PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMBER MULYO, KECAMATAN SUMBEREJO, KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012
i ABSTRAK
PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT
BANTU PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMBER MULYO, KECAMATAN SUMBEREJO,
KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012
Oleh LEGIMIN
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Sumber Mulyo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan memberikan tindakan berupa penggunaan modifikasi alat bantu berupa keset dengan bilah bambu bola yang digantung dan bola plastik yang diletakkan di atas pasir dalam bak lompatan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),dengan menggunakan tiga siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri 1 Sumber Mulyo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 9 putra dan 11 putri. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan rentang penilaian 1-3.
Hasil penelitian menunjukkan: pada tes awal hanya mencapai ketuntasan 20% hal ini berarti masih sangat rendahnya kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Pada siklus pertama dengan penggunaan modifikasi alat bantu berupa keset dengan bilah bambu diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar meningkat menjadi 45%, hal itu berarti tindakan belum memenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan modifikasi alat bantu berupa bola yang digantung diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi 65%, hal itu berarti tindakan belum memenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus ketiga dengan penggunaan modifikasi alat bantu berupa bola plastik yang diletakkan pada posisi pendaratan diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami peningkatan menjadi 85% hal ini berarti proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan peningkatan hasil belajar lebih dari 50%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran atletik khususnya pada materi gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dengan pemberian tindakan berupa penggunaan modidfikasi alat bantu yang dibuat secara sederhana dan kreatif dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas kelas IV di SD Negeri 1 Sumber Mulyo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Tahun Pelajaran 2011/2012.
(2)
PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT
BANTU PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMBER MULYO, KECAMATAN SUMBEREJO,
KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012
Oleh LEGIMIN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(3)
✁✂✄ ✂☎ ✆✝✞ ✆✝✂✆✁✞✁✟✝✠ ✄ ✡ ✝✂☎ ✁✟✝ ✆☛✝ ☞✝✟✡✌✠ ✝✞✍✝ ✎✏ ☎ ✝✑✝✍✌✂☎ ✆ ✌✆☛✁✂☎✝✂✠ ✁✂☎☎✎✂✝ ✆✝✂✠ ✌ ☛✄ ✒✄ ✆✝ ☞✄✝✡✝✞
✓✝✂✞ ✎ ✝ ☛✝☞✄ ☞✔✝✆✁✡ ✝ ☞✄✕☛✄☞☛✂ ✁☎ ✁✟✄✖ ☞✎✠✓✁✟✠✎✡✑✌✗✆✁✘✝✠✝✞ ✝✂☞✎✠✓✁✟ ✁ ✍✌✗
✆✝✓✎ ✝✞ ✁✂✞ ✝✂☎ ☎✝✠✎☞✞✙ ✚ ✛✖✖✜✚✛✖✚
(Skripsi)
Oleh LEGIMIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
(4)
✢ ✣✤✥ ✣✦✧★ ✩✧✤
✪✫ ✬✭✮✯✰✱ ✲✳✴✭
✵✰✶✳✷ ✸✹✺✻✫ ✼✳✺✭✻✮✷✱✽✼✫✯✾ ✽✿✫✯✾✫ .
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd. .
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
(5)
❀❁ ❂❃❄❅❆ ❅❅❃
❇❈❉ ❊❈❋❈❈y y❈n●❍ ■❈rt❏❈n t❈n●❈n❏❑❍ ❈❈❉w ❑▲ ❑▼
◆❈❖❈ ▼ Legimin
NPM : 1013126016
Tempat/ tanggal lahir : Sumberejo, 15 Februari 1966
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judulPPENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMBER MULYO, KECAMATAN
SUMBEREJO, KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN
2011/2012◗adalah benar hasil karya penulis. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung, Juli 2012
(6)
❘ ❙❚ ❙❯❱❲ ❳❨❩❬ ❨ ❭❪❫❴❵❴❛❜❝❞❜❝❴❜ ❫❞ ❫❡❝ ❢❪❵❣❝❴❛ ❫❡ ❝❜ ❤❝❱❝❡❣✐❢❪❝❞❘❝❥ ❦❛❝❧❝❘✐❴❛❜✐❜ ❤❫❴❛❝❴ ❢❫❴❛❛❥❴ ❝❜❝❴❢✐❤❵♠❵❜❝❱❵ ❝❣❝❞♥❝❴❞❥❪❝❤❝❱ ❵❱♦❝ ❜ ❫❣❝❱❵ ♣❤❵❱❤ ❴ ❫❛ ❫❡ ❵ 1 ❱❥❢♥❫❡❢❥❣❧✐, ❜ ❫q ❝ ❢❝❞❝❴ ❱❥❢♥❫❡❫❘✐, ❜❝♥❥❪❝❞ ❫❴❞❝❴❛❛❝ ❢❥❱ ❞r❪ 2011/2012.
