31
c. Waktu perbaikan Waktu perbaikan merupakan jumlah waktu keseluruhan yang
digunakan, dari mulai terjadinya kegagalan hingga perbaikan atau hingga dapat bekerja kembali secara normal
3. Waktu Antara Kegagalan
Waktu antara kegagalan adalah selang waktu rata-rata antara dua kegagalan yang berurutan, atau perioda waktu dimana sistem atau
peralatan listrik bekerja sesuai dengab fungsinya. Nilai m ini adalah:
λ 8760
= +
r m
atau
λ 8760
= m
- r Dengan
m = waktu antara kegagalan jam
λ
= laju kegagalan pertahun r
= waktu perbaikan per gagalan jam 8760 = jumlah jam operasi dalam satu tahun
4. Keandalan Sistem Distribusi
Bila gangguan ketidakandalan suatu komponen selama suatu waktu Adalah Ft, maka keandalan komponen dapat dinyatakan sebagai
Rt = 1 – Ft. dan pada suatu interval waktu laju kegagalan, maka:
32
Rt =
xt
e
−
dan Ft = 1 -
xt
e
−
Dengan demikian persamaan keandalan sebagai fungsi waktu, dimana laju kegagalan juga merupakan fungsi waktu dinyatakn oleh persamaan
Rt =
xt
e
−
Dengan: Rt = Keandalan
e = Bilangan dasar natural logaritma t = Waktu dalam tahun
Bila laju kegagalan konstan, maka nilai keandalan hanya tergantung pada waktu t. dari persamaan diatas terlihat hubungan antara
keandalan dan waktu dimana penurunan keandalan akan terjadi secara eksponensial terhadap waktu seperti di tunjukkan pada gambar.
Gambar 2.11. Kurva keandalan versus umur. Untuk megukur kualitas suatu sistem atau peralatan listrik bekerja
sesuai dengan fungsinya dapat dibandingkan dengan seluruh waktu operasi sistem tersebut. Seluruh waktu operasi sistem pada hakekatnya dibagi dua
bagian yaitu waktu posistif dan waktu negatif.
R KEANDALAN
T WAKTU
33
Bila waktu sistem bekerja secara normal disebut waktu posistif dan bila waktu sistem tidak dapat beroperasi secara disebut waktu negatif.
Kemungkinan peralatan atau sistem dalam keadaan posistif K
1
dan dalam keadaan negatif K
2
adalah: K
1
=
r m
m +
K
2
=
r m
m +
Dengan : m = waktu antara kegagalan
r = waktu perbaikan, lama rata-rata keadaan bahwa selama satu perioda
5. Ketersediaan Daya
Kemungkinan peralatan atau sistem dalam keadaan positif sistem bekerja normal, selama dalam selang waktu tertentu tersebut
“ketersediaan” dapat dituliskan sebagai berikut : A =
r m
m +
Dari persamaan di atas telah diperoleh m =
r −
λ 8760
atau m + r =
λ 8760
, bila didistribusikan, diperoleh :
A =
m 8760
34
=
−
r λ
λ 8760
8760 . 1, sehingga,
A =
8760 .
1 r
λ −
Dan U=
8760 .r
λ
Dengan : A = ketersediaan
U = ketidaksediaan dalam tahun Untuk mengetahui ketidaktersediaan U sistem atau peralatan
listrik dalam satuan jam, maka hasil dalam satuan dikalikan dengan jumlah jam operasi selama satu tahun 365 hari, sehingga :
U = λ .
r hari tahun Dengan bertambahnya nilai U, maka keandalannya akan menjadi
lebih kecil atau menurun dan sebaliknya jika harga U menurun maka keandalannya akan bertambah besar. Pernyataan ini sesuai dengan
persamaan sebelumya sedangkan besaran λ
. r akan berpengaruh terhadap ketersediaan, dimana dengan bertambahnya
λ . r, maka nilai
ketersediaannya akan menurun, demikian pula sebaliknya jika nilai λ
. r mengecil maka nilai ketersediaannya akan meningkat.
Jika A dan U merupakan ukuran nilai keandalan dan ketidaktersediaan atau ketidakandalan sistem tenaga listrik, maka
35
hubungan antara keandalan dan ketidakandalan digambarkan dengan grafik dalam gambar 16.
Gambar 2.12. Hubungan antara keandalan dan ketidakandalan.
E. Kerangka Berpikir.