PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT

SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh HANAFI

Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara dengan metode pembelajarn modifikasi alat bantu pada siswa kelas SDN 1 Kelawi Bakauheni Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan latihan melompati kardus yang tingginya 25 cm sambil meraih bola yang digantung, dan siklus kedua dengan penggunaan bentuk latihan lompat box yang tingginya 30 cm serta sambil meraih bola yang digantung.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 1 Kelawi Bakauheni Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara yang meliputi posisi awalan, posisi tolakan, posisi melayang di udara dan posisi mendarat.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara melalui penggunaan modifikasi alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 60,00 %, siklus kedua sebesar 88,00 %.

Dengan adanya penggunaan alat modifikasi terhadap olahraga lompat jauh membantu siswa kelas V SDN 1 Kelawi dalam melakukan lompat jauh sehingga menghilangkan rasa takut terhadap olahraga lompat jauh.


(2)

1

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT

SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHU PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

HANAFI

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(3)

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT

SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh HANAFI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Lapangan Lompat Jauh ... 12 Gambar 2 : Teknik Awalan Lompat Jauh ... 12 Gambar 3 : Teknik Tolakan Lompat Jauh... 13 Gambar 4 : Gerakan Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Secara

Keseluruhan ... 13 Gambar 5 : Teknik Mendarat Lompat Jauh ... 14 Gambar 6 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 20 Gambar 7: Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan

Nilai≥ RK dan < RK Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Disetiap Siklus... 31 Gambar 8: Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang Mendapatkan

Nilai≥ KB dan < KB Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Disetiap Siklus... 32


(5)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 6

B. Belajar ... 7

C. Atletik ... 9

D. Lompat Jauh ... 11

E. Tahap Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 12

F. Modifikasi Alat ... 15

G. Kerangka Pikir ... 16

H.Hipotesis ... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 19

B. Setting Penelitian ... 20

C. Subyek Penelitian ... 20

D. Rencana Tindakan ... 20

E. Instrument Penelitian ... 22

F. Teknik Analisis Data ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28

B. Pembahasan ... 32


(6)

ii .KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrument Penelitian ... 23 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya

Berjalan Di Udara Pada Tes Awal ... 28 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya

Berjalan Di Udara Siklus I ... 29 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya

Berjalan Di Udara Siklus I ... 30 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak


(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs.Wiyono, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(9)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Hanfi

NPM : 1013078007

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul“Peningkatan Gerak Dasar Lompat Jauh Berjalan Di Udara Dengan Menggunakan Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheniadalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bakauheni, September 2012


(10)

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur kepada Allah AWT, kupersembahkan

Karyaku Kepada :

Ayah dan Ibunda tercinta, Ayah dan Ibu mertua tercinta

Istri ( Anita Susanti ) tercinta, Kakak ( Yumnati )

Adik ( Fatriyani ) yang tercinta,

Para siswa siswi di SD N 1 Kelawi Bakauheni

Kabupaten Lampung Selatan

Rekan rekan senasib seperjuangan

di FKIP Universitas Lampung ( UNILA )

Almater Ku FKIP UNILA Bandar Lampung

Sebagai bukti dan ucapkan terimakasih atas do a yang tulus bantuan, Dorongan dan pengorbanan yang selalu menyertai untuk menuju


(11)

Judul Skripsi : PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN

MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI

Nama Mahasiswa : HANAFI

Nomor Pokok mahasiswa : 1013078007

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Imu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or NIP. 19510507 198103 1 002 NIP 19700525 200501 1 002


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Negeri Pandan, pada tanggal 05 Oktober 1978. Anak ke Dua dari Lima bersaudara pasangan Bapak Abdul Wahid dan Ibu Herlina.

PENDIDIKAN

- SDN 1 Kelawi Kecamatan Penengahan Lampung Selatan lulus pada tahun 1991

- SMPN 1 Pasuruan Kecamatan Penengahan Lampung Selatan lulus pada tahun 1994

- SMUN 1 Kalianda Kecamatan Kalianda lulus pada tahun 1997

- D2 Penjaskes di FKIP Unila Bandar Lampung lulus tamat pada tahun 2001. - Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan ( FKIP ) Universitas Lampung ( UNILA ) di Bandar Lampung Progaram Study S 1 Penjaskes Dalam Jabatan .

PEKERJAAN

- Honorer di SD Negeri 1 Kelawi Bakauheni Lampung Selatan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2008.

