HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DAN MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FISIKA

ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS TERSTRUKTUR
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DAN MINAT BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Oleh
Arum Novira Surie

Selama ini proses pembelajaran fisika yang dilakukan sering tidak mengajarkan aplikasi
fisika serta menggunakan strategi belajar yang tidak berganti-ganti yang menyebabkan minat
belajar dan hasil belajar fisika rendah. Padahal guru memberikan tugas untuk memaksa siswa
mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian tugas terstruktur
terhadap hasil belajar dan minat belajar siswa pada pembelajaran di kelas.

Tujuan penelitian adalah : (1) Mengidentifikasi hubungan pembelajaran berbasis tugas
terstruktur terhadap hasil belajar fisika; (2) Mengidentifikasi hubungan pembelajaran berbasis
tugas terstruktur terhadap minat belajar siswa dan; Penelitian ini dilakukan di SMA YPPL
Panjang Bandar Lampung, menggunakan satu kelas ekperimen (kelas XI IPA 2) dengan
jumlah sampel 33 siswa. Pada awal penelitian diberikan soal pretest untuk mengetahui hasil

belajar fisika awal dan angket minat belajar untuk mengetahui minat belajar awal siswa.
Setelah tiga kali pertemuan tatap muka dengan menggunakan strategi tugas tersrtruktur dan
diberikan kembali tugas terstruktur sebagai pekerjaan rumah siswa, kembali diberikan soal
posttest dan angket minat belajar untuk mengetahui hasil belajar dan minat belajar akhir.

Sehingga diperoleh data nilai tugas terstruktur,

Arum Novira Surie
N-gain hasil belajar, dan N-gain minat

belajar yang kemudian diolah dengan uji korelasi dan regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan pemberian
tugas terstruktur terhadap hasil belajar fisika sebesar 10, 43%, (2) Ada pengaruh yang positif
dan signifikan pemberian tugas terstruktur terhadap minat belajar siswa sebesar 1,06 %, dan
(3) Ada hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara hasil belajar fisika dengan minat
belajar siswa.

Kata kunci : tugas terstruktur, hasil belajar, dan minat belajar.


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 17 November 1989, sebagai
anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Arya Utama dan Ibu
Umdiana

Jenjang pendidikan dimulai di Taman Kanak-kanak (TK) Tunas Muda Teluk
Betung, tahun 1993 dan diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) Negeri 2
Sumur Batu, diselesaikan pada tahun 2001. Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 16 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2004.
Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) YP UNILA Bandar Lampung,
diselesaikan pada tahun 2007.

Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswi program studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Non Reguler.
Tahun 2009, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2011
penulis melaksanakan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMA YP UNILA Bandar Lampung.


PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, teriring doa dan syukur kehadirat Allah SWT, Penulis
mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku
yang tulus dan mendalam kepada:
1.

Ayahanda tercinta Arya Utama dan Ibunda tercinta Umdiana, dengan
ketulusan doa, keringat dan air mata serta kasih sayang tanpa putus,
senantiasa memberikan dorongan untuk keberhasilan dan kebahagiaan
penulis.

2.

Adinda tersayang Akhmad Rifqi Surya yang selalu memberikan
semangat dan menantikan keberhasilan penulis.

3.

Para pendidik yang kuhormati


4.

Almamater tercinta.

MOTO:
”Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya”
(Q.S. Al-Baqarah : 286)
”Anda bisa memilih sukses, semudah memilih gagal,
Bisa memilih menjadi orang baik,
semudah memilih menjadi orang jahat,
Bisa memilih menjadi pendengar, semudah memilih
menjadi orang yang selalu ingin didengarkan,
Bisa memilih menabung, semudah memilih menghamburkan,
Bisa memilih membantu orang lain, semudah menyakitinya,
Bisa memilih berfikir positif, semudah memilih berfikir negatif”
(Ralph Marstone)

SANWACANA


Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena kasih karunia dan
rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Pengaruh
pembelajaran berbasis Tugas Terstruktur terhadap hasil belajar Fisika dan Minat
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika .
4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si. selaku Pembimbing Akademik atas
keikhlasanya memberikan bimbingan,saran dan motivasi dalam proses
penyusunan skripsi.
5. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Pembimbing II, kesediaan dan
keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan
selama penyusunan skripsi ini.

