PENGARUH PEMBERIAN BOKASHI PUKAN KAMBING, KUDA DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

(1)

PENGARUH PEMBERIAN BOKASHI PUKAN KAMBING, KUDA DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN

DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

(Skripsi)

Oleh

MEY HARDIYANI B

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN BOKASHI PUKAN KAMBING, KUDA DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN

DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT ( Lycopersicum esculentum Mill )

Oleh Mey Hardiyani B

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) tergolong sayuran buah multiguna dan multifungsi yang dapat dibudidayakan dilahan dataran rendah ataupun dilahan dataran tinggi. Hal ini terkait dengan semakin meningkatnya permintaan akan buah tomat. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat adalah dengan perbaikan cara budidaya seperti penggunaan pupuk kandang dan pupuk majemuk dengan dosis yang sesuai.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi bokashi pupuk kandang dan NPK (15:15:15), (2) Mengetahui kombinasi bokashi pupuk kandang dan NPK (15:15:15) terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.


(3)

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Teracak Kelompok Sempurna (RKTS) dan menggunakan Rancangan Perlakuan Tunggal. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data di uji dengan uji Tukey. Bila kedua asumsi ini terpenuhi, maka pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α 5%. Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut (P0) Tanpa pupuk, (P1) Bokashi kuda 600 gr/tan, (P2) Bokashi kambing 600 gr/tan, (P3) Bokashi kuda 300 gr/tan + ½ pupuk majemuk 15 g/tan, (P4) Bokashi kambing 300 gr/tan + ½ pupuk majemuk 15 g/tan, (P5) Bokashi kuda 300 gr/tan + bokashi kambing 300 gr/tan, (P6) Pupuk anorganik dosis rekomendasi 30 gr/tan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi bokashi kuda 300 gr/tanaman + bokashi kambing 300gr /tanaman (P5) memberikan pengaruh lebih besar terhadap tinggi tanaman dan jumlah bunga. Pemberian kombinasi bokashi kuda 300 gr/tanaman + ½ pupuk anorganik 15 gr/tanaman (P3) memberikan pengaruh lebih besar terhadap bobot brangkasan, produksi buah, bobot buah per tanaman dan jumlah buah.


(4)

PENGARUH PEMBERIAN BOKASHI PUKAN KAMBING,KUDA DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN

DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT ( Lycopersicum esculentum Mill )

Oleh

MEY HARDIYANI B.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Bokashi Pukan Kambing,Kuda dan Pupuk NPK (15:15:15) Pada Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)

Nama Mahasiswa : Mey Hardiyani B

NPM : 0714012049

Program Studi : Agroteknologi Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc. Ir. Andarias Makka Murni NIP 196301319869031004 NIP 195607241986031001

2. Ketua PS Agroteknologi

Dr. Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P. NIP 196411181989021002


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Pembimbing I : Dr. Ir. Darwin H Pangaribuan , M.Sc. ...

Sekretaris : Ir. Andarias Makka Murni ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Yafizham, M.S. ………

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 196108261987021001


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 02 Mei 1989 sebagai anak ke empat dari empat bersaudara , dari pasangan Bapak Bakri Djupri dan Ibu Aniah.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1994 di TK Mutiara Persit, Tanjung Karang Barat Bandar Lampung. Penulis melanjutkan sekolah di SDN 6 Gedung Air, Tanjung Karang Barat Bandar Lampung pada tahun 1995, SMPN 18 Bandar Lampung pada tahun 2001, dan SMA YP UNILA Bandar Lampung pada tahun 2004. Pada tahun 2007 penulis diterima menjadi mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Program Studi

Hortikultura melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Pada tahun 2008 diintegrasikan Ke Program Studi Agroteknologi.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi dan kegiatan kampus. Dalam organisasi penulis pernah menjadi pengurus PERMAET (Persatuan Mahasiswa Agroteknologi) Anggota Bidang Hubungan Masyarakat periode 2008-2009. Dalam Organisasi Agropala (Agronomi Pencinta Alam) Sekretaris Bidang Divisi Hubungan Antar Lembaga periode 2008-2009, dan Pengurus Agropala, Anggota Divisi Pengabdian Lingkungan periode 2009-2010. Penulis pernah mengikuti kegiatan antara lain Materi Ruang dan Materi Lapang Agropala pada tahun 2007, Latihan Dasar Agropala pada tahun 2007, Kenali BDP pada tahun 2007, Training Organisasi dan Profesi di Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas


(8)

Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2008, Training Entrepreneur di Universitas Lampung pada tahun 2010 dan Pelatihan Calon Pendamping (Mahasiswa) KKN di Bandar Lampung pada tahun 2010.

Dalam aktivitasnya, penulis juga pernah menjadi asisten Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan pada tahun 2009-2010. Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Suka Pura Kecamatan Sragi, Kalianda Lampung Selatan.


(9)

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai ungkapan

rasa sayangku dan baktiku

kepada pejuang hidupku papa, mama, nang, odo,

ngah, abang , dan kekasihku tercinta

atas untaian doa yang tiada bertepi

yang membuat saya tersungkur karena tidak

akan pernah mampu untuk menghitung kebaikan kalian.

Almamaterku tercinta Universitas Lampung.


(10)

...tetes air mata, mengalir di tengah gelak tawa, selamanya kita tak akan berhenti mengejar, matahari...

(Ari Lasso)

“Seorang pemenang adalah seorang yang berhasil menyelesaikan Setengah pekerjaannya ketika orang lain sedang terlelap...”

(9 Matahari)

“kalau menginginkan kemakmuran satu tahun, tanamlah

Gandum. Kalau menginginkan kemakmuran Sepuluh tahun, tanamlah pohon.

Kalau menginginkan kemakmuran seratus

Tahun, kembangkanlah orang.”


(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapakan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing pertama atas ide, motivasi, bimbingan, kesabaran, perhatian serta

pengertiannya yang telah diberikan kepada Penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Ir. Andarias Makka Murni, selaku Pembimbing Kedua atas saran, motivasi, bimbingan dan kesabaran yang diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Dr.Ir. Yafizham, M.S., selaku Dosen Penguji atas saran, kritik, pengarahan, bimbingan dan motivasi kepada Penulis.

4. Ibu Ir. Sri Ramadiana, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran, masukan dan nasehat selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Program Studi Agroekoteknologi.

6. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.


(12)

ii 7. Keluarga tercinta Ayahanda Bakri D dan Ibunda Aniah, Nang,

Abang-Abangku Mayor CBA. Andriyanto B, S.E., Evri Susandi B, S.T., Lettu Sus.Tri Antoni B, S.H., serta keluarga besar atas doa dan motivasi yang selalu diberikan.

8. Guntur Jaya Andaya, S.P. atas kasih sayang, perhatian, motivasi, kesabaran dan selalu menyirami semangat saya hingga skripsi ini selesai.

9. Rekan-rekan penelitian Fitri Mayasari, S.P., Adhe Pravita, S.P., dan Mitra Suri, S.P. atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

10. Keluarga besar Agropala FP UNILA abang-abang, atu-atu, adek-adek. Angkatan XI Agropala (Adit, Yayah, Wewe, Pipit, Nita, Adhe, Isma, Alex, Adi, Krisna, Sigit) atas semangat, motivasi, Canda tawa dan kebersamaan selama ini.

11. Wendy Saputri, S.P. dan Fitria Andriani sahabat terbaik ku atas banyak sinar dan hangat persahabatan yang kalian diberikan. Pribadi luar biasa yang membuat saya mampu menatap sinar kebaikan.

