bandar Lampung merespon positif dengan menjalankan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan, termasuk SMA YP Unila Bandar Lampung. SMA YP Unila secara berkesinambungan berupaya meningkatkan mutu atau kualitas belajar mengajar sehingga dicapai prestasi yang maksimal.

Mengingat perhatian masyarakat yang semakin lama semakin meningkat sejak berdirinya SMA YP Unila, diharapkan sekolah ini dapat menghasilkan peserta didik yang mampu secara akademik dan menguasai teknologi dengan handal, cerdas dan terampil yang dilandasi oleh nilai-nilai agama yang menjiwai setiap pribadi peserta didik dan lulusan dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

SMA YP Unila akhir-akhir ini telah mampu menjadi salah satu alternatif pilihan prioritas dan unggulan bagi orang tua murid sebagai tempat pendidikan putra putrinya. Oleh karena itu, tantangan bagi kepala sekolah, guru, karyawan dan seluruh tenaga kependidikan yang ada di sekolah ini untuk mencari berbagai terobosan dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman khususnya di bidang pendidikan.


(25)

6

SMA YP Unila telah berusaha mengoptimalkan pelayanan bagi peserta didiknya, pelayanan tersebut berupa pelayanan fisik maupun non fisik. Pelayanan yang diberikan didasarkan dan disesuaikan dengan Standar Pendidikan Nasional Indonesia yang telah disebutkan di atas. Berdasarkan observasi dan pengamatan langsung peneliti, dapat dilihat beberapa usaha yang telah dilakukan pihak sekolah untuk mengoptimalkan pelayanan di SMA YP Unila sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar mengajar yang tepat waktu.

2. Kegiatan belajar megajar dilaksanakan dengan berbagai model pembelajaran

3. Interaksi antara guru dan peserta didik yang harmonis dan kondusif 4. Menguasai rencana, pelaksanaan, dan evalusi pembelajaran

5. Menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi

6. Lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, dan indah

7. Ruang belajar yang nyaman dan dilengkapi dengan media pembelajaran seperti LCD

8. Ruang belajar yang dilengkapi dengan pendingin ruangan (Air Conditioner)

9. Ruang perpustakanan dilengkapi dengan sarana seperti buku teks pembelajaran, buku pengayaan, buku referensi, bahan ajar, dan sumber lain


(26)

7

10.Sarana dan prasarana yang lengkap seperti Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, dan Laboratorium Bahasa, Laboratorium Seni serta Laboratorium Multi Media

11.Melengkapi dan memanfaatkan sarana prasarana sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, seperti WC, ruang olah raga, tempat ibadah, ruang guru, ruang kepala sekolah, gudang, ruang organisasi

12.90 persen dari jumlah guru di SMA YP Unila yang diperlukan telah terpenuhi

13.90 persen dari jumlah guru di SMA YP Unila memiliki kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan

14.Meningkatkan daya serap ke perguruan tinggi favorit

15.Pengoptimalan jaringan akses komputer sekolah, seperti hotspot

16.Penggunaan Closed Circuit Television (CCTV) di setiap sudut kelas dan sekolah untuk menumbuhkan sikap keteladanan, jujur, dan tanggung jawab peserta didik

(Sumber: Dokumen Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA YP Unila Bandar Lampung)

Pada lima tahun terakhir SMA YP Unila telah menggunakan sistem administrasi dengan menggunakan komputerisasi dan penggunaan media pengajaran seperti Laboratorium Bahasa, Media Elektronik, OHP, CD ROM dan Tape Recorder dengan diimbangi kemampuan guru mata pelajaran dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang bermutu dan seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Hal ini dimaksudkan dalam rangka meningkatkan


(27)

8

pelayanan kepada seluruh Civitas Akademika SMA YP Unila terutama layanan pendidikan kepada peserta didik secara maksimal.

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memenuhi standar nasional pendidikan tersebut merupakan faktor yang sangat vital bagi peningkatan akses layanan dan mutu pendidikan. Semakin lengkap dan baik sarana dan prasarana yang ada, maka akan semakin efektif proses belajar mengajar dilaksanakan dan peserta didik akan semakin mudah menyerap setiap materi yang diajarkan.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru di SMA YP Unila pada hari Selasa, 8 Januari 2013 Pukul 12.45 WIB, ternyata masih terdapat peserta didik yang tidak memanfaatkan, menyalahgunakan sarana dan prasarana yang telah diberikan sekolah bahkan ada yang tidak tahu sama sekali mengenai sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Sebagai contoh, masih ada peserta didik yang membawa modem sendiri untuk mencari referensi tugas dan ada peserta didik yang pergi ke warung internet (warnet) diluar sekolah. Padahal sekolah telah menyedikan jaringan internet internal (hotspot). Selain itu, letak sekolah yang strategis di pusat perkotaan terlebih-lebih terletak pada pusat keramaian dan pusat perbelanjaan yang mempunyai sisi positif dan posisi yang negatif menuntut kerja ekstra seluruh elemen warga sekolah untuk menjaga ketertiban dan kondisi belajar yang tetap efektif tanpa terpengaruh.


