MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul

Meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Dengan Modifikasi alat Bantu Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung”dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Unuversitas Lampung.

Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari

bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku pembimbing I dalam penulisan

skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 2. Drs. Usman Adam, M.Pd., selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi

ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 3. Drs. Wiyono, M.Pd., selaku ketua program studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi dan pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.


(2)

4. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Drs. Baharudin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

6. Kepala sekolah SMP Negeri 19 Bamdar Lampung beserta dewan guru yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, sukseskan program SI secepatnya 10. Sahabat terbaik-ku Suwarli yang telah menjadi motifator, inspirator, dan

penyemangat selama ini, terima kasih atas dukungn dan bantuanya selama ini. 11 Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 13 Mei 2012 Penulis


(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Africo Ramadhani, lahir di Bandar Lampung pada tanggal 17 April 1989 sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Ramli dan Ibu Dalimar.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Labuhan Dalam pada tahun 1995 dan selesai pada tahun 2001. Kemudian masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP N) 19 Bandar Lampung pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) GAJAH MADA Bandar Lampung pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat ( PMKA ) jalur bakat. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam Kegiatan Mahasiswa (UKM) JUDO pada tahun 2007 Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti kejuaraan-kejuaraan judo baik di tingkat Nasional maupun di tingkat daerah yakni:

1. Juara 1 kelas 66 kg kejuaraan daerah Rektor Cup Unila pada tahun 2007 2. Juara 2 kelas 66 kg kejurnas mahasiswa UNPAD Bandung tahun 2007


(4)

3. Juara 3 kelas 66 kg kejurda Porprov di Tulang Bawang 2010 4. Juara 3 Beregu putra kejurda Porprov di Tulang Bawang 2011 Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.


(5)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VIII.A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa :

Africo Ramadhani

Nomor Pokok mahasiswa : 0713051001

Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Akor Sitepu, M.Pd Drs. Usman Adam, M.Pd

NIP. 19590117 198403 1 001 NIP. 19520229 198303 1 004

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin, M.Pd. NIP. 19510507 198103 1 002


(6)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapkan ke pada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada

Ayah dan Ibu

Yang telah memberikan doa dan dukungan kepadaku

Untuk kaka dan Adik

teman-teman ku yang telah membantuku dan memberikan motivasi serta dukungannya

Untuk ayankku yang telah memberikan perhatian, semangat serta kasih sayang kepadaku dan selalu, mendukungku di setiap waktu

Para guru dan dosen yang telah membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan


(7)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Africo Rmadhani

NPM : 0713051011

Tempat tanggal lahir : Bandar Lampung, 17 April 1989

Alamat : Jl. Untung Suropati No. 23 Kedaton Bandar Lampung

Dengan ini menyatakanbahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan

Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Dengan Modifikasi alat Bantu Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung”adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 19 Mai sampai dengan 27 Mei 2011. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 13 Maret 2012


(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Akor sitepu, M.Pd ...

Sekretaris : Drs. Usman Adam, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Wiyono, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(9)

MOTTO

Walau lambat yang penting tetap semangat

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita nanti apakah baik ataukah buruk, oleh karena itu jadikanlah ketidak tahuan kita itu sebagai motifasi untuk berjuang lebih baik agar kelak kita mendapatkan

hasill dari apa yang kita nginkan (africo ramadhani)

Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat ku maka sesungguhnya


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penetapan KKM ... 37 2. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak dasar Lompat Jauh

Gaya Berjalan Di Udara ... 40 3. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran

Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Laki-laki dan Perempuan ... 46 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh

Gaya Berjalan Di Udara ... 48 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Lompat Jauh

Gaya Berjalan Di Udara ... 49 6. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Lompat Jauh

Gaya Berjalan Di Udara ... 50 7. Hasil Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Langkah-Langkah Perhitungan Hasil penelitian ... 61

2. Indikator Penilaian ( Instrumen ) Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 63

3. Hasil Tes Awal Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 68

4. Hasil Tes Siklus Pertama Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 69

5. Hasil Tes Siklus Kedua Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 70

6. Hasil Tes Siklus Ketiga Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 71

7. Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Nilai Tes Siklus Satu ... 72

8. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kesatu Ke Nilai Tes Siklus Kedua 73 9. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kedua Ke Nilai Tes Siklus Ketiga 74 10. Program Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 75

11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ... 79

12. Gambar Siswa Pada Setiap Siklus ... 84


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G.Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Pendidikan Jasmani ... 8

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... . 8

2. Pengertian Belajar Mengajar ... . 9

3. Model Pembelajaran ... 10

4.Alat Bantu ... 12

5. Modifikasi ... . 13

B. Atletik... 17

C.Lompat Jauh ... 18

D.Tahap Dalam Lompat Jauh gaya berjalan di Udara ... 19

E. Keterampilan Gerak ... 22

F. Kerangka Pikir ... 22

G.Hipotesis ... 23

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B. Subyek Penelitian ... 27

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 28


(13)