- PNS di SDN 1 Kelawi Kecamatan Bakauheni dari tahun 2009 sampai dengan sekarang


(13)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judulPeningkatan Gerak Dasar Lompat Jauh Berjalan Di Udara Dengan Menggunakan Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheniadalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SDN Bandung Baru Prengsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.


(14)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Bakauheni, mei 2012 Penulis


(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak, dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis.Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Namun dalam proses pembelajaran pendidikan jasamani di SDN 1 Kelawi Bakauheni, masih banyak sekali kendala-kendala yang dialami oleh guru


(16)

pendidikan jasmani seperti kurangnya sarana penunjang pembelajaran yang membuat siswa sulit untuk mengerti apa yang disampaikan oleh guru dan bagaimana melakukan gerakan-gerakan dengan benar akibatnya siswa sering bosan dalam mengikuti pembelajaran dan memilih bermain-main daripada mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga proses belajar- mengajar menjadi kurang optimal. Dalam pembelajaran atletik misalnya siswa sulit untuk memahami dan mempraktikan gerakan-gerakan yang diajarkan. Seperti nomor lompat jauh, khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara. Siswa kurang memahami bagaimana melakukan gerakan dengan benar. Selain itu juga permasalahan yang muncul adalah bagaimana memilih strategi, pendekatan dan metode pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan karakteristik dan kompetensi siswa serta kemampuan memahami dan melakukan gerakan dengan benar. Maka dari itu, saat ini guru diharuskan lebih kreatif dalam menyusun metode pembelajaran agar lebih bervariasi. Dengan banyaknya ragam dan metode pembelajaran serta penggunaan alat bantu pada pembelajaran atletik, khususnya gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

Lompat jauh gaya berjalan di udara merupakanjenisketerampilan yangmenuntut kemampuanyangtinggi, karena pada saat melayang di udara siswa harus mengayunkan kedua kakinya. Sehingga akan terlihat seperti berjalan di udara. Karena itu, dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara harus mempunyai kemampuan menolak yang baik. Sehingga dapat melayang di udara lebih lama dan dapat melakukan gerakan lompat jauh gaya


(17)

berjalan di udara dengan sempurna. Hasil tolakan juga dipengaruhi oleh kecepatan berlari siswa semakin kencang siswa berlari akan semakin kuat tolakanya. Selain itu sikap pada saat mendarat juga sangat penting karena posisi kita saat mendaratlah yang akan diukur seberapa jauh kita melakukan lompatan. Masalah yang dihadapi siswa dalam belajar pendidikan jasmani dan kesehatan dengan materi pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni, karena hanya 5 siswa atau 20% yang dapat melakukan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara dengan benar dari 25 siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka perludiciptakancarabelajaruntuk awalan, menolak, sikap melayang di udara dan mendarat dengan tepat, salah satunya dengan menggunakan Modifikasi alat. Pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dengan alat bantu merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan, karena dengan modifikasi alat anak akan mudah dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh, khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara.

Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan judul “Peningkatkan Gerak Dasar Lompat Jauh Berjalan Di Udara Dengan Menggunakan Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi masalah, sebagai berikut :


(18)

gaya berjalan di udara.

2. Rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan sikap melayang lompat jauh gaya berjalan di udara.

3. Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan sikap mendarat lompat jauh gaya berjalan di udara.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari

penelitian ini, adapun batasan masalah tersebut adalah hanya ingin mengetahui apakah ada peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dengan menggunakan modifikasi alat siswa kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Apakah pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dapat ditingkatkan dengan modifikasi alat Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : “Ingin meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara dapat ditingkatkan dengan modifikasi alat Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi


(19)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai alat-alat yang dapat dimodifikasi dalam pembelajaran lompat tinggi.

2. Bagi guru

Guru mendapatkan bahan pemikiran dalam memilih modifikasi alat dalam pembelajaran lompat tinggi.

3. Bagi siswa

Meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar lompat tinggi gaya gunting pada siswa.


(20)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,


(21)

sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. (Kurikulum Penjas, 2004)

Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

B. Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran.Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006:44) Sedangkan belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana. 1991: 5)


(22)

Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus manadji (1994: 162) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.

B. Hukum kesiapan

Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada

kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas pendidikan jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.

C. Hukum latihan

Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia harus berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan

memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan

diperoleh dengan melakukan.Melakukan berulang-ulang tidak berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan


(23)

Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan penambahan beban agar meningkatnya kesegaran jasmani anak, dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan anak.

