dan sifat lampu yang ada. Orang yang ahli dalam bidang pencahayaan ini disebut penata cahaya juru lampu lighting man.
Teknik pencahayaan terhadap obyek yang diambil tidak hanya sinar harus cukup, lebih dari itu, yaitu harus mengandung unsur seni atau disebut juga unsur
artistik. Dengan demikian seorang penata cahaya selain mengetahui teknik produksi juga harus mengetahui teknik listrik sekaligus mempunyai jiwa seni
dalam penataan cahaya. Melalui teknik pencahayaan dapat diciptakan suasana sakral, redup,
gembira, romantis, sedih dan lain sebagainya dalam arti kata menimbulkan efek psikologis atau kejiwaan. Melalui pencahayaan dapat diketahui seseorang itu
marah, sakit, tegang, santai, ataupun kesakitan dan lain sebagainya. Inilah inti dari peran pencahayaan.
C. Sasaran Lighting
Sasaran dari tata cahaya pada dasarnya adalah : 1.
Menyinari scene sehingga dihasilkan gambar yang dapat dipahami atau dilihat tanpa menyilaukan mata.
2. Menghasilkan video signal yang bebas noise dan gangguan lainnya.
3. Menghasilkan gambar yang menyenangkan melalui distribusi cahaya dan
bayangan secara artistik. 4.
Mendukung suasana realistik maupun dramatik. 5.
Menambah kemolekan wajah artis pengisi acara.
6. Membantu menyembunyikan cacat orang, setting yang kurang tepat
dengan Pencahayaan secara bijaksana atau mengalihkan cahaya kepada orang lain.
D. Prinsip Dasar Lighting
Cahaya menurut sumber pencahayaannya terbagi menjadi 2 macam, yaitu : 1.
Cahaya alami natural light
Pencahayaan yang sumber cahayanya yang berasal dari alam. Misalnya matahari atau benda-benda yang mampu memantulkan cahaya. natural
light terbagi menjadi dua : a.
Cahaya langsung direct light Yaitu
cahaya matahari yang
langsung mengenai
objek pencahayaan tanpa terhambatterhalang apapun. Sifatnya keras,
menghasilkan bayangan yang tajam. Berkas cahayanya kuat, perbedaan bagian yang terkena sinar matahari dengan yang tidak
amat kontrasmencolok. b.
Cahaya tidak langsung indirect light Yaitu cahaya matahari yang mengenai objek setelah melewati
awankabut yang menutupi langit. Sifatnya haluslembut dan merata, menghasilkan gradasi atau tone yang halus. Contohnya :
‘window light’ cahaya dari jendela yang sangat banyak digemari kebanyakan pemotret karena menghasilkan “cahaya Rembrandt”
2. Cahaya buatan artificial light
Pencahayaan yang sumber cahayanya berasal dari cahaya buatan, misalnya lampu. cahaya lampu memiliki keterbatasan, khususnya berkenaan dengan
intensitas dan distribusinya.
Untuk mendapatkan gambar yang artistik diperlukan teknik pencahayaan yang sempurna. Secara umum teknik tata cahaya dilakukan dengan beberapa cara
Pencahayaan terhadap obyek, baik yang utama, atau yang telah di kembangakan sesuai dengan kebutuhan setting dan pertimbangan artistik
9
. Berikut merupakan cara pencahayaan yang utama atau juga biasan disebut dengan Three Point
Lighting adalah :
1. Key Light
Cahaya utama yang terarah kepada obyek dengan intensitas yang paling kuat diantara cahaya lainnya.
2. Fill Light
Cahaya tambahan yang digunakan untuk mengurangi bayangan ataupun kontras. Setelah obyek terkena sinar Back Light dan Key Light maka
bagian-bagian samping yang berbayang dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan memakai Fill Light.
3. Back Light Hair Light
Pencahayaan dilakukan dari belakang obyek dengan kedudukan sejajar bidang vertikal yang melalui sumbu optik kamera. Berguna untuk
memisahkan bagian rambut subyek dengan background. Oleh sebab itu sering juga disebut dengan Hair Light.