❴ st s❢s✉ s❬ ❨❬ ✈s ❭❣✇① ❨t❨② ❴③t③❳❪③❲③❲❢ s✉s❬ ❨❬ ✈s ❭1013126016 ❪ ❳③① ❳ st❱ ④❙❚ ❨ ❭❪✇ ②⑤ s❬ ❲✇❬
♠s❲ ❙❯ ④s❬ ❭❜✇①❙❳ ❙s②❚ s ②❵❯ t❙❪✇ ②❚❨❚ ❨❲s②
⑥⑦ ⑧⑨⑦ ⑩ ❶❷ ❶❸
❜✇ ④❙ s❘ ❙❳ ❙❬ s②❵❯ t❙❪✇ ②❚❨❚❨❲s② ❤③❬✇ ②❪✇ t❹ ❨t❹ ❨②①
❺❻❼❽ ❾ ❿➀ ❿❻➁➂➂➃➄➅➃❼➆ ❿➇,⑥.➈➂. ❺❻❼❽ ➉➁❻➃❼ ➊ ❿➄, ➉.➈➂,⑥.➈➂. ❴❵❪ 1➋ ➌10507 198103 1 002 NIP 19620808 198901 1 001
(7)
1
➍➎ ➏➐ ➑➒➓➔→➣ → ➓➑
➓➎ ➣ ↔↕ ↔➙➛ ➜➝↔➞↔➟➠
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak , dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak memiliki aspek-aspek gerak yang ingin dicapai. Adapun
(8)
2
struktur materi Pendidikan Jasmani untuk TK sampai SD/MI kelas 3 SD meliputi kesadaran akan tubuh dan gerakan, kecakapan gerak dasar, gerakan ritmik, permainan, akuatik (olahraga di air/bila memungkinkan), senam, kebugaran jasmani dan pembentukan sikap dan perilaku. Dan materi pembelajaran untuk SD/MI kelas 4 sampai 6 adalah aktivitas pembentukan tubuh, permainan dan modifikasi olahraga, kecakapan hidup di alam bebas, dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani serta pembentukan sikap dan perilaku).
Berdasarkan observasi peneliti pada materi lompat tinggi ditemukan bahwa hampir rata-rata siswa kelas V belum dapat melewati mistar menggunakan gaya gunting. Dari jumlah seluruh siswa yaitu 18 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 11 perempuan, tidak ada satupun yang berhasil dengan sempurna melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran Penjaskes pada materi lompat tinggi belum berhasil.
Kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan lompat tinggi adalah saat melakukan gerak mengambil ancang-ancang melompat. Ragu dalam mengambil ancang-ancang membuat hasil langkahan kaki seperti gunting untuk melewati mistar tidak dilakukan dengan maksimal. Langkahan kaki terlalu rapat antaar kaki yang melangkah lebih dulu dengan mistar sehingga tersentuh mistar. Ada lagi yang telah melangkah dengan benar tapi saat kaki kedua melangkah badan tidak di angkat sehingga mengenai mistar dan jatuh. Sebagian besar siswa perempuan tidak berani mencoba latihan yang diberikan
(9)
3
guru, siswa takut pada mistar lompat tinggi. Oleh sebab itu, dalam upaya meningkatkan ketuntasan belajar, dapat peneliti simpulkan untuk melakukan modifikasi pada mistar lompat tinggi dengan alat yang menarik tapi juga tidak menakutkan bagi siswa. Dengan penggunaan modifikasi mistar ini diharapkan siswa akan berani mencoba latihan yang diberikan sehingga dengan latihan berulang-ulang siswa akan meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting.
Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (➡➢a➤ ➤➥ ➦➦ ➧➨ ➩t➫➦ ➭➯➲ ➤➲a➥ ➩➳) dengan judul Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi GayaStradaleMenggunakan Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 1 Sukamaju Kecamatan Pugung Tanggamus .
➵➸ ➺ ➻➼➽➾➚fikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Rata-rata siswa belum bisa melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting
2. Siswa masih ragu melakukan ancang-ancang lompat tinggi 3. Siswa kesulitan melakukan gerak langkah melewati mistar 4. Belum digunakannya modifikasi alat dalam pembelajaran
(10)
4
➪➶ ➹➘➴➘ ➷➬ ➮➱➬➷➬ ✃➬ ❐
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah berikut : Apakah dengan penggunaan modifikasi alat berupa karet, pelepah pisang dan bambu dapat meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting?
❒➶ ❮➘juan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : Ingin meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gayaStradalesiswa kelas V SDN 1 Sukamaju Kecamatan Pugung Tanggamus .
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai alat-alat yang dapat dimodifikasi dalam pembelajaran lompat tinggi.
2. Bagi guru
Guru mendapatkan bahan pemikiran dalam memilih modifikasi alat dalam pembelajaran lompat tinggi.
3. Bagi siswa
Meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar lompat tinggi gaya gunting pada siswa.
(11)
❰ ❰ ❰ÏÐ Ñ ÒÓ ÔÓ Õ Ó Ö❰×ÑØÑ Õ❰Ò ❰Ù Ø
ÚÛÜÝÛt yÞ ßàÝ áà â ßÞ ãÞ ßÝÞ äÞ åæÛ ßÛ äááÞ ßt á ßáÞÝ Þ äÞ çèÛ ßÛ äááÞ ßt éá ßÝÞ ãÞ ß êÛ äÞs ÞtÞu yÞ ßàÝáëÛìâí Classroom Action Research, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran dikelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka
responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme dan menunjukan budaya akademik. (Arikunto, dkk. 2007: 61).
Dalam penelitian PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa perencanaan, tindakan, observasi dan reflektif. Peneliti merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Seperti digambarkan di bawah ini:
(12)
Gambar 2 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas.
îï ðñòò óôõöñ ôñ ÷óòóø ô
a. Tempat penelitian :
SDN 1 Sukamaju Kecamatan Pugung Tanggamus b. Pelaksanaan penelitian :
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan (Februari 2012).
ùï ðúûüñýöññ ÷ón tóøô
Penelitian dilakukan pada siswa kelas V di SDN 2 Tanjung Heran Kecamatan Pugung Tanggamus yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 7 laki-laki dan 11 perempuan.
3. þñnÿøôø ón✁øýøn
ð óý÷us ✂ Rencana :
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat tinggi gaya gunting untuk penilaian diakhir proses pembelajaran.
(13)
✄. ☎✆✝✞✟yp ✠✟✝✟✡✟t ☛✝ ☞☛ ✠✌ ✍ ✠☛ ✎✆✝☞✟ ✏✞ (✑✟✝✌✄✟ ✎y ✟✟tu✠✟ ✎✆✟r). ✌✒ ☎✆ ✎✓✆r✏✞✟✓✠✟✝ ✏✞✟sw☛ ✝☛t✠✎✆✝✔✞ ✠☛ ☞✞✓✆ ✎✕✆✡✟✖✟r✟✝✏✞ ✠✡us ✓✆✟ ✎✟rt . ✗✞✝ ✌✟ ✠✟✝✘
✟. ☎✆✝✖✆✡✟ ✏ ✠✟✝ ✕✆✝☞☛✠✠✆✔✞✟t✟✝✟✝✔y ✟ ✠✟✝✌✞✡✟ ✠☛ ✠✟✝✓✟✌ ✟✏✞ ✠✡us ✓✆✟ ✎rt ✟. Bentuk kegiatannya adalah latihan melompati karet dan menggunakan tiang dari pelepah pisang.
b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian pada tatap muka tersebut.
c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan pada tatap muka tersebut.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.
