Santri Lima Elemen Pondok Pesantren Kauman

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 Bulan Rajab2 tahunan Rihlah ziarah makam para Wali 4 Bulan Rabi’ul Awwal Peringatan Maulid Nabi Tabel 5.6 Jadwal kegiatan Umum Pondok Pesantren Kauman No Waktu Pengajiankegiatan Mu’alim Keterangan 1 03.30- selesai Jama’ah Shalat Hajat, Tahajud dan witir - Santri Putra Putri 2 04.15- selesai Jama’ah Shalat Subuh - Santri Putra Putri 3 05.00- selesai Fathul Qarib KH.M.Za’im Santri Putra Putri 4 06.00- selesai Setoran Hafalan Al- Qur’an Ny. Hj. Durrotun N. Santri Tahfidh 5 06.15- selesai Jama’ah Shalat Dhuha - Santri Putra Putri 6 07.00- selesai Sekolah Formal - Santri Putra Putri 7 08.30- selesai Kitab Adzkar Ihya’ Ulumuddin Ustad. Mudzakir Santri Putra Putri non formal 8 09.30- selesai Jamahirul Bukhori KH.M.Za’im Santri Putra Putri non formal 9 11.30- selesai Jama’ah Shalat Dhuhur - Santri Putra Putri 10 15.00- selesai Jama;ah Shalat Ashar - Santri Putra Putri 11 15.15-16.15 Sorogan Kitab Ustad ustadzah Santri Putra Putri digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 12 16.15-17.15 Madrasah Diniyyah Sore Ustad ustadzah Santri Putra Putri 13 17.30- selesai Jama’ah Shalat Magrib - Santri Putra Putri 14 18.00- selesai Sorogan Al Qur’an Ustad ustadzah Santri Putra Putri 15 19.00- selesai Jama’ah Shalat Isya’ - Santri Putra Putri 16 19.30- selesai Madrasah Diniyyah Malam Ustad ustadzah Santri Putra Putri 17 21.00-22.00 Belajar Mandiri - Santri Putra Putri 18 Hari Sabtu ba’da Shubuh Kitab Al Hikmah KH. M. Za’im Santri Putra Putri 19 Selasa Jum’at ba’da Shubuh Kitab Al Ibris Ny. Hj. Durrotun N. Santri Putra Putri 20 Selasa 14.00 Jum’at 08.00 Kitab Irsyadul ‘Ibad K. Habib Ridwan Santri Putra Putri 21 Senin ba’da Isya’ Khitobah - Santri Putra Putri 22 Kamis ba’da Magrib Yasinan, Barzanji, Burda Manaqib - Santri Putra Putri 23 Jum’at 22.00- selesai Kitab Riyadlus Sholihin KH. M. Za’im Pengajian Jama’ah Kampung 24 Senin 20.30 ahad 08.30 Kitab Yaqulun Nafis Ustadz Ali Aziz Santri Putra Putri 25 Ahad, Selasa, Kitab Kawakib Ustadz A. Qahar Santri Putra Putri digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Rabu, Sabtu Tabel 6.6 5 . Kitab Kuning B e r TAHUN SANTRI MUKIM SANTRI NON MUKIM JUMLAH LK PR LK PR 2003 2 3 - - 5 2004 16 14 10 18 58 2005 28 24 18 23 93 2006 37 39 25 28 132 2007 42 46 25 30 143 2008 46 56 210 60 372 2009 62 50 205 60 377 2010 71 60 210 60 401 2011 73 66 210 60 409 2012 76 85 218 63 442 2013 86 102 234 56 478 2014 97 113 242 60 512 2015 116 133 256 59 564 2016 134 167 271 62 513 Perkembangan Santri santriwati Pondok pesantren Kauman Tahun 2003-2016 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dasarkan catatan sejarah, pesantren telah mengajarkan kitab-kitab Islam klasik pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, terutama karangan- karangan ulama yang menganut faham syafi’iyah. Pengajaran kitab-kitab kuning berbahasa arab dan tanpa harakat yang biasa di sebut dengan kitab gundul merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Begitu pula pondok pesantren Kauman juga menerapkan penggunakan kitab-kitab kuning klasik dalam pengajarannya. Pengajaran di pondok pesantren Kauman memiliki tiga metode pengajaran yaitu: 35 1. Metode Sorongan Metode sorongan adalah sistem pengajaran yang dilaksanakan dengan cara santri maju satu persaty menyimakkan kitab kepada seorang ustazusthadzah untuk mengetahui kebenarannya. 2. Metode Madina Madrasah Diniyyah dan Munadharah Metode ini dilakukan secara klasikal dengan cara seorang ustadzusthadzah mengajak santri untuk mengaji dan memahami suatu permasalahan yang konkrit, metode ini sangat tepat untuk mengembangkan cara berfikir yang kritis dan demokratis. 3. Bandongan Bandongan adalah suatu metode penyampaian materi dari kitab kuning dimana seorang Kyai membacakan dan menjelaskaan isi 35 Ibid., 5. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kitab tersebut, sedangkan para santri mendengarkan dan memaknai. Tiga metode tersebut yang menjadi ciri khas pengajaran pondok pesantren Kauman yang ingin mempertahankan sebagai pondok pesantren salaf yang mempelajari kitab-kitab salafiyah seperti nahwu, sharaf, fiqih, akhlaq, usul Fiqh, tafsir, Hdist, tasawuf dan mantiq. 36 Melihat perkembangan zaman semakin maju dengan technologi yang semakin canggih, pengasuh pondok pesantren juga menyeimbangin 3 metode tersebut dengan pendidikaan ketrampilan pada setiap santrinya yang di kenal dengan pendidikaan life skill seperti: kursus computer, menjahit, diklat jurnalistik, pelatihan pertanian, kewirausahaan, tataboga dan lainnya sebagai. Dan kini di Pesantren Kauman telah berdiri sebuah Perguruan Tinggi Negri, yang merupakan kelas jauh dari UT Universitas Terbuka Semarang. Di Pesaantren ini pula setiap tahunnya dilaksanakan Tes Seleksi-seleksi Beasiswa Study ke Universitas Al-Ahgaff Yaman. Perkembangan pesat yang di alami pondok pesantren Kauman bermula dengan visi misi pondok pesantren yaitu sebagai berikut: Visi- Misi Pondok Pesantren Kauman Layaknya sebuah Institusi pendiidkan, Pesantren Kauman memiliki semangat tinggi untuk mencetak, membekali serta mengarahkan santri menuju Ummathan Washatan kaum tengah yang 36 Ibid., 4. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id baik dengan penguasaan ayat-ayat Qouliyyah dan Kauniyyah, khususnya yang berorientasi pada “Ilman Technologiyyan”. 37 Dalam hal ini, visi dan misi pesantren memegang andil yang besar dalam mewujudkan kesuksesan progam-progam pembelajaran yang di harapkan. Mempersiapkan santri untuk beraqidah yang kokoh terhadap All ah dan Syari’at-Nya, menyatu di dalam tauhid, berakhlaqul karimah, berwawasan luas dan berketrampilan tinggi enguasai science technology dengan segala perkembangannya yang terangkum dalam “BASTHOTAN FIL ‘ILMI WAL JISMI” nilai lebih dalam hal keilmuan ketrampilan dan kemampuan-kemampuan lahiriyyah. 38  Visi: Berakhalaqul Karimah, Berilmu Diniyyah, dan Beramal Shalih.  Misi: 1. Mewujudkan santri yang berakhalaq kepada Allah dan kepada makhluq 2. Mewujudkan santri yang berilmu syari’at dan tauhid 3. Mewujudkan santri tahfidz yang mampu menghafal Alquran dengan baik dan mampu di sima’ 37 Ibid., 3. 38 Ibid., 3. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Mewujudkan santri yang mampu membaca kitab kuning dengan benar 5. Mewujudkna santri yang hafal nadzam ‘imrithi dan nadzam Alfiyyah 6. Mewujudkan santri yang dapat memberikan kemanfaatan bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan keberadaan pondok pesantren Kauman di kawasan pecinan yang merupakaan mayoritas non muslim, visi misi yang diterapkan oleh pondok pesantren Kauman untuk mencetus para santrinya Berakhalaqul Karimah, Berilmu Diniyyah, dan Beramal Shalih, 39 juga berharap dapat berpengaruh di kawasan di mana pondok pesantren didirikan, hadirnya pondok pesantren Kauman dikawasan pecinan ini membawa ajaran agama Islam. 39 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB IV KEHADIRAN PONDOK PESANTREN KAUMAN DI KAWASAN PECINAN LASEM-REAMBANG-JAWA TENGAH A. Hubungan antara Jawa Islam dengan Orang Cina Seperti yang kami ketahui bahwasanya di Lasem terdapat dua etnik yang memiliki karakteriktis budaya yang berlaianan. Kehadiran etnis Tionghoa di sudah cukup laam. Dua etnis yang membawa warna pada budaya di lasem adalah etnis Tionghoa dan Jawa. Interaksi kebudayaan ini merupakan bagian dari keseluruhan proses yang telah membentuk Lasem pada masa kini. Dengan adanya interaksi yang cukup lama antara jawa dan Tionghoa membuat unsur budaya dari dua etnik tesebut yang saling di serap atau saling mempengaruhi. Dengan sikap saling menjaga diri dan menghargai antar etnik akan menghindarkan terjadinya disharmoni justru bahkan lebih menjadikan antar etnik tersebut dengan situasi yang harmoni. 