12. Keluarga besar Hortikultura 07 atas bantuan dan persahabatan selama ini

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah Bapak, Ibu, dan rekan-rekan sekalian semua dan semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Februari 2012


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Landasan Teori ... 3

1.4 Kerangka Pemikiran ... 5

1.5 Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Deskripsi dan Morfologi... 10

2.2 Syarat Tumbuh ... 11

2.3 Pupuk Kandang ... 13

2.3.1 Pupuk Kandang Kambing ... 14

2.3.2 Pupuk Kandang Kuda ... 15

2.4 Pupuk Organik dan Anorganik ... 16

2.3.1 Pupuk Organik ... 16

2.3.2 Pupuk Anorganik ... 18

2.5 Pemupukan... 19

2.6 Peranan Unsur N,P dan K ... 20

III. BAHAN DAN METODE ... 21

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.2 Bahan dan Alat ... 21

3.3 Metode Penelitian ... 22


(14)

iv

3.4.1 Persiapan Lahan ... 25

3.4.2 Persiapan Media Tanam ... 25

3.4.3 Pembuatan Bokashi Pukan Kambing dan Kuda... 26

3.4.4 Penyemaian Benih Tomat ... 26

3.4.5 Aplikasi Bokashi Pukan Kambing dan Kuda... 27

3.4.6 Aplikasi pupuk NPK majemuk (15:15:15)... 28

3.4.7 Penanaman Bibit Tomat... 30

3.4.8 PemasanganAjir... 31

3.4.9 Pemeliharaan Tanaman... 31

3.5 Variabel Pengamatan ... 33

3.5.1 Tinggi Tanaman... 33

3.5.2 Bobot Brangkasan... 33

3.5.3 Jumlah Bunga... 33

3.5.4 Jumlah Buah... 33

3.5.5 Diameter Buah... 34

3.5.6 BobotBuah... 34

3.5.7 ProduksiBuah... 34

3.6 Data Penunjang... 34

3.6.1AnalisisTanahdanBokashi... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Hasil Pengamatan ... 36

4.1.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian... 36

4.1.2 Hasil Analisis Tanah dan Bokashi... 37

4.1.3 Tinggi Tanaman... 39

4.1.4 Bobot Brangkasan Tanaman ... 40

4.1.5 Jumlah Bunga... 41

4.1.6 Diameter Buah ... 42

4.1.7 Jumlah Buah Per Tanaman... 43

4.1.8 Bobot Buah Per Tanaman... 44

4.1.9 Produksi Buah Per Petak... 45

4.2 Pembahasan... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Kerangka Pemikiran... 8

2. Jarak Tanam Antar Polibag... 23

3. Denah Tata Letak Percobaan... 24

4. Persiapan Media Tanam... 25

5. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang... 26

6. Penyemaian Benih Tomat... 27

7. Aplikasi Pupuk NPK (15:15:15)... 30

8. Penanaman Bibit Tomat... 30

9. Pemasangan Ajir... 31

10. Aplikasi Pestisida... 32

11. Pengaruh kombinasi pukan kuda, kambing dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap tinggi tanaman ... 39

12. Pengaruh kombinasi bokashi pukan kuda,kambing dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap bobot brangkasan... 40

13. Pengaruh kombinasi bokashi pukan kuda,kambing dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap jumlah bunga... 41

14. Pengaruh kombinasi bokashi pukan kuda,kambing dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap diameter buah... 42

15. Pengaruh kombinasi bokashi pukan kuda,kambing dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap jumlah buah... 43

16. Pengaruh kombinasi bokashi pukan kuda,kambing dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap bobot buah... 44

17. Pengaruh kombinasi bokashi pukan kuda,kambing dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap produksi buah... 45

18. Tanaman Kelompok 1,2 dan 3... 86


(16)

xi

Gambar Halaman

19. Tanaman Tomat yang mulai berbunga dan berbuah... 86

20. Tanaman tomat siap dipanen... 87

21. Cara memanen buah tomat... 82

22. Sample bobot brangkasan pada ulangan 1... 88

23. Sample bobot brangkasan pada ulangan 2... 88

24. Sample bobot brangkasab pada ulangan 3... 88

25. Hasil panen buah tomat... 89

26. Daun tanaman tomat yang digigit ulat... 89


(17)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Tomat tergolong sayuran buah multiguna dan multifungsi yang dapat

dibudidayakan dilahan dataran rendah ataupun dilahan dataran tinggi. Tanaman ini berbentuk perdu, daunnya bercelah menyisip, tersusun pada tangkai dan berwarna hijau. Bentuk buah nya bulat, buah pipih atau bulat lonjong. Warna buahnya mula-mula berwarna hijau dan sesudah masak akan berwarna merah (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Tomat adalah salah satu tanaman sayuran yang dapat dibudidayakan secara organik. Salah satu bentuk pupuk organik yang sekarang sedang banyak

digunakan adalah pupuk bokashi. Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang

yang berarti “bahan organik yang telah difermentasikan”. Pupuk bokashi dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan organik (dedak, ampas kelapa, tepung ikan, dsb) dengan BEKA. BEKA diproduksi melalui proses bioteknologi bahan-bahan organik, menggunakan mikroba pengurai bahan-bahan organik (terutama selulosa dan lignin) yang unggul yaitu Azospirillium, Aspergilus, Actimomycetes,

Lactobacillus, Pseudomonas, serta yeast yang berfungsi juga sebagai penambat N,

pelarut P dan pelarut K. Sehingga penggunaan BEKA akan mempercepat proses pembuatan pupuk padat organik sekaligus melengkapinya dengan mikrobia-mikrobia yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman.


(18)

2

Keunggulan BEKA antara lain adalah mengandung mikrobia unggul pengurai bahan organik terutama selulosa dan lignin, produk kompos kaya dengan

mikrobia penambat N, pelarut P, dan pelarut K, Serta mudah untuk diaplikasikan. Aplikasi BEKA yaitu dengan cara menyiramkan secara merata larutan BEKA pada tumpukan bahan organik yang akan dikomposkan (ketinggian minimum 1 meter), BEKA mengandung bahan organik : kadar air 30-50 % , C organik > 20 (Anonim b, 2010).

Biasanya bokashi ditemukan dalam bentuk serbuk atau butiran. Bokashi sudah digunakan para petani Jepang dalam perbaikan tanah secara tradisional untuk meningkatkan keragaman mikroba dalam tanah dan meningkatkan persediaan menfermentasikan bahan organik seperti dedak dengan tanah dari hutan atau gunung yang mengandung berbagai jenis mikroorganisme (Novrizan, 2007).

Percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan dan produksi pada tanaman tomat antara yang diberi pupuk kandang dan NPK (15:15:15)?

2. Apakah terdapat kombinasi bokashi pupuk kandang dan NPK (15:15:15) terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat?


(19)

3

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian disusun sebagai berikut:

1. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi bokashi pupuk kandang dan NPK (15:15:15)

2. Mengetahui kombinasi bokashi pupuk kandang dan NPK (15:15:15) terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat

1.3 Landasan Teori

Tanaman hortikultura terutama tanaman sayuran seperti tomat umumnya sangat tanggap terhadap pemupukan. Pemupukan merupakan upaya untuk meningkatkan hasil pertumbuhan, produksi dan serapan hara pada tanaman tomat. Pemupukan pada budidaya tomat dapat dilakukan dengan pupuk organik dan anorganik. Ketersediaan unsur hara yang cukup pada fase pertumbuhan merupakan syarat yang mutlak untuk pertumbuhan yang baik.

