7
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian tentang sistem pendukung keputusan dan pariwisata telah banyak dikemukakan sebelumnya, penelitian yang
berjudul “Perancangan dan implementasi Sistem Pendukung
Keputusan untuk
kelayakan pengembangan
objek wisata
menggunakan metode AHP Studi kasus : dinas pariwisata kabupaten sumba barat daya
” Ledoh, 2009 Membahas tentang sistem yang membantu pemerintah dalam
pengambilan keputusan kelayakan pengembangan objek wisata dengan menggunakan metode AHP yaitu menentukan kelayakan
pengembangan objek wisata dengan melakukan penilaian pada objek wisata sehinga memperoleh nilai yang dapat dikatakan suatu objek
wisata tersebut layak untuk dikunjungi atau tidak. Pada penelitian ini
output
nya hanya berupa prioritas daerah yang akan dikembangkan dan penilaiannya hanya didasarkan pada pandangan kepala dinas
pariwisata. Persoalan diselesaikan dengan menguraikan unsur –
unsurnya yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hirarki, kriteria dan alternatif dinilai melalui matriks
perbandingan berpasangan dimana pembuat keputusan yang ahli dibidangnya menentukan nilai kepentingan relative antar elemen
penilaian, Dimana kriteria yang dijadikan dasar pertimbangan adalah
keunikan, jarak, sarana, dan prasrana, dengan prioritas tertinggi adalah prasarana. Sehingga pada dari hasil penelitian perhitungan
kriteria prasarana memiliki poin yang lebih besar dibandingkan dengan unsur
– unsur kriteria lainnya. Penelitian
yang berjudul “Perancangan dan implementasi sistem pendukung keputusan untuk pelaksanaan penilaian kinerja
dengan sistem penilaian 360 derajat studi kasus : penerapan dp3 di UKSW
” Suharyadi, 2009 membahas tentang penilaian kinerja pegawai dengan mengunakan metode 360 derajat yaitu sistem
penilaian secara menyeluruh dari seluruh pihak yang terkait, dalam penelitian ini penilaian dilakukan oleh seluruh karyawan. Metode
360 derajat lebih efektif dan dapat menilai secara objektif dimana seorang karyawan menilai dirinya sendiri, dinilai oleh rekan sekerja,
atasan dan bawahan, total dari hasil penilaian tersebut dirata-ratakan. Sehingga pada akhirnya manager bisa menentukan standar penilaian
untuk verifikasi dan melakukan verifikasi untuk memutuskan perpanjangan kontrak dari karyawan tersebut .
Penelitian yang berjudul “Perancangan dan Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Kinerja Kerja Karyawan
Menggunakan Metode 360 derajat Studi Kasus Kinerja Karyawan Grand Wahid” Appah, 2010 membahas tentang penilaian kinerja
karyawan dengan menerapkan metode penilaian 360 derajat dimana kriteria penilaian telah ditentukan oleh perusahaan, penilaian kinerja
dilakukan dengan melibatkan seluruh kelompok karyawan dengan meggunakan aplikasi sistem pendukung keputusan, sehingga
mempermudah penilaian tanpa perlu mengisi kuisioner secara manual.
Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada dengan menerapkan metode 360 derajat dalam
Sistem Pendukung Keputusan kelayakan objek, sebelumnya di Kabupaten Poso belum ada sistem yang digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu objek wisata, penilaiannya hanya dilakukan searah oleh pejabat yang berwenang tanpa adanya kriteria
atau aturan – aturan yang menjadi standar penilaian, pada penelitian
Ledoh, 2009 mengunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan pejabat yang berwenang, kriteria penilaiannya
juga berasal dari pandangan pejabat yang berwenang. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis menerapkan metode penilaian 360
derajat dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data, penulis melakukan studi pustaka dan merangkum pendapat dari
beberapa penelitian sebelumnya sebagai dasar penentuan kriteria dan poin penilaian, pada metode penilaian 360 derajat kelayakan objek
wisata dinilai oleh berbagai kalangan dan lapisan masyarakat yaitu dari pemerintah, tokoh masyarakat, wisatawan, maupun penduduk
sekitar. Metode ini merupakan metode penilaian yang lebih objektif dibanding dengan beberapa metode penilaian lain yang masih searah
yaitu sistem penilaian dari atas ke bawah dan masih dipengaruhi oleh subjektivitas pejabat yang berwenang, dengan adanya sistem
pendukung keputusan ini diharapkan dapat membantu pemerintah untuk menentukan objek wisata yang layak untuk dikembangkan
serta sarana dan prasarana yang harus diperbaiki dengan lebih objektif
2.2 Pariwisata