PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill )

(1)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) (Skripsi)

Ade Pravita Ningrum

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRACT

GIVING EFFECT OF LEAF COMPOST TYPE AND NPK COMPOUND FERTILIZER (15:15:15) ON THE GROWTH AND PRODUCTION

TOMATO PLANTS (Lycopersicum esculentum Mill)

BY

ADE PRAVITA NINGRUM

Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) is one of the leading agricultural commodities are highly prioritized. To meet increasing market demand would need special treatments to increase the production of tomatoes, one of which is offset by proper fertilization. This study aims to (1) know the difference between growth and production of tomato plants between a given fertilizer and without fertilizer, (2) know the difference between growth and production of tomato plants that were given only compost and chemical fertilizers are a combination of

compost and NPK, (3) know the difference between growth and production of tomato plants between a given compost yard waste and compostable bamboo leaf litter.

The research was conducted at Politeknik Lampung, Bandar Lampung. The treatment in this study was prepared using the Perfect Group Randomized design and use a single treatment design consisting of seven treatments and each

treatment in repeated three times. Treatment include are P0 (without fertilizer), P1 (yard waste compost 20 tons / ha), P2 (bamboo leaf compost 20 tons / ha), P3 (½


(3)

yard waste compost 10 tons / ha of chemical fertilizer + 500 kg / ha) , P4 (½ bamboo leaf compost 10 tons / ha of chemical fertilizer + 500 kg / ha), P5 (yard waste compost 10 tons / ha of bamboo leaves + compost 10 tons / ha), P6 (chemical fertilizer dose of NPK compound recommendations 1000 kg / ha). To know the different treatments used Orthogonal Contrast Test.

The results showed that fertilization on tomato plants were able to show the best results in increasing plant height, stover weight, fruit diameter, number of flowers, number of fruits and production of tomato than plants that are not fertilized. The combination of compost fertilizer and NPK fertilizer to increase plant height, fruit diameter, and number of fruits than any compost or fertilizer NPK alone.

Provision of yard waste compost on tomato plants are better at improving tomato production in comparison with bamboo leaf litter compost.


(4)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill )

Oleh

Ade Pravita Ningrum

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang sangat diprioritaskan. Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat tentunya dibutuhkan perlakuan-perlakuan khusus untuk meningkatkan produksi buah tomat, salah satunya adalah diimbangi dengan pemupukan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi pupuk dan tanpa pupuk, (2) mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi kompos saja dan kimia saja dengan kombinasi pupuk kompos dan NPK, (3) mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi kompos sampah pekarangan dan kompos serasah daun bambu.

Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Perlakuan dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan

Teracak Kelompok Sempurna (RKTS) dan menggunakan Rancangan Perlakuan Tunggal yang terdiri dari tujuh perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut antara lain P0 (tanpa pupuk), P1 (kompos sampah


(5)

pekarangan 20 ton/ha), P2 (kompos daun bambu 20 ton/ha), P3 (½ kompos sampah pekarangan 10 ton/ha + pupuk kimia 500 kg/ha), P4 (½ kompos daun bambu 10 ton/ha + pupuk kimia 500 kg/ha), P5 (kompos sampah pekarangan 10 ton/ha + kompos daun bambu 10 ton/ha), P6 (pupuk kimia dosis rekomendasi 1000 kg NPK majemuk/ha). Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda digunakan uji Orthogonal Kontras.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan pada tanaman tomat mampu menunjukkan hasil terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, bobot

brangkasan, diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah, dan bobot perpetak tanaman tomat dibandingkan tanaman yang tidak diberi pupuk. Kombinasi antara pupuk kompos dan pupuk NPK mampu meningkatkan tinggi tanaman, diameter buah, dan jumlah buah dibandingkan pupuk kompos saja atau pupuk NPK saja. Pemberian pupuk kompos sampah pekarangan pada tanaman tomat lebih baik dalam meningkatkan produksi buah tomat dibandingkan dengan pupuk kompos serasah daun bambu.


(6)

I. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar bulan September 2011.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih tomat benih tomat varietas Permata yang di produksi oleh PT. East Seed Indonesia, insektisida karbofuran (Furadan 3G), pupuk NPK majemuk (15:15:15), kompos sampah pekarangan, kompos daun bambu, tanah top soil, dan air.

Alat yang digunakan adalah polibag, ajir, alat tulis, tali raffia, alat untuk penyiraman (ember, selang, dan lain – lain), termometer tanah,oven, cangkul, handsprayer, paranet, terpal, dan nametag.

Benih tomat yang digunakan adalah benih varietas permata. Tomat ini merupakan tomat hibrida tipe determinate yang cocok ditanam pada dataran rendah. Buah ini berbentuk oval, warna buah muda hijau dan merah pada waktu masak. Tekstur daging buah ini keras, renyah dan tahan simpan atau transportasi jarak jauh, dengan bobotnya yang mencapai 70-100 gram per buah. Varietas permata cukup


(7)

tahan genangan air, toleran layu bakteri dan layu Fusarium race 1. Tomat ini siap dipanen mulai umur 70-80 HST dengan hasil mencapai 3 kg per tanaman atau 50-70 ton/ha.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Teracak Kelompok Sempurna (RKTS) dan menggunakan Rancangan Perlakuan Tunggal. Rancangan ini terdiri dari tujuh perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data di uji dengan uji Tukey. Bila kedua asumsi ini terpenuhi, maka dilakukan uji lanjutan dengan uji Orthogonal Kontras pada taraf α 5%, dengan perbandingan sebagai berikut :

1. p0 vs p1– p6

2. p1 p2 p5 vs p3p4 p6

3. p1 vs p2 p3

4. p2 vs p5

5. p3 vs p4 p6

6. p4 vs p6

Keterangan susunan perlakuan: p0 = tanpa pupuk


(8)

p2 = kompos daun bambu (20 ton/ha)

p3 = ½ kompos sampah pekarangan (10 ton/ha) + pupuk kimia (500 kg/ha)

p4 = ½ kompos daun bambu (10 ton/ha) + pupuk kimia (500 kg/ha)

p5 = kompos sampah pekarangan (10 ton/ha) + kompos daun bambu (10

ton/ha)

p6 = pupuk kimia dosis rekomendasi (1.000 kg NPK majemuk/ha)

Pada penelitian ini terdapat 21 petak percobaan dengan 168 tanaman tomat yang di tanam dalam polybag dengan jarak tanam antar polybag 50 x 60 cm. Setiap petak percobaan terdapat 8 polibag dengan masing-masing polibag berisi satu tanaman. Pada petak percobaan tersebut terdapat 6 tanaman tomat yang dijadikan sebagai sampel untuk diamati.

Denah tata letak percobaan dapat dilihat pada Gambar 2.

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Satu petakan terdapat delapan buah polibag dengan ukuran sebagai berikut : p5 p6 p4 p1 p4 p0 p4 p2 p3 p0

p5 p3

p5

p6

p0

p2

p1

p6 p2

p1


(9)

UTARA 50 cm

60 cm

Gambar 2. Tata letak petak percobaan

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan media tanam

Sebelum penanaman tanaman tomat, dilakukan pengisian polibag menggunakan tanah subur (top soil). Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah top soil yang berasal dari BLPP Haji Mena Lampung Selatan. Media tanam dimasukkan kedalam polibag berukuran 10 kg. Pengisian media tanam dilakukan sampai batas 5 cm dari mulut polibag bagian atas. Pengisian polibag

menggunakan tanah top soil dengan tujuan agar tanah yang digunakan gembur sehingga aerasi maupun drainase tanah menjadi baik.

7

8

5

6

3

4


(10)

Gambar 3. Media tanam yang sudah siap

3.4.2 Penyemaian Benih Tomat

Sebelum dilakukan penyemaian perlu dilakukan pemilihan benih yang baik untuk mengurangi persentase kegagalan perkecambahan. Benih tomat direndam

kedalam air hangat ±10 menit, sehingga benih mampu menghentikan masa dormansinya, selanjutnya dipilih benih yang baik untuk disemai . Benih tomat disemai kedalam contongan yang terbuat dari daun pisang dan telah berisi media berupa campuran tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Benih tomat yang telah selesai disemai selanjutnya diletakkan ditempat yang ternaungi. Setelah berkecambah dan berumur 3-4 minggu selanjutnya bibit dipindah


(11)

Gambar 4. Penyemaian benih tomat (kiri) dan bibit tomat yang sudah berumur 2 minggu setelah semai (kanan)

3.4.3 Aplikasi Kompos Serasah Daun

Kompos serasah daun bambu diperoleh dari Gunung Terang, diambil dari tumpukan daun-daun bambu yang sudah terurai secara alami menjadi kompos oleh mikroorganisme tanah. Kompos sampah pekarangan didapat dari UNILA yang sudah diolah menjadi kompos dengan campuran Effective Mikroorganisme (EM4).

Sebelum kompos diaplikasikan, dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal. Aplikasi kompos diberikan pertanaman tomat dengan cara ditugal. Dosis kompos daun bambu atau daun hijau yang diberikan sebesar 20 ton/ha (Redaksi

Agromedia, 2007). Masing-masing tanaman tomat per polibag mendapatkan kompos sebesar 600 gr/polibag yang diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut:

Dik: Luas lahan = 1ha = 10.000 m2 Jarak tanam = 60x50 cm = 00,3 m2 Dosis kompos = 20 ton/ha = 20.000 kg Dit : Kebutuhan pupuk pertanaman?