D. Hukum pengaruh

Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman yang memuaskan daripada pengalaman-pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada pendidikan jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain dengan

kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.

C. Atletik

Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaituAthlonatauAthlumyang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan Athleta (atlet). Istilah lain yang menggunakan atletik adalahAthletics(bahasa Inggris),Athletiek(bahasa Baelanda),


(24)

Atletik yang kita kenal saat ini adalah olahraga yang paling tua di dunia. Gerak-gerak dasar yang terkandung dalam atletik sudah dilakukan sejak adanya peradaban manusia di muka bumi ini. Bahkan gerakan itu sudah dilakukan sejak manusia dilahirkan yang secara bertahap bekembang sejalan dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kematangan biologisnya.

Menurut seoarang Pujangga Yunani bernamaHumerosdalam bukunya berjudulLiliad. Diperkirakan kegiatan atletik sudah dilakukan sejak 1100 SM, tercatat nama-nama seperti Eurialus, Epius, Odiseus, Aias dan Argamenon. Mereka disebut jago-jago berkuda, lari dan lempar lembing. Odiseus saat itu disebut sebagai jagonya lempar cakram yang belum terkalahkan lemparanya. Sehingga gambar Odesius yang sedang melempar cakram diabadikan sebagai simbol atletik dan di Indonesia dipakai untuk lambang PASI.

Kemudian kegiatan club-club atletik mulai menyebar ke luar Eropa dimulai dari Kerajaan Inggris, terus ke Amerrika, ke New Zeland, Belgia, Afrika Selatan dan Negara-negara lainya.Pada tahun 1912 pada saat penyelenggaraan Olimpiade Modern yang ke 5, yang diadakan di Stokholm Swedia, diadakan Kongres dalam rangka membentuk Federasi atletik dunia yang kemudian federasi itu diberi nama IAAF


(25)

Sedangkan di Indonesia sendiri organisasi atletik untuk pertama kalinya didirikan pada tanggal 3 September tahun 1950 di Kota Semarang yang sekarang disebut PASI. Nomor-nomor yang dipertandingkan pada perlombaan atletik antara Lain : ntuk nomor lari terdiri dari lari jarak pendek(100 m, 200 m, dan 400 m), lari jarak menengah (800 m, 1500 m, 3000 m,), lari jarak jauh (5000 m, 10.000 m ), marathon (42 km, 195 km ), jalan cepat (5 km, 10 km, 20 km ).Untuk nomor lompat terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah. Untuk nomor lempar terdiri dari lempar lembing, lempar cakram, lontar martil, dan tolak peluru.

D. Lompat Jauh

Lompat jauh adalah salah satu nomor yang terdapat pada nomor lompat yang melputi cara melakukan awalan , tumpuan, melayang di udara dan cara melakukan pendaratan (Tamsir Riyadi : 1985 : 95). Lompat jauh adalah lompat sejauh-jauhnya yang mempunyai unsur-unsur pokok meliputi awalan, tolakan, sikap badan ketika berada di udara, sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat.(Engkos 1985 : 76). Ada Beberapa macam gaya dalam lompat jauh, gaya Jongkok, gaya menggantung, gaya berjalan di udara.

1. Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara

Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa disebut berjalan di udara, karena gerak dan sikap badan di udara menyerupai orang yang sedang berjalan. Yang harus dikuasai


(26)

unsur-unsur dalam melakukan lompat jauh gaya berjalan di udara adalah: awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Tanpa penguasaan tekhnik yang baik dan benar hasil yang diperolehnya tidak akan maksimal.

2. Lapangan Lompat jauh

jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45m, balok tumpuan tebal 10cm, panjang 1,72m, lebar 30cm, bak lompatan panjang 9m, lebar 2.75m, kedalaman bak lompat ± 1 meter. Gerak lompat jauh

merupakan gerakan dari perpaduan antara Kecepatan (speed),

Kekuatan (stenght), Kelenturan (flexibility), Daya tahan (endurance),

Ketepatan (acuration).

Gambar 1. Lapangan lompat jauh

E. Tahap Dalam Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara

1. Awalan, sebaiknya dilakukan pada saat jarak yang memadai oleh pelompat. Pelompat memiliki naluri yang berbeda antara pelompat yang satu dengan yang lainya. Yang perlu dipahami oleh seorang pelompat jauh adalah pengembangan akselerasi, distribusi energy, dan kecepatan. Agar saat tolakan tepat, guru biasanya mengunakan tanda pada lintasan yang akan dilalui pelompat.