(28)

9

Tanggapan peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan oleh sekolah pun beragam, ada yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan pihak sekolah ada pula yang merasa bahwa sekolah belum benar-benar mengoptimalkan pelayanannya.

Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Peserta Didik terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Tantangan dan hambatan dalam mengoptimalisasikan pelayanan di sekolah.

2. Pengaruh pelayanan sekolah terhadap kegiatan belajar mengajar.

3. Ketersediaan fasilitas berkaitan dengan optimalisasi pelayanan pendidikan. 4. Kesiapan sekolah dalam menyiapkan petugas pelayanan pendidikan. 5. Ketersediaan fasilitas disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

6. Persepsi peserta didik yang berbeda-beda tentang optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung.


(29)

10

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti yaitu persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah Persepsi Peserta Didik terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung?”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung.


(30)

11

F. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini secara teoritis berguna untuk menerapkan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan pada kajian wilayah PKn sebagai pendidikan kewarganegaraan karena setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan, pengetahuan, serta perilaku nyata dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

b. Kegunaan Praktis

Kegunaan secara praktis dari hasil penelitian diharapkan:

1. Bagi peserta didik : untuk mancapai hasil belajar peserta didik yang lebih optimal

2. Bagi guru : untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar 3. Bagi sekolah : untuk memberikan dukungan kepada guru dan

peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan cara mengoptimalkan pelayanan fisik dan non fisik, termasuk salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah.

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Konsep-konsep ilmu pendidikan kewarganegaraan khususnya ilmu pendidikan kewarganegaraan wilayah kajian PKn sebagai pendidikan kewarganegaraan.


(31)

12

2. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung”.

4. Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah di SMA YP Unila Bandar Lampung.

5. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 2 Februari 2013 sampai dengan selesainya penelitian ini pada tanggal 2 April 2013.


(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Persepsi

Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan interaksi dengan lingkungan sekitar. Dalam melakukan interaksi itu manusia sering melakukan persepsi dalam lingkungannya. Persepsi terhadap suatu objek akan berbeda pada masing-masing individu tergantung pada pengalaman, proses belajar, sosialisasi, cakrawala, dan pengetahuan masing-masing individu tentang objek tertentu.

Kartini (2001:67) menyatakan bahwa “Persepsi adalah pandangan dan interpretasi seseorang atau individu terhadap suatu kesan objek yang diinformasikan kepada dirinya dan lingkungan tempat ia berada sehingga

dapat menentukan tindakannya”.

Slameto (2003:102) mengemukakan bahwa “Persepsi adalah proses yang

menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Warsito Wirawan Sarwono (2009: 86)

“Persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan,


(33)

14

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan cara pandang seseorang atau individu terhadap suatu kesan objek yang masuk melalui otak manusia yang diinformasikan kepada dirinya dan lingkungan tempatnya berada sehingga ia dapat membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap objek tersebut.

Menurut Miramis (1999:119) mendefinisikan “Persepsi sebagai daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta perbedaan yang terdapat pada objek, melalui proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan

setelah panca inderanya mendapat rangsangan”.

Menurut Bimo Walgito (2010: 99), “Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui indera atau proses sensoris namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan

proses persepsi”.

Sebagai suatu cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit, baru dihasilkan persepsi. Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus (input), mengorganisasikan stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi prilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan prilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri.


(34)

15

Berdasarkan dari beberapa pendapat persepsi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses diterimanya rangsangan dan pengamatan terhadap suatu objek yang didalamnya menyangkut tanggapan mengenai kebenaran terhadap objek tersebut. Proses persepsi menuntut individu untuk memberikan penilaian terhadap suatu objek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang, paham atau tidak paham dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap.

Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu, persepsi memiliki sifat yang subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya.

a. Macam-Macam Persepsi

Menurut Sunaryo (2004: 94) persepsi dibedakan menjadi dua, yaitu

External Perception dan Self Perception. External Perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu. Sedangkan Self Perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari dalam diri individu, dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.

b. Proses Terjadinya Persepsi

Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja, ada tahapan-tahapan atau proses tertentu yang harus dilalui oleh seseorang untuk bisa berpersepsi. Menurut Sunaryo (2004: 95) persepsi melewati tiga


(35)

16

proses, yaitu Proses fisik (kealaman), Proses fisiologis, dan Proses psikologis.