Peran bahan organik sangat penting dalam suplai hara. Penambahan bahan

organik akan membebaskan unsur hara seperti N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain serta menaikkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Aplikasi bahan organik yang umumnya dilakukan para petani adalah dengan penggunaan pupuk organik berupa pupuk kandang. Pupuk kandang banyak mengandung N yang sangat dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tinggi (Soepardji dalam Yuliasih, 1983).

Pupuk kandang akan berguna bila pada waktu digunakan tidak kehilangan zat-zat makanan dari pakan ternak tersebut. Banyaknya pupuk kandang yang diberikan


(20)

4

sangat tergantung pada jenis tanah juga kandungan nutrisi atau hara dalam pupuk kandang tersebut, tanaman yang diusahakan, dan bentuk usaha tani yang

diterapkan dan banyaknya pupuk yang tersedia (Hakim dalam Yuliasih, 1986). Kadar rata-rata unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang sangat bervariasi. Hal ini disebabkan diantaranya oleh jenis hewan, umur dan keadaan individu hewan, makanan dan pemeliharaan bahkan hamparan dan cara pengelolaan dan penyimpanan pupuk kandang (Rinsema dalam Yuliasih, 1986).

Pemberian pupuk kandang sebagai bahan organik, selain sebagai penyedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman juga merupakan usaha konservasi tanah karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pemberian pupuk

kandang ke dalam tanah secara teratur dapat meningkatkan daya pegang air tanah sehingga tanah akan lebih banyak menahan air dan akar-akar tanaman menyerap unsur hara untuk pertumbuhan dan produksinya (Soetedjo dan Kartasapoetra dalam Yuliasih, 1988).

Pupuk kandang berperan sangat penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah dan menambah bahan makanan untuk pertumbuhan tanaman karena akan berubah menjadi humus yang dapat memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk kandang juga menyebabkan ukuran agregat tanah bertambah dan mantap. Pada struktur tanah yang baik, tanah dapat memegang air dan aerasi maupun drainase tanah menjadi lebih baik.


(21)

5

1.4 Kerangka pemikiran

Tomat merupakan tanaman sayuran hortikultura yang dapat dibudidayakan didataran tinggi maupun dataran rendah. Saat ini banyak varietas tomat yang dapat dibudidayakan didataran rendah, antara lain tomat varietas permata. Tomat ini memiliki tipe pertumbuhan determinate, toleran terhadap layu bakteri, tahan terhadap virus blossom and rot, fusarium, dan TMV. Kultivar permata memiliki bentuk buah oval dan teksturnya keras, sehingga tomat kultivar ini tahan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Tomat varietas permata dapat dipanen saat

memasuki umur 70—80 HST (Anonimc , 2011).

Produksi tanaman tomat meningkat setiap tahunnya. Fenomena ini menunjukkan bahwa permintaan pada tanaman tomat juga meningkat pada setiap tahun nya. Permintaan pasar (konsumen) yang meningkat ini membuat petani semakin banyak menanam tomat, sehingga hal ini berkaitan dengan pengolahan tanah yang semakin sering dilakukan untuk lahan bercocok tanam tomat.

Tanaman tomat adalah salah satu tanaman yang baik ditanam pada tanah yang gembur, tanah liat yang mengandung pasir, subur dan mempunyai kandungan bahan organik (humus), sirkulasi udara dan tata air dalam tanah baik. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam tomat ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah. Tanah yang secara terus menerus ditanami akan semakin menurun tingkat kesuburannya, untuk mengatasinya dapat dilakukan pemupukan secara teratur. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri.


(22)

6

Ada dua macam pupuk yang dapat diberikan pada tanah yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi

makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik mengandung unsur hara makro yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk kimia. Salah satu pupuk organik yang sering digunakan dalam budidaya tanaman yaitu bokhasi. Bokhasi yang bahan pembuatannya menggunakan kotoran hewan merupakan kompos yang telah difermentasikan menggunakan BEKA. Salah satu nya yaitu bokhasi pukan kambing dan pukan kuda. Pukan kambing merupakan pukan yang berbentuk butiran, sehingga sulit untuk didekomposisikan secara langsung. Sedangkan pukan kuda merupakan pukan yang sangat tergantung pada jenis pakannya yaitu dedak sehingga mengandung banyak Mg dan memiliki C/N rasio yang rendah. Pengomposannya pun

dilakukan langsung secara alami didalam lubang tempat pengomposan.

Pupuk anorganik merupakanpupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Pupuk anorganik mengandung unsur hara N, P, dan K. Nitrogen merupakan pembentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat dan enzim. Fosfor mampu merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji. Sedangkan kalium memiliki peran yang berhubungan dengan metabolisme, seperti fotosintesis dan respirasi. Salah satunya adalah pupuk NPK Phonska sering digunakan oleh petani. Pupuk yang banyak digunakan ini mengandung unsur hara N, P,K dan S. Para petani biasanya lebih banyak menggunakan pupuk anorganik untuk tanaman karena mengandung satu atau beberapa unsur hara tetapi dalam jumlah banyak,


(23)

7

sehingga pupuk anorganik dalam jumlah sedikit sudah bisa menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman dan mudah diserap oleh tanaman.

Pertanian organik merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut. Hal ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanah dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Pemberian pupuk organik adalah salah satu cara dan kegiatan yang menerapkan sistem pertanian organik. Bahan organik pun sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah. Pemanfaatan pupuk organik untuk tanah pertanian sangat baik untuk memperbaiki struktur tanah, tidak meninggalkan residu, dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.

Kesuburan tanah yang baik dapat meningkatkan hasil produktivitas dan kualitas lahan secara berkelanjutan. Diharapkan dengan pemberian pupuk organik secara berkelanjutan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada tanaman tomat.


(24)

8

.

Gambar 1. Diagram kerangka pemikiran Tomat

Produksi

Pengolahan tanah

Pemupukan

Pupuk organik

Bokhasi pukan

Pukan kuda

Pukan kambing

Kesuburan tanah

Produksi dan pertumbuhan

Pupuk anorganik

NPK

Kesuburan tanah

Produksi dan pertumbuhan


(25)

9

1.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi bokashi pupuk kandang dan NPK (15:15:15)

2. Terdapat pengaruh kombinasi bokashi pupuk kandang dan NPK (15:15:15) terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi dan Morfologi

Tomat (Lycopersicum esculentum Miil) merupakan tanaman sayuran yang sangat digemari dan mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Di Indonesia tomat banyak diusahakan baik dataran tinggi maupun dataran rendah sebagai tanaman

pekarangan ataupun untuk tujuan komersil. Tomat merupakan tanaman semusim yang secara lengkap diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermathophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dycotiledonae Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Lycopersicon

Spesies : Lycopersicon esculentum Mill

Secara morfologis organ-organ yang menunjang pertumbuhan tanaman tomat terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Pada akar tomat memiliki sistem

perakaran tunggang yang tumbuh secara horizontal. Batangnya berbentuk silinder dengan diameter bisa mencapai 4 cm. Permukaan batang yang ditutupi oleh bulu-bulu halus. Daun nya majemuk dan berbentuk menyirip, daun – daun tersebut


(27)

11

letaknya tersusun disetiap sisi. Jumlah daun biasanya ganjil yakni berjumlah 5-7 helai. Bunga pada tomat termasuk jenis bunga berkelamin dua atau hermaprodit. Alat kelaminnya terdiri atas benang sari dan kepala sari yang terkandung

didalamnya tepung sari atau polen (Tim Penulis PS , 2007).

