Laporan Observasi Anak dengan Hambatan K

ANAK DENGAN HAMBATAN INTERAKSI DAN KOMUNIKASI
LAPORAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengembangan Interaksi dan Komunikasi
Dosen:
Dra. Tati Hernawati, M.Pd
Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd
Asep Saripudin, S.Pd

Disusun oleh:
Dwi Azhari Yassinthya

1401358

Gusti Mochamad B A H

1304941

Rika Ayudhia

1404306


DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Anak
dengan Hambatan Interaksi dan Komunikasi” untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah Pengembangan Interaksi dan Komunikasi.
Laporan ini selain bertujuan untuk menyampaikan apa yang telah kami
dapat di lapangan, diharapkan laporan ini bisa menjadi bahan diskusi bersama
mengenai materi yang dibahas. Meski terdapat banyak kekurangan dalam laporan
ini, meski hasilnya jauh dari sempurna, setidaknya kami telah berusaha semaksimal
mungkin. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran beserta kritik yang
dapat membangun kinerja kami ke depannya.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca umumnya.


Bandung, Mei 2015

Tim Penyusun

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4 Metode Penelitian ..................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 3
2.1 Interaksi .................................................................................................... 3
2.2 Komunikasi .............................................................................................. 3

BAB III IDENTIFIKASI KASUS ....................................................................... 4
3.1 Identitas Anak dan Orangtua .................................................................... 4
3.2 Identifikasi Kasus Hambatan Interaksi .................................................... 4
3.3 Identifikasi Kasus Hambatan Komunikasi .............................................. 6
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 7
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 7
4.2 Saran ........................................................................................................ 7
LAMPIRAN ........................................................................................................... 8

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Manusia ialah makhluk indvidu dan makhluk sosial. Dalam menjalani

kehidupannya sehari-hari, manusia akan saling membutuhkan satu sama lain. Maka

dari itu, ia akan melakukan hubungan dengan manusia, alam, dan Tuhan. Di dalam
hubungan tersebut maka akan ada timbal balik diantara kedua belah pihak atau
lebih, hal ini dikenal dengan interaksi. Sebagai kelanjutannya hal ini diwujudkan
dengan komunikasi, dimana dalam komunikasi ini terdapat penyampaian informasi
satu sama lain.
Interaksi terjadi ketika objek yang satu dan lainnya saling mempengaruhi
kejadian satu sama lainnya. Akan tetapi tidak semua individu mengalami hal yang
sama dalam menjalankan aktivitas ini, ada beberapa diantara kita yang mengalami
hambatan dalam berinteraksi. Hambatan ini dapat terjadi karena banyak faktor, baik
karena kelainan fungsi organ fisik maupun psikis. Begitu pula dengan komunikasi,
tak selamanya proses penyampaian informasi dari satu individu ke individu lainnya
akan berjalan dengan baik.
Anak berkebutuhan khusus merupakan salah satu diantara yang mengalami
hambatan interaksi dan komunikasi. Oleh karena itu penyusun ingin melihat
langsung bagaimana anak dengan hambatan interaksi dan komunikasi tersebut
dengan melakukan observasi.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka masalah


yang akan dibahas oleh penyusun dalam makalah ini adalah bagaimana respon anak
yang kami observasi terhadap stimulus untuk menentukan apakah ia mengalami
hambatan interaksi dan komunikasi atau tidak.

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
1

1.3

Tujuan Penelitian
Sejalan dengan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian yakni untuk memperoleh gambaran mengenai bagaimana respon anak
yang kami observasi terhadap stimulus untuk menentukan apakah ia mengalami
hambatan interaksi dan komunikasi.
1.4

Metode Penelitian
Metode yang dilakukan oleh penulis ialah observasi ke lapangan dan


berinteraksi langsung dengan sang anak, serta melakukan wawancara dengan guru
atau orang tua untuk mengumpulkan keterangan lebih lanjut mengenai sang anak.
1.5

Sistematika Penulisan
Terdapat sistematika penulisan di dalam penulisan makalah ini, yaitu:

