ANALISIS KAS PADA PTP NUSANTARA VII (PERSERO) DI BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KAS PADA PTP NUSANTARA VII (PERSERO) DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

Muhammad Safik Eka Saputra

Kas merupakan salah satu bentuk aktivitas yang dimiliki oleh perusahaan di samping aktivitas – aktivitas lainnya yang paling likuid. Kas diperlukan baik untk membiayai aktivitas perusahaan sehari – hari maupun yang mengadakan investasi baru dalam aktivitas tetap. Pengelolaan terhadap kas dapat berakibat terhambatnya rencana kerja perusahaan. Pengelolaan kas dapat berakibat terhambatnya rencana kerja perusahaan. Pengelolaan terhadap kas bertujuan untuk mengoptimalkan tersedianya kas dan mengurangi biaya bunga atas sumber dana dari luar perusahaan

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTP Nusantara VII (Persero) yang bergerak di bidang perkebunan, dengan permasalahan “ Apakah besarnya kas pada PTP Nusantara VII (Persero) sudah optimal ?”

Tujuan penulisan skripsi ini adalah 1) untuk mengetahui keoptimalan kas dan PTP Nusantara VII,2) Untuk melihat sumber dna penggunaan dana kas pada PTP Nusantara VII. Sedangkan kegunaan penulisan skripsi ini adalah :1) dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai manajemen kas, 2) Sebagai referensi tambahan atas penelitian – penelitian terdahulu menenai manajemen kas, dan 3) memberikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengoptimalkan dana kas perusahaan di masa yang akan datang.

Hipotesis yang penulis kemukakan adalah “bahwa besarnya kas pada PTP Nusantara VII masih belum optimal”.

Dalam menganalisa kas optimal penulis menggunakan model Baumol (Muslich 1997) dengan rumus : , tujuan modle ini adalah mencari nilai yang diminimumkan oleh biaya total yaitu biaya transfer dan kesmpatan.

Dari perhitungan saldo kas yang optimal dan saldo kas yang dipertahankan oleh PTP Nusantara VII didapat bukti bahwa secara keseluruhan saldo kas yang


(2)

dipertahankan oleh PTP Nusantara VII lebih besar dari pada saldo kas yang optimal. Kondisi kelebihan saldo kas yang dipertahankan oleh PTP Nusantara VII dibandingkan saldo kas yang optimal ini akan membuat inefisiensi dalam biaya pemeliharaan saldo kas yang ada pada PTP Nusantara VII.


(3)

ANALISIS KAS PADA PTP NUSANTARA VII ( PERSERO ) DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

MUHAMAD SAFIK EKA SAPUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Bandar Lampung Anak Pertama dari Dua bersaudara dari pasangan Bapak Sihabudin HS dan Ibu Sofiah

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak Pidada dan diselesaikan pada tahun 1989, Sekolah Dasar Negeri 3 Sukaraja dan diselesaikan tahun 1995, Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rawa Laut

diselesaikan pada tahun 1998 Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2001

Tahun 2001, Penulis terdaftar menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lampung melalui program Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru ( SPMB) pada Program Diploma Tiga Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan diselesaikan pada Tahun 2004, Tahun 2006 Penulis melanjutkan ke Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(8)

MOTTO

”Hidup adalah tantangan. Selesai dengan satu tantangan, Datang tantangan berikutnya.

Tantangan itu membuat kita lebih dewasa dan bijak. Walau terkadang tantangan itu membuat kita ingin menyerah....”

“....Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

urusan yang lain”. (Q.S. Al Insyirah :6-7)

” Sertakan Doamu dalam Usahamu, dan yakinlah kepada Allah, karena Dunia hanya sebatas mata memandang. Kejarlah Dunia maka belum tentu Akhirat di dapat. Tapi kejarlah Akhirat maka Dunia pasti akan kau dapat “


(9)

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan kepada Allah SWT sebagai niatan Ibadan kepada-NYA dan kepada:

Kedua orangtuaku Ayah dan Ibu terima kasih atas segala dukungan, perhatian, moril serta doa cinta dan kasih sayang, “ Dalam setiap tetes darahku ada

keringatmu ayah, dan disetiap langkahku ada do’amu ibu”

Adikku-adikku terima kasih atas segala bentuk bantuan, doa, saran dan kritik, dukungan serta keceriaannya selama ini. Dua jagoan terdahsyat Azzam dan Azmi yang selalu buat repot dan pusing. Menjadi bagian keluarga ini adalah suatu anugerah terbesar bagiku.

Calon Bidadariku, Silvia Ariani,Amd.Keb (ivi) Calon jagoanku Muhamad Arkana Akbar Putra, Qiara Difanti Safiqa dan adek sebagai motifator terbaik, terimaksih untuk semua dukungan, perhatian dan nasehat serta do’a tiada henti-hentinya .


(10)

SANWACANA

Assalammualaikum Wr.Wb.

Puji syukur Penulis ucapkan kehadiratAllah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat seiring salam juga selalu tercurah kepada junjungan dan teladan seluruh alam, Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul ” ANALISIS KAS PADA PTP NUSANTARA VII DI BANDAR LAMPUNG” ini merupakan wujud penyelesaian tugas akhir dalam pengambilan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penelitian ini:

1. Bapak Prof.Dr.Hi.Satria Bangsawan,S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Terima kasih atas segala bentuk dukungan,nasihat,motifasi,pembelajaran serta pemikiran-pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Aida Sari,S.E.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu

Yuningsih,S.E.,M.M selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan bantuan yang sangat berarti dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(11)

3. Bapak. Iban Sofyan,S.E.,M.M., selaku Pembimbing I dan Bapak Ahmad Faisol,S.E., selaku Pembimbing II atas ketulusannya unuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak M.Syatibi CH,S.E., selaku penguji utama pada ujian skripsi. Terima

kasih atas bantuan, saran, kritik, dan nasehat yang telah diberikan.

