KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF.

(1)

MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

(Studi terhadap Siswa SMK Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

ABDUL ROHMAN NIM 0800602

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

(5)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdirinya organisasi antar bangsa seperti World Trade Organization

(WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area

(AFTA) menggambarkan sebuah tantangan global yang akan dihadapi masyarakat Indonesia. Arus globalisasi yang terjadi akan menggeser pola hidup masyarakat sebagaimana dijelaskan dalam (http://www.ditpsmk.net/)

“...arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan

modern”.

Tantangan lainnya adalah terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pertumbuhan penduduk usia produktif (15-64 tahun) saat ini lebih banyak dibanding pertumbuhan penduduk usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Puncak dari penduduk usia produktif ini adalah pada tahun 2020-2035. Sebagaimana dijelaskan dalam (http://www.ditpsmk.net/) yang menjelaskan bahwa

Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditrans-formasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

Jumlah penduduk Indonesia menurut kelompok umur, jenis kelamin tahun sensus 2005, dapat dilihat pada tabel 1.1. Keadaan ini merupakan


(6)

tantangan bagi Indonesia untuk menyusun program yang mampu menjadikan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan mampu bersaing dalam persaingan global.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Indonesia menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Sensus Penduduk Tahun 2005

Kelompok umur

Laki-laki (Male)

Perempuan

(Female) Total

0-4 9,983,140 9,608,600 19,591,740 5-9' 11,370,615 10,739,089 22,109,704 10-14' 11,238,221 10,614,026 21,852,247 15-19 10,370,890 9,958,783 20,329,673 20-24 9,754,543 10,150,607 19,905,150 25-29 9,271,546 9,821,617 19,093,163 30-34 8,709,370 9,054,955 17,764,325 35-39 8,344,025 8,428,967 16,772,992 40-44 7,401,933 7,347,511 14,749,444 45-49 6,418,712 6,190,218 12,608,930 50-54 5,266,079 4,851,176 10,117,255 55-59 3,813,793 3,563,361 7,377,154 60-64 2,800,974 2,918,499 5,719,473 65-69 1,990,762 2,192,385 4,183,147 70-74 1,470,205 1,570,199 3,040,404 75+ 1,408,711 1,462,776 2,871,487 Total 109,613,519 108,472,769 218,086,288 (Sumber: http://www.datastatistik-indonesia.com/)

Lahirnya kebijakan rasio Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas sebesar 70:30 merupakan salah satu upaya untuk menyiap-kan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing dalam persaingan global. Kebijakan tersebut dalam perjalanannya bukan tanpa masalah, karena dengan menjamurnya Sekolah Menengah Kejuruan jika tidak


(7)

dibarengi kesiapan aspek pendukung lainnya maka kualitas sumber daya manusia yang diharapkan tidak akan tercapai.

Permasalahan yang muncul salah satunya adalah masalah pengangguran. Masalah ini muncul sebagai akibat meningkatnya angkatan kerja lulusan SMK. Hasil sensus BPS mempublikasikan data pengangguran terbuka pada Agustus 2013 mengalami peningkatan dengan jumlah terbesar berasal dari lulusan SMK. Data publikasi jumlah peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut

Tabel 1.2 Peningkatan pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan sejak tahun 2012 - 2013

No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan

2012 2013

Peningkatan

1 belum pernah sekolah 86 397 81 432 - 4 965 2 Belum/tidak tamat SD 513 875 489 152 - 24 723

3 SD 1 447 454 1 347 555 - 99 899

4 SLTP 1 703 326 1 689 643 - 13 683

5 SLTA Umum 1 854 362 1 925 660 71 298

6 SLTA Kejuruan 1 058 412 1 258 201 199 789

7 Diploma I,II,III/Akademi 198 688 185 103 - 13 585

8 Universitas 443 518 434 185 - 9 333

(Sumber:http://www.bps.go.id)

Banyaknya pengangguran menandakan bahwa kompetensi lulusan belum mampu menjawab kebutuhan dunia industri. Menurut Canavan dkk. (dalam Widiaty, 2013, hlm.30) mengungkapkan “... apabila lulusan dari pendidikan kejuruan tidak dapat memenuhi persyaratan dan kebutuhan yang telah ditetapkan lapangan pekerjaan, maka pendidikan kejuruan dianggap gagal”. Padahal tujuan dari SMK sebagaimana dijelaskan (dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15) adalah


(8)

ter-tentu”. Karena itu menurut Widiaty (2013, hlm.30) mengungkapkan bahwa

“Perubahan yang sangat cepat di dunia kerja mengisyaratkan bahwa kuri-kulum perlu selalu ditinjau ulang untuk melihat apakah masih ada kecocokan antara apa yang diajarkan di Sekolah dengan kebutuhan dunia kerja”.

Sejalan dengan yang diungkapkan Widiaty, berbagai upaya menangani masalah potensi SDM usia produktif dan masalah pengangguran telah dilakukan pemerintah diantaranya perbaikan kurikulum. Bentuk perbaikan tersebut adalah dengan perubahan kurikulum KTSP dirubah menjadi kuri-kulum 2013. Keterkaitan antar satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya menjadi salah satu point esensial dalam kurikulum 2013. Mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi yang dibutuhkan, dalam hal ini kebutuhan industri, dunia usaha atau kebutuhan lingkungan masyarakat. Materi yang diajarkan memiliki relevansi dengan kebutuhan industri, dan setiap materi memiliki keterkaitan antara materi satu dengan yang lainnya.