iii


6. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembahas atas kesediaan dan
keikhlasannya memberikan motivasi, bimbingan, saran dan kritik kepada
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.
8. Ibu Wiwik Tri Martiani selaku Kepala SMA YPPL Panjang Bandar
Lampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
9. Ibu Susilawati Uripsari selaku guru mitra dan murid - murid kelas XI IPA2
SMA. YPPL Panjang Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya selama
penelitian berlangsung.
10. Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMA YPPL Panjang Bandar Lampung.
11. Teman-teman seperjuanganku di Pendidikan Fisika NR 07.
12. Kakak tingkat serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tak bisa disebutkan
satu persatu.
13. Teman-teman PPL di SMA YP UNILA Bandar Lampung. Terima kasih untuk
kebersamaan dan silaturahmi yang terjaga sampai saat ini dan kapanpun.
14. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Tuhan yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan kalian.Akhir kata,
penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Penulis sangat
berharap skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita semua terkhusus bagi
pembaca.

Bandar Lampung, 2014

Arum Novira Surie
iv

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
E. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoretis
1. Tugas Terstruktur ........................................................................... .. 5

2. Hasil Belajar ..................................................................................... . 7
3. Minat Belajar ................................................................................. .. 8
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 10
C. Hipotesis ............................................................................................. 12
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi ............................................................................................... 13
B. Sampel ................................................................................................ 13
C. Desain Penelitian ................................................................................... 13
D. Prosedur Penelitian .............................................................................. 14
E. Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 15

vi

1. Jenis Data ...................................................................................... 15
2. Sumber Data ................................................................................. 15
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 15
1. Angket ............................................................................................ 15
2. Tes Tertulis .................................................................................... 17
G. Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 17
1. Validitas ......................................................................................... 17

2. Reliabilitas .................................................................................... 18
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 20
1. Uji Normalitas ................................................................................
2. Uji Homogenitas ............................................................................
3. Uji Linearitas ..................................................................................
4. Uji Hipotesis ..................................................................................
5. Uji Regresi .....................................................................................
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

20
21
22
22
26

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 27
1. Deskripsi Data ................................................................................. 27
a. Data N-Gain Hasil Belajar Fisika ................................................ 28
b. Data N-Gain Minat Belajar Siswa .............................................. 28
2. Uji Instrumen .................................................................................


29

3. Uji Prasyarat .................................................................................... 30
a. Uji Normalitas .............................................................................. 30
b. Data Linearitas ............................................................................. 31
4. Uji Hipotesis ...................................................................................
a. Uji-t Pengaruh ..............................................................................
b. Uji Korelasi ..................................................................................
c. Uji Regresi ....................................................................................

31
31
32
33

B. Pembahasan ......................................................................................... 34
Tugas Terstruktur, Hasil Belajar, dan Minat Belajar .......................... 34
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 42

B. Saran .................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1 Diagram Kerangka Pemikiran .............................................................. 10
1.2 Grafik persentase N-gain Hasil Belajar Fisika..................................... 37
1.3 Grafik Persentase N-gain Minat Belajar Siswa ................................... 39

xii

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika dalam pelaksanaan pendidikan diajarkan baik di tingkat SMP, SMA
hingga perguruan tinggi. Salah satu karakteristik fisika adalah mempunyai
objek kajian yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini yang menyebabkan
banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep fisika.
Padahal, banyak nilai-nilai luhur fisika bermanfaat dalam kehidupan.

Namun, pada kenyataannya fisika di sekolah masih dianggap sebagai
pelajaran yang sulit, menakutkan bahkan sebagian menganggapnya sebagai
momok. Hal ini mengakibatkan minat belajar dan hasil belajar fisika rendah,
dalam meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep siswa, guru harus
mempunyai strategi belajar yang tepat. Strategi belajar yang dipilih guru
tentunya yang sesuai dengan kesenangan dan kemampuan ia sendiri, sesuai
dengan tujuan dan dapat menyenangkan siswa.

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik (Mulyasa, 2006:85).

2
Dalam proses pembelajaran selama ini, ada guru yang memberikan tugas
terstruktur, namun ada juga guru yang tidak memberikan tugas terstruktur,
hanya menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Guru
biasanya memberikan tugas dalam bentuk pekerjaan rumah, yang bertujuan
memberikan kesempatan siswa untuk mendapatkan pengertian yang lebih
luas tentang topik dan konsep-konsep yang telah dan akan diajarkan di dalam
kelas. Dengan ini siswa akan lebih tahu kekurangan dalam mempelajari dan
memahami materi yang telah diajarkan.

