Perlunya AMDAL ditentukan oleh:
Perlunya AMDAL ditentukan oleh:
Proyek Konstruksi dan Pemeliharaan Jalan dan
1 PerMenLH 308/2005, 2 KepMen LH no.17/2001:
Lamp. 1:
Jembatan
G.5:
I.6:
a) Pembangunan jalan tol: semua besaran
a) Pembangunan jalan tol: semua
b) Pembangunan jalan laying dan
besaran
subway:
b) Pembangunan jalan laying dan ≥ 2 km subway:
G.6: Pembangunan dan/atau peningkatan
≥ 2 km
jalan dengan pelebaran di luar daerah
I.7: Pembangunan dan/atau
milik jalan:
peningkatan jalan dengan pelebaran di
a) Kota besar/metropolis:
luar daerah milik jalan:
- Panjang: ≥ 5 km
a) Kota besar/metropolis:
- atau luas: ≥ 5 ha
- Panjang: ≥ 5 km
b) Kota sedang:
- atau luas: ≥ 5 ha
- Panjang: ≥ 10 km
b) Kota sedang:
- atau volume pengerukan: ≥ 10ha
- Panjang: ≥ 10 km
c) Pedesaan:
- atau volume pengerukan: ≥ 10ha
- Panjang: ≥ 15 km
c) Pedesaan:
- Panjang: ≥ 30 km
Potensi Dampak Kriteria Keterangan Lingkungan Panduan Nasional
A) Lingkungan Fisik dan Kimiawi
A.1) Bumi: tanah, geologi, bentuk lahan, risiko erosi, masalah seismik, dll.
a) Kehilangan tanah
Kuantitatif:
Suatu jalan menggungakan suatu jalur lahan yang dibatasi secara
- UU 12/1992
karena penggalian
• Daerah terpakai/tertutup
fisik oleh isi jalan atau potongan jalan termasuk selokan dan
- SNI 13-6182-1999
tanah untuk bahan 2 dalam m pekerjaan tambah lain yang secara resmi ditentukan oleh lahan yang - SNI 13-4719-1998
konstruksi
• Tanah/batuan yang di
digunakan (hak jalan – R.O.W.). Secara potensial tanah yang
- SNI 13-4720-1998
(urugan/pemotongan) - SNI 13-4721-1998
gunakan/pindahkan
digunakan digali dengan alat ekskavator atau buldoser dari parit-
dalam m 3 parit dangkal langsung disisi jalan menurut suatu proses yang
- SNI 13-4722-1998
dan karena penutupan
disebut “pinjam sisi”. Metoda ini menghemat transportasi namun
(pengaspalan, badan
Kualitatif:
juga menciptakan keperluan akan tanah tambahan yang cukup
jalan).
• Nilai/fungsi dari tanah
besar dan meninggalkan, kecuali dipersyaratkan meratakannya,
dan batuan yang
lubang-lubang sepanjang jalur jalan yang berisiko erosi dan yang
digunakan/ditempati
dapat menjadi tempat bakteri pathogen apabila berubah menjadi kubangan lumpur. Walaupun dilakukan pengambilan tanah atau
batuan dari tempat penggalian, bekas tempat ini harus dikembalikan ke status alami semula sejauh memungkinkan setelah pekerjaan dirampungkan. Demikian pula, sampah proyek, tanah dan bahan bangunan tersisa dan sebagainya harus dibuang dengan batuan dari tempat penggalian, bekas tempat ini harus dikembalikan ke status alami semula sejauh memungkinkan setelah pekerjaan dirampungkan. Demikian pula, sampah proyek, tanah dan bahan bangunan tersisa dan sebagainya harus dibuang dengan
- SNI 06-0012-1987 oleh pemakaian dan
b) Kontaminasi tanah
Kuantitatif:
Jalan yang sering tidak merata dan kasar menyebabkan keausan
• Panjang jalan km,
pada roda dan pelapis jalan, yang mengandung bahan beracun. tumpahan minyak, 2 • Daerah dampak m Keausan rem dan piringan kopling dapat melepaskan substansi yang
kecelakaan.