9
Prastowo MW, dkk, Buku Panduan Teknik TVRI Stasiun Yogyakarta, TVRI Stasiun Yogyakarta. 1986, Hal. 185
Disamping cara Pencahayaan diatas, berikut merupakan cara Pencahayaan yang telah di kembangakan sesuai dengan kebutuhan setting dan pertimbangan
artistik
10
:
1. High Key Light
Sejenis pencahayaan untuk menghasilkan gradasi gambar antara abu-abu hingga putih. Merupakan pengembangan dari Key Light yang di letakkan
di atas nyaris tegak lurus.
2. Low Key Light
Sejenis pencahayaan untuk menghasilkan gradasi gambar antara abu-abu hingga hitam. Merupakan pengembangan dari Key Light yang di letakkan
di bawah nyaris tegak lurus..
3. Side Back Light
Pada dasarnya merupakan kebalikan dari Back Light. Pencahayaan dilakukan dari belakang obyek dengan kedudukan tidak sejajar bidang
vertikal yang melalui sumbu optik kamera.
4. Base Light
Penyinaran yang menyebar, rata hampir tidak ada bayangan, cahayanya cukup untuk menampilkan gambar di layar televisi. Secara teknik perlu
dilengkapi dengan penyinaran lain supaya lebih berkesan artistik.
5. Cross Light
Penyinaran yang kuat ke depan subyek dengan sudut yang sama terhadap sumbu optik kamera pada bidang horizontal.
10
Ibid, Hal. 187
6. Eye Light
Penyinaran terhadap seseorang untuk menghasilkan pantulan pada mata gigi tanpa menambah cahaya yang berarti terhadap obyek itu sendiri.
7. Filter Day Light
Filter berwarna biru yang dipasang di depan kaca lampu yang bertujuan agar dalam pengambilan gambar pada waktu siang hari di dalam suatu
ruangan yang kemasukan sinar matahari hasilnya tidak kemerah-merahan.
E. Sifat-Sifat Pada Lampu
Keteraturan lighting harus benar-benar diatur untuk penentuan gambar yang maksimal. Tema suatu acara juga sangat mempengaruhi pengaturan lighting.
Serta apakah program acara tersebut dilakukan di luar studio atau di dalam studio. Sebab lighting di luar dan di dalam studio akan sangat berbeda.
11
Penentuan tema yang digunakan juga akan mempengaruhi pemilihan setting lighting. Setting
lighting yang digunakan sangat bergantung pada sifat cahaya pada lampu. Hal ini dikarenakan lampu adalah
device
utama dalam instrumen studio yang berfungsi sebagai sumber cahaya serperti layaknya matahari pada pengambilan gambar di
luar studio. Sifat cahaya pada setiap lampu ada 2 macam, yaitu :
1. Hard Light
Jenis lampu berkaca bening dan reflektor yang digunakan mengkilat serta diberi lensa untuk memfokuskan cahaya. Bayangan yang
dihasilakn sangat kuat tajam dan distribusi cahaya dapat diatur untuk
11
Ibid, Hal. 191
daerah Pencahayaan yang sempit. Hard Light bersifat lurus dan menciptakan bayangan yang kuat.
Cahaya yang di pancarkan oleh matahari yang menyebabkan bayangan pada suatu benda adalah suatu contoh utama tentang Hard
Light. Di dalam instrumen studio, Hard Light di pancarkan melalui sumber cahaya yang membiaskannya dengan fokus ke reflektor yang
berkilauan.
