BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab  ini  akan  memaparkan tinjauan  pustaka  yang  berkaitan  dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Pada bab ini akan diuraikan
beberapa  penelitian  sebelumnya  yang  berkaitan  dengan  penelitian  yang  akan dilakukan dan posisi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, serta landasan
teori yang akan diterapkan dalam analisis penelitian.
A. Penelitian-penelitian Sebelumnya
Sejauh  ini  ada  beberapa  penelitian  dalam  kajian sosiolinguistik yang telah  dilakukan  oleh  para  peneliti.  Salah  satu  kajian  yang  diteliti  adalah
tentang iklan  yang  dilihat  dari  tinjauan  sosiolinguistik.  Penelitian-penelitian tersebut di antaranya dilakukan oleh Tri Daryanti 2009 yaitu tentang analisis
gaya  bahasa  dalam  iklan  rokok  di  majalah  Cakram.  Metode  penelitian  yang digunakan  adalah  metode  deskriptif  dengan  menggunakan  desain  penelitian
yang  berbentuk  kualitatif,  yang  hasilnya  disajikan  dalam  bentuk  kata-kata tanpa  adanya  penyajian  dalam  bentuk  angka  statistik.  Hasil  penelitiannya
menunjukkan bahwa iklan rokok tidak boleh menampilkan orang yang sedang merokok  atau  memakai  model  iklan  dari  kalangan  remaja.  Iklan  rokok juga
tidak  boleh  menyajikan  kemasan  rokok  utuh  dan  harus  menyantumkan peringatan  yang  berisi  informasi  tentang  resiko  dan  bahaya  merokok  secara
mencolok.  Ketatnya  aturan  yang  ada  justru  menguntungkan,  iklan  rokok memiliki  kebabasan  tampil  menonjol dibandingkan  iklan  produk  lain.  Oleh
karena  itu gaya  bahasa  dalam  iklan  rokok  di  majalah  Cakram  lebih mengedepankan penggunaan kata yang kreatif dan meminimalisir penggunaan
gambar atau aspek visual dalam iklan. Penelitian  lainnya  dilakukan  oleh Asep  Yudhi  Kristanto  2008
mengenai campur  kode  dalam  iklan  acara  di  radio  RRI  Surakarta.  Metode yang  dipakai  menggunakan  metode  deskriptif  dengan  tipe  kualitatif  yang
penyajian  hasilnya  juga  menggunakan  kata-kata  tanpa  angka  statistik. Penelitian  ini  juga  memasukkan  faktor-faktor  sosiokultural  dan  faktor
situasional, karena sebagian besar pendengar radio tersebut adalah masyarakat Surakarta  yang  menggunakan  bahasa  Jawa  dalam  kegiatan  sehari-hari,  maka
bagi penyiar dituntut  untuk  dapat  menguasai multibahasa  baik  secara  pasif maupun  aktif.  Dengan  demikian  seorang  penyiar  adalah  seorang  yang
dwibahasawan,  sehingga  iklan  acara  yang  dibuat  menggunakan  bahasa  Jawa dengan  penambahan  kosakata-kosakata  serapan  agar  iklan  acara  dapat
menarik  perhatian  pendengar  radio  tersebut. Hasilnya  bahwa  dalam iklan acara  di  radio  RRI  di  Surakarta  banyak  menggunakan  campur  kode  yang
fungsinya  adalah  untuk  menarik  perhatian  pendengar  radio  agar mendengarkan acara dalam radio tersebut  yang  kurang mendapat  respon dari
masyarakat. Dari  pengamatan  penulis  selama  ini,  belum  ditemukan  adanya
penelitian  tentang  bentuk  bahasa  iklan  radio  khususnya  stasiun  radio  di Pekalongan. Penelitian ini akan membahas tentang bentuk bahasa iklan radio
di  Pekalongan  yang  ditinjau  dari  aspek  sosiolinguistik  yang  dilihat  dari
pemakaian  variasi  bahasa,  campur  kode,  serta  tingkat  tutur  yang  digunakan dalam  bahasa  iklan  radio  di  Pekalongan.  Oleh  karena  itu,  penelitian  ini
diharapkan  akan  menambah  referensi  penelitian  tentang  kebahasaan  dalam iklan radio.
B. Landasan Teori