Jumlah tanaman tomat/ha = luas lahan/ jarak tanam = 10.000 m2 / 0,3 m2


(12)

= 33333,33 tanaman

Kebutuhan pupuk pertanaman = dosis kompos / jumlah tanaman = 20.000 kg / 33333,33

= 0,6 kg

= 600 gr / tanaman

Gambar 5. Aplikasi pupuk kompos daun

3.4.4 Aplikasi Pupuk NPK Majemuk (15:15:15)

Aplikasi pupuk NPK majemuk (15:15:15) dilakukan 1 minggu setelah pindah tanam ke polibag. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK BASF (15:15:15) dengan dosis 1000 kg/ha (Redaksi Agromedia, 2007). Pada percobaan ini aplikasi pupuk diberikan pertanaman tomat. Masing – masing tanaman tomat mendapatkan dosis perlakuan pupuk kimia sebesar 30 gr/ tanaman yang diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut:

Dik: Luas lahan = 1ha = 10.000 m2 Jarak tanam = 50x60 cm = 00,3 m2


(13)

Dit : Kebutuhan pupuk pertanaman?

Jumlah tanaman tomat/ha = luas lahan/ jarak tanam = 10.000 m2 / 0,3 m2 = 33333,33 tanaman

Kebutuhan pupuk pertanaman = dosis pupuk kimia / jumlah tanaman = 1.000kg / 33333,33

= 0,03 kg

= 30 gr / tanaman.

Pemberian pupuk kimia tersebut di aplikasikan sebanyak 3 kali yaitu 10 gr pada 1 minggu setelah tanam, 10 gr pada 30 hari setelah tanam (hst), dan 10 gr pada 60 hari setelah tanam (hst). Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara ditugal disekitar tanaman tomat dalam polybag (Gambar 6).

Gambar 6. Aplikasi pupuk NPK majemuk (15:15:15)

3.4.5 Penanaman Bibit Tomat

Bibit tomat yang telah berumur 2-3 minggu dipindah tanamkan ke dalam polibag yang telah diisi tanah dan pupuk. Jarak antar polibag yang digunakan adalah 50 x


(14)

60 cm. Penanaman dengan mengelompokkan tiga kelompok tanaman berdasarkan tinggi tanaman. Kelompok pertama memiliki tinggi < 9 cm, kelompok kedua memiliki tinggi antara 9-10 cm, dan kelompok ketiga memiliki tinggi > 10 cm. Bibit tomat yang dipilih harus yang baik dan sehat. Penanaman bibit tomat dilakukan pada sore hari untuk menghindari panas sinar matahari pada waktu siang sehingga bibit tidak layu setelah dipindah tanam.

Gambar 7. Penanaman bibit tomat ke dalam polibag

3.4.6 Pemeliharaan Tanaman 3.4.6.1 Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan menggunakan pupuk NPK majemuk (15:15:15) dilakukan setelah bibit pindah tanam ke lahan. Biasanya aplikasi pupuk dengan cara ditugal per tanaman.

3.4.6.2 Pemasangan ajir

Pemberian ajir dilakukan supaya batang tanaman dapat tumbuh tegak dan tidak mudah rebah, serta untuk mengoptimalkan sinar matahari ke tanaman. Ajir


(15)

dipasang pada saat tanaman berumur 4-5 hari setelah pindah tanam di polibag. Ajir dipasang dengan jarak 5 cm dari tanaman tomat dengan kedalaman minimum 20 cm.

Gambar 8. Pemasangan ajir setelah bibit di pindah tanam

3.4.6.3 Penyiraman

Penyiraman diawal penanaman dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari dengan menggunakan gembor atau selang. Penyiraman air yang cukup selama masa pertumbuhan akan mempengaruhi kesehatan dan produksi tanaman.


(16)

Gambar 9. Penyiraman tanaman tomat

3.4.6.4 Pembuangan Tunas Air

Pemangkasan tunas air bermanfaat untuk pembentukan tanaman tomat. Pemangkasan harus dilakukan secara rutin, agar tunas-tunas yang tidak diharapkan tumbuh tidak semakin banyak, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat.

3.4.6.5 Pengendalian gulma

Pengendalian gulma perlu dilakukan sebab gulma dapat menimbulkan kompetisi dalam mendapatkan ruang, unsur hara, cahaya matahari, dan air. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara penyiangan dan menyemprotkan herbisida.


(17)

Pengendalian hama dan penyakit diperlukan untuk mencegah hama dan penyakit yang menyerang tanaman tomat. Pengendalian hama dan penyakit biasanya menggunakan pestisida.

Gambar 10. Pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat

3.5 Variabel Pengamatan

Pengamatan tanaman meliputi berbagai macam variabel, yaitu variabel

pengamatan pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman dan bobot brangkasan dan variabel pengamatan produksi meliputi diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak, serta data penunjang yaitu analisis tanah dan pupuk kompos.


(18)

Tinggi tanaman diukur dengan satuan centimeter (cm), diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi. Pengamatan dilakukan setiap 10 hari sekali, dimulai pada saat tanaman berumur 10 HSPT. Pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada saat 10, 20, 30, dan 40 HSPT. Pengamatan dilakukan dengan mengamati 4 tanaman sampel pada masing-masing perlakuan.

3.5.2 Bobot Brangkasan (gr)

Pengamatan bobot brangkasan dilakukan pada masa vegetatif maksimal pada saat 6 MSPT. Bobot brangkasan dihitung dengan cara menimbang bobot batang, akar, dan daun yang sudah dikeringkan di oven pada suhu 800 C selama kurang lebih 2 hari.

3.5.3 Diameter Buah (mm)

Diameter buah diukur dengan mengukur buah menggunakan jangka sorong. Pengambilan sampel dengan cara memilih 3 sampel buah secara acak dalam satu petak perlakuan dari tujuh kali panen.

Gambar 11. Pengukuran diameter buah tomat 3.5.4 Jumlah bunga


(19)

Pengamatan jumlah bunga dilakukan satu kali pada saat tanaman tomat telah berbunga 75 %. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam.

Gambar 12. Bunga tomat yang hampir mekar sempurna

3.5.5 Jumlah buat tomat per tanaman (butir/tanaman)

Pengamatan jumlah buah pertanaman dilakukan pada saat pemanenan buah yaitu dengan menghitung jumlah buah dari 4 tanaman sampel dari hasil panen pertama hingga panen terakhir atau panen ketujuh.

3.5.6 Bobot buah per tanaman (kg)

Dihitung dengan cara menimbang bobot buah per tanaman mulai dari panen pertama hingga panen ke tujuh.


(20)

Pengamatan produksi buah dilakukan dengan cara menimbang keseluruhan bobot buah dari petak perlakuan mulai dari panen pertama hingga panen terakhir.

3.6 Data Penunjang

3.6.1 Analisis Tanah

Analisis tanah dilakukan sebelum penelitian berlangsung. Analisis tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah top soil kemudian di bawa ke

laboratorium tanah. Analisis tanah dilakukan untuk mengetahui unsur hara yang terkandung di dalam larutan tanah dan unsur hara tersedia bagi tanaman. Analisis tanah meliputi : pH, % C- Organik, % Nitrogen, P tersedia Olsen (ppm P2O5), P potensial (mg dan Kalium P2O5/100 gr) , K potensial (mg K2O/100 gr).

3.6.2 Analisis Kompos Daun

Analisis kompos dilakukan sebelum kompos di aplikasikan ke lahan. Analisis kompos meliputi: Kadar air, pH, C- Organik, N -Total, Ratio C/N, P -Total, dan K - Total. Analisis kompos dilakukan untuk mengetahui apakah kompos tersebut sudah memenuhi standar kualitas kompos dan layak untuk diaplikasikan ke lahan.


(21)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) (Skripsi)

Ade Pravita Ningrum

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram kerangka pemikiran... 11 2. Tata letak petak percobaan... 29 3. Media tanam... 30 4. Penyemaian benih tomat dan bibit tomat yang sudah berumur 2 minggu

setelah semai…... 31 5. Aplikasi pupuk kompos daun ... 32 6. Aplikasi pupuk NPK majemuk (15:15:15)……….……. 33 7. Penanaman bibit tomat ke dalam polibag………...…. 34 8. Pemasangan ajir setelah bibit di pindah tanam……….... 35 9. Penyiraman tanaman tomat………..…… 36 10. Pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat……….... 37 11. Pengukuran diameter buah tomat………...………..…. 38 12. Bunga tomat yang hampir mekar sempurna………..…………..……. 39 13. Gambar tanaman kelompok 1, 2, dan 3………... 89 14. Tanaman tomat yang sedang berbunga dan mulai muncul buah……….… 89 15. Tanaman tomat yang baru muncul buah………... 90 16. Tanaman tomat yang sudah siap panen………..…… 90 17. Cara pemanenan buah tomat……….… 90 18. Sampel untuk bobot brangkasan pada ulangan 1………... 91


(23)

19. Sampel untuk bobot brangkasan pada ulangan 2……….……… 91 20. Sampel untuk bobot brangkasan pada ulangan 3……….……... 91 21. Hasil panen tanaman P0……….... 92 22. Hasil panen tanaman P1………..…. 92 23. Hasil panen tanaman P2………... 92 24. Hasil panen tanaman P3………... 93 25. Hasil panen tanaman P4………... 93 26. Hasil panen tanaman P5………..…. 93 27. Hasil panen tanaman P6………... 94 28. Tanaman tomat yang terserang virus kerdil………..… 94 29. Tanaman yang terserang hama ulat buah………..… 95 30. Tanaman yang terserang Blossom End Root (BER)……….... 95


(24)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL……… DAFTAR GAMBAR……… I. PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1 1.2 Tujuan Penelitian ……….. 4 1.3 Landasan Teori ………. 5 1.4 Kerangka Pemikiran ………. 7 1.5 Hipotesis ………...12

