ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA METODE EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY)

(1)

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA METODE EKSPERIMEN DI LABORATORIUM

NYATA DAN LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY)

(Skripsi)

Oleh

NILUH DEWI KUSUMAWATI

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA METODE EKSPERIMEN DI LABORATORIUM

NYATA DAN LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY)

Oleh

Niluh Dewi Kusumawati

Pembelajaran fisika tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan eksperimen, siswa melakukan percobaan menggunakan alat-alat praktikum sehingga pengalaman lansung sebagai sarana peningkatan hasil belajar menjadi hal pokok yang harus dikuasai oleh siswa dengan tingkat kemampuan awal yang berbeda. Oleh krena itu, pada penelitian ini siswa diberikan metode pembelajaran eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory), (2) Mengetahui interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa, (3) Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa

berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory), (4) Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal rendah


(3)

Niluh Dewi Kusumawati

yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory) pada pokok bahasan Listrik Dinamis.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Rumbia. Sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh kelas X.2 dan X.3 sebagai sampel. Desain penelitian ini adalah eksperimen factorial 2x2.

Hasil analisis menunjukkan reliabilitas soal kemampuan awal sebesar 0.836 (reliabel) dan reliabilitas soal pretes-postes sebesar 0.650, 0.818, 0.632 (reliabel) serta diperoleh kesimpulan bahwa : (1) Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory), (2) Ada Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa, (3) Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa

berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory), (4) Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

Kata kunci: hasil belajar, kemampuan awal, metode eksperimen, virtual laboratory, laboratorium nyata.


(4)

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA METODE EKSPERIMEN DI LABORATORIUM

NYATA DAN LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY)

Oleh

Niluh Dewi Kusumawati Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA

DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL PADA METODE EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY)

Nama Mahasiswa : Niluh Dewi Kusumawati Nomor Pokok Mahasiswa : 0813022013

Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. Drs. Nengah Maharta, M.Si.

NIP. 19580603 198303 1 002 NIP. 19551231 198303 1 022

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si. NIP 19671004 199303 1 004


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.

Sekretaris : Drs. Nengah Maharta, M.Si.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Abdurrahman, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(7)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Niluh Dewi Kusumawati

NPM : 0813022013

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Desa Swastika Buana Kec. Seputih Banyak, Lampung Tengah

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2012 Yang Menyatakan,

Niluh Dewi Kusumawati NPM. 0813022013


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kampung Tanjung Rejo, Kecamatan Kota Bumi Kabupaten Lampung Utara, pada tanggal 15 Maret 1990, sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak I Nyoman K. Sunarta dan Ibu Ni Wayan Karsi.

Jenjang pendidikan dimulai di Taman Kanak-kanak (TK) Xaverius Setia Bhakti, tahun 1996 dan diselesaikan tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Rukti Basuki, diselesaikan pada tahun 2002. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1Rumbia, diselesaikan pada tahun 2005. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1Rumbia, diselesaikan pada tahun 2008.

Tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif menjadi asisten praktikum Fisika Dasar 1, asisten tutorial Fisika Dasar 1, Fisika Dasar 2,Fisika Matematika 1 dan Listrik Magnet.

Tahun 2010, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKN) Tematik dan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Kebun Tebu, Lampung Barat.


(9)

MOTTO:

”Hidup yang paling bahagia adalah terus menerus melatih dan mendidik yang terbaik dalam diri kita”

(Niluh Dewi Kusumawati)

”Orang yang sukses akan memetik manfaat dari kesalahan – kesalahannya dan mencoba lagi dengan cara lain”


(10)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku yang tulus dan mendalam kepada:

1. Teristimewa Bapak dan Mamak tercinta, dengan ketulusan doa, keringat dan air mata serta kasih sayang tanpa putus, senantiasa memberikan semangat optimis untuk mewujudkan impian dan cita-cita demi keberhasilan dan kebahagiaan penulis

2. Adik-adik penerus perjuangan, Made Yoga Adi Winata, Nyoman Adi Yudana, Putu Sagita Wageswara, dan Made Adelia Febriana, yang selalu memberikan semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

3. Seseorang yang banyak memberikan semangat dan dukungannya, mengajarkan penulis untuk menjadi dewasa dan bijaksana, serta membuat

perubahan-perubahan positif dengan nasehatnya dan mengembalikan semangat juang penulis dengan keyakinan dan kesungguhannya (I Gede Sukerte).

4. Para pendidik yang kuhormati, yang telah mengajar dengan penuh kesabaran


(11)

SANWACANA

Om Swasti Astu

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis hasil belajar siswa ditinjau dari kemampuan awal pada metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan serta bantuannya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus selaku Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses


(12)

5. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si. selaku Pembimbing II atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, semangat, nasehat- nasehat bijak, saran, dan kritiknya selama kuliah dan dalam proses penyusunan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Bapak H. Ngatimin, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Rumbia atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

8. Bapak Maksum, S.Pd dan Komang Puspa Ariyanta S.Pd selaku guru mitra dan murid-murid kelas X.2 dan X.3 SMA Negeri 1 Rumbia atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung..

9. Sahabat seperjuangan dalam menulis skripsi: Nurjayanti (Batrasia’08) Ni Wayan Sista (Penjas’08), Ari Wibowo (Hukum’08), Gusti Ngurah A (Hukum’08). Terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian selama ini.

10.Sahabat-sahabat tercinta yang tak terlupakan pendidikan fisika angkatan 2008: “Kenangan itu Ada karena kalian Ada!!!”.

11.Kakak tingkat 2006,Taranesia, Kakak tingkat 2007, adik-adik angkatan 2009. Adik-adik angkatan 2010 serta angkatan 06-09 lainnya. Terimakasih atas bantuannya .

12.Rekan PPL SMP Negeri 2 Kebun Tebu: Siska (B,Inggris’08),Berlinda

(B,Inggris’08), Sutrisno (Mat ’08), Umar (Sej ’08), Imun (B. Indo ’08), Amel (Geo ’06), Eka (PKN’08), Eva (Seni Tari’08), Mariyana (Seni Tari’08).

13.Teman-teman satu atap di kosan 8 (Si Jutek Sista, Si Miss Sibuk Yanti, Si Ubrek Rika, dan Si Manja Ayu , Teh Ida, Kak Okus, Keisha, Kiki, Pak


(13)

Sohadi, Emak Fatonah) atas keceriaan yang selalu dihadirkan dalam setiap suasana.

Semoga Tuhan melindungi dan membalas semua kebaikan yang sudah kalian berikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Juni 2012


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR TABEL ... xxi

DAFTAR GAMBAR ... xxiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar ... 8