Proses fisik berupa objek menimbulkan stimulus, lalu stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses fisiologis berupa stimulus yang diterima oleh indera diteruskan dari saraf sensoris ke otak. Sedangkan proses psikologis berupa proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Warsito Wirawan Sarwono (2009: 90), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:

a) Perhatian

Biasanya seseorang tidak menanamkan seluruh rangsangan yanga ada disekitarnya secara sekaligus tetapi akan memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus ini menyebabkan perbedaan persepsi.

b) Set/harapan

Yaitu harapan seseorang akan rangsanagan yang timbul. Perbedaan set ini menyebabkan perbedaan persepsi.

c) Kebutuhan

Kebutuhan sesaat seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut.

d) Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh pula pada persepsi seseorang.

e) Ciri kepribadian

Kepribadian seseorang dapat mempengaruhi persepsinya terhadap suatu objek.

f) Gangguan jiwa

Hal ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi seseorang yang biasa disebut halusinasi.


(36)

17

Menurut Siagian (1995), secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar yang meliputi:

a. Objek

Objek ini akan menjadi sasaran dari persepsi yang dapat berupa orang, benda, atau peristiwa.

b. Faktor situasi

Situasi merupakan keadaan dimana keadaan tersebut dapat menimbulkan sebuah persepsi.

Sedangkan faktor internal yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi:

a. Motif

Motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.

b. Minat

Minat adalah perhatian terhadap sesuatu stimulus atau objek yang menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera.

c. Harapan

Harapan merupakan perhatian seseorang terhadap stimulus atau objek mengenai hal yang diharapkan atau disukai.

d. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek.

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

f. Pengalaman

Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk pendapatnya sendiri.


(37)

18

d. Syarat-Syarat Mengadakan Persepsi

Menurut Sunaryo (2004: 97), syarat-syarat timbulnya persepsi yaitu, adanya objek yang dipersepsi, adanya perhatian, serta alat indera:

1) Adanya objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor stimulus dapat langsung datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor) dapat pula datang dari dalam langsung mengenai syaraf penerima (sensori) yang bekerja sebagai reseptor.

2) Alat indera atau reseptor

Yaitu alat untuk menerima stimulus. Selain itu, harus pula ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor menuju susunan syaraf otak sebagai pusat kesadaran. Selain itu alat indera sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan juga syaraf motoris.

3) Perhatian

Untuk menyadari atau mengadakan pandangan atau persepsi diperlukan pula perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam melakukan persepsi.

2. Pengertian Peserta didik

Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya peserta didik, peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan karena seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak ada yang didiknya. Peserta didik merupakan sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan.

Peserta didik juga disebut murid atau pelajar. Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan itu di


(38)

19

lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat dimana anak tersebut berada.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Abu Ahmadi (1991) mengemukakan bahwa “Peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, melakukan pembelajaran baik secara kelompok atau perorangan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan nasional pendidikan.

Sebagai suatu komponen pendidikan, peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain:

1) Pendekatan sosial

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.


(39)

20

Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. Peserta didik perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.

2) Pendekatan psikologis

Peserta didik adalah organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.

3) Pendekatan edukatif/pendagogis

Pendekatan pendidikan menempatkan peserta didik sebagai unsur penting yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.

3. Pengertian Persepsi Peserta Didik

Persepsi peserta didik merupakan cara pandang sekelompok peserta didik yang hidup bersama dalam suatu lingkungan sekolah terhadap suatu objek yang diamati berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sehingga memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lainnya berbeda walaupun objeknya sama.


(40)

21

4. Pengertian Optimalisasi

Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa. Seiring dengan perubahan jaman, inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan terus mengalami perkembangan. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan maka akan tercipta sumber daya manusia yang berkompeten dan mampu bersaing di dunia kerja yang akan berdampak pada kemajuan suatu negara. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan mengoptimalkan proses pembelajaran di sekolah.

Optimalisasi berasal dari kata “opimal”. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, “Optimal adalah suatu hal yang baik; tertinggi; paling menguntungkan”. Sedangkan menurut Sisdjiatmo (1990:266) “Optimal

adalah berusaha memaksimumkan sesuatu yang diiginkan”.

Dengan demikian, optimalisasi dapat didefinisikan sebagai cara atau langkah-langkah yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan segala yang mempengaruhinya.

Menurut Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia (1998:705)

“Optimalisasi merupakan proses, cara atau perbuatan mengoptimalkan”. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik, paling tinggi atau paling menguntungkan.

Sedangkan menurut Sudjana (2008:8) “Optimalisasi adalah setiap upaya yang sistematik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi maksimal”.


(41)

22

Menurut Yuwono (1994) “Optimalisasi adalah perihal mengoptimalkan

suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk mencapai atau mendapatkan hasil yang terbaik.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk meminimalkan atau memaksimalkan suatu program agar mendapatkan hasil yang diharapkan.