• Nilai kualitas baku untuk
sangat beracun seperti nickel dan asbes. Permukaan jalan yang
bahan berbahaya
belum selesai merupakan sumber debu yang menyebabkan iritasi dan meningkatkan risiko kecelakaan, dan bila tidak hujan, dapat
Kualitatif:
merugikan vegetasi. Minyak sering bocor dari kendaraan dan pipa-
• Nilai dan risiko potensi
pipa dari kendaraan yang tidak terpelihara.
tanah dan lapisan bawah
yang terkena dampak
Lihat juga dibawah A.2.b)!
c) Erosi: sebabnya
Kuantitatif:
Pembersihan lahan yang tidak tepat, gagal memperhatikan
- SNI 13-6790-2002
- SNI 03-6795-2002 struktur tanah
erosi dan perubahan 2 • Daerah dampak m karakteristik mekanika tanah dari tanah yang ada, penilaian keliru
dari kestabilan potongan atau kemiringan yang dipadatkan.
- SNI 03-6870-2002
Kualitatif:
Kelalaian total hal dasar ini, dapat mengakibatkan longsoran tanah
- SNI 03-6871-2002
• Type of soil and geology,
pada jalan tersebut atau daerah langsung sekitarnya. Terdapat
- SNI 03-6872-2002
Jenis tanah dan geologi,
kemungkinan bahwa tanah dapat bergeser, mengendap, atau terbilas - SNI 03-6873-2002
struktur dan mekanika
ke daerah yang luas, dan menyebabkan erosi yang ekstensif yang,
tanah; risiko
khususnya didaerah berbukit atau pegunungan. Bahkan lereng batuan yang tampak kokoh dapat menjadi tidak stabil apabila dibuat potongan jalan tanpa memperhatikan dengan benar struktur geologinya atau karena pembukaan jalan dengan peledakan. Disamping survai tanah, perencanaan yang benar, oleh ahli serta supervisi resmi dari pekerjaan tanah dan pekerjaan batuan guna mengurangi risiko longsor seminimum mungkin, maka jalan dan sekitarnya harus mendapatkan pemeliharaan konstan untuk memperbaiki longsoran kecil tahap awal dan mencegah penyebarannya. Terutama penting untuk daerah yang tanahnya terpapar agar sesegera mungkin dan sedapat mungkin dengan tanaman lokal (rumput, pohon penutup lahan) agar tercapai kestabilan tanah.
d) Risiko Seismik
Kuantitatif:
Dalam keadaan gempa, jalan-jalan dengan struktur hanya sedikit
- KepMen LH 49/1996
• Panjang km,
dan sederhana (jembatan dan terowongan) sepanjang jalurnya,
- SNI 04-3890.2.6 – 200
• Luas m 2 .
kurang berisiko terhadap longsoran dibanding yang memiliki
- SNI 13-6982.1-2004
struktur rumit dan lebih direkayasa. Retakan-retakan dan geseran
- SNI 13-6982.2-2004
akan terbatas karena dimensinya lebih kecil.
A.2) Air: Air tanah, air permukaan
- KepMen LH 110/2003 keseimbangan air
a) Dampak pada
Kuantitatif:
Tidak terhindarkan bahwa akan terdapat gangguan pada
• Daerah yang ditutupi
keseimbangan air yang ada selama jalannya kegiatan pembangunan
- SNI 06-1416-1989
badan jalan, m 2 jalan. Apabila jalur-jalur air perlu dialihkan untuk menghindari
- SNI 03-2527-1991
• Panjang potongan jalan,
dipotongnya garis jalan, maka apabila kaidah-kaidah hidrologi tidak - SNI 03-2528-1991
dalam km
diperhatikan maka hal ini dapat mengakibatkan perubahan yang
- SNI 03-2817-1992 - SNI 03-2817-1992
- SNI 03-3414-1994
Kualitatif:
perubahan dalam kekasaran, kemiringan atau penampang lapisan
- SNI 06-6596-2001
• Guna/fungsi air tanah
yang dilalui air). Terdapat berbagai cara keseimbangan kena
- SNI 19-6728.1-2002
(a.l. untuk air minum,
dampak, antaranya adalah karena terbendungnya baik secara
irrigasi dsb.)
