Klasifikasi Risiko Penilaian Risiko

Sumber Risiko Perubahan dan Ketidakpastian karena Keselamatan safety Kesehatan dan keselamatan kerja, tabrakan benturan, keruntuhan, ledakan. Sumber : Godfrey, 1996 Sumber risiko yang terkontrol adalah risiko yang dapat dikontrol oleh manajemen dan berada di bawah pengaruhnya, sedangkan pada risiko tak terkontrol terjadi hal yang sebaliknya. Dua sumber risiko dikatakan bergantung jika salah satu sumber risiko akan memberi pengaruh terhadap sumber risiko yang lain, sehingga ada kemungkinan satu kelompok sumber risiko tak terkontrol akan bergantung pada satu kelompok risiko terkontrol.

2.4.3. Klasifikasi Risiko

Langkah selanjutnya setelah melakukan identifikasi risiko adalah klasifikasi risiko. Klasifikasi risiko dilakukan dengan maksud untuk memudahkan dalam hal membedakan dan pemahaman terhadap risiko tersebut, sehingga memudahkan melakukan analisis risiko. Menurut Flanagan dan Norman 1993, ada 3 tiga cara untuk mengklasifikasikan risiko yaitu dengan mengidentifikasi konsekuensi risiko, jenis risiko dan pengaruh risiko, seperti pada gambar 2.2 berikut: Klasifikasi Risiko Konsekuensi Risiko Jenis Risiko Pengaruh Risiko Risiko Murni tanpa peluang untung Risiko Spekulatif peluang untung atau rugi Risiko Bisnis berkaitan dengan aset Risiko Finansial berkaitan dengan modal Frekuensi Konsekuensi Dampak Prediksi Kemungkinan Perusahaan Lingkungan Industri Pasar Proyek Individu Gambar 2.2 Klasifikasi Risiko Sumber : Flanagan dan Norman, 1993 Dari gambar 2.2 jelaskan bahwa dalam mengklasifikasikan risiko dapat didasarkan pada konsekuensi risiko, jenis risiko dan pengaruh risiko. Berdasarkan konsekuensinya, risiko dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensi kejadian, konsekuensidampak dan kemungkinannya. Menurut jenisnya, risiko diklasifikasikan menjadi risiko murni dan risiko spekulatif, yang pada risiko spekulatif dapat diklarifikasikan berdasarkan risiko bisnis dan risiko finansial. Sedangkan pada pengaruh risiko, yang terkena dampak pengaruhnya meliputi semua aspek baik perusahaan, lingkungan, industripasar bahkan proyekindividu.