Optimalisasi kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor metode atau teknik mengajar guru. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga peserta didik tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengaitkan materi yang terdapat dalam kurikulum dengan kondisi lingkungan atau sesuai dengan dunia nyata sehingga peserta didik merasa pembelajaran menjadi lebih bermakna atau memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan guru harus dapat melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran atau pembelajaran yang partisipatif. Peserta didik dibantu oleh pendidik dalam melibatkan diri untuk mengembangkan atau memodifikasi kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2008: 69) dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peserta didik dibantu oleh pendidik melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Proses ini mencakup kegiatan untuk menyiapkan fasilitas atau alat bantu pembelajaran, menerima informasi tentang materi/bahan


(42)

23

belajar dan prosedur pembelajaran, membahas materi/ bahan belajar dan melakukan saling tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi atau memecahkan masalah.

5. Pengertian Pelayanan Sekolah

Proses pendidikan dan pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan positif yang memfasilitasi anak didik untuk memperoleh informasi yang dapat mengubah kondisi dirinya menjadi lebih baik. Oleh karena itulah, maka diperlukan suatu kondisi yang dapat mewujudkan tujuan tersebut.

Kondisi tersebut harus diciptakan, sebab tidak mungkin secara otomatis suatu kondisi muncul dihadapan kita. Dalam hal ini kita perlu menyadari bahwa menciptakan kondisi yang kondusif merupakan salah satu bentuk pelayanan sekolah kepada anak didik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.

Menurut Kotler sebagaimana dikutip oleh Aulia Rahayu (2013:54)

“Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan

oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”. Sedangkan menurut Anton Adiwiyoto dalam Hendra Hadiwijaya (2011:224) mengemukakan bahwa

“Pelayanan adalah suatu yang sangat subyektif dan sulit didefinisikan

karena pelayanan sebagai subyek yang melakukan suatu transaksi dapat bereaksi secara berbeda terhadap apa yang kelihatannya seperti pelayanan


(43)

24

Menurut Moenir sebagaimana dikutip oleh Hendra Hadiwijaya (2011:224)

“Pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya”. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal ini pelanggan agar kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka.

Menurut Tjiptono dalam Hendra Hadiwijaya (2011:224) mengemukakan bahwa “Kualitas pelayanan atau jasa merupakan keunggulan-keunggulan yang diberikan perusahaan dalam rangka memenuhi keinginan pelanggan”.

Pendapat lain dikemukakan Siagian dalam Hendra Hadiwijaya (2011:244)

“Pelayanan secara umum adalah rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai kemudahan-kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka”. Dengan demikian pelayanan merupakan upaya memberikan kesenangan-kesenangan kepada pelanggan dengan adanya kemudahan-kemudahan agar pelanggan dapat memenuhi kebutuhannya.

Dari beberapa pengertian pelayanan yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui suatu aktivitas atau kegiatan orang lain. Subjek dari pelayanan adalah pelanggan yang dapat memberikan suatu reaksi yang berbeda terhadap pelayanan yang kelihatannya sama


(44)

25

Menurut Moenir dalam jurnal Hendra Hadiwijaya (2011:245) bentuk-bentuk pelayanan terdiri dari:

1) Pelayanan dengan Lisan

Dalam pelayanan dengan lisan ini fungsi humas betul-betul diefektifkan sebagai kepanjangan tangan dari pemberian informasi kepada pelanggan. Dengan kata lain pelayanan lisan adalah komunikasi langsung kepada pelanggan.

2) Pelayanan dengan tulisan

Pelayanan dalam bentuk tulisan ini dilakukan berdasarkan pada jarak yang terlalu jauh antara pelanggan dengan produsen. Adapun pelayanan ini dapat digolongkan yaitu pelayanan berupa petunjuk dan pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan.

3) Pelayanan dengan perbuatan

Adapun pelayanan yang dilakukan dengan perbuatan merupakan tindak lanjut dari suatu pekerjaan pada bagian pelayanan agar dapat beradaptasi langsung atau bertatap muka dengan pelanggan.

Selanjutnya dapat dilihat pula bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang efektif, seperti dikemukakan oleh Pusat Data dan Analisis Pilar dalam jurnal Hendra Hadiwijaya (2011:227) yang menyatakan beberapa prinsip yang mendukung prosedur pelayanan pelanggan yang efektif yaitu :

1) Program pelayanan harus berkaitan dengan perusahaan. 2) Program pelayanan harus dimulai dari manajemen puncak. 3) Terpusat pada visi.

4) Program pelayanan harus terintegrasi dalam manajemen. 5) Memotivasi karyawan ujung tombak.

6) Berpedoman pada hasil penelitian. 7) Melakukan pengukuran.

8) Harus berkaitan dengan prestasi dan penghargaan. 9) Mampu mengkaitkan kualitas eksternal dengan internal.

10) Pengembangan program pelayanan harus didukung oleh pelatihan, program, seleksi dan induksi.

