PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA SCHNEPPER DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA, KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG T.P. 2012/2013
ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
GAYASCHNEPPERDENGAN METODE PEMBELAJARAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA,
KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG
T.P. 2012/2013
Oleh HAYATI
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan memberikan tindakan berupa penggunaan metode pembelajaran modifikasi alat berupa keset, kardus dan matrass serta papan tolakan (box) yang berukuran lebih lebar danbola plastik yang diletakkan di tempat pendaratan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),dengan menggunakan dua siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2012/2013yang berjumlah 34 siswa terdiri dari 20 putra dan 14 putri. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar lompat jauh gayaschnepperdengan rentang penilaian 1-3.
Hasil penelitian menunjukkan: padates awal hanya mencapai ketuntasan 20,59% hal ini berarti masihsangat rendahnya kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gayaschnepper. Pada siklus pertama melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa keset kardus dan matrass diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar meningkat menjadi 55,88%, hal itu berarti tindakan belum memenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus kedua melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa papan tolakan (box) yang berukuran lebih lebar, matrass dan bola plastik yang diletakkan di tempat pendaratan diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi 85,29%, hal ini berarti proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan peningkatan hasil belajar lebih
(2)
dari 50%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran atletik khususnya pada materi gerak dasar lompat jauh gayaschnepperdenganpemberian tindakan berupa penggunaan metode pembelajaran modifikasi alat yang dibuat secara sederhana dan kreatif dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2012/2013.
(3)
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
GAYASCHNEPPERDENGAN METODE PEMBELAJARAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA,
KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG
T.P. 2012/2013
(Skripsi)
Oleh HAYATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
(4)
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
GAYASCHNEPPERDENGAN METODE PEMBELAJARAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA,
KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG
T.P. 2012/2013
Oleh HAYATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Rangkaian Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh GayaSchnepper... 16 Siklus Penelitian Kaji Tindak Hopkins dalam Sanjaya (2010: 56) 22
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
RIWAYAT HIDUP... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
SANWACANA... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Ruang Lingkup Penelitian... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Pendidikan Jasmani... 8
B. Belajar dan Pembelajaran... 9
C. Metode Pembelajaran... 11
D. Belajar Gerak ... 12
E. Atletik... 14
F. Lompat Jauh GayaSchnepper... 15
1. Tahap Awalan ... 15
2. Tahap Tolakan... 16
3. Tahap Sikap Badan di Udara... 16
4. Tahap Sikap Mendarat ... 16
G. Modifikasi Alat ... 17
H. Kerangka Pikir ... 19
(7)
III. METODOLOGI PENELITIAN... 21
A. Metode Penelitian... 21
B. Subyek Penelitian... 23
C. Setting Penelitian ... 23
D. Rancangan Pelaksanaan Tindakan ... 23
1. Tes Awal ... 24
2. Siklus Pertama... 24
3. Siklus II ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data... 26
F. Instrumen Penelitian... 27
G. Teknik Analisis Data... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 29
A. Hasil Penelitian ... 29
1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh GayaSchnepper... 29
2. Analisis Prosentase Peningkatan Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh GayaSchnepper... 32
B. Pembahasan... 35
1. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Gerak Dasar Lompat Jauh GayaSchnepper... 37
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 39
A. Simpulan ... 39
B. Saran... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 41
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh
GayaSchnepper... 30 2. Deskripsi Daya Serap Penilaian Pada Setiap Siklus ... 32
(9)
Motto
Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke
pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup
menguasai dirinya dikala Ia marah.
(Nabi Muhammad SAW)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah.
(10)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Akor Stepu, M.Pd. ….…………
Penguji
Bukan Pembimbing : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. ….…………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
(11)
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Hayati
NPM : 1113068003
Tempat/ tanggal lahir : Lampung Selatan/ 10 November 1980
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul“PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYASCHNEPPER DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA, KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG T.P. 2012/2013”adalah benar hasil karya penulis. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung, Oktober 2012
(12)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirobgil Alamin
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Padukaku yang kucintai yang telah menemaniku selama ini, baik suka maupun
duka dan selalu memberikan kasih sayang serta masukan yang sangat berarti
agar aku berhasil meraih cita-citaku.
Anakku, Muhammad Rizky Kurniansyah yang selalu membuatku tetap
bersemangat dalam meraih keberhasilan.