sengaja ataupun tidak oleh urugan jalan, pengeringan lahan-lahan basah dan rawa-rawa, penurunan muka air tanah, pendalaman jalur air karena penggalian bahan dari dasarnya secara berlebih, pekerjaan jembatan yang dibangun dalam badan air dengan risiko mengakibatkan penyumbatan oleh runtuhan, dan terciptanya kolam- kolam untuk ternak dengan dimanfaatkannya dampak penggalian untuk urugan jalan, dengan masalah sampingan berupa penyakit infeksi dan hama penyakit.
- *UU 07/2004 oleh pemakaian dan
b) Kontaminasi tanah
Kuantitatif:
Perlu dipertimbangkan risiko-risiko serius perihal terpolusinya air
• Panjang jalan dlm. km,
permukaan dan air tanah. Selama tahap (pra-) konstruksi, sejumlah
- *PP 82/2001
- PerMen Kes serta emisi lainnya,
tumpahan minyak 2 • Daerah dampak dlm. m terbatas bahan yang bersifat racun terhadap tanah dan air, seperti
• Baku-Mutu untuk Bahan
bahan bakar, minyak mineral, bahan pembersih kimia dan pelarut,
528/XII/1982
kecelakaan, dan bahan - PerMen Kes Berbahaya (B3)
disimpan, ditransportasi dan digunakan.
416/IX/1990 bangunan berbahaya.
Perlu diperhatikan kualitas bahan-bahan bangunan, terutama ketika
Kualitatif:
bekerja dekat badan-badan air. Bila terdapat kemungkinan kontak
• Sumber polusi dan
dengan badan air, maka bahan bangunan tidak boleh mengandung
komponennya yang
bahan beracun.
diperkirakan
Selalu terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan, dimana
• Nilai, fungsi dan
sejumlah substansial bahan beracun akan terlepas dalam air.
penggunaan air tanah;
Terdapat risiko kontaminasi air permukaan, air tanah, maupun
kelemahan
tanah. Akhirnya polusi jangka panjang akibat pelepasan bahan beracun
dari mesin-mesin dan roda-roda perlu dipertimbangkan. Perlu dipertimbangkan terjadinya akumulasi dampak yang diakibatkan oleh minyak, bahan bakar, pelumas dan bahan polutan lainnya. Lihat juga dibawah A.1.b)!
A.3) Air: air quality, micro and macro climate, noise
- UU No. 14/1992 emisi lalu-lintas jalan
a) Polusi udara oleh
Kuantitatif:
Bahan polusi udara bukan hanya berbahaya terhadap manusia,
• Panjang jalan dlm. km,
namun juga merupakan bahaya terhadap hewan, tanah, tumbuhan
- PP 41/1999
• Jumlah kendaraan yang
dan iklim. Dampak jauh (jauh baik waktu maupun ruang) perlu
- KepMen LH 252/2004
diperkirakan.
dipertimbangkan; perlu di-ingat bahwa kombinasi dari bahan
- KepMen LH 45/1997
• Nilai baku-mutu udara
pencemar udara bisa lebih berbahaya dibandingkan masing-masing
- Bapedal Decree
bahan tersebut sendiri (dampak sinergetik). Zat pencemar utama
Kualitatif:
yang emisikan oleh lalu-lintas berkendaraan adalah:
- KepMen LH 13/1995
• Fungsi lokal udara /
Karbon mono-oksida, hidrokarbon tertentu, ozon, timbah hitam dan
- KepMen LH 35/1993
kedekatan terhadap
logam berat lainnya, beban jelaga (karbon dioksida).