Penelitian ini membahas mengenai persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan di SMA YP Unila. Dalam penelitian ini yang


(45)

26

dimaksudkan dengan pelanggan adalah peserta didik di SMA YP Unila sebagai pengguna langsung dari pelayanan yang diberikan oleh sekolah tersebut. Persepsi peserta didik terhadap pelayanan di SMA YP Unila ini terbentuk dari pelayanan yang diterima atau dirasakan oleh peserta didik di sekolah tersebut.

6. Tinjauan Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ini merupakan penjabaran dari Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagaimana tercantum dalam ketentuan umum Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan haruslah ada yang menjamin dan mengendalikan pendidikan sehingga sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Dalam hal ini pemerintah melakukan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi, ketiga proses ini dilaksanakan untuk menentukan layak tidaknya lembaga pendidikan yang berstandar nasional. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal nasional, dan global, sehingga mutu pendidikan di Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.


(46)

27

Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, terdapat delapan standar yang menjadi sorotan dalam melaksanakan Standar Nasional Pendidikan yaitu sebagai berikut:

1. Standar Isi

Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi ini memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulim tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. (Pasal 5 Ayat (1) dan (2))

2. Standar Proses

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Pasal 19 Ayat (1))


(47)

28

Selain itu dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, pendidik harus memberikan keteladanan dan contoh yang baik kepada peserta didiknya. Setiap satuan pendididikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembeajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif.

3. Standar kompetensi kelulusan

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi kelulusan ini meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Pasal 25 Ayat (1), (2), dan (4))

Standar kompetensi kelulusan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.


(48)

29

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Pasal 28)

Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melaewati uji kelayakan dan kesetaraan.

5. Standar sarana dan prasarana

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (Pasal 42 Ayat (1))


(49)

30

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (Pasal 42 Ayat (2))

6. Standar pengelolaan

Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan. (Pasal 29 Ayat (1) dan (3))

7. Standar pembiayaan

Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.


(50)

31

Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP. (Pasal 62)

8. Standar penilaian

Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. (Pasal 63 Ayat (1))

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

Penilaian pendidikan ini digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.


(51)

32

7. Pentingnya Peningkatan Mutu Pendidikan

Tuntutan akan lulusan sekolah yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Dalam kerangka pengembangan mutu terpadu, usaha pendidikan tidak lain adalah merupakan usaha yang memberikan pelayanan kepada pelanggannya, yaitu mereka yang belajar dalam lembaga pendidikan tersebut.

Para pelanggan layanan pendidikan terdiri dari berbagai unsur paling tidak empat kelompok. Mereka itu adalah pertama yang belajar, bisa merupakan mahasiswa/pelajar/murid/peserta belajar yang disebut klien/pelanggan primer (primary external costumers). Mereka inilah yang langsung menerima manfaat layanan pendidikan dari lembaga tersebut. Kedua, para klien terkait dengan orang yang mengirimnya ke lambaga pendidikan, yaitu orang tua dan mereka ini yang disebut sebagai pelanggan sekunder (secondary external cosumers). Pelanggan lainnya yang ketiga adalah lapangan kerja bisa pemerintah maupun masyarakat sebagai pengguna output pendidikan (tertiary external cosumers). Selain itu yang keempat dalam hubungan kelembagaan masih terdapat pelanggan lainnya yaitu yang berasal dari intern lembaga; mereka itu adalah para guru/tenaga pendidik, serta pemimpin lembaga (internal costumers).

Seperti disebutkan diatas bahwa program peningkatan mutu pendidikan harus berorientasi kepada kebutuhan/harapan pelanggan, maka layanan pendidikan suatu lembaga pendidikan haruslah memperhatikan


(52)

masing-33

masing pelanggannya diatas. Kepuasan dan kebanggaan dari mereka sebagai penerima manfaat layanan pendidikan harus menjadi acuan bagi program peningkatan mutu layanan pendidikan.

Sistem jaminan kualitas mutu pendidikan menjadi isu yang utama dalam konteks pendidikan saat ini. Mutu pendidikan yang kasat mata tentunya tertuju pada mutu pendidikan itu sendiri. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang bermutu tentunya harus didukung oleh suatu proses yang bermutu juga. Suatu proses yang bermutu tentunya harus didukung oleh faktor-faktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula. Mutu pendidikan harus bersifat menyeluruh, menyangkut semua komponen, pelaksanaan dan kegiatan yang bermutu total.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah, harus didasarakan kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di Indonesia. Standar nasional pendidikan ini merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Fungsi dari standar nasional pendidikan ini adalah sebagai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang lebih bermutu.