Abah, Emak, Ibu Korpri dan Bapak serta ibu mertuaku yang tercinta yang
tiada henti-hentinya berdo a, mencurahkan kasih sayangnya, mendukung dan
membuat Aku selalu optimis untuk menjadi yang terbaik.
Ibu Hj. Rosmadalena, A. Ma. Yang telah memberikan bimbingan dan motivasi
kepadaku untuk meraih masa depan yang lebih gemilang.
Teman-teman di sekolah maupun teman seperjuangan yang selalu mendukung
dalam setiap langkahku.
(13)
Judul Skripsi : PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYASCHNEPPER DENGAN METODE PEMBELAJARAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA,
KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG T.P. 2012/2013.
Nama Mahasiswa : Hayati
Nomor Pokok Mahasiswa : 1113068003
Program Studi : Penjaskes
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Akor Sitepu, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19590117 198703 1 002
(14)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 10 November 1980. Sebagai putri kelima dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Pungut dengan Ibu Unamah.
Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Formal Sekolah Dasar di SDN 11 Wates Lampung Selatan tamat pada tahun 1993, kemudian melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Kedondong tamat pada tahun 1997 dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 12 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2000. Penulis tercatat menjadi
mahasiswa D2 Penjaskes Universitas Lampung dan tamat tahun 2003, dan pada tahun 2011 penulis tercatat menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan melalui Program S1 dalam jabatan.
(15)
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul”Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Schnepper Dengan Metode Pembelajaran Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Penjaskes.
4. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis. 5. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku Penguji Utama.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
7. Kepala SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas VIB tahun pelajaran 2012/2013.
8. Rekan-rekan guru SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung .
9. Siswa-siswi kelas IVB SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
(16)
10. Istri dan anakku, atas kasih dan sayang, doa, dan dukungan yang berimpahan. 11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan
program S1 secepatnya. Semangat.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis
(17)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan setiap manusia dalam proses kehidupannya. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut, sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi seseorang agar menjadi sosok manusia yang beriman, cerdas, disiplin, terampil serta bertangggung jawab secara jasmani maupun rohani yang dibentuk melalui proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat diperoleh oleh seseorang melalui proses pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang disalurkan melalui suatu proses
pembelajaran, dengan mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai ialah bemacam-macam mencakup pengembangan individu secara menyeluruh, yaitu aspek jasmani, aspek mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal tersebut bertujuan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat. Oleh karena itu, setiap tujuan-tujuan pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani telah disusun dalam sustu program pembelajaran yang terdiri dari berbagai
(18)
macam cabang olahraga, seperti bola basket, bulu tangkis, senam, atletik, aktivitas aquatik (renang) bahkan aktivitas luar kelas (outdoor).
Salah satu materi pendidikan jasmani adalah atletik, materi yang diajarkan terdiri dari nomor jalan, lari, lempar, dan lompat. Nomor-nomor pada atletik tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efisien dan efektif. Dalam cabang olahraga atletik terdapat beberapa nomor yaitu lari, lompat, lempar. Nomor lompat terdiri dari lompat jauh, lompat tinggi, lompat galah dan lompat jangkit.
Lompat jauh gaya schnepper merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh yang diajarkan bagi tingkat junior hingga senior, karena gaya schnepper tersebut memiliki tingkat kompleksitas yang rendah dibandingkan dengan gaya dalam lompat jauh yang lainnya. Meskipun pelaksanaan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper dinilai cukup mudah dan pelaksanaannya cukup sederhana untuk dikuasai, namun dari keseluruhan jumlah siswa yang duduk di bangku kelas IV di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 bagi siswa kelas IVB keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper dinilai cukup sulit untuk dikuasai.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan selama ± 8 tahun penulis mengajar di sekolah tersebut, masih ditemui beberapa siswa yang kurang senang dan kurang suka ketika guru menyampaikan materi atletik khususnya lompat jauh, terlebih lagi setelah melihat sarana dan prasarana yang
(19)
digunakan merupakan alat pembelajaran yang sesungguhnya anak akan merasa bosan dan enggan untuk mengikuti proses pembelajarannya dan lain sebagainya dengan alasan tidak bisa ataupun takut. Selain itu, bagi siswa kelas IVB di sekolah tersebut, materi pembelajaran lompat jauh gaya
schnepper merupakan materi yang dinilai sulit untuk dikuasai, terutama pada saat melakukan tahap sikap menolak siswa merasa sulit menempatkan kaki secara tepat pada papan tolakan sehingga siswa sering melakukan sikap menolak dengan posisi kaki melebihi papan tolakan, kemudian saat tahap melayang di udara, sebagian siswa tidak melentingkan badan mereka ke belakang dan tidak meluruskan kedua kaki mereka ke depan melainkan posisi badan tetap tegak dan posisi kaki masih ditekuk ke bawah dan pada saat tahap mendarat masih banyak siswa yang melakukan pendaratan dengan