Refleksi :
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua
✙✚✛✜✢✣✤ ✤ Rencana :
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat tinggi gaya gunting untuk penilaian diakhir proses pembelajaran.
(14)
✥ ✦ ✧★✩ ✪★r✫ ✬✭✪✮ ✭✯✫ ✬sw✭ ✰ ✯✰✮t ✩ ★✯✱ ✬✮ ✰ ✲✬✪★✩ ✳★✴ ✭✵ ✭r✭✯✫ ✬✮ ✴us ✪★rt✭✩ ✭. ✶✬✯✥ ✭✮✭✯✷
✭. ✧★ ✯✵★✴ ✭✫ ✮ ✭✯✳★ ✯ ✲✰✮✮ ★✱ ✬✭t✭✯✭✯✱y ✭✮✭✯✥ ✬✴ ✭✮ ✰✮✭✯✪✭✥✭✫ ✬✮✴us ✮ ★✥✰✭, y
✭✬tu✴ ✭t✬✸✭✯✴✹✩ ✪ ✭t ✪ ✭✥ ✭✳✭✩✳✰ ✦
✳✦ ✺✬sw✭✥✬✳✭r✬✫ ✮ ✭✯✮ ★✩✰ ✥ ✬✭✯✫ ✬sw✭✥ ✬✳★r✬t✭✸✰ ✮ ✭✯✩ ★ ✯✱ ★ ✯✭✬✪★ ✯★✴ ✬t✬✭✯ ✪ ✭✥ ✭ t✭t✭p✩✰ ✮ ✭ t★r✫ ★ ✳✰✲.
✻. ✧★ ✯✱ ✬✯✫ ✲✰ ✮✫ ✬✮✭✯r ✫ ✬sw✭✰✯✲✰ ✮✩★✴ ✭✮ ✰✮✭✯✴ ✭✬✸✭✯t y✭ ✯✱✥ ✬r★ ✯ ✻✭✯ ✭✮ ✭✯ ✪ ✭✥ ✭ t✭t✭p✩✰ ✮ ✭ t★r✫ ★ ✳✰✲.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus kedua.
Refleksi :
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
4. ✼ ✽✾ ✿strun❀❁✽ C❁❂ ❁❃ ✿ng❁✾ ❄❅❆❁✽❇ ❁n
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya. Instrumen dalam penelitian ini berupa penilaian kualitas gerak dasar lompat tinggi gaya gunting. Rentang nilai yang digunakan dalam penilaian adalah 1-3, dengan nilai 1 adalah kurang, 2 adalah cukup dan 3 adalah baik.
Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting.
No Indikator Deskriptor Nilai
1 2 3 1 Tahap
Persiapan
Posisi badan tegak
(15)
❈ ❉❉❊r ❋● ❍❋❊■ ❏❑❉❊❋❊ ❉●❉● ▲❉●▼-❉● ▲❉●▼ ◆❏❊❖❉tr 9 ❑❉●▼❊ ❉P
◗❘◆ ❖◆ ❖❙❖ ◆❉■ ❚❖●▼❙ ❏❚❉●■❖❉str 2 ❯❉P❉p
◗❏❑❉❊◆❉● ❉❉●
Lari perlahan, langkah kaki diperlebar Tolakan pada lompat tinggi gaya
guling dengan menggunakan kaki tumpu bagian dalam dan kaki ayun bagian luar
Sewaktu melakukan tumpuan dan menolak pada gaya guling kaki ayun langsung melangkah ke atas untuk melompati mistar.