Buah tomat memiliki bentuk bervariasi mulai dari bulat lonjong, bulat halus, bulat beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung atau pangkalnya, hingga berbentuk yang tidak teratur. Bentuk dan ukuran tersebut tergantung varietasnya. Sewaktu masih muda buahnya berwarna hijau muda sampai hijau tua berbulu, dan

memiliki rasa asam getir, dan berbau tidak enak karena mengandung lycopersicin. Namun setelah tua buahnya menjadi sedikit kuning, menjadi cerah atau gelap, merah kekuningan, kuning atau merah kehitaman dan rasanya pun menjadi enak, karena semakin matang kandungan lycopersicin penyebab rasa getir pada tomat akan semakin hilang (Redaksi Agromedia, 2007).

2.2 Syarat Tumbuh

Berdasarkan tempat tumbuhnya, tanaman tomat dibedakan menjadi dua jenis yakni tomat yang biasa dibudidayakan di dataran tinggi (>900m dpl), dan tomat yang dibudidayakan di dataran rendah (<500m dpl). Biasanya tomat yang dibudidayakan di dataran tinggi memerlukan suhu yang relatif rendah dibandingkan dengan tomat dataran rendah. Penentuan suhu optimal untuk tanaman tomat tergantung pada varietas yang dibudidayakan.

Penentuan waktu tanam yang tepat menjadi sangat penting, sebab tomat sangat rentan terhadap kondisi lingkungan, terutama dari suhu, kelembapan, intensitas


(28)

12

cahaya, air, dan drainase. Waktu tanam yang tepat adalah satu hingga dua bulan sebelum musim hujan berakhir, sehingga tanaman bisa berbuah ketika musim kemarau tengah berlangsung. Seringkali curah hujan yang tinggi pada musim hujan disertai suhu yang tinggi. Kondisi ini akan menghambat pertumbuhan buah

(fruiset) dan meningkatkan serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Psedeomonas solanacearum. Akibatnya hasil buah tanaman tomat menjadi rendah

(Listyarini, 2007).

Tomat membutuhkan media tanam berupa tanah yang gembur, berpasir, subur dan banyak mengandung humus, untuk mendapat hasil yang baik , tomat memerlukan tanah dengan derajat keasaman (pH tanah) 5,5-6,5. Untuk tanah ber-pH rendah (asam), perlu ditambahkan kapur dolomit (CaCO3). Kapur tersebut diberikan pada saat 3-4 minggu sebelum tanam (Tim Penulis PS, 2007).

Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tomat adalah 750—1250 mm per-tahun. Tanaman didaerah yang memiliki curah hujan lebih besar dari angka tersebut, perlu penanganan khusus, misalnya pembuatan sarana irigasi. Pasalnya, curah hujan yang demikian akan memicu tumbuhnya penyakit, seperti layu fusarium dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui tanah. Keadaan suhu dan udara sangat menentukan pertumbuhan tanaman tomat, mulai dari perkecambahan hingga menghasilkan buah. Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat berkisar 25—300 C. Sementara itu, pertumbuhan tomat pada fase

selanjutnya membutuhkan suhu 10—20 0 C pada malam hari dan 18—290 C pada siang hari. Suhu dibawah 40 C menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, sedangkan pada suhu 00 C tanaman tomat tidak dapat tumbuh (Redaksi


(29)

13

Agromedia, 2007). Sementara itu suhu udara di bawah 100 C menyebabkan pertumbuhan tepung sari menjadi lemah dan banyak yang mati. Suhu di atas 320 C menyebabkan warna buah cenderung kuning. Sedangkan suhu yang tidak stabil menyebabkan warna buah tidak merata (Redaksi Agromedia, 2007).

2.3 Pupuk Kandang

Pupuk kandang (pukan) dapat diartikan sebagai semua produk buangan dari hewan peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Berdasarkan sifatnya pukan dibagi dua yaitu:

a. Pupuk kandang padat

Pukan padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum dikomposkan sebagai sumber hara N bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah. Penanganan pukan oleh petani hanya ditumpuk saja pada tempat yang telah disediakan atau ditambah dekomposer untuk mempercepat kematangan pukan.

b. Pupuk kandang cair

Pukan cair merupakan bentukancair dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urin hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Pukan yang masih segar jika dicampur dengan air dan dijadikan pukan cair memiliki kandungan hara yang lebih baik dibanding dengan pukan padat, karena pukan tersebut masih dalam keadaan segar sehingga kandungannya belum berkurang. Unsur-unsur makro seperti Zn kadarnya mencukupi, hanya Ca dan sejumlah kecil Fe, Mn dan Cu perlu diperoleh dari sumber lain, karena kadar N total pada larutan kotoran ayam sudah ideal.


(30)

14

Tabel 1. Kandungan hara beberapa pukan

Sumber Pukan %

N P K Ca Mg S Fe

Sapi perah 0,53 0,35 0,41 0,28 0,11 0,05 0,004 Sapi daging 0,65 0,15 0,30 0,12 0,10 0,09 0,004

Kuda 0,70 0,10 0,58 0,79 0,14 0,07 0,010

Unggas 1,50 0,77 0,89 0,30 0,88 0,00 0,100 Domba 1,28 0,19 0,93 0,59 0,19 0,09 0,020 Sumber: Lingga, P.(1999).

Tabel 2. Kandungan hara dari pukan padat/segar

Sumber

Pukan %

Kadar air

Bahan

Organik N P2O5 K2O CaO

C/N Ratio

Sapi 80 16 0,3 0,2 0,15 0,2 20-25

Kerbau 81 12,7 0,25 0,18 0,17 0,4 25-28

Kambing 64 31 0,7 0,4 0,25 0,4 20-25

Ayam 57 29 1,5 1,3 0,8 4 09-Nop

Babi 78 17 0,5 0,4 0,4 0,07 19-20

Kuda 73 22 0,5 0,25 0,3 0,2 24

Sumber: Lingga, P.(1999).

2.3.1 Pupuk Kandang Kambing

Pukan kambing merupakan pupuk kandang yang memiliki bentuk butiran, sehingga sulit untuk didekomposisikan secara langsung dan akan berdampak langsung pada penyediaan unsur haranya, sehingga dalam aplikasinya perlu dilakukan pengomposan pada pukan kambing. Tekstur kotoran kambing sangat khas, karena berbentuk butiran-butiran yang agak sukar pecah secara fisik


(31)

15

haranya. Nilai rasio C/N pukan kambing umumnya masih diatas 30. Pupuk kandang yang baik harus mempunyai C/N <20 sehingga pukan kambing akan lebih baik penggunaannya apabila dikomposkan terlebih dahulu. Kalaupun akan digunakan secara langsung, pukan ini akan memberikan manfaat yang lebih baik pada musim kedua petanaman. Kadar air pukan kambing relatif lebih rendah dari pukan sapi dan lebih tinggi dari pukan ayam (Anonim a , 2011).

Kadar hara pukan kambing mengandung kalium yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya. Sementara kadar N dan P hampir sama dengan pukan lainnya. Didalamnya terkandung 0,75 % N ; 0,05 % P2O5 ; dan 0,45 K2O dalam bentuk padat serta 1,35 % N; 0,05 % P2O5; dan 2,10 % K2O dalam bentuk cairan (Anonim a, 2011).

2.3.2 Pupuk Kandang Kuda

Pupuk kandang kuda merupakan pupuk kandang yang pendekomposisiannya dilakukan secara alami dalam lubang yang disediakan. Pukan ini sangat

tergantung pada jenis pakannya yaitu dedak sehingga mengandung banyak Mg dan memiliki C/N rasio yang rendah.