12
2. Soft Light
Soft Light adalah jenis cahaya yang menyebar rata, dihasilkan oleh lampu berkaca baur dan reflektor bepermukaan buram. Cahaya ini
membuat bayangan sangat tipis dari benda yang diletakkan di depannya. Bayangan yang dihasilkan terlihat samar dan sukar diatur jika suatu daerah
tertentu harus disinari dengan kuat.Soft Light bersifat lembut. Langit yang cuacanya sedang mendung menciptakan cahaya ringan
yang sangat lembut sebab cahaya matahari dihamburkan dan nampak datang dari semua bagian dari awan yang sangat besar. Di dalam studio,
dipancarkan melalui sumber cahaya yang dipantulkan oleh reflektor yang buram untuk menciptakan kekuatan penerangan tanpa bayang-bayang.
13
Perbedaan Yang penting ketika menggunakan instrumen studio untuk penerangan adalah kekerasan atau kehalusan cahaya tergantung pada jarak sumber
cahaya dan pokok materi yang disinari. Suatu sumber cahaya 1 m
2
akan
12
Wucker Alan, Acker Stephen, Television Production, McGraw-Hill Series In Mass Communication, Hal. 118
13
Wucker Alan, Acker Stephen, Television Production, McGraw-Hill Series In Mass Communication, Hal. 119
menciptakan suatu bayang-bayang yang sangat lembut ketika ditempatkan 1 m dari pokok materi. Perpindahan gerakan cahaya itu ketika menjadi 10 m
2
akan menjadi berbeda. Sedangkan pada 100 m
2
cahaya akan nampak sama keras seperi cahaya matahari.
14
F. Accessories Lighting
Dalam suatu produksi juga diperlukan beberapa macam accessories lighting untuk lebih mendukung terciptanya suasana uang diinginkan. Dalam hal
ini ada beberapa macam accessories lighting, antara lain :
1. Barndoor
Barndoor terdiri dari suatu bingkai dengan empat penutup metal yang terbagi antar sudut 90
o
yang keseluruhan bingkai disisipkan kedalam suatu engsel di bingkai paling luar yang berbatasan langsung dengan
keluarnya cahaya.
15
.
2. Snoots
Pada prinsipnya snoots similiar dengan barndoor. Snoots berbentuk kerucut yang berlubang bada ujungnya yang kecil dan menyorot
ke garis tengah cahaya tersebut . Snoots menyediakan lingkaran kecil untuk menyoroti area yang lebih kecil dibandingkan dengan pola normal
dan mengahasilkan suatu berkas cahaya mengerucut eclipse-shaped.
16
14
Hodges Peter, The Video Camera Operators Handbook, Focal Press, 1994, Hal. 58
15
Lyver Des, Swainson Graham, Basic of Video Lighting, Focal Press, 1995, Hal. 59
16
Ibid, Hal. 60
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA INSTANSI
C. Sejarah TVRI Stasiun D.I Yogyakarta
TVRI Stasiun D.I Yogyakarta merupakan TVRI stasiun daerah pertama kali yang berdiri di tanah air, yakni tahun 1965. Pertama berdiri di
Yogyakarta berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Stasiun yang pertama yakni IR.
Dewabrata. Konon, untuk mendirikan Menara Pemancar, dibangun dari bahan bambu. Selanjutnya, di tahun 1970 menara pemancar TVRI
Yogyakarta menempati lokasi baru di Jalan Magelang Km. 4,5 Yogyakarta, seluas 4 hektar, sampai dengan saat ini.
Siaran perdana TVRI Stasiun DIY pada tanggal 17 Agustus 1965 adalah menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan
RI ke- 20 oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.
Pada awalnya TVRI Stasiun DIY mengudara tiga kali dalam satu minggu yang masing-masing berdurasi dua jam. Pada saat itu jangkauan
siaran masih terbatas pada area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10 Kw, begitu pula format siarannya masih hitam putih.
Namun pada tahun 1973, TVRI Stasiun DIY telah mulai melakukan siaran setiap hari. Siaran produksi lokal TVRI Stasiun DIY tiap harinya
mencapai 2,5 hingga 3 jam, setelah dikumulasikan dengan penyiaran terpadu dari TVRI Pusat Jakarta.
