persen, sedangkan pemerintah dua puluh persen, ketua adat dua puluh persen, dan masyarakat dua puluh persen.
Nilai – nilai dalam pariwisata tidak hanya fokus pada sifat -
sifat fungsional tapi juga berkaitan dengan pengaruh emosional yang subjektif, nilai yang dirasakan wisatawan di bidang pariwisata harus
ditekankan pada interaksi sosial Urry, 1990.
2.5 Kriteria Kelayakan Objek Wisata
Tri pangesti 2007 dari balai diklat kehutanan bogor menguraikan kriteria yang dipakai dalam menentukan penilaian
prioritas pengembangan objek wisata yaitu : 1.
Daya tarik Aspek daya tarik dapat digolongkan menjadi 5 jenis yaitu wisata
darat atau hutan aspek – aspek penilaiannya meliputi keindahan
alam, keunikan sumber daya alam, banyaknya jenis sumber daya alam yang menarik, keutuhan sumber daya alam, kepekaan
sumber daya alam atau tingkat kerusakannya, jenis kegiatan wisata alam atau kesempatan rekreasi, kebersihan lokasi, dan
situasi keamanan kawasan wisata, kedua yaitu taman laut aspek – aspek penilaiannya meliputi keindahan alam, keanekaragaman
jenis, keunikan dan keindahan dalam laut, keutuhan potensi, kejernihan air, banyaknya lokasi yang mempunyai kedalaman
sama, keindahan dan kenyamanan pantai dan kebersihan, ketiga yaitu pantai unsur
– unsur daya tarik wisata pantai yang tidak merupakan kesatuan dengan objek lokasi taman nasional,
taman wisata alam, taman hutan raya dan taman buru. Aspek –
aspek penilaiannya meliputi keindahan pantai, keselamatan atau keamanan pantai, jenis dan warna pasir, variasi kegiatan,
kebersihan, lebar pantai diukur waktu surut terendah dan kenyamanan. Keempat yaitu danau, aspek
– aspek daya tarik danau meliputi keindahan danau, kenyamanan, keselamatan,
stabilitas air sepanjang tahun, kebersihan air dan lingkungan, variasi kegiatan di danau, variasi kegiatan di lingkungan danau,
dan kekhasan lingkungan danau. Kelima yaitu gua alam, aspek –
aspek daya tarik gua alam meliputi keunikan dan kelangkaan, keaslian, keindahan atau keragaman, keutuhan tata lingkungan,
dan kepekaan 2.
Potensi pasar Berhasil tidaknya pemanfaatan suatu objek tergantung pada
tinggi rendahnya potensi pasar . Unsur-unsur kriteria potensi pasar meliputi jumlah penduduk di setiap propinsi dimana objek
wisata berada dibandingkan dengan kepadatan penduduk, tingkat kebutuhan wisata
3. Kadar hubungan atau aksebilitas
Aksebilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong potensi pasar. Unsur-unsur kriteria aksesibilitas
meliputi kondisi dan jarak jalan darat dari ibukota propinsi, pintu gerbang udara internasionaldomestik, waktu tempuh dari
ibukota propinsi, frekuensi kendaraan dari pusat informasi ke lokasi wisata.
4. Kondisi sekitar kawasan
Kondisi sekitar kawasan yaitu kondisi daerah dalam radius dua kilometer dari batas luar objek wisata. Aspek
– aspek penilaiannya meliputi tata ruang wilayah objek, tingkat
pengangguran, mata pencaharian penduduk, ruang gerak pengunjung atau
intensif use
dalam hektar, pendidikan masyarakat sekitar, tingkat kesuburan tanah, sumber daya alam,
tanggapan masyarakat terhadap pengembangan objek wisata alam.
5. Pengelolaan dan pelayanan kepada pengunjung
Mengenai kepuasan pengunjung dan pelestarian objek wisata. Unsur-unsur kriteria pengelolaan dan pelayanan pengunjung
meliputi pengelolaan pengunjung, kemampuan berbahasa, pelayanan pengunjung
6. Iklim
Kondisi alam yang berhubungan dengan cuarca, iklim yang baik dapat mempengaruhi jumlah wisatawan yang mengunjungi
kawasan objek wisata tersebut. Unsur-unsur kriteria iklim meliputi pengaruh iklim terhadap lama waktu kunjungan, suhu
udara pada musim kemarau, jumlah bulan kering rata-rata per tahun, kelembaban rata
– rata per tahun
7. Akomodasi
Merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan wisata. Jarak tempat akomodasi dalam radius 5-15 km dari objek
wisata. Unsur – unsur kriteria akomodasi antara lain jumlah
kamar yang berada pada radius 5-15 km dari objek wisata 8.
Sarana dan prasarana penunjang lainnya Merupakan sarana dan prasarana penunjang kenyamanan para
wisatawan selain sarana dan prasaranan utama contohnya mushola, Toilet, dll. Aspek
– aspek penilaian sarana dan prasarana antara lain kelengkapan sarana dan prasarana
penunjang. 9.
Ketersediaan air bersih Merupakan faktor utama dalam pengeloaan dan pelayanan
pengunjung. Air tidak harus berasal dari dalam lokasi tetapi bisa dari luar, seperti adanya PDAM. . Unsur-unsur kriteria
ketersediaan air bersih meliputi volume air, jarak air bersih dari objek wisata, dapat tidaknya air dilairkan ke objek wisata,
kelayakan dikonsumsi, ketersediaan
10. Hubungan dengan objek wisata disekitarnya
Keberadaan objek wisata lain di sekitar objek wisata yang akan dikembagkan merupakan penunjang dalam pengembangan objek
wisata. adanya objek sejenis dalam radius 50 km dari objek yang dinilai berpengaruh terhadap aspek penilaian. Unsur kriteria
hubungan dengan objek wisata di sekitar adalah adanya objek lain baik sejenis atau tidak sejenis dalam radius 50 km dari
lokasi 11.
Keamanan Unsur ini sangat menentukan potensi pasar. Aspek
– aspek penilaian dalam kriteria keamanan meliputi
keamanan pengunjung, kebakaran, penebangan liar, perambahan
12. Daya dukung kawasan
Berkaitan dengan keutuhan atau kelestarian kawasan. Aspek - aspek penilaian kriteria daya dukung kawasan meliputi jumlah
pengunjung, kepekaan tanah terhadap erosi, kemiringan lahan, jenis kegiatan, luas unit zona atau blok pemanfaatan
13. Pengaturan pengunjung
Berhubungan dengan dampak positif atau negatif terhadap kenyamanan, keserasian dan aktivitas pengunjung. Aspek
– aspek penilaian pengaturan pengunjung meliputi pembatasan
pengunjung, distribusi
pengunjung, pemusatan
kegiatan pengunjung, lama tinggal, musim kunjungan
14. Pemasaran
Hal ini berkaitan dengan jumlah kunjungan. Aspek - aspek penilaian pemasaran meliputi tarif atau harga, produk wisata atau
variasi,serta sarana penyampaian informasi dan promosi 15.
Pangsa pasar Keadaan pengunjung sebagai pangsa pasar perlu diperhatikan
untuk kelangsungan kegiatan pariwisata. Aspek – aspek
penilaian pangsa pasar meliputi asal pengunjung, tingkat pendidikan,dan mata pencaharian
Menurut Soemarwoto 1997 dalam Purwani Wisantisari 2005 Faktor utama dalam penentuan kelayakan suatu objek wisata
untuk dikembangkan yaitu faktor daya tarik suatu objek wista, yang merupakan kekuatan atau dapat dikatakan sebagai kelebihan suatu
objek wisata untuk menarik pengunjung. Dalam hal ini daya tarik suatu objek wisata berdasar pada :
1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang,
indah, nyaman dan bersih. 2.
Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya 3.
Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka keunikan
4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani
wisatawan yang berkunjung
5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena
keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya
Faktor – faktor di atas dapat diuraikan ke dalam beberapa
kriteria yaitu meliputi objek yang menarik, fasilitas pendukung yang memadai, adanya akses transportasi menuju ke kawasan objek
wisata. Faktor – faktor daya tarik digabungkan ke dalam penyediaan
sarana dan prasarana pariwisata sehingga kriteria penilaian kelayakan objek wisata dapat dibagi menjadi 1 Tingkat kemudahan
pencapaian, yaitu dengan mengukur aksebilitas menuju kawasan objek wisata meliputi keadaan prasarana perhubungan maupun
keadaan alat transportasi yang tersedia 2 Tingkat kelengkapan fasilitas pelayanan wisata meliputi jumlah fasilitas yang ada di
kawasan objek wisata seperti penginapan, rumah makan, fasilitas umum maupun toko cinderamata 3 Tingkat pengelolaan potensi
wisata, yaitu menilai pengelolaan objek wisata yang sudah berlangsung 4 Tingkat keanekaragaman aktivitas wisata yaitu
menilai jumlah kegiatan wisata yang ada di daerah sekitar objek wisata Menurut santoso 2002 dalam menentukan kelayakan
pengembangan suatu objek wisata ada empat parameter yang bisa digunakan yaitu:
1. Daya tarik objek wisata
Daya tarik wisata alam dan situs budaya ditentukan oleh keaslian, keindahan, keunikan, kekhasan, dan pemeliharaan
objek wisata tersebut, sehingga objek wisata itu sangat menarik bagi wisatawan serta sulit dijumpai ditempat lain
2. Akomodasi
Akomodasi sangat
dibutuhkan dalam
kegiatan pariwisata,sehingga akomodasi menjadi sangat penting
keberadaannya. Akomodasi yang baik ditentukan oleh faktor jumlah kamar, fasilitas,kebersihan, rumah makan, pelayanan
dan toko cinderamata. 3.
Aksebilitas Aksebilitas merupakan unsur yang sangat penting dalam
pariwisata. Aksebilitas ditentukan oleh kondisi jalan, kualitas jalan, jumlah angkutan, jarak objek dengan pusat kota, juga
terdapat prasarana seperti jaringan telekomunikasi, jaringan listrik, fasilitas kesehatan dan jumlah kantor pos.
4. Informasi pariwisata
Informasi pariwisata ditentukan oleh faktor kelengkapan dan kemudahan informasi pariwisata yang disediakan.
Sampai saat ini literatur yang membahas tentang aspek –
aspek yang membuat suatu objek wisata menjadi sangat diminati masih jarang ditemukan. Atraksi wisata menggerakan industri
pariwisata dimana warisan budaya sangat ideal untuk dijadikan sebagai atraksi wisata, infrastruktur jalan raya dan rel kereta api
yang kurang memadai membatasi gerak wisatawan menuju ke objek
– objek wisata yang indah dan menarik di luar daerah bali dan jawa Euromonitor, 2007.
Penelitian sebelumnya
menunjukan korelasi
antara popularitas dan ukuran, lokasi serta penggunaan tujuan dari
pembangunan fasilitas, Tujuan pembangunan atraksi atau situs dengan konsumen dengan tujuan untuk memberikan keragaman
pengalaman yang berbeda sehingga menciptakan peluang bagi banyak orang untuk terlibat di berbagai tingkat yang cocok untuk
para wisatawan Prideaux Kininmont, 1999. Craig 1999 berpendapat bahwa taman budaya objek wisata
alam lebih menjanjikan untuk dijadikan atraksi yang berkelanjutan dibandingkan dengan memodifikasi struktur warisan budaya yang
ada. Massa yang kritis terhadap objek wisata terbagi ke dalam beberapa kelompok Caffyn Lutz, 1999 dan didasari oleh sebuah
ikon Tufts Milne, 1999 akan lebih membantu dalam meningkatkan kunjungan. Sebaliknya atraksi yang terisolasi
kesulitan untuk menarik pengunjung khususnya jika objek wisata tersebut terletak di daerah pinggiran Caffy Lutz, 1999. Masalah
ini menjadi lebih buruk lagi jika objek wisata tersebut mencerminkan kelas objek wisata rendah, dalam kasus ini
kenyamanan memainkan peran yang sangat penting, yang berati bahwa secara signifikan melibatkan uang dan usaha emosional untuk
mencapai lokasi objek wisata, turis akan lebih memilih aktivitas lain. Sejumlah studi terbaru menunjukan bahwa produk wisata
budaya merupakan atraksi sekunder untuk mayoritas yang disebut
„wisatawan budaya‟ DKS, 1999; McKercher du Cris, 2003; Richards, 2002; Silberberg,1995. Mereka berkunjung untuk
mendapatkan hiburan bukan keinginan yang mendalam untuk belajar tentang warisan budaya yang terkandung di dalamnya, misalnya
seorang kurator museum membuktikan bahwa dengan menawarkan „
edutaiment
‟ pengalaman dibandingkan dengan pendidikan yang ketat akan lebih meningkatkan kunjungan McKercher dkk, 2004
Berdasarkan penelitian pada 1100 wisatawan budaya di hong kong 70 dari wisatawan tersebut hanya mengunjungi 10 tempat
– tempat populer sementara kurang lebih 100 situs bersejarah lain
tidak mendapatkan
kunjungan McKercher
dkk,2004. Kemungkinan hal ini disebabkan karena objek
– objek yang kurang dikunjungi tersebut belum memiliki kualitas untuk tampil sebagai
produk yang layak. Namun sampai dengan saat ini hanya ada sedikit mekanisme untuk menilai potensi wisata. Oleh karena itu dalam
penelitiannya McKercher dkk 2004, maka dirumuskan aspek –
aspek penilaian ke dalam 4 kriteria yaitu : 1.
Nilai Budaya Unsur
– unsur yang meliputi penilaian dalam aspek nilai budaya meliputi aset budaya yang ada dapat menahan
kunjungan wisatawan tanpa merusak nilai – nilai budaya
yang ada baik yang berwujud maupun tidak berwujud seperti merusak bentuk fisik aset budaya yang ada, maupun merusak
nilai – nilai budaya yang terkandung dalam aset tersebut,
serta mencerminkan tradisi budaya yang unik memiliki daya
tarik tersendiri serta berbeda dengan tradisi budaya masyarakat di daerah lain, mencerminkan budaya lokal,
regional atau internasional. Melalui kunjungan wisatawan dapat tercipta hubungan emosional dengan pengunjung
misalnya ketika seorang wisatawan berkunjung wisatawan tersebut dapat merasakan pengalaman yang berkesan bagi
dirinya,dan apakah aset tersebut layak untuk dilestarikan sebagai representatif dari warisan budaya masyarakat
2. Nilai Fisik
Unsur – unsur yang meliputi penilaian dalam aspek nilai
fisik meliputi aksebilitas seluruh area situs, apakah situs tersebut memiliki potensi yang membahayakan pengunjung,
keadaan fisik situs memungkinkan untuk dilaksanakannya perbaikan dan apakah keasliannya dapat rusak setelah
perbaikan dilakukan,
Apakah situs
tersebut dapat
dimodifikasi untuk digunakan dalam hal ini modifikasi tersebut diperbolehkan secara hukum dan mudah untuk
dilakukan,dan situs tersebut dalam batas – batas fisik dan
pengaturan daerah sekitarnya menarik bagi wisatawan. 3.
Produk pariwisata Unsur
– unsur yang meliputi penilaian dalam aspek produk pariwisata meliputi situs tersebut cukup besar untuk
menarik dan mempertahankan kunjungan wisatawan untuk waktu yang lama, upaya wisatawan untuk mencapai lokasi
situs sebanding untuk melakukan kunjungan yang berkesan dari segi waktu, biaya, dan usaha. Apakah di daerah sekitar
situs ada situs – situs lain baik yang sejenis maupun yang
berbeda jenis. Besarnya potensi situs tersebut untuk daya tarik wisata pasar.
4. Pengalaman
Unsur – unsur yang meliputi penilaian dalam aspek nilai
fisik meliputi potensi aset tersebut dalam menawarkan pengalaman menarik bagi wisatawan, pengalaman yang
intens dan menghibur, serta potensi untuk memenuhi harapan
– harapan wisatawan yang berbeda – beda. Seberapa autentik pengalaman yang didapatkan para wisatawan secara
umum yang ditawarkan oleh aset, kesan atau interpretasi baik dari aset tersebut.
2.6 Metode 360 Derajat