menggunakan satu kaki untuk bertumpu, selain itu posisi mendarat mereka pun tidak jongkok melainkan pada posisi badan tegak. Sejauh ini hal tersebut menyebabkan hasil pembelajaran siswa pada materi gerak dasar lompat jauh gaya schnepper masih jauh dari hasil yang diharapkan. Hal ini diketahui dari hasil penilaian yang dilakukan oleh guru ternyata masih banyak siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, yaitu ≥ 70. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan penulis saat proses pembelajaran lompat jauh gaya schnepper, hanya diperoleh hasil ketuntasan belajar sebesar 20,59%, artinya hanya terdapat 7 siswa yang dikatakan tuntas dalam
(20)
Dilihat dari permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut, penulis berfikir bahwa pembelajaran atletik merupakan kombinasi antara kegembiraan gerak dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman nyata. Dengan demikian guru harus dapat memanfaatkan penggunaan alat pembelajaran untuk memotivasi siswa melakukan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper dengan memberikan materi yang merangsang dalam pembelajaran, yaitu menggunakan modifikasi alat berupa penggunaan keset, kardus, papan tolakan (box) dengan ukuran lebih lebar, bola yang diletakkan di tempat pendaratan dan matrass.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung dengan judul “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Schnepper Dengan Metode Pembelajaran Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper secara keseluruhan, yaitu dari sikap tolakan, saat melayang di udara dan sikap mendarat.
(21)
2. Kurangnya pemahaman siswa dalam melakukan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa keset, kardus dan matrass dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya schnepper pada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Apakah melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa papan tolakan (box) yang berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang diletakkan di tempat pendaratan dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya schnepper pada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
D. Ruang Lingkup Peneltian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
(22)
2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung.
4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah peningkatan hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper dengan metode pembeajaran modifikasi alat berupa penggunaan keset, kardus, papan tolakan (box) dengan ukuran lebih lebar, bola yang diletakkan di tempat pendaratan dan matrass.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper dengan metode pembelajaran modifikasi alat pada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper dengan metode pembelajaran modifikasi alat pada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
(23)
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa
Dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya schnepper dapat dilakukan dengan menggunakan metode serta alat pembelajaran yang tepat dan menyenangkan sehingga hasil pembelajaan dapat diperbaiki, seperti melalui metode pembelajaran modifikasi alat. 2. Bagi guru Pendidikan Jasmani
Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Jasmani dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga tercapailah keberhasilan pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya schnepper. 4. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Sebagai salah satu sumber informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan.
(24)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah yang beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan prilaku hidup sehat sehari–hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran Pendidikan Jasmaniadalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan
penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”(Depdikbud,1990:1).
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh/ meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani
pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (Syaripudin, Mahadi, 1993:4)
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang professional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
(25)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan salah satu media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
B. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan sustu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh bermacam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya, keadaan ini dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif. Menurut Soepartono (2001: 2) mengungkapkan bahwa belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.
Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial (Noehi,Nasution,1994:2). Adapun ciri kegiatan disebut belajar adalah sebagai berikut:
1) Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru,yang berlaku yang relatif lama.
(26)
2) Perubahan itu terjadi karena usaha.
Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan sustu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebihy baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada dilingkungan masyarakat.
Sedangkan menurut Hamalik (2003:57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur–unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Sudjana (1989:7) memberikan batasan pembelajaran sebagai berikut : “Kegiatan pembelajaran adalah pelaksanaan proses belajar mengajar, yakni sesuatu proses penterjemahan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada para siswa melalui interaksi belajar mengajar di sekolahan”.
Menurut Slameto (1995: 92) untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif
diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
(27)
b) Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.
Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik
perhatian dan mudah diterima siswa.
c) Mendiagnosis faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar. Dengan demikian diharapkan pengajaran remedial akan meningkatkan
efektifitas proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwapembelajaran adalah serangkaian proses interaksi dan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan suatu pengalaman sehingga terjadinya suatu perubahan tingkah laku seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu ataupun dari yang tidak bisa menjadi bisa.