Karena faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul maupun di Kulonprogo, saat ini terdapat beberapa daerah yang
belum dapat menerima siaran TVRI Stasiun DIY, oleh karenanya TVRI Stasiun DIY berencana membangun tower pemancar didaerah Bukit
Pathuk, Gunung Kidul guna memperluas jangkauan siarannya.
TVRI memasuki Perjan
Sebelum berubah menjadi Perjan, TVRI awalnya dikelola oleh yayasan TVRI. Wewenag pengelolaan tersebut berdasar surat keputusan
presiden RI nomor 215 tahun 1963. Kemudian dengan dibentuknya Direktorat Jenderal Radio, Televisi, Film Departemen Penerangan pada
tahun 1966, pengelolaan yayasan TVRI selanjutnya berada dalam lingkungan Direltorat Televisi dan Direktorat Jenderal Radio, Televisi, dan
Film. Setelah Departemen Penerangan dibubarkan, TVRI berubah status
dari Unit Pelaksana Teknis UPP Departemen Penerangan menjadi Perusahaan Jawatan Perjan yang benaung dibawah Departemen
Keuangan dan berbentuk BUMN. Perubahan status TVRI menjadi Perjan pada tanggal 7 Juni 2000 ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 36
tahun 2000. Pergantian ini merupakan momentum untuk melakukan perubahan system pengelolaan TVRI
Perjan menjadi PT
Ada salah persepsi masyarak tentang PP Nomor 9 tahun 2002. PP itu dianggap sebagai perugahan status dari Perjan ke Persero. Padahal
tidak demikian. PP Nomor 9 tahun 2002 itu disebutkan agar Menteri
Negara BUMN segera menetapkan tentang Persero. Jadi status TVRI belum berubah, itu kewenangan Menteri Negara BUMN.
Perubahan status TVRI dari Perjan menjadi Persero tidak hanya sebatas pada perubahan status. Namun, banyak hal yang terkait, misalnya
saja masalah manajemen dan pendanaan. Untuk masalah yang di senut terakhir, TVRI kini terancam bangkrut karena ketidakberdayaan menutupi
masalh anggarn yang tidak seimbang. Ini karena tidak adanya lagi dana operasional yang didapat TVRI dari APBN 2003 sedangkan pendapatan
dari iklan belum bias mencukupi untuk total biaya operasional.
PT menjadi Lembaga Penyairan Publik
Dengan Peraturan Pemerintah ini PT TVRI Persero yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dialihkan
bentuknya menjadi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia, selanjutnya disebut TVRI, dan merupakan badan hokum yang
didirikan oleh Negara PP Nomor 13 pasal 2 ayat 2 . Saat ini TVRI adalah Lembaga Penyaiaran Publik yaitu lembaga penyiaran yang
berbentuk badan hokum yang didirikan oleh Negara, bersifat independent, netral, tidak komersil dan berfungsi memberikan pelayanan informasi,
pendidikan, hiburan yang sehat, kontol dan perekat social serta melestarikan budaya bangsa, untuk kepentingan seluruh lapisan
masyarakat melalui penyelengaraan penyairan televise yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
TVRI di Masa Reformasi Sejarah
Ketika masih berada di bawah Departemen penerangan- Direktur Jenderal RTF, TVRI mengalami banyak perubahan. Dimulai dengan era
reformasi di masa pemerintahan Gus Dur diman tiba-tiba Departemen Penerangan dibubarkan. Hal ini mengakibatkan TVRI seperti anak ayam
kehilangan induknya. Kemudian TVRI berada di bawah Departemen Perhubungan selama 9 bulan dan beralih ke Departemen Keuangan.
Pada masa Megawati, berdasarkan Peraturan Pemerintah PP dari Menteri Komunikasi dan Informasi MenKomInfo Tvri ditetapkan
menjadi Perusahaan Jawatan. Kemudian berubah menjadi Perusahaan Swasta PT. TVRI Persero .