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan
Bab II Dasar Teori
1.1 Interaksi
1.2 Komunikasi
Bab III Identifikasi Kasus
3.1 Identitas Anak dan Orangtua
3.2 Identifikasi Kasus Hambatan Interaksi

3.3 Identifikasi Kasus Hambatan Komunikasi
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Lampiran

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
2

BAB II
DASAR TEORI
1.1

Interaksi
Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek

mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Didalam konsep interaksi, ide
efek dua arah ini penting sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat
pada sebab akibat. Dalam Kamus Bahasa Besar Indonesia interaksi didefinisikan
sebagai hal saling melakukan aksi. Menurut pendapat Santoso (2004), interaksi

adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain,
antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok.
1.2

Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin : Communicatio yang artinya sama

makna. Maksudnya komunikasi terjadi jika antara orang-orang yang terlibat ada
kesamaan makna mengenai sesuai yang disampaikan. Menurut Keith Davis dalam
bukunya “Human Relation At Work” menyatakan bahwa komunikasi adalah proses
jalur informasi dan pengertian dari seseorang ke orang lain. Menurut Dr. Phil Astrid
Susanto dalam bukunya “Komunikasi dalam Teori dan Praktek” menyatakan
bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung
arti. Dalam proses komunikasi ada dua jenis yaitu komunikasi langsung dan
komunikasi tidak langsung.
Komunikasi langsung adalah komunikasi yang dilakukan secara face to face
(tatap muka). Selain itu juga, komunikasi langsung dapat dilakukan dengan cara
dilakukan dengan cara melakukannya melalui telepon.
Komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan biasanya
memlalui perantara, biasanya pengirim pesan menyampaikan pesannya melalui

surat atau fax.

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
3

BAB III
IDENTIFIKASI KASUS
1.3 Identitas Anak dan Orangtua
Nama

: Z. A. M

Nama Panggilan

:S

Kelas

: 1C


Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 12 April 2005
Umur

: 10 tahun

Alamat

: Kampung Torobosan RT 02/ RW 12, Cimahi Utara

Sekolah

: SLBN A Citeureup Kota Cimahi

Nama Orangtua
Ayah

: W. S

Ibu


: I. M.

Pekerjaan Orangtua
Ayah

: Wiraswasta

Ibu

: Ibu Rumah Tangga

2.2 Identifikasi Kasus Hambatan Interaksi
Pada saat kami memberikan stimulus kepada S, baik itu stimulus visual,
auditori, taktil, kinestetik dan dalam melakukan imitasi, respon yang diberikan S
berbeda-beda. Terkadang S merespon, terkadang tidak merespon.
Untuk stimulus visual, pertama kami memberikan stimulus cahaya
menggunakan senter dari handphone, S meliriknya meski hanya sebentar.
Selanjutnya kami mencoba untuk memberikan stimulus kedua berupa tatapan, dan
ia memalas tatapan kami meski hanya beberapa detik. Setelah itu, kami
memberikan stimulus ketiga berupa gambar-gambar hewan dan beberapa foto, dan
ia mengetuk-ngetukkan tangannya diatas gambar tersebut. Lalu kami memberikan
stimuls keempat berupa puzzle sederhana, S hanya mengacak-ngacak puzzle
PENDIDIKAN KHUSUS 2014
4