Saat ada dorongan dari kaki tumpu badan dengan cepat dibalikkan serta kepala tunduk. Posisi pantat lebih tinggi dari pada pundak dan kaki tolak dilipat, kemudian digerakkan dari samping ke atas
Saat tangan kanan dan kepala berada di bawah mistar, tangan kiri
diayunkan dan dilipat di atas punggung supaya tidak menyentuh mistar
3 Tahap Akhir
Gerakan
Bagian tubuh yang pertamakali mendarat adalah kaki ayun dan kedua tangan.
(Adaptasi M. Sakir)
❱❲ T❳❨❩❨n An❬❭❩ ❪❩s D❬❫ ❬
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus : = × 100%
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :
(16)
1. ❴❵t❛❜ ❝❞❡ ❞❜❢❵❣❞❤❞r t❵❣❞✐❥❵❜ ❦ ❞❧ ❞♠❜♠❣❞♠ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan.
2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai 65 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).
(1)
❰ ❰ ❰ÏÐ Ñ ÒÓ ÔÓ Õ Ó Ö❰×ÑØÑ Õ❰Ò ❰Ù Ø
ÚÛÜÝÛt yÞ ßàÝ áà â ßÞ ãÞ ßÝÞ äÞ åæÛ ßÛ äááÞ ßt á ßáÞÝ Þ äÞ çèÛ ßÛ äááÞ ßt éá ßÝÞ ãÞ ß êÛ äÞs ÞtÞu yÞ ßàÝáëÛìâíClassroom Action Research, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran dikelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka
responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme dan menunjukan budaya akademik. (Arikunto, dkk. 2007: 61).
Dalam penelitian PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa perencanaan, tindakan, observasi dan reflektif. Peneliti merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Seperti digambarkan di bawah ini:
(2)
Gambar 2 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas.
îï ðñòò óôõöñ ôñ ÷óòóø ô
a. Tempat penelitian :
SDN 1 Sukamaju Kecamatan Pugung Tanggamus b. Pelaksanaan penelitian :
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan (Februari 2012).
ùï ðúûüñýöññ ÷ón tóøô
Penelitian dilakukan pada siswa kelas V di SDN 2 Tanjung Heran Kecamatan Pugung Tanggamus yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 7 laki-laki dan 11 perempuan.
3. þñnÿøôø ón✁øýøn
ð óý÷us ✂ Rencana :
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat tinggi gaya gunting untuk penilaian diakhir proses pembelajaran.
(3)
✄. ☎✆✝✞✟yp ✠✟✝✟✡✟t ☛✝ ☞☛ ✠✌ ✍ ✠☛ ✎✆✝☞✟ ✏✞ (✑✟✝✌✄✟ ✎y ✟✟tu✠✟ ✎✆✟r). ✌✒ ☎✆ ✎✓✆r✏✞✟✓✠✟✝ ✏✞✟sw☛ ✝☛t✠✎✆✝✔✞ ✠☛ ☞✞✓✆ ✎✕✆✡✟✖✟r✟✝✏✞ ✠✡us ✓✆✟ ✎✟rt . ✗✞✝ ✌✟ ✠✟✝✘
✟. ☎✆✝✖✆✡✟ ✏ ✠✟✝ ✕✆✝☞☛✠✠✆✔✞✟t✟✝✟✝✔y ✟ ✠✟✝✌✞✡✟ ✠☛ ✠✟✝✓✟✌ ✟✏✞ ✠✡us ✓✆✟ ✎rt ✟. Bentuk kegiatannya adalah latihan melompati karet dan menggunakan tiang dari pelepah pisang.
b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian pada tatap muka tersebut.
c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan pada tatap muka tersebut.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.
Refleksi :
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua
✙✚✛✜✢✣✤ ✤ Rencana :
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat tinggi gaya gunting untuk penilaian diakhir proses pembelajaran.