Berbeda lagi ketika awal pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono SBY. Saat ini TVRI ditetapkan menjadi lembaga Penyiaran
Publik LPP berdasarkan PP Nomor 13PP2005. Dan tanggal 27 Juni 2006 pemerintah menarik Dewan Pengawas TVRI sebanyak 5 orang.
Kerja nyata Dewan Pengawas tersebut yang pertama adalah membentuk Dewan Direksi dengan cara membuka pendaftaran bagi siapa saja yamg
berminat duduk dalam Dewan Direksi TVRI. Sekarang, TVRI Stasiun Yogyakarta di pimpin oleh Drs. Tribowo
Kriswinarso sebagai Kepala Stasiun TVRI D.I Yogyakarta dengan status sebagai Lembaga Penyaiaran Publik.
Secara sktruktural, TVRI Stasiun Yogyakarta dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang membawahi langsung lima bidang kerja,
yaitu Bidang Program dan Pengembangan Usaha, Bidang Berita, Bidang Teknik, Bidang Keuangan, Bidang Umum Sumber Daya Manusia.
a Bidang Program dan Berita
Bidang Program mempunyai tugas mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan,
pengendalin, dan evaluasi kegiatan siaran dan pemasaran, kegiatan produksi serta mengkoordinasikan pengawasan
pelaksanaannya. Kepala Bidang Program membawahi langsung Kepala Seksi Siaran dan Pemasaran serta Kepala
Seksi Produksi. Sementara bidang berita mempunyai tugas mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, pengendalian dan evaluasi kegiatan produksi berita dan siaran
current affairs
serta siaran olahraga. Kepala Bidang Berita membawahi langsung
Kepala Seksi Produksi Berita dan Kepala siaran
current affa
i
rs
dan siaran olahraga. b
Bidang Teknik Bidang kerja ini mempunyai tugas mengelola kegiatan yang
meliputi perencanaan, penyelenggaraan, pengendalian, dan evaluasi pembinaan dan pelaksanaan teknik di studio,
teknik pemancar, sarana prasaran, pemeliharaan, dan pengukuran.
c Bidang Keuangan
Bidang kerja ini mempunyai tugas mengatur administrasi dan keuangan, perusahaan, serta mengurus gaji pegawai.
d Bidang Umum
Bidang kerja
ini mempunyai
tugas mengatur,
merencanakan, dan menyelenggarakan kerja sama TVRI Stasiun Yogyakarta dengan pihak lain, serta terkait dengan
pengrekrutan pegawai baru. e
Bidang Pengembangan dan Usaha Bidang
kerja ini
mempunyai tugas
mengatur, merencanakan, dan menyelenggarakan kerja sama TVRI
Stasiun Yogyakarta dengan pihak lain, serta terkait dengan pengrekruten pegawai baru
Dasar Hukum Baru yang Melandasi TVRI Stasiun Yogyakarta Menjadi Lembaga Penyiaran Publik LPP
PP Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2005. Tentang Lembaga Penyiaran Publik TVRI.
1 Terdiri atas 11 bab dan 47 pasal
2 Ditetapkan di Jakarta tanggal 18 Maret 2005 oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 3
Sebagai penjabaran ketentuan pasal 14 ayat 10, pasal 15, pasal 60 dan pasal 62 UU No. 32 tahun
2002 tentang peniaran.
Pasal-pasal penting Pasal 1 ayat 2
Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyaiaran yang berbentuk badan hokum yang didirikan oleh Negara bersifat
independent, netral dan tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.
Pasal 1 ayat 3
Lembaga Penyiaran Publik TVRI adalah lembaga penyiaran publik yang menyelenggarakan kegiatan penyiaran
televisi, bersifat independent, netral dan tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarkat.
Pasal 4
TVRI mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, control dan perekat social serta
melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televise yang
menjangkau selurun wilayah NKRI.
Pasal 34 ayat 1
Untuk menandai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan, TVRI memiliki sumber pendanaan yang berasal dari iuran
penyiaran, APBN, sumbangan masyarakat, siaran iklan, usaha lain yanh sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.