sederhana tersebut dan tidak menyusunnya meski puzzle itu begitu sederhana.
Kemudian kami memberikan stimulus dengan memperlihatkan makanan, air,
mainan, benda bergerak, serta permainan “ciluk ba”, S memberikan respon berupa
senyum yang menunjukkan ia seolah-olah mengetahui hal itu. Dan yang terakhir
kami memberikan stimulus dengan memberikan cermin dan membiarkan S melihat
dirinya disana, dan respon S adalah memberikan senyum manis saat melihat dirinya
di cermin. Hal ini menunjukkan bahwa S tidak memiliki hambatan visual,
melainkan S hanya memiliki hambatan untuk mengungkapkan lebih jauh apa yang
ingin ia tahu dan apa yang ingin ia utarakan.
Untuk stimulus auditori, pertama kami memberikan stimulus berupa tepuk
tangan, memperdengarkan lagu, dan memanggil namanya, respon dari S adalah
melirik kami dan tersenyum meski tidak sampai satu menit. Setelah itu kami
memberikan stimulus yang kedua, yaitu bertanya mengenai benda yang kami
tunjuk, yaitu buku, respon yang diberikan oleh S adalah hendak mengambil barang
yang diperlihatkan. Stimulus ketiga yang kami berikan adalah memperdengarkan
suara-suara binatang, suara-suara alat musik, suara kereta api, permainan “ciluk ba”
dan meminta bantuan ibunya untuk memanggil, respon dari S sama seperti
sebelumnya, yaitu tersenyum dan melirik sumber suara. Kemudian kami
memberikan stimulus keempat berupa memberikan intruksi untuk menirukan
beberapa suara binatang, dan menyebutkan nama kedua orangtuanya, respon yang
diberikan SS hanya tersenyum. Dan stimulus yang terakhir ialah kami memberikan
instruksi untuk mengambil suatu benda di depannya, dan S pun mengambil benda
yang dimaksud meski dilemparkan kembali.
Untuk stimulus taktil, S memberikan respon saat diberikan stimulus benda
yang bertekstur, baik tekstur kasar maupun halus. Selain itu, S pun memberikan
respon pada stimulus benda yang hangat, benda yang dingin, serta benda yang
bergetar. Respon berupa lirikan singkat, serta senyuman ini diberikan S saat
diberikan stimulus taktil yang tertera pada lembar instrument.
Untuk stimulus kinestetik kami memulainya dengan gerakan melempar dan
menangkap, dimana S mampu melakukan gerakkannya meski tidak terarah. Saat
PENDIDIKAN KHUSUS 2014
5

diberikan pelukan, yang S lakukan ialah menghindar dan tidak membalas pelukan
tersebut. Setelah itu, S diberikan stimulus untuk melakukan gerakan menendang,
berjalan, berlari, menarik dan mendorong suatu benda, yakni meja. S mampu
melakukan gerakan-gerakan tersebut meski sebentar saja. Ada beberapa stimulus
yang tidak diberikan respon yang baik oleh S, yakni diantaranya S mampu
menggerakkan anggota tubuhnya saat diperdengarkan lagu. S hanya menoleh saja
tanpa menunjukkan ciri-ciri akan melakukan suatu gerakan. Selain itu, yang belum
mampu dilakukan S adalah melakukan gerakan yang memiliki tingkat kesulitan
yang cukup tinggi, seperti berjalan jinjit.
Untuk stimulus imitasi, S hanya mampu mengimitasi ucapan “Mama” dan
“Papa”. Sedangkan untuk stimulus yang lain, S belum mampu untuk memberikan
responnya.
2.3 Identifikasi Kasus Hambatan Komunikasi
Untuk stimulus yang kami berikan agar dapat melihat kondisi anak apakah ia
mengalami hambatan komunikasi atau tidak, ada beberapa hal yang perlu dikaji,
yakni diantaranya:
a. Bahasa Reseptif
S mampu menangkap pesan yang disampaikan oleh seseorang kepadanya, hal
ini dilihat saat S diberikan perintah untuk mengambil buku yang berwarna merah
diantara buku yang berwarna biru dan merah, ia mengambil buku yang berwarna
merah. Saat S diberikan perintah untuk menghentikan pekerjaannya, ia langsung
berhenti. Namun, saat S ditanya “siapa nama kamu?”, ia hanya tersenyum dan
bertingkah malu-malu. Begitu pula saat kami mengharapkan balasan “hai” dari S,
ia hanya tersenyum.
b. Bahasa Ekspresif
Untuk bahasa ekspresif, S hanya mampu mengekspresikannya dengan mimik
muka dan tingkah laku tanpa mengeluarkan suara. Yang ia mampu katakan adalah
Mama, apabila di rumah terkadang mengucapkan Papa.