- SNI 19-1429-1989
daerah peka (a.l. daerah
- SNI 19-1430-1989
perumahan); kelemahan-
- SNI 19-1431-1989
kelemahan
- SNI 19-1432-1989
- SNI 19-1433-1989 - SNI 19-1666-1989 - SNI 09-2765-1992 - SNI 09-2766-1992 - SNI 19-2880-1992 - SNI 19-2965-1992 - SNI 09-3678-1995
Konstruksi jalan selalu menyebabkan perubahan dalam lingkungan mikro
b) Perubahan iklim
Kuantitatif:
• Panjang, km dan/atau
iklim mikro. Badan jalan menutupi struktur lahan dan tumbuhan • Daerah dampak, m 2 yang membentuk iklim lokal: gerakan udara, suhu, kelembaban,
• Jarak ke daerah peka, m
laju penguapan, dsb.
Kualitatif:
Tanggul-tanggul dan pemotongan lahan dapat memutuskan jalur
• Fungsi lokal udara /
aliran air lokal (a.l. masa air dingin dari bukit kearah lembah).
kedekatan terhadap
Terhalangnya gerakan air dan udara, menyebabkan akibat
daerah peka (a.l. daerah
bayangan, yang mencegah pelepasan panas dan dingin karena
perumahan); kelemahan-
hilangnya pembentukan kelembaban, serta akibat dihasilkannya
kelemahan
tiupan bahan-bahan, yang menyebabkan perubahan dalam iklim mikro yang dapat berdampak atau merusak sistim yang ada.
- UU No. 6/1994 makro
c) Perubahan iklim
Kuantitatif:
Iklim makro juga mengalami perubahan akibat konstruksi jalan.
• Panjang, km dan/atau
Kadang-kadang sulit untuk memperkirakan dampak yang relevan.
- KepMen LH 35/1999
• Daerah dampak, m 2 Panduan masyarakat dapat diperoleh dari kerangka perlindungan
Kualitatif:
iklim nasional (a.l. perihal bahan-bahan penyebab penipisan lapisan
• Fungsi struktur
ozone atau masalah perubahan iklim). Dampak yang relevan pada
(tumbuhan) pembentuk
iklim makro dapat terjadi apabila struktur tumbuhan yang besar
iklim makro sekarang,
yang memiliki fungsi iklim (a.l. hutan) diambil alih oleh konstruksi
yang hilang
jalan.
d) Kebisingan
Kuantitatif:
Kebisingan didefinisikan sebagai semua bunyi yang dianggap orang - KepMen LH 48/1996 sebagai mengganggu atau menekan perasaan. Konsekwensi berkisar
• Panjang, km dan/atau - KepMen LH 49/1996
• Daerah dampak, km - SNI 04-3901-1995
2 dari gangguan terhadap kenyamanan atau gangguan terhadap
• Tingkat kebisingan - SNI 19-6878-2002
pendengaran pembicaraan sampai gangguan serius dan
menyebabkan sakit-sakit.
dalam dB (perlu studi
Tindakan-tindakan mencegah kebisingan mencakup:
kebisingan)
- seleksi permukaan jalan ber-kebisingan rendah,
• Baku-mutu polusi
- pembatasan kecepatan di daerah relevan,
kebisingan dengan
- optimasi tatanan dan kemiringan jalan guna menghindari
mempertimbangkan
perubahan persnelling yang tidak perlu.
tata-guna tanah
- mengurangi lalu-lintas lewat disekitar pusat kota, perumahan,
sekitarnya.
rumah sakit, sekolah dan tempat ibadah, maupun daerah lain yang
sensitif terhadap kebisingan.
- akses terbatas pada waktu-waktu tertentu didaerah terlindungi
Kualitatif: • Kedekatan pada daerah (a.l. kendaraan pengangkut berat dilarang dari daerah pusat kota
diwaktu malam),
sensitif (a.l. daerah
- pendidikan pengemudi, khususnya sopir truk, tapi juga untuk - pendidikan pengemudi, khususnya sopir truk, tapi juga untuk
supir bus dan kendaraan penumpang besar.
nilai budaya dsb.) serta
- tindakan perlindungan pasif kebisingan seperti tanggul
kelemahannya
penahan kebisingan, dinding atau jendala (hanya layak dalam hal- hal tertentu).