Jumlah populasi kuda yang lebih rendah dibandingkan dengan ternak lainnya, membuat pukan ini sulit didapatkan. Sehingga jumlah kotoran kuda juga termasuk lebih sedikit volmenya. Pupuk kandang (pukan) kuda lebih banyak dipergunakan petani sekitar daerah peternakan kuda saja. Sebelum digunakan kotoran kuda dimasukkan dalam lubang dan dibiarkan terdekomposisi secara alami kemudian baru digunakan untuk pertanian. Apabila dibandingkan dengan


(32)

16

kotoran sapi, kotoran kuda mempunyai rasio C/N lebih rendah, rendahnya rasio C/N ini berkaitan dengan jenis pakan misalnya dedak, hasil analisis pukan kuda ternyata banyak mengandung hara Mg (Anonim a , 2011).

Keuntungan kompos pukan diantaranya adalah mengurangi masa dan volume, bau berkurang, terbasminya patogen, biji-bijian gulma mati, mempermudah transpotasi, memperbaiki kondisi tanah, pelepasan hara-hara yang tinggi secara kontiyu, mengurangi sumber polusi, menstabilkan N yang mudah menguap menjadi betuk lain seperti protein, bernilai ekonomi, dan meningkatkan daya pegang air, sumber energi flora dan fauna tanah. Kekurangan kompos pukan diantaranya adalah kehilangan NH3 (N), diperlukan waktu dan tenaga, memerlukan banyak biaya (biaya alat dan pengoperasiannya, perlunya lahan pengomposan serta pemasaran).

Pada pembuatan kompos pukan mengakibatkan 10-25 % kadar N akan hilang. Selain itu akan terbentuk 5 % CH4 dan 30 % N2O yang berpotensi mencemari lingkungan (Anonima, 2011).

2.4 Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik 2.4.1 Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada


(33)

17

kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah) (Redaksi Agromedia, 2007).

Pupuk organik mampu memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Pupuk organik mampu membuat tanah menjadi gembur sehingga aerasi lebih baik serta lebih mudah ditembus perakaran tanaman, kapasitas tukar kation dapat menigkat dengan penggunaan pupuk organik, dapat menyerap air dengan baik sehingga drainase tanah menjadi baik, sebagai sumber mineral tanah, dan dapat mencegah hilangnya mineral dari tanah. Kelemahan dari penggunaan pupuk organik antara lain dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dari suatu tanaman, tidak ekonomis, dan akan menimbulkan kekurangan unsur hara pada tanaman apabila bahan organik yang digunakan belum cukup matang (Mega, 2007).

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di

antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan


(34)

18

dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat. Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.

2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam.. Selain itu, pupuk

kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman (Anonimb, 2010 ).

2.4.2 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi.


(35)

19

Pupuk anorganik dikenal pula sebagai pupuk kimia, karena pupuk ini berasal dari senyawa kimia yang telah diubah melalui proses produksi, sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap oleh tanaman. Pupuk anorganik

memiliki kadar unsur hara yang tinggi, memiliki daya higroskopisitas yang tinggi, serta mudah larut sehingga dapat dengan mudah diserap oleh tanaman.

Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah, selain itu pemberian pupuk yang terlalu banyak akan menyebabkan kematian pada tanaman dan tanah akan menjadi masam. Ada dua jenis pupuk berdasarkan jenis haranya, yaitu pupuk tunggal (N, P, dan K) dan pupuk majemuk (NPK, NP, dan NK) (Novriza, 2007).

2.5 Pemupukan

Pemupukanmerupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan hara didalam tanah. Pemupukan yang baik dapat membuat tanamn tumbuh optimum dan dapat berproduksi maksimal. Apabila pemupukan tidak segera dilakukan maka tanaman akan mengalami pertumbuhan yang kurang sempurna dan produksi kurang optimal. Menurut asalnya, pupuk dapat dibagi menjadi dua yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik (Sutedjo, 2008).

Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman dapat diketahui dari gejala-gejala yang tampak pada tanaman. Defisiensi unsur hara yang berlebihan dapat


(36)

20

Dengan pemupukan tanaman akan memperoleh berbagai unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, baik unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) maupun mikro (Fe, Mn, Bo, Mo, Co, Zn, Cl, Co) (Tim Bina Karya Tani, 2009).

2.6 Peranan Unsur NPK

Tanaman tomat memerlukan sejumlah unsur hara untuk pertumbuhannya, baik yang berasal dari dalam tanah, pupuk organik, maupun pupuk anorganik. Selain menggunakan pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat. Tetapi penggunaan pupuk anorganik (zat kimia) yang berlebihan akan menurunkan kesuburan dan produktivitas tanah, sehingga berakibat pada penurunan produksi pertanian. Aplikasi pupuk anorganik yang umum dilakukan adalah untuk menyediakan unsur N,P dan K baik dengan pupuk tunggal maupun pupuk majemuk yang mengandung ketiga unsur itu sekaligus (Sutedjo, 2008).

Unsur hara N,P, dan K memiliki fungsi yang saling mendukung, jika salah satu unsur tidak tersedia bagi tanaman, maka akan menimbulkan tanggapan yang buruk. Agar tanaman tumbuh sehat dengan hasil dan mutu tinggi, maka zat-zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Apabila salah satu zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah tidak cukup, maka hasil dan mutu akan menurun (Sutedjo, 2008).


(37)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar bulan September 2011.

3.2 Bahan dan Alat

Alat yang digunakan adalah polibag, ajir, alat tulis, tali rafia, alat untuk penyiraman (ember, selang, dan lain – lain), termometer tanah, oven, cangkul, handsprayer, paranet, terpal, dan nametag. Bahan yang digunakan adalah benih tomat benih tomat kultivar Permata yang di produksi oleh PT. East Seed

Indonesia, insektisida karbofuran (Furadan 3G), pupuk NPK Phonska (15:15:15), bokashi pukan kambing, bokashi pukan kuda, dan tanah top soil.

Benih tomat yang digunakan adalah benih Kultivar Permata. Tomat ini merupakan tomat hibrida tipe determinate yang cocok ditanam pada dataran rendah. Buah ini berbentuk oval, warna buah muda hijau dan merah pada waktu masak. Tekstur daging buah ini keras, renyah dan tahan simpan atau transportasi jarak jauh, dengan bobotnya yang mencapai 70-100 gram per buah. Kultivar permata cukup tahan genangan air, toleran layu bakteri dan layu Fusarium race 1.


(38)

22 Tomat ini siap dipanen mulai umur 70-80 HST dengan hasil mencapai 3 kg per

tanaman atau 50-70 ton/ha.

3.3 Metode penelitian

Penelitian ini ditata dengan menggunakan Rancangan Teracak Kelompok Sempurna (RKTS) dan menggunakan Rancangan Perlakuan Tunggal. Setiap perlakuan dilakukan tiga kali ulangan. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data di uji dengan uji Tukey. Bila kedua asumsi ini terpenuhi, maka pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan uji

Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α 5%. Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

P 0 = Tanpa pupuk

P 1 = Bokashi kuda 600 gr/tanaman P 2 = Bokashi kambing 600 gr/tanaman

P 3 = Bokashi kuda (300 gr/tanaman) + ½ dosis NPK (15 g/tanaman) P 4 = Bokashi kambing (300 gr/tanaman) + ½ dosis NPK (15 g/tanaman) P 5 = Bokashi kuda (300 gr/tanaman) + bokashi kambing (300 gr/tanaman) P 6 = Pupuk NPK dosis rekomendasi (30 gr/tanaman)

Pada penelitian ini terdapat 21 petak percobaan dengan 168 tanaman tomat yang ditanam dalam polibag dengan jarak tanam antar polibag 60x50 cm. Setiap petak percobaan terdapat 8 tanaman tomat. Pada petak percobaan tersebut

terdapat 4 tanaman tomat yang dijadikan sampel untuk diamati. Denah tata letak percobaan dapat dilihat pada gambar (Gambar 2).