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
6

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anak yang mengalami hambatan interaksi ialah anak yang sama sekali tidak
memberikan respon terhadap stimulus-stimulus yang diberikan kepadanya. Karena
kunci dalam berinteraksi itu adalah adanya timbal balik antara satu sama lain, meski
hanya dengan tatapan mata itu sudah merupakan respon dari sang penerima.
Sedangkan anak yang mengalami hambatan komunikasi ialah anak yang sama
sekali tidak mampu menerima dan mengekspresikan informasi yang didapatnya.
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan dengan instrumen yang telah
dipersiapkan, menunjukkan bahwa S tidak mengalami hambatan interaksi. Ia
mampu memberikan perhatian terhadap apa yang diberikan meskipun beberapa
detik. Namun, S memiliki kesulitan dalam mengungkapkan informasi yang ia
terima melalui ucapan.
4.2 Saran
Setelah diadakannya observasi ini diharapkan penyusun mampu lebih
mengenali lebih jauh anak berkebutuhan khusus, terutama anak dengan hambatan
interaksi dan komunikasi. Selain itu, harapan dari penyusun sendiri adalah
kebijakan dari para pendidik dalam menggunakan metode pembelajaran. Jangan
sampai metode yang diberikan membuat peserta didik atau anak didik menjadi lebih
down. Sangat disayangkan saat S harus seperti “terkurung” di lingkungan yang

seharusnya menjadi tempat ia mengeksplorasi dirinya.

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
7

LAMPIRAN
Instrumen Hambatan Interaksi
1. Instrumen Persepsi Visual
No.

Pernyataan

Ya

1.

Anak mampu merespon persepsi cahaya (menggunakan senter)

2.

Anak mampu menatap mata orang yang menatapnya

3.

Anak mampu merespon ketika diberi puzzle

4.

Anak mampu menyusun puzzle sederhana

5.

Anak mampu mengubungkan titik-titik menjadi garis

6.

Anak memberi respon saat ditunjukan video

7.

Anak mampu merespon adanya lambaian tangan

8.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan foto ayahnya

9.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan foto ibunya

10.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan foto selain kedua orang
tuanya

11.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan foto gurunya

12.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar ayam

13.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar kucing

14.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar anjing

15.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar kuda

16.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar kambing

17.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar kodok

18.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar kelinci

19.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar hamster

20.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar harimau
PENDIDIKAN KHUSUS 2014
8

Tidak

21.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar burung

22.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar kupu-kupu

23.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan gambar ikan

24.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan makanan

25.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan air mineral

26.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan susu

27.

Anak mampu merespon saat diperlihatkan mainan

28.

Anak merespon saat melihat permainan “cilukba”

29.

Adanya respon dari anak saat melihat dirinya di cermin

30.

Adanya respon saat diperlihatkan benda bergerak
2. Instrumen Persepsi Auditori

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

Pernyataan

Ya

Anak mampu merespon saat mendengar tepuk tangan
Anak mampu merespon saat didengarkan lagu
Anak mampu merespon saat dipanggil namanya
Anak mampu merespon pertanyaan tentang benda yang ditunjuk
Anak mampu merespon saat mendengar bunyi lonceng
Anak mampu merespon saat mendengar suara ibunya
Anak mampu merespon saat mendengar suara ayahnya
Anak mampu merespon saat mendengar suara ayam
Anak mampu merespon saat mendengar suara kucing
Anak mampu merespon saat mendengar suara anjing
Anak mampu merespon saat mendengar suara kuda
Anak mampu merespon saat mendengar suara kambing
Anak mampu menirukan suara ayam
Anak mampu menirukan suara kucing
Anak mampu menirukan suara anjing
Anak mampu menirukan suara kuda
Anak mampu menirukan suara kambing
Anak mampu menirukan suara serigala
Anak mampu menirukan suara bebek
Anak mampu menirukan suara tokek
Anak mampu menyebutkan nama ibunya
Anak mampu menyebutkan nama ayahnya
Anak mampu menyebutkan nama gurunya
PENDIDIKAN KHUSUS 2014
9

Tidak

24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Anak mampu merespon saat mendengar suara piano
Anak mampu merespon saat mendengar suara violin
Anak mampu merespon saat mendengar suara recorder
anak mampu merespon saat mendengar suara gitar
Anak mampu merespon saat mendengar suara kereta api
Anak mampu merespon saat mendengar suara dari permainan
“cilukba”
Anak mampu mengambil benda yang diperintahkan
3. Instrumen Persepsi Taktil

No.