C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran (Husdarta, 2000:35). Isi yang terkandung di dalam metode pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Sebagai contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran.
Metode pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas. Jadi metode pembelajaran dapat
(28)
diartikan sebagai suatu cara, rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
D. Belajar Gerak
Belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon– respon atau muskular, yang pada umumnya diekspedisikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh. Selain itu, belajar gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang menyebabkan timbulnya perubahan menetap dalam keterampilan, dalam Sugiyanto,dkk (2004:19).
Aspek-aspek yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari. Menurut Schmid dalam Lutan (1988: 102) Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku gerak.
Dalam proses untuk menyempurnakan suatu hasil belajar gerak untuk menjadi suatu keterampilan gerak yang baik, menurut Fitts dan Posner (1967) dalam
(29)
Lutan (1998: 156) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, dan c) Tahap Otomatis.
a. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh
gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.
b. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat.
c. Tahap Otomatis
Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak
(30)
refleks yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.
E. Atletik
Atletik merupakan cabang atau induk dari seluruh cabang olahraga, karena dalam atletik terdapat segala aktivitas yang diperlukan dalam cabang olahraga lainnya, seperti jalan, lari dan lompat. Atletik adalah aktivitas jasmani yang kompetitif atau dapat dilombakan yang meliputi beberapa nomor lomba yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak dasar manusia, seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar (Ballesterros, 1993: 1).
Nomor yang diperlombakan dalam atletik ada beberapa macam, diantaranya adalah lari, lempar, lompat, dan tolak. Nomor lari jarak pendek adalah 100, 200, 400 m, sedangkan jarak menengah yang dilombakan adalah 800 m dan 1500 m. Untuk jarak jauh adalah 300, 5000, 10000 m dan marathon (42,195 km). Sedangkan untuk lempar adalah lempar cakram, lempar martil, untuk tolak adalah tolak peluru dan lompat adalah lompat jauh, lompat tinggi, lompat galah, lompat jangkit.
Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan padaolympiade pertama pada776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik diIndonesia adalahPASI(Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
(31)
F. Lompat Jauh GayaSchnepper
Lompat jauh merupakan salah satu nomor cabang olahraga atletik. Tujuan di dalam event lompat jauh adalah untuk memaksimalkan ukuran jarak capai lompatan. Event ini meliputi lari awalan/ancang-ancang, dan disusul oleh gerakan lompatannya sendiri yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu tumpuan pada balok tumpu, gerak melayang dan pendaratan.
Dalam proses pelaksanaan gerak dasarnya, lompat jauh ini merupakan olahraga yang menggabungkan kecepatan (speed), kekuatan (stenght), kelenturan (flexibility), daya tahan (endurance) dan ketepatan (acuration) dalam upaya untuk memperoleh jarak lompatan sejauh-jauhnya. Dalam atletik lompat jauh, ada beberapa gaya yang biasa diperagakan para pelompat, di antaranya gaya jongkok, gaya menggantung atau gaya melenting (schnepper), dan gaya jalan di udara (walking in the air). Dalam hal melakukan gerak dasar lompat jauh, seperti awalan, tolakan, melayang, dan mendarat, ketiga gaya ini pada prinsipnya sama saja. Berikut adalah karakteristik pelaksanan
keterampilan gerak dasar lompat jauhschneppermelalui beberapa tahapan (IAAF, 2000: 157), yaitu :
a. Tahap Awalan
1) Badan condong ke depan, kemudian kaki diangkat tinggi, cepat, konstan dan seirama.
2) Ayunan tangan rileks dan seirama dengan kaki dan pandangan rileks ke depan melihat papan tolak sedangkan Langkah dipercepat
(32)
b. Tahap Tolakan
1) Kaki tepat menolak dengan sekuat-kuatnya dan ayunan tangan dimulai dari belakang ke depan berlawanan dengan kaki ayun. 2) Badan agak condong ke depan dan luruskan kaki tolak dan pinggang
pada waktu menolak dengan pandangan ke depan. c. Tahap sikap badan di udara
1) Kedua kaki rapat dan diayunkan ke depan lalu diayunkan kembali ke belakang bersamaan dengan posisi badan rileks dan melenting ke belakang atau dibusungkan ke depan, kedua tangan ke atas secara bersamaan.
