Wewenang KPTPK (KPK)

2. Wewenang KPTPK (KPK)

Dalam melakukan tugasnya, KPK berwenang (pasal 7 UU No. 30 Tahun 2002):

a. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;

b. Menetapkan sistem pelaporan dalam rangka kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi;

c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait;

d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan

e. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

f. Melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan pemberantasan TPK, dan instansi yang dalam melaksanakan pelayanan publik;

g. Melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan; g. Melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan;

i. Memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa, atau pihak lain yang terkait;

j. Memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka untuk memeberhentikan sementara tersangka dari jabatannya; k. Meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau terdakwa kepada instansi terkait; l. Mengehentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi perdagangan, dan perjanjian lainnya atau pencabutan sementera perizinan, lisensi serta konsensi yang dilakukan atau dimiliki oleh tersangka atau terdakwa yang diduga berdasarkan bukti awal yang cukup ada hubungannya dengan TPK yang sedang diperiksa;

m. Meminta bantuanan interpol Indonesia atau instansi penegak hukum negara lain untuk melakukan pencarian, penangkapan, dan penyitaan barang bukti di luar negeri;

n. Meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan penagkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dalam perkara TPK yang sedang ditangani;

o. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan penyelenggara negara; p. Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi; q. Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap

jenjang pendidikan; r. Merancang

dan mendorong terlaksana program sosialisasi pemberantasan TPK; s. Melakukan kampanye anti korupsi kepada masyarakat umum; t. Melakukan kerjasama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan

TPK; u. Melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara dan pemerintah; TPK; u. Melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara dan pemerintah;

untuk melakukan perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi korupsi;

w. Melaporkan kepada Presiden RI, DPR, dan BPK jika saran KPK mengenai usulan perubahan tersebut tidak diindahkan.

Di dalam menjalankan tugasnya, KPK bertanggung jawab kepada publik, dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden RI, DPR, dan BPK. Contoh: Kewenangan yang diberikan kepada KPK berkaitan dengan wewenang meminta keterangan pihak bank, merupakan suatu terobosan hukum dalam memberantas korupsi khususnya di bidang kejahatan perbankan. Melalui fatwa Mahkamah Agung Nomor KMA/694/R.45/XII/2004 tanggal 2 Desember 2004, KPK diberikan akses untuk membuka rahasia bank. Di dalam fatwanya tersebut, MA menegaskan bahwa pasal 12 UU No. 30 Tahun 2002 telah mengatur secara khusus kewenangan KPK, khususnya di dalam pasal 12 huruf c dan huruf d. Selain itu, berpedoman pada asas bahwa ketentuan UU yang baru sebagai hukum khusus (lex spesialis) mengesampingkan UU yang lama sebagai hukum umum (lex generalis) (asas hukum tersebut dikenal sebagai : lex spesialis derogat lex generalis), maka prosedur izin membuka rahasia bank sebagaimana telah diatur dalam pasal 29 ayat (2) dan ayat (3) UU No. 20 Tahun 2001 juncto pasal

42 UU Perbankan tidak berlaku lagi bagi KPK.