PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) MELALUI DAUN DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) MELALUI DAUN DAN PUPUK P TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

Oleh

Alis Saputra

Tomat merupakan komoditas sayur penting yang perlu mendapat perhatian dalam penambahan produksinya, untuk menambah keterbutuhan salah satunya adalah dengan penambahan unsur hara dengan cara penambahan asam humat dan pupuk P. Asam humat merupakan senyawa organik yang mengalami proses humifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian asam humat dan pupuk P serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan pola faktorial (2 X 5) dengan 3 ulangan. Faktor pertama pemberian pupuk P (P) yaitu p0 = tanpa pupuk SP-36, p1 = dengan pupuk SP-36 12 g/polybag. Faktor kedua aplikasi asam humat (H), yaitu: h0 = 0; h1 = 50 ; h2 = 100 ; h3 = 150 ; h4 = 200 mg L-1. Data yang diperoleh diuji dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontas.


(2)

Alis Saputra

iii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dipengaruhi oleh pemberian asam humat dan pupuk P. Pada semua variabel pengamatan pemberian asam humat baik tanpa maupun diberi pupuk P nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot tomat per butir, dan bobot buah per tanaman meningkat secara linier, sedangkan pada indeks kehijauan daun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Interaksi antara keduanya nyata

meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot tomat per butir, dan bobot buah per tanaman meningkat secara linier, sedangkan pada indeks kehijuan daun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Penggunaan asam humat konsentrasi 150-200 mg L-1 akan efektif bila diberikan bersamaan dengan pupuk P.


(3)

(4)

(5)

(6)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dusun Sukajadi RT. 02, Desa Sukamaju, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung, pada tanggal 4 Desember 1990. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Ibu Paniem dan Bapak Muhammad Marsuf.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Semuli Raya Lampung Utara pada tahun 2003. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Abungsemuli Lampung Utara dan lulus pada tahun 2006. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Abungsemuli Lampung Utara dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa organisasi mahasiswa. Penulis aktif di UKMF FOSI (Forum Studi Islam) Fakultas Pertanian Unila dan menjabat sebagai Ketua Umum pada periode 2011-2012. Penulis juga aktif di UKM Birohmah Unila dan menjabat sebagai Kepala Kaderisasi pada periode 2012-2013. Terakhir penulis juga aktif sebagai pengurus Badan Pengurus Wilayah Ikatan Mahasiswa Muslim Pertanian Indonesia (IMMPERTI) Sumbagsel dan menjabat sebagai Koordinator Wilayah pada periode 2012-2014.


(7)

viii

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti program KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Unila yang ditempatkan di Desa Gilang Tunggal Makarta, Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis juga mengikuti Praktik Umum di PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar,


(8)

ix

SANCAWACANA

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada pemilik alam semesta, Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian dan

penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2013. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Pertanian dan penulis mengangkat topik

mengenai “Pengaruh Pemberian Asam Humat (Berasal dari Batubara Muda) Melalui Daun dan Pupuk P terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)”

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna sehingga saran dan masukan yang bersifat membangun dibutuhkan oleh penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas keterlibatan dan bantuan yang diberikan dalam penelitian dan penyusunan skripsi kepada :

1. Ir. Sarno, M.S., selaku Pembimbing Pertama penelitian dan penyusunan skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan, masukan, dan saran kepada penulis.

2. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembimbing Kedua dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Bapak Dr. Ir. Mamat Anwar Pulung, M.S. atas saran yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.


(9)

x

5. Bapak Ir. Nuryasin, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan motifasi, bimbingan, masukan, dan saran kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakulltas Pertanian Universitas Lampung.

7. Keluarga di rumah yang selalu memberikan semangat : Bapak, Ibu dan kedua adikku Ike Lisma Nurkhasanah, dan Trio Iskandar atas doanya dalam memberikan semangat.

8. Rekan-rekan penelitian Daud Maulana, Hendi Victolika, dan Mira Restida yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

9. Bapak Ir. Baheramsyah dan bapak Triyadi yang telah banyak memberikan pengetahuan dan saran-saran selama penelitian di rumah kaca.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Bandar Lampung, 15 Agustus 2014 Penulis


(10)

ix

SANCAWACANA

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada pemilik alam semesta, Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian dan

penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2013. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Pertanian dan penulis mengangkat topik

mengenai “Pengaruh Pemberian Asam Humat (Berasal dari Batubara Muda) Melalui Daun dan Pupuk P terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)”

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna sehingga saran dan masukan yang bersifat membangun dibutuhkan oleh penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas keterlibatan dan bantuan yang diberikan dalam penelitian dan penyusunan skripsi kepada :

1. Ir. Sarno, M.S., selaku Pembimbing Pertama penelitian dan penyusunan skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan, masukan, dan saran kepada penulis.

2. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembimbing Kedua dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Bapak Dr. Ir. Mamat Anwar Pulung, M.S. atas saran yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.


(11)

x

5. Bapak Ir. Nuryasin, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan motifasi, bimbingan, masukan, dan saran kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakulltas Pertanian Universitas Lampung.

7. Keluarga di rumah yang selalu memberikan semangat : Bapak, Ibu dan kedua adikku Ike Lisma Nurkhasanah, dan Trio Iskandar atas doanya dalam memberikan semangat.

8. Rekan-rekan penelitian Daud Maulana, Hendi Victolika, dan Mira Restida yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

9. Bapak Ir. Baheramsyah dan bapak Triyadi yang telah banyak memberikan pengetahuan dan saran-saran selama penelitian di rumah kaca.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Bandar Lampung, 15 Agustus 2014 Penulis


(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 5

1.3. Kerangka Pemikiran ... 5

1.4. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Tanaman Tomat ... 9

2.2. Unsur Hara P ... 11

2.3. Peranan P pada Tanaman ... 12

2.4. Asam Humat ... 13

2.5. Pengaruh Asam Humat pada Tanaman ... 16

III. BAHAN DAN METODE ... 21

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.2. Bahan dan Alat ... 21

3.3. Metode Penelitian ... 21

3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 22

3.4.1. Persiapan Batubara ... 22

3.4.2. Ekstraksi Asam Humat ... 22

3.4.3. Pembuataan Asam Humat yang Akan Digunakan untuk Penyemprotan Tanaman ... 23


(13)

xii

3.4.7. Pemeliharaan ... 25

3.5. Pemanenan ... 26

3.6. Variabel Pengamatan ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1. Hasil Penelitian ... 28

4.1.1 Tinggi Tanaman Tomat ... 28

4.1.2 Jumlah Daun Tanaman Tomat ... 29

4.1.3 Indeks Kehijauan Daun ... 30

4.1.4 Jumlah Buah per Tanaman ... 32

4.1.5 Bobot Buah Tomat per Butir ... 33

4.1.6 Bobot Buah per Tanaman ... 34

4.2. Pembahasan ... 35

V. KESIMPULAN ... 44

5.1. Kesimpulan ... 44

5.2. Saran ... 44

PUSTAKA ACUAN ... 45

LAMPIRAN ... 49

Tabel 1-30 ... 50


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap tinggi tanaman

tomat (cm). ... 49

2. Uji homogenitas ragam untuk tinggi tanaman tomat (cm). ... 49

3. Sidik ragam untuk tinggi tanaman tomat (cm). ... 50

4. Uji polinomial ortogonal untuk tinggi tanaman tomat (cm). ... 50

5. Uji ortogonal kontras untuk tinggi tanaman tomat (cm). ... 51

6. Data pengaruh pemberian asam humat dan pupuk P terhadap jumlah daun tomat (tangkai). ... 52

7. Uji homogenitas ragam untuk jumlah daun tomat (tangkai). ... 52

8. Sidik ragam untuk jumlah daun tomat (tangkai). ... 53

9. Uji polinomial orthogonal untuk jumlah daun tomat (tangkai). ... 53

10.Uji ortogonal kontras untuk jumlah daun tomat (tangkai). ... 54

11.Data pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap indeks kehijauan daun tomat. ... 55

12.Uji homogenitas ragam untuk indeks kehijauan daun tomat. ... 55

13.Sidik ragam untuk indeks kehijauan daun tomat. ... 56

14.Uji polinomial orthogonal untuk indeks kehijauan. ... 56

15.Uji ortogonal kontras untuk indeks kehijauan daun. ... 57

16.Data pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap jumlah buah per tanaman (butir). ... 58


(15)

xiv

19.Uji polinomial ortogonal untuk jumlah buah per tanaman tanaman

(butir). ... 59

20.Uji ortogonal kontras untuk jumlah buah per tanaman (butir). ... 60

21.Data pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap bobot buah tomat per butir. ... 61

22.Uji homogenitas untuk bobot buah tomat per butir. ... 61

23.Sidik ragam untuk bobot buah tomat per butir. ... 62

24.Uji polinomial orthogonal untuk bobot buah tomat per butir. ... 62

25.Uji ortogonal kontras untuk bobot buah tomat per butir. ... 63

26.Data pengaruh pemberian asam humat dan pupuk P terhadap bobot buah per tanaman (g). ... 64

27.Uji homogenitas untuk bobot buah per tanaman (g). ... 64

28.Sidik ragam untuk bobot buah per tanaman (g). ... 65

29.Uji polinomial orthogonal untuk bobot buah per tanaman (g). ... 65


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Proses mineralisasi bahan organik tanah (Goh, 1980). ... 14 2. Struktur Bahan Organik (Tan, 1995). ... 15 3. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap tinggi tanaman

tomat (cm). ... 29 4. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap jumlah daun tanaman

tomat (tangkai). ... 30 5. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap indeks kehijauan daun

tanaman tomat ... 31 6. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap jumlah buah

per tanaman (butir). ... 32 7. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap bobot tomat per butir. . ... 34

8. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap bobot buah per tanaman

tomat (g). ... 35 9. Denah lokasi penelitian di rumah kaca ... 67


(17)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang dan Masalah

Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong komoditi sayuran buah dan sangat potensial untuk dikembangkan. Tomat

memiliki banyak manfaat bagi manusia, karena tomat mengandung vitamin A dan C yang tinggi, dan hampir seluruh bagian buah tomat dapat dimakan (Pitojo, 2005). Selain sumber vitamin, tanaman tomat tersebut bermanfaat sebagai bahan tambahan sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, bahan pewarna makanan, serta bahan kosmetik dan obat-obatan (Cahyono, 2005). Menurut data BPS dan Direktorat Jendral Hortikultura (2012), produktivitas tomat di Lampung mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga 2012 yaitu 6,77 ton ha-1, 7,46 ton ha-1, 7,86 ton ha-1, 8,13 ton ha-1, 8,22 ton ha-1, namun perkiraan kebutuhan tomat akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan tomat ini perlu upaya peningkaan produksi tomat melalui perbaikan teknik budidaya tomat yang salah satunya adalah dengan pemenuhan kebutuhan unsur hara. Unsur hara dapat diperoleh dari bahan organik maupun dari bahan anorganik.