Pemberian tugas tersebut kemudian akan berpengaruh terhadap minat belajar
siswa dan pemahaman konsep. Namun, belum dapat dipastikan hubungan
yang seperti apa yang ditimbulkan dengan pembelajaran berbasis tugas
terstruktur terhadap hasil belajar fisika dan minat belajar siswa.

Upaya untuk mengetahui hubungan pembelajaran berbasis tugas terstruktur
terhadap hasil belajar fisika dan minat belajar siswa akan lebih efektif jika
melalui penelitian ekperimen kelas. Maka dalam penelitian ini diperlukan
satu kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional,
sehingga diharapkan pengaruh pembelajaran berbasis tugas terstruktur akan
terlihat jelas.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalahnya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Adakah hubungan yang positif antara pembelajaran berbasis tugas
terstruktur dengan hasil belajar fisika?
2. Adakah hubungan yang positif antara pembelajaran berbasis tugas
terstruktur dengan minat belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi hubungan pembelajaran berbasis tugas terstruktur
dengan hasil belajar fisika.
2. Mengidentifikasi hubungan pembelajaran berbasis tugas terstruktur
dengan minat belajar siswa

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,adapun manfaat yang
diharapkan adalah :
1. Bagi siswa
Melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sehingga siswa
akan mendapatkan kesempatan untuk memahami konsep lebih luas.

4
2. Bagi guru
Guru dapat menerapkan metode pembelajaran berbasis tugas terstruktur
sebagai variasi dalam proses pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arah yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah
pembelajaran berbasis tugas terstruktur.
2. Tugas terstruktur yang digunakan dalam pembelajaran antara lain dengan
penugasan,dan observasi lingkungan. Disini siswa diberikan pekerjan
rumah yang akan mereka kerjakan sendiri sebagai tolak ukur kemampuan
awal siswa dalam mengerjakannya.setelah itu guru akan memeriksa
apakah tugas tersebut berpengaruh terhadap kemampuan siswa.
3. Hasil belajar fisika adalah tingkat penguasaan terhadap ,materi fisika
pada ranah kognitif sebagai hasil dari pembelajaran fisika dalam kurung
waktu tertentu berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
4. Minat belajar dapat diamati dengan menggunakan kuasioner (angket).
Artinya minat belajar merupakan suatu rasa senang atau tertarik pada
suatu kegiatan pembelajaran yang berasal dari dalam diri sendiri.

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretis

1. Tugas Terstruktur

Tugas terstruktur merupakan kegiatpan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi untuk siswa, yang direncanakan oleh guru, diselesaikan
siswa, tanpa interaksi langsung antara guru dan murid, dan harus
dikumpulkan sesuai waktu yang ditentukan oleh guru untuk mencapai
kompetensi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mulyasa
(2006: 85):
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang
oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Bandono (2009: 70):
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman
materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan
ini tidak terjadi interaksi langsung antara guru dengan peserta didik.

Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak
dicantumkan dalam jadwal pelajaran umum dirancang oleh guru dalam
silabus maupun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Metode yang
digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. Bagi

6
sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tugas terstruktur dirancang
dan dicantumkan dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi waktunya lebih
sedikit dibandingkan dengan kegiatan tatap muka. Kegiatan tugas terstruktur
merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar
peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor teman belajar.

Maka dalam penelitian ini pembelajaran yang dilakukan dapat menggunakan
metode observasi lingkungan, ekperimen di laboraturium dan penugasan yang
dapat berupa diskusi kelompok ataupun latihan mengerjakan soal.

Menurut Zanikhan (2006: 53):
Metode penugasan berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan
kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina
disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari
dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini sulit
mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.

Menurut Djamarah dalam Hubulo (2010: 76) pemberian tugas dapat
mengikuti fase-fase berikut:
1.

2.

Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
mempertimbangkan:
 Tujuan yang akan dicapai
 Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa
yang ditugaskan tersebut.
 Sesuai dengan kemampuan siswa
 Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
 Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
Langkah pelaksanaan tugas
 Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
 Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
 Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang
lain
 Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
dengan baik dan sistematik.

7
3.

Fase mempertanggungjawabkan tugas
 Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan
 Ada tanya jawab/diskusi kelas
 Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes
atau cara yang lainnya.

2. Hasil Belajar Fisika
Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kata “hasil”
dapat berarti perolehan, akibat atau kesudahan. (Poerwadarminta, 1982:
348). Jika dikaitkan dengan hal belajar, maka hasil belajar merupakan
suatu ukuran berhasil atau tidaknya seorang peserta didik dalam proses
belajar. Nana Sudjana (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Sementara Uno (2007:17) menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh
peserta didik dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.

Berdasarkan pengetahuan di atas, maka hasil belajar fisika dapat diartikan
sebagai ukuran yang menunjukkan seberapa jauh tujuan pembelajaran
fisika yang dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar yang
telah didapatkan. Hasil belajar merupakan taraf kemampuan aktual yang
terukur, berupa penguasaan materi pelajaran dan keterampilanketerampilan.

Kemampuan aktual yang dimaksud di atas dalam ranah kognitif menurut
Bloom (dalam Nana Sudjana, 2008:23), meliputi:

8
1.

pengetahuan: kemampuan yang menyangkut hal-hal yang perlu
diingat atau dihapalkan seperti hukum, dalil, nama penemu, dan lainlain.

2. aplikasi: kemampuan yang diharapkan dari peserta didik untuk
sanggup gagasan atau ide dan sebagainya dalam situasi baru,
3.

analisis: kemampuan untuk menguraikan suatu keterkaitan (integrasi)
ke dalam unsur-ubsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarki atau
susunannya,

4.

sintesis: kemampuan untuk menggabungkan unsur-unsur yang
bermakna ke dalam bentuk menyeluruh (integritas)

5. evaluasi: kemampuan untuk memberikan pertimbangan keputusan
tentang nilai berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang
digunakan.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika
adalah minat siswa terhadap materi fisika pada ranah kognitif sebagai
hasil dari pembelajaran fisika dalam kurung waktu tertentu berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

3. Minat Belajar

Minat merupakan suatu hal yang penting dalam belajar. Tanpa adanya minat,
seorang siswa tidak akan merasa tertarik maupun senang dalam belajar. Minat
belajar merupakan suatu rasa senang atau tertarik pada suatu kegiatan
pembelajaran yang berasal dari dalam diri sendiri. Hal ini seperti yang

9
diungkapkan oleh Slameto dalam Yuliana (2010: 11) yang menyatakan
bahwa:
Minat dalam belajar fisika merupakan keinginan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang meliputi perasaan senang,
perhatian, rasa ingin tahu, rasa ketertarikan dan usaha yang dilakukan
terhadap suatu mata pelajaran.

Tanpa adanya minat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, maka proses
pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Minat siswa terhadap
suatu pembelajaran dapat ditingkatkan, dan minat siswa dalam pembelajaran
dapat diketahui dengan beberapa indicator. Seperti yang dijelaskan Roojaker
dikutip oleh Slameto dalam Saregar (2010: 15).
Minat siswa dapat ditingkatkan dengan cara menghubungkan bahan
pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui
kebanyakan siswa. Untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran
terdapat beberapa indikator, yaitu: perasaan senang, perhatian, rasa ingin
tahu, dan usaha yang dilakukan siswa.

Ada beberapa cara untuk membangkitkan minat belajar siswa. Menurut
Sardiman (2008: 95) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
membangkitkan minat, yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
Member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
Menggunakan berbagai macam bentuk belajar.

Minat siswa dalam pembelajaran dapat diukur dengan menggunakan angket.
Kemudian untuk mengklasifikasikan minat tersebut dapat digunakan
pedoman menurut Arikunto dalam Yuliana (2010: 13):
Cara membandingkan nilai yang didapat siswa dengan kriteria: (1) jika
nilai siswa antara 76 – 100: tinggi, (2) jika nilai siswa antara 56 – 76:
sedang, (3) jika nilai siswa kurang dari 56: rendah.

10

B. Kerangka Pikir

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan variabel bebas
terhadap dua variabel terikat, maka diagram kerangka pikir dapat dilihat pada
Gambar 1.1 :

R1

Y1

X
R2

Y2

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Pemikiran

Keterangan:
Y1 : Minat Belajar Siswa
X : Tugas Terstruktur
Y2 : Hasil Belajar Siswa
R1 : Hubungan tugas terstruktur (X) terhadap minat belajar siswa (Y1)
R2 : Hubungan tugas terstruktur (X) terhadap hasil belajar siswa (Y2)

Tugas terstruktur juga merangsang siswa untuk belajar lebih banyak,
sehingga siswa akan mendapatkan kesempatan untuk memahami konsep lebih
luas dan siswa akan lebih tahu kekurangan dalam mempelajari materi yang di
ajarkan,maka dengan pembelajaran berbasis tugas terstruktur ini akan

11
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Selain itu dengan minat belajar yang
tinggi juga akan meningkatkan pemahaman konsep siswa atau sebaliknya.
Pada penelitian ini variabel penelitiannya adalah: Pembelajaran Berbasis
Tugas Terstruktur (X) sebagai variabel bebas, Hasil belajar fisika (Y2) dan
Minat Belajar Siswa (Y1) sebagai variabel terikat.

Tugas terstruktur yang diberikan berupa penugasan soal-soal yang dikerjakan
dirumah.,sehingga melatih siswa untuk mandiri, merangsang untuk belajar
lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina
kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Karena banyaknya
metode yang digunakan dalam pembelajaran berbasis tugas terstruktur ini,
maka siswa akan merasa senang dalam belajar, selain itu kebiasaan mencari
dan mengolah data sendiri akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa
sehingga minat belajar akan tinggi .

Kesulitan siswa dalam hal penguasaan materi pada materi fisika,sehingga
merasa perlu untuk segera menangani masalah tersebut. Salah satu solusi
yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode pembelajaran
yang tepat sehingga diharapkan dapet meningkatkan minat siswa terhadap
materi fisika yang dipelajari. Akibat dari suatu anggapan bahwa fisika itu
sulit,suhingga memunculkan rasa bosan,acuh,tidak senang terhadap mata
pelajaran fisika. Sikap yang demikian oleh guru harus diketahui dan dicari
solusinya. Dalam belajar fisika diperlukan banyak latihan penyelesaia soalsoal yang dibentuk dalam tugas terstruktur yang berisi soal-soal latihan. Dari

12
suatu pengalaman bahwa dalam pemecahan soal fisika akan berhasil jika
siswa banyak berlatih dan terampil menyelesaikan persoalan-persoalan fisika
yang bervariatif. Dengan seringnya siswa menyelesaikan soal-soal yang
berupa materi tugas terstruktur maka konsep-konsep yang diperoleh siswa
menjadi tidak mudah lupa. Untuk mendapatkan hasil yang optimal,maka pada
penelitian ini,saya akan menggunakan model pembelajaran tugas tersruktur
alasan dipilihnya metode pemberian tugas tersruktur ini yaitu karena dapat
melatih siswa bertanggung jawab serta banyak membantu siswa dalam
pemahaman materi pembelajaran khususnya mata pelajaran fisika

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir maka hipotesis yang dapat
diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembelajaran
berbasis tugas terstruktur dengan hasil belajar fisika.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembelajaran
berbasis tugas terstruktur dengan minat belajar siswa.

13

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil
SMA.YPPL Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri
dari enam kelas.

B. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling adalah teknik menunjuk langsung siapa yang akan
menjadi sampel dalam penelitian. Disini peneliti mempertimbangkan
kesesuaian masalah dengan individu yang dipilih. Penelitian ini merupakan
studi eksperimen dengan populasi penelitian yang digunakan dari populasi
yang terdiri dari 3 kelas diambil 1 kelas sebagai sampel, yang berjumlah 33
siswa.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada
siswa. Penelitian ini memiliki satu variabel bebas dan dua variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis tugas

14
terstruktur. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar fisika dan minat belajar siswa.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group
Pretest-Posttest Design. Dalam desain ini satu kelompok yang dipilih secara
random, kemudian diberi pretest dan angket minat untuk mengetahui hasil
belajar fisika dan minat belajar awal.

Kemudian setelah diberi perlakuan yaitu dengan pemberian tugas terstruktur
setelah itu dilakukan posttest dan diberi angket minat untuk menguji hasil
belajar fisika dan minat belajar setelah diberi perlakuan. Gambar dari desain
yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1 :

O1

X

O2

Gambar 3.1. One-Group Pretest-Posttest Design

Keterangan: O1
O2
X

= Nilai hasil belajar fisika dan minat belajar siswa
sebelum pemberian tugas terstruktur.
= Nilai hasil belajar fisika dan minat belajar siswa
setelah pemberian tugas terstruktur.
= Treatment, pemberian tugas terstruktur.
(Sugiyono, 2010: 111)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini diawali dengan memberikan pretest untuk mengetahui hasil
belajar fisika awal, dan angket minat untuk mengetahui minat awal.
Kemudian memberikan perlakuan yaitu pemberian tugas terstruktur pada

15
kelas XI ipa 2 sebagai kelas ekperimen. Selanjutnya kelas ekperimen diberi
posttest untuk mengetahui hasil belajar fisika fisika, serta angket yang sudah
valid dan reliabel untuk memperoleh data mengenai minat belajar siswa.
Kemudian menganalisis data dan membuat kesimpulan.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Terdiri dari data
kognitif yang berupa hasil belajar fisika dan data afektif yang berupa minat
belajar siswa.

2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini data primer. Data mengenai hasil belajar fisika
diperoleh dari hasil test yang berupa soal-soal pemahaman, sedangkan data
mengenai minat belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket yang diisi
oleh siswa.

F.

Teknik Pengumpulan Data
1. Angket

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai minat belajar siswa
yaitu dengan menggunakan angket yang diberikan langsung kepada siswa
yang terdiri dari 25 soal. Angket atau kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

16
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
(Sugiyono, 2010: 199). Angket digunakan bila responden jumlahnya besar
dapat membaca dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang
sifatnya rahasia. Agar angket yang digunakan lebih menarik secara visual,
maka digunakan skala Likert bentuk Checklist dengan lima pilihan jawaban.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu perlu dapat diberi
skor, misalnya:
1. Setuju/sering/positif diberi skor

4

2. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor

3

3. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor

2

4. Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor

1
(Sugiyono, 2010: 135)

Data interval tersebut dapat dianalisis dengan menghitung jumlah skor setiap
nomor dari jawaban siswa. Jika jumlah skor siswa antara 76 – 100, maka
minat belajar siswa tinggi, jika jumlah skor siswa antara 56 – 76 maka minat
belajar siswa sedang, dan jika jumlah skor siswa di bawah 56 maka minat
belajar siswa rendah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto dalam
Yuliana (2010: 13):
Cara membandingkan nilai yang didapat siswa dengan kriteria: (1) jika
nilai siswa antara 76 – 100: tinggi, (2) jika nilai siswa antara 56 – 76:
sedang, (3) jika nilai siswa kurang dari 56: rendah.

17

2. Tes Tertulis

Tes diberikan kepada siswa dalam bentuk posttest untuk mendapatkan data
kognitif tentang hasil belajar fisika siswa dari kelompok yang diberikan
pembelajaran berbasis tugas terstruktur dan kelompok yang tidak diberikan
pembelajaran berbasis tugas terstruktur. Posttest yang diberikan berupa tes
pilihan ganda berjumlah 10 soal dan setiap nomor memiliki skor 10.

Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa, dapat diketahui dengan
menjumlahkan skor yang diperoleh, kemudian mengklasifikasikannya
kedalam kategori tinggi, sedang, dan rendah sebagai berikut: Jika jumlah skor
siswa antara 76 – 100, maka hasil belajar fisika tinggi, jika jumlah skor siswa
antara 56 – 76 maka hasil belajar fisika sedang, dan jika jumlah skor siswa di
bawah 56 maka hasil belajar fisika rendah.

G. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk
mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya
sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut dengan kriterium.

18
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2008: 72)
Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari
0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi
antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka
koefisien korelasi tersebut signifikan.
Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total)
serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut
mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk
dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.
(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188).

Uji validitas penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
16.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation lebih besar
dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

2. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada
pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung
reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

19

Di mana:
r11 = reliabilitas yang dicari
Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2 = varians total
(Arikunto, 2008: 109)
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen
diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk
mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS
16.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha
cronbach’s 0 sampai 1.

Menurut Sujianto dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel
jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan
alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:
1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.
2. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.
3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.
4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.
5. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel.
(Saputri, 2010: 30)

20
Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang
sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor
setiap nomor soal.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh adalah data yang berbentuk skala interval. Untuk
menganalisis data interval tersebut digunakan Statistik Parametris untuk
menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan
menggunakan SPSS 16.0, maka sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis,
yaitu (1) uji normalitas pada hasil belajar fisika dan minat, (2) uji homgenitas
dan (3) uji linieritas. Setelah kedua uji prasyarat dilakukan, maka tahap
berikutnya adalah uji T Test untuk mengetahui pengaruh sedangkan untuk
mengetahui hubungan digunakan uji Korelasi Product Moment dan regresi
ganda untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keputusan hasil
pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan kriteria uji
dari masing-masing jenis pengujian.

1.

Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang
diperoleh dari sampel yang berasal dari populasi. Terdapat beberapa teknik
yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan Chi
Kuadrat. Menurut Sugiyono (2010: 241), langkah-langkah pengujian dengan
Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:

21

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 16.0 dengan metode Kolmogorov – Smirnov. Jika asymp sig lebih besar
dari 0,05 maka data pada variabel itu bisa dikatakan normal.

2.

Uji Homogenitas

Untuk mengetahui varian ke dua sampel homogen atau tidak, maka perlu
diuji homogenitas variannya terlebih dahulu dengan uji F.

(Sugiyono, 2010: 275)

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel. Jika F hitung lebih
kecil dari pada F tabel, maka dapat dinyatakan bahwa varian ke dua
kelompok data tersebut adalah homogen.

Untuk memudahkan dalam menganalisis homogenitas, maka pada penelitian
ini digunakan statistik uji Levene dengan bantuan program SPSS 16.0 for
Windows dengan taraf signifikansi 0,05. Dengan krtiterium jika F lebih besar

22
dari sig. maka varian tidak homogen, dan sebaliknya jika F lebih kecil dari
sig. maka varian homogen.

3. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan
metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0, 05. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari
0, 05 (Priyatno, 2010: 73).

4.

Uji Hipotesis

a) T-Test
Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 275) untuk menganalisis data hasil
eksperimen yang menggunakan pre-test dan post test design, yaitu
menguji hubungan pembelajaran berbasis tugas terstruktur terhadap hasil

23
belajar fisika dan minat belajar siswa, maka dapat digunakan uji PairedSample T Test. dengan menggunakan rumus :

Dimana :
t = Uji t berpasangan/Paired t-test (nilai t yang dihitung)
d = Selisih antara kedua nilai yang akan diuji
n = Jumlah sampel
Sd = Standard Deviasi
= x1-x2 (sebelum – sesudah)
Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel. Tabel
distribusi t dicari pada α = 0,05 (uji 2 pihak) dengan derajat kebebasan
(df) n-1 atau 33-1 = 32, diperoleh nilai t tabel sebesar 2,037 (Lihat pada
lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong
ketik =tinv(0,05;32) lalu enter. Dalam hal ini pengujian jika t hitung lebih
kecil atau sama dengan t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau
sebaliknya bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
Hipotesis 1
Ho : µ 1 = µ 2 (berarti tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan hasil
belajar fisika)

24
Ha : µ 1 ≠ µ2 (berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan hasil belajar
fisika)
Hipotesis 2
Ho : µ 1 = µ 2 (berarti tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan minat
belajar siswa)
Ha : µ 1 ≠ µ2 (berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
pembelajaran berbasis tugas terstruktur dengan minat
belajar siswa)

Untuk memudahkan dalam menganalisis uji-t, maka pada penelitian ini
uji-t dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan metode
Paired-Sample T Test. Dengan krtiterium jika t lebih besar dari sig. maka
Ho ditolak dan Ha diterima, dan sebaliknya jika t lebih kecil dari sig.
maka Ho diterima dan Ha ditolak maka pembelajaran berbasis tugas
terstruktur berpengaruh positif terhadap hasil belajar fisika dan minat
belajar siswa.

b) Korelasi Product Moment

Sedangkan untuk menguji hubungan antara hasil belajar fisika dan minat
belajar siswa, maka dapat digunakan uji Korelasi Product-Moment.

(Sugiyono, 2010: 255)

25

Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan
Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel
(rh > r tabel) maka Ha diterima (Sugiyono, 2010: 258).
Dalam hal ini:
Hipotesis 3
Ho : µ = 0

(berarti tidak ada hubungan yang positif dan signifikan
antara hasil belajar fisika dan minat belajar siswa)

Ha : µ ≠ 0

(berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara
hasil belajar fisika dan minat belajar siswa)

Pada penelitian ini, untuk menguji hubungan antara hasil belajar fisika
dan minat belajar dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0
dengan metode Korelasi Bivariate.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka
dapat digunakan pedoman seperti pada tabel 3.2.
Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Sangat Rendah

0,20 – 0,399

Rendah

0,40 – 0,599

Sedang

0,60 – 0,799

Kuat

0,80 – 1,000

Sangat Kuat
(Sugiyono, 2010: 257)

26
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan,
untuk melihat besar hubungan dalam bentuk persentase.