2) Pandangan ke depan dengan rileks, lalu kaki ayun maupun kaki tolak diluruskan sebelum mendarat.
d. Tahap sikap mendarat
1) Pada saat kedua kaki menyentuh pasir secara rileks kedua tangan ditarik ke depan kemudian badan dibungkukkan dan dorong badan ke depan.
2) Pandangan menunduk dengan rileks melihat pasir saat mendarat menggunakan kedua kaki dan kedua kaki dibengkokkan/mengeper, hindari pantat menyentuh pasir saat mendarat.
(33)
G. Modifikasi Alat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia modifikasi adalah pengubahan dan berasal dari kata ubah yang berarti lain atau beda, mengubah dapat diartikan dengan menjadikan lain dari yang sebelumya sedangkan dari arti pengubahan adalah proses, perubahan atau cara mengubah, kemudian mengubah dapat juga diartikan pembaruan. Sedangkan menurut Bahagia dan Suherman (2000: 1) modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran.
Selain itu, menurut Bahagia, Yoyo. Dkk. (2000:1) modifikasi merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh para guru agar pembelajaran
mencerminkan DAP (developmentally appropriate practice), artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Oleh sebab itu, DAP
termasuk didalamnya ukuran tubuh siswa harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Alat atau media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan dalam proses pembelajaran itu sendiri. dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Hamalik dalam Arsyad Azhar (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
(34)
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu.
Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :
1. mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, 2. mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
3. mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,
4. mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang.
Modifikasi alat yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah berupa penggunaan keset, kardus, papan tolakan (box) dengan ukuran lebih lebar, bola yang diletakkan di tempat pendaratan dan matrass. Berdasarkan dari segi kegunaannya, alat modifikasi tersebut dibuat dengan jumlah yang cukup banyak sehingga memberikan kesempatan yang banyak pula bagi siswa untuk melakukan pengulangan dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepperyang diajarkan, sehingga proses pembelajaran yang terjadi menjadi efektif dan efisien. Selain itu, dengan menggunakan modifikasi alat yang memiliki karakteristik bentuk dan ukuran lebih lebar, maka dapat
memudahkan siswa dalam hal melakukan tolakan sehingga hasil tolakan yang dihasilkan oleh siswa menjadi tinggi dan optimal, sehingga dengan
menggunakan modifikasi alat tersebut diharapkan dapat meningkatkan
(35)
SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
H. Kerangka Berpikir
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat menuntut seorang guru agar mampu menggunakan media ataupun alat-alat
pembelajaran yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan. Begitu pula dengan guru Pendidikan Jasmani, dalam menghadapi suatu keterbatasan alat pembelajaran yang tersedia di sekolah sehingga menyebabkan tidak efektif serta tidak efisisennya proses pembelajaran Pendidian Jasmani yang terjadi sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, maka seorang guru Pendidikan Jasmani dituntut untuk dapat melakukan serta menggunakan modifikasi alat dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang dilakukan dengan tujuan mempermudah dan menbantu siswa dalam hal menguasai ataupun mempraktikkan keterampilan gerak dasar yang diajarkan dengan cara menciptakan alat pembelajaran dengan bentuk yang lebih sederhana tanpa mengurangi karakteristik dan fungsi dari alat pembelajaran yang sebenarnya.
Berdasarkan suatu rencana penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu berupa peningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh gayaschnepper dengan metode pembelajaran modifikasi alat pada siswa kelas IVB SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung
(36)
Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan suatu rancangan pembelajaran yang dibuat semenarik mungkin melalui penggunaan modifikasi alat pembelajaran lompat jauh gayaschnepperberupa penggunaan keset, kardus, papan tolakan (box) dengan ukuran lebih lebar, bola yang diletakkan di tempat pendaratan dan matrass dapat meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas IVB di sekolah tersebut secara optimal, karena dengan modifikasi alat yang dirancang dengan sederhana akan memudahkan siswa dalam mempraktikkan tugas gerak yang diajarkan.
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari hasil penelitian, sehingga dari penelitian yang dilaksanakan memiliki arah dan tujuan yang jelas. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : ”Jika pembelajaran keterampilangerak dasar lompat jauh gayaschnepper pada siswa diajarkan dengan metode pembelajaran modifikasi alat, maka hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschneppersiswa akan meningkat juga”.
(37)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (Classroom Action research), karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara baru untuk meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi.Pada proses pelaksanaanya PTK
dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan pihak lain untuk melaksanakan penelitiannya.