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 51

C. Hipotesis ... 56

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1..: Paralon ………... 15

Gambar 2 : Bok ……….. 16

Gambar 3 : Bola yang digantung pada tiang bambu ………. 16

Gambar 4 : Lapangan Lompat Jauh ... 19

Gambar 5 :Teknik Awalan Lompat Jauh ... 20

Gambar 6 : Teknik Tolakan Lompat jauh ... 20

Gambar 7 : Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Dari TahapAwal,Pelaksanaan, dan Akhir... 21

Gambar 8 : Teknik Mendarat Lompat Jauh ………... 21

Gambar 9 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 28

Gambar 10 : Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Laki-laki Dan Perempuan Pada Tes awal Siklus ... 42

Gambar 11 : Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Laki-laki Dan Perempuan Pada Siklus 1 Siklus 2 . ... 44

Gambar 12 : Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Laki-laki Dan Perempuan Pada Siklus 2 Siklus 3 . ... 46

Gambar 13 : Diagram Batang Perbandingan Prosentase Nilai Rata-rata Kelas Dan ketuntasan Belajar Pada temuan Awal, Siklus 1, Siklus 2, Siklus 3. ……… 47

Gambar 14 : Foto-foto Penelitian, Guru Memberikan Pengarahan ……….. 84

Gambar 15 : Foto-foto Penelitian, Peneliti Memberikan Pengarahan …….. 84

Gambar 16 : Foto-foto Penelitian, Siswa Melakukan Pemanasan Umum … 85 Gambar 17 : Foto-foto Penelitian, Siswa Melakukan Pemanasan Khusus .. 85

Gambar 18 : Foto-foto Penelitian, Peneliti mendemonstrasikan Gerakan Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Sebelum Melakukan tes ………... 86

Gambar 19 : Foto-foto Penelitian, Tes Awal Lompat Jauh ………... 86

Gambar 20 : Foto-foto Penelitian, Pelaksanaan Siklus 1 ………... 87

Gambar 21 : Foto-foto Penelitian, Tes Siklus1 ………. 88

Gambar 22 : Foto-foto Penelitian, Pelaksanaan Siklus 2 ……… 88

Gambar 23 : Foto-foto Penelitian, Tes Siklus 2 ……….. 89

Gambar 24 : Foto-foto Penelitian, Pelaksanaan Siklus 3 ……… 89

Gambar 25 : Foto-foto Penelitian, Tes Siklus 3 ………. 90


(15)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT

BANTU PADA SISWA KELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

AFRICO RAMADHANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(16)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT

BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

AFRICO RAMADHANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(17)

ABSTRAK

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT

BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

Africo Ramadhani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara dengan modifikasi alat bantu pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan tiga siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama menggunakan paralon, siklus kedua menggunakan bok, dan siklus ketiga menggunakan bola yang digantung pada tiang bambu.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung kelas VIII A yang berjumlah 32 siswa. Pengumpulan data dilakukan

berupa pengamatan hasil pembelajaran gerak dasar yang meliputi awalan, tolakan, melayang di udara dan mendarat. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

berjalan di udara melalui penggunaan alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama dengan menggunakan alat bantu paralon dan keset prosentase keberhasilan sebesar 50 % itu berarti tindakan belum efektif. Pada siklus kedua dengan menggunakan alat bantu bok prosentase keberhasilan sebesar 63 % itu berarti tindakan belum efektif dan pada siklus ketiga dengan menggunakan alat bantu bola yang digantung prosentase keberhasilan sebesar 91 %. Hasil peningkatan telah mencapai prosentase keberhasilan 85 % itu artinya tindakan telah efektif.


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, dan mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal

semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertangung jawab atas pembangunan bangsa.

Pembangunan bangsa merupakan tanggung jawab kita bersama-bersama. Salah satu upaya untuk mewujudkan bentuk manusia yang memiliki

ketaqwaan, kecerdasan, budi pekerti dan semangat kebangsaan cinta tanah air sesuai dengan Pancasila adalah melalui Pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indoenesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila. Pendidikan jasmani bukan saja mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur pembentukan yang mencakup kemampuan fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral- spiritual.


(19)

2

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilisasi

emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktifitas jasmani dan olahraga. Ada berbagai macam aktifitas olahraga dalam

pendidikan jasmani seperti olahraga permainan : sepakbola, bola voli, basket, dan lain-lain,ada juga olahraga aquatik (air) : renang, polo air, kemudian ada juga nomornomor lomba seperti senam dan atletik.

Dalam Pendidikan jasmani, atletik merupakan salah satu aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, gerakan-gerakan pada olahraga atletik sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan

kesimbangan. Ada beberapa macam nomor atletik yang diajarkan disekolah seperti nomor lari, lempar, jalan cepat dan lompat, nomor lompat yang diajarkan disekolah adalah : lompat jauh,lompat tinggi, lompat jangkit dan lompat tinggi galah. Keempat nomor tersebut yang akan dibahas lebih lanjut adalah lompat jauh khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara.