Inti utama dari mutu pendidikan adalah memberikan pelayanan yang sesuai bagi masyarakat. Bermutu atau berkualitasnya suatu pendidikan dapat diukur secara dedukatif dan induktif. Dedukatif apabila visi yang


(53)

34

telah ditetapkan dapat dijabarkan dalam misinya. Indukatif apabila pendidikan dapat mendatangkan manfaat, dunia kerja, dan profesional.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, tidaklah cukup hanya ditangani oleh sebuah lembaga saja yang bernama dinas pendidikan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah, tetapi harus ditangani oleh lebih dari satu lembaga yang memiliki visi dan misi yang sama dalam bidang pendidikan, contohnya sekolah. Untuk itu diperlukan sebuah komitmen bersama agar dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.

Sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan yang merupakan salah satu faktor penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui lembaga pendidikan ini para peserta didik secara mental maupun intelektual dididik agar dapat mencapai mutu sesuai dengan target yang ditetapkan sekolah. Sekolah merupakan bagian terdepan dari proses pendidikan, oleh sebab itu sekolah harus melakukan berbagai usaha yang nyata dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Sekolah haruslah mampu mengelola sumber-sumber yang ada pada sekolah tersebut misalnya komponen input seperti guru, bahan ajar, media pembelajaran, metode, sarana prasarana, penilaian dan buku teks, serta sekolah harus mengontrol kualitas proses pembelajaran sehingga akan menghasilkan mutu output secara optimal sesuai denga harapan semua orang.


(54)

35

Salah satu sekolah yang mendukung terselenggaranya mutu pendidikan ke arah yang lebih baik adalah SMA YP Unila Bandar Lampung. Sekolah ini telah berusaha mengoptimalkan pelayanannya sesuai dengan standar nasional pendidikan Indonesia.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan nasional Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikanlah tujuan nasional tersebut dapat tercapai. Salah satu komponen penting dalam bidang pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai faktor penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM) harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik agar dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

Demi terciptanya pancapaian mutu pendidikan, sekolah sebagai pelaksana pendidikan harus berupaya secara optimal dalam memberikan pelayanan kepada peserta didiknya dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kualitas itu, maka sekolah berkualitas harus merujuk kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di Indonesia yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, serta standar penilaian pendidikan. Standar nasional pendidikan yang dapat dirasakan langsung oleh peserta didik meliputi indikator standar proses, standar pendidik dan tenaga pendidikan, standar sarana prasarana, serta standar pengelolaan.


(55)

36

Persepsi Peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan

pendidikan di SMA YP Unila (X):

1. Pemahaman 2. Tanggapan 3. Harapan

Salah satu sekolah yang telah berusaha mengoptimalkan standar pelayanannya adalah SMA YP Unila Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila.Persepsi peserta didik ini didasarkan pada indikator pemahaman peserta didik terhadap pelayanan di sekolah, tanggapan peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan sekolah, serta harapan peserta didik terhadap pelayananyang telah diberikan SMA YP Unila Bandar Lampung.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMA YP Unila (Y):

1. Standar Proses 2. Standar Pendidik

dan Tenaga Kependidikan 3. Standar Sarana dan

Prasarana 4. Standar


(56)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan adanya suatu metode dengan masalah yang diteliti, sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode sangat diperlukan untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, cara mengkaji kebenaran dan suatu pengetahuan.

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan dalam meneliti suatu kelompok, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas peristiwa masa datang. (Muhammmad Nasir, 1988:63)

Berdasarkan pendapat diatas, yang dimaksud dengan metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan data kemudian menganalisa data yang telah terkumpul dari responden.


(57)

38

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173) “Populasi adalah keseluruhan subek penelitian”. Penelitian ini yang menjadi polulasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung yang berjumlah 1139 peserta didik.

Tebel 1: Data jumlah peserta didik SMA YP Unila Tahun Ajaran 2012/2013

NO KELAS L P L+P

1. X 190 218 408

2. XI 171 222 393

3. XII 151 187 338

JUMLAH 512 627 1139

Sumber Data : Staf Tata Usaha SMA YP Unila 2012/2013

2. Sampel

Banyaknya sampel dalam penelitian ini, penulis berpegang pada pendapat Suharsimi Arikunto (2010:174) yang menyatakan bahwa “untuk ancer-ancer, jika subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi dan jika subjeknya lebih dari 100 diambil 10-15% atau 20-25% ataupun lebih, tergantung


(58)

39

1. Kemampuan meneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan data.

2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyakat hal banyak sedikitnya data.

3. Besar kecilya resiko yang ditanggung peneliti.

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 10% x 1139 = 114 responden.

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik Sample Random yaitu di dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. (Suharsimi Arikunto, 2010:175)

Tebel 2: Jumlah sampel penelitian

NO KELAS JUMLAH PESERTA DIDIK

SAMPEL

1. X 408 x 10% 40

2. XI 393x10% 39

3. XII 338x10% 35

JUMLAH 114


(59)

40

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membedakan dua variabel yaitu variabel bebas sebagai variabel yang mempengaruhi (X) dan varibael terikat sebagai variabel yang dipengaruhi (Y) yaitu:

a. Variabel bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Persepsi Peserta didik terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung.

b. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah optimalisasi pelayanan di SMA YP Unila.