II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 13 2.1 Sejarah dan Klasifikasi Tanaman Tomat ………. 13 2.2 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Tomat ………. 14 2.2.1 Morfologi Tanaman Tomat ……….…………. 14

2.2.2 Syarat Tumbuh ……….……… 15

2.3 Pupuk ………... 17 2.3.1 Pupuk Anorganik ……….……….. 18 2.3.2 Pupuk Organik ……….……….. 20

2.4 Kompos ……… 22

2.4.1 Sisa Daun-daunan ……….………. 23

2.4.2 Daun Bambu ………….………. 25

III. BAHAN DAN METODE ………. 26 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 26 3.2 Bahan dan Alat ……… 26 3.3 Metode Penelitian ……… 27


(25)

3.4 Pelaksanaan Penelitian ………. 29 3.4.1 Persiapan Media Tanam ……….……….. 29 3.4.2 Penyemaian Benih Tomat ……….………... 30 3.4.3 Aplikasi Kompos Serasah Daun ……….. 31 3.4.4 Aplikasi Pupuk NPK Majemuk (15:15:15) ………. 32 3.4.5 Penanaman Bibit Tomat ……….……….. 34 3.4.6 Pemeliharaan Tanaman ……….………... 34 3.4.6.1 Pemupukan ……….…………... 34 3.4.6.2 Pemasangan Ajir ………..……... 35 3.4.6.3 Penyiraman ………..……..……… 35 3.4.6.4 Pembuangan Tunas Air ……….…….... 36 3.4.6.5 Pengendalian Gulma ………..……….... 36 3.4.6.6 Pengendalian Hama dan Penyakit ………... 37 3.5 Variabel Pengamatan ………... 37

3.5.1 Tinggi Tanaman ……….……….. 38 3.5.2 Bobot Brangkasan (gr) ……….……… 38 3.5.3 Diameter Buah (mm) ………... 38

3.5.4 Jumlah Bunga ……….. 39

3.5.5 Jumlah Buah Tomat Pertanaman (butir/tanaman) …………... 39 3.5.6 Bobot Buah Pertanaman (kg) ……….….. 39 3.5.7 Bobot Buah Perpetak/Produksi (kg) ……… 40 3.6 Data Penunjang ……… 40 3.6.1 Analisis Tanah …………...………. 40 3.6.2 Analisis Kompos Daun ………...……… 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 41 4.1 Hasil Pengamatan ………. 41

4.1.1 Tinggi Tanaman ……….….. 42

4.1.2 Bobot Brangkasan Tanaman ……….…... 43

4.1.3 Diameter Buah ………. 44

4.1.4 Jumlah Bunga ……….. 45


(26)

4.1.6 Bobot Buah Pertanaman ……….. 47 4.1.7 Bobot Buah Perpetak (Produksi/kg) ……… 48 4.1.8 Hasil Analisis Tanah dan Kompos Daun ….……… 49

4.2 Pembahasan ………. 52

V. KESIMPULAN ………. 61

5.1 Kesimpulan ……….. 61

5.2 Saran ……… 62

DAFTAR PUSTAKA ………. 63 LAMPIRAN……….


(27)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ciri-ciri khusus varietas unggul tomat dataran rendah……… 17 2. Standar Kualitas Kompos Menurut Bank Dunia………. 23 3. Sumber bahan kompos, kandungan nitrogen, dan rasio C/N…………... 24 4. Rekapitulasi hasil uji orthogonal kontras pengaruh pemberian jenis

kompos daun dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) pada semua

variabel pengamatan……….……… 42

5. Hasil uji orthogonal kontras pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap tinggi tanaman

tomat……….……… 43

6. Hasil uji orthogonal kontras pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap bobot

brangkasan tanaman tomat……….……….. 44 7. Hasil uji orthogonal kontras pengaruh pemberian jenis kompos

daun dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap diameter buah tomat………..………... 45 8. Hasil uji orthogonal kontras pengaruh pemberian jenis kompos

daun dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap jumlah bunga tanaman tomat………... 46 9. Hasil uji orthogonal kontras pengaruh pemberian jenis kompos

daun dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap jumlah buah

tanaman tomat……….………. 47

10. Hasil uji orthogonal kontras pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap bobot buah


(28)

11. Hasil uji orthogonal kontras pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK majemuk (15:15:15) terhadap produksi buah tomat…….………... 49 12. Hasil analisis tanah top soil... 50 13. Hasil analisis Kompos serasah daun kering dan kompos daun bambu... 51 14. Pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap

tinggi tanaman tomat………. 67 15. Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan

pupuk NPK terhadap tinggi tanaman tomat………..……… 67 16. Analisis ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk

NPK terhadap tinggi tanaman tomat…….……….... 68 17. Uji BNT pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK

terhadap tinggi tanaman tomat………..……… 68 18. Pembandingan orthogonal kontras terhadap tinggi tanaman tomat……….. 69 19. Uji orthogonal kontras terhadap tinggi tanaman tomat………... 69 20. Pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap bobot brangkasan tanaman tomat………..……… 70 21. Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan

pupuk NPK terhadap bobot brangkasan tanaman tomat…………..………. 70 22. Analisis ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap bobot brangkasan tanaman tomat………..……… 71 23. Uji BNT pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK

terhadap bobot brangkasan tanaman tomat………..…. 71 24. Pembanding orthogonal kontras terhadap bobot brangkasan tanaman

tomat………..…… 72

25. Uji orthogonal kontras terhadap bobot brangkasan tanaman………..…….. 72 26. Pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap

diameter buah tanaman tomat………..………. 73 27. Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan


(29)

28. Analisis ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap diameter buah tanaman tomat……… 74 29. Uji BNT pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK

terhadap diameter buah tanaman tomat………..……... 74 30. Pembanding orthogonal kontras terhadap diameter buah tomat………...… 75 31. Uji orthogonal kontras terhadap diameter buah tomat……….…. 75 32. Pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap

jumlah bunga tanaman tomat……….……….. 76 33. Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan

pupuk NPK terhadap jumlah bunga tanaman tomat……….……… 76 34. Analisis ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk

NPK terhadap jumlah bunga tanaman tomat……….…….. 77 35. Uji BNT pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK

terhadap jumlah bunga tanaman tomat……….……… 77 36. Pembanding orthogonal kontras terhadap jumlah bunga tanaman

tomat………..……… 78

37. Uji orthogonal kontras terhadap jumlah bunga tanaman tomat……….…… 78 38. Pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap

jumlah buah tanaman tomat………...…..…….……… 79 39. Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap jumlah buah tanaman tomat……….……….. 79 40. Analisis ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk

NPK terhadap jumlah buah tanaman tomat……….…………. 80 41. Uji BNT pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK

terhadap jumlah buah tanaman tomat……….……….. 80 42. Pembanding orthogonal kontras terhadap jumlah buah tanaman tomat…... 81 43. Uji orthogonal kontras terhadap jumlah buah tanaman tomat……….. 81 44. Pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap bobot buah per tanaman tomat……….………. 82


(30)

45. Transformasi √√x untuk pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap bobot buah per tanaman tomat……… 82 46. Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan

pupuk NPK terhadap bobot buah per tanaman tomat………….…………... 83 47. Analisis ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk

NPK terhadap bobot buah per tanaman tomat……….……. 83 48. Uji BNT pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK

terhadap bobot buah per tanaman tomat……….……….. 84 49. Pembanding orthogonal kontras terhadap bobot buah per tanaman

tomat………..… 84 50. Uji orthogonal kontras terhadap bobot buah per tanaman tomat…... 85 51. Pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK terhadap

bobot buah per petak tanaman tomat………....……… 85 52. Uji homogenitas ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan

pupuk NPK terhadap bobot buah per petak tanaman tomat…..……… 86 53. Analisis ragam pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk

NPK terhadap bobot buah per petak tanaman tomat…………..……….….. 86 54. Uji BNT pengaruh pemberian jenis kompos daun dan pupuk NPK

terhadap bobot buah per petak tanaman tomat………..………… 87 55. Pembanding orthogonal kontras terhadap bobot buah per petak

tanaman tomat……….….…. 87


(31)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram kerangka pemikiran... 11 2. Tata letak petak percobaan... 29 3. Media tanam... 30 4. Penyemaian benih tomat dan bibit tomat yang sudah berumur 2 minggu

setelah semai…... 31 5. Aplikasi pupuk kompos daun ... 32 6. Aplikasi pupuk NPK majemuk (15:15:15)……….……. 33 7. Penanaman bibit tomat ke dalam polibag………...…. 34 8. Pemasangan ajir setelah bibit di pindah tanam……….... 35 9. Penyiraman tanaman tomat………..…… 36 10. Pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat……….... 37 11. Pengukuran diameter buah tomat………...………..…. 38 12. Bunga tomat yang hampir mekar sempurna………..…………..……. 39 13. Gambar tanaman kelompok 1, 2, dan 3………... 89 14. Tanaman tomat yang sedang berbunga dan mulai muncul buah……….… 89 15. Tanaman tomat yang baru muncul buah………... 90 16. Tanaman tomat yang sudah siap panen………..…… 90 17. Cara pemanenan buah tomat……….… 90 18. Sampel untuk bobot brangkasan pada ulangan 1………... 91


(32)