(18)

2

Menurut Pitojo, (2005) tanaman tomat dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal apabila ditanam pada tanah yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Sifat bahan organik ada yang langsung maupun bersifat tidak langsung. Menurut Hakim dkk. (1986) pengaruh bahan organik secara langsung pada

tanaman yaitu dengan memperbaiki proses metabolisme seperti; respirasi akar dan sintesis protein, peningkatan laju fotosintesis melalui daun, dan permeibilitas membrane sel akar. Pengaruh bahan organik secara tidak langsung pada tanaman adalah sebagian besar melalui perubahan status kesuburan tanah yaitu dalam meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), kestabilan agregat tanah, kapasitas menahan air, daya sangga tanah terhadap tanaman, ketersediaan unsur hara bagi tanaman, efisiensi pemupukan, serta menurunkan jerapan P oleh tanah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan mempertahankan

kesuburan tanah, maka perlu mengkombinasikan pupuk kimia yang merupakan pupuk anorganik dengan pupuk organik yaitu pemberian asam humat yang berasal dari batubara muda.

Batubara muda merupakan batubara dengan tingkat pembatubaraan yang rendah dan lebih lembut karena memiliki materi yang rapuh, berwarna suram seperti tanah, serta memiliki kelembaban yang lebih tinggi dan kadar karbon yang lebih rendah, sehingga kandungan energinya juga rendah. Berdasarkan hal tersebut, batubara muda tidak efektif dimanfaatkan sebagai sumber energi dan sebaiknya dimanfaatkan sebagai sumber bahan humat.

Penggunaan batubara muda untuk menghasilkan asam humat telah dilakukan oleh Rezki, (2007) yang membuktikan bahwa dengan mengekstrak batubara muda (Subbituminnus) menggunakan 0,5 N NaOH mendapatkan hasil 31,5% bahan


(19)

humat dalam 1 g batubara muda. Hal ini menunjukkan bahwa batubara memiliki kandungan asam humat yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan organik lainnya. Dalam aplikasi pupuk organik dapat dilakukan dengan secara tidak langsung yaitu melaui tanah dan secara langsung yaitu melalui daun.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aplikasi asam humat, baik diberikan melalui kultur larutan maupun melalui penyemprotan pada daun dapat

meningkatkan pertum-buhan berbagai jenis tanaman. Chen dan Aviad, (1990) mempelajari penggunaan asam humat untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Pemberian asam humat melalui daun dapat meningkatkan tinggi, bobot basah, bobot kering, tunas dan akar, jumlah akar lateral, insiasi akar, pertumbuhan bibit, penyerapan hara dan pembungaan. Potensi penggunaan asam humat melalui daun telah mendapatkan banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir ini. Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian asam humat melalui daun mampu meningkatkan pertumbuhan, serapan hara, serta produksi pada berbagai tanaman, antara lain bayam (Sarno dan Eliza, 2011), bayam (Ayas dan Gulser, 2005), kacang faba (El-Ghamry dkk., 2009), tembakau (Mylonas dan McCants, 1980), dan semangka (Salman dkk., 2005).

Pemenuhan kebutuhan hara bagi tanaman tidak hanya berasal dari bahan organik saja, tetapi juga berasal dari bahan anorganik sebagai pemenuhan unsur hara esensial. Tanaman dalam pertumbuahannya sangat memerlukan unsur-unsur hara esensial untuk mendukung proses metabolisme tanaman sehingga dapat

mendukung pertumbuhan. Salah satu unsur hara esensial tersebut adalah P (Phosphor). Fosfor berperan dalam pemecahan karbohidrat untuk memperoleh


(20)

4

energi, penyimpanan dan peredarannya ke seluruh tanaman dalam bentuk ADP dan ATP (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Fosfor mempengaruhi beberapa proses biokimia dan fisiologi pada tanaman. Proses reaksinya tergantung pada tipe tanah dan kondisi lingkungan sekitar (seperti pH, temperatur, kelembaban). Faktor yang menjadi pembatas respon tanaman terhadap pemupukan fosfor adalah

sumber alami tanah dan agroekosistem (Nagar, 2002).

Pemberian asam humat dengan kepekatan 300 mg kg-1 tanah yang disertai dengan pemberian pupuk P sebanyak 50 ppm dapat meningkatkan ketersediaan P sebesar 26,37 ppm dan dapat menetralisir kelebihan Al-dd. Penambahan bahan humat ke dalam tanah dapat mengikat logam Al, Fe dan Mn yang akan membentuk senyawa metal organo kompleks atau khelat sehingga dapat mengatasi pengikatan pupuk P yang akan ditambahkan ke tanah (Ahmad, 1989). Oleh karena itu asam humat mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan produksi berbagai jenis tanaman di Indonesia, seperti yang sudah dicoba oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian mengenai pemberian asam humat melalui penyemprotan daun yang dilakukan oleh Sarno dan Eliza (2011) menunjukkan bahwa pemberian asam humat dapat meningkatkan tinggi tanaman, bobot tajuk basah dan kering secara kuadratik, serta pemberian asam humat melalui penyemprotan daun mampu meningkatkan serapan hara N pada tanaman bayam dengan konsentrasi antara 128 mg L-1 hingga 165 mg L-1. Hasil penelitian Salman dkk. (2005) pada tanaman semangka penyemprotan asam humat dapat meningkatkan efisiensi pemupukan, dan El-Ghamry dkk. (2009) mengatakan bahwa penyemprotan asam humat pada daun dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang dan daun per tanaman, jumlah polong pertanaman, serta bobot 100 biji kacang faba .


(21)

Penelitian mengenai pemberian asam humat melalui penyemprotan daun yang dikombinasikan dengan pupuk P masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Sehingga dalam penelitian ini pemberian asam humat melalui daun dengan berbagai konsentrasi yang di kombinasikan dengan unsur hara esensial P diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman, khususnya untuk budidaya tanaman hortikultura. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian asam humat dengan pupuk P terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat, sehingga permasalahan yang muncul akan dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah pemberian asam humat melalui daun atau pemberian pupuk P dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat?

2. Apakah terjadi interaksi atara pemberian asam humat dan pupuk P terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat?

1.2Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian asam humat melalui daun dan pemberian pupuk P, serta interaksi antara asam humat dan pemupukan P terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

1.3Kerangka Pemikiran

Asam humat adalah bagian utama dari humus yang dapat diekstrak dari tanah. Asam humat dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Asam humat berpengaruh tidak langsung terhadap


(22)

6

tanaman bila diberikan ke dalam tanah yaitu dengan memperbaiki status kesuburan tanah baik secara fisika, kimia dan biologi tanah, sedangkan asam humat dapat berpengaruh langsung terhadap tanaman bila diberikan melalui penyemprotan daun yaitu memperbaiki proses metabolisme yang terdapat di dalam tanaman (Tan, 1992). El-Ghamry dkk. (2009) melaporkan bahwa

pemberian asam humat melalui daun dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang dan daun per tanaman, jumlah polong per tanaman, serta berat 100 biji kacang faba.

Penggunaan bahan humat dapat mencegah dan mengatasi defisiensi hara terutama fosfor (P) dan keracunan aluminium (Al) dan besi (Fe). Unsur Al dan Fe yang banyak larut pada tanah masam akan mudah mengikat P, sehingga penambahan pupuk fosfor kurang bermanfaat bagi tanaman dan efisiensi pemupukan fosfor menjadi rendah (Hervianti dkk., 2010). Fosfor juga penting dalam pembentukan gula pati, pembentukan inti pada bagian sel, pembentukan lemak, dan

pembentukan albumin yang membawa sifat menurun tanaman (Hakim dkk., 1986).

Disisi lain unsur hara P berperan sebagai pertumbuhan akar, mempercepat kematangan dan produksi buah dan biji. Menurut Hakim dkk. (1986) peranan fosfor pada tanaman yaitu banyak digunakan oleh sel-sel muda yang sedang berkembang dan bergerak dari jaringan tua ke jaringan muda tanaman, sebagian fosfor juga ditranslokasikan pada biji, buah dan daun. Gardner dkk. (1985) menyatakan bahwa fosfor adalah hara makro esensial yang memegang peranan penting dalam berbagai proses, seperti fotosintesis, asimilasi, dan respirasi.


(23)

Leiwakabessy dan Sutandi (2004) menyatakan fosfor berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada di dalam intisel, selanjutnya berperan dalam menurunkan sifat-sifat kebakaan dari generasi ke generasi melalui peranan DNA.

Interaksi antara pemberian asam humat dan pupuk P dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian beberapa peneliti yang menunjukkan bahwa pemberian asam humat melalui daun mampu meningkatkan pertumbuhan, serapan hara, serta produksi pada berbagai tanaman, antara lain bayam (Sarno dan Eliza, 2012), kacang faba (El-Ghamry dkk., 2009), dan tembakau (Mylonas dan McCants, 1980). Sarno dan Eliza (2012) mendapatkan bahwa pemberian asam humat dengan penyemprotan melalui daun dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan serapan N pada tanaman bayam dengan konsentrasi 128-165 mg L-1.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka sangat memungkinkan kombinasi antara pemberian asam humat dengan pemberian pupuk P diharapkan akan berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan serta produksi suatu tanaman, khususnya

tanaman tomat yang akan di teliti penulis. Semakin meningkatnya laju pertumbuhan dari pemberian asam humat dan pupuk P, maka produksi juga diharapkan meningkat.


(24)

8

1.4 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Penyemprotan asam humat yang diaplikasikan melalui daun atau pemberian pupuk P akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. 2. Terdapat pengaruh interaksi antara pemberian asam humat melalui daun dan


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Tomat

Menurut Bernardinus (2002) tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub devisi : Angiosperma Kelas : Dicotylodenae Ordo : Tubiflorae Family : Solanaceae Genus : Lycopersium

Spesies : Lycopersium esculentum

Berdasarkan klasifikasi itu, tanaman tomat masih satu famili dengan kentang, terong, dan cabai.

Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam jenis tanaman berbunga (Angiospermae). Bentuk daun berurat menyirip tanpa stippalae (daun penampang) dengan jumlah ganjil antara 5-7 helai dan bentuk batang adalah segiempat (Tugiyono, 2001). Menurut Setijo, (2005)


(26)

10

tanaman tomat memiliki ciri berakar tunggang dan berwarna keputihan, daunnya berwarna hijau dengan panjang daun sekitar 25-30 cm dengan lebar 15-20 cm. Perakaran tomat tidak terlalu dalam, yaitu sekitar 40 cm, dan akar tanaman berfungsi sebagai penyerap unsur esensial dari dalam tanah.