D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual

a. Persepsi peserta didik merupakan cara pandang sekelompok peserta didik yang hidup bersama dalam suatu lingkungan sekolah terhadap suatu objek yang diamati berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sehingga memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lainnya berbeda walaupun objeknya sama. Hal ini tergantung pada pengalaman, proses belajar sosialisasi, dan pengetahuannya tentang masing-masing objek tertentu.

b. Optimalisasi dapat didefinisikan sebagai cara atau langkah-langkah yang digunakan guna mendapatkan hasil yang optimal dengan segala yang mempengaruhinya. Sedangkan pelayanan adalah sebuah proses


(60)

41

pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang yang menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang memberikan gambaran cara mengukur suatu variabel dengan membeikan arti suatu kegiatan. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Persepsi peserta didik merupakan cara pandang sekelompok peserta didik yang hidup bersama dalam suatu lingkungan sekolah terhadap suatu objek yang diamati berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sehingga memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lainnya berbeda walaupun objeknya sama.

Dalam penelitian ini untuk mengukur persepsi siswa dapat dilihat dari indikator:

1) Pemahaman. Indikator pemahaman ini diukur dari tingkat pemahaman peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila.

2) Tanggapan. Indikator ini diukur dari tanggapan peserta didik terhadap pelayanan pendidikan yang telah diberikan di SMA YP Unila.

3) Harapan. Indikator ini diukur dari harapan siswa terhadap pelayanan pendidikan yang telah diberikan oleh SMA YP Unila.


(61)

42

b. Optimalisasi dapat didefinisikan sebagai cara atau langkah-langkah yang digunakan guna mendapatkan hasil yang optimal dengan segala yang mempengaruhinya. Sedangkan pelayanan adalah sebuah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang yang menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya.

Persepsi peserta didik terhadap pelayanan di SMA YP Unila ini terbentuk dari pelayanan yang diterima atau dirasakan langsung oleh peserta didik di sekolah tersebut. Dalam penelitian ini untuk mengukur optimalisasi pelayanan pendidkan di SMA YP Unila Bandar Lampung dapat dilihat dari indikator:

1. Standar proses

2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 3. Standar sarana dan prasarana

4. Standar pengelolaan

3. Rencana Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah scoring pada alternatif jawaban dalam lembaran angket yang disebarkan kepada responden. Angket yang digunakan adalah angket langsung tertutup, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat masing-masing


(62)

43

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka diterapkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Angket

Angket atau kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang secara tertulis yang terdiri dari item-item pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian dan akan dijawab oleh responden penelitian yaitu peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung yang terpilih secara acak menjadi sampel penelitian. Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup, yaitu item-item dari pertanyaan sudah disertai dengan alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.

Angket dalam penelitian ini dipakai karena data yang diperlukan angka-angka yang berupa skor nilai, untuk memperoleh data utama dan di analisis. Dalam setiap test memiliki tiga alternatif jawaban dan masing- masing memiliki bobot atau skor nilai yang berbeda. Menurut Nasir (1988:404) skor yang diberikan adalah:

a. Untuk jawaban yang sesuai dengan harapan diberikan skor 3. b. Untuk jawaban yang tidak sesuai dengan aharapan diberikan skor 2. c. Untuk jawaban yang sangat tidak sesuai dengan harapan diberikan


(63)

44

2. Teknik Penunjang a. Wawancara

Teknik wawancara dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi secara langsung pada objek peneliti. Adapun teknik wawancara yang dipergunakan berfokus pada wawancara yang langsung diarahkan kepada persoalan mengenai persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan di SMA YP Unila Bandar Lampung.

b. Observasi

Metode observasi ini dilakukan untuk pengamatan dan pengambilan data secara langsung terhadap objek penelitian dan keadaan tempat penelitian serta keadaan umum tempat penelitian.

c. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi, yaitu suatu pengambilan data yang diperoleh dari informasi-informasi dan dokumen-dokumen yang digunakan untuk mendukung keterangan-keterangan tentang sesuatu yang diteliti.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini maka alat ukur yang digunakan harus valid, maksudnya alat ukur tersebut harus dapat mengukur secara terpat. “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalihan sesuatu instrumen” (Suharsimi Arikunto, 2010:144). Dalam hal ini alat ukur yang dimaksud adalah


(64)

45

angket, yang disajikan berdasarkan konstruksi teoritisnya. Untuk validitas angket, peneliti mengadakan uji coba dengan melihat indikator variabel yang kemudian menjadi item-item pertanyaan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah cukup baik sehingga mampu menggunakan data yang terpercaya, maka sebelum di uji coba, langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan uji coba angket diluar responden

2. Hasil uji coba dikelompokkan dalam item genap ganjil

3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan product moment

yaitu: rxy =

∑ ∑ ∑

√{∑ (∑ )} {∑ (∑ )}

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antar gejala x dan y

xy : Product dari gejala x dan y n : Jumlah sampel.