Dimana volume pekerjaan kecil dan teknik-teknik yang digunakan sederhana, kebisingan bangunan merupakan suatu pertimbangan kecil dalam pembangunan jalan.
B) Lingkungan Biologis
B.1) Flora
a) Kehilangan
Kuantitatif:
Untuk konstruksi jalan tumbuhan perlu dihilangkan. Sebagian dari
- UU 5/1990
Vegetasi
2 daerah yang telah dibersihkan dapat ditanami kembali setelah tahap • Daerah dampak, m - UU 5/1994 konstruksi. Dampaknya harus dikaji dengan mempertimbangkan
• Jumlah spesies - UU 29/2000 (?) nilai dari flora yang terkena dampak. Kehilangan struktur tumbuhan
- KepPres 4/1993
berdampak
primer/alami serta spesies yang terancam akan menyebabkan - KepPres 2/1997 degradasi yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki kembali.. - KepPres 48/1991
Kualitatif: - KepMenLH 39/1996 Struktur vegetasi yang terkena dampak mungkin mempunyai suatu
• Fungsi dan nilai dari - PP 28/1985 fungsi sekunder, misalnya sebagai pelindung terhadap erosi atau
- PP 45/2004
flora yang sekarang
ada kegunaan untuk pertanian, merupakan hal-hal yang harus
- PP 27/1991
• Spesies dan habitat
diperhatikan.
- SNI 13-4719-1998
Penanganan yang tepat dari vegetasi (terutama hutan dan daerah terancam kepunahan - SNI 13-4720-1998
pepohonan), pelestarian hutan-hutan marginal yang ada, atau
- SNI 13-4721-1998
pohon-pohon terisolasi, reboisasi, pelapisan penutup humus, dan - SNI 13-4722-1998 penanaman daerah-daerah yang baru yang tanahnya terekspose
bersamaan dengan perawatan jangka panjang untuk daerah-daerah demikian memerlukan teknik-teknik yang memadai yang akan ditetapkan oleh pihak manajemen serta dalam rencana pemantauan.
B.2) Fauna
a) Kehilangan hewan
Kuantitatif:
Tubrukan dan kecelakan dengan hewan dapat menyebabkan
- KepPres 4/1993
• Panjang jalan, km
kehilangan signifikan hewan maupan pengurangan signifkan dari
• Perkiraan jumlah spesies
populasi (lokal) keseluruhan.
terkena dampak (studi
Risiko kecelakaan dan dampaknya pada peningkatan populasi
acuan)
apabila jalur migrasi atau daerah habitat dilintasi oleh suatu proyek
Kualitatif:
jalan. Mudah terkenanya spesies yang berpotensi terkena dampak
• Adanya sekarang
bervariasi secara signifikan dan tergantung berbagai faktor, seperti
(inventaris) spesies yang
pola perilaku individual berkaitan dengan obyek bergerak (mobil),
berharga, lemah dan/atau
jenis gerak, dsb.
terancam
b) Hilangnya dan/atau
Kuantitatif:
Kehilangan habitat dapat terjadi langsung karena daerahnya
terganggunya habitat
• Panjang, km
ditempati badan jalan. Sementara, daerahnya mungkin lebih besar • Daerah dampak m 2 dalam tahap konstruksi dan dapat (sebagian) dihutankan kembali
Kualitatif:
setelah penyelesaian tahap konstruksi.
• Terdapatnya sekarang
(inventaris) spesies
Berbagai dampak negative lainnya dapat mengganggu habitat fauna
berharga, berrisiko
seperti memotong jalur migrasi, kebisingan dan jenis polusi lainnya,
dan/atau terancam dan
gangguan keseimbangan air serta tatanan air (mungkin tenggang
habitatnya
dampak luas), perubahan struktur vegetasi, dampak sekunder yang
• Kepekaan khas
diakibatkan oleh infrastruktur yang baru, a.l. peningkatan
spesies/populasi terhadap
intensifikasi penggunaan lahan, peningkatan penggunaan lahan,
gangguan yang berbeda
kenaikan frekwensi kegiatan mengganggu oleh perorangan dan
(kebisingan, gerakan,
pemukiman sebagai akibat infrastruktur yang baru.
dsb.)