2. Kemampuan Awal ... 9

3. Metode Pembelajaran ... 13

4. Metode Eksperimen……… .... 14

5. Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory)……… ... 16

6. Hasil Belajar………. ... 20

B. Kerangka Pemikiran ... . 22

C. Anggapan Dasar ... 25

D. Hipotesis ... 25

III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 27


(15)

xvii

B. Sampel Penelitian ... 27

C. Desain Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian... 30

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Analisis Instrumen ... 31

1. Uji Validitas ... 31

2. Uji Reliabilitas ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 35

1 Uji Normalitas... 36

2 Uji Homogenitas ... 37

3 Uji Hipotesis Statistik………... 37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

a... Uji Validitas Soal ... 49

b. ... Uji Reliabilitas Soal ... 51

2. Tahapan Penelitian ... 53

a. Kelas Eksperimen 1 ... 53

b. Kelas Eksperimen 2 ... 55

3.... Data Hasil Penelitian ... 58

a. Data Kemampuan Awal Siswa ... 58

b. Data Kuantitatif Aspek Kognitif Siswa ... 58

c. Data Kuantitatif Aspek Kognitif Proses Pembelajaran ... 60

d. Data Kuantitatif Aspek Psikomotor ... 60

e. Data Kualitatif Perilaku Berkarakter ... 61

4. ... Hasil Uji Penelitian ... 62

a. ... Uji Normalitas N- gain Hasil Belajar Kognitif ... 62

b.... Uji Homogenitas ... 63


(16)

xviii

c. ... Hasil

Uji Two Way ANOVA ... 64

d... Hasil Uji Independent T Test ... 65

e. ... Kepu tusan Hipotesis ... 66

B. Pembahasan ... 72

1. Data Kemampuan Awal Siswa ... 72

2. Data Kuantitatif Kemampuan Kognitif Siswa ... 72

3. Data Kuantitatif Aspek Kognitif Proses Pembelajaran ... 75

4. Data Kuantitatif Aspek Psikomotorik ... 76

5. Data Kualitatif Aspek Perilaku Berkarakter ... 77

6. Hasil Pengujian Hipotesis ... 80

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Pemetaan Standar Isi ... 94

2. Silabus ... 96

3. RPP Hukum Ohm Metode Eksperimen di Laboratorium Nyata ... 99

4. RPP Hukum Ohm Metode Eksperimen di Laboratorium Virtual ... 106

5. RPP Rangkaian Hambatan Metode Eksperimen di Laboratorium Nyata ... 113

6. RPP Rangkaian Hambatan Metode Eksperimen di Laboratorium Virtual ... 120

7. RPP Hukum I Kirchoff Metode Eksperimen di Laboratorium Nyata.. ... 127

8. RPP Hukum I Kirchoff Metode Eksperimen di Laboratorium Virtual. ... 131

9. Kisi – Kisi Uji Kemampuan Awal... 140


(17)

xix

11.Kisi – Kisi Pretest dan Posttest ... 148

12.Rubrikasi Pretest dan Posttest ... 161

13.Lembar Pretest dan Posttest Hukum Ohm ... 174

14.Lembar Pretest dan Posttest Rangkaian Hambatan ... 177

15.Lembar Pretest dan Posttest Hukum I Kirchoff ... 180

16.Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian ... 182

17.LP 2: Proses Hukum Ohm ... 184

18.LP 2: Proses Rangkaian Hambatan ... 185

19.LP 2: Proses Hukum I Kirchoff ... 186

20.LP 3: Psikomotor ... 187

21.LP 4: Pemngamatan Prilaku Berkarakter ... 188

22.LKS Hukum Ohm ... 189

23.Kunci LKS Hukum Ohm ... 193

24.LKS Rangkaian Hambatan... 197

25.Kunci LKS Rangkaian Hambatan ... 208

26.LKS Hukum I Kirchoff ... 219

27.Kunci LKS Hukum I Kirchoff ... 225

28.Hand Out Materi Hukum Ohm ... 230

29.Hand Out Materi Rangkaian Hambatan... 236

30.Hand Out Materi Hukum I Kirchoff ... 241

31.Data Hasil Uji Instrumen Soal ... 246

32.Hasil Validitas Soal ... 251

33.Hasil Reliabilitas Soal ... 265

34.Data Kemampuan Awal Kelas X.2 ... 271

35.Data Kemampuan Awal Kelas X.3 ... 236

36.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Hukum Ohm Kelas X.2 ... 273

37.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Hukum Ohm Kelas X.3 ... 275

38.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Rangkaian Hambatan Kelas X.2 ... 277 39.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Rangkaian Hambatan


(18)

xx

Kelas X.3 ... 279 40.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Hukum I Kirchoff

Kelas X.2 ... 281 41.Data Nilai Pretest-Posttest Sub Pokok Bahasan Hukum I Kirchoff

Kelas X.3 ... 283 42.Data Rekapitulasi N-gain Pretest-Posttest Tiap Sub Pokok Bahasan

Kelas X.2 ... 285 43.Data Rekapitulasi N-gain Pretest-Posttest Tiap Sub Pokok Bahasan

Kelas X.3 ... 286 44.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Hukum Ohm)

Kelas X.2 ... 287 45.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Rangkaian Hambatan)

Kelas X.2 ... 290 46.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Hukum I Kirchoff) Kelas X.2 . 293 47.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Hukum Ohm) Kelas X.3 ... 296 48.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Rangkaian Hambatan)

Kelas X.3 ... 299 49.Data Rekapitulasi Penilaian Proses (Hukum I Kirchoff)

Kelas X.3 ... 302 50.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Hukum Ohm)

Kelas X.2 ... 305 51.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Rangkaian Hambatan) Kelas

X.2 ... 307 52.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Hukum I Kirchoff)

Kelas X.2 ... 309 53.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Hukum Ohm)

Kelas X.3 ... 311 54.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Rangkaian Hambatan)

Kelas X.3 ... 313 55.Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor (Hukum I Kirchoff)

Kelas X.3 ... 315 56.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Hukum Ohm) Kelas X.2 ... 317


(19)

xxi

57.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Rangkaian Hambatan)

Kelas X.2. ... 318

58.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Hukum I Kirchoff) Kelas X.2 ... 319

59.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Hukum Ohm) Kelas X.3 ... 321

60.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Rangkaian Hambatan) Kelas X.3 ... 323

61.Data Rekapitulasi Penilaian Afektif (Hukum I Kirchoff) Kelas X.3 ... 325

62.Uji Normalitas Data ... 327

63.Uji Homogenitas Data ... 329

64.Uji Two Way Anova ... 330

65.Uji Independent Samples T Test ... 334

66.Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan... 336

67.Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 337

68.Daftar Hadir Seminar Proposal ... 338

69.Surat Penunjukan Pembimbing ... 340

70.Kartu Konsultasi ... 341

71.Alur Penelitian ... 348 72.Daftar Hadir Seminar Hasil


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain Faktorial Untuk Hasil Belajar (Y) ... 29

2. Interpretasi Ukuran Kemantapan Nilai Alpha... 34

3. Desain Data Pretes Hasil Belajar Tiap Sub Pokok Bahasan... 34

4. Desain Data Posttes Hasil Belajar Tiap Sub Pokok Bahasan ... 35

5. Desain Data Rekapitulasi N-Gain Hasil Belajar ... 35

6. Hasil Validitas Soal kemampuan awal ... 49

7. Hasil Validitas Soal Hukum Ohm ... 50

8. Hasil Validitas Soal Rangkaian Hambatan ... 50

9. Hasil Validitas Soal Hukum I Kirchoff ... 51

10. Hasil Uji Reliabilitas Soal Kemampuan awal. ... 51

11. Hasil Uji Reliabilitas Soal Hukum Ohm. ... 52

12. Hasil Uji Reliabilitas Soal Rangkaian Hambatan ... 52

13. Hasil Uji Reliabilitas Soal Hukum I Khirchoff ... 52

14. Hasil Uji Kemampuan Awal ... 58

15. N-gain Rata-rata siswa kelas X2 pada Tiap Sub Pokok Bahasan ... 59

16. N-gain Rata-rata siswa kelas X3 pada Tiap Sub Pokok Bahasan ... 60

17. Data Persentase Penilaian Proses ... 60

18. Data Persentase Penilaian Psikomotor ... 61

19. Data Persentase Perilaku Berkarakter Pada Kelas X2 ... 62

20. Data Persentase Perilaku Berkarakter Pada Kelas X3 ... 62

21. Hasil Uji Normalitas Data N-gain Hasil pretest-posttest Siswa Kelas X2 dan X3. ... 63

22. Hasil Uji Homogenitas Data N-gain Hasil Belajar Siswa Kelas X2 dan X3 pada Test of Homogeneity of Variances ... 63


(21)

xxii

23. Hasil Analisis Variansi Interaksi Metode Pembelajaran Dengan Kemampuan Awal ... ... 65 24. Uji Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kemampuan Awal Tinggi antara

Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen di Laboratoriun Nyata dan Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen di Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory ) ... ... 66 25. Uji Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kemampuan Awal Rendah antara

Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen di Laboratoriun Nyata dan Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen di Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory ) ... 66


(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Kerangka Pemikiran ... 25 2. Diagram Uji Kemampuan Awal Kelas X2 dan Kelas X3 ... 72

3. Diagram Nilai Pretest dan Posttest Rata-rata Kelas X2 Tiap Sub Pokok

Bahasan. ... 73 4. Diagram Nilai Pretest dan Posttest Rata-rata kelas X3 Tiap Sub Pokok

Bahasan ... 73 5. Diagram N-gain Rata-rata Kelas X2 dan X3 Tiap Sub Pokok Bahasan ... 74

6. Diagram Total N-gain Rata-rata Kelas X2 dan X3 ... 74

7. Diagram Rata-rata Aspek Kognitif Proses Kelas X2 dan X3... 76

8. Diagram Rata-rata Aspek Psikomotor Kelas X2 dan X3 ... 76

9. Diagram Aspek Perilaku Berkarakter Kategori Sangat Baik. ... 77 10.Diagram Aspek Perilaku Berkarakter Kategori Memuaskan ... 78 11.Diagram Persentase Perilaku Berkarakter Kategori

Menunjukkan Kemajuan ... 78 12.Grafik Interaksi Antara Kemampuan Awal Siswa Awal Dengan Metode


(23)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang memadai akan dapat membuat manusia mempunyai kesempatan memperbaiki kehidupannya. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai arus globalisasi yang cepat,

menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak mungkin lagi dapat dipertahankan. Oleh karena itu, pendekatan dengan strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang dihadapi dunia pendidikan, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat mengarahkan siswa untuk dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

SMA Negeri 1 Rumbia sebagai salah satu lembaga pendidikan formal telah berusaha melaksanakan kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan pendidikan nasional. Namun ketercapaian tujuan ini bukan tidak ada halangan dan masalah. Salah satu permasalahan pokok dalam proses pembelajaran yaitu kesulitan siswa dalam menerima, merespon, serta mengembangkan materi yang diberikan oleh guru.


(24)

2 Guru sebagai fasilitator dituntut untuk bisa membawa siswanya ke dalam pembelajaran yang aktif, inovatif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat menikmati pembelajaran dan menjangkau semua sudut kelas, bukan

merupakan pembelajaran konvensional yang selama ini berpusat pada guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru akan terkesan merugikan siswa terutama siswa yang berkemampuan awal rendah, sehingga siswa terlihat jenuh dalam pembelajaran.

Disadari atau tidak, dalam satu kelas guru akan menjumpai perbedaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Perbedaan ini misalnya dalam

kemampuan belajar, cara belajar dan kepribadian masing-masing siswa. Setiap siswa memiliki kemampuan yang beragam dalam menyerap materi pelajaran termasuk juga dalam hal kemampuan awal. Keanekaragaman kemampuan awal siswa akan berpengaruh terhadap penguasaan konsep belajar siswa. Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan. Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelum mengikuti pembelajaran yang akan diberikan dan menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

Kemampuan awal siswa ini yang sering diabaikan oleh guru dan tidak dijadikan acuan untuk memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan.

Listrik dinamis adalah salah satu pokok bahasan yang di ajarkan di kelas X semester dua. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pokok bahasan ini. Beberapa diantaranya adalah siswa kurang memahami konsep-konsep listrik di jenjang sekolah menengah


(25)

3 pertama yang merupakan kemampuan awal untuk mempelajari listrik dinamis dan siswa kurang mendapat pengalaman langsung melalui praktikum dalam mempelajari materi ini.

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dengan ketercapaian siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.

Permasalahannya adalah rata - rata siswa dari kelas X SMA Negeri 1 Rumbia belum mampu mencapai KKM. Ketentuan ini menuntut guru untuk berusaha lebih keras agar siswanya berhasil dalam mencapai KKM yang telah

ditentukan. Inovasi yang dilakukan oleh guru dalam memperbaiki keadaan siswanya agar mencapai KKM dimulai dari penerapan metode, pendekatan, atau bahkan model yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, berusaha menghadirkan pembelajaran yang menarik dan diminati oleh siswa, sehingga hasil belajar siswa bukan lagi menjadi masalah yang besar.

Membelajarkan fisika tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan eksperimen saat siswa melakukan percobaan menggunakan alat-alat praktikum sehingga pengalaman lansung sebagai sarana peningkatan hasil belajar menjadi hal pokok yang harus dikuasai oleh siswa. Akan tetapi, kurang atau tidak

tersedianya fasilitas sarana prasarana laboratorium menjadi suatu alasan yang kuat bagi guru untuk tidak melakukan kegiatan praktikum. Oleh karena itu perlu adanya metode pembelajaran alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan laboratorium,


(26)

4 pembelajaran berbasis laboratorium virtual dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk mengeliminasi keterbatasan perangkat laboratorium.

SMA Negeri 1 Rumbia memiliki laboratorium fisika yang cukup terawat dengan baik akan tetapi peralatan laboratorium yang tersedia jumlahnya sangat terbatas untuk melakukan praktikum. Selain itu fasilitas multimedia juga cukup lengkap, sehingga SMA Negeri 1 Rumbia memiliki fasilitas dan potensi yang menunjang dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen baik menggunakan laboratorium nyata maupun laboratorium virtual. Penerapan pembelajaran dengan metode ini digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa dengan meninjau tingkat kemampuan awal siswa yang berbeda, sehingga telah dilaksanakan penelitian tentang “Analisis Hasil Belajar Siswa Ditinjau dari Kemampuan Awal pada Metode Eksperimen di Laboratorium Nyata dan Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory)”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang

pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory)?

2. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di


(27)

5 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

2. Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.

3. Perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

4. Perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu dapat:

1. Menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.


(28)

6 2. Menjadi variasi belajar yang menarik bagi siswa serta meningkatkan hasil

belajar.

3. Memberi pengalaman secara langsung dalam menerapkan pembelajaran dengan metode eksperimen yang juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa

melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu

disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode eksperimen di laboratorium nyata adalah suatu metode pembelajaran yang siswanya melakukan praktikum dengan menggunakan alat – alat di laboratorium, sedangkan metode eksperimen di laboratorium virtual (virtual laboratory) adalah metode pembelajaran dimana siswa melakukan praktikum dengan menggunakan software komputer seperti halnya laboratorium nyata. 2. Kemampuan awal adalah hasil belajar yang didapat sebelum mendapat

kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal pada penelitian iti terbatas pada kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.

3. Hasil belajar yang diteliti dibatasi pada aspek kognitif siswa yang diperoleh berdasarkan hasil pretest dan posttest pokok bahasan listrik dinamis.


(29)

7 4. Materi yang disampaikan dalam penelitian ini adalah materi pokok listrik

dinamis dengan sub pokok bahasan hukum Ohm, rangkaian hambatan, dan hukum I Kirchhoff.

5. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap di SMA Negeri 1 Rumbia Tahun Pelajaran 2011/2012.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis 1. Belajar

Menurut Dalyono (2005: 49)

Belajar adalah suatu usaha perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya. Proses belajar mengajar dapat diartikan proses belajar dalam diri siswa yang terjadi baik secara langsung atau tidak langsung ketika berinteraksi dengan lingkungan atau sumber belajar lain. Menurut Slameto (2003: 2) secara psikologis belajar adalah:

Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa definisi di atas belajar ialah suatu proses usaha dan perbuatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan akan memperoleh pengalaman baru dalam hidupnya. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar ditampakkan dalam bentuk


(31)

9 peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan tingkah laku, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, dan daya pikirnya. Menurut Hamalik (2004: 27)

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is devined as the modification or

strengthening of behavior through experiencing). Menurut

pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Perubahan dan hasil belajar terjadi manakala penguatan terus menerus

diberikan. Dalam penguatan ini hubungan stimulus dan respon sebagai bagian dari proses belajar mengalami proses intersifikasi. Perubahan perilaku siswa terwujud dalam hasil belajar sebagai bentuk respon siswa terhadap stimulus yang diberikan guru.

2. Kemampuan Awal

Siswa sebagai manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Setiap siswa memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainya. Menurut Garry dalam Sunarto (2006: 10) mengkategorikan perbedaan individu ke dalam bidang – bidang berikut:

1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, pengelihatan, dan kemampuan bertindak. 2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan

keluarga, dan suku.

3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.

4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar 5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah. Perbeaan karakteristik individu dapat dijadikan sebagai acuan untuk

menetapkan suatu kegiatan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Menurut Slameto (1995: 113-130) “Guru di dalam mengajar hendaknya


(32)

10 memahami bakat dari sebagian besar siswa dengan memperhatikan prasyarat - prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum mendapatkan materi baru. Dengan demikian tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya dapat tercapai dan diperoleh efisiensi kerja yang optimal”.

Kemampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran, sehingga dapat melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik. Kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama hidupnya, dan apa yang dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru. Menurut Rebber (1988) dalam Syah (2006: 121) yang mengatakan bahwa “kemampuan awal prasyarat awal untuk mengetahui adanya perubahan”.

Gerlach dan Ely dalam Harjanto (2006:128) “Kemampuan awal siswa

ditentukan dengan memberikan tes awal”. Kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Kemampuan awal juga berguna untuk

mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Senada disampaikan Gagne dalam Sudjana (1996: 158) menyatakan bahwa “kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam

pembelajaran, kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi”. Jadi seorang siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan


(33)

11 lebih cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak

mempunyai kemampuan awal dalam proses pembelajaran.

Kemampuan awal juga bisa disebut dengan prior knowledge (PK). PK merupakan langkah penting di dalam proses belajar, dengan demikian setiap guru perlu mengetahui tingkat PK yang dimiliki para peserta didik. Dalam proses pemahaman, PK merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi para peserta didik. Dari berbagai penelitian terungkap bahwa lingkungan belajar memerlukan suasana stabil, nyaman dan familiar atau menyenangkan. Lingkungan belajar, dalam konteks PK, harus

memberikan suasana yang mendukung keingintahuan peserta didik, semangat untuk meneliti atau mencari sesuatu yang baru, bermakna, dan menantang. Menciptakan kesempatan yang menantang para peserta didik untuk

”memanggil kembali” PK merupakan upaya yang esensial. Dengan cara-cara

tersebut maka pengajar/instruktur/fasilitator mendorong peserta didik untuk mengubah pola pikir, dari mengingat informasi yang pernah dimilikinya menjadi proses belajar yang penuh makna dan memulai perjalanan untuk menghubungkan berbagai jenis kejadian/peristiwa dan bukan lagi mengingat-ingat pengalaman yang ada secara terpisah-pisah. Dalam seluruh proses tadi, PK merupakan elemen esensial untuk menciptakan proses belajar menjadi sesuatu yang bermakna.

Dalam proses belajar, PK merupakan kerangka di mana peserta didik menyaring informasi baru dan mencari makna tentang apa yang sedang


(34)

12 dipelajari olehnya. Proses membentuk makna melalui membaca didasarkan atas PK di mana peserta didik akan mencapai tujuan belajarnya.

Menurut Sugiyarto (2009: 1) dalam makalahnya tentang peningkatan kualitas pembelajaran dalam bidang ekologi di perguruan tinggi melalui penerapan praktikum mandiri yang disampaikan pada semiloka nasional menyatakan bahwa “kunci utama tutorial adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang atau yang disebut dengan prior knowledge. PK akan keluar dari simpanan para peserta didik apabila ada trigger atau pemicu”. Dalam proses inkuiri

terbimbing siswa dipacu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada jawaban dari permasalahan yang dihadapi, sehingga siswa dapat dengan mandiri menyimpulkan dan menmukan konsep-konsep dalam materi yang sedang dipelajari.

Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu aspek yang sangat menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran. Kemampuan awal dapat diambil dari nilai yang sudah didapat sebelum materi baru diperoleh.

kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi.

Kemampuan awal dalam penelitian ini diambil dari nilai tes sebelum memasuki materi yang baru.

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara atau langkah yang dilakukan guru untuk menyampaikan isi pesan pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran


(35)

13 yang telah ditentukan. Menurut Diktaktik Metodik (1993: 40), metode

mengajar banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya:

1. tujuan yang berbagai macam jenis dan fungsinya.

2. anak didik yang berbagai macam tingkat kematangannya. 3. situasi yang berbagai macam keadaannya.

4. fasilitas yang berbagai kualitas dan kualitasnya.

5. pribadi guru serta kemampuan profesi misalnya yang berbeda-beda. Selanjutnya, dalam Uno (2009: 17), variabel metode pembelajaran

diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3(tiga) jenis, yaitu: 1. strategi pengorganisasian (organizational strategy); 2. strategi penyampaian (delivery strategy);

3. strategi pengelolaan (management strategy).

Organizational strategy adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang dipilih untuk pembelajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu.

Delivery strategy adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa dan/atau untuk menerima serta merespons masukan yang berasal dari siswa. Media pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.

Management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara si belajar dan variabel metode pembelajaran lainnya, variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran

Menurut Diktaktik Metodik dan Uno yang telah uraikan, dapat disimpulkan metode pembelajaran merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan isi pembelajaran. Metode pembelajaran akan efektif, jika ketiga klasifikasi tersebut sesuai dengan isi pembelajaran yang akan disampaikan.


(36)

14 4. Metode Eksperimen

Penggunaan metode yang efektif dan dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan suatu pembelajaran. Metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Roestiyah (2008: 80)

Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode ekperimen secara langsung akan melibatkan siswa dalam pengalaman menemukan suatu konsep pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih berkesan bagi siswa. Siswa dapat membandingkan sendiri hasil percobaannya dengan teori yang telah ada. Sedangkan menurut Djamah (2000) dalam Trianto (2011: 196)

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk melakukan suatu proses atau percobaan.

Sebagai suatu metode pembelajaran metode eksperimen tentunya tidak terlepas dari kegiatan praktikum yang menuntut adanya panduan untuk menuntun berjalannya kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan menurut Trianto (2011: 196-197)

Kelebihannya:

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi ( menjelajahi ) tentang ilmu dan teknologi.


(37)

15 c. Degan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa

terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup

manusia. Kelemahannya:

a. Tidak cukupnya alat – alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen.

b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang – bidang ilmu dan teknologi.

Penggunaan metode ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan – persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur percobaan. Menurut Roestiyah (2008: 81-82)

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, b. Perlu diterangkan kepada siswa mengenai :

- Alat – alat serta bahan – bahan yang akan digunakan dalam percobaan

- Variabel – variabel yang harus dikontrol dengan ketat dalam kegiatan eksperimen

- Urutan yang ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung. - Seluruh proses atau hal – hal penting saja yang harus

dicatat.

- Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya

c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa.

d. Setelah selesai eksperimen guru mengumpulkan hasil penelitian siswa.


(38)

16 Dalam kegiatan eksperimen guru memberi kebebasan siswa untuk bekerja sendiri, sehingga diperlukan suatu panduan praktikum yang dibuat oleh guru sebagai penuntun kegiatan siswa untuk mencapai tujuan eksperimen.

5. Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory)

Teknologi komunikasi adalah sarana dan prasarana struktur kelembagaan dan nilai – nilai sosial yang dikumpulkan, disimpan, diolah, dan dipertukarkan informasi, sehingga memungkinkan untuk terjadinya persamaan persepsi atau tindakan. Menurut Warsita (2008: 1) dalam kaitan pemanfaatan teknologi komunikasi untuk pendidikan, Asby dalam Warsita (2008; 1) menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerakan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak, sehingga meteri pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk pemerataan pendidikan. Revolusi kelima seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya teknologi informasi dan komunikasi mutakhir khususnya komputer dan internet untuk pendidikan. Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna (Warsita, 2008: 135). Teknologi digunakan untuk mengolah, memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk


(39)

17 menghasilkan informasi yang berkualitas. Teknologi informasi telah masuk ke dalam kehidupan sehari – hari termasuk dalam bidang pendidikan. Menurut Warsita ( 2008: 136) fungsi teknologi informasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi yaitu:

1. Sebagai gudangnya ilmu

2. Sebagai alat bantu pembelajaran 3. Sebagai fasilitas pendidikan 4. Sebagai standar kompetensi 5. Sebagai penunjang administrasi 6. Sebagai alat bantu manajemen sekolah 7. Sebagai infrastruktur pendidikan

Program pembelajaran berbasis komputer memanfaatkan seluruh media, yaitu teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi. Seluruh media tersebut secara konvergen akan saling mendukung dan melebur menjadi satu media yang luar biasa kemampuannya. Menurut Hennich dkk (2004: 1) ada sejumlah kelebihan dan kelemahan yang ada pada media komputer atau komputer sebagai media pembelajaran. Kelebihan media komputer sebagai media pembelajaran diantaranya:

1. Memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami materi. 2. Peserta didik dapat melakukan control terhadap aktivitas

belajarnya

3. Komputer dapat deprogram agar memberikan umpan balik terhadap hasil belajar.

4. Computer mampu menyampaikan materi pelajaran dengan tingkat realism yang tinggi.

5. Kapasitas memori komputer memungkinkan peserta didik menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya.

6. Komputer dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relative kecil.


(40)

18 1. Hanya akan berfungsi untuk hal – hal sebagaimana yang telah

diprogramkan.

2. Memerlukan peralatan komputer multimedia.

3. Memerlukan persyaratan minimal prosesor, memori kartu grafis dan monitor.

4. Memerlukan kemampuan pengoprasian, untuk itu perlu ditambah petunjuk pemanfaatan ( learning guides).

5. Pengembangannya memerlukan adanya tim yang professional. 6. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama. 7. Tidak mempunyai sentuhan yang manusiawi.

Teknologi komputer saat ini memungkinkan dibuatnya visualisasi untuk segala sesuatu yang sebelumnya hanya bisa dibayangkan. Hal ini telah menjadi sihir dalam ranah pendidikan fisika yang ditandai lahirnya istilah laboratorium maya (virtual laboratory). Hanya saja istilah ini ternyata belum memiliki keseragaman Pencarian di Google untuk definisi labortorium maya atau virtual laboratory menunjukkan tidak ada halaman yang memberikan keseragaman untuk kedua istilah ini.

Kemajuan teknologi komputer juga memungkinkan kita melakukan simulasi. Sebagaimana visualisasi, simulasi juga menuntut adanya asumsi-asumsi. Biasanya situasi riil yang disimulasikan menyangkut sistem kompleks. Simulasi sangat bermanfaat ketika eksperimen riil tidak mungkin dilakukan atau terlalu mahal atau berbahaya untuk dilakukan. Dengan simulasi orang membangun adanya laboratorium maya yang secara finansial sangat

terjangkau. Menurut Lin, Hun, dan Su (1997: 1) Virtual laboratory merupakan salah satu learning content yang berwujud piranti lunak komputer yang

dirancang agar seseorang dapat melakukan aktivitas – aktivitas praktikum seperti halnya mereka melakukan praktikum di laboratorium sebenarnya. Virtual laboratory berbentuk lingkungan kerja dalam dimensi maya yang


(41)

19 menempatkan manusia untuk berintegrasi dengan informasi, sehingga seolah – olah berada dalam dunia nyata. Lin, Hun, dan Su (1997: 13) menyatakan Virtual reality (VR) can be described as the science of integrating man with information. It is consist of three dimensional, interactive, computer

generatied environment. Its central objective is to place participant in an environment that is not normally or easily experienced. Virtual laboratory mampu menyediakan interaksi dengan objek dalam dunia maya dan memungkinkan pengembangan 3 dimensi yang dapat diaplikasikan dalam virtual training, visualisasi data, manufaktur maya, dan permodelan perakitan. Kondisi virtual laboratory harus dibuat sesuai dengan karakteristik

laboratorium yang sesungguhnya, sehingga seolah – olah memindahkan reality laboratory ke dalam virtual laboratory. Menurut Rudomin (2003: 3) “lingkungan virtual laboratory harus memenuhi karakteristik sebagai berikut: (1) Ruangan, semua user seolah – olah berada dalam ruangan yang sama, baik lingkungan tertutup atau lingkungan terbuka, semua user memiliki

kesempatan yang sama dalam berinteraksi, (2) Kehadiran, setiap user yang berada dalam lingkungan virtual laboratory harus diwakili kehadirannya dalam simulasi secara utuh, (3) Waktu, setiap user herus memungkinkan dapat mengamati kegiatan user lain dalam virtual laboratory, ketika mereka

praktek, (3) Mekanisme komunikasi, visualisasi lingkungan virtual laboratory memungkinkan user dapat berkomunikasi melalui suara atau teks, (4)

Mekanisne sharing, setiap user dapat bertukar informasi atau manipulasi setiap objek dalam simulasi. Laboratorium berbasis komputer ini


(42)

20 seolah menghadapi fenomena atau set peralatan laboratorium nyata. Menurut I Ketut Gede Darma Putra (2009: 1) “Laboratorium merupakan tempat bagi peserta didik untuk melakukan eksperimen dari teori yang telah diberikan di kelas”. Fungsi dari eksperimen itu sendiri sebagai penunjang pembelajaran guna meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi yang telah dipelajari. Namun karena keterbatasan biaya dalam hal penyediaan peralatan laboratorium dan biaya operasional laboratorium yang mahal maka pembelajaran berbasis virtual laboratory dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk mengeliminasi keterbatasan perangkat laboratorium.

Menurut Hamidah I (2008: 1), “Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan gambaran bahwa peserta didik lebih termotivasi untuk mempelajari konsep fisika bila disertai dengan visualisasi konsep – konsep yang abstrak”.

6. Hasil Belajar

Menurut Daryanto (2010: 100) ada tiga ranah yang menjadi sasaran dalam evaluasi hasil belajar yaitu “ ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotor”. Namun dalam penelitian ini hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif saja. Masih menurut Daryanto (2010: 100-101)

Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang diantaranya:

pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), sintsis (syntesis), dan evaluasi penilaian (evaluation).

Nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran. Hasil


(43)

21 evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa. Menurut Dimyati (2002: 3-4) bahwa:

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti yang tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan melompat setelah latihan. Menurut Dimyati (1999: 4-5) “Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain yang merupakan transfer belajar”. Hasil belajar menurut Mulyono (1999: 37) bahwa:

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk prilaku yang menetap. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes. Hasil belajar sangat berkaitan dengan ketuntasan belajar siswa. Seorang siswa dikatakan tuntas jika hasil belajar yang diperolehnya mencapai batas

ketuntasan yang ditetapkan masing-masing satuan pendidikan. Dalam hal ini pada SMA N 1 Rumbia siswa dikatakan tuntas jika memperoleh skor 63.


(44)

22

B. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mencobakan dua metode pembelajaran eksperimen dengan tipe yang berbeda yaitu metode eksperimen di laboratorium virtual dan metode eksperimen di laboratorium nyata, kemudian akan dilihat perbedaan peningkatan hasil belajar dari masing-masing metode tersebut dengan meninjau kemampuan awal siswa. Hasil belajar yang diamati terfokus pada ranah kognitif. Ranah tersebut diambil dari nilai rata-rata N-gain.

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas penelitian ini adalah metode

eksperimen di laboratorium nyata sebagai (X1) dan metode eksperimen di

laboratorium virtual sebagai (X2). Variabel terikatnya adalah hasil belajar

fisika siswa (Y), sedangkan variable moderatornya adalah pengetahuan awal siswa (PAF). Ada empat hasil belajar yang diukur yaitu hasil belajar dengan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal tinggi (Y1) dan rendah (Y2 ), serta hasil belajar dengan metode eksperimen di

laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal tinggi (Y3) dan rendah

(Y4). Keempat hasil belajar ini kemudian dianalisis untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar pada siswa berkemampuan awal tinggi dan siswa berkemampuan awal rendah pada kedua metode.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran mengenai analisis pada metode eksperimen di laboratorium nyata dan di laboratorium virtual terhadap hasil belajar yang diukur digambarkan dalam Gambar 2.1


(45)

23

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran.

Penerapan metode pembelajaran dan peninjauan kemampuan awal siswa akan memberikan dampak dalam peningkatan hasil belajar siswa. Dua kondisi ini masing-masing dipilahkan menjadi dua, yaitu metode pembelajaran

eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di laboratorium virtual serta kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah.

Suatu kombinasi antara penerapan metode pembelajaran dan tingkat keampuan awal siswa akan saling mempengaruhi, sehingga terdapat

perbedaan peningkatan hasil belajar siswa. Pengaruh perlakuan pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa bagi tingkat kemampuan awal siswa tertentu akan berlainan.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa yang berkemampuan awal tinggi akan memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium virtual. Hal ini karena pada siswa yang

Dianalisis X1

X2

PAF

Y1

Y2

Y3


(46)

24 berkemampuan awal tinggi, siswa telah memiliki prasyarat yang harus

dikuasai sebelum mendapatkan materi baru. Siswa yang berkemampuan awal tinggi juga akan lebih cepat memahami materi dan mampu merealisasikan konsep yang bersifat abstrak, sehingga penerapan metode eksperimen di laboratorium nyata akan memberikan dampak yang lebih baik. Metode

eksperimen di laboratorium nyata juga dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep teori yang dipelajari dalam kelas.

Pada kelompok siswa yang berkemampuan awal rendah penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium virtual akan memberikan peningkatan hasil belajar siswa yang lebih tinggi dari pada metode eksperimen di laboratorium nyata. Hal ini karena metode eksperimen di laboratorium virtual jika dipraktekkan akan memiliki peluang yang besar untuk memfasilitasi siswa belajar dari pada metode eksperimen di laboratorium nyata dan lebih memotivasi siswa untuk mempelajari konsep karena dapat

memvisualisasikan konsep yang bersifat abstrak.

Berdasarkan dugaan kombinasi ini memungkinkan adanya interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kemampuan awal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siswa yang berkemampuan awal rendah metode eksperimen di laboratorium virtual mengahasilkan peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan metode eksperimen di laboratorium nyata. Sedangkan pada siswa berkemampuan awal tinggi, peningkatan hasil belajar dengan metode eksperimen di laboratorium nyata lebih tinggi dibandingkan peningkatan hasil belajar pada metode eksperimen di laboratorium virtual.


(47)

25

C Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir adalah:

1. Setiap sampel penelitian memperoleh materi yang sama.

2. Nilai rata – rata kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 sama.

D Hipotesis

Pasangan hipotesis penelitian yang diuji adalah:

Hipotesis pertama:

Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

Hipotesis kedua:

Ho : Tidak ada Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat

kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa. H1 : Ada Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat


(48)

26 Hipotesis Ketiga:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan

awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode

eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual

laboratory).

Hipotesis keempat:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan

awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode

eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual


(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas X semester genap SMAN 1 Rumbia tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari enam kelas, yaitu kelas sampai dengan dengan jumlah 205 siswa.

B. Sampel Penelitian

Langkah-langkah penentuan sampel pada penelitian ini adalah:

1. Dilakukan dengan purposive sampling, yaitu penentuan sampel dari anggota populasi dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008: 124). Pertimbangan tertentu yang dilakukan dalam memilih dua kelas sabagai sampel dengan melihat prestasi belajar fisika siswa semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 yaitu mempunyai kesamaan rata-rata prestasi belajar maka kelas sebagai sampel adalah kelas dan kelas .

2. Dari kelas dan kelas dipilih secara random untuk menentukan mana kelas yang mendapat perlakuan metode eksperimen di laboratorium nyata (eksperimen ke-1) dan mana mendapat perlakuan metode eksperimen di laboratorium virtual (eksperimen ke-2).


(50)

28 3. Masing - masing kelas eksperimen dipilah menjadi dua yaitu kelompok

yang kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Penentuan siswa kelompok kemampuan awal tinggi dan rendah dilakukan dengan menggunakan tes pengetahuan awal fisika (PAF), berupa soal prasyarat untuk materi yang akan dipelajari siswa yaitu listrik dinamis. Kriteria pengelompokkan kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah didasarkan nilai pengetahuan awal fisika yang diperoleh, yaitu:

PAF ≥ 70% : siswa kelompok kemampuan awal tinggi

60% ≤ PAF < 70% : siswa kelompok kemampuan awal sedang

PAF ≤ 60% : siswa kelompok kemampuan awal rendah

Noer (2010 : 88) Dari langkah-langkah teknik pengambilan sampel di atas, diperoleh sampel penelitian ini adalah siswa kelas mendapat perlakuan metode eksperimen di laboratorium nyata sebagai kelas eksperimen ke-1 dan kelas mendapat perlakuan metode eksperimen di laboratorium virtual sebagai kelas eksperimen ke-2 yang berjumlah 64 siswa.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah studi eksperimen dengan menggunakan dua kelas yang menjadi sampel dalam penelitian. Kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda yaitu pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium nyata pada kelas eksperimen 1 dan pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium virtual pada kelas eksperimen 2. Untuk masing-masing


(51)

29 kelompok eksperimen terdiri dari kelompok siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan awal rendah.

Pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan tidak dapat dilakukan secara ketat, jadi masih terdapat beberapa siswa dengan kemampuan awal rendah dalam kelas kelompok kemampuan tinggi, juga terdapat beberapa siswa dengan kemampuan awal tinggi dalam kelas kelompok kemampuan awal rendah. Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2 yang dapat ditampilkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain faktorial untuk hasil belajar (Y)

Pembelajaran Kemapuan Awal

Metode Eksperimen di laboratorium nyata (X1)

Metode Eksperimen di laboratorium virtual (virtual laboratory) (X2)

Tinggi (X3) X1X3 X2X3

Rendah (X4) X1X4 X2X4

Keterangan:

X1X3 = Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diberikan perlakukan

menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi.