Pasal 41 ayat 4
Pegawai TVRI baik PNS maupun bukan PNS dilarang menjadi anggota dan atau pengurus partai politik.
Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran Tugas TVRI 1.
Visi
Terwujudnya TVRI sebagai media independen, profesional, terpercaya dan pilihan bangsa Indonesia, dalam keberagaman
usaha dan program serta jaringan penyiaran berkualitas yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melestarikan nilai budaya bangsa,untuk memperkuat
kesatuan nasional. 2.
Misi
A. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk
persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
B. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan
edukasi yang utama. C.
Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan
kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan. D.
Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia internasional.
3. Tujuan Penyiaran TVRI
Memperkukuh intergrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta
menumbuhkan industri
penyiaran Indonesia.
Pasal 3
UU No.32Th.2002, tentang Penyiaran
4. Tujuan Dan Sasaran
a. Terciptanya program yang menarik. b. Terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan.
c. Meningkatnya kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi informasi.
d. TVRI menjadi pusat sarana pembelajaran sekolah dan luar sekolah. e. Meningkatnya sistem dan prosedur pada TVRI.
f. Meningkatnya kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah. g. Terciptanya pemancar yang berkualitas dan Berteknologi tinggi.
h. Meningkatnya jangkauan siaran.
5. Tugas TVRI Sebagai TV Publik
Memberikan pelayanan informas, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk
kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pasal 4 PP. No.13 Th.2005
Arti Logo TVRI
Gambar 3.1, Logo TVRI
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan public yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan
misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi control dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 lima makna layanan
informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu : 1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan layanan
informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ” membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna ”
3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ” merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia ”
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ” merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang
tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau” 5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi pilihan
alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat”
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat
dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan
perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga
ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna :
Semangat dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna. Khusus untuk TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, dibawah logo tersebut
dicantumkan identitas lokal, yakni kata Jogja seperti yang tercantum dalam tulisan Jogja Never Ending Asia, yang berupa tulisan tangan Sri Sultan
Hamengkubuwono X. Hal ini mengandung makna sebagai penghormatan terhadap Kraton Yogyakarta sebagai pusat budaya dan cikal bakal pengembangan
wilayah DIY serta untuk turut mempromosikan icon wisata DIY baik di kancah regional, nasional dan internasional. Hal lain lagi, bahwa dengan pencantuman
tulisan Jogja ini, diharapkan TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan misinya selaku TV Publik yang mempunyai kepedulian dan keberpihakan terhadap publik
D.I Yogyakarta..
Sejak didirikan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sampai dengan saat ini telah dilakukan beberapa kali pergantian jabatan Kepala Stasiun yaitu sebagai berikut
NAMA PERIODE
1. Ir. Dewabrata
1965 – 1971 2.
R.M. Soenarto 1971 – 1975
3. Drs. Darjoto
1975 – 1983
4. M. Djaslan, B.A
1983 – 1985 5.
Drs. Ishadi SK, M.Sc 1985 - 1988
6. Drs. Semyon Sinulingga
1988 – 1990 7.
Drs. Suryanto 1990 – Juli 1995
8. Drs. Bakaroni A.S.
Agustus-Desember 1995 9.
Sunjoto Suwarto Januari 1995 – 1998
10. Drs. Pudjatmo
1998 – 2000 11.
Drs. Sutrimo MM, M.Si 2000
12. Drs. Sudarto HS
2000 – 2003
13. Drs. Bambang Winarso M.Sc
2003 – 2007
14. Drs. Tribowo Kriswinarso
2007 - sekarang
D. Stuktur Organisasi LPP TVRI Stasiun D.I Yogyakarta
I. Kepala Stasiun
: Tribowo Kriswinarso II.