Tanaman tomat memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari, namun tanaman

tomat tidak tahan terhadap sinar matahari yang terik. Kekurangan sinar matahari dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tomat menjadi terganggu (Tim Bina

Karya Tani, 2009). Menurut Tugiyono, (2001) suhu yang ideal bagi pertumbuhan

dan perkembangan tomat yaitu 25-30o C. Wiryanta, (2004), tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada suhu lingkungan antara 24–28o

C. Jika suhu terlalu rendah maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, sehingga pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buah yang dihasilkan kurang sempurna. Jika suhu terlalu tinggi dengan kelembaban yang tinggi maka akan menyebabkan

berkembangnya penyakit pada daun, sedangkan kelembaban yang rendah akan menghambat pembentukan buah. Tanaman tomat memerlukan penyinaran penuh sepanjang hari agar tomat dapat berproduksi secara optimal, namun tidak cocok pada sinar matahari yang terlalu terik. Oleh karena itu tanaman tomat

dibudidayakan pada daerah yang beriklim sejuk, karena udara yang panas dapat menyebabkan kerontokan bunga. Agar tanaman tomat memperoleh hasil produksi yang baik maka perlu dilakukan pemberian pemupukan yang dapat diperoleh dari bahan anorganik maupun bahan organik.

Menurut Susila, (2006) dosis anjuran pupuk N dalam bentuk Urea untuk tanaman tomat yaitu 500 kg ha-1, dosis anjuran pupuk P dalam bentuk SP-36 untuk


(27)

tanaman tomat yaitu 300 kg ha-1, dosis anjuran pupuk K dalam bentuk KCl untuk tanaman tomat yaitu 225 kg ha-1.

2.2 Unsur Hara P (Fospor)

Menurut Hakim dkk. (1986) unsur hara P (Fosfor) merupakan unsur hara makro dan esensial bagi pertumbuhan tanaman selain N dan K, serta sukar tersedia dalam tanah. Bentuk-bentuk fosfor dalam tanah dibedakan menjadi anorganik dan fospor organik. Kedua bentuk forfor ini merupakan sumber P yang penting bagi tanaman. Ketersediaan P dalam tanah pada umumnya bentuk yang tidak tersedia bagi

tanaman. Tanaman akan menyerap P dalam bentuk orthofospat (H2PO4-, HPO42-, dan PO42-). Jumlah masing-masing bentuk sangat tergantung pada pH tanah, tetapi umumnya bentuk H2PO4- terbanyak dijumpai pada pH berkisar antara 5,0-7,2 (Hakim dkk.,1986). Ketersediaan P anorganik sangat ditentukan oleh faktor-faktor yaitu: (1) pH tanah; (2) ion Fe, Al, dan Mn larut, adanya mineral yang mengandung Fe, Al, dan Mn; (3) tersedianya Ca; (4) jumlah dan dekomposisi bahan organik; (5) dan kegiatan jasad renik dalam tanah.

Ketersediaan P organik, fitin dan asam nukleat merupakan sumber utama P organik tanah (Hakim dkk., 1986). Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) kemampuan fosfor menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman akibat

penambahan pupuk fosfor sangat rendah, yaitu antara 10- 30%, sisanya 70–90% tertinggal dalam bentuk tidak larut atau hilang karena erosi.


(28)

12

2.3. Peranan P pada Tanaman

Fosfor merupakan unsur makro yang sebagian besar diserap oleh tanaman dalam bentuk ion hidrogen fosfat H

2PO4 -

. Fosfor yang diserap oleh tanaman berasal dari litosfer (0.12 %) dan mineral liat dalam tanah (Nagar, 2002). Kemudian Gardner dkk. (1985) menambahkan bahwa fosfor merupakan komponen struktural dari sejumlah senyawa molekul pentransfer energi ADP, ATP, NADH, serta senyawa system informasi genetik DNA dan RNA.

Fosfor banyak digunakan oleh sel-sel muda yang sedang berkembang dan bergerak dari jaringan tua ke jaringan muda tanaman. Sebagian fosfor juga ditranslokasikan pada biji, buah, dan daun. Fosfor juga penting dalam

pembentukan gula pati, pembentukan inti pada bagian sel, pembentukan lemak, dan pembentukan albumin yang membawa sifat menurun tanaman (Hakim dkk.,1986). Hakim dkk. (1986) menambahkan bahwa peranan fosfor pada

tanaman yaitu banyak digunakan oleh sel-sel muda yang sedang berkembang dan bergerak dari jaringan tua ke jaringan muda tanaman, sebagian fosfor juga ditranslokasikan pada biji, buah dan daun.

Menurut Foth, (1978) defisiensi unsur hara P pada tanaman akan menyebabkan tertundanya pembelahan sel di dalam tanaman dan pertumbuhan akan terhambat. Selain itu warna daun gelap dan kemudian berubah menjadi keungu-unguan kemudian tanaman menjadi kekuning-kuningan, penyerbukan menjadi kurang berhasil, serta kematangan buah dan pembentukan biji menjadi tertunda, terkadang tanaman juga menjadi kerdil.


(29)

Hasil ini sejalan dengan pernyataan Russel, (1961) bahwa fosfor berperan dalam proses pembelahan sel. Leiwakabessy dan Sutandi, (2004) menyatakan bahwa fosfor berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada di dalam intisel, selanjutnya berperan dalam menurunkan sifat-sifat kebakaan dari generasi ke generasi melalui peranan DNA.

2.3 Asam Humat

Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia, maupun biologi tanah dan bersumber dari serasah tanaman berupa akar, batang, ranting, dan daun yang akan mengalami proses dekomposisi sehingga menghasilkan senyawa kompleks yang resisten pelapukan, berwarna coklat, bersifat koloid dan dikenal sebagai humus. Bahan organik juga merupakan sumber hara bagi tanaman, sumber energi bagi sebagian besar organism tanah (Hakim dkk., 1986).

Bahan organik dibedakan menjadi bahan terhumifikasi dan tak terhumifikasi. Bahan terhumifikasi dikenal sebagai humus atau disebut senyawa humat, sedangkan bahan-bahan tak terhumifikasi atau komponen non humus adalah senyawa-senyawa seperti karbohidrat, asam amino, protein, lipid, asam nukleat, dan lignin (Tan, 1995; Goh, 1980). Menurut Goh, (1980) bahan organik

merupakan sumber utama dari aktifitas fotosintesis tanaman. Jaringan tanaman akan diubah menjadi bahan humus yang stabil atau dimineralisasi untuk


(30)

14

Gambar 1. Proses mineralisasi bahan organik tanah (Goh, 1980)

Senyawa humat merupakan fraksi terhumifikasi dan dianggap sebagai hasil akhir dekomposisi bahan tanaman di dalam tanah. Humifikasi merupakan kombinasi proses-proses transformasi bahan organik yang menghasilkan asam humat dan asam fulvat. Fraksi humat digolongkan ke dalam (1) asam humat, yakni fraksi yang larut dalam basa, tidak larut dalam asam dan alkohol; (2) asam fulvat, merupakan fraksi yang larut dalam asam dan basa; dan (3) humin, yakni bagian yang tidak dapat larut pada Gambar 2. Senyawa humat ini bersifat amorf, berwarna kuning sampai coklat hitam dan memiliki bobot molekul tinggi (Tan, 1995). Menurut Ardianto (2009) asam humat mengandung C sebesar 56,2 %, O 35,5 % , H 47 %, N 3,2 % dan S 0,8 %.

CO2, N2, H2O

Fotosintesis

Jaringan Tanaman Bahan Humus

Hewan

Mineralisasi

CO2, NO3-, NH4+, SO4=, H2PO4-, lainnya


(31)

Gambar 2. Struktur bahan organik (Tan, 1995)

Asam humat adalah humus yang terbentuk sebagai hasil perombakan bahan organik secara biologis dan tersimpan selama jutaan tahun yang lalu. Asam humat merupakan bagian utama dari humus yang dapat diekstrak dari tanah. Penyusun utama asam humat adalah C dan O. Kandungan C asam humat berkisar antara 41 hingga 57 %, sedangkan kandungan O pada asam humat berkisar antara 33-46%. Persentase kandungan N, S dan H berkisar antara 2-5 %, 0,2-0,4 %, dan 4-5 %. Asam humat juga memiliki berbagai macam gugus fungsional seperti gugus karboksil, hidroksil fenolik, hidroksil alkoholik, dan karbonil. Kandungan gugus karboksil berkisar antara 1,5-9,2 mEk g-1 (Tan, 1992). Ardianto, ( 2009)

Dengan Asam Fulfat Humin + Bahan bukan humat

Asam Fulfat (Larut) Asam Humat (tidak larut)

Dengan Alkohol

Asam Humat (tidak larut) Asam Himatomelanik (Larut) Bahan Organik Tanah


(32)

16

menambahkan dalam penelitiannya bahwa kandungan asam humat yaitu 56,2% C, 35,5% O, 47% H, 3,2% N dan 0,8% S. Orlov, (1985) juga mengatakan asam humat mengandung 0,6 – 1,1% S dan 0,2 -3,7% P.

Menurut Herviyanti, (2007) asam humat dapat diperoleh dari bahan organik seperti pupuk kandang, kompos sampah kota, kompos jerami padi dan tanah gambut. Akan tetapi kandungan asam humat dari bahan-bahan tersebut sangat rendah. Kandungan humat dari pupuk kandang hanya 1,5%, kompos sampah kota hanya 1,4%, kompos jerami padi sekitar 5%, dan asam humat dari tanah gambut hanya 9% (Herviyanti, 2007). Rezky, (2007) menambahkan bahwa dengan mengekstrak batubara muda yang menggunakan 0,5 N NaOH mendapatkan hasil 31,5% bahan humat dalam 1 g batubara muda. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan asam humat dalam batubara muda lebih tinggi daripada kandungan dari bahan organik dari sumber lainnya.

2.5 Peranan Asam Humat pada Tanaman

Peranan bahan organik ada yang bersifat tidak langsung pada tanaman dan sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan status kesuburan tanah yaitu dalam meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), kestabilan agregat tanah, kapasitas menahan air, daya sangga tanah terhadap tanaman, ketersediaan unsure hara nagi tanaman, efisiensi pemupukan, serta menurunkan jerapan P oleh tanah. Sedangkan pengaruh langsung pada tanaman yaitu perbaikan proses metabolisme seperti; respirasi akar dan sintesis protein, peningkatan laju fotosintesis, dan permeibilitas membran sel akar (Hakim dkk., 1986).


(33)

Fungsi bahan organik tanah lainnya adalah sebagai sumber energi

mikroorganisme dan aktivitas biologi tanah. Fungsi kimianya antara lain adalah sebagai sumber hara N, P, S dan unsur hara mikro, memperbaiki KTK tanah, memperbaiki kapasitas sangga tanah, dan mempengaruhi fiksasi P. Fungsi

fisikanya antara lain untuk kemantapan agregat tanah, kapasitas menahan air, dan porositas tanah (Hakim dkk., 1986).