19. Sampel untuk bobot brangkasan pada ulangan 2……….……… 91 20. Sampel untuk bobot brangkasan pada ulangan 3……….……... 91 21. Hasil panen tanaman P0……….... 92 22. Hasil panen tanaman P1………..…. 92 23. Hasil panen tanaman P2………... 92 24. Hasil panen tanaman P3………... 93 25. Hasil panen tanaman P4………... 93 26. Hasil panen tanaman P5………..…. 93 27. Hasil panen tanaman P6………... 94 28. Tanaman tomat yang terserang virus kerdil………..… 94 29. Tanaman yang terserang hama ulat buah………..… 95 30. Tanaman yang terserang Blossom End Root (BER)……….... 95


(33)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL……… DAFTAR GAMBAR……… I. PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1 1.2 Tujuan Penelitian ……….. 4

1.3 Landasan Teori ………. 5

1.4 Kerangka Pemikiran ………. 7 1.5 Hipotesis ………...12

II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 13 2.1 Sejarah dan Klasifikasi Tanaman Tomat ………. 13 2.2 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Tomat ………. 14 2.2.1 Morfologi Tanaman Tomat ……….…………. 14

2.2.2 Syarat Tumbuh ……….……… 15

2.3 Pupuk ………... 17 2.3.1 Pupuk Anorganik ……….……….. 18 2.3.2 Pupuk Organik ……….……….. 20 2.4 Kompos ……… 22 2.4.1 Sisa Daun-daunan ……….………. 23 2.4.2 Daun Bambu ………….………. 25 III. BAHAN DAN METODE ………. 26 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 26

3.2 Bahan dan Alat ……… 26


(34)

3.4 Pelaksanaan Penelitian ………. 29 3.4.1 Persiapan Media Tanam ……….……….. 29 3.4.2 Penyemaian Benih Tomat ……….………... 30 3.4.3 Aplikasi Kompos Serasah Daun ……….. 31 3.4.4 Aplikasi Pupuk NPK Majemuk (15:15:15) ………. 32 3.4.5 Penanaman Bibit Tomat ……….……….. 34 3.4.6 Pemeliharaan Tanaman ……….………... 34 3.4.6.1 Pemupukan ……….…………... 34 3.4.6.2 Pemasangan Ajir ………..……... 35 3.4.6.3 Penyiraman ………..……..……… 35 3.4.6.4 Pembuangan Tunas Air ……….…….... 36 3.4.6.5 Pengendalian Gulma ………..……….... 36 3.4.6.6 Pengendalian Hama dan Penyakit ………... 37 3.5 Variabel Pengamatan ………... 37

3.5.1 Tinggi Tanaman ……….……….. 38

3.5.2 Bobot Brangkasan (gr) ……….……… 38 3.5.3 Diameter Buah (mm) ………... 38

3.5.4 Jumlah Bunga ……….. 39

3.5.5 Jumlah Buah Tomat Pertanaman (butir/tanaman) …………... 39 3.5.6 Bobot Buah Pertanaman (kg) ……….….. 39 3.5.7 Bobot Buah Perpetak/Produksi (kg) ……… 40 3.6 Data Penunjang ……… 40 3.6.1 Analisis Tanah …………...………. 40 3.6.2 Analisis Kompos Daun ………...……… 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 41 4.1 Hasil Pengamatan ………. 41

4.1.1 Tinggi Tanaman ……….….. 42

4.1.2 Bobot Brangkasan Tanaman ……….…... 43

4.1.3 Diameter Buah ………. 44

4.1.4 Jumlah Bunga ……….. 45


(35)

4.1.6 Bobot Buah Pertanaman ……….. 47 4.1.7 Bobot Buah Perpetak (Produksi/kg) ……… 48 4.1.8 Hasil Analisis Tanah dan Kompos Daun ….……… 49

4.2 Pembahasan ………. 52

V. KESIMPULAN ………. 61

5.1 Kesimpulan ……….. 61

5.2 Saran ……… 62

DAFTAR PUSTAKA ………. 63 LAMPIRAN……….


(36)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1990. Bertanam Sayuran. Kanisius. Yogyakarta.

Anonima. 2002. Pupuk Phonska/Pupuk Majemuk NPK. http://www.petrokimia-gresik.com/phonska.asp. Diakses tanggal 23 Mei 2011.

Anonimb. 2009. Pembuatan Pupuk Kompos.

http://www.diperta.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/PEMBUATAN_P UPUK_KOMPOS_%28PLUS%293.pdf. Diakses tanggal 23 Mei 2011.

Atmojo, S. W. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Ayoola, O.T, dan Makinde, E.A. 2007. Complementary Organic and Inorganic Fertilizer Application: Influence on Growth and Yield of

Cassava/maize/melon Intercrop with a Relayed Cowpea. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 1(3): 187-192.

Djuarnani, N, Kristian dan B.S. Setiawan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta. 74 hlm.

FAO. 1987. Principles of Composting. In Soil Management: Compost Production and use in Tropical and sub-Tropical Environments. FAO Soil

Bulletin 56.

Firmansyah, R. 2009. Pemanfaatan Organisme Pada Serasah Bambu Sebagai Upaya Biodekomposer Sampah Organik Dalam Upaya Mengurangi Masalah Sampah. http://www.scribd.com/doc/29844853/. 25 Mei 2011. 37 hal.

Mega, F. 2007. Pengaruh Pemberian Bahan Organik dan Pupuk Daun pada

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Violces dalam Pot. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. 62 hlm.

Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bineka Cipta. Jakarta. 177 hlm.

Musnamar, E.I. 2008. Pupuk Organik : Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 70 hlm.


(37)

Nia. 2010. Kompos. http://migroplus.com/brosur/Kompos.pdf. Diakses tanggal 23 Mei 2011.

Nnaji, N. 2011. Effect of long-term organic fertilizer application on soil microbial dynamics. African Journal of Biotechnology Vol. 10 (4), pp. 556-559. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

130 hlm.

Nurtika, N. 2007. Respon Tomat Terhadap Beberapa Jenis Pupuk Majemuk NPK. Jurnal Agrivigor (6) 3 hal 213-218.

Prawoto, A. 2003. Daun Bambu Pindah ke Sawah.

http://www.terranet.or.id/tulisandetil.php?id=1459. Diakses tanggal 23 Mei 2011.

Purnama, Y. 2007. Pengaruh Pemberian N,P,K, dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan, Hasil, dan Kandungan Nitrogen Pada 3 Varietas Jagung (Zea Mays L.) Komposit. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. 88 hlm.

Purwati, E dan Khairunisa. 2007. Budidaya Tomat Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta. 68 hlm.

Redaksi Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Jakarta : Agro Media Pustaka.

Rosmarkam, A. Dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 224 hlm.

Setyorini. 2006. Pupuk Kompos.

http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk 2.pdf. 23 Mei 2011. 30 halaman.

Simanungkalit, R.D.M. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 14 hlm.

Subhan, Nurtika, N. Dan Setiawati, W. 2005. Peningkatan Efisiensi Pemupukan NPK dengan Memanfaatkan Bahan Organik terhadap Hasil Tomat. Jurnal Hortikultura 15(2):91-96.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. 211 hlm. Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Tomat. CV. Yrama Media.


(38)

Tim Penulis PS. 2008. Tomat : Pembudidayaan Secara Komersial. Penebaar Swadaya. Jakarta.

Tugiyono, Herry. 2007. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta. 50 hlm. Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas dan Resistensi


(39)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) (Skripsi)

Ade Pravita Ningrum

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(40)

ABSTRACT

GIVING EFFECT OF LEAF COMPOST TYPE AND NPK COMPOUND FERTILIZER (15:15:15) ON THE GROWTH AND PRODUCTION

TOMATO PLANTS (Lycopersicum esculentum Mill)

BY

ADE PRAVITA NINGRUM

Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) is one of the leading agricultural commodities are highly prioritized. To meet increasing market demand would need special treatments to increase the production of tomatoes, one of which is offset by proper fertilization. This study aims to (1) know the difference between growth and production of tomato plants between a given fertilizer and without fertilizer, (2) know the difference between growth and production of tomato plants that were given only compost and chemical fertilizers are a combination of

compost and NPK, (3) know the difference between growth and production of tomato plants between a given compost yard waste and compostable bamboo leaf litter.

The research was conducted at Politeknik Lampung, Bandar Lampung. The treatment in this study was prepared using the Perfect Group Randomized design and use a single treatment design consisting of seven treatments and each


(41)

treatment in repeated three times. Treatment include are P0 (without fertilizer), P1 (yard waste compost 20 tons / ha), P2 (bamboo leaf compost 20 tons / ha), P3 (½ yard waste compost 10 tons / ha of chemical fertilizer + 500 kg / ha) , P4 (½ bamboo leaf compost 10 tons / ha of chemical fertilizer + 500 kg / ha), P5 (yard waste compost 10 tons / ha of bamboo leaves + compost 10 tons / ha), P6 (chemical fertilizer dose of NPK compound recommendations 1000 kg / ha). To know the different treatments used Orthogonal Contrast Test.

The results showed that fertilization on tomato plants were able to show the best results in increasing plant height, stover weight, fruit diameter, number of flowers, number of fruits and production of tomato than plants that are not fertilized. The combination of compost fertilizer and NPK fertilizer to increase plant height, fruit diameter, and number of fruits than any compost or fertilizer NPK alone.

Provision of yard waste compost on tomato plants are better at improving tomato production in comparison with bamboo leaf litter compost.


(42)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill )

Oleh

Ade Pravita Ningrum

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

pertanian unggulan yang sangat diprioritaskan. Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat tentunya dibutuhkan perlakuan-perlakuan khusus untuk meningkatkan produksi buah tomat, salah satunya adalah diimbangi dengan pemupukan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi pupuk dan tanpa pupuk, (2) mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi kompos saja dan kimia saja dengan kombinasi pupuk kompos dan NPK, (3) mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi kompos sampah pekarangan dan kompos serasah daun bambu.

Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Perlakuan dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan


(43)

Tunggal yang terdiri dari tujuh perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut antara lain P0 (tanpa pupuk), P1 (kompos sampah pekarangan 20 ton/ha), P2 (kompos daun bambu 20 ton/ha), P3 (½ kompos sampah pekarangan 10 ton/ha + pupuk kimia 500 kg/ha), P4 (½ kompos daun bambu 10 ton/ha + pupuk kimia 500 kg/ha), P5 (kompos sampah pekarangan 10 ton/ha + kompos daun bambu 10 ton/ha), P6 (pupuk kimia dosis rekomendasi 1000 kg NPK majemuk/ha). Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda digunakan uji Orthogonal Kontras.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan pada tanaman tomat mampu menunjukkan hasil terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, bobot

brangkasan, diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah, dan bobot perpetak tanaman tomat dibandingkan tanaman yang tidak diberi pupuk. Kombinasi antara pupuk kompos dan pupuk NPK mampu meningkatkan tinggi tanaman, diameter buah, dan jumlah buah dibandingkan pupuk kompos saja atau pupuk NPK saja. Pemberian pupuk kompos sampah pekarangan pada tanaman tomat lebih baik dalam meningkatkan produksi buah tomat dibandingkan dengan pupuk kompos serasah daun bambu.


(44)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Oleh

Ade Pravita Ningrum

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(45)

Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Nama Mahasiswa : Ade Pravita Ningrum

NPM : 0714012026

Program Studi : Agroteknologi Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc. Ir. Yunita Barus, M.Si.

NIP. 196301319869031004 NIP. 1965060119912001

2. Ketua Program Studi

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP.196411181989021002


(46)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc.………...

Sekretaris : Ir. Yunita Barus, M.Si. ..………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc. …..………

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 196108261987021001


(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Punggur, pada tanggal 20 Desember 1989, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Andi Prasetyo dan Ibu Titik Purwaning Tyasasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Sriwijaya Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1995, kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 6 Penengahan Bandar Lampung lulus pada tahun 2001, pada tahun 2004 penulis menyelesaikan pendidikan menegah pertama di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan menyelesaikan pendidikan menegah atas di SMA Negeri 15 Bandar Lampung pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima di Universitas Lampung sebagai Mahasiswa Program Studi Hortikultura Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian melalui jalur SPMB dan pada tahun 2008 penulis

diintegrasikan ke Program Studi Agroteknologi.

Selama menjadi mahasiswa, Penulis pernah dua kali menjabat sebagai asisten dosen Fisiologi Tumbuhan periode 2009-2010, asisten dosen Tanaman Sayur periode 2010-2011 dan asisten dosen Produksi Tanaman Buah periode 2010-2011. Penulis juga aktif dalam organisasi di kampus yaitu Himpunan Mahasiswa


(48)

Agronomi Pecinta Alam (Agropala). Dalam organisasi penulis pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Pengembangan Keilmuan periode 2008-2009, anggota divisi Pengabdian Lingkungan periode 2009-2010.

Penulis pernah mengikuti Pesantren Cendikiawan Muslim (PCM) pada tahun 2007 dan Training Organisasi Profesi Budidaya Pertanian (TOP BDP)

HIMADITA pada tahun 2008. Pada tahun 2010, Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di GAPOKTAN Sumber Rezeki yang terletak di Desa Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.


(49)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadiratan Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nya juga sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini Penulis mendapatkan banyak bantuan, saran dan motivasi dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, saran, dan nasehat kepada Penulis hingga skripsi ini selesai. 2. Ibu Ir. Yunita Barus, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, atas saran,

bimbingan dan perhatian yang diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku Pembahas, atas segala saran, bantuan dan nasehat yang telah diberikan kepada Penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Soesiladi E. Widodo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Program Studi Agroteknologi.

6. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.


(50)

7. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya program studi Agroteknologi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi.

8. Mama Titik dan Papa Andi tercinta, Eyang tersayang, Mak Wo, Pak wo, adikku Galih, Bule Dian, Bule Lupi dan Bule Lusi, serta semua keluarga besarku atas rasa sayang, doa, dan perhatian yang tulus kepada penulis. 9. Miftahul Ni’am atas semangat, dukungan, dan bantuan selama ini, serta

terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tak akan tergantikan. 10. Sahabat baikku Vera Lidya dan Bangun Surya Mahardika, atas bantuan,

semangat, dan persahabatan.

11. Teman-teman seperjuangan : Mitra Suri, Mey Hardiyani, dan Fitri Mayasari atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

12. Teman-teman Hortikultura 2007 atas cerita indah, persahabatan, dan kebersamaan yang berkesan selama perkuliahan.

13. Agropala angkatan XI : Wendi, Nita, Pipit, Mey, Yayah, Isma, Shella, Adit, Sigit, Adi, dan Krisna serta keluarga besar Agropala atas canda tawa, persahabatan, dan persaudaraan.

Semoga tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca dan Penulisberharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis


(51)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) (Skripsi)

Ade Pravita Ningrum

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(52)

ABSTRACT

GIVING EFFECT OF LEAF COMPOST TYPE AND NPK COMPOUND FERTILIZER (15:15:15) ON THE GROWTH AND PRODUCTION

TOMATO PLANTS (Lycopersicum esculentum Mill)

BY

ADE PRAVITA NINGRUM

Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) is one of the leading agricultural commodities are highly prioritized. To meet increasing market demand would need special treatments to increase the production of tomatoes, one of which is offset by proper fertilization. This study aims to (1) know the difference between growth and production of tomato plants between a given fertilizer and without fertilizer, (2) know the difference between growth and production of tomato plants that were given only compost and chemical fertilizers are a combination of

compost and NPK, (3) know the difference between growth and production of tomato plants between a given compost yard waste and compostable bamboo leaf litter.

The research was conducted at Politeknik Lampung, Bandar Lampung. The treatment in this study was prepared using the Perfect Group Randomized design and use a single treatment design consisting of seven treatments and each


(53)

treatment in repeated three times. Treatment include are P0 (without fertilizer), P1 (yard waste compost 20 tons / ha), P2 (bamboo leaf compost 20 tons / ha), P3 (½ yard waste compost 10 tons / ha of chemical fertilizer + 500 kg / ha) , P4 (½ bamboo leaf compost 10 tons / ha of chemical fertilizer + 500 kg / ha), P5 (yard waste compost 10 tons / ha of bamboo leaves + compost 10 tons / ha), P6 (chemical fertilizer dose of NPK compound recommendations 1000 kg / ha). To know the different treatments used Orthogonal Contrast Test.

The results showed that fertilization on tomato plants were able to show the best results in increasing plant height, stover weight, fruit diameter, number of flowers, number of fruits and production of tomato than plants that are not fertilized. The combination of compost fertilizer and NPK fertilizer to increase plant height, fruit diameter, and number of fruits than any compost or fertilizer NPK alone.

Provision of yard waste compost on tomato plants are better at improving tomato production in comparison with bamboo leaf litter compost.


(54)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill )

Oleh

Ade Pravita Ningrum

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

pertanian unggulan yang sangat diprioritaskan. Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat tentunya dibutuhkan perlakuan-perlakuan khusus untuk meningkatkan produksi buah tomat, salah satunya adalah diimbangi dengan pemupukan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi pupuk dan tanpa pupuk, (2) mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi kompos saja dan kimia saja dengan kombinasi pupuk kompos dan NPK, (3) mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi kompos sampah pekarangan dan kompos serasah daun bambu.

Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Perlakuan dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan


(55)

Tunggal yang terdiri dari tujuh perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut antara lain P0 (tanpa pupuk), P1 (kompos sampah pekarangan 20 ton/ha), P2 (kompos daun bambu 20 ton/ha), P3 (½ kompos sampah pekarangan 10 ton/ha + pupuk kimia 500 kg/ha), P4 (½ kompos daun bambu 10 ton/ha + pupuk kimia 500 kg/ha), P5 (kompos sampah pekarangan 10 ton/ha + kompos daun bambu 10 ton/ha), P6 (pupuk kimia dosis rekomendasi 1000 kg NPK majemuk/ha). Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda digunakan uji Orthogonal Kontras.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan pada tanaman tomat mampu menunjukkan hasil terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, bobot

brangkasan, diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah, dan bobot perpetak tanaman tomat dibandingkan tanaman yang tidak diberi pupuk. Kombinasi antara pupuk kompos dan pupuk NPK mampu meningkatkan tinggi tanaman, diameter buah, dan jumlah buah dibandingkan pupuk kompos saja atau pupuk NPK saja. Pemberian pupuk kompos sampah pekarangan pada tanaman tomat lebih baik dalam meningkatkan produksi buah tomat dibandingkan dengan pupuk kompos serasah daun bambu.


(56)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Oleh

Ade Pravita Ningrum

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(57)

Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Nama Mahasiswa : Ade Pravita Ningrum

NPM : 0714012026

Program Studi : Agroteknologi Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc. Ir. Yunita Barus, M.Si.

NIP. 196301319869031004 NIP. 1965060119912001

2. Ketua Program Studi

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP.196411181989021002


(58)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc.………...

Sekretaris : Ir. Yunita Barus, M.Si. ..………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc. …..………

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 196108261987021001


(59)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Punggur, pada tanggal 20 Desember 1989, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Andi Prasetyo dan Ibu Titik Purwaning Tyasasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Sriwijaya Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1995, kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 6 Penengahan Bandar Lampung lulus pada tahun 2001, pada tahun 2004 penulis menyelesaikan pendidikan menegah pertama di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan menyelesaikan pendidikan menegah atas di SMA Negeri 15 Bandar Lampung pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima di Universitas Lampung sebagai Mahasiswa Program Studi Hortikultura Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian melalui jalur SPMB dan pada tahun 2008 penulis

diintegrasikan ke Program Studi Agroteknologi.

