Struktur Organisasi Profil Women’s Crisis Center WCC Jombang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id masyarakat luas sehingga memunculkan kesadaran bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah sebuah pelanggaran HAM. g. Press Release data kasus tiap tahun 2. Fungsi Pelayanan dan Pendampingan Korban, melakukan kegiatan : a. Konseling Konseling ini meliputi konseling hukum dan koseling psikologis melalui tiga jalur yakni tatap muka, telepon dan surat. b. Investigasi Investigasi dilakukan pada setiap kasus kekerasan terhadap perempuan yang didampingi untuk menggali dan mencari fakta dan bukti materill hukum suatu kasus. Investigasi ini melibatkan pihak-pihak yang berhubungan dengan kasus meliputi keluarga, lingkungan korban, tetangga, aparat desa dan tokoh masyarakat. Investagi ini juga dilakukan ke aparat hukum yaitu kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Melalui investagasi ini terdapat beberapa keuntungan, selain bisa ditemukan terobosan-terobosan dalam penyelesaian kasus secara hukum, kegiatan ini juga merupakan strategi untuk mempererat hubungan jaringan kerja dengan institusi-institusi formal maupun informal seperti pendekatan ke komunitas yang dapat memperkuat dukungan bagi korban kasus kekerasan tehadap permpuan. c. Outreach Outreach diartikan sebagai kegaiatan jemput bola ke lokasi dimana korban tinggal. Outreach dimaknai sebagai kedatangan pertama digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kali ke lokasi dan bertemu langsung dengan korban. Hal ini dilakukan karena masih rendahnya masyarakat yang berinisiatif untuk mengadukan kasusnya ke WCC. Upaya ini dilakukan karena banyaknya kasus yang terhenti di masyarakat akibat masih rendahnya dukungan masyarakat pada kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan untuk menjadi isu yang penting untuk diproses dan bukan lagi isu yang bersifat privat. d. Monitoring Monitoring merupakan kegiatan rangkaian setelah outreach dengan tujuan mengetahui perkembangan kondisi korban dan keluargannya sehubungan dengan kemungkinan adanya tekanan psikologis dan opini masyarakat setelah kasus terjadi. Monitoring ini dilakukan sebagai bentuk pengawalan keputusan korban dan keluarganya ketika memutuskan untuk diproses secara litigasi. Monitoring ini dimaksudkan untuk menjaga dan mengantisipasi intervensi dan intimidasi-intimidasi pelaku atau pihak-pihak lain terhadap keputusan litigasi korban. e. Home Visit Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pasca kasus, home visit ini dilakuakan sebagai bentuk penguatan psikologis korban untuk bisa hidup kembali di lingkungan dan juga memantau sejauh mana perkembangan psikologis korban setelah kasus. f. Shelter