Asam humat yang merupakan bagian dari humus dapat berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pengaruh tidak langsung terhadap tanaman bila diberikan ke dalam tanah yaitu dapat memperbaiki status kesuburan tanah baik secara fisika, kimia dan biologi tanah (Tan, 1992) dan terhadap status kesuburan tanah, bahan humat dapat

meningkatkan kestabilan agregat, kapasitas menahan air, KTK, daya sangga tanah (Sanchez, 1976) sedangkan asam humat dapat berpengaruh langsung terhadap tanaman bila diberikan melalui penyemprotan daun yaitu memperbaiki proses-proses metabolisme yang terdapat di dalam tanaman (Tan, 1992) dan pengaruh secara langsung juga terjadi melalui perbaikan dalam proses metabolisme seperti respirasi akar dan sintesis protein (Picollo dkk., 1992) serta meningkatkan laju fotosintesis (Heil, 2004).

Mekanisme asam humat pada tanaman yaitu asam humat menghasilkan efek dominan pada tanaman dengan merangsang aktivitas enzim, permeabilitas membran, fotosintesis (Muscolo dkk., 1999), respirasi (Nardi dkk., 2002), sehingga asam humat dapat berperan dalam mempertahankan tingkat transpirasi, peningkatan protein dan vitamin (Salman dkk., 2005).


(34)

18

Asam humat berperan sebagai bahan pembenah tanah, sehingga keberadaannya dapat mempengaruhi kesuburan tanah baik secara fisik, kimia, dan biologi yang bereaksi di dalam tanah. Tan, (1992) salah satu peranan asam humat dalam peningkatan kesuburan tanah yaitu asam humat mampu meningkatkan kapasitas tukar kation (Tan, 1992). Senyawa humat membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur tersebut dari pencucian oleh hujan. Unsur hara N, P, dan K diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga dapat dipertahankan dan sewaktu-waktu dapat diserap tanaman, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia (Tan, 1992). Chen dan Aviad, (1990) menyatakan bahwa pemberian asam humat pada tanaman gandum melalui daun dapat meningkatkan tinggi, berat basah, berat kering tunas akar, jumlah akar lateral, dan pertumbuhan tunas, serta serapan hara. Mylonas dan McCants (1980) melaporkan bahwa pemberian asam humat melalui

penyemprotan daun dengan konsentrasi rendah dapat meningkatkan pertumbuhan tajuk, serta bobot kering tanaman tembakau.

El-Ghamry dkk. (2009) melaporkan bahwa pemberian asam humat melalui daun dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang dan daun per tanaman, jumlah polong per tanaman, serta bobot 100 biji kacang faba. Dursun dan Guvenc (1980) melaporkan bahwa penyemprotan asam humat melalui daun dapat meningkatkan jumlah dan panjang daun, bobot basah dan bobot kering tanaman terong. Adapun konsentrasi terbaik dari penyemprotan asam humat yaitu 50 dan 100 mg L-1 asam humat pada bibit tomat serta 50, 100, dan 150 mg L-1 pada bibit terong.


(35)

Salman dkk. (2005) melaporkan bahwa pemberian asam humat 6 L/ha dapat meningkatkan produksi dan kualitas tanaman semangka. Pemberian asam humat juga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Shaaban dkk, (2010)

mendapatkan bahwa pemberian asam humat dengan dosis 7,5 mg L-1 melalui daun dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK melalui tanah sebesar 25%, dan juga dapat meningkatkan panjang tangkai, bobot tangkai, dan biji pada tanaman padi. Hasil jerami tertinggi dicapai pada pengurangan pupuk NPK sebanyak 50% dengan disertai dengan penyemprotan asam humat dosis 5 mg L-1.

Ayas dan Gulser, (2005) mendapatkan bahwa pemberian asam humat melalui daun dapat meningkatkan total produksi bayam. Pemberian asam humat juga berpengaruh positif terhadap serapan hara. Sarno dan Eliza, (2011) menunjukkan bahwa pemberian asam humat dapat meningkatkan tinggi tanaman, bobot tajuk basah dan kering secara kuadratik, serta pemberian asam humat melalui

penyemprotan daun mampu meningkatkan serapan hara N pada tanaman bayam dengan konsentrasi antara 128 mg L-1 hingga 165 mg L-1. Victolica, (2013)

menyatakan bahwa interaksi pemberian asam humat dengan konsentrasi 50 mg L-1 melaui daun yang disertai dengan pemberian pupuk K dapat meningkatkan

pertumbuhan dan produksi tanaman tomat seperti jumlah daun, indeks kehijauan daun, bobot buah pertanaman, dan bobot individu tomat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Victolika, (2013) pemberian asam humat melalui daun dengan konsentrasi 50-200 mg L-1 dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat seperti jumlah daun, tinggi tanaman, indeks kehijauan daun, bobot buah pertanaman, dan bobot individu tomat. Restida, (2014) juga mengungkapkan hasil yang sama yaitu pemberian asam humat melalui daun dengan konsentrasi


(36)

20

50-200 mg L-1 dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat

pada tinggi tanaman, jumlah daun, indeks kehijauan daun, jumlah buah per tanaman,

bobot buah per tanaman, dan bobot per buah. Hal ini menunjukkan bahwa

kandungan asam humat dalam batubara muda mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.


(37)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus 2013.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih tomat varietas Karina, batubara muda, pupuk P (SP-36) yaitu 32% P2O5, pupuk kalium (KCl) yaitu 60 % K2O, pupuk N (Urea) yaitu 45% NH2 CONH2 , Furadan 3D, larutan HCl 6 N, aquades, serta larutan NaOH 0,1. Alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu : hand sprayer, oven, timbangan, cangkul, sekop, meteran, polybag, sentrifius, saringan 2 mm, hoplate (alat pengaduk panas), skop, label, plastik, tisu,

timbangan elektrik, gelas beaker, erlenmeyer, gelas ukur, rotamixer, pipet tetes. 3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakuan secara faktorial (2 X 5) yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pemberian pupuk P (Fosfor) yaitu p0 = tanpa P dan p1 = dosis pupuk P rekomendasi. Menurut


(38)

22

Susila, (2006) dosis anjuran pupuk P dalam bentuk SP-36 untuk tanaman tomat yaitu 300 kg ha-1, sehingga dosis pupuk tiap polybag P (SP-36) sebesar 12 g polybag -1. Faktor kedua yaitu konsentrasi asam humat (H) yaitu h0=0 mg L-1, h1=50 mg L-1, h2=100 mg L-1, h3=150 mg L-1, dan h4=200 mg L-1. Untuk menguji homogenitas ragam digunakan Uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey, kemudian dilakukan analisis ragam (uji F). Apabila uji F hasilnya signifikan maka uji kontras orthogonal polynomial digunakan untuk mengetahui perbedaan antara aplikasi pemupukan P (SP-36) dan kurva respon pemberian asam humat. Selang pengujian adalah pada taraf nyata 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Batubara

Batubara ditumbuk secara halus lalu disaring dengan ayakan 0,5 mm, kemudian batubara yang sudah dihaluskan lalu dicuci dengan 0,5 N HCl (1:5) dan dikocok selama 1 jam. Kemudian larutan HCl dituangkan dan di cuci dengan aquades sebanyak 5 kali hingga ion Cl- habis. Lalu batubara dipanaskan dalam oven pada suhu 2000 C selama 24 jam. Kemudian batubara tersebut telah siap untuk di ekstraksi asam humatnya.

3.4.2 Ekstraksi Asam Humat

Menimbang 100 g batubara yang telah dipersiapkan lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 2 L. Lalu ditambahkan 1000 ml larutan 0,1 N NaOH dan diaduk dengan stirrer dan diletakkan di atas hotplate, dipanaskan pada suhu 800C selama 2 jam. Setelah itu diasamkan dengan menambahkan HCl 6 N hingga pH menjadi


(39)

1-2, Kemudian dibiarkan selama 24 jam agar berkoagulasi. Kemudian dipisahkan antara batubara padat dengan larutan yang ada dan kemudian larutan hasil

penyaringan disentrifus pada putaran 6000 rpm selama 30 menit. Kemudian larutan beningnya (asam fulfat) dituangkan, dan endapan asam humat dicuci dengan menambahkan aquades sebanyak 200 ml lalu dikocok selama 5 menit sebanyak 5 kali. Selanjutnya asam humat dikeringoven pada suhu 60O C dan disimpan ke dalam desikator. Lalu mengukur kadar air asam humat denga cara menimbang 0,1 g ke dalam alumunium foil, lalu dipanaskan pada oven bersuhu 105O C selama 24 jam kemudian ditimbang kembali.

3.4.3 Pembuataan Asam Humat yang Akan Digunakan Untuk Penyemprotan Tanaman

Menimbang asam humat sebanyak 50, 100, 150, 200 mg lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 2 L, dan menambahkan 250 ml NaOH. Kemudian setelah ditimbang lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan diletakan diatas hotplate lalu diaduk dengan batang stirrer. Suhu diatur 700 C hingga larut sempurna. Hasil adukkan tersebut dipindahkan ke dalam beacker 2 L lalu diukur pH nya, kemudian pHnya dinetralkan dengan H2SO4 hingga pH 7.

3.4.4 Penyemaian

Benih tomat disemai terlebih dahulu di dalam nampan persemaian dan diletakkan di rumah kaca. Penyemaian dilakukan diatas nampan plastik yang diberi tanah dicampur dengan kompos dengan perbandingan 3:1. Benih tomat disebarkan diatas tanah tersebut kemudian disiram dengan menggunakan air hingga lembab.


(40)

24

Bibit tomat dipelihara sampai dengan 4 minggu, selanjutnya bibit yang tumbuh dipilih yang tumbuh dengan baik untuk dipindah tanam di polybag.