(27)

G a m b a

r 2 : Teknik Awalan Lompat Jauh

2. Tolakan, melakukan tolakan dapat digunakan kaki kiri atau kanan sesuai dengan kebiasaan pelompat. Sebaiknya menggunakan kaki yang memiliki kekuatan dominan. Ketika kaki menolak ke balok tumpuan badan harus dicondongkan ke depan agar keseimbangan tetap terjaga, pandangan kedepan dengan ke dua lengan berada di samping badan.

Gambar 3 : Teknik Tolakan Lompat Jauh

3. Melayang, setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan dapat terangkat di udara. Dengan melakukan sikap berjalan di udara kedua kaki saling bergantian mengayuh di udara,


(28)

sebelum kaki mendarat usahakan berada dalam posisi udara selama mungkin.

Gambar 4 : Gerakan Lompat jauh gaya berjalan di udara secara keseluruhan

4. Mendarat pelompat harus menjulurkan kedua belah tanganya ke depan dan kemudian ditarik ke belakang. Sementara kedua kaki dilijurkan kedepan sejauh mungkin.daratkan kedua kaki secara bersamaan agar terhindar dari cedera. Jatuhkan berat badan kedepan.


(29)

F. Modifikasi Alat

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 751) modifikasi artinya

pengubahan, atau perubahan. Menurut Bahagia dan Suherman (2000:41) modifikasi merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP(Developentally Appropriate Practice) termasuk didalamnyabody scalingatau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar.

Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan

membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta dapat membantu dan

mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.

Penggunaan alat modifikasi diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diharapkan tercapai. Slameto (1995: 12) menyatakan proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar peserta didik


(30)

harus menunjukkan kegembiraan, semangat yang besar dan percaya diri. Atas dasar tersebut, guru berperan untuk mempertahankan kelangsungan proses belajar mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang

digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya dan panjang-pendek peralatan yang

digunakan. (Bahagia dan Suherman, 2000:48)

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Box, Kardus, dan Bola Yang digantung. Dengan

modifikasi alat lompat jauh tersebut diharapkan akan meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di undara pada siswa kelas V.

G. Kerangka Pikir

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam proses pembelajaran. Hasil belajar terlihat dari perubahan yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan Jasmani sebagai pendidikan melalui gerak menuntut adanya penggunaan alat bantu atau alat modifikasi untuk membantu dan mempermudah guru menerangkan pelajaran dan siswa dalam mencapai ketuntasan belajar.


(31)

Lompat jauh adalah salah satu nomor yang terdapat pada nomor lompat yang melputi cara melakukan awalan , tumpuan, melayang di udara dan cara melakukan pendaratan (Tamsir Riyadi : 1985 : 95). Lompat jauh adalah lompat sejauh-jauhnya yang mempunyai unsur-unsur pokok meliputi awalan, tolakan, sikap badan ketika berada di udara, sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat.(Engkos 1985 : 76). Ada Beberapa macam gaya dalam lompat jauh, gaya Jongkok, gaya menggantung, gaya berjalan di udara.

Pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa SD selama ini cenderung monoton karena dalam mengajarkan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara siswa hanya diberi contoh beberapa kali dan siswa mempraktikanya. Orentasi pembelajaran yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orentasi pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara optimal. Pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni, masih kurang efektif dan optimal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan melakukan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara adalah: kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan gerakan berjalan di udara karena dalam gerakan ini siswa harus mampu melompat setinggi-tingginya agar dapat melakukakan gerakan seperti berjalan di udara.


(32)

Salah satu solusi yang dapat dilakukan guru olahraga untuk

meningkatkan Pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara pada Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni adalah, menggunakan modifikasi alat karena dengan menggunakan modifikasi alat bantu diharapkan dapat mempermudah siswa dalam belajar khususnya dalam pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara.Sehingga indikator pembelajaran dapat tercapai.

H. Hipotesis Tindakan

Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian

tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan.Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.

Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : “Dengan penggunaan modifikasi alat dapat meningkatkan gerak dasar lompat Jauh gaya Berjalan Di Udara pada siswa kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni”.


(33)

1

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau yang disebut Classroom Action Research, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran dikelasnya.Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka

responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya.Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme dan menunjukan budaya akademik. (Arikunto, dkk. 2007: 61).