Salah satu permasalahan yang muncul dan dihadapi oleh guru pendidikan jasmani dalam mengajar atletik khususnya lompat jauh adalah bagaimana memilih strategi, pendekatan dan metode pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan karakteristik dan kompetensi siswa serta kemampuan memahami dan melakukan gerakan dengan benar. Maka dari itu, saat ini guru diharuskan lebih kreatif dalam menyusun metode


(20)

3

pembelajaran agar lebih bervariasi. Dengan banyaknya ragam dan metode pembelajaran serta penggunaan alat bantu pada pembelajaran atletik, khususnya gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.

Lompat jauh gaya berjalan di udara merupakan jenis keterampilan yang menuntut kemampuan yang tinggi, karena pada saat melayang di udara siswa harus mengayunkan kedua kakinya. Sehingga akan terlihat seperti berjalan di udara. Karena itu, dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara harus mempunyai kemampuan menolak yang baik. Sehingga dapat melayang di udara lebih lama dan dapat melakukan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara dengan sempurna. Hasil tolakan juga dipengaruhi oleh kecepatan berlari siswa semakin cepat siswa berlari akan semakin kuat tolakanya. Selain itu sikap pada saat mendarat juga sangat penting karena posisi kita saat mendaratlah yang akan diukur seberapa jauh kita melakukan lompatan

Masalah yang dihadapi siswa dalam belajar pendidikan jasmani dan kesehatan dengan materi pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara adalah

rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung, karena hanya 7 siswa atau 21,88 % yang dapat melakukan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara dengan benar dari 32 siswa. Hal ini diasebabkan karena dalam pembelajaranya biasanya mereka hanya diajarakan dengan cara memberikan contoh satu dua kali tentang kelangsungan gerakan dasar dari awalan hingga sikap akhir, kemudian siswa disuruh melakukan gerakan dasar tersebut. Kesalahan yang dilakukan dievaluasi dan diperbaiki, kemudian


(21)

4

dilakukan percobaan satu dua kali gerakan dan terakhir pengambilan nilai lompat jauh gaya berjalan di udara sebagai hasil pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka perlu diciptakan cara belajar untuk awalan, menolak, sikap melayang di udara dan mendarat dengan tepat, salah satunya dengan menggunakan alat bantu.

Pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dengan alat bantu merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan, karena dengan alat bantu anak akan mudah dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh, khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara.

Berdasarkan hasil observasi tersebut di atas perlu juga mengetahui apakah penggunaan alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya berjalan.di udara, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul,

“Meningkatkan Keterampilan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Dengan Modifikasi alat Bantu Pada siswa Kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi masalah, sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan tolakan lompat jauh gaya berjalan di udara.

2. Rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan sikap melayang lompat jauh gaya berjalan di udara.


(22)

5

3. Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan sikap mendarat lompat jauh gaya berjalan di udara.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari

penelitian ini, adapun batasan masalah tersebut adalah hanya ingin mengetahui apakah ada peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dengan menggunakan alat bantu yang di modifikasi pada siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dapat ditingkatkan dengan modifikasi alat bantu pada siswa kelas VIII ASMP N 19 Bandar Lampung?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan tolakan lompat jauh gaya berjalan di udara dengan menggunakan alat bantu paralon, box dan bola yang digantung pada siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.


(23)

6

2. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan sikap melayang di udara lompat jauh gaya berjalan di udara dengan

menggunakan alat bantu paralon, box dan bola yang digantung pada siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.

3. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan sikap mendarat lompat jauh gaya berjalan di udara dengan menggunakan alat bantu

paralon, box dan bola yang digantung pada siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut di atas, diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain:

1. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung. 2. Bagi Siswa

Sebagai salah satu pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan lompat jauh khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara.

3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Sebagai bahan rujukan untuk melatih keterampilan lompat jauh khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara


(24)

7

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SMP N 19 Bandar Lampung. 2. Objek penelitian yang diamati adalah peningkatan pembelajaran lompat

jauh gaya berjalan di udara dengan menggunakan alat bantu pada siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.

3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.


(25)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Depdiknas 2004:1)

Pendidikan Jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif ( Depdiknas, 2004 : 2 ). Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan


(26)

9

kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang. Sepaham dengan pendapat yang telah disampaikan sebelumnya, Roji (2007:1) menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah “Proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan membiasakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa yang dimaksud pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan hidup bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih.

2. Pengertian Belajar Mengajar

Belajar adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sebab proses belajar dilakukan oleh manusia sejak lahir sampai meninggal dunia. Terdapat beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai esensi belajar diataranya, menurut Sadiman, (2005:20)

menyatakan bahwa“Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Menurut Roestiyah (1998:8)


(27)

10

belajar adalah “Suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu”.

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.Releven dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah “ penambahan pengetahuan “.