3.4.5 Penyiapan Bahan Media Tanam dan Penanaman

Tanah untuk percobaan rumah kaca diambil dari kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung yaitu tanah lapisan olah (top soil) pada ke dalaman 0-20 cm. Tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul digemburkan lalu

dikeringanginkan, setelah itu diayak dengan ayakan 2 mm. Tanah yang sudah diayak seberat 10 kg dimasukkan dalam polybag. Selanjutnya polybag yang telah berisi tanah tersebut diberi label sesuai dengan perlakuan dan disusun di rumah kaca sesuai dengan denah penelitian yang telah disiapkan. Masing-masing perlakuan dibuat cadangan polybag yaitu satu polybag per perlakukan. Pupuk N dengan dosis 20 g tanaman-1 diberikan 4 kali dan K dengan dosis 10 g tanaman-1 diberikan 4 kali, di berikan ke dalam polybag sebagai pupuk dasar. Selanjutnya tanah dalam polybag masing-masing disiram hingga kapasitas lapang. Setelah media tanam siap digunakan, dipilih bibit tomat yang tumbuh dengan baik, berumur 4 minggu HST, memiliki minimal 3 helai daun dan batang yang kokoh, kemudian ditanam ke dalam polybag satu bibit tomat per polybag hingga

keselururan jumlah bibit tomat yang ditanam adalah 60 tanaman. 3.4.6 Aplikasi Asam Humat

Pada saat tanaman berumur 20 hari setelah tanam, diaplikasi dengan asam humat dengan cara menyemprotkan dengan suprayer pada daun dengan perlakuan masing-masing, yaitu konsentrasi 50 mg L-1 , 100 mg L-1 , 150 mg L-1 , dan 200 mg L-1 untuk aplikasi pertama yang sebelumnya dilakukan kalibrasi awal untuk


(41)

mengetahui berapa dosis yang disemprotkan pada setiap sampel tanaman tomat. Aplikasi asam humat kedua diberikan pada umur 40 hari setelah tanam dengan sebelumnya dilakukan kalibrasi seperti aplikasi pertama dan setelah kalibrasi semprot diketahui dilakukan aplikasi pada masing-masing sampel. Aplikasi ketiga disemprotkan saat tanaman tomat berumur 60 hari setelah tanam dengan metode yang sama seperti aplikasi pertama dan kedua.

3.4.7 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi: 1. Penyiraman

Kualitas dan sifat fisik buah tomat akan maksimal jika pemberian air selama masa pertumbuhan tercukupi. Penyiraman tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor atau selang dengan volume yang sama setiap penyiraman.

2. Pemasangan ajir

Pengajiran dilakukan untuk menjaga agar tanaman tomat dapat tumbuh tegak dan tidak mudah rebah. Pemasangan ajir menggunakan sistem tugal, yaitu satu ajir untuk satu tanaman.

3. Penyiangan gulma

Penyiangan gulma perlu dilakukan agar tidak terjadi kompetisi antara gulma dan tanaman dalam perebutan unsur hara dan air. Penyiangan dilakukan jika terdapat gulma disekitar tanaman.


(42)

26

4. Pembuangan tunas air (wiwilan)

Pembuangan tunas air atau wiwilan dilakukan pada tunas pertama di bawah percabangan. Kemudian pembuangan tunas air berikutnya adalah setelah 4-6 minggu setelah tanam, ini dilakukan agar buah yang dihasilkan tidak kerdil dan dan masaknya tidak terhambat.

3.4.8 Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman tomat berumur 3 bulan setelah tanam. Panen dilakukan secara manual dengan memetik buah tomat yang sudah masak dengan ciri warna buah adalah kuning semburat hingga orange dan buah terlepas dari tangkainya atau rontok.

3.4.9 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati meliputi variabel pertumbuhan dan produksi. Variabel pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, indeks kehijauan daun, dan bobot brangkasan, sedangkan variabel produksi yang diamati adalah jumlah buah tomat pertanaman, bobot buah tomat pertanaman dan besar produksi yang dihasilkan.

1. Tinggi tanaman

Pengamatan tinggi tanaman di ukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh tertinggi dalam satuan centimeter (cm). Pengamatan tinggi tanaman dicatat setiap 7 hari sekali sampai tanaman berhenti fase vegetatifnya.


(43)

2. Jumlah daun

Pengamatan jumlah daun dihitung berdasarkan banyaknya helai daun per tanaman. Pengamatan jumlah daun tanaman dicatat 7 hari sekali sampai tanaman berhenti fase vegetatifnya.

3. Indeks kehijauan daun

Indeks kehijauan daun diukur dengan menggunakan alat klorofilmeter dilakukan satu minggu sekali setelah tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Cara mengukur indeks kehijauan daun adalah dengan memilih 3 daun secara acak pada bagian atas, tengah, dan bawah dengan asumsi dapat

mewakili semua daun kemudian data yang diukur dirata-rata. 4. Jumlah buah per tanaman

Jumlah buah dihitung dengan menjumlahkan seluruh buah yang dihasilkan per tanaman.

5. Bobot buah per butir

Bobot tomat per butir dihitung dengan menimbang bobot buah tomat per buah dan dirata-ratakan.

6. Bobot buah per tanaman

Bobot buah per tanaman dihitung dengan menimbang bobot keseluruhan buah tomat per tanaman.


(44)

44

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian asam humat dan interaksi antara asam humat dan pupuk P nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, indeks kehijauan daun, jumlah buah per tanaman, bobot tomat per butir, dan bobot buah per tanaman tomat. 2. Pengaruh asam humat mulai tampak nyata pada dosis 100 mg L-1 hingga 200

mg L-1 , tetapi pada konsentrasi 150 mg L-1 yang diberi pupuk P hasilnya lebih tinggi daripada tanpa P.

3. Pemberian P secara nyata dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah per tanaman, bobot buah per butir, dan bobot buah per tanaman, tetapi tidak berpengaruh terhadap indeks kehijauan daun.

5.2 Saran

Penulis menyarankan perlunya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pemupukan dengan asam humat yang berasal dari batubara muda untuk


(45)

PUSTAKA ACUAN

Ahmad , F. 1989. Retensi Fosfat Tanah–Tanah Debu Vulkanis Gunung Sago. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Pertanian.. Pusat Penelitian Universitas Andalas. Padang. Hlm 9-22.

Ashari, S. 1995. Hortikultura: Aspek Budidaya. UI-PRESS, Jakarta. 485 hlm. Ardianto, A.E. 2009. Pengaruh pemberian bahan amelioran senyawa humat,

bahan organik dan kapur terhadap pertumbuhan koro benguk (Mucuna prurirens) pada lahan bekas tambang batubara tambang Batulicin Kalimantan Selatan. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Hlm 23-33. Ayas, H. and F. Gulser. 2005. The effect of sulfur and humic acid on yield

components and macronutrient contens of spinach. J. Biological Sciensis. 5 (6): 801-804.

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura.2012. Data Produksi Tomat Provinsi Lampung (http://www.bps.go.id). Diakses pada tanggal 26 Januari 2013 pkl 09.00 WIB.

Cahyono, B. 2005. Tomat, Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Kinisius, Yogyakarta. 136 hlm.

Chen Y, and T. Aviad, 1990. Effect of humic substances on plant growth. in humic substances in soil and crop sciences : Selected Readings. Eds. P Mac Carthy, CE Clapp, RL Malcolm and P.R. Bloom American Society of Agronomy, Madison. P. 161-186.

El-Ghamry, A.M. K.A. El-Hai and K. M. Ghoneem, 2009. Amino and humic acids promote growth, yield and disease resistance of faba bean cultivated in clayey soil. Aust. J. Basic & Appl. Sci., 3(2): 731-739.

Ferrara. G and G. Brunetti. 2010. Effect of the times of aplication of a soil humic acid on berry quality of table grape (Vitis vinifera L.) cv Italia. Spanish J. Agric. Res. 8 (3) : 817-822.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plant. Alih Bahasa. Susilo. H. 1991. UI Press. Jakarta. 455 Hlm.


(46)

46

Goh, K.M. 1980. Dynamics and Stability of Organic Matter. In Soil with Variable Charge. Editor B.K.G. Theng. Soil Bereau, Depart. Of Sci and Industrial Res., Lower Hutt, pp. 373-393.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. A. Diha, B. H. Go, H. H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit : Universitas Lampung. Bandar Lampung. 488 hlm.

Heil, C.A., 2004. Influence of humic, fulvic and hydrophilic acids on the growth, photosynthesis and respiration of the dinoflagellate Prorocentrum

minimum (Pavillard) Schiller. (Abstract). Copyright © 2004 Elsevier B.V. All rights reserved.

Herviyanti. 2007. Upaya Pengendalian Keracunan Besi (Fe) dengan Asam Humat dan Pengelolaan Air untuk Meningkatkan Produktifitas Ultisol yang Baru Disawahkan. (Disertasi). Universitas Andalas. Padang. Hlm 30-35

Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Diktat Kuliah. Departemen Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 208 hlm.

Mylonas, V.A. and C.B. McCants. 1980. Effects of humic and fulvic acids on growth of tobacco. 2. Tobacco Growth and Ion Uptake. J. Plant Nutr. 2 (3) : 377-393. Abstract.

Muda, P., D. E. Angeles, P. Raveendranathan and M. Kosittrakun. 1994. Fruit growth and development. p. 35-47. In: R. Md. Yon (Ed.). Papaya Fruit Development, Postharvest Physiology, Handling and Markets in ASEAN. Mulyati, R.S., Tejowulan, dan V.A. Oktarina. 2007. Respon tanaman tomat

terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan urea terhadap pertumbuhan dan serapan N. J. Agroteksos. 17 (1) : 51-56.

Muscolo A, Bovalo F, Gionfriddo F, Nardi S (1999). Earthworm humic matter produces auxin-like effects on Daucus carota cell growth and nitrate metabolism. Soil Biol. Biochem. 31:1303-1311.

Nagar, J. P. 2002. Soil Phosphorus, its Transformation and Their Relevance to Crop Productivity. p.109-135. In: K. R. Krishna (Ed.). Soil Fertility and Crop Production. Science Publishers, Inc. USA.

Nardi S, Pizzeghello D, Muscolo A, Vianello A (2002). Physiological Effects of Humic Substances in Plant Growth. Soil Biol. Biochem. Exeter 34: 1527-1537.

Piccolo A., S. Nardi, dan G. Concheri. 1992. Structural characteristics of humic substances as related to nitrate uptake and growth regulation in plant systems. J. Soil Biol. Biochem. 24:373 - 380.


(47)

Pitojo. 2005. Benih Tomat. Yogyakarta, Kanisius. 91 hlm.

Restida, M. 2014. Pengaruh Pemberian Asam Humat dan N terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hlm 20-34 Rezki, D. 2007. Ekstraksi bahan humat dari batubara (subbituminus) dengan

menggunakan 10 jenis pelarut. J. Solum. 4(2):72-79.

Russell, W. E. 1961. Soil conditions and plant growth. John Wiley and Sons Inc., New York. 688 Hlm.

Salman, S.R., S.D. Abou-Hussein, A.M.R. Abdel-Mawgoud and M.A. El-Nemr. 2005. Fruit yield and quality of watermelon as affected by hybrids and humic acid application. J. App. Sci. Res. 1(1): 51-58.

Sanchez P.A. 1976. Properties and management of soils in the tropics. John Willey and Sons. 477 Hlm.