B.3) Ekosistim: habitat, unit-unit ekologi /alami, jalur migrasi, dsb.
Jalan memotong lahan. Tercipta suatu penghalang terhadap manusia - UU 5/1990 potongan melintas
a) Fragmentasi,
Kuantitatif:
- UU 5/1994 ekosistim yang ada
• Panjang seksi melintas,
dan hewan serta menghentikan pelintasan geografis. Jalur-jalur
dlm km
migrasi hewan mungkin terganggu. Terganggunya pelintasan antara
• Daerah dampak dlm n
bagian-bagian habitat (a.l. habitat pembiakan dan habitat makan) km 2 dapat menyebabkan seluruh habitat ditinggalkan. Dampak gangguan dapat disebabkan oleh:
Kualitatif:
- konstruksi badan jalan itu sendiri (pengaspalan, tanggul,
• Jalur migrasi yang
pemotongan, infrastruktur pendukung),
dilintasi jalan kereta api,
- lalu-lintas (gerakan, kebisingan, kecelakaan dsb.),
fungsi/nilai,
- kehilangan struktur tumbuhan sebelumnya (a.l. hutan) didalam dan
• Nilai/pentingnya habitat/
disamping daerah konstruksi,
ekosistim yg kena
- penggunaan pestisida dan tindakan pemeliharaan lainnya.
dampak/; kepekaan
- perubahan iklim mikro (lihat diatas). - penggunaan sekunder lahan, pemukiman, intrusi.
B.4) Daerah terlindung: Daerah lindung nasional dan internasional
a) Dampak negative
Kuantitatif:
Daerah-daerah demikian mencakup daerah yang memiliki vegetasi
- UU 5/1990
- UU 5/1992 + 10/1993 perlindungan suatu
pada tujuan 2 • Daerah dampak dlm. km yang perlu dilestarikan, atau yang perlu diterapkan perlindungan
- UU 5/1994 daerah
• Jarak ke daerah lindung
bentangan alamnya atau pelestarian alam, daerah pertanian bernilai
dlm. m
tinggi, daerah bangunan padat atau gedung-gedung bersejarah, dan
- UU 25/2000
Kualitatif:
dalam keadaan khusus, daerah khas, ekosistim kecil, daerah
- PP 68/1998
• Pentingnya daerah
perburuan dan lahan persediaan fauna. Dampak dapat disebabkan
- KepPres 4/1993
dampak
- ditutupnya secara langsung daerah lindung
- KepPres 32/1990
• Parahnya, tidak dapat
- pemotongan (lihat diatas) atau
dikembalikan dan
- dampak gangguan dari luar daerah lindung: jalan hanya melewati,
kemungkinan
namun emisi kebisingan dan polusi, gangguan visual serta dampak
memperkecil dampak
pemotongan jalur migrasi dapat mengakibatkan dampak pada tujuan perlindungan suatu daerah yang berlokasi (langsung) didekatnya.
C) Bentang Alam
C.1) Visual: pandangan bentangan, bentuk lahan, ciri-ciri fisik yang khas
a) Perubahan fisik dan
Kuantitatif:
Dampak pada tampak visual bentang alam tergantung pada
- UU 24/1992 - UU 24/1992
bentang alam
• Panjang jalan dlm. km
(rata/berbukit/bergunung, alami/buatan/industri) maupun pada
• Dimensi komponen
tampak konstruksi jalan. Tanggul yang tinggi dan jembatan-
konstruksi dlm. m
jembatan dapat merubah karakteristik aslinya. Dengan menerapkan aturan-aturan tradisional pembuatan jalan
Kualitatif:
dapat mengurangi tampak perubahan buatan tersebut. Apabila
• Kepekaan unit bentang
aturan-aturan tidak dituruti dengan cermat sebagaimana seharusnya,
alam yang kena dampak
potongan-potongan yang dalam atau urugan yang terlalu tinggi akan
(khas, rusak)
memotong garis-garis alami dan mengganggu tampak dari bentang
• Tampak komponen badan alam tersebut. komponen baru
C.2) Rekreasi, pariwisata: daerah rekreasi, taman, bentang alam bebas, situs kunjungan, “daerah tujuan wisata”, daerah lindung
a) Devaluasi
Kuantitatif:
Sangat berkaitan dengan tampak visual dari bentang alam, nilai dan - UU 9/1990 tourismus
• Luas daerah dlm. km 2 pentingnya bentang alam untuk rekreasi dan parawisata dapat
- UU 5/1992 kultur
• Jumlah kunjungan
mengalami dampak negative akibat transformasi fisik bentang alam - PP 10/1993
(frekwensi)
tersebut. (lihat diatas)
- PP 671996 (?)
(menunjukkan nilai
Dampak lainnya dapat terjadi karena kebisingan, polusi dan akibat
rekreasi)
sekunder seperti pemukiman baru serta perubahan tata-guna tanah.
Kualitatif:
(lihat diatas)
• Nilai/pentingnya daerah dampak; kepekaan
terhadap dampak
C.3) Tempat penting budaya, ibadah atau bersejarah: daerah kunjungan, monumen, lokasi arkeologi, obyek khusus
a) Devaluasi
Lihat C.2)
Lihat C.2)
Lihat C.2)
D) Aspek sosial, ekonomi dan budaya
D.1) Tata guna tanah dan perencanaan regional
a) Dampak
Kualitatif:
Jangkauan kegiatan manusia yang lebih intensif yang luar biasa
pembangunan regional • Data demografis: analisis akan timbul karena pembangunan jalan, dan karena itu mustahil yang merugikan
dan kajian struktur sosio- untuk merinci dampaknya (gerak migrasi, pengembangan ekonomi sekarang dan
pemukiman tak terkendali, perubahan tata-guna tanah, dsb.) secara
yang diperkirakan
mendetil disini. Disamping itu akan terjadi perubahan dalam
• Rencana dan kebijakan
kondisi sosio-budaya sosio-ekonomi, dan inipun, dalam pembangunan yang ada kapasitasnya sebagai dampak sekunder, perlu diberikan
pertimbangan yang teliti. Perlu dipikirkan pula cara-cara untuk menghindarkan dampak pembangunan yang merugikan atau diperkecil dengan mengambil tindakan kolateral (rencana tata-guna tanah, peraturan migrasi, serta pemantauan kepatuhan pada peraturan demikian).
D.2) Struktur sosial dan ekonomi di daerah pemukiman
a) Dampak pada
Kuantitatif
Daerah pemukiman biasanya dibangun padat untuk memungkinkan - UU 4/1992 Daerah pemukiman biasanya dibangun padat untuk memungkinkan - UU 4/1992
- Keppres 36 (?)* bermukim di kota dan
• Data demografis:
jalan termbus langsung. Namun apabila jalan demikian tetap
perkiraan penduduk yang
dibangun maka, dampak merugikan adalah kebisingan (lihat diatas
pedesaan
akan terkena dampak
A.3.d), emisi gas buang, dan risiko kecelakaan yang lebih besar.
Also see under A),
• Pemukiman terkena
Namun, walaupun dampak jenis ini yang disebabkan oleh
especially:
dampak dlm. km 2 penggunaan lahan yang lebih intensif, kepadatan bangunan
A.3.a) Air Pollution dan
• Panjang dlm. km
seringkali masih meningkat di wilayah demikian, disertai dampak
A.3.d) Noise.
lingkungan dalam bidang a.l. hidrologi dan iklim lokal.
Kualitatif:
Apabila diusahakan untuk menghentikan dampak demikian dengan
• Struktur dan kualitas
membangun suatu jalan by-pass, maka struktur social lama yang
daerah terkena dampak
ada seringkali rusak atau dihancurkan dan segera bangunan baru
(a.l. daerah pemukiman).
akan muncul sepanjang jalan by-pass tersebut, meskipun yang demikian dampak merugikan karenanya dapat dihindarkan dengan perencanaan lingkungan yang benar.
b) Keselamatan yang
Kuantitatif:
Kecelakaan yang lebih serius dan lebih sering dapat disebabkan
berkurang karena risiko
• Panjang dlm. km,
oleh kecepatan yang lebih tinggi, yang dimungkinkan setelah
kecelakaan (*)
• Perkiraan frekwensi lalu-
pembangunan jalan.
lintas; Kualitatif:
• Standar keselamatan lalu- lintas,
• Daerah risiko (a.l. daerah perumahan).
c) Perubahan akses pada
Kuantitatif:
Jalan baru menyebabkan arus lalu-lintas yang berbeda. Dan
jaringan transportasi
• Data kepadatan lalu-lintas perubahan akses pada sistim transportasi (makro) dapat terjadi.
sekarang dan prakiraan;
Dalam kebanyakan keadaan, hal ini mengarah pada akses yang
Kualitatif:
lebih baik yang akan mendukung atau bahkan memprakarsai
• Sistim transportasi local
pembangunan ekonomi. Juga dapat mengarah pada aksesabilitas
dan regional sekarang.
yang lebih rumit bila misalnya hubungan-hubungan lama dipotong dalam konteks pembangunan jalan baru, atau apabila frekwensi memasuki jalan tersebut dikurangi (a.l. pada jalan toll dan jalan raya kecepatan-tinggi) dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
- UU 23/1993 *
d) Sanitasi dan kesehatan
Kualitatif:
Kemungkinan dampak negative pada sistim kesehatan dan
• Standar penyehatan
penyehatan masyarakat tidak boleh diterima.
masyarakat,
Pokok ini juga mencakup kesehatan dan keamanan untuk para
- KepMen Kes 261/1998
• Status sanitasi dan
pekerja pembangunan jalan.
penyehatan masyarakat, • Vektor risiko yang merugikan kesehatan.
D.3) Aspek budaya, tradisional dan keagamaan
- UU 23/1993 lokasi/daerah
a) Dampak pada
Kuantitatif:
Sekolah, mesjid, rumah sakit, kuburan, monument, tempat
- UU 5/1992 + PP bangunan yang sensitif
• Jarak ke daerah sensitive
pertemuan, pasar, dsb. dapat mengalami dampak lalu-lintas pada
dlm m,
dan jalur baru dengan konsekwensi kebisingan, polusi udara,
• Nilai baku-mutu emisi;
penghalang dan bahkan kehilangan daerah yang sudah dibangun.
- PP 19/1995
Kualitatif: • Pentingnya dan
lihat juga dibawah lihat juga dibawah
A.3.a) Polusi Udara dan
bangunan yang terkena
A.3.d) Kebisingan
dampak. • Jenis dampak/polusi.
b) Perubahan pola
Kuantitatif:
Dengan masuknya struktur sosial baru, kegiatan ekonomi dan
perilaku, cara hidup
• Jumlah kelompok lokal
penduduk baru atau sementara (buruh) maka struktur ekonomi lokal
tradisional; kelompok
atau pribumi,
(tradisional) dan budaya dapat mengalami perubahan. Kegiatan
• Sumber kehidupan,
pribumi/lokal
ekonomi lokal, misalnya perikanan, perlu diperhatikan sebagaimana
jumlah keluarga, pemilik
juga pola tata-ruang penggunaan lahan perumahan dan tempat-
tanah dsb..
tempat kegiatan ekonomi dengan dampak lanjutan pada sistim
Kualitatif:
transportasi maupun pada pola sosial dan perilaku yang berbeda
• Data demografis:
(bukan tradisional).
identitas dan struktur
Perhatian khusus perlu diberikan bila terdapat kemungkinan ada
sosial kelompok lokal
dampak pada masyarakat pribumi. Penelitian etnologis dan kajian
atau pribumi.
risiko jangka panjang harus mempertimbangkan dampak langsung dan sekunder pada kelompok-kelompok ini meskipun mereka berlokasi lebih jauh.
10