5. Bapak Muji R.Ramelan,S.E.,M.B.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas arahan dan nasihatnya sehingga penulis menjadi lebih baik.

6. Manajemen PTP Nusantara VII yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan data untuk penulis yang sangat berguna dalam proses

penyelesaian sekeripsi ini.

7. Seluruh teman-teman yang tidak dapat ditulis satu per satu atas saran-saran yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen UNILA ini.

Serta pihak-pihak yang belum disebutkan diatas, penulis mengucapkan terima kasih. Terakhir, semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi maupun literatur bagi penulisan karya-karya ilmiah berikutnya.

WassalammualaikumWr. Wb.

Bandar Lampung, 7 Agustus 2012 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1.4 Kerangka Pemikiran ... 6

1.5 Hipotesis ... 8

1.6 Batasan ... 8

II. LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Pengertian Manajemen Keuangan... 9

2.2 Pengertian Kas ... 10

2.3 Alasan Untuk Memegang ... 11

2.4 Keuantungan Kas yang Optimum ... 12

2.5 Kerugian Kas yang Tidak Optimum ... 13

2.6 Pengelolaan Arus Kas Perusahaan... 12

2.6.1 Memperpanjang waktu pembayaran utang dagang ... 14

2.6.2 Manajemen persediaan yang efisien ... 14

2.6.3 Mempercepat pengumpulan piutang ... 16

2.7 Sumber-sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 18

2.8 Perputaran Kas ... 20

2.9 Saldo Kas yang Harus Dipertahankan ... 20


(13)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian... 27

3.1.1 Metode pengumpulan data ... 27

3.1.2 Penentuan rentng waktu penelitian ... 27

3.2 Alat Analisa ... 28

IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 29

4.1.1 Status Perusahaan ... 29

4.1.2 Komoditi Usaha... 30

4.1.3 Kebun-kebun ... 30

4.1.4 Unit-unik kegiatan ... 31

4.2 Hasil Perhitungan ... 32

4.2.1 Hasil perhitungan kas optimal ( Baumol/Model Persediaan ) ... 32

4.2.2 Sumber dan Penggunaan Kas. ... 33

4.3 Pembahasan ... 38

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 40

5.2 Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

TabeHalaman

1. Perkembangan Nilai Penjualan PTP Nusantara VII selama 2005-2009 ... 3 2. Perkembangan Laba Bersih PTP Nusantara VII tahun 2005-2009 ... 4 3. Perkembangan Saldo Kas/Surat Berharga/Deposito

PTP Nusantara VII tahun 2005-2009 ... 4 4. Rasio Lancar, Rasio Cept dan Rasio Kas 2005-2009 ... 5 5. Perbandingan Saldo kas dengan Jumlah Aktiva Lancar Tahun 2005 -2009 ... 5 6. Perbandingan antara Kas Optimal menurut perhitungan dan


(15)

DAFTAR GAMBAR

GambarHalaman

1. Kerangka Pemikiran ... 8 2. Pols Penerimaan dan pengeluaran Model Baumol ... 27 3. Model Miller & Orr ... 28


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Laporan Laba Rugi

2. Laporan KEuangan Neraca

3. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas 2006 4. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas 2007 5. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas 2008 6. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas 2009 7. Neraca yang Diperbandingkan ( 2005-2006 ) 8. Neraca yang Diperbandingkan ( 2006-2007 ) 9. Neraca yang Diperbandingkan ( 2007-2008 ) 10.Neraca yang Diperbandingkan ( 2008-2009 ) 11.Perhitungan-Perhitungan


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimum ,

dengan modal tertentu dan meningkatkan nilai perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya, pimpinan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus dapat memadukan dan mengoperasikan fungsi-fungsi

manajemen yang ada seperti fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi

pengarahan, dan fungsi pengendalian. Semua fungsi-fungsi tersebut harus dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga target perusahaan dapat tercapai.

Bidang keuangan merupakan salah satu bidang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan karena dalam bidang keuangan perusahaan dapat mengatur penggunaan dana secara tepat sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan sesuai rencana. Untuk mengatur semua kegiatan keuangan tersebut diperlukan manajemen yang baik.

Manajemen keuangan menurut Weston J. Fred dan Thomas E. Copeland (1997) merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencari dan menggunakan dana untuk operasi

perusahaan.

Ada atau tidaknya dana yang akan digunakan dalam kegiatan perusahaan tergantung kepada kemampuan perusahaan dalam mengelola dana secara efisien. Agar dana dapat digunakan secara efisien tidak terlepas dari pengelolaan sumber dana penggunaan dana yang dapat dilihat dari laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan sumber dana dan penggunaan


(18)

2

dana dapat menunjukkan perubahan kas selama periode dan juga dapat menunjukkan dari mana dana tersebut diperoleh dan penggunaannya.

Kas merupakan salah satu bentuk aktiva yang dimiliki oleh perusahaan di samping aktiva-aktiva lainnya yang paling likuid. Kas menurut Guritno T, 1994 adalah uang yang dimiliki perusahaan yang dapat berbentuk uang kertas atau logam, saldo bank, dan deposito. Pengelolaan terhadap kas memerlukan kebijakan yang tepat karena kesalahan dalam pengelolaan kas dapat berakibat terhambatnya rencana kerja perusahaan.

Kas diperlukan baik untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. lnformasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dan harus

menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Dalam menentukan jumlah kas yang sebaiknya dimiliki oleh suatu perusahaan memang belum ada

standarnya, tetapi ada teori yang dapat kita gunakan sebagai pedoman di dalam

menentukan jumlah kas yang harus dimiliki perusahaan H.G Ghutman (Riyanto. 1995) mengatakan bahwa jumlah kas yang harus dimiliki suatu perusahaan hendaknya berkisar antara antara 5-10% dari aktiva lancar.