Selama menjadi mahasiswa, Penulis pernah dua kali menjabat sebagai asisten dosen Fisiologi Tumbuhan periode 2009-2010, asisten dosen Tanaman Sayur periode 2010-2011 dan asisten dosen Produksi Tanaman Buah periode 2010-2011. Penulis juga aktif dalam organisasi di kampus yaitu Himpunan Mahasiswa


(60)

Agronomi Pecinta Alam (Agropala). Dalam organisasi penulis pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Pengembangan Keilmuan periode 2008-2009, anggota divisi Pengabdian Lingkungan periode 2009-2010.

Penulis pernah mengikuti Pesantren Cendikiawan Muslim (PCM) pada tahun 2007 dan Training Organisasi Profesi Budidaya Pertanian (TOP BDP)

HIMADITA pada tahun 2008. Pada tahun 2010, Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di GAPOKTAN Sumber Rezeki yang terletak di Desa Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.


(61)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadiratan Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nya juga sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini Penulis mendapatkan banyak bantuan, saran dan motivasi dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, saran, dan nasehat kepada Penulis hingga skripsi ini selesai. 2. Ibu Ir. Yunita Barus, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, atas saran,

bimbingan dan perhatian yang diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku Pembahas, atas segala saran, bantuan dan nasehat yang telah diberikan kepada Penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Soesiladi E. Widodo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Program Studi Agroteknologi.

6. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.


(62)

7. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya program studi Agroteknologi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi.

8. Mama Titik dan Papa Andi tercinta, Eyang tersayang, Mak Wo, Pak wo, adikku Galih, Bule Dian, Bule Lupi dan Bule Lusi, serta semua keluarga besarku atas rasa sayang, doa, dan perhatian yang tulus kepada penulis. 9. Miftahul Ni’am atas semangat, dukungan, dan bantuan selama ini, serta

terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tak akan tergantikan. 10. Sahabat baikku Vera Lidya dan Bangun Surya Mahardika, atas bantuan,

semangat, dan persahabatan.

11. Teman-teman seperjuangan : Mitra Suri, Mey Hardiyani, dan Fitri Mayasari atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

12. Teman-teman Hortikultura 2007 atas cerita indah, persahabatan, dan kebersamaan yang berkesan selama perkuliahan.

13. Agropala angkatan XI : Wendi, Nita, Pipit, Mey, Yayah, Isma, Shella, Adit, Sigit, Adi, dan Krisna serta keluarga besar Agropala atas canda tawa, persahabatan, dan persaudaraan.

Semoga tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca dan Penulisberharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis


(63)

I. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemupukan pada tanaman tomat mampu menunjukkan hasil terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, bobot brangkasan, diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah, dan produksi tanaman tomat dibandingkan tanaman yang tidak diberi pupuk.

2. Kombinasi antara pupuk kompos dan pupuk NPK mampu meningkatkan tinggi tanaman, diameter buah, dan jumlah buah dibandingkan pupuk kompos saja atau pupuk NPK saja.

3. Pemberian pupuk sampah pekarangan pada tanaman tomat lebih baik dalam meningkatkan produksi buah tomat dibandingkan dengan pupuk kompos serasah daun bambu.


(64)

Berdasarkan hasil penelitian disarankan supaya melakukan analisis tanah dan kompos yang akan digunakan terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke tanaman. Hal ini bertujuan agar unsur hara yang diserap oleh tanaman dalam dosis yang sesuai, tidak kekurangan ataupun kelebihan agar pertumbuhan dan produksi tanaman optimal. Selain itu pada budidaya tanaman tomat disarankan untuk menggunakan kombinasi antara pupuk kompos dan pupuk kimia, selain mampu mencukupi unsur hara yang dibutuhkan tanaman, kombinasi tersebut juga diharapkan mampu menekan biaya produksi.


(65)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting, tomat kentang, dan tomat cherry. Tanaman tomat diduga berasal dari benua Amerika, terutama kawasan Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman tomat banyak ditemukan disekitar pegunungan Andes dan Brazilia, kemudian menyebar ke Meksiko dan Negara-negara lainnya (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Kini tanaman tomat sangat banyak diminati masyarakat, untuk itu dibutuhkan cara untuk meningkatkan produksi tanaman tomat. Di daerah tropis, tanaman tomat memiliki daerah penyebaran yang cukup luas, yaitu dataran tinggi (> 700 m dpl), dataran medium tinggi (450 – 699 m dpl), dataran medium rendah (200 – 499 m dpl), dan dataran rendah (< 199 m dpl). Tanaman tomat biasanya lebih produktif di tanam pada dataran tinggi, tapi kini diketahui bahwa pengembangan tomat didataran tinggi dapat memicu terjadinya erosi. Untuk itu saat ini perluasan areal untuk budidaya tomat lebih diarahkan ke dataran rendah, karena areal dataran


(66)

rendah lebih luas, sehingga diharapkan hasil yang didapat akan lebih tinggi (Purwati dan Khairunisa, 2007).

Purwati dan Khairunisa (2007) menerangkan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengusahaan penanaman tomat dataran rendah, diantaranya suhu yang tinggi, kesuburan tanah yang rendah, tingkat kemasaman tanah yang tinggi, dan serangan hama penyakit. Agar pemanfaatan lahan dataran rendah optimal, perlu adanya perbaikan budidaya, seperti pemupukan yang baik dan penggunaan varietas tomat yang telah direkomendasikan untuk dataran rendah.

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting dalam budidaya tanaman tomat untuk menghasilkan pertumbuhan yang maksimal, karena pemupukan merupakan salah satu cara untuk menambah ketersediaan unsur hara didalam tanah, sehingga mampu menciptakan pertumbuhan tanaman yang baik dan memberikan produksi yang tinggi (Redaksi Agromedia, 2007).

Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Pupuk anorganik atau pupuk buatan merupakan jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki presentase kandungan hara yang tinggi (Novizan, 2005).


(67)

Produksi tomat dapat ditingkatkan dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk anorganik maupun organik, tetapi penggunaan pupuk anorganik dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Memang pada beberapa periode awal pemeliharaan produksi tanaman dapat meningkat, tetapi produktivitas tersebut tidak akan bertahan lama. Produktivitas tanaman akan menurun dan tanaman akan semakin tergantung pada dosis pemupukan pupuk anorganik yang semakin

meningkat (Djuarnani, 2005). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia adalah dengan menerapkan sistem pertanian organik.

Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Teknologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian. Untuk mengurangi penggunaan pupuk

anorganik maka diperlukan alternatif lain dalam penyediaan unsur hara yaitu dengan penambahan bahan organik berupa kompos.

Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Kompos dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologi. Selain itu, kompos juga dapat mernggantikan hilangnya uunsur hara dalam tanah yang hilang akibat terbawa oleh tanaman ketika dipanen atau terbawa aliran permukaan (Djuarnani, 2005).


(68)

Untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos daun dan NPK majemuk (15:15:15) maka perlu diteliti mengenai pengaruh pemberian kompos daun dan NPK majemuk (15:15:15) dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan dan produksi pada tanaman tomat antara yang diberi pupuk dan tanpa pupuk?

2. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan dan produksi pada tanaman tomat antara yang diberi kompos saja dan kimia saja dengan kombinasi pupuk kompos dan NPK?

3. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan dan produksi pada tanaman tomat antara yang diberi kompos sampah pekarangan dan kompos serasah daun bambu?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian disusun sebagai berikut :

1. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi pupuk dan tanpa pupuk.

2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi kompos saja dan kimia saja dengan kombinasi pupuk kompos dan NPK. 3. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang


(69)

1.3 Landasan Teori

Dilihat dari data statistik perdagangan tomat Indonesia, ternyata produksi tomat dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini memperlihatkan bahwa kebutuhan akan tomat semakin meningkat. Produksi tomat di Indonesia sudah terbilang tinggi, tetapi dalam beberapa hal ternyata Indonesia masih mengimpor buah tomat. Masih adanya impor tomat, karena mutu tomat impor yang lebih baik dan harganya lebih murah. Selain pasar dalam negeri, buah tomat juga mempunyai peluang ekspor yang cukup bagus. Untuk menangkap peluang ekspor yang cukup baik, harus diimbangi dengan peningkatan mutu yang lebih baik pula (Tim Penulis PS, 2008).

Menurut Purwati dan Khairunisa (2007), berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi tomat di Indonesia sejak tahun 2002 – 2005 berfluktuasi. Dari data tersebut menunjukan bahwa produksi tomat semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa tomat menjadi komoditas pertanian yang

diprioritaskan, sehingga dibutuhkan perlakuan-perlakuan khusus untuk meningkatkan produksi tomat.

Untuk meningkatkan produktivitas tanaman tomat harus diimbangi dengan pemupukan yang baik. Kebanyakan petani di Indonesia masih mengandalkan pupuk anorganik seperti Urea, NPK dan TSP untuk menyuburkan tanah, hal ini merupakan kesalahan besar. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus justru dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Sebagian besar petani tidak menggunakan pupuk organik, karena mereka menilai ini terlalu repot, tidak


(70)

praktis, harus dalam jumlah besar penggunaannya, dalam membuat kompos terkadang dapat menimbulkan bau busuk, dan pengaruh terhadap tanamannya tidak cepat terlihat (Djuarnani, 2005).