(4)
✥ ✦ ✧★✩ ✪★r✫ ✬✭✪✮ ✭✯✫ ✬sw✭ ✰ ✯✰✮t ✩ ★✯✱ ✬✮ ✰ ✲✬✪★✩ ✳★✴ ✭✵ ✭r✭✯✫ ✬✮ ✴us ✪★rt✭✩ ✭. ✶✬✯✥ ✭✮✭✯✷
✭. ✧★ ✯✵★✴ ✭✫ ✮ ✭✯✳★ ✯ ✲✰✮✮ ★✱ ✬✭t✭✯✭✯✱y ✭✮✭✯✥ ✬✴ ✭✮ ✰✮✭✯✪✭✥✭✫ ✬✮✴us ✮ ★✥✰✭,
y
✭✬tu✴ ✭t✬✸✭✯✴✹✩ ✪ ✭t ✪ ✭✥ ✭✳✭✩✳✰ ✦
✳✦ ✺✬sw✭✥✬✳✭r✬✫ ✮ ✭✯✮ ★✩✰ ✥ ✬✭✯✫ ✬sw✭✥ ✬✳★r✬t✭✸✰ ✮ ✭✯✩ ★ ✯✱ ★ ✯✭✬✪★ ✯★✴ ✬t✬✭✯ ✪ ✭✥ ✭ t✭t✭p✩✰ ✮ ✭ t★r✫ ★ ✳✰✲.
✻. ✧★ ✯✱ ✬✯✫ ✲✰ ✮✫ ✬✮✭✯r ✫ ✬sw✭✰✯✲✰ ✮✩★✴ ✭✮ ✰✮✭✯✴ ✭✬✸✭✯t y✭ ✯✱✥ ✬r★ ✯ ✻✭✯ ✭✮ ✭✯ ✪ ✭✥ ✭ t✭t✭p✩✰ ✮ ✭ t★r✫ ★ ✳✰✲.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus kedua.
Refleksi :
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
4. ✼ ✽✾ ✿strun❀❁✽ C❁❂ ❁❃ ✿ng❁✾ ❄❅❆❁✽❇ ❁n
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya. Instrumen dalam penelitian ini berupa penilaian kualitas gerak dasar lompat tinggi gaya gunting. Rentang nilai yang digunakan dalam penilaian adalah 1-3, dengan nilai 1 adalah kurang, 2 adalah cukup dan 3 adalah baik.
Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting.
No Indikator Deskriptor Nilai
1 2 3
1 Tahap
Persiapan
Posisi badan tegak
(5)
❈ ❉❉❊r ❋● ❍❋❊■ ❏❑❉❊❋❊ ❉●❉● ▲❉●▼-❉● ▲❉●▼ ◆❏❊❖❉tr 9 ❑❉●▼❊ ❉P
◗❘◆ ❖◆ ❖❙❖ ◆❉■ ❚❖●▼❙ ❏❚❉●■❖❉str
2 ❯❉P❉p ◗❏❑❉❊◆❉● ❉❉●
Lari perlahan, langkah kaki diperlebar Tolakan pada lompat tinggi gaya
guling dengan menggunakan kaki tumpu bagian dalam dan kaki ayun bagian luar
Sewaktu melakukan tumpuan dan menolak pada gaya guling kaki ayun langsung melangkah ke atas untuk melompati mistar.
Saat ada dorongan dari kaki tumpu badan dengan cepat dibalikkan serta kepala tunduk. Posisi pantat lebih tinggi dari pada pundak dan kaki tolak dilipat, kemudian digerakkan dari samping ke atas
Saat tangan kanan dan kepala berada di bawah mistar, tangan kiri
diayunkan dan dilipat di atas punggung supaya tidak menyentuh mistar
3 Tahap Akhir
Gerakan
Bagian tubuh yang pertamakali mendarat adalah kaki ayun dan kedua tangan.
(Adaptasi M. Sakir)
❱❲ T❳❨❩❨n An❬❭❩ ❪❩s D❬❫ ❬
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus : = × 100%
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :
(6)
1. ❴❵t❛❜ ❝❞❡ ❞❜❢❵❣❞❤❞r t❵❣❞✐❥❵❜ ❦ ❞❧ ❞♠❜♠❣❞♠ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan.
2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai 65 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).