Sasaran dari manajemen risiko menurut Fahmi 2010 adalah mengurangi risiko
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia,
khususnya, bagi identitas manajemen risiko manusia, staff, dan organisasi.
2.4.1. Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen risiko menurut Godfrey 1996 antara lain:
Pengendalian ketidakpastian yang lebih baik akibat dari tingginya tingkat ketidakpastian, sehingga dapat memahami kegiatan mana yang paling berisiko dan
asumsi apa yang paling berpengaruh. Meningkatkan kepercayaan, kepercayaan akan meningkat dengan memahami
ketidakpastian menjadi lebih baik dan luasnya pengaruh ketidakpastian serta potensi konsekuensi.
Menjelaskan dengan lebih baik, manajemen risiko akan dapat menjelaskan tujuan dengan lebih baik dan menjaring berbagai kendala dan akibatnya.
Peningkatan dan terinformasinya pengambilan keputusan dimana keputusan dapat diambil berdasarkan tujuan, kondisi yang realistis sesuai dengan situasi yang
mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang terjadi, memonitor risiko yang terjadi dan efektivitas dari pengendalian risiko.
Mengkonsentrasikan sumber daya pada hal–hal tertentu, bila mempunyai sumber daya terbatas dapat terkonsentrasikan pada hal
–hal yang mempunyai risiko tinggi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Motivasi dan komunikasi tim, dengan mempertimbangkan risiko, memberikan evaluasi dari berbagai prespektif serta meningkatkan motivasi dari berbagai
stakeholders. Perencanaan risiko pada tingkat biaya minimum, dengan manajemen risiko dapat
membantu mengurangi cost of risk. Estimasi yang realistis, biaya akan lebih realistis karena mempertimbangkan
berbagai ketidakpastian. Pertanggungjawaban yang lebih baik, bila terjadi hal–hal yang tidak diinginkan
atau kerugian
lain maka
dengan manajemen
risiko akan
dapat dipertanggungjawabkan.
2.4.2. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko itu merupakan proses penganalisisan untuk menentukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko kerugian yang potensial yang
menantang. Risiko dapat dikendalikan dari sumber source, kejadian even, dan akibat effect. Identifikasi risiko merupakan tahapan awal dalam manajemen risiko
yang bertujuan untuk dapat menguraikan dan merinci jenis risiko yang mungkin terjadi dari aktivitas atau kegiatan yang akan kita lakukan. Setiap kegiatan yang akan
diidentifikasi ketidakpastian potensi kerugian, kesalahan ketidaksesuaian yang mungkin akan terjadi dengan berpedoman pada
“ What can go wrong “ dari apa yang dilakukan.
Menurut Godfrey 1996 identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. What can go wrong analysis
Pelaksanaan proses identifikasi risiko yang dilakukan dengan membuat daftar atau uraian tentang apa yang bisa tidak sesuai dari apa yang akan dilakukan.
2. Free and structure brainstorming Pelaksanaan proses identifkasi risiko dengan melakukan diskusi bebas atau
terstruktur bisa dilakukan berkelompok tidak lebih dari 5 orang dengan membahas dan mencatat apa yang mungkin bisa salah dari setiap jenis pekerjaan
yang telah diprogramkan. 3.
Promp lists Proses identifikasi risiko yang dilakukan dengan menyusun daftar yang bisa
membanu mengidentifikasi risiko – risiko yang spesifik.
4. Use of record
Pelakasanaan proses identifikasi risiko dilakukan dengan menggunakan catatan –
catatan yang sudah pernah dibuat tentang kesalahan kemudian dibuat daftarnya. 5. Wawanncara terstruktur structured interviews
Proses identifikasi risiko yang dilakukan dengan cara melakukan teknik wawancara secara terstruktur dan direncanakan dengan baik terhadap mereka yang
memiliki kompetensi sesuai dengan bidang yang dibutuhkan. 6. Hindsight review
Proses identifikasi risiko yang dilakukan dengan melihat kebelakang dari apa yang telah dilakukang dan mendiskusikan apa yang kurang dan apa yang lebih baik yang
telah dilaksanakan, kemudian memperbaharui dan menambah daftar “What can go
wrong” dari kegiatan yang dilakukan. Untuk dapat melakukan identifikasi risiko dengan lebih mudah, terlebih
dahulu dilakukan identifikasi terhadap sumber risiko. Tahap identifikasi risiko ini
merupakan tahap tersulit yang paling menentukan dalam manajemen risiko. Kesulitan ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengidentikasi seluruh risiko yang akan
timbul mengingat adanya ketidakpastian dari apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu dalam mengidentikasi risiko ini terlebih dahulu diupayakan untuk menentukan sumber
risiko dan efek risiko itu sendiri secara komprehensif. Godfrey, 1996 Menurut Godfrey 1996 sumber
– sumber risiko dapat dikelompokkan seperti pada tabel 2.1. identifikasi risiko pada Rencana Pemanfaatan Mata Air Metaum di
Desa Marga Kabupaten Tabanan berdasarkan sumber risikonya dapat dilihat pada Lampiran 2.1.
Table 2.1 Sumber Risiko dan Penyebabnya.
Sumber Risiko Perubahan dan Ketidakpastian karena
Politis political
Kebijaksanaan pemerintah, pendapatan publik, perubahan ideologi, peraturan, kekacauan perang, terorisme, kerusuhan
Lingkungan environmental
Kontaminasi tanah atau polusi, kebisingan, perijinan, pendapatan publik, kebijakan internal, peraturan lingkungan
atau persyaratan dampak lingkungan.
Perencanaan planning
Persyaratan perijinan, kebijaksanaan dan praktek, tata guna lahan, dampak sosial ekonomi, pendapatan publik.
Pemasaran market
Permintaan perkiraan, persaingan, kepuasan konsumen. Ekonomi
ekonomic Kebijaksanaan keuangan, pajak, biaya inflasi, suku bunga, nilai
tukar uang. Keuangan
financial Kebrangkrutan, tingkat keuntungan, asuransi, pembagian
risiko. Alami
natural Kondisi tak terduga, cuaca, gempa bumi, kebakaran, penemuan
purbakala. Proyek
project Definisi, strategi pengadaan, persyaratan untuk kerja, standar,
kepemimpinan, organisasi,
kedewasaan, komitmen,
kompetensi dan pengalaman, perencanaan dan kontrol kualitas, rencana kerja, tenaga kerja dan sumber daya,
komunikasi dan budaya.
Teknis technical
Kelengkapan desain, efisiensi operasional, ketahanan uji. Manusia
human Kesalahan,
tidak kompeten,
ketidaktahuan, kelelahan,
kemampuan komunikasi, budaya, bekerja dalam gelap atau malam hari.
Kriminal criminal
Kurangnya keamanan, perusakan, pencurian, penipuan, korupsi.
Sumber Risiko Perubahan dan Ketidakpastian karena
Keselamatan safety
Kesehatan dan keselamatan kerja, tabrakan benturan, keruntuhan, ledakan.
Sumber : Godfrey, 1996 Sumber risiko yang terkontrol adalah risiko yang dapat dikontrol oleh
manajemen dan berada di bawah pengaruhnya, sedangkan pada risiko tak terkontrol terjadi hal yang sebaliknya. Dua sumber risiko dikatakan bergantung jika salah satu
sumber risiko akan memberi pengaruh terhadap sumber risiko yang lain, sehingga ada kemungkinan satu kelompok sumber risiko tak terkontrol akan bergantung pada satu
kelompok risiko terkontrol.
2.4.3. Klasifikasi Risiko