Dalam penelitian PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa perencanaan, tindakan, observasi dan reflektif.Peneliti merencanakan


(34)

2 penelitian sampai tiga siklus dan setiap siklus memiliki tindakan yang

berbeda. Seperti digambarkan di bawah ini:

Gambar 6 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : SDN 1 Kelawi Bakauheni

2. Pelaksanaan penelitian : Penelitian dilaksanakan selama satu bulan

C. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas V di SDN 1 Kelawi Bakauheni yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 14 laki-laki dan 11 perempuan.

D. Rencana Tindakan Siklus I

Rencana :

a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus

pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di

udarauntuk penilaian diakhir proses pembelajaran.


(35)

3

d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

Tindakan :

a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus

pertama. Bentuk kegiatannya adalah latihan melompati kardus sambil meraih bola yang digantung.

b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian

pada tatap muka tersebut.

c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan

pada tatap muka tersebut. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.

Refleksi :

a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua

Siklus II

Rencana :

a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus

pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di

udarauntuk penilaian diakhir proses pembelajaran.

c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).


(36)

4 Tindakan :

a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua,

yaitu latihan lompat box serta sambil meraih bola yang digantung.

b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian

pada tatap muka tersebut.

c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan

pada tatap muka tersebut. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus kedua.

Refleksi :

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

E. Instrumen dan Cara Pengambilannya

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya. Instrumen dalam penelitian ini berupa penilaian kualitas gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara. Rentang nilai yang digunakan dalam penilaian adalah 1-3, dengan nilai 1 adalah kurang, 2 adalah cukup dan 3 adalah baik.


(37)

5

Tabel 1. Instrumen Penelitian

Format Lembar Penilaian

Keterampilan Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara LEMBAR PENILAIAN

Nama : ... Kelas : ... Materi : ...

No Gerakan (Indikator) Aspek Bobot Kriteria Gerak (Deskriptor) 1 2 3 Nilai

1 Awalan 1. Sikap awal

2. Lari awalan

3. Pandangan dan tiga langkah terakhir sebelum menolak. 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Berdiri membungkuk pandangan lurus ke depan kaki rapat Badan berdiri tegak pandangan ke depan kaki rapat

Badan berdiri tegak pandangan ke depan kaki selebar bahu Badan tegak lurus kaki tidak diangkat, lambat, ayunan tangan rileks dan seirama

Badan condong ke depan Kaki diangkat, lambat dan ayunan tangan rileks dan seirama Badan condong ke depan kaki diangkat, cepat, ayunan tangan rileks dan seirama

Pandangan ke depan langkah diperlambat sebelum menolak pandangan rileks ke depan dan langkah kaki tidak dipercepat. Pandangan rileks ke depan langkah kaki dipercepat sebelum menolak.


(38)

6

2 Tolakan 1. Ketepatan tungkai menolak

2. Posisi kedua lengan

3. Sikap badan, gerakan tungkai dan pandangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Kaki menolak sekuat-kuatnya tidak pada papan tolakan Kaki tepat menolak dengan menggunakan kedua kaki Kaki tepat menolak sekuat-kuatnya pada papan tolakan menggunakan kaki yang terkuat Lengan tidak diayun

Lengan diayun dari belakang ke depan bersamaan dengan kaki ayun

Lengan diayun dimulai dari belakang ke depan berlawanan dengan kaki ayun

Badan tegak kaki dan pinggang tidak diluruskan pada saat menolak pandangan lurus ke depan.

Badan tegak luruskan kaki tolak dan pingang pada saat menolak pandangan lurus ke depan Badan condong ke depan luruskan kaki tolak dan pinggang pada waktu menolak pandangan lurus ke depan.


(39)

7

3 Sikap Melayang 1. Gerakan tungkai saat di udara 2.Gerakan lengan saat di udara 3.Pandangan dan gerakan tungkai sebelum mendarat. 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Pada saat kaki tolakan lepas dari papan tumpuan ke dua kaki diangkat setinggi tingginya. Pada saat kaki tolakan lepas dari papan tumpuan kaki ayun diangkat setinggi tingginya Pada saat kaki tolakan lepas dari

papan tumpuan kaki ayun diangkat ke depan . Kemudian kaki ayun diturunkan dan ditarik kebelakang.