Dalam PTK, desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui putaran-putaran spiral orentasi kemudian rencana, diteruskan dengan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketermapilan-keterampilan baru untuk meningkatkan profesionalisme guru. Ciri-ciri penelitian tindakan adalah sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja. 2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
perkembangan-perkembangan yang lebih baik. 3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.
(38)
Dalam buku pedoman pelaksanaan PTK, desain dalam satu siklus ada beberapa komponen yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian yaitu : rencana, tindakan, observasi dan refleksi (Arikunto, 2007 : 50). Seperti yang digambarkan dibawah ini :
Gambar 2. Siklus Penelitian Kaji Tindak Hopkins dalam Sanjaya (2010:56)
Keterangan:
Perencanaan adalah menentukan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap yang diinginkan.
(39)
Tindakan adalah melaksanakan tindakan apa yang telah direncanakan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
Observasi, yaitu mengamati hasil yang dilaksanakan dengan tes.
Refleksi, yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil penelitian dari berbagai kriteria.
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 34 orang, yaitu terdiri dari 20 putra dan 14 putri.
C. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Waktu Penelitian
Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dua bulan dengan 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
D. Rancangan Pelaksanaan Tindakan
Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai dua siklus (enam kali pertemuan) dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda tetapi
(40)
saling berkaitan. Dalam pelaksanaannya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya.
Berikut adalah rancangan pelaksanaan penelitian pada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu :
Tes Awal
Siklus Pertama
1. Rencana :
a) Menyiapkan instrument serta modifikasi alat pembelajaran lompat jauh untuk proses pembelajaran siklus I, yaitu keset, kardus dan matrass.
b) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan sebagai pendahuluan siswa melakukan pemanasan melalui permainan, peregangan statis dan dinamis.
2. Tindakan.
a) Memperkenalkan alat dan menjelaskan cara pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan untuk siklus pertama, yaitu siswa melakukan awalan kemudian menolakkan kaki tolak pada keset yang telah disediakan lalu mendarat pada matrass yang digunakan sebagai pengganti bak pasir lompat jauh.
b) Siswa dibariskan 4 persab, kemudian dipanggil sesuai absensi untuk melakukan gerakan dasar lompat jauh gaya schnepper.
(41)
c) Guru menjelaskan rangkaian gerak dasar lompat jauh gaya schnepper secara bertahap mulai dari awalan, tolakan, sikap di udara dan tahap mendarat.
3. Observasi.
Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil dari pada siklus pertama.
4. Refleksi.
Hasil observasi diolah lalu disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya schnepper, namun masih terdapat kekurangan, kemudian penulis merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yaitu dengan menggunakan modifikasi alat berupa papan tolakan (box) yang berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang diletakan di tempat pendaratan.
Siklus Kedua
1. Rencana
a) Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses
pembelajaran dan instrument yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan siklus kedua, yaitu berupa papan tolakan (box) yang berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang diletakan di tempat pendaratan.
(42)
2. Tindakan
a) Memperkenalkan dan menjelaskan alat pembelajaran yang akan digunakan untuk siklus kedua berupa papan tolakan (box) yang berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang diletakan di tempat pendaratan.
b) Siswa dibariskan menjadi 4 berbanjar sesuai urutan absen, untuk melihat/ mengamati peragaan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper mulai dari gerakan diperlambat sampai ke gerakan cepat.
c) Kemudian siswa dipanggil sesuai absensi untuk mempraktikkan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper secara baik dan benar.
3. Observasi
Setelah tindakan diamati, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil pada siklus kedua.
4. Refleksi
Hasil observasi siklus kedua didiskusikan diolah secara kuantitatif dan disimpulkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan tes keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper siswa secara individu dengan menggunakan instrumen penilaian gerak dasar lompat jauh gaya schnepper yang telah disediakan oleh penulis.
(43)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian. Menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir (1997:58) Menyatakan bahwa “Alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.
Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper, bentuk indikatornya terdiri dari tahap awalan, tolakan, sikap di udara dan tahap mendarat (IAAF: 2000) dengan sistem penilaian jika siswa memenuhi setiap aspek pelaksanaan pembelajaran di atas maka siswa mendapat nilai 1-3. Format penilaian tersebut terlampir pada lampiran 1.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari tindakan di setiap siklus, selanjutnya data dianalis melalui tabulasi, prosentase dan normatif. Untuk melihat kualitas hasil
tindakan disetiap siklus dengan rumus (Subagio 1991:107 dalam Surisman, 1997) sebagai berikut :
=
100%
Keterangan :P : prosentase keberhasilan
f : jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar N : jumlah siswa yang mengikuti tes
(44)
Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan berhasil.