Sekretariat : Slamet Riyanto
III. Bidang Berita
: Bambang Satmoko Seksi Produksi Berita
: Agus Rismadi Seksi Current Affairs
Siaran Olah Raga : Nasrudin
IV. Bidang Program
: Akmad Sofyan Seksi Program
: Djuminto Seksi Pengembangan Usaha : Harry Susanto
V. Bidang Teknik
: I Ketut Sudiarta Seksi teknik trasmisi
: Suyamto Seksi Fasilitas Transmisi
: Sumedi Seksi Teknik Produksi
Penyiaran : Moch. Soewito
VI. Bidang Keuangan
: Widayanto Seksi Pembendaharaan
: Surata Seksi Akuntansi
: Supomo VII.
Bidang Umum : R.A.S Bambang Hardono
Seksi SDM : Sri Retno Cahyani
Seksi Perlengkapan : Herry Abdul Hakim M
Job Description
Job Description
adalah pedoman produser yang dipakai di TVRI untuk memaksimalkan kerja berita dan informasi. Mengingat
semakin meningkatnya persaingan media penyiaran televise, maka perlu upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas khususnya
dalam pelaksanaan operating berita dan informasi TVRI. Untuk itu, berdasarkan
Standart Operatng Prosedure
SOP terakhir yang telah dikeluarkan oleh tim perumus TVRI Pusat, perlu dibuat
penjabarannya sebagai bentuk kebijakan manajemen bagian berita informasi dan olahraga TVRI Stasiun Yogyakarta. Tentunya
kebijakan ini menjadi pedoman yang harus ditaati semua profesi d bagian ini. Khususnya untuk produk berita, SOP tersebut dapat
diuraikan sebagi berikut :
· Berita adalah laporan peristiwa dan atau pendapat
yang actual dan factual disiarkan dalam bentuk audio visual bail langsung maupun tunda.
· Siaran berita TVRI berpedoman pada undang-
undang dan peraturan yang berlaku, kode etik profesi, serta bersifat independen, netral, dan
mandiri. ·
Redaksi adlah kegiatan yang terkait dengan pengumpulan, pengkajian, pengolahan bahan berita,
current affairs
dan olahraga yang disusun menjadi materi siap siar yang dilakukan oleh stu tim redaksi.
· Dewan Redaksi adalah forum tertinggi yang
berwenang memutuskan atau menyetujui suatu materi berita,
current affairs
, dan olahraga untuk diliput
atau disiarkan
baik local
maupun internasional.
· Reporter
adalah seseorang
yang mencari,
mengumpulkan, menyeleksi,
mengolah berita
menjadi siap siar. ·
Redaktur adalah
seseorang yang
bekerja mempersiapkan, mengolah, dan menyeleksi materi
berita ntuk disiarkan.
·
Program Directing
PD adalah seseorang yang bekerja mengarahkan produksi dan penyelenggaraan
siaran berita dan informasi. ·
Floor Directing
FD adalah seseorang yang membantu tugas program director di studio maupun
lapangan. ·
Kameramen adalah seseorang yang bertugas meliput suatu peristiwa atau fakta dalam bentuk
audio visual. ·
Editor adalah seseorang yang bekerja menyunting audio visual.
·
Anchor
adalah seseorang yang merangkai mata acara dari berbagi sumber.
· Penyiar Berita adalah seseorang yang bertugas
membacakan naskah berita yang dibuat oleh redaktur reporter dalam acara siaran berita
· Penyaji Berita adalah seseorang yang bekerja
mencari, mengumpulkan, menyeleksi dan mengolah serta menyajikan berita.
· Pembantu Redaksi adalah seseorang yang bertugas
menyediakan fasilitas pendukung kerja reporter dan redaksi di ruang redaksi.
Dalam rangka menjadikan TVRI sebagai TV pilihan yang berakar pada budaya nasional, produksi berita
harus mengacu pada 3 unsur, yaitu : 1.
Kredibilitas
actual
,
proximity
, pro-kontra,
prominence
, koflik dan
education
. 2.
Kepentingan audiens yang utama. 3.
Kualitas penyajian.
E. Prestasi TVRI Stasiun D.I Yogyakarta