(39)

23 1,00 m

2,30 m

Gambar 2. Jarak tanam antar polibag 50 cm


(40)

24 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 U

P1 P2 P6

P3 P4 P1

P5 P0 P0

P2 P6 P2

P0 P1 P3

P6 P3 P5

P4 P5 P4


(41)

25 3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan lahan

Pembersihan lahan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pembersihan rumput dan gulma dilahan tempat untuk meletakkan polibag, membersihkan sisa-sisa akar tanaman yang telah disemprot dengan herbisida. Selanjutnya tanah dikoret dan diratakan dengan cangkul.

3.4.2 Persiapan media tanam

Sebelum penanaman tanaman tomat, dilakukan pengisian polibag menggunakan tanah subur (top soil). Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah top soil yang berasal dari BLPP HajiMena Lampung Selatan. Media tanam dimasukkan kedalam polibag berukuran 10 kg. Pengisian media tanam dilakukan sampai batas 5 cm dari mulut polibag bagian atas. Pengisian polibag

menggunakan tanah top soil dengan tujuan agar tanah yang digunakan gembur sehingga aerasi maupun drainase tanah menjadi baik.


(42)

26 3.4.3 Pembuatan Bokashi pukan kambing dan kuda

Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan bokashi pukan kuda atau kambing yaitu 300 kg pukan kuda/kambing, 50 kg dedak, 50 kg sekam padi, 20 sendok makan gula merah, 100cc BEKA, dan air 40 liter (secukupnya). Cara pembuatan bokashi pukan kuda atau kambing yaitu :

1. Pukan kambing/kuda , katul/dedak, sekam dicampur hingga rata dan menjadi adonan

2. Gula merah, BEKA, air dicampur,, disiramkan pada adonan secara merata 3. Setelah semua tercampur dengan rata. Adonan ditutup dengan menggunakan

plastik selama beberapa hari. Adonan disimpan diruang terbuka tetapi tidak boleh terkena sinar matahari.

(a) (b)

Gambar 5. (a) pembuatan bokashi pupuk kandang , (b) penutupan bokashi dengan plastik

3.4.4 Penyemaian Benih Tomat

Sebelum penyemaian sebaiknya dilakukan pemilihan benih yang bermutu agar mengurangi persentase kegagalan perkecambahan. Sebelum benih disemai


(43)

27 sebaiknya benih direndam dahulu pada air hangat agar benih dapat menghentikan

masa dormansinya. Benih tomat disemai ke dalam contongan yang terbuat dari daun pisang dan telah berisi media berupa campuran tanah dengan pukan dengan perbandingan 1:1. Benih tomat yang telah selesai disemai selanjutnya diletakkan di tempat yang ternaungi. Setelah berkecambah dan berumur 3-4 minggu selanjutnya bibit dipindah tanamkan ke dalam polibag (Gambar 6).

Gambar 6. Penyemaian benih tomat

3.4.5 Aplikasi Bokashi pukan kambing dan kuda

Bokashi pukan kambing didapatkan langsung dari peternakan kambing didaerah Kemiling Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Kotoran kambing yang sudah ada dikumpulkan dan telah tercampur dengan tanah sehingga menjadi pupuk kandang kambing yang telah jadi dan siap diaplikasikan.

Bokashi pukan kuda didapatkan dari Taman bumi kedaton, Bandar lampung. Dari peternakan kuda, kotoran kuda dikumpulkan lalu dikemas sehingga dapat

digunakan sebagai pupuk kandang.

Sebelum pukan kambing dan kuda diaplikasikan, dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal. Aplikasi pukan kuda diberikan pertanaman tomat dengan


(44)

28 cara ditugal. Dosis pukan kambing dan kuda yang diberikan sebesar 20 ton/ha.

Masing-masing tanaman tomat per polibag mendapatkan kompos sebesar 600 gr/polibag yang diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut:

Dik: Luas lahan = 1ha = 10000 m2 Jarak tanam = 60x50 cm = 0 0,3 m2 Dosis bokashi = 20 ton/ha = 20000 kg Dit : Kebutuhan pupuk pertanaman?

Jumlah tanaman tomat/ha = luas lahan/ jarak tanam = 10000 m2 / 0,3 m2 = 33333,33 tanaman

Kebutuhan pupuk pertanaman = dosis bokashi / jumlah tanaman = 20000 kg / 33333,33

= 0,6 kg

= 600 gr / tanaman

3.4.6 Aplikasi Pupuk NPK majemuk (15:15:15)

Aplikasi pupuk NPK majemuk (15:15:15) dilakukan 1 minggu setelah pindah tanam ke polibag. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK Phonska (15:15:15) dengan dosis 1000 kg/ha. Pada percobaan ini aplikasi pupuk diberikan pertanaman tomat. Masing–masing tanaman tomat mendapatkan dosis perlakuan pupuk anorganik sebesar 15 gr/ tanaman yang diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut:


(45)

29 Dik: Luas lahan = 1ha = 10000 m2

Jarak tanam = 50x60 cm = 0 0,3 m2

Dosis pupuk anorganik majemuk (15:15:15) = 1000 kg/ha

Dit : Kebutuhan pupuk pertanaman?

Jumlah tanaman tomat/ha = luas lahan/ jarak tanam

= 10000 m2 / 0,3 m2 = 33333,33 tanaman

Kebutuhan pupuk pertanaman (P6) = dosis pupuk anorganik/jumlah tanaman = 1000/ 33333

= 0,030 kg = 30 gr/tanaman.

Kebutuhan pupuk pertanaman (P3,P4) = dosis pupuk anorganik/jumlah tanaman

= 500kg / 33333

= 0,015 kg

= 15 gr/tanaman.

Pemberian pupuk anorganik tersebut di aplikasikan sebanyak 3 kali yaitu 10 gr pada 1 minggu setelah tanam, 10 gr pada 30 hari setelah tanam, dan 10 gr pada 60 hari setelah tanam (HST). Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara ditugal disekitar tanaman tomat dalam polibag.


(46)

30

Gambar 7. Aplikasi pupuk NPK majemuk

3.4.7 Penanaman Benih Tomat

Penanaman dilakukan ketika tanaman berumur sekitar 3 minggu. Jarak tanam tomat yang digunakan adalah 60 x 50 cm. Bibit tomat yang telah berumur 3-4 minggu dipindahtanamkan ke dalam polibag. Jarak tanam bibit antar polibag adalah 60 x 50 cm. Bibit tomat ditanam beserta contongannya. Penanaman bibit tomat dilakukan pada sore hari untuk menghindari panas sinar matahari pada waktu siang sehingga bibit tidak layu setelah dipindahtanamkan.


(47)

31

3.4.8 Pemasangan Ajir

Pemasangan ajir dilakukan agar tanaman tomat tidak rebah (Gambar 9). Ajir dipasang pada saat tanaman berumur 4-5 hari setelah pindah tanam di polibag. Ajir dipasang dengan jarak 5 cm dari tanaman tomat dengan kedalaman minimum 20 cm.

Gambar 9. Pemasangan ajir

3.4.9 Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan gulma, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit.

Penyiraman. Penyiraman pada tanaman tomat dilakukan setiap hari. Pada pagi dan sore hari, penyiraman dilakukan bertujuan agar tanaman tomat memperoleh air yang cukup.