Sarno dan Eliza, F. 2012. Pengaruh Pemberian asam Humat dan Pupuk N

Terhadap Pertumbuhan dan Serapan N pada tanaman bayam (Amaranthus spp). Prosiding Seminar Nasional Sains Matematika Informatika dan Aplikasinya III (SN-SMAIP III). FMIPA, Universitas Lampung. Bandar Lampung 28-29 Juni 2012. Hlm 288-293.

Shaaban, S.H.A., F.M Manal, and M.H.M. Afifi. 2009. Humic acid foliar

aplication to minimaize soil applied fertilization of surface-irigated wheat. World J. Agric. Sci. 5(2) : 207-2010.

Susila, D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. IPB. Bogor. 128 hlm. Tan, K.H. 1992. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta. 295 Hlm.

Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Tomat. Yrama Widya. Bandung. 134 Hlm.

Tugiyono, H. 2001. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta. 51 hlm. Victolika, H. 2013. Pengaruh Pemberian Asam Humat dan K terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hlm 18-30 Wiryanta,W.T.B, 2004. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka, Jakarta. 101 Hlm.


(48)

48


(49)

Tabel 1. Data pengaruh pemberian asam humat dan pupuk P terhadap tinggi tanaman tomat (cm).

Perlakuan Ulangan

Total Yi. I II III

p0 h0 17 15 16 48,00 16,00

h1 19 20 24 63,00 21,00

h2 24 22 24 70,00 23,33

h3 25 23 25 73,00 24,33

h4 41 36 36 113,00 37,67

p1 h0 15 16 18 49,00 16,33

h1 19 20 22 61,00 20,33

h2 24 32 26 82,00 27,33

h3 30 36 43 109,00 36,33

h4 32 38 45 115,00 38,33 Total 246 258 279 783

Keterangan: p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1, h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,

h3 = 150 mg L-1, h4 = 200 mg L-1

Tabel 2. Uji homogenitas ragam untuk tinggi tanaman tomat (cm).

Perlakuan n-1 1/(n-1) ∑(xi.-xi..)2 s2 log s2 (n-1)log s2

p0 h0 2 0,5 2,0000 1,0000 0,0000 0,0000

h1 2 0,5 14,0000 7,0000 0,8451 1,6902

h2 2 0,5 2,6667 1,3333 0,1249 0,2499

h3 2 0,5 2,6667 1,3333 0,1249 0,2499

h4 2 0,5 16,6667 8,3333 0,9208 1,8416

p1 h0 2 0,5 4,6667 2,3333 0,3680 0,7360

h1 2 0,5 4,6667 2,3333 0,3680 0,7360

h2 2 0,5 34,6667 17,3333 1,2389 2,4778

h3 2 0,5 84,6667 42,3333 1,6267 3,2534

h4 2 0,5 84,6667 42,3333 1,6267 3,2534 Total 20 5 251,3333 125,667 14,488 Gabungan 12,567 1,0992 21,984 Keterangan:

X2 hitung 17,261 FK 1,183

X2 terkoreksi 14,59 (Homogen) X2 Tabel db (9) 16,9

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = diberi dosis pupuk P 12 g/tanaman, H0 = Tanpa asam humat, h1 =

50 mg L-1 , h2 = 100 mg L -1

, h3 = 150 mg L -1

, h4 = 200 mg L -1


(50)

50

Tabel 3. Sidik ragam untuk tinggi tanaman tomat (cm).

Sumber db Jumlah Kuadrat F hitung F Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 0,05 0,01

Perlakuan 9 1.971,3667 219,0407 17,43 ** 2,46 3,60

P 1 80,0333 80,0333 6,37 * 4,41 8,29

H 4 1.729,8667 432,4667 34,41 ** 2,93 4,58

P x H 4 161,4667 40,3667 3,21 * 2,93 4,58

Galat 20 251,3333 12,5667

Non-aditif 1 22,2795 22,2795 1,85 tn 4,41 8,29

Sisa 19 229,0539 12,0555

Total 29 2.222,7 KK = 13,58 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

Tabel 4. Uji polinomial ortogonal untuk tinggi tanaman tomat (cm).

Perbandingan r∑ci2 Q2 JK F Hitung F Tabel 0,05 0,01 Pupuk P

P1: p0 vs p1 30 2401 80,0333 6,37 * 4,41 8,29

Asam Humat

P2: h-linier 60 102400 1706,6667 135,81 ** 4,41 8,29 P3: h- kuadratik 84 1600 19,0476 1,52 tn 4,41 8,29 Interaksi P X H

P4: p1 x p2 60 1600 26,6667 2,12 tn 4,41 8,29

P4: p1 x p3 84 2704 32,1905 2,56 tn 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p0 x H-linier 30 19600 653,3333 51,99 ** 4,41 8,29

P6: p1 x H-linier 30 32400 1080 85,94 ** 4,41 8,29

P7: p0 x H-kuadratik 42 2116 50,381 4,01 tn 4,41 8,29

P8: p1 x H-kuadratik 42 36 0,8571 0,07 tn 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p0 vs p1 6 1 0,1667 0,01 tn 4,41 8,29

H1 : p0 vs p1 6 4 0,6667 0,05 tn 4,41 8,29

H2 : p0 vs p1 6 144 24 1,91 tn 4,41 8,29

H3 : p0 vs p1 6 1296 216 17,19 ** 4,41 8,29

H4 : p0 vs p1 6 4 0,6667 0,05 tn 4,41 8,29

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1,

h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,


(51)

Tabel 5. Uji ortogonal kontras untuk tinggi tanaman tomat (cm).

Perbandingan P0 P1

0 50 100 150 200 0 50 100 150 200 Q åci2 råci2 Q2

48,00 63,00 70,00 73,00 113,00 49,00 61,00 82,00 109,00 115,00

P1: p0 vs p1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 49 10 30 2401

P2: h-linier -2 -1 0 1 2 -2 -1 0 1 2 320 20 60 102400

P3 : h Kuadratik 2 -1 -2 -1 2 2 -1 -2 -1 2 40 28 84 1600

Interaksi 0

P4: p1 x p2 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2 40 20 60 1600

P4: p1 x p3 -2 1 2 1 -2 2 -1 -2 -1 2 -52 28 84 2704

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p0 x h-linier -2 -1 0 1 2 140 10 30 19600

P6: p1 x h-linier -2 -1 0 1 2 180 10 30 32400

P7: p0 x h-kuadratik 2 -1 -2 -1 2 46 14 42 2116

P8: p1 x h-kuadratik 2 -1 -2 -1 2 -6 14 42 36

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p0 vs p1 -1 1 1 2 6 1

H1 : p0 vs p1 -1 1 -2 2 6 4

H2 : p0 vs p1 -1 1 12 2 6 144

H3 : p0 vs p1 -1 1 36 2 6 1296

H4 : p0 vs p1 -1 1 2 2 6 4

Keterangan :

tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1,


(52)

52

Tabel 6. Data pengaruh pemberian asam humat dan pupuk P terhadap jumlah daun tomat (tangkai).

Perlakuan Ulangan

Total Yi, I II III

p0 h0 7 6 6 19,00 6,33

h1 9 8 10 27,00 9,00

h2 10 9 8 27,00 9,00

h3 11 12 10 33,00 11,00

h4 20 17 16 53,00 17,67

p1 h0 6 6 7 19,00 6,33

h1 8 9 9 26,00 8,67

h2 9 14 13 36,00 12,00

h3 15 18 20 53,00 17,67

h4 16 20 22 58,00 19,33 Total 111 119 121 351

Keterangan: p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1, h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,

h3 = 150 mg L-1, h4 = 200 mg L-1

Tabel 7. Uji homogenitas ragam untuk jumlah daun tomat (tangkai).

Perlakuan n-1 1/(n-1) ∑(xi.-xi..)2 s2 log s2 (n-1)log s2

p0 h0 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

h1 2 0,5 2,0000 1,0000 0,0000 0,0000

h2 2 0,5 2,0000 1,0000 0,0000 0,0000

h3 2 0,5 2,0000 1,0000 0,0000 0,0000

h4 2 0,5 8,6667 4,3333 0,6368 1,2736

p1 h0 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

h1 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

h2 2 0,5 14,0000 7,0000 0,8451 1,6902

h3 2 0,5 12,6667 6,3333 0,8016 1,6033

h4 2 0,5 18,6667 9,3333 0,9700 1,9401 Total 20 5 62 31 3,644 Gabungan 3,1 0,4914 9,827

Keterangan:

X2 hitung 14,236 FK 1,183

X2 terkoreksi 12,03 (Homogen) X2 Tabel db (9) 16,9

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = diberi dosis pupuk P 12 g/tanaman, H0 = Tanpa asam humat, h1 =


(53)

Tabel 8. Sidik Ragam untuk Jumlah Daun Tomat (tangkai).

Sumber db Jumlah Kuadrat F hitung F Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 0,05 0,01

Perlakuan 9 634,3000 70,4778 22,73 ** 2,46 3,60

P 1 36,3000 36,3000 11,71 ** 4,41 8,29

H 4 549,8000 137,4500 44,34 ** 2,93 4,58

P X H 4 48,2000 12,0500 3,89 * 2,93 4,58

Galat 20 62,0000 3,1000

Non-aditif 1 7,1749 7,1749 2,49 tn 4,41 8,29

Sisa 19 54,8251 2,8855

Total 29 696,3 KK = 15,05 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

Tabel 9. Uji Polinomial orthogonal untuk jumlah daun tomat (tangkai).

Perbandingan r∑ci2 Q2 JK F Hitung F Tabel 0,05 0,01 Pupuk P

P1: p0 vs p1 30 1089 36,3000 11,71 ** 4,41 8,29

Asam Humat

P2: h-linier 60 32041 534,0167 172,26 ** 4,41 8,29 P3: h- kuadratik 84 1089 12,9643 4,18 tn 4,41 8,29 Interaksi P X H

P4: p1 x p2 60 961 16,0167 5,17 * 4,41 8,29

P4: p1 x p3 84 729 8,6786 2,80 tn 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p0 x H-linier 30 5476 182,5333 58,88 ** 4,41 8,29

P6: p1 x H-linier 30 11025 367,5000 118,55 ** 4,41 8,29

P7: p0 x H-kuadratik 42 900 21,4286 6,91 * 4,41 8,29

P8: p1 x H-kuadratik 42 9 0,2143 0,07 tn 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p0 vs p1 6 0 0,0000 0,00 tn 4,41 8,29

H1 : p0 vs p1 6 1 0,1667 0,05 tn 4,41 8,29

H2 : p0 vs p1 6 81 13,5000 4,35 tn 4,41 8,29

H3 : p0 vs p1 6 400 66,6667 21,51 ** 4,41 8,29

H4 : p0 vs p1 6 25 4,1667 1,34 tn 4,41 8,29

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1,

h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,


(54)

54

Tabel 10. Uji ortogonal kontras untuk jumlah daun (tangkai).