X2X3 = Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diberikan perlakukan

menggunakan metode eksperimen di laboratorium virtual pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi.

X1X4 = Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diberikan perlakukan

menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.


(52)

30 X2X4 = Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang diberikan perlakukan

menggunakan metode eksperimen di laboratorium virtual pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.

Kelas yang menjadi sampel disurvei nilai hasil penilaian awal belajar

fisikanya untuk menentukan siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan siswa dan kemampuan awal rendah. Masing – masing kelompok eksperimen diberikan pretest pada awal pertemuan, kemudian diberikan perlakuan yaitu penerapan metode eksperimen di laboratorium nyata pada kelas eksperimen 1 dan metode eksperimen di laboratorium virtual pada kelas eksperimen 2. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan posttest berupa soal uraian. Hasil pretest dan posttest tersebut dihitung dengan N-gain.

D. Variabel Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental, dengan variabel terikat (Y) peningkatan hasil belajar fisika siswa, variabel bebas perlakuan pembelajaran dan variabel bebas atribut kemampuan awal siswa. Variabel bebas perlakuan diklasifikasikan dalam bentuk pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium nyata (X1)

dan metode eksperimen di laboratorium virtual (X2). Sedangkan variabel

bebas atribut diklasifikasikan menjadi kemampuan awal tinggi (X3) dan


(53)

31 E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan awal siswa menggunakan istrumen berbentuk pilihan jamak 2. Hasil belajar menggunakan instrument berbentuk essay. Tes ini digunakan

pada saat pretest dan posttest.

F. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti. Jadi, sebelum diberikan pada sampel yang sebenarnya, soal diujicobakan terlebih dahulu di luar sampel tetapi masih dalam populasi untuk

mengetahui tingkat validitas. Untuk menguji validitas soal digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus:

rxy=

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

rxy= Koefisien korelasi yang menyatakan validitas X = Skor butir soal


(54)

32 Y = Skor total

n = Jumlah sampel

Arikunto, (2011: 72) Dengan kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan maka

alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung > rtabel

maka alat ukur tersebut tidak valid. Dimana untuk N = 30 dan α = 0,050 maka rtabel nya yaitu 0,361.

2. Uji Reliabilitas

Langkah selanjutnya adalah mencari harga reliabilitas instrument. Perhitungan ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2011: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

Keterangan:

= reliabilitas yang dicari

= jumlah varians skor tiap-tiap soal = varians total


(55)

33 Di mana:

Keterangan:

Xi2 = kuadrat skor total tiap butir soal

Xi = skor total tiap butir soal

Yi2 = kuadrat skor total tiap siswa

Yi = skor total tiap siswa

N = banyaknya data

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukurannya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen

dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang relatif sama.

Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17.0. Pada program ini digunakan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha

Cronbach’s 0 sampai 1. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan melihat pada nilai Cronbach’s Alpa. Jika Cronbach's Alpha Based on Standardized Items lebih besar dari Cronbach’s Alpa berarti Item soal tersebut reliabel. Pada program ini digunakan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1. Menurut Triton dalam


(56)

34 Sujianto dikutip oleh Agustina (2009: 97), jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan interval yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Intertpretasi ukuran kemantapan nilai alpha

Nilai Alpha Cronbach’s Keterangan 0,00-0,20 kurang reliabel. 0,20-0,40 agak reliabel. 0,40-0,60 cukup reliabel.

0,60-0,80 reliabel.

0,80-1,00 sangat reliabel. Triton dalam Sujianto dikutip oleh Agustina (2009: 97)

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari skor pretest dan posttest untuk setiap hasil belajar.

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis kategori hasil belajar siswa digunakan skor gain yang ternormalisasi. N-gain diperoleh dari pengurangan skor pretest dengan posttest dibagi oleh skor maksimum dikurang skor pretest. Jika dituliskan dalam persamaan adalah:

Keterangan: g = N-gain

pre pre post

S S

S S

g


(57)

35 Spost = Skor postes

Spre = Skor pretest Smax = Skor maksimum

Kategori: Tinggi : 0,7 ≤ N-gain ≤ 1 Sedang : 0,3 ≤ N-gain < 0,7 Rendah : N-gain < 0,3

Meltzer dalam Marlangen (2010: 34)

Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar dan pemahaman konsep siswa digunakan skor pretest dan posttest. Peningkatan skor antara tes awal dan tes akhir dari kedua variabel merupakan indikator adanya pengaruh penggunaan metode eksperimen dan metode demonstrasi. Kemudian data hasil penelitian dianalisis dengan melakukan: 1) uji normalitas data, 2) uji homogenitas data, dan Setelah kedua uji prasyarat dilakukan, maka tahapan berikutnya adalah uji anova dua jalur (Two Way Anova) dan uji t (Independent Samples T-Test) untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keputusan hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan kriteria uji dari masing-masing jenis pengujian.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap N-gain hasil tes akhir dari kedua

variabel tersebut, menggunakan program komputer. Pada penelitian ini uji normalitas digunakan dengan uji kolmogorov smirnov. Dasar dari


(58)

36 komputer dengan metode kolmogorov smirnov berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikasi. Data dikatakan memenuhi asumsi

normalitas jika pada Kolmogorov-Smirnov maupun Shapiro-Wilk nilai sig. > 0.050.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas variabel. Variabel yang diuji homogenitasnya adalah skor tes awal dan akhir untuk hasil belajar dan skor tes awal dan akhir untuk pemahaman konsep siswa yang diajar dengan metode eksperimen dan metode demonstrasi. Pertimbangan efisiensi uji ini dilakukan dengan menggunakan fungsi univariate pada program komputer. Kriteria uji yang digunakan adalah: (1) jika nilai Sig. < α (0,050) atau Fhitung > Ftabel maka data dari perlakuan

yang diberikan tidak homogen, (2) jika nilai Sig. > α (0,050) atau Fhitung≤

Ftabel maka data dari perlakuan yang diberikan adalah homogen.

3. Uji Hipotesis Statistik

1. Uji Analisis Dua Jalur (Two Way Anova)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain faktorial 2 x 2, sehingga menggunakan Analisis Varians Dua Arah (Anava Dua Arah). Analisis variansi (Two Way Anova) merupakan cara yang digunakan untuk menguji perbedaan variansi dua variabel atau lebih. Unsur utama dalam analisis variansi adalah variansi antar kelompok dan variansi di


(59)

37 dalam kelompok. Variansi ditempatkan sebagai pembilang sedangkan variansi di dalam kelompok sebagai penyebut.

Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji Anova yaitu: a. Varians homogen (sama)

b. Sampel kelompok dependent atau independent ketegorikal c. Data berdistribusi normal

Uji hipotesis statistik untuk hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan uji varian dua jalur ( Two Way Anova) yaitu:

Hipotesis pertama

Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang

pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

Hipotesis statistik: H0 :

H1 :

µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen

di laboratorium nyata.

µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen


(60)

38 Kriteria Uji:

Jika nilai Sig. metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di laboratorium virtual. Kemudian jika nilai rata-rata peningkatan hasil belajar fisika adalah

maka H0 ditolak. (Trihendardi, 2005 : 172)

Hipotesis kedua:

Ho : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan tingkat

kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa. H1 : Ada interaksi antara pembelajaran dengan tingkat kemampuan

awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.