Penyulaman. Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak, atau kurang baik tumbuhnya. Penyulaman dilakukan dengan memilih bibit pengganti yang baik pertumbuhannya agar dapat mengejar tanaman terdahulu yang telah tumbuh dengan baik.


(48)

32

Pengendalian gulma. Pengendalian gulma dilakukan secara manual gulma yang tumbuh disekitar tanaman dalam polibag.

Pemangkasan. Pemangkasan dilakukan untuk mengurangi jumlah cabang-cabang dan tunas air pada tanaman tomat.

Pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit diperlukan untuk mencegah hama dan penyakit yang menyerang tanaman tomat. Hama yang menyerang tanaman tomat pada penelitian ini yaitu ulat buah (Helicoverpa

armigera Hubn.). Serangan hama pada buah tomat dilakukan dengan membuat

lubang pada buah sehingga menyebabkan buah menjadi busuk lunak dan jatuh ke tanah sebelum waktunya. Penyakit yang menyerang tanaman tomat pada

penelitian yaitu penyakit blossom end rot, yaitu membusuknya ujung buah tomat. Buah membusuk, namun kering dan bagian lainnya tetap sehat.


(49)

33 3.5 Variabel Pengamatan

Pengamatan tanaman meliputi berbagai variabel pertumbuhan dan produksi tanaman. Variabel pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman dan bobot brangkasan. Variabel produksi tanaman yang digunakan meliputi jumlah bunga, jumlah buah pertanaman, bobot buah pertanaman, diameter buah, dan produksi buah.

3.5.1 Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tanaman sampel mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman. Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali, mulai pada saat tanaman berumur 14 hari setelah pindah tanam (HSPT) sampai awal pembentukan bunga pada tanaman. Pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada saat 14, 21, 28, dan 35 HSPT. Pengamatan dilakukan dengan mengamati 4 tanaman sampel pada masing-masing perlakuan.

3.5.2 Bobot Brangkasan (g)

Pengamatan bobot brangkasan dilakukan pada masa vegetatif maksimal pada saat 6 MSPT. Bobot brangkasan dihitung dengan cara menimbang bobot akar, batang, dan daun yang sudah dikeringkan di dalam oven pada suhu 800 C selama kurang lebih 48 jam (sampai beratnya konstan).

3.5.3 Jumlah Bunga

Pengamatan jumlah bunga dilakukan pada saat tanaman tomat telah berbunga 75 % sebanyak 1 kali.


(50)

34

3.5.4 Jumlah buah tomat pertanaman (butir/tanaman)

Pengamatan jumlah buah pertanaman dilakukan pada saat pemanenan buah yaitu dengan menghitung jumlah buah dari 4 tanaman sampel dari hasil panen

pertama hingga panen terakhir.

3.5.5 Diameter buah (cm)

Pengamatan diameter buah dilakukan dengan cara mengukur bagian terlebar buah dengan menggunakan jangka sorong. Pengambilan sampel dilakukan terhadap sepuluh buah tomat yang diambil secara acak dalam satu petak perlakuan.

3.5.6 Bobot buah per tanaman (gr)

Pengamatan bobot buah per tanaman dihitung dengan cara menimbang bobot buah dari 4 tanaman sampel mulai dari panen pertama hingga panen terakhir.

3.5.7 Produksi buah (kg/petak)

Pengamatan produksi buah dilakukan dengan cara menimbang keseluruhan bobot buah tanaman sampel dari petak perlakuan mulai dari panen pertama hingga panen terakhir

3.6 Data Penunjang

3.6.1 Analisis Tanah & Analisis Bokashi

Analisis tanah dilakukan sebelum penelitian berlangsung. Analisis tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah top soil kemudian di bawa ke laboratorium tanah. Analisis bokashi dilakukan untuk mengetahui apakah


(51)

35 bokashi tersebut sudah memenuhi standar kualitas kompos dan layak untuk


(52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian bokashi pukan kuda, pukan kambing dan pupuk anorganik NPK (15:15:15) dapat meningkatkan tinggi tanaman, bobot brangkasan tanaman, bobot buah per tanaman, diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah, dan produksi buah pada tanaman tomat.

2. Pemberian bokashi pupuk kandang kuda (300 gr/tanaman) dan pupuk anorganik NPK (15:15:15) (15gr/tanaman) memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mengkombinasikan pupuk kandang dengan pupuk anorganik yang mengandung unsur N,P dan K untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, G. 2011. Effects of organic and inorganic fertilizers on mungbean (vigna

radiata (l.)) yield under arid climate. International Research Journal of

Plant Science Vol. 2(4) pp. 094-098. Anonima.2011. Pupuk kandang

http://www.agrilands.net/read/full/agriwacana/pupuk/2011/01/09/pupuk kandang.html. Diakses tanggal 22 Mei 2011.

Anonimb .2010. Jenis pupuk organik. http://id.wikipedia.org/apple touch-icon.png. Diakses tanggal 22 Mei 2011.

Anonimc. 2011. Tomat. http://id.wikipedia.org/wiki/Tomat. Diakses tanggal 23 Mei 2011.

Damarwati, A. 2009. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan lama

perendaman dalam ekstraksi benih tomat rampai (Lycopersicon

pimpinell follium). Skripsi. Fakultas pertanian. Universitas lampung.

Djuarnani, N K. dan B.S Setiawan. 2006. Cara cepat membuat kompos. Jakarta. Agromedia pustaka

Hakim, N.1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung. Badan penerbit Universitas Lampung

Liestia , O. 2010. Pengaruh Kombinasi Kompos Tanaman Lamtoro dan

Serasah Daun Jati dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Tanaman Tomat Varietas Permata (Lycopersicum esculentum

Mill.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Listyarini. 2007. Panduan lengkap budidaya tomat. Tangerang.

Agromedia pustaka. 58 hlm.

Lingga, P. 1999. Hidroponik bercocok tanam tanpa tanah. Jakarta. Penebar Swadaya.


(54)

53

Mega, F. 2007. Pengaruh Pemberian Bahan Organik dan Pupuk Daun pada

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Violces dalam Pot. Skripsi. Fakultas

Pertanian. Universitas Lampung.

Nnaji, N. 2011. Effect of long-term organic fertilizer application, on soil microbial dynamics. African Journal of Biotechnology Vol. 10 (4); 556-559.

Novrizan. 2007. Petunjuk pemupukan yang efektif. Jakarta. Agromedia pustaka Purnama, Y. 2007. Pengaruh Pemberian N,P,K, dan Pupuk Kandang Terhadap

Pertumbuhan, Hasil, dan Kandungan Nitrogen Pada 3 Varietas Jagung

(Zea Mays L.) Komposit. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas

Lampung.

Redaksi Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Jakarta. Agromedia Pustaka

Rismunandar. 2001. Tanaman tomat. Sinar baru Algesindo. Bandung. 65 hlm. Rosmarkam, A. dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu kesuburan Tanah. Kanisius.

Yogyakarta. 242 hlm.

Salisbury, F. B. dan W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerjemah Diah R, Lukman, dan Sumaryono. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 173 hlm

Sutedjo, M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bineka Cipta. Jakarta. Tim Penulis PS. 2008. Tomat : Pembudidayaan secara komersial. Jakarta.

Penerbit swadaya

Tim Penulis PS. 2007. Budidaya tomat dataran rendah. Jakarta. Penebar swadaya.13 hlm.

Tim Penulis Bina Karya Tani. 2009. Budidaya tanaman tomat. Bandung. Yrama widya. 54 hlm.