5. Uji Regresi

Uji regresi sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan
regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat
diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas
diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.

Dengan:

(Priyatno, 2010: 55)

Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Reggression Linear.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan pemberian tugas terstruktur
terhadap hasil belajar fisika sebesar 10,43%. Dapat diprediksi, jika tugas
terstruktur (X) nilainya adalah 0, maka hasil belajar fisika (Y2) sebesar
0,518 dan jika tugas terstruktur mengalami kenaikan sebesar 1, maka hasil
belajar fisika (Y2) mengalami peningkatan sebesar 0,021.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan pemberian tugas terstruktur
terhadap minat belajar siswa sebesar 1,06 %. Dapat diprediksi, jika tugas
terstruktur (X) nilainya adalah 0, maka minat belajar siswa (Y1) sebesar 0,518 dan jika tugas terstruktur mengalami kenaikan sebesar 1, maka
minat belajar siswa (Y1) mengalami peningkatan sebesar 0,237.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran agar dalam proses
pembelajaran, sebaiknya guru memberikan tugas terstruktur yang bervariasi
supaya dapat meningkatkan hasil belajar fisika dan minat belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Bumi
Aksara.
Bandono. 2009. Pembelajaran Tatap Muka, Tugas Terstruktur, dan Tugas Mandiri
Tidak Terstruktur. Dalam
http://bandono.web.id/2009/02/28/pembelajaran-tatap-muka-tugasterstruktur-dan-tugas-mandiri-tidak-terstruktur.php. Diunduh pada tanggal
18Desember 2010.
Hubulo, Zakir T.M. 2010. BebanBelajardanPemberianTugasKepadaSiswaDalam
KTSP.Dalamhttp://mayaspib.blogspot.com/2010/10/beban-belajar-danpemberian-tugas.html.Diunduhpadatanggal 18 Desember 2010.
Mjieschool.2008. DasarPendidikanDalamKonsepdanMaknaBelajar.Dalam
http://mjieschool.multiply.com/journal/item/36. Diunduh pada tanggal 14
Februari 2011.
Mulyasa, E. 2006.Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan.. Bandung. PT.
RemajaRosdakarya
Poerwadarminto. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai
Pustaka.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS.. Yogyakarta.
MediaKom
Sudjana, Nana. 2008. Model-Model Mengajar CBSA.. Bandung. Penerbit Sinar
Baru
Saputri, Novika. 2010. ”Pengaruh Fasilitas di Rumah dan Motivasi Belajar pada
Pembelajaran Fisika melalui Metode Pemberian Tugas Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Trimurjo
Tahun Pelajaran 2009/2010”. Bandar Lampung. Skripsi. Universitas
Lampung.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta. . PT.
Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Sukarto. 2008. Metode Pembelajaran Inkuiri dan Discovery. Dalam
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2098069-metodepembelajaran-inkuiri-dan-discovery/. Diunduhpadatanggal14 Februari
2011.
Sutisna, Entis. 2009. Kegiatan Tatap Muka, Tugas Terstruktur dan Kegiatan
Mandiri. Dalam http://gurutisna.wordpress.com/2009/04/17/kegiatantatap-muka-tugas-terstruktur-dan-kegiatan-mandiri/.
Diunduhpadatanggal16Januari 2011.
Uno, Hamzah. B. 2007. Model-Model Pembelajaran. Jakarta. BumiAksara.
Yusuf, Amiril. 2010. ”Peningkatan Minat, Aktivitas dan Penguasaan Konsep
Fisika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT (Team Games Tournaments)”. Bandar Lampung. Skripsi. Universitas
Lampung.
Yuliana, Ika. 2010. ”Pembelajaran Berbasis Keterampilan Generik Sains untuk
Meningkatkan Minat, Aktivitas dan Penguasaan Konsep Siswa”. Bandar
Lampung. Skripsi. Universitas Lampung.
Yuliati. 2006. ”Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Hasil Belajar Fisika
Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi
Pokok Dinamika Partikel”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Zanikhan. 2006. Pendekatan dan Metode Pembelajaran. Dalam
http://http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5568?mark_read=zanikha
n:journal:5568. Diunduh pada tanggal 18 Desember 2010.