Salah satu pupuk anorganik yang banyak digunakan petani adalah pupuk majemuk. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi analisis tersebut antara lain untuk mempercepat perkembangan bibit, sebagai pupuk pada awal penanaman, dan sebagai pupuk susulan pada saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga dan berbuah (Novizan, 2005).

Menurut Redaksi Agromedia (2007), pupuk anorganik mudah diserap oleh

tanaman karena mengandung kadar unsur hara yang tinggi, kemampuan menyerap dan melepaskan air tinggi, serta mudah larut dalam air, tetapi penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat merusak tanah karena membuat tanah cepat mengeras, tidak gembur, dan cepat menjadi asam.

Pemberian bahan organik tidak hanya menambah unsur hara bagi tanaman, tetapi juga menciptakan kondisi yang sesuai untuk tanaman dengan memperbaiki aerasi, mempermudah penetrasi akar, dan memperbaiki kapasitas menahan air,

meningkatkan pH, KTK, serapan hara menurunkan Al-dd, serta struktur tanah menjadi remah.

Pemberian bahan organik dapat meningkatkan kandungan P tersedia dalam tanah secara langsung dan tidak langsung. Penambahan P secara tidak langsung terjadi


(71)

karena pada proses dekomposisi bahan organik dihasilkan asam-asam organik yang mampu menonaktifkan anion-anion pengikat fosfat, yaitu Al dan Fe, dan membentuk senyawa logam organik (Simanungkalit, 2006).

Kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, selain itu diddalam kompos juga terkandung hara-hara mineral yang berfungsi untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman. Kompos sangat berperan penting bagi tanaman karena dapat menambah unsur hara mikro bagi tanaman dan dapat menjaga struktur tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik

(Wijaya, 2008).

Daun bambu yang biasanya banyak digunakan untuk membuat kerajinan tangan maupun obat herbal, ternyata memiliki kandungan P dan K yang cukup tinggi, sehingga daun bambu sangat baik diolah menjadi kompos bagi tanaman. Kedua unsur ini menurut yang bersangkutan sangat berguna bagi perbaikan struktur tanah dan pertumbuhan tanaman. Dengan menambahkan kompos daun bambu ke dalam tanah, penggunaan pupuk kimia P dan K dapat dikurangi (Prawoto, 2003).

1.4 Kerangka Pemikiran

Tanaman tomat baik ditanam didataran tinggi maupun didataran rendah. Saat ini banyak varietas tomat yang dapat dibudidayakan didataran rendah, antara lain tomat varietas permata. Tomat ini memiliki tipe pertumbuhan determinate, tahan terhadap virus blossom and rot, toleran terhadap layu bakteri, TMV, dan fusarium.


(72)

Tomat varietas permata memiliki bentuk buah oval dan teksturnya keras, sehingga tahan disimpan dalam waktu yang cukup lama dan menempuh perjalanan jarak jauh. Varietas inidapat dipanen saat umur umur 70-80 HST dngan berat buah mencapai 70-100 gram per buah dan potensi hasil 3-4 kg per pohon atau 50-70 ton / ha.

Produksi tomat setiap tahun semakin meningkat, hal ini menunjukan bahwa permintaan tomat juga setiap tahun meningkat. Permintaan yang meningkat ini membuat petani semakin sering menanam tomat, tentu saja ini membuat pengolahan tanah semakin sering dilakukan untuk digunakan sebagai lahan bercocok tanam tomat. Pengolahan lahan yang semakin sering dilakukan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.

Tanaman tomat merupakan tanaman yang baik ditanam pada tanah yang gembur dan memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Tanah yang ditanami secara terus menerus akan semakin menurun tingkat kesuburannya. Untuk mengatasi masalah ini maka dapat dilakukan pemupukan secara teratur, karena pemupukan adalah salah satu cara untuk menambah unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman.

Ada dua macam pupuk yang dapat diberikan pada tanah yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk majemuk seperti NPK BASF sering digunakan oleh petani. Pupuk ini banyak digunakan karena pupuk ini mengandung unsur hara N, P, K, dan S sekaligus. Para petani biasanya lebih banyak menggunakan pupuk


(73)

anorganik untuk tanaman, karena mengandung satu atau beberapa unsur hara tetapi dalam jumlah banyak, sehingga pupuk anorganik dalam jumlah sedikit sudah bisa menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman dan mudah diserap oleh tanaman. Ini sangat menguntungkan bagi ekonomi petani, tetapi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman yang hidup diatasnya, sehingga dapat menurunkan produksi tanaman tomat.

Sistem pertanian organik merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut. Sistem pertanian organik dapat

meningkatkan kesuburan tanah dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Pemberian pupuk organik merupakan salah satu kegiatan dalam menerapkan sistem pertanian organik. Pupuk organik mengandung unsur hara makro yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk kimia, tetapi pupuk organik

mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Pupuk organik ini berfungsi untuk meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK) karena pelapukan bahan organik akan menghasilkan humus yang memiliki permukaan yang dapat menahan unsur hara dan air, sehingga unsur hara terhindar dari pencucian. Selain itu, pemberian pupuk organik juga dapat

mempengaruhi tingkat kemasaman (pH) pada tanah masam, karena pemberian bahan organik dalam tanah dapat meningkatkan Al.


(74)

Beberapa pupuk organik sering digunakan oleh petani, salah satunya kompos. Pemberian kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Bahan organik yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kompos salah satunya daun-daunan. Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman umumnya sedikit mengandung bahan berbahaya dibandingkan dengan penggunaan pupuk kandang, limbah industri, dan limbah kota.

Kompos yang berasal dari daun-daunan dapat dibuat menggunakan effective mikroorganisme atau dibiarkan secara alami dipendam didalam tanah. Daun-daunan kering dan daun bambu sangat baik digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kompos. Selain tidak mengandung bahan yang berbahaya, daun-daunan kering dan bambu juga mengandung unsur P dan K yang cukup tinggi.

Bahan organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas lahan secara berkelanjutan dapat mencegah degradasi lahan, dan dapat mengurangi pencemaran. Jadi apabila pupuk organik diberikan secara berkelanjutkan diharapkan dapat meningkatkan

pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

Penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik memiliki keunggulan masing-masing. Penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik secara bersamaan juga baik pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk kimia yang mudah diserap


(75)

oleh tanaman diimbangi dengan pemberian pupuk organik yang akan menjaga kesuburan tanah diharapkan mampu memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

Gambar 1. Diagram kerangka pemikiran Tomat

Produksi

Pengolahan Tanah

Pemupukan

Pupuk Organik Pupuk Anorganik

Kompos

Tingkat kesuburan tanah

Pertumbuhan dan produksi

NPK

Tingkat kesuburan tanah

Pertumbuhan dan produksi

Tingkat kesuburan tanah terjaga, dan produksi meningkat.


(76)

1.5 Hipotesis

1. Pemberian pupuk terhadap tanaman tomat akan memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dibandingkan dengan tanpa pemupukan.

2. Pemberian kombinasi pupuk kompos dan kimia mampu memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dibandingkan dengan pemberian pupuk kompos saja atau pupuk kimia saja.

3. Pemberian pupuk kompos sampah pekarangan mampu memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dibandingkan kompos serasah daun bambu.


(77)

Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Nama Mahasiswa : Ade Pravita Ningrum

NPM : 0714012026

Program Studi : Agroteknologi Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc. Ir. Yunita Barus, M.Si.

NIP. 196301319869031004 NIP. 1965060119912001

2. Ketua Program Studi

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP.196411181989021002


(78)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc.………...

Sekretaris : Ir. Yunita Barus, M.Si. ..………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc. …..………

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 196108261987021001


(79)

(80)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Punggur, pada tanggal 20 Desember 1989, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Andi Prasetyo dan Ibu Titik Purwaning Tyasasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Sriwijaya Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1995, kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 6 Penengahan Bandar Lampung lulus pada tahun 2001, pada tahun 2004 penulis menyelesaikan pendidikan menegah pertama di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan menyelesaikan pendidikan menegah atas di SMA Negeri 15 Bandar Lampung pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima di Universitas Lampung sebagai Mahasiswa Program Studi Hortikultura Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian melalui jalur SPMB dan pada tahun 2008 penulis

diintegrasikan ke Program Studi Agroteknologi.

Selama menjadi mahasiswa, Penulis pernah dua kali menjabat sebagai asisten dosen Fisiologi Tumbuhan periode 2009-2010, asisten dosen Tanaman Sayur periode 2010-2011 dan asisten dosen Produksi Tanaman Buah periode 2010-2011. Penulis juga aktif dalam organisasi di kampus yaitu Himpunan Mahasiswa


(81)

Agronomi Pecinta Alam (Agropala). Dalam organisasi penulis pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Pengembangan Keilmuan periode 2008-2009, anggota divisi Pengabdian Lingkungan periode 2009-2010.

Penulis pernah mengikuti Pesantren Cendikiawan Muslim (PCM) pada tahun 2007 dan Training Organisasi Profesi Budidaya Pertanian (TOP BDP)

HIMADITA pada tahun 2008. Pada tahun 2010, Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di GAPOKTAN Sumber Rezeki yang terletak di Desa Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.


(82)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadiratan Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nya juga sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini Penulis mendapatkan banyak bantuan, saran dan motivasi dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Darwin H. Pangaribuan, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, saran, dan nasehat kepada Penulis hingga skripsi ini selesai. 2. Ibu Ir. Yunita Barus, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, atas saran,

bimbingan dan perhatian yang diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku Pembahas, atas segala saran, bantuan dan nasehat yang telah diberikan kepada Penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Soesiladi E. Widodo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Program Studi Agroteknologi.

6. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.


(83)

7. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung, khususnya program studi Agroteknologi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi.

8. Mama Titik dan Papa Andi tercinta, Eyang tersayang, Mak Wo, Pak wo, adikku Galih, Bule Dian, Bule Lupi dan Bule Lusi, serta semua keluarga besarku atas rasa sayang, doa, dan perhatian yang tulus kepada penulis. 9. Miftahul Ni’am atas semangat, dukungan, dan bantuan selama ini, serta

terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tak akan tergantikan. 10. Sahabat baikku Vera Lidya dan Bangun Surya Mahardika, atas bantuan,

semangat, dan persahabatan.

11. Teman-teman seperjuangan : Mitra Suri, Mey Hardiyani, dan Fitri Mayasari atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

12. Teman-teman Hortikultura 2007 atas cerita indah, persahabatan, dan kebersamaan yang berkesan selama perkuliahan.

13. Agropala angkatan XI : Wendi, Nita, Pipit, Mey, Yayah, Isma, Shella, Adit, Sigit, Adi, dan Krisna serta keluarga besar Agropala atas canda tawa, persahabatan, dan persaudaraan.

Semoga tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca dan Penulisberharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis


(1)

buah, serta meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan dan hama penyakit (Wijaya, 2008).

Dari hasil penelitian Subhan pada tahun 2001 belum diperoleh dosis NPK yang efisien untuk tanaman tomat, karena pemberian (NPK 15:15:15) sampai dosis 600 kg/ha hubungannya dengan produksi masih linier sehingga para petani memupuk tanaman tomat dengan dosis yang tinggi, baik pupuk anorganik maupun pupuk organik (Subhan, 2005).

2.3.2 Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan bahan yang berasal dari jasad atau makhluk hidup, baik daun-daunan, kotoran hewan, dan bahan organik lainnya seperti hasil pembusukan sampah. Proses pengomposan adalah proses bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat (Firmansyah, 2009).

Menurut Simanungkalit (2006), pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik yang berasal dari tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat


(2)

berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota.

Setelah munculnya pupuk buatan, petani banyak beralih menggunakan pupuk buatan, karena dinilai lebih praktis dalam penggunaannya dan jumlahnya lebih sedikit dari pupuk organik. Harga pupuk buatan juga lebih murah karena disubsidi dan mudah didapatkan. Ketergantungan petani pada pupuk buatan dapat

berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. Pada saat para petani sudah beralih menggunakan pupuk buatan seperti urea, KCL, dan ZA atau juga NPK, penggunaan pupuk kompos sudah mulai ditinggalkan. Penggunaan pupuk kompos sangat penting untuk mempertahankan kesuburan tanah, tetapi petani lebih memilih menggunakan pupuk kimia yang dinilai praktis (Anonimb, 2009).

Pupuk organik mampu memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Pupuk organik mampu membuat tanah menjadi gembur sehingga aerasi lebih baik serta lebih mudah ditembus perakaran tanaman, kapasitas tukar kation dapat menigkat dengan penggunaan pupuk organik, dapat menyerap air dengan baik sehingga drainase tanah menjadi baik, sebagai sumber mineral tanah, dan dapat mencegah hilangnya mineral dari tanah. Kelemahan dari penggunaan pupuk organik antara lain dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dari


(3)

suatu tanaman, tidak ekonomis, dan akan menimbulkan kekurangan unsur hara pada tanaman apabila bahan organik yang digunakan belum cukup matang (Mega, 2007).

2.4 Kompos

Kompos merupakan bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan, yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Di lingkungan alam terbuka, proses pengomposan dapat terjadi dengan sendirinya dengan proses alami. Rumput, daun-daunan, dan kotoran hewan serta sampah-sampah perkotaan lainnya akan membusuk karena adanya kerjasama antara mikroorganisme dengan cuaca. Proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, yaitu dengan menambahkan mikroorganisme pengurai sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh kompos dengan kualitas baik (Setyorini, 2006).

Kompos yang baik membutuhkan 5 hal antara lain, bahan dengan kandungan karbn yang tinggi, bahan dengan kandungan nitrogen yang tinggi, abu kayu/kapur, banyak udara, dan air secukupnya. Bahan-bahan yang memiliki kadar karbon tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kompos, antara lain rumput-rumput kering, kulit kayu, serbuk gergaji, merang padi, kelobot jagung, dan kulit kacang-kacangan yang kering. Sedangkan bahan-bahan yang memiliki kadar nitrogen tinggi, antara lain daun-daun hijau, sampah dapur sayur-sayuran dan kulit buah, air seni, bulu-bulu binatang, dan tanaman air (Anonimb, 2009).


(4)

Tabel 2. Standar Kualitas Kompos Menurut Bank Dunia (Persyaratan Minimum Bagi Program Subsidi Kompos)

Parameter Kualitas Satuan Standar Kualitas 1. Kualitas Umum

a. Kadar Air b. C/N ratio

% Dimensionless

< 45 < 20 2. Kadar Logam Berat

a. Cr (Khrom) b. Cu (Tembaga) c. Pb (Timbal) d. Zn (Seng)

Mg/kg berat kering Mg/kg berat kering Mg/kg berat kering Mg/kg berat kering

< 45 <150 <150 <400

Sumber : Nia (2010)

Pemupukan menggunakan kompos mengakibatkan tanah yang strukturnya ringan (berpasir atau lemah) menjadi lebih baik dan daya ikat air menjadi lebih tinggi. Sementara itu, tanah yang berat (tanah liat) akan menjadi lebih optimal dalam mengikat air. Kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah dan dapat meningkatkan penyerapan unsure hara dari pupuk mineral oleh tanah (Djuarnani, 2005).

2.4.1 Sisa Daun-daunan

Kandungan hara beberapa tanaman pertanian ternyata cukup tinggi dan

bermanfaat sebagai sumber energi utama mikroorganisme dalam tanah. Apabila sisa-sisa daun digunakan sebagai mulsa, maka sisa-sisa daun tersebut akan mengontrol kehilangan air melalui evaporasi dari permukaan tanah dan pada saat yang sama dapat mencegah erosi tanah. Kandungan hara dalam tanaman dapat digunakan setelah tanaman mengalami proses dekomposisi. Rasio C/N sisa


(5)

tanaman bervariasi dari 80 : 1 pada jerami gandum hingga 20 : 1 pada tanaman legum. Selama proses dekomposisi ini nilai rasio C/N akan menurun mendekati 10 : 1 pada saat bahan tersebut bercampur dengan tanah (Setyorini, 2006). Berbagai bahan kompos dari limbah pertanian dengan nilai C/N rasio disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Sumber bahan kompos, kandungan nitrogen, dan rasio C/N Jenis Bahan Nitrogen per berat

kering

C/N rasio Limbah cair dari hewan

Darah Kering Kuku dan tanduk Limbah ikan

Limbah minyak biji-bijian

Night soil Lumpur limbah

Kotoran ternak unggas Tulang

Rumput

Sisa tanaman hijau Limbah pabrik bir Limbah rumah tangga Kulit biji kopi

Enceng gondok Kotoran babi Kotoran ternak Limbah lumpur padat Millet Jerami gandum Daun-daunan Limbah tebu Serbuk gergaji Kertas 15-18 10-14 12 4-10 3-9 5,5-6,5 5-6 4 2-4 2-4 3-5 3-5 2-3 1,0-2,3 2,2-2,5 1,9 1,0-1,8 1,2-1,8 0,7 0,6 0,4-1,0 0,3 0,1 0,0 0,8 3 - 4-5 3-15 6-10 6 - 8 12 10-15 15 10-16 8 20 - - - 70 80 40-80 150 500 *

Keterangan : - tidak ditentukan, * tidak tertentu Sumber : FAO (1987)


(6)

2.4.2 Daun Bambu

Serasah daun bambu adalah daun bambu yang sudah tua dan gugur ke tanah. Dalam waktu lama serasah ini akan terdekomposisi menjadi tanah kembali oleh mikroorganisme pengurai. Pada serasah daun bambu terdapat mikroorganisme yang mampu mengurai bahan organik serta menyuburkan tanah sehingga pertumbuhan tanaman akan baik. Ini adalah sebuah alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia dengan biaya yang murah dan efisien (Firmansyah, 2009).

Daun bambu dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti kompos yang akan berguna dalam memelihara kesuburan tanah, menambah lapisan humus tanah, mengikat tanah dan sebagai pasokan hara atau nutrisi bagi tanaman di sekitar lingkungan (Firmansyah, 2009)


Dokumen yang terkait

PENGARUH TAKARAN PUPUK MAJEMUK NPK (16:16:16) DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.)

3 22 54

PENGARUH TAKARAN BAHAN ORGANIK DAN PUPUK NPK (16:16:16) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

1 17 131

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK (16:16:16) DAN PUPUK PELENGKAP CAIR PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill. )

0 7 24

PENGARUH PEMBERIAN JENIS KOMPOS DAUN DAN PUPUK NPK MAJEMUK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill )

5 49 97

PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI, DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

11 51 50

PENGARUH PEMBERIAN BOKASHI PUKAN KAMBING, KUDA DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

0 15 54

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS SERBUK SABUT KELAPA, KOMPOS DAUN DAN PUPUK KIMIA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersiumn esculentum mill)

8 37 53

PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) MELALUI DAUN DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

1 18 67

judul indonesia: PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) MELALUI DAUN DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

0 12 47

23 RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN FERMENTASI URIN SAPI

0 1 7