Pernyataan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Anak mampu menanggapi benda yang bertekstur kasar
Anak mampu menanggapi benda yang bertekstur halus
Anak mampu menanggapi benda yang hangat
Anak mampu menanggapi benda yang dingin
Anak mampu menanggapi benda yang bergetar
Anak mampu menanggapi sentuhan pada bahu
Anak mampu merespon saat disentuh dengan benda runcing
Anak mampu menanggapi rasa geli
Anak mampu merasakan adanya cengkraman
Anak mampu merasakan persepsi rasa asin
Anak mampu merasakan persepsi rasa manis
Anak mampu merasakan persepsi rasa pahit
Anak mampu merasakan persepsi rasa asam
Anak mampu merespon saat diberikan benda yang lunak
Anak memberikan respon saat diberikan elusan pada tangannya
Anak mampu merespon objek yang lembab/ basah
Anak mampu merespon saat bajunya ditarik
Anak mampu merespon saat kulitnya diberikan tiupan
Anak mampu merespon saat bagian lengannya disentuh
Anak mampu merespon saat kepalanya disentuh
Anak mampu merespon saat pipinya disentuh
Anak mampu merespon saat diletakkan benda pada telapak tangannya
Anak mampu merasakan adanya genggaman pada tangannya
Anak mampu merespon saat disentuhkan dengan lem
Anak mampu merespon saat disentuhkan dengan minyak
Anak mampu merespon saat bagian tangannya ditepuk
Anak mampu merespon saat bahunya ditepuk
Anak mampu merespon saat punggungnya ditepuk
Anak memberikan respon saat diberikan elusan pada punggungnya
Anak memberikan respon saat diberikan elusan pada bahunya

Ya

Tidak

Ya

Tidak

4. Instrumen Persepsi Kinestetik
No.

Pernyataan

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
10

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Anak mampu menangkap bola
Anak mampu menangkap boneka
Anak mampu melempar bola
Anak mampu melempar boneka
Anak mampu membalas pelukan
Anak mampu menendang
Anak mampu berjalan lurus
Anak mampu berlari
Anak mampu menarik suatu benda
Anak mampu mendorong suatu benda
Anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya saat didengarkan lagu
atau musik kesukaannya
Anak mampu menggerakkan kepalanya 90ᵒ
Anak mampu menggenggam mangkuk
Anak mampu menggenggam gelas
Anak mampu menggenggam sendok
Anak mampu melompat
Anak mampu menganggukkan kepala
Anak mampu menggelengkan kepala
Anak mampu berjalan mundur
Anak mampu meraih salah satu benda saat diperlihatkan dua benda
yang berbeda
Anak mampu mengedipkan mata saat diberikan rangsangan pada
matanya
Anak mampu berjalan ke samping
Anak mampu membungkuk
Anak mampu berjalan jinjit
Anak mampu merangkak
Anak mampu merobek kertas
Anak mampu moncoret-coret kertas menggunakan
pensil/bulpoin/spidol
Anak mampu melempar benda ke atas
Anak mampu meremas kertas
Anak mampu minum dari gelas
5. Instrumen Persepsi Imitasi

No.

Pernyataan

1.
2.

Anak mampu mengucapkan kembali kata “Mama” setelah dicontohkan
Anak mampu mengucapkan kembali kata “Papa” setelah dicontohkan
Anak mampu mengucapkan kembali kata “Bababa” setelah
dicontohkan
Anak mampu mengucapkan kembali kata “Bibibi” setelah dicontohkan
Anak mampu mengucapkan kembali kata “Bububu” setelah
dicontohkan
Anak mampu mengucapkan kembali kata “Bebebe” setelah
dicontohkan

3.
4.
5.
6.