Mata pelajaran lahir berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan maka setiap mata pelajaran akan menuju pada kompetensi yang diharapkan, artinya setiap mata pelajaran akan memiliki keterkaitan dan tidak berdiri sendiri. Sebagaimana dijelaskan dalam sosialisasi elemen perubahan yang dikeluar-kan Kementrian Pendididikeluar-kan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2013, hlm.7) yang menyebutkan bahwa “Setiap mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas”.

Kurikulum 2013 terdiri dari tiga kelompok mata pelajaran yakni kelompok A, B, dan C. Pengelompokan mata pelajaran untuk SMK/MAK pada kurikulum 2013 berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebu-dayaan Nomor 70 tahun 2013, jika dirangkum sebagai berikut :


(9)

1. Mata pelajaran kelompok A (wajib) terdiri dari pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bahasa indonesia, matematika, bahasa inggris.

2. Mata pelajaran kelompok B (wajib) terdiri dari seni budaya, pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan, prakarya dan kewirausahaan.

3. Mata pelajaran kelompok C (peminatan) merupakan mata pelajaran peminatan akademik dan vokasi (SMK/MAK).

Mata pelajaran SMK/MAK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa, paket keahlian Teknik Sepeda Motor untuk kelompok C (peminatan) terdiri dari C1, C2, dan C3. Kelompok C1 merupakan dasar bidang keahlian, terdiri dari Fisika, Kimia, dan Gambar Teknik. Kelompok C2 merupakan mata pelajaran dasar program keahlian, terdiri dari Teknologi Dasar Otomotif, Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif, Teknik Listrik Dasar Otomotif, dan Simulasi Digital. Kelompok C3 merupakan mata pelajaran paket keahlian, terdiri dari Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor, Pemeliharaan Chasis Sepeda Motor, dan Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor.

Kelompok mata pelajaran antara C1 sampai dengan C3 menggambarkan runtutan, atau squence dari mata pelajaran. Kelompok C1 harus mendukung kelompok C2, begitupun kelompok C2 harus mendukung kelompok C3. Urutan tersebut menandakan bahwa adanya hubungan antara materi mata pelajaran kelompok C1 dengan C2 dan C3.

SMK Bina Dharma adalah salah satu sekolah dibawah Yayasan Bina Dharma, selain SMA Bina Dharma dan SMP Bina Dharma. SMK Bina Dharma hadir sebagai tuntutan akan kebutuhan masyarakat, dan konsekuensi dari kebijakan pemerintah dalam penentuan rasio SMK dan SMA. Berdiri tahun 2010, dengan membuka Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor, Teknik


(10)

Komputer dan Jaringan, dan Ankuntasi sehingga dari segi pengelolaan masih dalam tahap permulaan. Termasuk jumlah siswa yang masih terbatas, sekitar 20 sampai 25 siswa per kelas.

Mulai tahun 2013 SMK Bina Dharma menerapkan kurikulum baru yakni kurikulum 2013. Proses penerapan kurikulum ini dibimbing oleh pembimbing yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan kota Bandung. Terutama dalam hal pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun sosialisasi implementasi kurikulum belum merata terhadap semua guru. Sebagaimana keterangan Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum SMK Bina Dharma

Bapa Andrianto, yang mengungkapkan bahwa “...dalam proses pendam

-pingan belum semua guru mendapat pendam-pingan”. Karena itu perlu adanya media yang memberi pengetahuan kepada para guru baik melalui musya-warah guru, atau minimal dengan informasi yang menggambarkan keterkaitan antar mata pelajaran.

Kenyataan di SMK Bina Dharma kegiatan musyawarah guru untuk mengaitkan antar mata pelajaran dalam pencapaian kompetensi belum dilaku-kan. Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Andrianto sebagai Wakil Kepala sekolah bagian Kurikulum di SMK Bina Dharma yang menyatakan bahwa

Kita belum melakukan musyawarah antar guru untuk melakukan penen-tuan penekanan konten materi yang memiliki keterkaitan antar mata pelajaran, dan selama ini guru mengembangkan dengan melihat pada permendikbud Nomor 70 tahun 2013 sebagai acuan dalam membuat RPP dan membuat materi pelajaran.

Belum adanya musyawarah guru memungkinkan guru membuat materi bahan ajar dengan tidak melihat konten yang memiliki keterkaitan antar mata pelajaran. Kekurangan lainnya adalah belum adanya daftar keterkaitan yang disosialisasikan baik dengan acara sosialisasi atau dengan menampilkan pada papan khusus di lingkungan sekolah. Sehingga setiap guru mata pelajaran,


(11)

mengembangkan materi secara terpisah tanpa melihat keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya.

Survei awal terhadap siswa kelas X Teknik Sepeda Motor, diperoleh nilai mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif yang didominasi siswa yang belum lulus atau mendapat nilai D. Presentase siswa dengan nilai D sebesar 50%, artinya siswa yang belum menguasai dan harus mengulang karena mendapat nilai D masih tinggi.

Tabel 1.3

Nilai Ujian Akhir Semester Teknologi Dasar Otomotif semester ganjil kelas X Teknik Sepeda Motor tahun ajaran 2013-2014

Nilai Kompetensi Huruf ∑siswa %

3,50< N ≤ 4.00 A 2 9,09 % 2.50 < N ≤ 3.50 B 5 22,72 % 1.50 < N ≤ 2.50 C 4 18,18 % 0 < N ≤ 1.50 D/K 11 50,00%

TOTAL 22 100 %

(sumber: Guru Mata pelajaran SMK Bina Dharma)

Hasil wawancara dengan guru yang mengajar mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif di SMK Bina Dharma, Arif Dwi Wibowo mengatakan bahwa ...materi pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif memiliki kesamaan atau memiliki irisan dengan mata pelajaran fisika. Sehingga anak-anak yang belum lulus pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif, karena penguasaan terhadap konsep fisika terutama yang berkaitan dengan mata pelajaran teknologi dasar otomotif masih kurang Materi yang memiliki kesamaan antara mata pelajaran Fisika dan Teknologi Dasar Otomotif seharusnya saling menguatkan, artinya siswa akan mendapatkan materi dasar pada mata pelajaran Fisika dan penerapan materi pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif. Selain mata pelajaran Fisika, mata pelajaran pada kelompok C1 (Dasar Bidang Keahlian) yang memiliki keterkaitan adalah mata pelajaran Kimia. Namun karena belum adanya proses


(12)

sinkronisasi dari kedua kelompok mata pelajaran tersebut, sehingga pene-kanan dan muatan materi tidak saling mendukung. Permasalahan ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Arif Dwi Wibowo, guru Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif di SMK Bina Dharma, “selama ini kita mengembangkan materi sendiri-sendiri tanpa adanya proses menyamakan

muatan dan penekanan materi yang diajarkan”. Akibat dari hal ini maka materi setiap mata pelajaran kurang saling menguatkan, yang akhirnya hasil belajar siswa tidak memuaskan.

Melihat latar belakang yang telah dijelaskan penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang sejauh mana keterkaitan atau korelasi/hubungan hasil belajar mata pelajaran tiap Kelompok. Supaya memberi gambaran tingkat korelasi yang menandakan adanya hubungan saling mempengaruhi antar kelompok mata pelajaran tersebut. Sehingga maksud runtutan kelompok mata pelajaran pada kurikulum 2013 dapat dipahami. Berdasarkan latar belakang tersebut maka judul penelitian ini adalah “Korelasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Fisika dan Kimia Terhadap Penguasaan Teori Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:

1. Adanya tantangan globalisasi yang menggeser pola hidup masyarakat; 2. Potensi pertumbuhan penduduk usia produktif yang lebih besar

dibanding pertumbuhan penduduk usia tidak produktif yang jika tidak memiliki kompetensi akan menjadi beban pembangunan;

3. Peningkatan jumlah pengangguran terbuka lulusan SMK, karena lulusan tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan dunia industri;


(13)

4. Belum meratanya sosialisasi kurikulum 2013 kepada semua guru;

5. Belum adanya musyawarah antar guru untuk sinkronisasi konten dan tekanan materi yang diajarkan;

6. Rendahnya hasil belajar Mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dan identifikasi masalah maka ditemukan adanya sebuah permasahan yakni belum dirancangnya materi pelajaran antara mata pelajaran yang memiliki keterkaitan, sehingga hasil belajar mata pelajaran yang berkaitan tersebut belum memuaskan. Melihat rumusan masalah tersebut maka masalah pokok pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran Fisika siswa kelas X Semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015;

2. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran Kimia siswa kelas X Semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015;

3. Bagaimana Penguasaan materi mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif siswa kelas X semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015;

4. Bagaimana korelasi antara hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia terhadap penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif.

D. Pembatasan Masalah

Pembahasan dalam penelitian ini perlu dibatasi supaya lebih terarah, adapun batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai akhir yang menunjukan tingkat penguasaan atau kemampuan siswa menjawab dengan benar setiap soal


(14)

yang diberikan pada mata pelajaran kelompok C1(Dasar Bidang Keahlian). Bentuknya berupa skor mentah antara 0 sampai dengan 100; 2. Mata pelajaran pada kelompok C1 yang diteliti hasil belajarnya dibatasi

pada mata pelajaran Fisika dan Kimia;

3. Penguasaan materi yang dimaksud adalah sejauh mana mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan pada mata pelajaran kelompok C2 (Dasar Program Keahlian) yang dikonversikan dalam bentuk nilai antara 0 sampai dengan 100;

4. Mata pelajaran pada kelompok C2 yang diteliti yang diteliti penguasaan teorinya dibatasi pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif;

5. Kompetensi Inti yang diujikan adalah KI-3;

6. Kompetensi dasar pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif yang diujikan dibatasi pada kompetensi dasar memahami dasar-dasar mesin, menerapkan perhitungan dasar-dasar mesin, menjelaskan proses konversi energi, menganalisa kejadian pada mesin konversi energi;

7. Ranah yang diuji adalah ranah kognitif (pengetahuan);

8. Hasil belajar yang dijadikan data penelitian adalah nilai Ujian Akhir Semester (UAS);

9. Yang menjadi objek penelitian adalah siswa SMK Bina Dharma kelas X semester ganjil tahun ajaran 2014-2015;

10.Masalah yang diteliti adalah mengenai adakah korelasi antara hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia terhadap penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif.

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hasil belajar mata pelajaran Fisika siswa kelas X semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015;


(15)

2. Mengetahui hasil belajar mata pelajaran Kimia siswa kelas X semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015

3. Mengetahui tingkat penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif siswa kelas X semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015;

4. Mengetahui Korelasi hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia terhadap penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif siswa kelas X semester ganjil SMK Bina Dharma tahun ajaran 2014-2015.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi LPTK

Memperkaya literatur keilmuan sebagai sumbangsih bagi perkem-bangan ilmu pengetahuan, melalui sajian karya ilmiah yang dapat di-pertanggung jawabkan kepada komunitas akademik dan masyarakat luas. 2. Bagi Sekolah

a. Memberi gambaran tentang hasil belajar mata pelajaran Fisika, siswa kelas X semester ganjil tahun ajaran 2014-2015;

b. Memberi gambaran tentang hasil belajar mata pelajaran Kimia, siswa kelas X semester ganjil tahun ajaran 2014-2015;

c. Memberi masukan mengenai gambaran penguasaan siswa terhadap teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif;

d. Memberi masukan mengenai sejauh mana keterkaitan antara hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia dengan penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif, sebagai bahan referensi untuk melakukan pengembangan muatan materi pada mata pelajaran yang saling berkaitan.


(16)

3. Bagi peneliti

a. Merupakan sarana menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan seba-gai latihan mengungkapkan pikiran secara sitematis, tertib, dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dalam rangka penyelesaian syarat memperoleh gelar sarjana (S1);

b. Memperkokoh khazanah dan paradigma keilmuan disiplin ilmu yang diambil.

G. Definisi Operasional

Menghindari kesalahan memahami istilah yang digunakan maka perlu penjelasan definisi operasional yang digunakan. Penjelasan ini dapat memberi gambaran mengenai isi penelitian pendidikan ini. Adapun definisi operasional dalam judul ini adalah:

1. Mata pelajaran Fisika dan Kimia adalah mata pelajaran yang masuk dalam mata pelajaran kelompok C1 (Dasar Bidang Keahlian) pada kurikulum 2013;

2. Mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif adalah mata pelajaran yang masuk dalam kelompok C2 (Dasar Program Keahlian) pada kurikulum 2013;

3. Hasil belajar adalah hasil akhir yang diperoleh yang menunjukan kemampuan seseorang biasanya berupa angka dengan skala tertentu. Definisi lain diungkapkan oleh Khodijah (2014, hlm.189) yang menyatakan bahwa “hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan prilaku tertentu”; 4. Penguasaan teori adalah sejauh mana mampu menyelesaikan soal yang


(17)

H. Lokasi Penelitian

Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Bina Dharma 2 Bandung, Jalan Babakan Sari No 131, Telp. (022) 7272862, Kiara Condong Bandung, Jawa Barat – Indonesia.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini dimaksudkan agar susunan dari uraian materi lebih teratur. Sistematika penulisan dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan; pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, lokasi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka; pada bab ini membahas tinjauan kurikulum 2013, struktur kurikulum 2013, pengelompokan mata pelajaran pada kurikulum 2013, belajar, tinjauan mata Pelajaran Fisika, Kimia dan Teknologi Dasar Otomotif, evaluasi hasil belajar, anggapan dasar, dan hipotesis.

BAB III Metodologi Penelitian; pada bab ini membahas tentang metodologi penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik pengolahan data.

BAB IV Hasil Penelitan dan Pembahasan; bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian, deskripsi data, analisis data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.


(18)

BAB V Simpulan dan Rekomendasi membahas simpulan dan rekomendasi yang diberikan kepada pihak-pihak terkait, seperti sekolah, guru dan peneliti yang akan melakukan penelitian berikutnya.


(19)

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan, menyelidiki keadaan dan kondisi tertentu yang kemudian dikorelasikan atau dihubungkan dengan keadaan lain. Maka dalam penelitian ini digunakan metode korelasional/ assosiatif dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Penelitian yang dilakukan memerlukan tiga data utama yakni dua data hasil belajar Mata Pelajaran Kelompok C1 (Dasar Bidang Keahlian) dalam hal ini mata pelajaran Fisika dan Kimia dengan ranah pengetahuan (kognitif), kemudian satu data tingkat penguasaan teori mata pelajaran kelompok C2 (Dasar Program Keahlian) dalam hal ini mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif. Data tersebut diperoleh dengan dua cara, yaitu dokumenter dan teknik pengukuran dengan menggunakan tes. Teknik dokumenter digunakan untuk memperoleh data hasil belajar mata pelajaran Fisika, dan Kimia yakni melalui dokumen guru Mata Pelajaran yang bersangkutan. Sedangkan teknik pengukuran menggunakan tes digunakan untuk memperoleh data tingkat penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif. Serta satu data pendukung lainya diperoleh dengan wawancara (interview) seperti proses pelaksanaan kurikulum 2013 di Sekolah tempat penelitian.

Tes sebagai instrumen penelitian untuk mengukur tingkat penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif, disusun berpedoman pada indikator-indikator pada Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif. Kemudian dibuat pertanyaan yang menggambarkan atau mewakili indikator-indikator tersebut.


(20)

Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan validasi instrumen, untuk mengetahui tingkat kesahihan instrument sebagai alat ukur. Setelah divalidasi kemudian instrumen tersebut digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan teori Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif (mata pelajaran kelompok C2). Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dikorelasikan dengan hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia (mata pelajaran kelompok C1).

Jika digambarkan dalam bagan desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Siswa SMK Bina Dharma Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor

Hasil Belajar Mata pelajaran Kelompok C1:

Gambar Teknik (X3)

Menyusun indikator

Menyusun instrumen

Validasi Instrumen

Penelitian

Tingkat Penguasaan Teori mata pelajaran Kelompok C2 :

Teknik Listrik Dasar Otomotif (Y2)

Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (Y3)

Simulasi Digital (Y4)

Fisika (variabel X1)

Kimia (variabel X2)

Teknologi Dasar Otomotif (variabel Y1)


(21)

Gambar 3.1. Desain Penelitian

B. Variabel Penelitian

Sugiyono (2009, hlm. 60) menyatakan bahwa ’’variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Variabel dalam penelitian ini terdiri tiga variabel yaitu dua variabel

independent (X) dan satu variabel dependent (Y). Variabel independent

adalah variabel stimulus, atau variabel bebas atau yang mempengaruhi terjadinya perubahan, seperti pendapat Sugiyono (2009, hlm. 4) yang mengungkapkan bahwa “variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent”.

Variabel dependent disebut juga variabel terikat atau output. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 4) mengungkapkan bahwa “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Melihat pendapat yang telah dikemukakan maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independent (X1) yaitu Hasil Belajar mata pelajaran Fisika

siswa SMK Bina Dharma Kelas X tahun ajaran 2014-2015;

2. Variabel Independent (X2) yaitu Hasil Belajar mata pelajaran Kimia


(22)

3. Variabel dependent (Y) yaitu tingkat Penguasaan teori Mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif siswa SMK Bina Dharma kelas X tahun ajaran 2014-2015.

C. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian menurut Sugiyono (2009, hlm. 8) mengungkapkan bahwa paradigma penelitian dapat diartikan sebagai

pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan, untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan

Penelitian yang dilakukan menggunakan dua variabel independent dan satu variabel dependent, dengan metode korelasional. Maka paradigma penelitiannya adalah menggunakan paradigma ganda, jika digambarkan dapat dilihat pada gambar 3.2, berikut:

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian

X1 = Hasil Belajar mata pelajaran Fisika siswa SMK Bina Dharma Kelas X

Tahun Ajaran 2014-2015;

X2 = Hasil Belajar mata pelajaran Kimia siswa SMK Bina Dharma Kelas X

Tahun Ajaran 2014-2015;

X

1

Y

r

1

X

2

r

2


(23)

Y = penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif siswa SMK Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015.

r1 = Hubungan antara X1 dengan Y

r2 = Hubungan antara X2 dengan Y

R = Hubungan antara X1 dan X2 dengan Y

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto, 2006, hlm. 118). Terdapat dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Sudjana (1992, hlm. 4) menyatakan bahwa, “Data kuantitatif adalah keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal yang berbentuk bilangan sedangkan data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari”. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 23) menyatakan “Data kualitatif adalah data berbentuk kalimat kata atau gambar. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring)”.

Melihat pendapat yang dikemukakan, maka jenis data dalam pene-litian ini adalah data kuantitatif. Karena data yang terkumpul, baik data hasil belajar maupun penguasaan materi adalah berupa angka/bilangan.

Berdasarkan sumbernya data dalam penelitian ini terdiri dua yaitu data primer dan data sekunder, sebagaimana pendapat Margono (2007, hlm. 23) menyatakan bahwa “data yang ada dalam pustaka-pustaka dinamakan data sekunder, sedang data yang dikumpulkan langsung dari


(24)

individu-individu yang diselidiki dinamakan data primer atau data tangan pertama”.

Melihat pendapat yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa data sekunder merupakan data yang telah ada, yang kemudian diambil, atau dengan kata lain bukan dari tangan pertama. Sebaliknya data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diselidiki. Maka, jenis data yang berkaitan dengan variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu data primer berupa data penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif dan data sekunder berupa hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia.

2. Sumber Data

“Sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh. Sumber data ini dapat berupa orang, benda, gerak atau proses sesuatu” (Arikunto, 2006, hlm. 129). Berdasarkan sumbernya data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Sumber data untuk data primer dalam penelitian ini adalah siswa SMK Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015. Dikatakan data primer karena objek yang diselidiki adalah siswa tersebut. Sedangkan sumber data untuk data sekunder adalah guru mata pelajaran kedua mata pelajaran yang diteliti yakni Fisika, dan Kimia Data yang dikumpulkan adalah berupa dokumen hasil belajar siswa SMK Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015. Selain itu data sekunder lainnya yakni data yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum 2013 dan dokumen kurikulum 2013 yang berasal dari Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum.

E. Populasi dan Sampel


(25)

Populasi dalam penelitian adalah siswa SMK Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015. Jumlah siswa yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 20 siswa.

2. Sampel

Dalam pengambilan sampel peneliti berpedoman pada pendapat Arikunto (2006, hlm. 134) yang menyatakan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehinggga penelitiannya merupakan pene-litian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil an-tara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.

Dengan mengacu pedoman di atas, maka sampel penelitian adalah seluruh siswa Teknik Sepeda Motor SMK Bina Dharma Kelas X Tahun Ajaran 2014-2015. Penelitian yang mengambil seluruh populasi disebut penelitian populasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Test

Menurut Bukhori (dalam Arikunto, 2002, hlm. 32) mengungkapkan bahwa “tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid”. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan objek yang diteliti. Sebagaimana pendapat Arikunto (2010, hlm. 266) yang menyatakan bahwa “untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes”.

Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda (multiple choice), menurut Suharsimi Arikunto (2002, hlm. 168) menyatakan bahwa “multiple choice tes terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang sesuatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk


(26)

melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan”.

2. Dokumenter

Menurut Margono (2007, hlm. 181) teknik dokumenter adalah “cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian”. Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia dan dokumen kurikulum 2013 di SMK Bina Dharma 2 Bandung.

3. Wawancara (Interview)

Menurut Margono (2007, hlm. 165) interview adalah “ alat

pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan untuk dijawab secara lisan pula”. Ciri utama dalam teknik ini adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (intervie). Teknik ini digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK Bina Dharma 2 Bandung

G. Instrumen Penelitian

1. Test

Instrumen penelitian untuk teknik pengumpulan data menggunakan tes, maka perlu disusun sedemikian sehingga mampu mengukur seperti apa yang dikehendaki atau tujuan penelitian. Pengumpulan data yang menggunakan test adalah pengumpulan data untuk mengetahui tingkat penguasaan teori mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif.


(27)

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data dalam pene-litian yang harus mampu memberikan informasi yang benar-benar sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Sehingga dalam perancangan dan pembuatannya dilakukan dengan teliti dan melibatkan pihak yang kompeten dibidangnya. Dalam penyusunan instrumen penilitian peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi, kisi-kisi adalah gambaran pernyataan-pernyataan yang dibuat. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan kisi-kisi adalah sebagai berikut berikut:

1) Merumuskan tujuan, adapun tujuannya adalah sesuai dengan KI-3 aspek pengetahuan, yakni memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

2) Menentukan Kompetensi Dasar, sebagaimana tujuannya adalah untuk melihat penguasaan dari segi kognitif maka kompetensi dasarnya adalah KI-3 adapun kompetensi dasar untuk Teknologi Dasar Otomotif yang memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran Fisika dan Kimia adalah KD 3.1,dan 3.3 yaitu:

- KD 3.1 Memahami dasar-dasar mesin

- KD 3.3 Menjelaskan Proses mesin konversi energi 3) Merumuskan indikator


(28)

b. Kisi-kisi dan soal yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing;

c. Merumuskan item-item pertanyaan; d. Validasi Instrumen

1) Uji validitas instrumen menggunakan rumus biserial correlation, menurut Arikunto (dalam Maulana, 2004, hlm. 59) sebagai berikut:

(3.1)

Keterangan:

= Koopesien korelasi biserial

rerata skor dari subjek yang menjawab soal betul bagi item yang dicari validitasnya

Mt rerata skor total

St standar deviasi dari skor total

P proporsi peserta didik yang menjawab benar

)

q

proporsi peserta diklat yang menjawab salah

Setelah diperoleh kooefesien korelasi, selanjutnya dihitung taraf signifikansi dengan menggunakan uji T sebagaimana menurut Siregar (2005, hlm. 304) berikut:

(3.2) 2) Uji reliabilitas


(29)

Uji reliabilatas dengan rumus KR 20 (Kuder Richardson), menurut Sugiyono (2009, hlm. 359)

=

Menentukan interpretasi kriteria realibilitas berpedoman pada pendapat Guilford (dalam Kamaludin, 2010, hlm. 61), adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Interpretasi Kriteria Realibilitas

Koefisien Korelasi (r11) Kriteria

0,80 < r11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Reliabilitas sedang

0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah

r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

3) Taraf kesukaran

Menghitung taraf kesukaran dengan menggunakan rumus menurut Arikunto (2002, hlm.208)

(3.6) Keterangan:

B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar Js = Jumlah seluruh siswa

Tabel 3.2

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Besarnya tingkat kesukaran Kriteria

0,00 <p≤ 0,30 Soal sukar 0,30 <p≤ 0,70 Soal sedang


(30)

0,70 <p≤ 1,00 Soal mudah (Arikunto, 2009, hlm. 210)

4) Daya Pembeda

Rumus untuk menghitung daya pembeda sebagaimana menurut Arikunto (2009, hlm. 213)adalah sebagai berikut:

D =

-

= Pa – Pb

(3.7)

Keterangan :

J = jumlah peserta test

Ja = jumlah peserta kelompok atas Jb = jumlah peserta kelompok bawah

Ba = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar Bb= banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2002, hlm. 218) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Klasifikasi daya pembeda Daya Pembeda Kriteria 0,00 <D ≤ 0,19 Jelek 0,19 <D ≤ 0,39 Cukup 0,39<D ≤ 0,59 Baik 0,59 <D ≤ 1,00 Baik sekali 2. Dokumentasi

Pengumpulan dengan menggunakan dokumenter memuat pengumpulan data hasil belajar mata pelajaran Fisika dan Kimia, pengumpulan data hasil belajar mata pelajaran Teknologi Dasar otomotif


(31)

kelas X siswa SMK Bina Dharma pada tahun ajaran sebelumnya dan pengumpulan data dokumen kurikulum 2013. Berhubung data sudah tersedia sehingga tidak memerlukan instrumen penelitian. Adapun data yang diperoleh melalui teknik dokumenter tersedia pada lembar lampiran dua.

3. Wawancara (interview)

Bentuk interview yang digunakan berupa semi interview terstruktur karena pertanyaan sudah disiapkan sedangkan jawaban bebas sesuai dengan keadaan di Sekolah yang di jadikan tempat penelitian. Adapun lembar wawancara terdapat pada lembar lampiran dua.

H. Teknik Pengolahan Data

1. Tabulasi data

Pengelompokan data sesuai dengan kebutuhan pengolah data, ben-tuknya berupa penomoran(koding) data, skor alternatif jawaban, frekuensi jawaban dan prosentase. Tabulasi data langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Hitung range data dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 24)

R = xa –xb

(3.8) Dimana: xa = data tertinggi;

xb = data terrendah

b. Hitung banyaknya kelas interval(i)dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 24)

i = 1+ 3,3 log n

(3.9) (hasilnya dibulatkan, ambil nilai ganjil), n = jumlah sampel


(32)

c. Hitung panjang kelas interval (p), dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 25)

⁄ (3.10) Berdasarkan data tersebut, kemudian masukkan ke dalam tabel distri-busi frekuensi.

d. Menghitung rata-rata  x dengan menggunakan rumus menurut

Siregar (2005, hlm. 26)

 

i i i f x f x  

 . (3.11) dimana : fi = jumlah frekuensi

i

x = data tengah-tengah dalam interval

e. Menghitung standar deviasi (S) dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 26)

1

2 2      n n x f x f n

S i i i i

(3.12) f. Tentukan batas bawah kelas interval

 

xin dengan menggunakan rumus

menurut Siregar (2005, hlm. 27)

 

xinBb0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas. (3.13) dimana: Bb = batas bawah interval

g. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 46)

S x x Z in i

 (3.14) h. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom lo. Harga

1


(33)

Hitung luas tiap kelas interval, menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 87)

2 1

1 lo lo

l   (3.15) Hitung frekuensi harapan dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 87)

i i

i l f

e  . (3.16) Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 87)

i i i e e f 2

2  

 (3.17) i. Lakukan interpolasi pada tabel 2 untuk menghitung p-value.

j. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal, jika p-value> α =

0,05. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak, jika hasilnya tidak normal maka pengujian menggunakan pengujian non parametrik dengan langkah –langkah sebagai berikut :

1) Buat tabel rangking variabel x dan y, susun rangking variabel bebas (x) secara berurutan

2) Buat rangking variabel y sesuai keadaannya 3) Hitung selisih rangking b=Rxi - Ryi

4) Hitung bi2 = (Rxi - Ryi) dan jumlahkan ∑bi2 5) Gunakan Rumus Spearman Rank

Bila tidak ada rangking yang sama menurut Siregar(2005, hlm. 303) menggunakan rumus


(34)

Bila ada rangking yang sama menurut Siregar (2005, hlm. 303) menggunakan rumus

√∑

(3.19)

6) Uji keberartian Rs dengan uji T menurut Siregar (2005, hlm. 304)

menggunakan rumus seperti nomor (3.2) 2. Menghitung linearitas

Menghitung linearitas menurut Siregar (2005, hlm. 197) menggu-nakan rumus regresi linear ganda, yakni

̂

=

(3.20) Nilai a,b, dan c menurut Siregar (2005, hlm. 237) diperoleh dengan rumus

b

=

(3.21)

c =

(3.22)

Nilai a, b1, b2 didapat menurut Sugiyono (2009, hlm. 278) dengan rumus

(3.23)

Keterangan :


(35)

X1 = variabel bebas ke satu ,

3. Menghitung koefisien determinasi

Menghitung koefisien determinasi menurut Siregar (2005, hlm. 237), adalah sebagai berikut:

∑ ∑ (3.24)

(3.25)

∑ ∑ (3.26)

∑ ∑ (3.27)

∑ ∑ ∑ (3.28) (3.29)

4. Menghitung koefisien korelasi

Menghitung koefisisen korelasi menurut Siregar (2005, hlm. 237), adalah sebagai berikut:

√ (3.30)

√ (3.31) 5. Menghitung Korelasi menurut Arikunto (2002, hlm. 72)

  

 

      2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy (3.32) Keterangan: xy

r

= koefisien korelasi

X = jumlah skor X

Y = jumlah skor Y

XY = jumlah skor X dan Y


(36)

6. Menghitung Sumbangan Relatif

Sumbangan relatif adalah menyatakan keterandalan individu suatu variabel bebas, menurut Siregar (2005, hlm. 246)

(3.33)

7. Menghitung sumbangan efektif

Sumbangan efektif adalah menyatakan keterandalan bersama antar variabel bebas terhadap variabel terikatnya, menurut Siregar (2005, hlm. 246)

(3.34) 8. Menghitung varian koefisien korelasi

Menghitung varian koefisien korelasi menurut Siregar (2005, hlm. 244)

∑ ̅

( )

( ) (3.35)

9. Pengujian Regresi

Rumus menghitung untuk menguji regresi menurut Siregar (2005, hlm. 245)

=

(3.36)

10. Analisis penafsiran

Analasisi penafsiran dalam penelitian ini menggunakan pernyataan yang menggambarkan tingkat hubungan sangat rendah, rendah, sedang, kuat dan sangat kuat. Pedoman untuk menentukan penafsiran koofesien korelasi menjadi pernyataan tingkat hubungan tersebut, berpedoman pada pedoman tolak ukur mengintreperesentasi terhadap koofesien korelasi berikut:

Tabel 3.4


(37)

Interal Koofesien Tingkat Hubungan

0,00 <K ≤ 0,199 0,199<K ≤ 0,399

0,399<K ≤ 0,599 0,599<K ≤ 0,799 0,799<K ≤ 1,00

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat (Sugiyono,2009, hlm. 231)

11. Menghitung Persentase Kontribusi

Persentase kontribusi maksudnya berapa besar kontribusi variabel tersebut terhadap hubungan atau korelasi yang terjadi. Menghitung persentase kontribusi menurut Sudjana (1989, hlm. 369) menggunakan rumus :

KD = r2 X 100 % (3.37) KD : koofesien determinasi

r : koofesien korelasi

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

r2 = 0 % Tidak ada pengaruh 0% < r2 < 4 % Pengaruh rendah sekali 4% ≤ r2 < 16 % Pengaruh rendah 16% ≤ r2

< 36 % Pengaruh sedang 36% ≤ r2

< 64 % Pengaruh tinggi r2 ≥64% Pengaruh tinggi sekali Nurgana (dalam Ruhimat, 2007, hlm. 60)

12. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dengan menggunakan Uji signifikansi dengan uji T seperti persamaan rumus nomor (3.2)

Hasil uji T dibandingkan dengan harga T tabel, jika T hitung> T tabel


(38)

maka item tersebut tidak berkorelasi atau tidak ada korelasi, sehingga Ho diterima.


(1)

ABDUL ROHMAN, 2015

KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hitung luas tiap kelas interval, menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 87)

2 1 1 lo lo

l   (3.15) Hitung frekuensi harapan dengan menggunakan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 87)

i i

i l f

e  . (3.16) Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus menurut Siregar (2005, hlm. 87)

i i i

e e

f 2

2  

 (3.17)

i. Lakukan interpolasi pada tabel 2 untuk menghitung p-value.

j. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal, jika p-value> α =

0,05. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak, jika hasilnya tidak normal maka pengujian menggunakan pengujian non parametrik dengan langkah –langkah sebagai berikut :

1) Buat tabel rangking variabel x dan y, susun rangking variabel bebas (x) secara berurutan

2) Buat rangking variabel y sesuai keadaannya 3) Hitung selisih rangking b=Rxi - Ryi

4) Hitung bi2 = (Rxi - Ryi) dan jumlahkan ∑bi2 5) Gunakan Rumus Spearman Rank

Bila tidak ada rangking yang sama menurut Siregar(2005, hlm. 303) menggunakan rumus


(2)

ABDUL ROHMAN, 2015

KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bila ada rangking yang sama menurut Siregar (2005, hlm. 303) menggunakan rumus

√∑

(3.19)

6) Uji keberartian Rs dengan uji T menurut Siregar (2005, hlm. 304)

menggunakan rumus seperti nomor (3.2) 2. Menghitung linearitas

Menghitung linearitas menurut Siregar (2005, hlm. 197) menggu-nakan rumus regresi linear ganda, yakni

̂

=

(3.20) Nilai a,b, dan c menurut Siregar (2005, hlm. 237) diperoleh dengan rumus

b

=

(3.21) c =

(3.22)

Nilai a, b1, b2 didapat menurut Sugiyono (2009, hlm. 278) dengan rumus

(3.23)

Keterangan :


(3)

ABDUL ROHMAN, 2015

KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X1 = variabel bebas ke satu ,

3. Menghitung koefisien determinasi

Menghitung koefisien determinasi menurut Siregar (2005, hlm. 237), adalah sebagai berikut:

∑ ∑ (3.24)

(3.25)

∑ ∑ (3.26)

∑ ∑ (3.27)

∑ ∑ ∑ (3.28)

(3.29)

4. Menghitung koefisien korelasi

Menghitung koefisisen korelasi menurut Siregar (2005, hlm. 237), adalah sebagai berikut:

√ (3.30)

√ (3.31) 5. Menghitung Korelasi menurut Arikunto (2002, hlm. 72)

  

 

      2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy (3.32) Keterangan: xy

r

= koefisien korelasi

X = jumlah skor X

Y = jumlah skor Y

XY = jumlah skor X dan Y


(4)

ABDUL ROHMAN, 2015

KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Menghitung Sumbangan Relatif

Sumbangan relatif adalah menyatakan keterandalan individu suatu variabel bebas, menurut Siregar (2005, hlm. 246)

(3.33) 7. Menghitung sumbangan efektif

Sumbangan efektif adalah menyatakan keterandalan bersama antar variabel bebas terhadap variabel terikatnya, menurut Siregar (2005, hlm. 246)

(3.34) 8. Menghitung varian koefisien korelasi

Menghitung varian koefisien korelasi menurut Siregar (2005, hlm. 244)

∑ ̅

( )

( ) (3.35) 9. Pengujian Regresi

Rumus menghitung untuk menguji regresi menurut Siregar (2005, hlm. 245)

=

(3.36) 10. Analisis penafsiran

Analasisi penafsiran dalam penelitian ini menggunakan pernyataan yang menggambarkan tingkat hubungan sangat rendah, rendah, sedang, kuat dan sangat kuat. Pedoman untuk menentukan penafsiran koofesien korelasi menjadi pernyataan tingkat hubungan tersebut, berpedoman pada pedoman tolak ukur mengintreperesentasi terhadap koofesien korelasi berikut:

Tabel 3.4


(5)

ABDUL ROHMAN, 2015

KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interal Koofesien Tingkat Hubungan

0,00 <K ≤ 0,199 0,199<K ≤ 0,399

0,399<K ≤ 0,599 0,599<K ≤ 0,799 0,799<K ≤ 1,00

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat (Sugiyono,2009, hlm. 231)

11. Menghitung Persentase Kontribusi

Persentase kontribusi maksudnya berapa besar kontribusi variabel tersebut terhadap hubungan atau korelasi yang terjadi. Menghitung persentase kontribusi menurut Sudjana (1989, hlm. 369) menggunakan rumus :

KD = r2 X 100 % (3.37) KD : koofesien determinasi

r : koofesien korelasi

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

r2 = 0 % Tidak ada pengaruh

0% < r2 < 4 % Pengaruh rendah sekali 4% ≤ r2 < 16 % Pengaruh rendah

16% ≤ r2

< 36 % Pengaruh sedang

36% ≤ r2

< 64 % Pengaruh tinggi r2 ≥64% Pengaruh tinggi sekali Nurgana (dalam Ruhimat, 2007, hlm. 60)

12. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dengan menggunakan Uji signifikansi dengan uji T seperti persamaan rumus nomor (3.2)

Hasil uji T dibandingkan dengan harga T tabel, jika T hitung> T tabel


(6)

ABDUL ROHMAN, 2015

KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FISIKA DAN KIMIA TERHADAP PENGUASAAN TEORI MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka item tersebut tidak berkorelasi atau tidak ada korelasi, sehingga Ho diterima.