PTP Nusantara VII merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam sektor perkebunan. PTP Nusantara VII menghasilkan beberapa komoditas perkebunan yaitu karet, teh, kopra, kakau, dan kelapa sawit. Perusahaan ini tidak terlepas dari


(19)

3

pengelolaan kas guna mendukung tercapainya target perusahaan. Perkembangan PTP Nusantara VII tidak terlepas dari nilai penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil penjualan pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Perkembangan Nilai Penjualan PTP Nusantara VII selama 2001-2005

Tahun Nilai Penjualan Bersih

(Rp. 000) Perkembangan (%) 2001 678.512.760

2002 l.l39.735.996 67,97

2003 1.268.535.002 11,30

2004 1.700.522.541 34,05

2005 1.825.166.897 07,33

Rata-rata_ 30,16

Sumber: PTP Nusantara VII

Perkembangan nilai penjualan PTP Nusantara VII mengalami kenaikan dengan rata-rata sebesar 30,16%. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 67,97% sedangkan kenaikan terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 07,33%. Dengan melihat perkembangan nilai penjualan di atas, maka dapat diperoleh laba seperti yang terlihat pada Tabel 2.

tertarik untuk mengambil judul : “Analisis Kas Pada PTP NUSANTARA VII di Bandar Lampung.”

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah besarnya kas pada PTP Nusantara VII sudah optimal ?”

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui keoptimalan kas pada PTP Nusantara VII


(20)

4

Kegunaan penulisan skripsi ini adalah:

1. Dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai manajemen kas.

2. Sebagai referensi tambahan atas penelitian-penelitian terdahulu mengenai manajemen kas. 3. Memberikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengoptimalkan dana kas

perusahaan di masa yang akan datang. 1.4 Kerangka Pemikiran

Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang sangat penting dalam menunjang operasi perusahaan dalam jangka pendek. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertahankan persediaa kas agar risiko untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya lebih kecil. Tetapi tidak berarti perusahaan harus berusaha untuk

mempertahankan persedian kas yang besar, karena makin besar kas berarti makin banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya.

Masalah kekurangan kas tidaklah begitu saja dipecahkan dengan jalan menahan sejumlah kas secara berlebihan. Sebaliknya perusahaan yang hanya mengejar keuntungan saja dengan jalan agar semua persediaan kasnya dapat diputarkan atau dalam keadaan bekerja akan mendapatkan perusahaan itu dalam keadaan ilikuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Manajemen kas yang baik akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dengan menentukan besarnya kebutuhan kas yang optimal dan pendapatan bunga yang maksimal dari uang tunai yang menganggur (idle fund).

Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan penjualan. Perbandingan antara penjualan bersih dengan rata-rata kas menggambarkan tingkat perputaran kas (turn over). Semakin tinggi turn over, maka semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tetapi perputaran kas yang sangat tinggi mengakibatkan jumlah kas yang tersedia terlalu kecil, sehingga dapat


(21)

5

mengganggu aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang terlalu besar menunjukkan tingkat perputaran kas yang terlalu rendah, hal ini menunjukkan penggunaan kas tidak efisien. Saldo kas optimal dapat ditentukan melalui beberapa pendekatan model matematika. Salah satuanya adalah yang dikembangkan oleh William Baumol yang pada prinsipnya menggunakan model EOQ yang ditetapkan pada manajemen kas.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

1.5 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dikemukakan adalah : “Bahwa besarnya kas pada PTP Nusantara VII masih belum optimal”.

1.6 Batasan

Yang dimaksud dengan Optimal adalah jumlah kas yang tersedia sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Neraca

Perkembangan Kas

Permasalahan

Evaluasi Keoptimalan Kas Sumber dan

Penggunaan Kas

Tujuan Penelitian

Kas Tidak Optimal


(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan,” pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh karena itu, fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama : keputusan sehubungan investasi, pendanaan dan manajemen aktiva. (Van Horne, James C. & John M. Wachowicz Jr terjemahan Heru Sutojo,1995).

Manajemen keuangan biasa didefinisikan sebagai fungsi dan tugas manajer keuangan menurut Syamsuddin (2004) :

1. Menganalisa dan merencanakan pembelanjaan perusahaan 2. Mengelola penanaman modal dalam aktiva

3. Mengatur stuktur keuangan

Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham dengan meningkatkan nilai perusahaan melalui maksimalisasi nilai saham. Dalam hal ini manajer keuangan diharapkan untuk mempertimbangkan faktor-faktor tingkat penghasilan, pandangan jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan, waktu penerimaan keuntungan, evaluasi terhadap resiko dan keuntungan, penetapan kebijaksanaan dalam pembagian keuntungan dan tindakan-tindakan yang perlu diambil untuk meningkatkan harga saham perusahaan (Syamsuddin, 2004).


(23)

7

2.2 Pengertian Kas

Pengertian kas yang dikemukakan oleh beberapa Ahli yang berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya memiliki arti dan maksud yang sama. Beberapa definisi tersebut antara lain.

Menurut S. Munawir (1995), pengertian kas adalah sebagai berikut:

Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan

menggunakan cek atau bilyet).

Pendapat lainnya juga hampir sama dikemukakan oleh: Tuanakotta, (1997), yaitu:

Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.


(24)

8

adalah seluruh uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan.

Perusahaan harus mempertimbangkan untuk mempunyai uang (kas) yang memadai, baik dalam jumlah maupun waktunya, karena hal tersebut sangatlah penting. Tetapi perlu diperhatikan, kas yang tersedia jangan terlalu besar dan juga jangan terlalu kecil. Kas yang terlalu besar akan mengakibatkan makin banyak uang yang menganggur sehingga profitabilitas perusahaan mengecil. Sebaliknya kas yang terlalu kecil akan mengakibatkan perusahaan dalam keadaan ilikuid. Dengan demikian diperlukan pengelolaan kas yang baik untuk merencanakan manfaat penggunaan kas yang semaksimal mungkin, yaitu rencana untuk menyediakan kas yang cukup bagi kebutuhan operasi normal dan perolehan bunga dari dana kas yang menganggur.