Ya

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
11

Tidak

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Anak mampu mengucapkan kembali kata “Bobobo” setelah
dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan lambaian tangan setelah dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan hormat setelah dicontohkan
Anak mampu menirukan bentuk “V” dari jari tangan setelah
dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan bertepuk tangan setelah dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan menganggukan kepala setelah
dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan menggelengkan kepala setelah
dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan menggulung-gulungkan tangan setelah
dicontohkan
Anak mampu menirugerakan menggerak-gerakan jari tangan setelah
dicontohkan
Anak mampu menirugerakan menyikat gigi setelah dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan menepuk pipi setelah dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan untuk berfoto setelah dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan merentangkan tangan setelah
dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan menjulurkan lidah setelah dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan mengacungkan jempol setelah
dicontohkan
Anak mampu mengucapkan kembali kata “Dadada” setelah
dicontohkan
Anak mampu mengucapkan kembali kata “Lalala” setelah dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan kiss bye setelah dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan menendang bola setelah dicontohkan
Anak mampu meniru gerakan mendorong setelah dicontohkan
Anak mampu meniru suara batuk
Anak mampu meniru orang menangis
Anak mampu meniru gerakan menjentikkan jari
Anak mampu meniru orang tertawa
Instrumen Hambatan Komunikasi

1. Bahasa Reseptif
HASIL
No.

ASPEK
Mampu

1.

Tidak
Mampu

KETERANGAN

Mampu membalas
sapaan ”hai”

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
12

2.

Dapat menyebutkan
namanya ketika
ditanya, ”siapa nama
kamu?”

3.

Mengambil buku yang
berwarna merah saat
diperlihatkan buku
berwarna merah dan
biru

4.

Menghentikan aktivitas
saat diberikan perintah
untuk berhenti

5.

Dapat membedakan
yang mana kucing dan
yang mana ikan

6.

Mampu menyebutkan
gambar yang
dimaksud, yaitu buah
jeruk

7.

Mampu menunjukkan
letak sebagian anggota
tubuhnya.
a. Pegang tangan
b. Pegang kepala
c. Pegang hidung
d. Pegang mata

8.

Menirukan gerakan:
a. Bertepuk tangan
b. Mengepalkan
tangan
c. Mengangkat
tangan

11.

Dapat mengikuti
perintah:
a. Mengangkat buku
b. Membuka buku
c. Memberikan buku
kepada orang lain

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
13

12.

Menjawab pertanyaan
sederhana:
a. Angka berapa ini?
b. Ini apa?
c. Warna apa ini?

2. Bahasa Ekspesif

No. FONEM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

A
I
U
E
O
P
B
M
W
T
D
N
L
R
C
J
S
Y
NY
K
G
NG
H
KH

POSISI DAN UCAPAN ANAK
AWAL
Aku
Itu
Ubi
Ekor
Ombak
Pipa
Babi
Mata
Wasit
Tali
Dahi
Nasi
Lihat
Roboh
Cabe
Jahe
Sapi
Yoyo
Nyamuk
Kambing
Gajah
Ngebut
Hari
Khusus

UCAPAN

TENGAH
Mama
Dinding
Kuda
Teko
Tolong
Sapu
Sabtu
Rumah
Awan
Atap
Dadu
Panas
Lalat
Orang
Beca
Baju
Rasa
Bayam
Banyak
Paku
Tugu
Tangan
Maha
Akhir

UCAPAN

AKHIR

UCAPAN

Kata
Hari
Batu
Toko
Tiup
Lembab
Haram
Waw
Lompat
Baud
Hewan
Kapal
Bocor
Nanas
Bombay
Rak
Bedug
Kucing
Rumah
-

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
14

Cameramen: Gusti, Rika
Penyelesaian makalah: Dwi, Gusti, Rika

PENDIDIKAN KHUSUS 2014
15