Perbandingan P0 P1

0 50 100 150 200 0 50 100 150 200

19,00 27,00 27,00 33,00 53,00 19,00 26,00 36,00 53,00 58,00 Q åci2 råci2 Q2

P1: p0 vs p1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 33 10 30 1089

P2: h-linier -2 -1 0 1 2 -2 -1 0 1 2 179 20 60 32041

P3 : h Kuadratik 2 -1 -2 -1 2 2 -1 -2 -1 2 33 28 84 1089 Interaksi

P4: p1 x p2 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2 31 20 60 961

P4: p1 x p3 -2 1 2 1 -2 2 -1 -2 -1 2 -27 28 84 729

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p0 x h-linier -2 -1 0 1 2 74 10 30 5476

P6: p1 x h-linier -2 -1 0 1 2 105 10 30 11025

P7: p0 x h-kuadratik 2 -1 -2 -1 2 30 14 42 900

P8: p1 x h-kuadratik 2 -1 -2 -1 2 3 14 42 9

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p0 vs p1 -1 1 0 2 6 0

H1 : p0 vs p1 -1 1 -1 2 6 1

H2 : p0 vs p1 -1 1 9 2 6 81

H3 : p0 vs p1 -1 1 20 2 6 400

H4 : p0 vs p1 -1 1 5 2 6 25

Keterangan : tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1,


(55)

Tabel 11. Data pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap indeks kehijauan daun.

Perlakuan Ulangan

Total I II III

p0 h0 27,9 27,2 27,1 82,20

h1 34,1 33,9 29,5 97,50

h2 36,5 28,4 35,1 100,00

h3 24,4 27 34 85,40

h4 30,2 37,3 35,6 103,10

p1 h0 32,3 32,3 37,9 102,50

h1 29,9 34,3 32,2 96,40

h2 31,8 26,6 27,8 86,20

h3 34,5 31,1 30,1 95,70

h4 36,6 38 35,9 110,50 Total 318,2 316,1 325,2 959,5

Keterangan: p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1, h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,

h3 = 150 mg L-1, h4 = 200 mg L-1

Tabel 12. Uji homogenitas ragam untuk indeks kehijauan daun.

Perlakuan n-1 1/(n-1) ∑(xi.-xi..)2 s2 log s2 (n-1)log s2

p0 h0 2 0,5 0,3800 0,1900 -0,7212 -1,4425

h1 2 0,5 13,5200 6,7600 0,8299 1,6599

h2 2 0,5 37,4867 18,7433 1,2728 2,5457

h3 2 0,5 49,3067 24,6533 1,3919 2,7838

h4 2 0,5 27,4867 13,7433 1,1381 2,2762

p1 h0 2 0,5 20,9067 10,4533 1,0193 2,0385

h1 2 0,5 9,6867 4,8433 0,6851 1,3703

h2 2 0,5 14,8267 7,4133 0,8700 1,7400

h3 2 0,5 10,6400 5,3200 0,7259 1,4518

h4 2 0,5 2,2867 1,1433 0,0582 0,1163 Total 20 5 186,5267 93,263 14,540 Gabungan 9,326 0,9697 19,394 Keterangan:

X2 hitung 11,177 FK 1,183

X2 terkoreksi 9,45 (Homogen) X2 Tabel db (9) 16,9

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = diberi dosis pupuk P 12 g/tanaman, H0 = Tanpa asam humat, h1 =


(56)

56

Tabel 13. Sidik ragam untuk indeks kehijauan daun.

Sumber db Jumlah Kuadrat F hitung F Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 0,05 0,01

Perlakuan 9 240,0750 26,6750 2,86 tn 2,46 3,60

P 1 17,7870 17,7870 1,91 tn 4,41 8,29

H 4 112,6433 28,1608 3,02 * 2,93 4,58

P X H 4 109,6447 27,4112 2,94 * 2,93 4,58

Galat 20 186,5267 9,3263

Non-aditif 1 2,0410 2,0410 0,21 tn 4,41 8,29

Sisa 19 184,4856 9,7098

Total 29 426,6017 KK = 9,55 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

Tabel 14. Uji polinomial orthogonal untuk indeks kehijauan.

Perbandingan r∑ci2 Q2 JK F Hitung F Tabel 0,05 0,01 Pupuk P

P1: p0 vs p1 30 533,61 17,7870 1,91 tn 4,41 8,29

Asam Humat

P2: h-linier 60 2025 33,75 3,62 tn 4,41 8,29 P3: h- kuadratik 84 2420,64 28,8171 3,09 tn 4,41 8,29 Interaksi P X H

P4: p1 x p2 60 207,3600 3,4560 0,37 tn 4,41 8,29

P4: p1 x p3 84 5446,4400 64,8386 6,95 * 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p0 x H-linier 30 882,09 29,4030 3,15 tn 4,41 8,29

P6: p1 x H-linier 30 234,09 7,8030 0,84 tn 4,41 8,29

P7: p0 x H-kuadratik 42 151,29 3,6021 0,39 tn 4,41 8,29

P8: p1 x H-kuadratik 42 3782,25 90,0536 9,66 ** 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p0 vs p1 6 412,09 68,6817 7,36 * 4,41 8,29

H1 : p0 vs p1 6 1,21 0,2017 0,02 tn 4,41 8,29

H2 : p0 vs p1 6 190,44 31,74 3,40 tn 4,41 8,29

H3 : p0 vs p1 6 106,09 17,6817 1,90 tn 4,41 8,29

H4 : p0 vs p1 6 54,76 9,1267 0,98 tn 4,41 8,29

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg -1

, h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,


(57)

Tabel 15. Uji ortogonal kontras untuk indeks kehijauan daun.

Perbandingan P0 P1

0 50 100 150 200 0 50 100 150 200

4,54 4,63 4,65 4,55 4,67 4,66 4,63 4,56 4,62 4,71 Q åci2 råci2 Q2

P1: p0 vs p1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 0,147192 10 30 0,021665

P2: h-linier -2 -1 0 1 2 -2 -1 0 1 2 0,263158 20 60 0,069252

P3 : h Kuadratik 2 -1 -2 -1 2 2 -1 -2 -1 2 0,288505 28 84 0,083235 Interaksi

P4: p1 x p2 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2 -0,09029 20 60 0,008152

P4: p1 x p3 -2 1 2 1 -2 2 -1 -2 -1 2 0,44087 28 84 0,194367

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p0 x h-linier -2 -1 0 1 2 0,176724 10 30 0,031231

P6: p1 x h-linier -2 -1 0 1 2 0,086434 10 30 0,007471

P7: p0 x h-kuadratik 2 -1 -2 -1 2 -0,076183 14 42 0,005804

P8: p1 x h-kuadratik 2 -1 -2 -1 2 0,364688 14 42 0,132997

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p0 vs p1 -1 1 0,125497 2 6 0,01575

H1 : p0 vs p1 -1 1 -0,006249 2 6 3,9E-05

H2 : p0 vs p1 -1 1 -0,083983 2 6 0,007053

H3 : p0 vs p1 -1 1 0,069397 2 6 0,004816

H4 : p0 vs p1 -1 1 0,042529 2 6 0,001809

Keterangan : tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1,


(58)

58

Tabel 16. Data pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap jumlah buah per tanaman.

perlakuan Ulangan

Total Yi.

I II III

p0 h0 2 3 3 8,00 2,67

h1 3 5 4 12,00 4,00

h2 4 5 4 13,00 4,33

h3 4 3 4 11,00 3,67

h4 5 4 5 14,00 4,67

p1 h0 3 2 3 8,00 2,67

h1 5 4 6 15,00 5,00

h2 5 4 5 14,00 4,67

h3 7 6 7 20,00 6,67

h4 6 7 8 21,00 7,00

Total 44 43 49 136

Keterangan: p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1, h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,

h3 = 150 mg L-1, h4 = 200 mg L-1

Tabel 17. Uji homogenitas ragam untuk jumlah buah per tanaman.

Perlakuan n-1 1/(n-1) ∑(xi.-xi..)2 s2 log s2 (n-1)log s2

p0 h0 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

h1 2 0,5 2,0000 1,0000 0,0000 0,0000

h2 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

h3 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

h4 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

p1 h0 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

h1 2 0,5 2,0000 1,0000 0,0000 0,0000

h2 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

h3 2 0,5 0,6667 0,3333 -0,4771 -0,9542

h4 2 0,5 2,0000 1,0000 0,0000 0,0000 Total 20 5 10,6667 5,333 -6,680 Gabungan 0,533 -0,2730 -5,460 Keterangan:

X2 hitung 2,808 FK 1,183

X2 terkoreksi 2,37 (Homogen) X2 Tabel db (9) 16,9

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = diberi dosis pupuk P 12 g/tanaman, H0 = Tanpa asam humat, h1 =

50 mg L-1 , h2 = 100 mg L -1

, h3 = 150 mg L -1

, h4 = 200 mg L -1


(59)

Tabel 18. Sidik ragam untuk jumlah buah tomat per tanaman.

Sumber db Jumlah Kuadrat F hitung F Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 0,05 0,01

Perlakuan 9 56,8000 6,3111 11,83 ** 2,46 3,60

P 1 13,3333 13,3333 25,00 ** 4,41 8,29

H 4 33,4667 8,3667 15,69 ** 2,93 4,58

P X H 4 10,0000 2,5000 4,69 * 2,93 4,58

Galat 20 10,6667 0,5333

Non-aditif 1 0,4231 0,4231 0,78 tn 4,41 8,29

Sisa 19 10,2436 0,5391

Total 29 67,4667 KK = 16,11 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

Tabel 19. Uji polinomial ortogonal untuk jumlah buah tomat per tanaman.

Perbandingan r∑ci2 Q2 JK F Hitung F Tabel 0,05 0,01 Pupuk P

P1: p0 vs p1 30 400 13,33 25 ** 4,41 8,29

Asam Humat

P2: h-linier 60 1764 29,40 55,13 ** 4,41 8,29 P3: h- kuadratik 84 100 1 2,23 tn 4,41 8,29 Interaksi P X H

P4: p1 x p2 60 400 6,67 12,50 ** 4,41 8,29

P4: p1 x p3 84 0 0 0 tn 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p0 x H-linier 30 121 4,03 7,56 * 4,41 8,29

P6: p1 x H-linier 30 961 32,0333 60,06 ** 4,41 8,29

P7: p0 x H-kuadratik 42 25 0,60 1,12 tn 4,41 8,29

P8: p1 x H-kuadratik 42 25,00 0,60 1,12 tn 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p0 vs p1 6 0 0 0 tn 4,41 8,29

H1 : p0 vs p1 6 9 1,50 2,81 tn 4,41 8,29

H2 : p0 vs p1 6 1 0,16667 0,31 tn 4,41 8,29

H3 : p0 vs p1 6 81 13,5 25,31 ** 4,41 8,29

H4 : p0 vs p1 6 49 8,1667 15,31 ** 4,41 8,29

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1,

h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,


(1)

Tabel 23, Sidik ragam untuk bobot buah tomat per butir (g).