2.3 Alasan Untuk Memegang Kas

Ada empat motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk memiliki kas yaitu: (Weston & Thomas E. Copeland Terjemahan Jaka Wasana, 1997)

1. Motif transaksi

Yaitu kebutuhan kas untuk mengadakan atau menjalankan kegiatan utama perusahaan, misalnya pengadaan kebutuhan selama proses produksi dan kegiatan pemasaran.


(25)

9

yaitu kebutuhan kas dalam rangka untuk mengatasi fluktuasi keperluan dana atau kebutuhan yang diluar dugaan. Kebutuhan ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

- Tingkat ketepatan dalam meramalkan aliran kas masuk dan aliran kas keluar

- Kemampuan perusahaan untuk meminjam uang dalam jangka pendek/ mencari tambahan kas secara mendadak.

3. Motif spekulasi

Yaitu kebutuhan kas untuk mernperoleh profit yang lebih besar diluar usaha pokok, dengan membeli surat berharga.

4. Motif memenuhi saldo kompensasi.

Saldo kompensasi ini berupa dana minimum yang diputuskan untuk tetap berada di Bank dalam rekening gironya, dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada Bank. Kebutuhan karena motif berjaga jaga dan motif spekulasi dapat dipenuhi dengan

mempertahankan surat berharga. 2.4 Keuntungan Kas yang Optimum

Manajemen modal kerja yang sehat memerlukan jumlah kas yang optimum karena dapat memberikan beberapa keuntungan yaitu:

1. Jumlah kas yang cukup dapat memberikan kemungkinan potongan

penjualan, jika perusahaan pemasok menawarkan potongan penjualan bagi pembayaran yang lebih awal, karena jika perusahaan tidak memanfaatkan


(26)

10

kesempatan potongan tersebut dipandang sebagai biaya, yaitu biaya atas tidak memanfaatkan potongan tersebut.

2. Tingkat kas yang tepat juga akan mempengaruhi current ratio dan acid test ratio atau quick ratio, dimana rasio-rasio tersebut merupakan kunci utama dalam menilai posisi perusahaan dalam pengajuan kredit kepada pihak ketiga.

3. Agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan membayar utang tepat pada waktunya.

4. Perlunya memiliki kas yang cukup dalam menghadapi keadaan darurat seperti kebakaran, PHK, pemogokan buruh, ataupun kampanye pemasaran dari pesaing.

2.5 Kerugian Kas yang Tidak Optimum

Perusahaan yang menahan kas dalam jumlah yang berlebihan, berarti uang yang menganggur semakin banyak, akan mengakibatkan kemampulabaan perusahaannya mengecil. Sebaliknya, kalau perusahaan hanya mengejar kemampu-labaannya saja, maka semua persediaan kas diputar, akibatnya perusahaan dalam keadaan illikuid (Riyanto, 1995)

2.6 Pengelolaan Arus Kas Perusahaan

Strategi dasar yang harus digunakan oleh perusahaan dalam mengelola kasnya, adalah sebagai berikut: (Syamsuddin, 2004)

1. Membayar utang dagang selambat mungkin asal jangan sampai mengurangi kepercayaan pihak supplier kepada perusahaan, tetapi


(27)

11

memanfaatkan setiap potongan tunai (cash discount) yang menguntungkan bagi perusahaan.

2. Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin, tetapi hindarilah risiko kehabisan persediaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan pada masa selanjutnya (konsumen kehilangan kepercayaan kepada

perusahaan).

3. Kumpulkan piutang secepat mungkin, tetapi jangan sampai mangakibatkan kemungkinan menurunya volume penjualan pada masa yang akan datang karena ketatnya kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam penjualan kredit dan pengumpulan piutang.

2.6.1 Memperpanjang waktu pembayaran utang dagang

Perpanjang waktu pembayaran utang dagang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, akan tetapi tidak boleh dilupakan bahwa kemampuan perusahaan untuk memperpanjang atau menunda waktu pembayaran utang dagang sangat terbatas. Kemampuan tersebut akan semakin besar hanya jika supplier (pemasok) sangat tergantung pada perusahaan. Dalam hal ini berarti perusahaan merupakan pembeli utama pada produknya. Kebanyakan supplier (pemasok) memberi potongan tunai/discount sebagai pendorong agar pembeli mau membayar utang dagangnya dengan segera.

Seorang supplier kadangkala membiarkan pembelinya untuk menunda waktu pembayarannya, karena menyadari bahwa pembeli tersebut merupakan perusahaan yang baru tumbuh dan sedang berkembang, sehingga dengan penundaan waktu pembayaran utangnya diharapkan perusahaan dapat


(28)

12

berkembang dengan lebih baik pada masa yang akan datang. Strategi penundaan atau memperpanjang waktu pembayaran utang ini, perlu

dipertimbangkan kalau perusahaan bermaksud untuk mengurangi kebutuhan kas perusahaan.

Pengendalian pembayaran yang efektif dapat menghasilkan perputaran kas yang lebih cepat. Tujuan dari pengendalian pembayaran adalah melakukan selambat mungkin sehingga menghasilkan ketersediaan dana yang maksimal. 2.6.2 Manajemen Persediaan yang Efisien

Cara lain yang dapat ditempuh oleh perusahaan unluk meminimalkan jumlah kebutuhan kas adalah dengan jalan meningkatkan inventory turnover

(perputaran persediaan). Ha1 ini bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Meningkatkan raw-material turnover. Dengan menggunakan teknik inventory control (pengawasan persediaan) yang lebih efisien, maka diharapkan perusahaan dapat meningkatkan perputaran persediaan. b. Menurunkan production cycle. Dengan menggunakan perencanaan,

penjadwalan, teknik pengontrolan yang lebih baik, maka perusahaan dapat mempercepat jangka waktu proses produksi, dimana dengan adanya percepatan itu tentu saja akan meningkatkan perputaran barang dalam proses.

c. Meningkatkan finished goodsturnover. Perusahaan dapat meningkatkan perputaran barang dengan membuat forecast (perkiraan) permintaan yang lebih baik serta perencanaan produksi yang sesuai dengan forecast tersebut.