Hipotesis statistik:

Ho : Interaksi A = B A = Pembelajaran

H1: Interaksi A ≠ B B = Kemampuan Awal

Kriteria uji:

Jika nilai Sig. interaksi Metode Pembelajaran *Kemampuan Awal Siswa > 0,050 maka H0 diterima. (Trihendradi, 2005: 172)

2. Uji Kruskal-Wallis Test

Jika data tidak terdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan statistik nonparametrik tes dengan metode Kruskal-Wallis Test. Persamaan uji Kruskal-Kruskal-Wallis ditulis sebagai berikut:


(61)

39

Dimana:

K = nilai Kruskal-Wallis dari hasil perhitungan Ri = jumlah rank dari kategori/perlakuan ke i

Ni = banyaknya ulanganpada kategori/perlakuan ke-i k = banyaknya kategori/perlakuan

N = jumlah seluruh data

Kriteria penerimaan Ho adalah sebagai berikut :

Jika K < X2(0,05: db = (k-1), maka Ho diterima (P > 0,050)

Jika K > X2(0,05: db = (k-1), maka Ho diterima (P < 0,050)

Jika K > X2(0,01: db = (k-1), maka Ho diterima (P < 0,010)

Jika Ho ditolak berarti ada pasangan rata-rata rangking yang berbeda.

Untuk mencari pasangan rata-rata rangking yang berbeda maka harus dilakukan uji lanjutan rata-rata rangking dengan rumus:

Jika pada α = 0,050, maka Ho diterma berarti pasangan

rata-rata rangking perlakuan tersebut tidak berbeda nyata (P > 0,050) sedangkan jika pada α = 0,05, maka Ho ditolak berarti


(62)

40 0,05) dan jika pada α = 0,010, maka Ho ditolak berarti

pasangan rata-rata rangking perlakuan tersebut berbeda sangat nyata (P > 0,010). (Junaidi, 2009: 1).

Hipotesis statistik disusun berdasarkan hipotesis verbal yang telah dikemukakan dalam hipotesis penelitian yaitu:

Hipotesis pertama

Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang

pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

Hipotesis statistik: H0 :

H1 :

µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen

di laboratorium nyata.

µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen

di laboratorium virtual.


(63)

41 Jika nilai Sig. metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di laboratorium virtual. Kemudian jika nilai rata-rata peningkatan hasil belajar fisika adalah

maka H0 ditolak. (Trihendardi, 2005 : 172)

Hipotesis kedua:

Ho : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan tingkat

kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa. H1 : Ada interaksi antara pembelajaran dengan tingkat kemampuan

awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.

Hipotesis statistik:

Ho : Interaksi A = B A = Pembelajaran

H1: Interaksi A ≠ B B = Kemampuan Awal

Kriteria uji:

Jika nilai Sig. interaksi Metode Pembelajaran *Kemampuan Awal Siswa > 0,050 maka H0 diterima. (Trihendradi, 2005: 172)

3. Uji T Untuk Dua Sampel Bebas (Independent Samples T-Test)

Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis ketiga dan hipotesis keempat dalam penelitian menggunakan statistik parametrik tes. Independent Samples T-Test digunakan untuk mengetahui ada atau


(64)

42 tidak perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

Hipotesis ketiga:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan

awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual

laboratory).

Hipotesis Statistik : H0 :

H1 :

µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di

laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal tinggi.

µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di

laboratorium di laboratorium virtual (virtual laboratory) pada siswa berkemampuan awal tinggi.

Kriteria Uji:

Jika nilai Sig.(2-tailed) metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di


(65)

43 laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal tinggi. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0

ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).

Hipotesis keempat:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan

awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

Hipotesis statistik: H0 :

H1 :

µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen

di laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal rendah.

µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen

di laboratorium di laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal rendah.

Kriteria Uji:

Jika nilai Sig.(2-tailed) metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di


(66)

44 laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal rendah. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0

ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).

4. Uji Data Dua Sampel Tidak Berhubungan (Independen)

Pada penelitian ini jika data tidak terdistribusi normal maka untuk menguji data dari dua sampel yang tidak berhubungan menggunakan Uji Mann-Whitney.

Hipotesis ketiga:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan

awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

Hipotesis Statistik : H0 :

H1 :

µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di

laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal tinggi.

µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di

laboratorium virtual (virtual laboratory) pada siswa berkemampuan awal tinggi.


(67)

45 Kriteria Uji:

Jika nilai Sig.(2-tailed) metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di

laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal tinggi. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0

ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).

Hipotesis keempat:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan

awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

Hipotesis statistik: H0 :

H1 :

µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen

di laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal rendah.

µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen

di laboratorium di laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal rendah.


(68)

46 Kriteria Uji:

Jika nilai Sig.(2-tailed) metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di

laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal rendah. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0


(69)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

2. Ada Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.

3. Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

4. Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran yaitu:


(70)

90 1. Pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium virtual (virtual

laboratory) dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah melaksanakan kegiatan praktikum sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa

2. Dalam menerapkan metode pembelajaran, harus disesuaikan dengan materi yang hendak disampaikan agar kemampuan dan kompetensi siswa tercapai dengan baik.

3. Bagi pihak lain yang ingin menerapkan perangkat pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti ini, sebaiknya terlebih dahulu dianalisis kembali untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran, dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat perangkat ini diterapkan.


(1)

laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal tinggi. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0 ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).

Hipotesis keempat:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

Hipotesis statistik: H0 :

H1 :

µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal rendah.

µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di laboratorium di laboratorium virtual pada siswa

berkemampuan awal rendah.

Kriteria Uji:

Jika nilai Sig.(2-tailed) metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di


(2)

44 laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal rendah. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0 ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).

4. Uji Data Dua Sampel Tidak Berhubungan (Independen)

Pada penelitian ini jika data tidak terdistribusi normal maka untuk menguji data dari dua sampel yang tidak berhubungan menggunakan

Uji Mann-Whitney.

Hipotesis ketiga:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

Hipotesis Statistik : H0 :

H1 :

µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal tinggi.

µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di laboratorium virtual (virtual laboratory) pada siswa


(3)

Kriteria Uji:

Jika nilai Sig.(2-tailed) metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di

laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal tinggi. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0 ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).

Hipotesis keempat:

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual. H1 : Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal

rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual.

Hipotesis statistik: H0 :

H1 :

µx11 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata pada siswa berkemampuan awal rendah.

µx21 = Rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode eksperimen di laboratorium di laboratorium virtual pada siswa


(4)

46 Kriteria Uji:

Jika nilai Sig.(2-tailed) metode pembelajaran <0,050 maka ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara metode eksperimen di laboratorium nyata dan metode eksperimen di

laboratorium virtual pada siswa berkemampuan awal rendah. Kemudian jika nilai rata-rata hasil belajar fisika adalah maka H0 ditolak. (Trihendradi, 2005: 146).


(5)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

2. Ada Interaksi antara metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal dalam peningkatan hasil belajar fisika siswa.

3. Tidak ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

4. Ada perbedaan hasil belajar fisika siswa berpengetahuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan metode eksperimen di laboratorium nyata dan laboratorium virtual (virtual laboratory).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran yaitu:


(6)

90 1. Pembelajaran dengan metode eksperimen di laboratorium virtual (virtual

laboratory) dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah melaksanakan kegiatan praktikum sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa

2. Dalam menerapkan metode pembelajaran, harus disesuaikan dengan materi yang hendak disampaikan agar kemampuan dan kompetensi siswa tercapai dengan baik.

3. Bagi pihak lain yang ingin menerapkan perangkat pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti ini, sebaiknya terlebih dahulu dianalisis kembali untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran, dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat perangkat ini diterapkan.