Sumber

db

Jumlah

Kuadrat F hitung

F Tabel

Keragaman

Kuadrat

Tengah

0,05

0,01

Perlakuan

9

445,8680

49,5409 12,65 **

2,46

3,60

P

1

169,9320 169,9320 43,41 **

4,41

8,29

H

4

228,6813

57,1703 14,60 **

2,93

4,58

P X H

4

47,2547

11,8137

3,02 *

2,93

4,58

Galat

20

78,3000

3,9150

Non-aditif

1

0,2653

0,2653

0,06 tn

4,41

8,29

Sisa

19

78,0347

4,1071

Total

29

524,1680

KK =

8,46 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

Tabel 24. Uji polinomial orthogonal untuk bobot buah tomat per butir (g).

Perbandingan r∑ci2 Q2 JK F Hitung F Tabel

0,05 0,01

Pupuk P

P1: p0 vs p1 30 5097,96 169,93 43,41 ** 4,41 8,29 Asam Humat

P2: h-linier 60 12210,3 203,50 51,98 ** 4,41 8,29 P3: h- kuadratik 84 285,61 3,40 0,87 tn 4,41 8,29 Interaksi P X H

P4: p1 x p2 60 1274,49 21,24 5,43 * 4,41 8,29

P4: p1 x p3 84 954,81 11,37 2,90 tn 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p0 x H-linier 30 5343,61 178,12 45,50 ** 4,41 8,29 P6: p1 x H-linier 30 1398,76 46,6253 11,91 ** 4,41 8,29 P7: p0 x H-kuadratik 42 571,21 13,60 3,47 tn 4,41 8,29 P8: p1 x H-kuadratik 42 49,00 1,17 0,30 tn 4,41 8,29 Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p0 vs p1 6 823,69 137,28 35,07 ** 4,41 8,29

H1 : p0 vs p1 6 68,89 11,48 2,93 tn 4,41 8,29

H2 : p0 vs p1 6 216,09 36,015 9,20 ** 4,41 8,29

H3 : p0 vs p1 6 88,36 14,7267 3,76 tn 4,41 8,29

H4 : p0 vs p1 6 106,09 17,6817 4,52 * 4,41 8,29

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1,

h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,


(2)

Tabel 25. Uji ortogonal kontras untuk bobot tomat per butir.

Perbandingan

P0 P1

0

50

100 150 200 0

50

100 150 200

42,80 63,90 59,90 74,20 74,20 71,50 72,20 74,60 83,60 84,50 Q

åci

2

råci

2

Q

2

P1: p

0

vs p

1 -1

-1

-1 -1 -1 1 1 1 1 1 71,4 10 30 5097,96

P2: h-linier

-2

-1

0

1

2

-2

-1

0

1

2

110,5 20 60 12210,25

P3 : h Kuadratik

2

-1

-2

-1

2

2

-1

-2

-1

2

-16,9 28 84 285,61

Interaksi 0

P4: p

1

x p

2 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2 -35,7 20 60 1274,49

P4: p

1

x p

3 -2 1 2 1 -2 2 -1 -2 -1 2 30,9 28 84 954,81

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p

0

x h-linier

-2

-1

0

1

2

73,1 10 30 5343,61

P6: p

1

x h-linier

-2

-1

0

1

2

37,4 10 30 1398,76

P7: p

0

x h-kuadratik

2

-1

-2

-1

2

-23,9 14 42 571,21

P8: p

1

x h-kuadratik

2

-1

-2

-1

2

7 14 42 49

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p

0

vs p

1

-1

1

28,7 2 6 823,69

H1 : p

0

vs p

1

-1

1

8,3 2 6 68,89

H2 : p

0

vs p

1 -1

1

14,7 2 6 216,09

H3 : p

0

vs p

1 -1

1

9,4 2 6 88,36

H4 : p

0

vs p

1 -1

1

10,3 2 6 106,09

Keterangan : tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

p

0

= Tanpa Pupuk P, p

1

= d

diberi dosis pupuk P 12 g tanaman

mg

-1

,


(3)

Tabel 2. Data pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap bobot buah per

tanaman tomat (g),.

perlakuan

Ulangan

Total

Yi,

I

II

III

p0 h0

26,6

47,1

41,4

115,10

38,37

h1

54,9

118

88

260,90

86,97

h2

73,6

88,5

95,2

257,30

85,77

h3

93,2

77,1

100,8

271,10

90,37

h4

120,5

96,8

129,5

346,80

115,60

p1 h0

75,3

45,4

71,1

191,80

63,93

h1

138,5

91,2

130,2

359,90

119,97

h2

132,5

90,8

127

350,30

116,77

h3

196,7

166,8

193,9

557,40

185,80

h4

171,6

189,7

230,4

591,70

197,23

Total

1083,4

1011,4

1207,5

3302,3

Keterangan: p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg -1

, h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,

h3 = 150 mg L-1, h4 = 200 mg L-1

Tabel 27. Uji homogenitas untuk bobot buah per tanaman (g).

Perlakuan n-1 1/(n-1) ∑(xi.-xi..)2 s2 log s2 (n-1)log s2

p0 h0 2 0,5 223,9267 111,9633 2,0491 4,0982

h1 2 0,5 1992,4067 996,2033 2,9983 5,9967

h2 2 0,5 244,4867 122,2433 2,0872 4,1745

h3 2 0,5 292,8867 146,4433 2,1657 4,3313

h4 2 0,5 570,6600 285,3300 2,4553 4,9107

p1 h0 2 0,5 524,0467 262,0233 2,4183 4,8367

h1 2 0,5 1275,7267 637,8633 2,8047 5,6095

h2 2 0,5 1026,5267 513,2633 2,7103 5,4207

h3 2 0,5 545,4200 272,7100 2,4357 4,8714

h4 2 0,5 1813,8467 906,9233 2,9576 5,9151

Total 20 5 8509,9333 4254,967 50,165

Gabungan 425,497 2,6289 52,578

Keterangan:

X2 hitung 5,557

FK 1,183

X2 terkoreksi 4,70 (Homogen)

X2 Tabel db (9) 16,9

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = diberi dosis pupuk P 12 g/tanaman, H0 = Tanpa asam humat, h1 =


(4)

Tabel 28. Sidik ragam untuk bobot buah per tanaman tomat (g).

Sumber db Jumlah Kuadrat F hitung F Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 0,05 0,01

Perlakuan 9 66,865,3403 7,429,4823 17,46 ** 2,46 3,60

P 1 21,328,0003 21,328,0003 50,12 ** 4,41 8,29

H 4 39,152,5753 9,788,1438 23,00 ** 2,93 4,58

P X H 4 6,384,7647 1,596,1912 3,75 * 2,93 4,58

Galat 20 8,509,9333 425,4967

Non-aditif 1 696,9383 696,9383 1,69 tn 4,41 8,29

Sisa 19 7,812,9950 411,2103

Total 29 75,375,2737 KK = 18,74 %

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

Tabel 29. Uji polinomial orthogonal untuk bobot buah pertanaman pada tanaman

tomat (g).

Perbandingan r∑ci2 Q2 JK F Hitung F Tabel

0,05 0,01

Pupuk P

P1: p0 vs p1 30 5097,96 169,932 43,41 ** 4,41 8,29

Asam Humat

P2: h-linier 60 12210,3 203,50 51,98 ** 4,41 8,29

P3: h- kuadratik 84 285,61 3,40012 0,87 tn 4,41 8,29

Interaksi P X H

P4: p1 x p2 60 274262 4571,03 10,74 ** 4,41 8,29

P4: p1 x p3 84 5169,61 61,54 0,14 tn 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p0 x H-linier 30 5343,61 178,12 45,50 ** 4,41 8,29

P6: p1 x H-linier 30 1398,76 46,63 11,91 ** 4,41 8,29

P7: p0 x H-kuadratik 42 571,21 13,60 3,47 tn 4,41 8,29

P8: p1 x H-kuadratik 42 49,00 1,17 0,30 tn 4,41 8,29

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p0 vs p1 6 823,69 137,28 35,07 ** 4,41 8,29

H1 : p0 vs p1 6 68,89 11,4817 2,93 tn 4,41 8,29

H2 : p0 vs p1 6 216,09 36,015 9,20 8* 4,41 8,29

H3 : p0 vs p1 6 88,36 14,7267 3,76 tn 4,41 8,29

H4 : p0 vs p1 6 106,09 17,6817 4,52 * 4,41 8,29

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5% ; * = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = Berbeda sangat nyata pada taraf nyata 1%

p0 = Tanpa Pupuk P, p1 = d diberi dosis pupuk P 12 g tanaman mg-1,

h0 = Tanpa asam humat, h1 = 50 mg L-1 , h2 = 100 mg L-1,


(5)

Tabel 30. Uji ortogonal kontras untuk bobot buah per tanaman.

Perbandingan

P0 P1

0

50

100 150 200 0

50

100 150 200

115,10 260,90 257,30 271,10 346,80 191,80 359,90 350,30 557,40 591,70 Q

åci

2

råci

2

Q

2

P1: p

0

vs p

1 -1

-1

-1 -1 -1 1 1 1 1 1 799,9 10 30 639840

P2: h-linier

-2

-1

0

1

2

-2

-1

0

1

2

1470,9 20 60 2163547

P3 : h Kuadratik

2

-1

-2

-1

2

2

-1

-2

-1

2

-173,7 28 84 30171,69

Interaksi

P4: p

1

x p

2 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2 523,7 20 60 274261,7

P4: p

1

x p

3 -2 1 2 1 -2 2 -1 -2 -1 2 71,9 28 84 5169,61

Tanggapan tanaman terhadap H pada masing-masing Pemberian P

P5: p

0

x h-linier

-2

-1

0

1

2

473,6 10 30 224297

P6: p

1

x h-linier

-2

-1

0

1

2

997,3 10 30 994607,3

P7: p

0

x h-kuadratik

2

-1

-2

-1

2

-122,8 14 42 15079,84

P8: p

1

x h-kuadratik

2

-1

-2

-1

2

-50,9 14 42 2590,81

Tanggapan tanaman terhadap P pada masing-masing konsentrasi asam humat

H0 : p

0

vs p

1

-1

1

76,7 2 6 5882,89

H1 : p

0

vs p

1

-1

1

99 2 6 9801

H2 : p

0

vs p

1 -1

1

93 2 6 8649

H3 : p

0

vs p

1 -1

1

286,3 2 6 81967,69

H4 : p

0

vs p

1 -1

1

244,9 2 6 59976,01

Keterangan : tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

p

0

= Tanpa Pupuk P, p

1

= d

diberi dosis pupuk P 12 g tanaman

mg

-1

,


(6)