Pengertian Anak Tunagrahita Karakteristik Anak Tunagrahita

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan jelas berada dibawah rata-rata. Mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang abstrak yang sulit dan berbelit-belit. Mereka kurang atau terbelakang atau tidak berhasil bukan sehari dua hari tetapi hampir segala-galanya. Definisi dari American Association on Mental Definiciency AAMD adalah bahwa tunagrahita mengacu pada fungsi intelektual umum yang nyata berada dibawah rata-rata bersamaan dengan kurangnya dalam adaptasi tingkah laku dan berlangsung dalam masa perkembangan. The New Zeland Society fo the Intellectually Handrappe menyatakan tentang ATG anak tunagrahita adalah bahwa seseorang dikatakan tunagrahita apabila kecerdasannya jelas-jelas dibawah rata-rata dan berlangsung pada masa perkembangan serta terhambat dalam adaptasi tinggkah laku terhadap lingkungan sosial.

2.2 Karakteristik Anak Tunagrahita

Anak tunagrahita dibagi menjadi tunagrahita ringan, sedang, dan berat. 1. Anak tunagrahita ringan Anak ini memiliki karakteristik yaitu lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan kata-katanya. Mereka mengalami kesukaran berfikit abstak tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik disekolah biasa maupun disekolah khusus. Umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang sama dengan umur 12 tahun. 2. Anak tunagrahita sedang Anak tunagrahita sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran akademik. Mereka pada umumnya belajar secara membeo. Perkembangan bahasanya lebih terbatas dari pada anak tunagrahita ringan. Mereka hampir selalu bergantung pada perlindungan orang lain. Pada umur dewasa mereka baru mencapai kecerdasan sama dengan anak umur tujuh atau delapan taun. 3. Anak tunagrahita berat Anak tunagrahita berat sepanjang hidupnya akan selalu tergantung pada pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat memelihara dirinya sendiri makan, berpakaian, ke WC dan sebagainya harus dibantu. Mereka tidak dapat membedakan mana yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya, tidak mungkin berpartisifasi dengan lingkungan di sekitarnya, dan jika sedang berbicara maka kata-kata dan ucapannya sangat sederhana.

2.3 Hasil Observasi