(29)

13

Kontrol yang lebih efisien atas persediaan barang jadi akan dapat mempercepat tingkat perputaran barang jadi perusahaan.

Setiap percepatan perputaran persediaan, baik yang menyangkut bahan mentah, barang dalam proses, maupun barang jadi akan dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah perputaran kas yang dibutuhkan.

2.6.3 Mempercepat Pengumpulan Piutang

Piutang menjadi faktor penting dalam arus kas karena (Hamilton: 1993) : 1. Semakin besar jumlah dana yang terikat dalam piutang, maka semakin besar

pula keterlambatan dalam pemasukan kas.

2. Piutang yang semakin lama pelunasannya berarti menambah resiko untuk arus kas mendatang.

3. Jumlah piutang yang lebih besar berarti pananaman modal kerja lebih besar untuk setiap rupiah penjualan.

Salah satu cara yang paling mudah untuk meningkatkan arus kas adalah mempercepat penagihan piutang. Beberapa metode yang dapat mempercepat proses penagihan dan memaksimumkan ketersediaan dana kas yaitu:

1. Mempercepat tibanya pembayaran dari langganan ke perusahaan.

2. Mengurangi jangka waktu dimana pembayaran tersebut tersimpan didalam perusahaan sebelum terealisasi.


(30)

14

James Van Home mengemukakan beberapa cara untuk mempercepat proses penagihan agar diperoleh lebih banyak dana siap digunakan. Cara-cara tersebut adalah:

a. Pemusatan bank (Concentration banking)

Adalah metode untuk mempercepat arus kas perusahaan dengan

memberlakukan pusat-pusat penagihan yang strategis. Tujuannya adalah untuk memperpendek masa antara pusat pengiriman pembayaran oleh langganan dengan saat perusahaan dapat mempergunakannya sebagai dana yang tersedia. Keuntungan dari ketersedian dana yang dihasilkan dari sistem terpusat harus dibandingkan dengan selisih tambahan biaya antara sistem terpencar (decentralized) deangan sistim terpusat.

b. Sistem peti terkunci (Lock-box system)

Tujuan sistem peti terkunci adalah menghilangkan waktu antara saat perusahaan menerima pembayaran dengan saat penyetoran ke bank. Pada sistem ini, biasanya perusahaan memilih bank-bank regional sesuai dengan pola rekeningnya. Keuntungan utama dari sistem ini adalah bahwa cek-cek disetorkan ke bank dan menjadi saldo bank yang siap dipakai secara lebih cepat dibandingkan bila diproses oleh perusahaan sebelum disetorkan. Jarak waktu antara penerimaan cek oleh perusahaan dan penyetorannya ke bank dapat dihilangkan. Adapun kelemahan utamanya adalah biayanya. Bank harus memberikan jasa tambahan di samping jasa kliring yang biasa, dan dengan sendirinya meminta kompensasi, biasanya merupakan setoran yang lebih besar. Hal ini disebabkan biayanya yang hampir proporsional dengan


(31)

15

jumlah cek yang disetor. Sistem peti terkunci biasanya kurang menguntungkan apabila rata-rata pembayaran yang diterima sedikit. c. Prosedur-prosedur lain

Seringkali perusahaan lebih memperhatikan masalah pananganan

pembayaran-pembayaran yang berjumlah besar agar dapat disetorkan ke bank secepat mungkin. Penanganan khusus ini dapat merupakan

pengambilan cek-cek secara langsung oleh kurir perusahaan, menggunakan pos udara, ataupun pengiriman khusus. Apabila sejumlah kecil pembayaran merupakan bagian terbesar dari keseluruhan setoran, sebaiknya perusahaan mengambil inisiatif untuk mengontrol agar penyetoran dan penagihan cek-cek bernilai besar itu dilakukan dengan cepat. Manfaatnya adalah

mempercepat penagihan cek-cek dan langganan bank dapat memperolah dana lebih cepat.

2.7 Sumber-Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan

penggunaannya. Laporan sumber dan penggunaan kas dapat digunakan sebagai dasar untuk menaksir kebutuhan kas di masa yang akan datang serta dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank, laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjaman.


(32)

16

Menurut S. Munawir (1995), sumber-sumber penerimaan kas disebabkan adanya transaksi sebagai berikut :

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik berwujud maupun yang tidak berwujud, adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti utang jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik atau utang jangka panjang lainnya) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas. 4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang

diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga karena adanya penjualan, dan sebagainya.

5. Adanya penerimaan kas sewa, bunga, atau deviden dari investasi, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode sebelumnya.

Penggunaan kas dapat disebabkan adanya transaksi sebagai berikut:

1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva lainya.

2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemiliki perusahaan.


(33)

17

3. Pelunasan atau pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.

4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi: upah dan gaji, pembelian peralatan kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, biaya biaya, dan adanya persekot-persekot biaya dan persekot pembelian.

