Karakteristik Transaksi Bank Syariah

D. Karakteristik Transaksi Bank Syariah

Laporan keuangan bank syariah yang bertujuan meningkatkan kepatuhan terhadap pemenuhan prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usahanya merefleksikan 12 dua belas butir karakteristik sesuai KDPPLKS, yaitu: 1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha. Konsekwensi dari karakteristik ini adalah akuntansi bank syariah akan mengungkapkan informasi secara transfaran sehingga masyarakat dapat memahami hasil pengelolaan dananya di bank syariah. Contoh bentuk transfaransi ini adalah publikasi laporan distribusi bagi hasil 2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik thayib. Konsekwensi dari karakteristik ini adalah bank syariah menghindari unsur yang haram tercampur di dalam catatan bank syariah. Contoh penerapan karakteristik ini adalah, apabila karena terpaksa bank syariah memperoleh pendapatan yang tidak halal, semisal bunga simpanan di bank konvensional, maka perolehan ini dicatat sebagai kewajiban segera, yang segera disalurkan dalam bentuk sumbangan untuk kepentingan umum. 3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas. Karakteristik ini membawa konsekwensi bahwa bank syariah tidak boleh memperdagangkan uang misalnya membebani bunga atas akad pinjaman. 4. Tidak mengandung unsur riba. Konsekwensi dari karakeristik ini adalah tidak dibenarkannya segala unsur transaksi yang didasarkan bunga, baik pada penyaluran pembiayaan maupun penyimpanan dana masyarakat dalam bentuk deposito. 5. Tidak mengandung unsur kezaliman. Konsekwensi dari karakteristik ini adalah bank syariah tidak melakukan pencatatan yang akan merugikan salah satu pihak dari stakehoders. Bank syariah tidak boleh membuat catatan yang curang. 6. Tidak mengandung unsur maysir. Karakteristik ini menuntun bank untuk menjauhi transaksi yang mengandung unsur perjudian seperti transaksi derivatif, dimana transaksi yang terjadi tidak dilandasi adanya pemindahan transfer barang yang ditransaksikan. 7. Tidak mengandung unsur gharar. Unsur gharar adalah ketidakpastian atas konsekwensi suatu transaksi. Suatu bentuk gharar misalnya bank syariah tidak menjanjikan secara pasti nilai jual barang pada akhir masa sewa IMBT dalam rangka pengalihan kepemilikannya. 8. Tidak mengandung unsur haram. Karakteristik ini membawa konsekwensi bahwa bank syariah tidak diperkenankan membukukan penerimaan atau pengeluaran yang haram. 9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang time value of money. tetapi terkait resiko yang melekat pada kegiatan usaha sesuai prinsip al- ghunmu bil ghurmi no gain without accompanying risk. Karakteristik ini mewajibkan bank syariah menghindari riba dan melakukan transaksi riil, menjauhi transaksi semu. 10. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain. 11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan najasy, maupun melalui rekayasa penawaran ihtikar. 12. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap risywah. 15 Karakteristik traksaksi syariah diatas adalah elemen penting untuk menguji konsistensi penerapan prinsip bagi hasil pada akuntansi bank syariah, selain tujuan kualitatif laporan keuangan bank syariah.

E. Asumsi Dasar Akuntansi Bank Syariah