Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 14 h. Unit Pelaksana Teknis Unit pelaksana teknis merupakan unsur pelaksana operasional dinas daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Unit pelaksana teknis mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional dinas dan atau kegiatan teknis penunjang dinas yang mempunyai wilayah kerja tertentu dalam satu atau beberapa kecamatan. i. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Daerah sesuai bidang keahlian masing-masing untuk menunjang tugas pokok DPPKAD. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam beberapa kelompok sesuai bidang keahliannya dan setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Pejabat berwenang di antara tenaga fungsional yang ada dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

B. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya memperbesar peran pemerintah daerah dalam pembangunan, pemerintah daerah dituntut untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan operasional rumah tangganya. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan daerah tidak dapat dipisahkan dengan belanja commit to user 15 daerah, karena adanya saling terkait dan merupakan satu alokasi anggaran yang disusun dan dibuat untuk melancarkan roda pemerintahan daerah. Sebagaimana halnya dengan negara, maka daerah di masing-masing pemerintah daerah mempunyai fungsi dan tanggung jawab untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan rakyat dengan jalan melaksanakan pembangunan di segala bidang sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah bahwa “Pemerintah berhak dan berwenang menjalankan otonomi, seluas- luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan”. Adanya hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, merupakan satu upaya untuk meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerahnya dengan mengelola sumber-sumber pendapatan daerah secara efisien dan efektif. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah sangatlah penting dalam mendukung dan memelihara hasil-hasil pembangunan. Semakin tinggi realisasi penerimaan pajak daerah mengindikasikan semakin besar kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah. Setiap tahunnya Pemerintah Daerah berupaya meningkatkan PAD baik dari sektor pajak, retribusi, dan penerimaan daerah lainnya. Pendapatan daerah merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara commit to user 16 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Pasal 5 menyatakan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri atas: 1. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD, adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sumber-sumber PAD yaitu: a. Hasil pajak daerah Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. b. Hasil retribusi daerah Retribusi daerah adalah pungutan pemerintah daerah kepada orang atau badan berdasarkan norma-norma yang ditetapkan retribusi berhubungan dengan jasa timbal kontraprestasi yang diberikan secara langsung atas permohonan dan untuk kepentingan orang atau badan yang memerlukan, baik prestasi yang berhubungan dengan kepentingan umum maupun yang diberikan oleh pemerintah. c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan commit to user 17 daerah yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini meliputi obyek pendapatan berikut: 1 bagian laba Perusahaan milik Daerah. 2 bagian laba lembaga keuangan Bank. 3 bagian laba lembaga keuangan non Bank. 4 bagian laba atas penyertaan modal investasi. d. Lain-lain PAD yang sah Lain-lain PAD yang sah meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi, potongan, ataupun bentuk lain akibat dari penjualan pengadaan barang jasa oleh daerah. 2. Dana perimbangan Adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri atas: a. Dana bagi hasil, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. b. Dana alokasi umum, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. commit to user 18 c. Dana alokasi khusus, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. 3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan pendapatan daerah dari sumber lain, terdiri atas: a. Pendapatan Hibah Pendapatan Hibah ialah penerimaan daerah yang berasal dari pemerintah negara asing, badan lembaga asing, badanlembaga internasional, pemerintah, badan lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali. b. Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Dana Darurat yaitu dana dari APBN yang dialokasikan kepada daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, danatau krisis solvabilitas. Sampai saat ini ada 9 jenis pajak daerah yang menjadi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar antara lain pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C, pajak parkir, pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaaan dan bea perolehan hak atas tanah dan commit to user 19 bangunan. Dari tahun ke tahun terdapat perubahan penerimaan pajak terutama pada pajak restoran yang cukup signifikan. Hal itu dapat terlihat pada laporan realisasi penerimaan pajak restoran terhadap penerimaan pajak daerah Kabupaten Karanganyar tahun 2008-2011. Dengan demikian pajak restoran dapat memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap pendapatan asli daerah walaupun mungkin tidak terlalu besar. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui seberapa besar potensial penerimaan Pajak Restoran dalam memberikan kontribusinya terhadap pendapatan daerah di Kabupaten Karanganyar tahun 2008-2011. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, penulis memilih judul “KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2008-2011”.

C. Perumusan Masalah