Hukum II Newton dalam Bentuk Momentum

24 berlangsung lebih lama, dan ini mengurangi gaya impulsif yang dikerjakan kantong udara pada pengemudi. Dengan alat ini saat mobil mengalami tabrakan atau benturan yang keras, secara otomatis kantung udara terisi gas hingga mengembang dan melindungi bagian kepala pengemudi dengan stir kemudi. Kantung udara bekerja berdasarkan sensor goncangan yang terdapat di dalam sistem kantung udara tersebut. Jika terjadi goncangan dengan kekuatan tertentu maka secara otomatis sistem pemompaan udara dalam kantung udara akan aktif dan memompa udara masuk ke dalam kantung hingga kantung udara tersebut mengembang. Dampak Teknologi Kantung Udara air bag pada Masyarakat Penggunaan kantung udara air bag ditujukan untuk memberikan keselamatan bagi masyarakat khususnya bagi pengemudi. Dampak Teknologi Kantung Udara air bag pada Lingkungan Dampak teknologi kantung udara air bag bagi lingkungan adalah menimbulkan sampah yang tidak mudah diuraikan oleh mikroba. Limbah industrinya menyebabkan pencemaran udara.

2.6.1.4 Hukum II Newton dalam Bentuk Momentum

Perhatikan ulang persamaan 2.4, dari sini Newton menurunkan hukum keduanya dalam bentuk momentum sebagai berikut: Hukum II Newton bentuk momentum ...2.5 25 Hukum ini berbunyi “ gaya yang diberikan kepada suatu benda sama dengan laju perubahan momentum “. Untuk kasus yang paling sering kita jumpai dalam keseharian, yaitu massa benda tetap, persamaan 2.5 menjadi , karena = , maka Bentuk terakhir ini sesuai dengan hukum Newton II yang telah anda kenal dalam dinamika. Penerapan Hukum Newton II dalam Bentuk Momentum pada Tekhnologi Salah satu contoh teknologi yang menerapkan hukum II Newton dalam bentuk momentum adalah Roket. Gambar 2.3 Roket www.wikipedia.com 26 Roket pertama dibuat di Cina pada abad ke-13. Semenjak awal, roket digunakan sebagai senjata perang untuk membawa bahan-bahan peledak dan diarahkan ke arah musuh. Memasuki tahun 1806, roket sudah digunakan oleh armada perang Napoleon tetapi hasilnya belum akurat untuk menembak sasaran. Baru pada awal abad ke-20 muncul dua orang ilmuwan yang bermimpi menggunakan roket untuk ke ruang angkasa, yaitu Konstantin Tsiolkovsky dari Rusia dan Robert Goddard dari Amerika Serikat. Berakhirnya Perang Dunia II dan dimulainya era perang dingin antara Amerika Serikat dan sekutunya dengan Uni Sovyet dan sekutunya pengembangan roket mengalami perkembangan yang sangat pesat untuk memperlihatkan kekuatan masing-masing. Amerika Serikat dan Uni Soviet mengembangkan roket untuk peluru kendali pada tahun 1950. roket itu dapat terbang diangkasa sampai ketinggian 100 km roket harus memiliki kecepatan minimal 400 kmjam untuk menghindari gravitasi bumi. Dengan menggunakan roket A-1 kosmonot pertama Rusia Yuri Gagarin menjadi orang pertama di dunia yang pergi keluar angkasa pada tahun 1961, sedangkan Amerika Serikat dengan roket Sarturnus V yang membawa pesawat Apollo yang diawaki Neil Amstrong dan Edwin Aldrin pada tahun 1969 membuat sejarah dengan menjadi manusia pertama yang menginjakan kakinya di bulan. Saat ini angkasa luar menjadi bisnis yang sangat menjanjikan dengan nilai transaksi yang sangat besar, sehingga roketpun disewakan oleh beberapa pemasok untuk meluncurkan satelit komersial ke dalam orbit. Pemasok utama adalah NASA dan European Space Agency ESA. 27 Cara Kerja Roket Pada awal perkembangan roket, roket digerakan dari hasil pembakaran bahan bakar minyak gas dan oksigen cair, untuk menghasilkan gas panas yang meledak ke bawah dan mendorong roket ke atas. Untuk roket V-2 yang dikembangkan Hitler, menggunakan turbin uap untuk memompa alkohol dan oksigen cair ke dalam ruang bakar yang menghasilkan ledakan beruntun yang mendorong roket ke atas. Prinsip kerja dari roket berbahan bakar cair dan padat sama, di mana hasil pembakaran menghasilkan gaya dorong ke atas. Kelebihan dari roket berbahan bakar padat mampu menyimpan bahan bakar dengan dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama, karena telah dipadatkan, sedangkan bahan bakar cair tidak bisa dimampatkan. Asas terbang roket yang utama adalah kekekalan momentum. Jumlah momentum roket dilandasan sama dengan nol 0. Saat roket diluncurkan,gas hasil pembakaran disemburkan kebawah dengan kecepatan tinggi, sehingga roket terdorong ke atas untuk mengimbangi momentum gas. Gaya yang bekerja pada gerak roket tersebut sesuai dengan hukum II Newton, yaitu: Dampak Teknologi Roket pada Masyarakat Dampak positif teknologi roket pada masyarakat adalah digunakan sebagai tenaga pendorong pesawat luar angkasa atau untuk meluncurkan satelit. Dampak negatifnya bagi masyarakat adalah penggunaan roket untuk meluncurkan peluru kendali sehingga mamacu timbulnya perang antar bangsa. 28 Dampak Teknologi Roket pada Lingkungan Dampak positif bagi teknologi roket bagi lingkungan adalah adanya satelit yang diluncurkan, dapat memberikan informasi global tentang keadaan atmosfer bumi sehingga dapat diketahui tentang keadaan lingkungan sekitar atmosfir. Dampak negatif bagi lingkungan adalah adanya peluru kendali menyebabkan kerusakan lingkungan.

2.6.1.5 Tumbukan