2.4.4. Penilaian Risiko

Menurut Godfrey 1996, nilai risiko ditentukan sebagai perkalian antara frekuensi likelihood dengan konsekuensi consequences risiko. Frekuensi likelihood adalah besarnya peluang terjadinya kerugian yang potensial menyebabkan kegagalan dalam Rencana Pemanfaatan Mata Air Metaum di Kabupaten Tabanan berdasarkan kategori yang ditetapkan, skala frekuensi likelihood ditampilkan pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Tingkat dan Skala Frekuensi Likelihood Tingkat Frekuensi Skala Sangat sering 5 Sering 4 Kadang-kadang 3 Jarang 2 Sangat jarang 1 Sumber : Godfrey 1996, Saputra 2005 Sedangkan konsekuensi consequencess merupakan suatu nilai yang menyatakan besar peluang timbulnya peristiwa tersebut sebagai risiko, ketentuan besarnya skala konsekuensi seperti pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Tingkat dan Skala Konsekuensi Consequences Tingkat Konsekuensi Skala Sangat besar 5 Besar 4 Sedang 3 Kecil 2 Sangat kecil 1 Sumber : Godfrey 1996, Saputra 2005 Penilaian risiko menurut Water Safety Plan WSP, yang dilakukan pertama adalah harus menentukan definisi rinci mengenai apa yang dimaksud dengan ‘mungkin’, ‘jarang’, ‘tidak signifikan’, berdampak besar’, dan lain-lain. Dalam menentukan definisi tersebut tidak boleh dilakukan dengan terlalu subjektif. Yang terpenting dilakukan adalah perlunya terlebih dahulu untuk menetapkan definisi atau angka matriks risiko yang menentukan risiko yang ‘signifikan’. Informasi yang menjelaskan penilaian risiko tersebut didapat dari pengalaman, pengetahuan, dan pertimbangan dari pengelola, dan pustaka teknis. Jika data tidak cukup untuk memilah apakan sebah risiko besar atau kecil, risiko harus dinilai signifikan sampai pemeriksaan selanjutnya menjelaskan hasil penilaian tersebut. Proses penilaian risiko dapat melibatkan pendekatan kuantitatif atau semi-kuantitatif dan juga dengan pendekatan kualitatif yang disederhanakan berdasarkan penilaian ahli. Pendekatan kualitatif merupakan sebuah alternatif untuk menilai risiko berdasarkan model kemungkinan dan derajat keparahan konsekuensi, adalah dengan melakukan proses penilaian risiko yang disederhanakan, berdasarkan penilaian. Risiko dapat dikatakan ‘signifikan’, ‘tidak menentu’, atau ‘tidak signifikan’, berdasarkan penilaian bahayakejadian berbahaya pada tiap langkah di dalam proses. Kemudian penting ditentukan apakah risiko dapat dikendalikan, dengan cara kendali yang mana, dan jika perlu mengenali dan memanfaatkan program pengembangan, yang mungkin akan memerlukan cara –cara pengurangan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Serta penting untuk mendokumentasikan peristiwa mana yang memerlukan perhatian segera. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4. Definisi istilah penjelasan untuk digunakan dalam prioritasi sederhana risiko Istilah Penjelasan Arti Keterangan Signifikan Jelas merupakan prioritas Risiko tersebut harus dipertimbangkan lebih lanjut untuk menentukan perlu atau tidaknya tambahan cara pengendalian dan apakah langkah proses tertentu harus ditingkatkan menjadi titik pengendalian utama di dalam sistem. Perlu untuk memvalidasikan cara pengendalian yang sudah ada sebelum menentukan perlunya cara pengendalian tambahan. Tidak Tentu Tidak dijelaskan apakan peristiwa tersebut merupakan risiko yang signifikan atau tidak Risiko tersebut mungkin memerlukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui apakah betul merupakan risiko yang signifikan atau tidak. Tidak signifikan Jelas bukan prioritas Perlu diketahui bahwa risiko ini akan dijabarka dan didokumentasikan serta akan ditemui pada masa yang akan datang sebagai bagian peninjauan ulang. Sumber : Deere dkk 2001 dalam Water Safety Plan WSP Dalam hal ini dijelaskan semua risiko harus didokumentasikan dalam Water Safety Plan WSP dan harus dibahas secara reguler meskipun kemunculannya mungkin jarang dan derajat risikonya rendah. Ini akan mencegah terlupakannya risiko –risiko atau terabaikannya dan melengkapi pengelola dengan catatan untuk berhati –hati manakala insiden tersebut terjadi. Dalam pernyataan diatas yang dimaksud dengan memprioritaskan dan mendokumentasikan risiko yang memerlukan tindakan segera dan peninjauan rutin adalah bahaya apapun yang dinilai risiko sebagai ‘tinggi’ atau ‘sangat tinggi’ atau ‘signifikan’, harus segera mempunyai, atau memerlukan kendali yang tervalidasi. Jika cara kendali tidak tersedia, program perbaikan harus langsung dibuat. Segala bahaya yang tergolong ‘menengah’ atau ‘risiko rendah’ harus didokumentasikan dan terus menerus ditinjau segala reguler. Kelamahan penilaian risiko yang dijelaskan menurut Water Safety Plan WSP yaitu :  Kemungkinan lolosnya bahaya–bahaya baru dan kejadian–kejadian berbahaya. Karena penilaian risiko memperlihatkan gambaran ‘sesaat’ tentang sistem, sehinggan penilaian risiko harus ditinjau ulang secara teratur agar tidak terlewatkan bahaya baru dan kejadian berbahaya.  Ketidakpastian dalam penilaian risiko karena tidak adanya data, kurangnya pengetahuan mengenai aktifitas seputar rantau penyediaan air dan kontribusi relatif kekurangan kepada terbentuknya risiko akibat bahaya atau kejadian – kejadian berbahaya.  Mendefinisikan secara jelas kemunculan dan konsekuensinya secara cukup rinci untuk menghinarkan penilaian subyektif dan memungkinkan konsistensi.

2.4.5. Analisis Risiko