Utami N. K. 2011. Pengaruh Kombinasi Kompos Kotoran Ayam dan Kotoran Kambing Dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Tomat (Lycopersicum escullentum Mill). Skripsi. Fakultas

Pertanian. Universitas Lampung

Wiryanta, B T. 2002. Bertanam tomat. Agromedia pustaka. Jakarta. 101 hlm.


(1)

33

3.5 Variabel Pengamatan

Pengamatan tanaman meliputi berbagai variabel pertumbuhan dan produksi tanaman. Variabel pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman dan bobot brangkasan. Variabel produksi tanaman yang digunakan meliputi jumlah bunga, jumlah buah pertanaman, bobot buah pertanaman, diameter buah, dan produksi buah.

3.5.1 Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tanaman sampel mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman. Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali, mulai pada saat tanaman berumur 14 hari setelah pindah tanam (HSPT) sampai awal pembentukan bunga pada tanaman. Pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada saat 14, 21, 28, dan 35 HSPT. Pengamatan dilakukan dengan mengamati 4 tanaman sampel pada masing-masing perlakuan.

3.5.2 Bobot Brangkasan (g)

Pengamatan bobot brangkasan dilakukan pada masa vegetatif maksimal pada saat 6 MSPT. Bobot brangkasan dihitung dengan cara menimbang bobot akar, batang,

dan daun yang sudah dikeringkan di dalam oven pada suhu 800 C selama kurang

lebih 48 jam (sampai beratnya konstan).

3.5.3 Jumlah Bunga

Pengamatan jumlah bunga dilakukan pada saat tanaman tomat telah berbunga 75 % sebanyak 1 kali.


(2)

34 3.5.4 Jumlah buah tomat pertanaman (butir/tanaman)

Pengamatan jumlah buah pertanaman dilakukan pada saat pemanenan buah yaitu dengan menghitung jumlah buah dari 4 tanaman sampel dari hasil panen

pertama hingga panen terakhir.

3.5.5 Diameter buah (cm)

Pengamatan diameter buah dilakukan dengan cara mengukur bagian terlebar buah dengan menggunakan jangka sorong. Pengambilan sampel dilakukan terhadap sepuluh buah tomat yang diambil secara acak dalam satu petak perlakuan.

3.5.6 Bobot buah per tanaman (gr)

Pengamatan bobot buah per tanaman dihitung dengan cara menimbang bobot buah dari 4 tanaman sampel mulai dari panen pertama hingga panen terakhir.

3.5.7 Produksi buah (kg/petak)

Pengamatan produksi buah dilakukan dengan cara menimbang keseluruhan bobot buah tanaman sampel dari petak perlakuan mulai dari panen pertama hingga panen terakhir

3.6 Data Penunjang

3.6.1 Analisis Tanah & Analisis Bokashi

Analisis tanah dilakukan sebelum penelitian berlangsung. Analisis tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah top soil kemudian di bawa ke laboratorium tanah. Analisis bokashi dilakukan untuk mengetahui apakah


(3)

35 bokashi tersebut sudah memenuhi standar kualitas kompos dan layak untuk


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian bokashi pukan kuda, pukan kambing dan pupuk anorganik NPK

(15:15:15) dapat meningkatkan tinggi tanaman, bobot brangkasan tanaman, bobot buah per tanaman, diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah, dan produksi buah pada tanaman tomat.

2. Pemberian bokashi pupuk kandang kuda (300 gr/tanaman) dan pupuk

anorganik NPK (15:15:15) (15gr/tanaman) memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mengkombinasikan pupuk kandang dengan pupuk anorganik yang mengandung unsur N,P dan K untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, G. 2011. Effects of organic and inorganic fertilizers on mungbean (vigna

radiata (l.)) yield under arid climate. International Research Journal of Plant Science Vol. 2(4) pp. 094-098.

Anonima.2011. Pupuk kandang

http://www.agrilands.net/read/full/agriwacana/pupuk/2011/01/09/pupuk kandang.html. Diakses tanggal 22 Mei 2011.

Anonimb .2010. Jenis pupuk organik. http://id.wikipedia.org/apple

touch-icon.png. Diakses tanggal 22 Mei 2011.

Anonimc. 2011. Tomat. http://id.wikipedia.org/wiki/Tomat. Diakses tanggal 23

Mei 2011.

Damarwati, A. 2009. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan lama

perendaman dalam ekstraksi benih tomat rampai (Lycopersicon pimpinell follium). Skripsi. Fakultas pertanian. Universitas lampung.

Djuarnani, N K. dan B.S Setiawan. 2006. Cara cepat membuat kompos.

Jakarta. Agromedia pustaka

Hakim, N.1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung. Badan penerbit

Universitas Lampung

Liestia , O. 2010. Pengaruh Kombinasi Kompos Tanaman Lamtoro dan

Serasah Daun Jati dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat Varietas Permata (Lycopersicum esculentum Mill.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Listyarini. 2007. Panduan lengkap budidaya tomat. Tangerang.

Agromedia pustaka. 58 hlm.

Lingga, P. 1999. Hidroponik bercocok tanam tanpa tanah. Jakarta. Penebar


(6)

53

Mega, F. 2007. Pengaruh Pemberian Bahan Organik dan Pupuk Daun pada

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Violces dalam Pot. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Nnaji, N. 2011. Effect of long-term organic fertilizer application, on soil

microbial dynamics. African Journal of Biotechnology Vol. 10 (4);

556-559.

Novrizan. 2007. Petunjuk pemupukan yang efektif. Jakarta. Agromedia pustaka

Purnama, Y. 2007. Pengaruh Pemberian N,P,K, dan Pupuk Kandang Terhadap

Pertumbuhan, Hasil, dan Kandungan Nitrogen Pada 3 Varietas Jagung (Zea Mays L.) Komposit. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Redaksi Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Jakarta.

Agromedia Pustaka

Rismunandar. 2001. Tanaman tomat. Sinar baru Algesindo. Bandung. 65 hlm.

Rosmarkam, A. dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 242 hlm.

Salisbury, F. B. dan W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerjemah Diah

R, Lukman, dan Sumaryono. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 173 hlm

Sutedjo, M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bineka Cipta. Jakarta.

Tim Penulis PS. 2008. Tomat : Pembudidayaan secara komersial. Jakarta.

Penerbit swadaya

Tim Penulis PS. 2007. Budidaya tomat dataran rendah. Jakarta.

Penebar swadaya.13 hlm.

Tim Penulis Bina Karya Tani. 2009. Budidaya tanaman tomat. Bandung.

Yrama widya. 54 hlm.

Utami N. K. 2011. Pengaruh Kombinasi Kompos Kotoran Ayam dan Kotoran

Kambing Dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum escullentum Mill). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung

Wiryanta, B T. 2002. Bertanam tomat. Agromedia pustaka.


Dokumen yang terkait

PENGARUH TAKARAN BAHAN ORGANIK DAN PUPUK NPK (16:16:16) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

1 17 131

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK (16:16:16) DAN PUPUK PELENGKAP CAIR PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill. )

0 7 24

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill )

5 49 97

PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI, DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

11 51 50

PENGARUH PEMBERIAN BOKASHI PUKAN KAMBING, KUDA DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

0 15 54

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS SERBUK SABUT KELAPA, KOMPOS DAUN DAN PUPUK KIMIA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersiumn esculentum mill)

8 37 53

PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) MELALUI DAUN DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

1 18 67

judul indonesia: PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) MELALUI DAUN DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

0 12 47

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS PUPUK NPK (15:15:15) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)

19 148 70

23 RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN FERMENTASI URIN SAPI

0 1 7