5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden atau bentuk pembagian laba lainnya secara tunai, pembayaran pajak, denda-denda, dan lain sebagainya. 2.8 Perputaran Kas

Semakin cepat kas suatu perusahaan berputar, maka semakin kecil kebutuhan kas perusahaan tersebut. Akan tetapi bila kas berputar semakin lambat,

kebutuhan kas perusahaan tersebut akan semakin besar. Kecepatan perputaran kas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kali s RataUangKa Rata ersih PenjualanB ... = −

Selain kecepatan perputaran kas, lamanya perputaran kas juga menentukan besar kecilnya investasi perusahaan terhadap kas. Jika kas berputar dalam waktu yang lama, kebutuhan kas perusahaan semakin besar. Sebaliknya bila perputarannya semakin cepat, maka kebutuhan perusahaan akan kas semakin kecil. Lamanya perputaran kas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

hari uangkas perputaran kecepa hari ... tan 360 =


(34)

18

Jadi perusahaan harus berusaha untuk mempercepat perputaran kas agar lamanya kas yang bertahan relatif singkat sehingga perusahaan dapat

memperkecil kebutuhan kas dalam menjalankan operasinya tanpa mengganggu jalannya operasi perusahaan.

2.9 Saldo Kas yang harus dipertahankan

Setiap perusahaan harus menentukan jumlah minimal kas yang harus

dipertahankan. Jangan sampai perusahaan mengalami kekurangan kas, karena terlalu banyak dana yang ditanamkan pada surat-surat berharga atau

didepositokan. Apabila tingkat bunga investasi semakin besar, maka opportunity cost kas yang menganggur akan semakin besar. Pada keadaan seperti perusahaan lebih baik menginvestasikan dananya. Tetapi bila terjadi sebaliknya, dimana tingkat bunga atas surat berharga semakin kecil,

perusahaan lebih cenderung memegang dana kas lebih besar.

Standar-standar yang dapat digunakan dalam menetukan jumlah kas yang harus dipertahankan (Van Home, 1995), adalah:

1. Jumlah kas yang dipertahankan harus lebih besar dari saldo transaksi yang diperlukan apabila manajemen kas efisien.

2. Jumlah kas yang dipertahankan harus lebih besar dari saldo kas minimal yang disyaratkan oleh bank tempat perusahaan menjadi nasabah.

Besarnya jumlah kas minimal setiap perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya. Menurut Riyanto (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan minimal kas suatu perusahaan adalah :


(35)

19

1. Perimbangan antara kas keluar dengan kas masuk.

Perimbangan yang baik mengenai jumlah maupun waktu antara kas masuk dan kas keluar dalam suatu perusahaan dapat terpenuhi dari penerimaan kasnya, sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan kas yang besar. Perimbangan tersebut antara lain disebabkan adanya kesesuaian antara syarat pembelian dengan syarat penjualan. Ini berarti pembayaran utang akan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari pengumpulan piutang. Pembayaran-pembayaran untuk pembelian bahan mentah, upah buruh, dan lain-lainnya diharapkan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari hasil penjualan tunai produknya.

2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan.

Perusahaan perlu membuat perkiraan mengenai aliran kas untuk menjaga likuiditasnya. Apabila aliran kas sesuai perkiraan, maka perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid. Bagi perusahaan ini, tidak perlu

mempertahankan kas minimal yang besar. Sebaliknya perusahaan dengan aliran kas yang sering mengalami penyimpangan yang merugikan dari yang diperkirakan, maka perusahaan ini perlu mempertahankan persediaan kas minimal yang agak besar. Penyimpangan aliran kas keluar yang merugikan misalnya adanya perubahan peraturan pemerintah mengenai pengupahan buruh, sehingga perusahaan sering mengadakan pengeluaran ekstra.

Penyimpangan aliran kas masuk yang merugikan misalnya terjadi kegagalan dalam menarik piutangnya.


(36)

20

3. Adanya hubungan yang baik dengan bank-bank.

Apabila pemimpin perusahaan telah berhasil membina hubungan baik dengan bank, maka akan mempermudah baginya untuk mendapatkan kredit dalam menghadapi kesukaran keuangannya, baik yang disebabkan karena adanya peristiwa yang tidak terduga maupun yang dapat diduga

sebelumnya.

2.10 Model-Model Manajemen Kas

Beberapa model manajemen kas telah dikembangkan dengan tujuan

menentukan berapa saldo kas yang barns disediakan dan berapa yang dapat diinvestasikan pada surat-surat berharga. Apabila saldo kas optimal bisa ditentukan, maka sisa antara saldo kas yang ada dengan saldo kas yang benar-benar dimiliki perusahaan bisa diinvestasikan pada surat-surat berharga.

Model-model ini memperhatikan berapa jumlah kas yang dibutuhkan dan dapat tidaknya kebutuhan tersebut diramalkan, berapa tingkat suku bunga surat berharga, dan biaya transfer antara kas dan surat berharga. Berbagai model manajemen kas yang sudah dikembangkan tersebut antara lain: (Muslich, 2003 dan Riyanto, 1995)

1. Model Baumol

Model ini menjelaskan penyimpanan kas memiliki opportunity cost. Apabila tingkat suku bunga surat berharga rendah, maka perusahaan lebih baik

memegang kas dari pada menginvestasikannya pada surat berharga, tetapi bila suku bunga surat berharga naik, perusahaan dapat mempergunakan dananya lebih besar untuk membeli surat-surat berharga. Tujuan model ini adalah


(37)

21

mencari nilai yang diminimumkan oleh biaya total yaitu biaya tranfer dan kesempatan. Biaya tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

TC = b (T/C) + i (C/2)...(1) Keterangan:

b = biaya transaksi yang tetap dan tidak tergantung pada besarnya jumlah uang yang ditranfer

T = jumlah kebutuhan kas dalam 1 periode i = tingkat bunga pada surat berharga TC = total biaya

C = jumlah kas yang naik dengan menjual surat-surat berharga atau pinjaman

C/2 = rata-rata kas

Untuk mcndapatkan biaya minimum, pcrsamaan (1) di atas diturunkan terhadap C dan menyamakannya dengan nol.

0 2 2 + =

= i C bT dC dTC 0 2 2 = =

i C bT

i bT

C = 2 ...(2) Persamaan (2) menunjukkan nilai C* yang akan meminimalkan biaya total, yaitu biaya tranfer dan biaya kesempatan.