Lengan dibiarkan di samping Hanya satu lengan yang diangkat

ke atas

Kedua lengan diangkat ke atas Pandangan rileks ke depan dan

kaki tolakan dibiarkan di belakang dan siap mendarat Pandangan rileks ke depan dan

kaki tolakan tidak diayunkan ke depan dan siap mendarat Pandangan rileks ke depan dan

kaki tolakan diayun ke depan dan siap mendarat

4 Mendarat 1.Pandangan, 1 2 3

Pandangan ke samping / ke atas Pandangan lurus ke depan Pandangan menunduk rileks ke


(40)

8 2. Sikap lengan dan posisi badan saat mendarat. 3. Posisi tungkai, pinggul dan pantat saat mendarat 1 2 3 1 2 3 pasir

Posisi badan tetap tegak dan lengan tidak di tarik ke depan atas.

Lengan tidak ditarik ke depan, badan dibungkukan dan dorong badan ke depan,

Pada saat kedua kaki menyentuh pasir secara rileks kedua lengan di tarik ke depan kemudian badan dibungkukan dan dorong badan ke depan

Menggunakan dua kaki saat mendarat pantat menyentuh pasir

Menggunakan kedua kaki saat mendarat dan pantat tidak menyentuh pasir.

Menggunakan kedua kaki saat mendarat dan kedua kaki di bengkokan / mengeper saat mendarat, pantat tidak menyentuh pasir.


(41)

9 Keterangan :

Beri tanda () pada skor setiap siswa dalam melakukan gerakan.

1= Kurang, 2 = sedang, 3 = baik,

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang mencapai nilai >67 di nyatakan tuntas sedangkan yang mendapatkan nilai <67 dinyatakan belum tuntas.

Indikator penilaian dan KKM tersebut Kemudian di catat pada lembar observasi.

F. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus : = × 100%

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(42)

36

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan melompati kardus yang tingginya 25 cm sambil meraih bola yang digantung untuk proses

pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan lompat box yang tingginya 30 cm serta sambil meraih bola yang digantung untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni Tahun Pelajaran 2011/2012.


(43)

37

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

2. Untuk siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.


(44)

38

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas.PT Bumi Aksara. Jakarta. Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar

dan Menengah. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004.Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Djamarah,Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006.Strategi Belajar Mengajar.Rineka

Cipta: Jakarta

Kunandar. 2009.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sujana, Nana. 1991.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.


(45)

39


(1)

2. Sikap lengan dan posisi badan saat mendarat. 3. Posisi tungkai, pinggul dan pantat saat mendarat 1 2 3 1 2 3 pasir

Posisi badan tetap tegak dan lengan tidak di tarik ke depan atas.

Lengan tidak ditarik ke depan, badan dibungkukan dan dorong badan ke depan,

Pada saat kedua kaki menyentuh pasir secara rileks kedua lengan di tarik ke depan kemudian badan dibungkukan dan dorong badan ke depan

Menggunakan dua kaki saat mendarat pantat menyentuh pasir

Menggunakan kedua kaki saat mendarat dan pantat tidak menyentuh pasir.

Menggunakan kedua kaki saat mendarat dan kedua kaki di bengkokan / mengeper saat mendarat, pantat tidak menyentuh pasir.


(2)

Beri tanda ( ) pada skor setiap siswa dalam melakukan gerakan.

1= Kurang, 2 = sedang, 3 = baik,

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang mencapai nilai >67 di nyatakan tuntas sedangkan yang mendapatkan nilai <67 dinyatakan belum tuntas.

Indikator penilaian dan KKM tersebut Kemudian di catat pada lembar observasi.

F. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus : = × 100%

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan melompati kardus yang tingginya 25 cm sambil meraih bola yang digantung untuk proses

pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan lompat box yang tingginya 30 cm serta sambil meraih bola yang digantung untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada Siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni Tahun Pelajaran 2011/2012.


(4)

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat

dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

2. Untuk siswa Kelas V SDN 1 Kelawi Bakauheni agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas.PT Bumi Aksara. Jakarta. Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar

dan Menengah. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004.Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Djamarah,Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006.Strategi Belajar Mengajar.Rineka

Cipta: Jakarta

Kunandar. 2009.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sujana, Nana. 1991.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.


(6)

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 13 57

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 62

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

6 23 58

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI-B SDN 3 KARANG ANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 39 114

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHU PELAJARAN 2011/2012

0 16 45

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 45

PENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 9 BANDUNG BARU PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

1 9 42

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 GADINGREJO PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 43

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 GADINGREJOPRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 29 36

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU

3 10 35