3. Model Pembelajaran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Menurut Soekamto dan Winataputra (1996: 101) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian model

pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur.

Model pembelajaran adalah sebuah perancangan atau pola yang dapat digunakan untuk menjabarkan kurikulum, untuk merancang materi


(28)

11

atau setting kelas yang lain. (Ahmad H.P, 2005:15). Menurut Djamah Sopah (2000: 22) Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus, yaitu:

(1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya; (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) tingkah laku mengajar yang

diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana, 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap, sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah model pembelajaran dengan bantuan guru dan dengan penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi Pendidikan Jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan bantuan guru dan penggunaan alat bantu diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan motivasi/semangat anak untuk melakukan gerak sehingga pembelajaran efektif dan efisien.


(29)

12

4. Alat Bantu

Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk prosespenyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.

Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

Alat bantu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga

dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien.

5. Modifikasi

Modifikasi adalah penyesuaian alat atau perlengakapan pada suatu kegiatan yang akan dilaksanakan, modifikasi biasanya digunakan bila suatu

lembaga, misalnya sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang lengkap maka dibuatlah modifikasi alat, agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990:589) “Modifikasi diartikan sebagai pengubahan atau perubahan dari sebuah benda”. Sedangkan


(30)

13

menurut Bahagia dan Suherman (2000:1) “Modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat melancarkan dalam belajarnya. Sepaham dengan hal yang telah disampaikan sebelumnya Lutan (1998:2) menjelaskan bahwa“Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya”.

“Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang”. ( Lutan, 1997 )

Dari pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa modifikasi adalah pengembangan materi dengan cara merubah keadaan, bentuk, fungsi, susunan tanpa merubah hakikat aslinya, semua pengembangan itu dilakukan bertujuan untuk mempermudah proses belajar sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan.

Alat bantu (peraga) yang digunakan dalam pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara pada siklus pertama adalah menggunakan paralon dan keset. pada siklus kedua menggunakan box. Kemudian pada siklus ketiga menggunakan bola yang di gantung. Keuntungan alat bantu modifikasi pada siklus pertama, kedua dan ketiga adalah hemat biaya, praktis, serta


(31)

14

memudahkan guru untuk mengevaluasi gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara dalam pembelajaran atletik. Diharapkan dengan menggunakan paralon dan keset,box, dan bola yang digantung siswa akan termotivasi untuk mempraktikkan teknik dasar yang sedang diajarkan dengan benar. Alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara adalah:

1. Paralon

Tinggi : 20 cm, 30 cm, 40 cm Panjang : 80 cm

Keset

Panjang : 30 cm Lebar : 25 cm Tebal : 0,5 cm


(32)

15

1. Box

Tinggi : 30 cm Lebar :50 cm Panjang : 1, 27 cm

Gambar 2. Box

2. Bola yang digantung pada tiang bambu Tinggi tiang : 250 cm

Tinggi bola yang digantung dari tanah Perempuan : 160 cm

Laki-laki : 180 cm


(33)

16

B. Atletik

Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaituAthlonatauAthlumyang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan Athleta (atlet). Istilah lain yang menggunakan atletik adalah Athletics(bahasa Inggris),Athletiek(bahasa Baelanda),Athletiqui(bahasa Perancis),Athletik(bahasa Jeman).

Atletik yang kita kenal saat ini adalah olahraga yang paling tua di dunia. Gerak-gerak dasar yang terkandung dalam atletik sudah dilakukan sejak adanya peradaban manusia di muka bumi ini. Bahkan gerakan itu sudah dilakukan sejak manusia dilahirkan yang secara bertahap bekembang sejalan dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kematangan biologisnya. Menurut seoarang Pujangga Yunani bernamaHumerosdalam bukunya

berjudulLiliad. Diperkirakan kegiatan atletik sudah dilakukan sejak 1100 SM, tercatat nama-nama seperti Eurialus, Epius, Odiseus, Aias dan Argamenon. Mereka disebut jago-jago berkuda, lari dan lempar lembing. Odiseus saat itu disebut sebagai jagonya lempar cakram yang belum terkalahkan lemparanya. Sehingga gambar Odesius yang sedang melempar cakram diabadikan sebagai simbol atletik dan di Indonesia dipakai untuk lambang PASI.

Kemudian kegiatan club-club atletik mulai menyebar ke luar Eropa dimulai dari Kerajaan Inggris, terus ke Amerrika, ke New Zeland, Belgia, Afrika Selatan dan Negara-negara lainya.Pada tahun 1912 pada saat penyelenggaraan Olimpiade Modern yang ke 5, yang diadakan di Stokholm Swedia, diadakan


(34)

17

Kongres dalam rangka membentuk Federasi atletik dunia yang kemudian federasi itu diberi nama IAAF (Internasianal Amateur Athletic Federation). Sedangkan di Indonesia sendiri organisasi atletik untuk pertama kalinya didirikan pada tanggal 3 September tahun 1950 di Kota Semarang yang

sekarang disebut PASI. Nomor-nomor yang dipertandingkan pada perlombaan atletik antara Lain : ntuk nomor lari terdiri dari lari jarak pendek(100 m, 200 m, dan 400 m), lari jarak menengah (800 m, 1500 m, 3000 m,), lari jarak jauh (5000 m, 10.000 m ), marathon (42 km, 195 km ), jalan cepat (5 km, 10 km, 20 km ).Untuk nomor lompat terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah. Untuk nomor lempar terdiri dari lempar lembing, lempar cakram, lontar martil, dan tolak peluru.