(Hadi, 1989: 39)

4. Untuk reliabilitas angket digunakan Rumus Sperman Brown, yaitu:

r

xy

=

( )

( )


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Indikator pemahaman peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung masuk dalam kategori paham. Hal ini berarti, peserta didik telah memahami dan mengetahui pelayanan pendidikan yang terdapat di sekolah. Peserta didik juga telah memahami fungsi dan tujuan dari pelayanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah tersebut.

2. Indikator tanggapan peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung masuk dalam kategori cukup optimal. Hal ini berarti, masih terdapat peserta didik yang beranggapan bahwa terdapat beberapa layanan pendidikan yang dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan mereka.


(2)

120

3. Indikator harapan peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung masuk dalam kategori terlaksana. Hal ini berarti, peserta didik mengharapkan pelayanan pendidikan yang semakin baik dan sesuai dengan kebutuhan mereka. 4. Optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung

dilihat dari indikator standar proses, masuk dalam kategori cukup optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih terdapat beberapa siswa yang beranggapan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung masih kurang interaktif, inspiratif dan menyenangkan, walaupun sekolah telah berusaha mengoptimalkan pelayanan pendidikan dalam bidang standar proses kepada peserta didiknya.

5. Optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung dilihat dari indikator standar pendidik dan tenaga pendidikan, masuk dalam kategori cukup optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih terdapat beberapa siswa yang beranggapan bahwa tenaga pendidik/guru belum memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan peserta didik.

6. Optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung dilihat dari indikator standar sarana dan prasarana, masuk dalam kategori sangat optimal. Hal ini berarti, peserta didik beranggapan bahwa sekolah telah memberikan pelayanan dalam bidang sarana dan prasarana dengan sangat baik. Ini dapat dilihat dari ketersediaan sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran yang berkualitas dan mencukupi kebutuhan peserta didik.


(3)

7. Optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung dilihat dari indikator standar pengelolaan, masuk dalam kategori sangat optimal. Hal ini berarti, peserta didik beranggapan bahwa sekolah telah memiliki sistem pengelolaan yang baik dan berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

B. Saran

Berdasarakan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada peserta didik agar dapat lebih memahami fungsi dan tujuan dari pelayanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah. Peserta didik diharapkan dapat memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh sekolah dengan sangat optimal dan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, peserta didik juga diharapkan dapat berperan aktif dalam memberikan masukan-masukan yang membangun dalam rangka meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih optimal di sekolah agar motivasi dan budaya belajar serta prestasi dapat dicapai dengan baik.

2. Kepada tenaga pendidik diharapkan dapat memahami kebutuhan peserta didik sebagai orang yang membutuhkan belajar tanpa membedakan individu atau kelompok. Selain itu, tenaga pendidik diharapkan dapat bertanggungjawab terhadap tugas yang dibebankan kepadanya sebagai pendidik yang profesional yang mampu memberikan layanan yang bermutu kepada peserta didiknya.


(4)

122

3. Kepada kepala sekolah diharapkan dapat berupaya secara optimal dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didiknya. Selain itu, kepala sekolah diharapkan dapat selalu menjalankan fungsi merencanakan, melaksanakan, dan pengawasan terhadap program-program sekolah agar terciptanya penyelenggaraan pendidikan yang lebih efisien dan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ali, Muhammad. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka

--- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

--- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Hadi, Sutrisno. 1996. Metode Research. Yogyakarta: Yayasan Psikologi UGM Hadiwijaya, Hendra. Jurnal Ekonomi dan Informansi Akuntansi: Persepsi Siswa

terhadap Pelayanan Jasa Pendidikan Pada Lembaga pendidikan El Rahma Palembang. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius) Kartono, Kartini. 2001. Bimbingan Belajar. Jakarta: Rajawali

Miramis. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali

Nasir, Mohammad. 1988. Prosedur Penelitian Ilmiah. Angkasa: Bandung Rahayu, Aulia. 2013. Makalah Manajemen Pelayanan Publik. Tidak diterbitkan Siagian. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta


(6)

Sisdjiatmo, Drs. 1990. Sajian Dasar dalam Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Rineka Cipta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Soerdijarto. 2008. Landasan Arah Pendidikan Nasional Kita. KompasMedia Nusantara

Sudjana. 1996. Pengantar Metodologi Statitiska. Bandung: Tarsito Sudjana. 2008. Manajemen Program Pendidikan. Falah Production

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Bumi Kedokteran EGC Trisno, Yuwono. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. Surabaya:

Arkola

Walgito, Bimo. 2010. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset