Urutan prioritas pilihan metode pengaturan hasil pada hutan seumur: studi kasus peerusahaan pinus merkusit jungh, et de Vriese di KPH Bogor

RINGKASAN
Dyah Retnaning Astn. E 01495088. 2000. URUTAN PRIORITAS PILIHAN METODE PENGATORAN
HASILPADA HUTAN SEUMUR : Studi Kasus Pada Kelas Perusilhaan Pin~ismmcrkusii Jungh. et de Vriese
di KPH Bogor Dibawah Bimhingan Prof. Dr. 1r.E Endang Suhendnng, MS dan Ir. E Ahmad Hadjib, MS.
Dalam rangka pembangunan kehutanan Indonesia menuju Sustainable Forest Management, kegiatan
pengelolaan hutan haruslah disusun sedemikian mpa dengan meneraykan aspek-aspek kelestarian sumberdaya
hutan (ekonomi, ekologi dan sosial)

secara berimbang sesuai fungsi kawasan dan tuntutan situasi yang

berkembang sehingga diperoleh produktivitas kawasan yang maksimal serta dapat dimanfaatkan secara optimal
bagi berbagai kepentingan (stakeholders).
Pengaturan basil sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan hutan bertujuan untuk mendapatkan basil
akhir yang berazaskan kelestarian dimana diharapkan basil yang lebih baik da5 segi kualitas dan kuantitas dari
seluruh hutan yang dielola. Dalam rangka mewujudkan prinsip kelestarian hasil sangat diperlukan metode
pengaturan basil yang tepat.
Terdapat penyeragaman metade pengaturan hasil untuk pengelolaan hutan seumur di Pulau Jawa oleh
Perum Perhutani

yaitu Metode Bum. Penyeragaman penentuan metode pengaturan hasil ini h m g


memperhatikan perbedaan kondisi masing-masing hutan yang ada. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang
pengujian kesesuaian metode pengaturan hasil

menurjukkan bahwa untuk beberapa Kesatuan Pemangkuau

Hutan (KPH) metode Bum h a n g sesuai untuk diterapkan.
Pengujian kesesuaian metode pengaturan hasil dari peuelitian-penelitian tersebut hanya
mempertimbangkan tingkat ketelitian yang paling baik atau nilai kemungklnan kesalahan yang paling kecil dari
suatu metode berdasarkan selisih etat sebelum dan setelah pengujian jangka waktu penebangan dan selisih
kumulatif jangka waktu penebangan dengan daur.
Pada hutan seumur, prinsip kelestarian hasil diwujudkan dengan upaya membentuk hutan normal.
Untuk mendapatkan rumusan metode pengaturan hasil yang terbaik dan tepat sebagai pendekatan yang
mengarahkan pada terbentuknya kondisi hutan normal dalam rangka kegiatan pengelolaan hutan lestari Proses
Analisis Berhienrki d i e a n untuk menganalisa gambaran hubungan keterkaitan antara komponen-komponen
aspek kelestanan sumberdaya hutan (ekononu, ekologl dan sosial) dan pengaruhnya terhadap bentuk keluamn
yang dibarapkan berdasarkan tujuan, kepentmgan dan persepsi stakeholders (pememtah, masyarakat dan pelaku
ekonomi bidang kehutanan).
Kriteria-kiteria y a e dipMimbangkan dalam pengambilan suatu altematif keputusan metode
pengaturan hasil yang tepat adalah kecepatan pembentukkan hutan normal (KC) dan tingkat ketelitian metode
(TK) mewakili aspek kelestarian ekonomi dan ekologi, kemudahan pengambilan dan pengolaban data (KM)

mewakili aspek kelestarian ekonomi serta potensi penyerapan tenaga keja (PTK) mewakili aspek kelestarian
sosial.
Kriteria TK dipengauhi olebnilai subkiteria selisih humulatif jangka waMu penebangan dengan dam
( S M ) dan subkiteria jumlah pengujian jangka waktu penebangan (JP). Sedangkan untuk bteria PTK ada dua
ha1 yang ingin diketahui yaitu subkiteria potensi penyerapan tenaga keqa sebelum tercapai hub11 normal (PTK
SHN) dan subkiteria potensi penyerapan tenaga keja setelah tercapai hutan normal (PTK HN).

Keterlibatan stakeholders dalam kegiatan pengelolaan hutan lestari dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok utama yaitu pemerintah, masyarakat dan pelaku ekonomi bidang kehutanan. Kepentingan stakeholders
diwakili oleh Pemerintah Daerah (Pemda), Masyarakat Desa SeIdtar Hutan (MDSH), selta Seksi Perencanaan
Hutan (SPH) dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) sebagai pelaku ekonomi bidang kehutanan.
Sebagai altematif pilihan dipilih bebempa metode pengaturan hasil dengan pendekatan yang berbeda
diantaranya berdasarkan luas, volume dan nap serta volume dan luas yaitu Metode Cotta, Austrian, Hundeshagen,
van Manthel, von Manthel Modifkasi dan Bum.
Penilaian perbandingan tingkat kepentingan relatif altematif terhadap subkriteria dan terhadap kriteria
berdasarkan data kuantitatif. Sedangkan penilaian perbandingan tingkat kepentingan relatif kriteria terhadap
tujuan utama dan subkriteria terhadap kriteria berdasarka~pettimbangan kebijakan dari stakeholders melalui
kegiatan dishusi, wawancara dan hisioner.
Dengan mengabaikan besamya tingkat kepentingan pemn antar responden maka diasnmsikan peran
masing-masing responden dalam memberikan pettimbangan kebijakan adalah sama yaitu 0,25.

Berdasarkan p e ~ l a i a ntingkat kepentingan relatif kriteria terhadap tujuan utama masing-masing
responden memberikan penilaian yang cukup representative untuk kelompok-kelompoknya. Pemda menempatkan
kiteria KC dan PTK sebagai kriteria yang paling menentukan dalam memilih metode pengatumn hasil yang tepat
dengan nilai prioritas (0,383). SPH dm KPH memberikan prioritas pntama pada kriteria KC sebagai kriteria
yang paling beqeran dalam pemilihan metode pengaturan hasil yang terbaik dan tepat dengan Nlai (0,565) dan
(0,506). Sedangkan menumt MDSH kriteria yang paling beweran dalam memilih metode pengatumn hasil yang
tepat adalah kriteria PTK dengan nilai prioritas (0,390).
Dari ma&

pendapat gabungan selnrnh responden menunjukkan bahwa prioritas kriteria yang paling

berpemn dalam memilih metode pengaturan hasil yang terbaik dan tepat adalah KC (0,478), PTK (0,220), TK
(0,165), dan KM (0,137). Subkriteria yang menentukan tingkat ketelitian metode adalah SJWP (0,602) dan JP
(0,398). Sedan&an untuk kriteria PTK subkriteria PTK SHN dan PTK HN mempunyai prioritas yang sama
(0,500) dalam menentnkan Nlai potensi penyerapan tenaga kerja masing-masing metode pengaturan hasil.
Pada penilaian tingkat kepentingan relatif altematif pilihan terhadap laiteria KC masing-inasing
metode pengatman hasil inempunyai Nlai prioritas yang sama (0,166). Tegakan hutan akan mencapai keadaan
normal setelah 325 tahun untuk semua metode pengaturan hasil. Hal ini disebabkan karena nilai etat luas yang

ti*


terlalu beda nyata %-masing-masing

metode pengatnrau hasil. D a l q penelitian ini penilaian terhadap

kiteria KC lebih ditekankan pada faktor sebaran kelas umw.
Nilai kriteria KM ditentukan dengan menggmakan standar penilaian : ketetapan, perhitungan,
pengukumn di lapangan dan penelitian berdasarkan klasifkasi jeNs dan jumlah variabel yang digunakan baik
untuk formula perhitungan etat luas maupun etat volumelmassa masing-masing metode pengaturan hasil.
Berdasarkan pertimbangan terhadap kriteria KM, Metode Cotta, Hundeshagen, von Manthel dan von Manthel
Modifikasi mempunyai Nlai prioritas utama (0,172 ) terpilih sebagai altematif pilihan metode pengaturan hasil.
Berdasarkan pertimbangan terhadap subkritaia SJWP metode yang mempunyai nilai prioritas
t e h g g i adalah Metode Austrian dan Hundeshagen dengan nilai prioritas (0,342) sedangkan untuk subkriteria JP
adalah Metode Cotta, Austrian, Hundeshagen dan von Manthel dengan nilai prioritas (0,200).
Nilai SJWP di,makan untuk mengetahui apakah penebangan dari semna kelas umur dapat tetap
dilaksanakan pada jangka selama daur. Batas tolemnsi perbedaan nyata yang diperkenankan adalah 2 tahun. Nilai

JP menunjukkan jumlah pengujian jangka waMu penebangan yang dilakukan sampai memenuhi persyaratan
produksi selama daur (nilai kumulatif JWP dengan daur 5 2 tahun).
Hasil penilaian berdasarkan kritaia TK menunjukkan bahwa Metode Austrian dan Hundeshageu

terpilih sebagai alternatif pilihan metode pengaturan h a i l yang memberikan tingkat ketelitian terbaik dengan nilai
prioritas (0,286).
Berdasarkan pertimbangan kriteria PTK metode yang memberikan kesempatan kerja paling besar pada
kondisi sebelum tercapai hutan normal adalah Metode von Manthel (0,164) dan Metode Bum (0,179) unhk
kondisi setelah tercapai hutan normal. Sedangkan berdasarkan pertimbangan terhadap keduanya Metode Cotta dan
von Manthel mempunyai prioritas tertinggi dengan nilai (0,174).
Nilai potensi penyerapan tenaga kerja diperoleh melalui perhitungan terhadap besamya kesempatan
keqa yang dapat dihasikan dari masing-masing metode pengaturan hasil berdasarkan variabel etat luas d m JWP.
Jenis kegiatan yang diliarapkan dapat memberikan kesempatan kerja adalah tebangan, tanaman, pemeliharaan dan
sadapan.
Pada sintesa akhir vektor prioritas sistem diperoleh urutan prioritas allernatif pilihan lnetode
pengaturan hasil pada kelas pemsahaan

P i KPH Bogor sebagai suatu pendekatan yang mengarahkan pada

terbentuknya kondisi butan normal adalah sebagai b a h t : Metode Hundeshagen (0,187), Austrian (0,185), Cotta
(0,163), von Manthel(0,162), von Manthel Modifkasi (0,156) dan Burn (0,148).
Umtan prioritas pilihan metode pengaturan hasil tersebut sebagai suatu prioritas kebijakan telah
mempefiimbangkan berbagai macam kriteria berdasarkan


aspek kelestarian sumberdaya hutan

meliputi

kekstarian ekonomi, ekologi dan sosial serta kepentingan, tujuan dan persepsi stakeholders (pemerintah,
masyarakat dan pelaku ekonomi bidang kehutanan) dan prioritas pilihan tersebut m e d i tingkat konsistensi
yang tejaga.

URUTAN PRIORITAS PLLIHAN METODE PENGATURAN HAS=
PADA HUTAN SEUMUR
Studi Kasus Pada Kelas Perusahaan Pinus merkusii Jungh. et de Vriese
di KPH Bogor

Karya Ilmiah
sebagai salah satu syarat untuk
meneapai gelar Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan
Insitut Pertanian Bogor

Oleh :

DYAH RETNANING ASTRI

E 01495088

JURUSAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000