(38)

22

Model Baumol ini mengasumsikan bahwa saldo kas perusahaan selalu

memiliki pola yang berbentuk mata gergaji seperti yang tampak pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Pola penerimaan dan pengeluaran Model Baumol 2. Model Miller dan Orr

Milton Miller dan Daniel Orr (Muslich, 2003) mengembangkan suatu model manajemen kas dengan melihat sesuatu ketidakpastian, yaitu saldo kas selalu berfluktuasi secara acak sebagai akibat dari berfluktuasinya penerimaan dan pengeluaran operasi perusahaan.

Model ini juga menentukan batas-batas pengawasan. Apabila kas mendekati batas atas, maka perusahaan membeli surat-surat berharga untuk memperkecil saldo kasnya. Sebaliknya, apabila jumlah kas mendekati batas bawah, maka perusahaan menjual surat-surat berharga untuk menambah saldo kasnya. Selama saldo kas berada di antara kedua batas tersebut, perusahaan tidak perlu melakukan transaksi. Tinggi rendahnya tergantung pada besarnya biaya tetap untuk melakukan transaksi dan biaya pemilikan uang tunai.

Miller dan Orr menentukan dua batas pengawasan, yaitu batas atas sebesar h dan batas bawah sebesar nol Rupiah. Batas bawah bisa diterapkan di atas

Average

Time C


(39)

23

angka nol Rupiah, apabila saldo kas mendekati batas atas h, maka perusahaan harus membeli surat berharga sebesar (h-z) Rupiah, dan saldo kas menjadi z Rupiah lagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Model Miller & Orr

Nilai-nilai h dan z yang optimal tidak hanya tergantung pada biaya transaksi dan biaya pemilikan kas, tetapi juga pada tingkat transaksi kas dalam operasi. Besarnya kas yang optimal adalah sebagai berikut:

Z = 3 2

4 3

i bσ

Keterangan :

z = besar kas yang optimum

b = biaya tetap iransaksi untuk menginvestasi kas/memperoleh kas 2

σ = variance kas masuk

i = tingkat bunga deposito/tingkat bunga surat berharga

Nilai h yang optimum adalah 3z. Dengan batas pengawasan ini, model tersebut akan meminimumkan biaya keseluruhan dari manajemen kas. Sayangnya model Miller & Orr ini mempunyai keterbatasan yang sulit dipenuhi yaitu

Kas (Rp)

Waktu 0

z h


(40)

24

penentuan biaya transfer, sehingga model ini merupakan pembantu penentuan kas optimum.

3. Model persentase terhadap aktiva lancar

Jumlah kas yang harus ada dalam perusahaan yang keuangannya baik hendaknya berkisar antara 5-10% dari jumlah aktiva lancar menurut H.G. Ghutman dalam (Riyanto, 1995).


(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Metode Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian melalui buku-buku, literatur, majalah, karangan ilmiah yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

b. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung pada PTP Nusantara VII yaitu dengan cara mengadakan wawancara langsung terutama dengan Kepala Bagian Keuangan dan Pembukuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

3.1.2 Penentuan Rentang Waktu Data yang Digunakan

Rentang waktu data yang digunakan adalah Laporan Keuangan PTP Nusantara VII untuk Periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

3.2 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah a. Analisis Kas Optimum dengan menggunakan model Baumol

(Muslich, 1997) dengan rumus :

i bT C2 = 2 Keterangan


(42)

26

T = Total kas yang diperlukan untuk transaksi-transaksi selama jangka waktu yang bersangkutan.

b = Biaya tetap transaksi penjualan surat berharga atau pinjaman. i = Suku bunga yang diaplikasikan pada surat-surat berharga.

Asumsi yang digunakan bahwa kebutuhan kas dapat diramalkan dan bersifat normal selama periode tertentu kemudian pada saat kas dibutuhkan perusahaan dapat dengan segera mencairkan surat berharganya. Asumsi ini sesuai dengan kondisi perkembangan saldo kas PTP Nusantara VII tahun 2005 - 2009.

b. Analisis sumber dan penggunaan dana kas

Pada bagian analisis sumber dan penggunaan dana kas, penulis membuat analisis berupa ilustrasi dari Laporan Sumber dan Penggunaan Kas yang dihasilkan oleh PTP Nusantara VII.


(43)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Secara keseluruhan besarnya saldo kas yang dipertahankan oleh PTP Nusantara VII lebih besar daripada besarnya saldo kas yang optimal, atau bisa dikatakan saldo kas yang dipertahankan oleh PTP Nusantara VII belum optimal”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “bahwa besarnya kas pada PTP Nusantara VII masih belum optimal” dapat diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian pada bab pembahasan dan kesimpulan maka penulis mencoba memberikan saran kepada PTP Nusantara VII, yaitu:

1. Sebaiknya selalu berusaha mendekatkan jumlah saldo kas yang optimal agar

melakukan efisiensi biaya dan meningkatkan pendapatannya. Ketika saldo kas lebih besar dari saldo optimal sebaiknya kas tersebut ditanamkan ke dalam bentuk surat berharga untuk memperoleh bunga, sebaliknya ketika saldo kas lebih rendah dari saldo optimal perusahaan dapat menjual surat berharga tersebut untuk mendapat kas kembali. 2. Sebaiknya mempercepat perputaran kas dengan meningkatkan transaksi penjualan


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 1996. Manajemen Keuangan Ganesha Bandung.

Guritno, T. 1994. Kamus Ekonomi Inggris-Indonesia. Gajah Mada.

Halim, Abdul dan Sarwoko. 1994. Analisis Manajemen Keuangan. Salemba 4. Jakarta.

Hamilton, Alexander. 1993. Panduan Mengelola Arus Kas yang Efektif. Terjemahan Soesanto Boedidarmo. Penerbit Elex media Komputindo. Jakarta. Husnan, Suad. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerbit UPPAMP YKPN. Yogyakarta.