C. Lompat Jauh

Lompat jauh adalah salah satu nomor yang terdapat pada nomor lompat yang melputi cara melakukan awalan , tumpuan, melayang di udara dan cara melakukan pendaratan (Tamsir Riyadi : 1985 : 95). Lompat jauh adalah lompat sejauh-jauhnya yang mempunyai unsur-unsur pokok meliputi awalan, tolakan, sikap badan ketika berada di udara, sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat.(Engkos 1985 : 76). Ada Beberapa macam gaya dalam lompat jauh, gaya Jongkok, gaya menggantung, gaya berjalan di udara.

1. Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara

Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa disebut berjalan di udara, karena gerak dan sikap badan di udara menyerupai orang yang sedang berjalan. Yang harus dikuasai unsur-unsur


(35)

18

dalam melakukan lompat jauh gaya berjalan di udara adalah: awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Tanpa penguasaan tekhnik yang baik dan benar hasil yang diperolehnya tidak akan maksimal.

2. Lapangan Lompat jauh

jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45m, balok tumpuan tebal 10cm, panjang 1,72m, lebar 30cm, bak lompatan panjang 9m, lebar 2.75m, kedalaman bak lompat ± 1 meter. Gerak lompat jauh merupakan gerakan dari perpaduan antara Kecepatan (speed), Kekuatan (stenght), Kelenturan (flexibility), Daya tahan (endurance), Ketepatan (acuration).

Gambar 4. Lapangan lompat jauh

D. Tahap Dalam Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara

1. Awalan, sebaiknya dilakukan pada saat jarak yang memadai oleh

pelompat. Pelompat memiliki naluri yang berbeda antara pelompat yang satu dengan yang lainya. Yang perlu dipahami oleh seorang pelompat jauh adalah pengembangan akselerasi, distribusi energy, dan kecepatan. Agar saat tolakan tepat, guru biasanya mengunakan tanda pada lintasan yang akan dilalui pelompat.


(36)

19

Gambar 5 : Teknik Awalan Lompat Jauh

2. Tolakan, melakukan tolakan dapat digunakan kaki kiri atau kanan sesuai dengan kebiasaan pelompat. Sebaiknya menggunakan kaki yang memiliki kekuatan dominan. Ketika kaki menolak ke balok tumpuan badan harus dicondongkan ke depan agar keseimbangan tetap terjaga, pandangan kedepan dengan ke dua lengan berada di samping badan.


(37)

20

3. Melayang, setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan dapat terangkat di udara. Dengan melakukan sikap berjalan di udara kedua kaki saling bergantian mengayuh di udara, sebelum kaki mendarat usahakan berada dalam posisi udara selama mungkin.

Gambar 7 : Gerakan Lompat jauh gaya berjalan di udara secara keseluruhan

4 .Mendarat pelompat harus menjulurkan kedua belah tanganya ke depan dan kemudian ditarik ke belakang. Sementara kedua kaki dilijurkan kedepan sejauh mungkin.daratkan kedua kaki secara bersamaan agar terhindar dari cedera. Jatuhkan berat badan kedepan.

G G a


(38)

21

E. Keterampilan Gerak

Keterampilan itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh (Lutan, 1988: 95). Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan. Belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap yakni: 1). Tahap kognitif, 2). Tahap asosiatif, dan 3). Tahap otomatis. ( Lutan 1988:305) F. Kerangka Pikir

Kemampuan gerak secara efesian adalah awal yang perlu dilakukan untuk penampilan yang terampil. Penampilan gerak dasar adalah hasil dari kerja otot yang sangat terkoordinasi untuk menghasilkan gerakan yang diharapkan. Keberhasilan dalam belajar teknik tergantung kekhususan unsur kondisi fisik yang dominan, yang merupakan peningkatan dari komponen-komponen fisik dasar seperti daya tahan, kekuatan, kelentukan, dan koordinasi yang baik. Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang

memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti.


(39)

22

G. Hipotesis

Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : dengan menggunakan modifikasi alat bantu dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.


(40)

23

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan

dilaksanakan pada Siswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Suharsimi Arikunto (1998 : 82)

Tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan.Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan

layanan professional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis


(41)

24 berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi.

2. Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai

persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting, kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, proses latihan terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, produknyas adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan. Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru.

Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja. 2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik. 3. Dilakukan melalui putaran-putaran berpiral


(42)

25

Gambar 9. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Hopkins, 1993 ) dalam buku ( Arikunto 1991 : 105 )

Keterangan gambar

1. Perencanaan ( Planning ).

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan

TINDAKAN

SIKLUS I

REFLEKSI

TINDAKAN

SIKLUS II

REFLEKSI

OBSERVASI PERENCANAAN

OBSERVASI PERENCANAAN


(43)

26 simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

2. Tindakan ( Action )

Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Oberservasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan basil yang lebih baik dari sebelumnya.

B. Subyek penelitian

Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A, SMP Negeri 19 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012.


(44)

27 Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Suharsimi Arikunto (1998 : 109) sedangkan menurut Sudjana (1996 : 184) sample adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul dapat mewakili populasi. Adapun subjek yang digunakan adalah siswa Kelas VII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

C. Tempat dan Waktu.

a. Tempat Penelitian.

Di lapangan SMP N 19 Bandar Lampung. b. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.

D. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut :


(45)

28

1. Siklus Pertama

a. Rencana :

1. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan - kegiatan yang dilakukan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.

2. Menyiapkan peralatan lompat jauh untuk proses pembelajaran.. 3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus

pertama, yaitu alat bantu menggunakan paralon yang dibuat menjadi beberapa rintangan. Serta instrumen untuk pengamatan proses pembelajaran.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera )

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama

b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk

latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama , yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.

3. Sebelumnya siswa diberikan contoh tekhnik melakukan lompat jauh gaya berjalan di udara dengan melewati rintangan yang telah dibuat.

Pelaksanaan Pada Siklus 1 :


(46)

29 rintangan.

b) Pelaksanaan : Siswa mengambil ancang-ancang ( run up) 3 langkah dlanjutkan menolak dengan kaki satu sebagai kaki tumpu pada papan tolakan modifikasi yaitu keset dan melompat di atas rintangan yg telah dibuat menggunakan paralon, kemudian kaki ayun diangkat ke depan untuk membantu berat badan ke atas depan, kemudian kaki diturunkan dan ditarik ke belakang bersamaan dengan kaki tolak di ayun ke depan seperti melangkah di udara.

c) Sikap Akhir : Kemudian mendarat dengan

menggunakan kedua kaki dan bersiap untuk melewati rintangan selanjutnya dengan tinggi yang berbeda berjumlah 3 buah.masing rintangan mempunyai tiinggi 30 cm, 35 cm dan 40 cm sedangkan jarak antara rintangan adalah 4 m. 4. Setiap siswa melakukan gerakan tersebut 5 kali pengulangan. 5. Diberikan pengulangan gerakan secara berurutan.

6. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2 kali pertemuan. Pertemuan berikutnya diadakan tes instrument lompat jauh gaya berjalan di udara.


(47)

30

c. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrumen yang telah di persiapkan.

d. Refleksi :

1. Data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan kepada guru bidang study penjaskes.

2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.

3. Setelah didiskusikan, disimpulkan tindakan pada siklus kedua adalah menggunakan bok.

2. Siklus Kedua a. Rencana :

1. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan lompat jauh untuk proses pembelajaran 3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus

kedua, yaitu alat bantu menggunakan box. Serta instrumen untuk pengamatan proses pembelajaran.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera ).

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.


(48)

31

b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.

3. Sebelumnya siswa diberikan contoh tekhnik melakukan tolakan yang benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bok.

Pelaksanaan Pada Siklus 2 :

a) Sikap awal : Berdiri tegak kedua kaki dibuka

selebar bahu, kedua tangan di samping badan. b) Pelaksanaan : Siswa mengambil jarak awalan 6 langkah,

kemudian berjalan cepat dan melakukan tolakan pada box yang berukuran : tinggi 30 cm, lebar 50 cm dan panjang 1,27 cm. menggunakan kaki yang terkuat dan kaki ayun diangkat ke depan untuk membantu berat badan ke atas depan, kemudian kaki diturunkan dan ditarik ke belakang bersamaan dengan kaki tolak di ayun ke depan seperti

melangkah di udara. Selanjutnya kaki ayun diayunkan kembali ke depan menyusul kaki tolak dan dijulurkan ke depan dan siap untuk mendarat.


(49)

32

c) Sikap Akhir : Pada waktu mendarat, lengan

diayunkan ke depan bawah untuk membantu membawa berat badan ke depan. Pada saat tumit menyentuh pasir, kedua lutut ditekuk.

4. Setiap siswa melakukan gerakan tolakan sebanyak 5 kali pengulangan.

5. Diberikan pengulangan gerakan secara bergantian.

6. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2 kali pertemuan. Pertemuan berikutnya diadakan tes instrument lompat jauh gaya berjalan di udara.

c. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi dengan

menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan dengan guru Pendidikan Jasmani.

2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.

3. Setelah didiskusikan maka tindakan pada siklus ketiga adalah menggunakan bola yang digantung.


(50)

33

3. Siklus Ketiga a. Rencana :

1. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan lompat jauh untuk proses pembelajaran.. 3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus

ketiga, yaitu dengan menggunakan bola yang di gantung. 4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera )

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus ketiga, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.

3. Sebelumnya siswa diberikan contoh teknik melakukan Lompat jauh dengan cara meraih sasaran yaitu bola yang digantung. Pelaksanaan Pada Siklus 3 :

a) Sikap awal : Berdiri tegak kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua tangan di samping badan.


(51)

34 b) Pelaksanaan :Siswa mengambil jarak awalan 9 langkah kemudian berlari pelan dan semakin lama dipercepat, setelah beberapa langkah terakhir sebelum menumpu, pinggang sedikit agak diturunkan sebagai persiapan. Kemudian lakukan tolakan dengan menggunakan kaki yang terkuat yaitu menapakan kaki tolakan dengan tumit menyentuh lebih dahulu pada papan tumpuan, pada saat kaki tolakan lepas dari papan tumpu kaki di angkat ke depan untuk membantu berat badan ke depan pada saat

mendekati bola yang di gantung angkat salah satu tangan untuk menyentuh bola yang digantung setelah tangan meraih sasaran yang digantung selanjutnya bersiap untuk mendarat.

c) Sikap Akhir : Pada saat akan mendarat lengan diayun ke depan bawah untuk membantu berat badan ke depan, serta kedua kaki dijulurkan ke depan. Pada saat tumit menyentuh pasir, kedua lutut ditekuk dan pinggang digeser kedepan sehingga

memungkinkan suatu moementum membawa berat badan kedepan.jarak antara papan tumpuan dengan bola yang di gantung adalah 1 m sedangkan tingi bola yang di gantung 160 cm untuk perempuan dan 180 untuk laki-laki di atas permukaan pasir.


(52)

35 4. Setiap siswa melakukan gerakan tersebut sebanyak 5 kali

pengulangan.

5. Diberikan pengulangan gerakan secara berurutan.

6. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2 kali pertemuan. Pertemuan berikutnya diadakan tes instrument lompat jauh gaya berjalan di udara.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi

Kesimpulan dari hasil pembelajaran pendidikan jasmani atletik pada teknik lompat jauh gaya berjalan di udara didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ketiga telah mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini pun dapat dihentikan pada siklus ketiga.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) disetiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir ( 1997 : 58 )


(53)

36 Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi.

Alat itu berupa indikator – indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses penelitian berupa box, meja dan Bola yang digantung serta

penilaian keterampilan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara.

F.Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :

P = 100 %

(Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997) Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

f :Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar. n : Jumlah siswa yang mengikuti tes.

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran.

Tabel 1. penetapan KKM

Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian Kompleksitas Tinggi

< 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100 Daya Dukung Tinggi

80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65 Intake Siswa Tinggi


(54)

37 Tabel 2. Poin/Skor pada setiap Kriteria yang ditetapkan

Aspek yang dianalisis Kriteria Pensekoran Kompleksitas Tinggi

1 Sedang 2 Rendah 3 Daya Dukung Tinggi

3 Sedang 2 Rendah 1 Intake Siswa Tinggi

3 Sedang 2 Rendah 1 Jika indikator memiliki Kriteria Kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi, dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah ;

1 + 3 + 2

9 100 = 66,7 67

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 67 atau persentase ketercapaian 67 % secara perorangan.

1. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai ≥ 67 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).

Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan sisklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi persentase peningkatan hasil belajar siswa.


(55)

56

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Dengan menggunakan alat bantu paralon yang dibuat menjadi rintangan pada siklus pertama dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.

2. Dengan menggunakan alat bantu box pada siklus kedua dapat

meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.

3. Dengan menggunakan alat bantu bola yang digantung pada tiang bambu pada siklus ketiga dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi peneliti agar terus mengembangkan hasil penelitian modifikasi alat


(56)

57

2. Bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung agar terus berlatih, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

3. Bagi guru pendidikan jasmani agar penggunaan paralon, keset, bok dan bola yang digantung pada tiang bambu sebagai modifikasi alat bantu yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

4. Bagi sekolah agar pembina sekolah dapat menjadikan referensi penggunaan modifikasi alat bantu untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

5. Bagi mahasiswa penjaskes agar penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

6. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP Universitas Lampung, agar penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

7. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya kiranya penelitian ini dapat diteliti kembali agar penelitian ini dapat terus diperbaiki.


(57)

58

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Adang Suherman dan Agus Mahendra. 2001. Menuju Perkembangan Menyeluruh Menyiasati Kurikulum Pendidikan Jasmani Menengah Umum. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Ade Mardiana, Purwadi dan Wira Indra Satya. 2008. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka.

Aip Syarifuddin, Eddy Suparman dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi

Revisi.PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2005.Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Danusuyogo,Suyono.2000.Pedoman Resmi Mengajar Atletik : Lari, Lompat, Lempar.Jakarta : IAAF

Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2003.Proses Belajar Mengajar.PT. Bumi Aksara. Jakarta. Lutan, Rusli. (1988).Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan

Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.

Lutan, Rusli. dan Adang Suherman. 2000. Perancanaan Pembelajaran Penjaskes. Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.


(58)

59

Roji. 2007. Buku pendidikan jasmani dan kesehatan smp.Jakarta: PT. Glora Angkasa Pratama. Erlangga.

Rohani. 1997.Media Pembelajaran.(http://www.scribd.com/doc/23657962/Media Pembelajaran). Diakses tanggal 25 Januari 2011, Pukul 13.05 WIB.

Rustiyah. 1998. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem: Reneka Cipta. Jakarta.

Sadiman, Arief, dkk. 2005. Media Pendidikan Dalam Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

Sakroni. 2004. Pendidikan Jasmani untuk SMA. MGMP Penjas SMA : DKI Jakarta

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekamto, T Winataputra 1996, Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.

Sopah, Djamah. 2000. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motifasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pemdidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun Ke 5 Edisi Maret 2000.

Suparman, Eddy. 2000.Pendidikan Jasmani.

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b7/f5610c 3c.dir/doc.pdf). Diakses tanggal 25 Januari 2011, Pukul 13.05 WIB. Surisman, 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran.Universitas lampung.


(1)

Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi.

Alat itu berupa indikator – indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses penelitian berupa box, meja dan Bola yang digantung serta

penilaian keterampilan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara.

F.Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :

P = 100 %

(Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997) Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar. n : Jumlah siswa yang mengikuti tes.

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran.

Tabel 1. penetapan KKM

Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian Kompleksitas Tinggi

< 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100

Daya Dukung Tinggi

80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65 Intake Siswa Tinggi


(2)

Daya Dukung Tinggi

3 Sedang 2 Rendah 1

Intake Siswa Tinggi

3 Sedang 2 Rendah 1

Jika indikator memiliki Kriteria Kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi, dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah ;

1 + 3 + 2

9 100 = 66,7 67

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 67 atau persentase ketercapaian 67 % secara perorangan.

1. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai ≥ 67 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).

Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan sisklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi persentase peningkatan hasil belajar siswa.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Dengan menggunakan alat bantu paralon yang dibuat menjadi rintangan pada siklus pertama dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.

2. Dengan menggunakan alat bantu box pada siklus kedua dapat

meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.

3. Dengan menggunakan alat bantu bola yang digantung pada tiang bambu pada siklus ketiga dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi peneliti agar terus mengembangkan hasil penelitian modifikasi alat bantu untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.


(4)

3. Bagi guru pendidikan jasmani agar penggunaan paralon, keset, bok dan bola yang digantung pada tiang bambu sebagai modifikasi alat bantu yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

4. Bagi sekolah agar pembina sekolah dapat menjadikan referensi penggunaan modifikasi alat bantu untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

5. Bagi mahasiswa penjaskes agar penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

6. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP Universitas Lampung, agar penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.

7. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya kiranya penelitian ini dapat diteliti kembali agar penelitian ini dapat terus diperbaiki.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Adang Suherman dan Agus Mahendra. 2001. Menuju Perkembangan

Menyeluruh Menyiasati Kurikulum Pendidikan Jasmani Menengah

Umum. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Ade Mardiana, Purwadi dan Wira Indra Satya. 2008. Pendidikan Jasmani dan

Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Universitas

Terbuka.

Aip Syarifuddin, Eddy Suparman dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi

Revisi.PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2005.Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Danusuyogo,Suyono.2000.Pedoman Resmi Mengajar Atletik : Lari,

Lompat, Lempar.Jakarta : IAAF

Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2003.Proses Belajar Mengajar.PT. Bumi Aksara. Jakarta. Lutan, Rusli. (1988).Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan

Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.

Lutan, Rusli. dan Adang Suherman. 2000. Perancanaan Pembelajaran

Penjaskes. Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.


(6)

Rustiyah. 1998. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem: Reneka Cipta. Jakarta.

Sadiman, Arief, dkk. 2005. Media Pendidikan Dalam Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

Sakroni. 2004. Pendidikan Jasmani untuk SMA. MGMP Penjas SMA : DKI Jakarta

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekamto, T Winataputra 1996, Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.

Sopah, Djamah. 2000. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motifasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pemdidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun Ke 5 Edisi Maret 2000.

Suparman, Eddy. 2000.Pendidikan Jasmani.

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b7/f5610c 3c.dir/doc.pdf). Diakses tanggal 25 Januari 2011, Pukul 13.05 WIB. Surisman, 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran.Universitas lampung.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 45

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 13 57

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 62

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

6 23 58

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHU PELAJARAN 2011/2012

0 16 45

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 45

PENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 9 BANDUNG BARU PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

1 9 42

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 GADINGREJO PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 43

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 GADINGREJOPRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 29 36

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 45