Penelitian Relevan I LANDASAN TEORI
42 berkemampuan untuk mengarahkan tindakan.
Faktor- faktor yang
mempengaruhi kurangnya pengetahuan siswa adalah minimnya penjelasan pengetahuan sanitasi higiene yang diberikan oleh guru, sehingga pada saat
praktik berlangsung siswa terlihat belum menjalankan prosedur pengolahan makanan dengan standar yang sudah ditetapkan.
Dalam praktik
pengolahan makanan
I ndonesia siswa seringkali
mengabaikan sanitasi higiene perorangan personal higiene. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian Guru dalam mengecek pribadi siswa dan frekuensi guru
dalam menyampaikan penjelasan sebelum pengolahan makanan berlangsung. Karena kurangnya penjelasan pengetahuan, siswa kelas XI di SMK N 1 Sewon
tahun ajaran 2015 belum menerapkan sanitasi higiene perorangan sesuai dengan prosedur yang ada. Hal itu menyebabkan seringkali terjadinya pencampuran
makanan dengan bahan asing, salah satunya seperti terdapatnya rambut dalam makanan yang disajikan oleh siswa tersebut. Hal ini tentunya berpengaruh
terhadap pengolahan makanan dimana hasil praktik pengolahan makanan tersebut belum maksimal, sehingga dapat menyebabkan makanan menjadi
kurang aman, tidak sehat, dan tidak layak konsumsi. Berdasarkan pemikiran tersebut dapat diprediksi bahwa diberikan soal tes
pengetahuan siswa mengenai sanitasi higiene perorangan akan lebih meningkat pengetahuannya dan dapat diterapkan sesuai prosedur yang ada, selama
pengolahan makanan dibanding dengan sebelumnya yang tidak pernah diberi penjelasan sebelum praktik mengenai pengetahuan sanitasi higiene perorangan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian pre-eksperimental designs
dengan metode one group pre-test-post-test dengan mengambil tiga kelas saja.
43 Sebelum memulai praktik siswa diberikan tes atau yang disebut
pre-test. Kemudian setelah itu siswa diberikan penjelasan menggunakan
hand out dan setelah itu siswa melaksanakan praktik seperti biasa. Setelah siswa diberi
penjelasan, siswa diberikan tes kembali atau yang disebut post-test. Hal ini
dilakukan hanya untuk menilai peningkatan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberi materi berdasarkan
pre-test dan post-test. Dari hasil pre-test dan post-test inilah akan diketahui apakah hasil dari post-test lebih baik dari pre-test.
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Gambar 1. Kerangka Pikir
Siswa setelah diberikan
Penjelasan Pengetahuan Sanitasi Hygiene
Perorangan oleh Guru
Siswa Sebelum diberikan
Penjelasan Pengetahuan Sanitasi Hygiene Perorangan oleh Guru
Praktik pengolahan makanan tersebut belum maksimal, sehingga
dapat menyebabkan makanan
menjadi kurang aman, tidak sehat, dan tidak layak konsumsi.
Praktik pengolahan makanan maksimal, siswa mengikuti prosedur sanitasi
hygiene perorangan, sehingga makanan menjadi aman, sehat,
dan layak konsumsi.
Pretest Postest
Pengolahan Makanan I ndonesia Pengetahuan Sanitasi Higene
Pengetahuan Sanitasi Hygiene Makanan, meliputi: 1.
Bahan yang digunakan 2.
Tempat penyimpanan Bahan 3.
Alat yang digunakan dalam mengolah Bahan
44
Keterangan:
= Yang diteliti = Yang tidak diteliti