Keown, Arthur J, Dafid F. Scoot, Jhon D Martin, dan Jay W Petty. 1999. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Terjemahan Chaerul D Djakman. Edisi Ketujuh. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Muslich, Muhammad. 2003. Manajemen Keuangan Modern. Penerbit Bumi Aksara Jakarta.

Niswonger, C. Roolin. 1999. Prinsip-prinsip Akuntansi Jilid 2. Terjemahan Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Riyanto, Bambang, 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan: Yayasan Penerbit Gajah Mada. Yogyakarta

S, Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan, Edisi keempat. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Syamsudin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan ke-8. Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Tuanakotta, T. M. 1997. Auditing : Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik. Edisi Ketiga. LPFE UL Jakarta.

Van Home, James C. dan John M. Wachowiez, Jr. 1995. Financial Manajemen and Policy. Terjemahan Heru Sutojo. Penerbit Prentince Hall International Edition.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid II. Edisi ke-9. Terjemahan Jaka Wasana dan Kibrandoko. Penerbit Bina Rupa Aksara. Jakarta.

________. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Edisi Revisi ke-3. Penerbit Universitas Lampung Lampung.


(45)

(1)

24

penentuan biaya transfer, sehingga model ini merupakan pembantu penentuan

kas optimum.

3. Model persentase terhadap aktiva lancar

Jumlah kas yang harus ada dalam perusahaan yang keuangannya baik

hendaknya berkisar antara 5-10% dari jumlah aktiva lancar menurut H.G.


(2)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Metode Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian melalui buku-buku, literatur,

majalah, karangan ilmiah yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

b. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung pada PTP Nusantara

VII yaitu dengan cara mengadakan wawancara langsung terutama dengan Kepala Bagian

Keuangan dan Pembukuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penulisan

skripsi ini.

3.1.2 Penentuan Rentang Waktu Data yang Digunakan

Rentang waktu data yang digunakan adalah Laporan Keuangan PTP Nusantara VII untuk

Periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

3.2 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

a. Analisis Kas Optimum dengan menggunakan model Baumol

(Muslich, 1997) dengan rumus :

i bT

C2 = 2

Keterangan


(3)

26

T = Total kas yang diperlukan untuk transaksi-transaksi selama jangka

waktu yang bersangkutan.

b = Biaya tetap transaksi penjualan surat berharga atau pinjaman.

i = Suku bunga yang diaplikasikan pada surat-surat berharga.

Asumsi yang digunakan bahwa kebutuhan kas dapat diramalkan dan bersifat normal

selama periode tertentu kemudian pada saat kas dibutuhkan perusahaan dapat dengan

segera mencairkan surat berharganya. Asumsi ini sesuai dengan kondisi perkembangan

saldo kas PTP Nusantara VII tahun 2005 - 2009.

b. Analisis sumber dan penggunaan dana kas

Pada bagian analisis sumber dan penggunaan dana kas, penulis membuat analisis berupa

ilustrasi dari Laporan Sumber dan Penggunaan Kas yang dihasilkan oleh PTP Nusantara


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Secara keseluruhan besarnya saldo kas yang dipertahankan oleh PTP Nusantara VII lebih

besar daripada besarnya saldo kas yang optimal, atau bisa dikatakan saldo kas yang

dipertahankan oleh PTP Nusantara VII belum optimal”. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa hipotesis yang menyatakan “bahwa besarnya kas pada PTP Nusantara VII masih

belum optimal” dapat diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian pada bab pembahasan dan kesimpulan maka penulis mencoba

memberikan saran kepada PTP Nusantara VII, yaitu:

1. Sebaiknya selalu berusaha mendekatkan jumlah saldo kas yang optimal agar

melakukan efisiensi biaya dan meningkatkan pendapatannya. Ketika saldo kas lebih

besar dari saldo optimal sebaiknya kas tersebut ditanamkan ke dalam bentuk surat

berharga untuk memperoleh bunga, sebaliknya ketika saldo kas lebih rendah dari saldo

optimal perusahaan dapat menjual surat berharga tersebut untuk mendapat kas kembali.

2. Sebaiknya mempercepat perputaran kas dengan meningkatkan transaksi penjualan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 1996. Manajemen Keuangan Ganesha Bandung.

Guritno, T. 1994. Kamus Ekonomi Inggris-Indonesia. Gajah Mada.

Halim, Abdul dan Sarwoko. 1994. Analisis Manajemen Keuangan. Salemba 4. Jakarta.

Hamilton, Alexander. 1993. Panduan Mengelola Arus Kas yang Efektif. Terjemahan Soesanto Boedidarmo. Penerbit Elex media Komputindo. Jakarta.

Husnan, Suad. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerbit UPPAMP YKPN. Yogyakarta.

Keown, Arthur J, Dafid F. Scoot, Jhon D Martin, dan Jay W Petty. 1999. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Terjemahan Chaerul D Djakman. Edisi Ketujuh. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Muslich, Muhammad. 2003. Manajemen Keuangan Modern. Penerbit Bumi Aksara Jakarta.

Niswonger, C. Roolin. 1999. Prinsip-prinsip Akuntansi Jilid 2. Terjemahan Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Riyanto, Bambang, 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan: Yayasan Penerbit Gajah Mada. Yogyakarta

S, Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan, Edisi keempat. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Syamsudin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan ke-8. Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Tuanakotta, T. M. 1997. Auditing : Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik. Edisi Ketiga. LPFE UL Jakarta.

Van Home, James C. dan John M. Wachowiez, Jr. 1995. Financial Manajemen and Policy. Terjemahan Heru Sutojo. Penerbit Prentince Hall International Edition.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid II. Edisi ke-9. Terjemahan Jaka Wasana dan Kibrandoko. Penerbit Bina Rupa Aksara. Jakarta.

________. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Edisi Revisi ke-3. Penerbit Universitas Lampung Lampung.


(6)