(45)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan :
1. Melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa keset, kardus dan matrass dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa papan tolakan (box) yang berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang diletakkan di tempat pendaratan dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
(46)
B. Saran
Berdasarkan manfaat penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepper, sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode serta alat pembelajaran yang tepat dan menyenangkan sehingga hasil
pembelajaan dapat diperbaiki, seperti melalui metode pembelajaran modifikasi alat.
2. Bagi guru Pendidikan Jasmani
Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Jasmani dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga tercapailah keberhasilan pembelajaran. 3. Bagi Peneliti
Sebaiknya hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan kajian untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepper.
4. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan.
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2005.Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta.
Bahagia, yoyo, dkk. 2000.Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdikbud : Jakarta.
Ballesteros, Jose Manuel. 1993.Pedoman Dasar Melatih Atletik. Alih bahasa oleh Suyono Danusayogo. Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi, Pelatihan Atletik PASI. Jakarta.
Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1990.Panduan Pembelajaran Silabus Penjas Sekolah Dasar.
Hamalik, Oemar. 2003.Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta. IAAF. 2000.Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Alih bahasa oleh
Suyono Danusayogo. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi IAAF. Jakarta.
Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2010.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.
Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Soepartono. 2001.Sarana dan Prasarana Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta.
(48)
Surisman. 1997. Laporan PTK : Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Melalui Alat Peraga dalam Proses Belajar Mengajar matematika di SD. 2
Segalamide Bandar Lampung.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
(1)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian. Menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir (1997:58) Menyatakan bahwa “Alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.
Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper, bentuk indikatornya terdiri dari tahap awalan, tolakan, sikap di udara dan tahap mendarat (IAAF: 2000) dengan sistem penilaian jika siswa memenuhi setiap aspek pelaksanaan pembelajaran di atas maka siswa mendapat nilai 1-3. Format penilaian tersebut terlampir pada lampiran 1.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari tindakan di setiap siklus, selanjutnya data dianalis melalui tabulasi, prosentase dan normatif. Untuk melihat kualitas hasil
tindakan disetiap siklus dengan rumus (Subagio 1991:107 dalam Surisman, 1997) sebagai berikut :
=
100%
Keterangan :
P : prosentase keberhasilan
f : jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar N : jumlah siswa yang mengikuti tes
(2)
Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan berhasil.
(3)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan
:
1. Melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa keset, kardus dan
matrass dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran gerak
dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas IVB di SD Negeri 4
Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013.
2. Melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa papan tolakan (box)
yang berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang diletakkan di tempat
pendaratan dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran
gerak dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas IVB di SD
Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar
(4)
B. Saran
Berdasarkan manfaat penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai
berikut :
1. Bagi siswa
Dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh
gayaschnepper, sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode serta
alat pembelajaran yang tepat dan menyenangkan sehingga hasil
pembelajaan dapat diperbaiki, seperti melalui metode pembelajaran
modifikasi alat.
2. Bagi guru Pendidikan Jasmani
Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai sumbangan
pemikiran bagi guru Pendidikan Jasmani dalam menentukan metode dan
model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga tercapailah keberhasilan pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Sebaiknya hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan kajian untuk
mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepper.
4. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2005.Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Bahagia, yoyo, dkk. 2000.Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi
Cabang Olahraga. Depdikbud : Jakarta.
Ballesteros, Jose Manuel. 1993.Pedoman Dasar Melatih Atletik. Alih bahasa oleh Suyono Danusayogo. Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi, Pelatihan Atletik PASI. Jakarta.
Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1990.Panduan Pembelajaran Silabus
Penjas Sekolah Dasar.
Hamalik, Oemar. 2003.Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta.
IAAF. 2000.Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Alih bahasa oleh Suyono Danusayogo. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi IAAF. Jakarta.
Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2010.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.
Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Soepartono. 2001.Sarana dan Prasarana Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta.
(6)
Surisman. 1997. Laporan PTK : Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Melalui Alat Peraga dalam Proses Belajar Mengajar matematika di SD. 2
Segalamide Bandar Lampung.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.