1 Kehidupan Harmoni di Lasem pada masa sekarang ini tidak hanya muncul begitu saja semua ada alur cerita yang menjadikan antar etnik ini hidup dengan harmoni walaupun mempunyai kebudayaan yang berbeda. Interaksi antar etnik ini mengalami tiga Fase yakni pada masa Cheng ho Zheng He, masa perang kuning dan masa abad ke 20 sampai sekarang. 2 Pada awal terbentuknya pemukiman Tinghoa di Lasem, akulturasi berjalan damai. Perkawikan antara para laki-laki Tionghoa dengan perempuan jawa merupakan hal biasa sebab pada waktu itu para migran Tiongok datang ke 1 Nurhajarani, et al,Akulturasi Lintas Zaman di Lasem, 109. 2 Ibid., 109. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Jawa tidak serta merta membawa para istri, bahkan dalam sebuah babad Lasem Caritan Lasem putri dari Campa menikah dengan seorang penguasa di Lasem. Pada pertengahan abad ke-18 sebuah peristiwa kekerasan terhadap etnis Tinghoa yang di lakukan oleh Kompeni menjadi pemicu menguatnya hubungan antara jawa dengan Tinghoa. Kerjasama antara Tinghoa dan Jawa para santri dan bangsawan menjadi ingatan bersama warga Lasem. Harmoni dan saling membantu dalam melawan kedzaliman tersebut melahirkan bangunan monumental yakni Kelenteng Gi Yong Bio di Babagan. 3 Pada masa berikutnya ketika Lsem berada di bawah kekuasaan Kolonial, formasi harmoni menjadi berubah. Hal ini karena pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan aturan yang berbau segregasi atnis, dengan adanya aturan pemukiman Wijkenstelsel dan surat jalan Passenstelsel aturan tersebut cuku membelenggu garak orang-orang Tinghoa di Jawa. Bahkan kemudian di ikuti dengan munculnya sekolah khusus untuk orang-orang Cina di awal abad ke 20, dan kebijakan deskriminatif kembali terulang pada masa Orde Baru. Berbagai aturan itu di sikapi oleh warga Tionghoa di Lasem dengan cara kooperatif berganti nama, menutup tulisan yang memakai huruf Cina, tidak menggelar acara budaya di runag public dan tidak memakai Bahasa Tionghoa. Mereka juga menyerap budaya sekitar seperti tahlilan, makanan, perkawinan, motif batik, dan mejaga hubungan social bertetangga. 4 3 Ibid., 110. 4 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Lasem mengalami kebangkitan dalam budaya Tionghoa setelah masa reformasi bergulir. Priode ini juga melahirkan sebuah bentuk kesepakatan damai antar etnis di Lasem. Di simbolkan dalam pernyataan “Lasem Milik Bersama” 5 menjadi acuan untuk menjaga harmoni yang memiiki akar sejak lama. kesepakatan damai ini menjadikan Lasem semakin kental kerukunannya setidaknya terdapat tiga social kapital yang mengkonstruksi harmoni lintas etnis di Lasem yaitu collective memory tentang perang kuning, kedekatan social kultural di Lasem, perkawinan silang sehingga terbentuknya ruang interaksi. keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari antar etnis terjalin semakin erat dengan hadirnya pondok pesantren Kuman di kawasan pecinan karangturi. Kehadirnya pondok di kawasannon muslim tidak menjadikan konflik SARA bahkan mempererat hubungan antara oran Jawa muslim dan orang Cina. Hidup damai dan saling membutuhkan tumbuh di kawasan pecinan karangturi antara Jawa muslim dan etnis Tinghoa. Dua etnis yang berbeda tersebut terikat dalam satu kesatuan dalam bermasyarakat. 6 Keharmonisan di Lasem pada masa sekarang antara Jawa Muslim dan Orang Cina tidak hanya muncul dalam kesepakatan “Lasem Milik Bersama”, namun dalam kehidupan sehari-hari dapat di lihat dalam ruang publik seperti dalam perayakan atau ritual keagamaan maupun ritual keluarga. Kebersamaan masyarakat Lasem muncul dalam ruang-ruang ritual tersebut. Di ruang itulah 5 Ibid., 111. 6 Ibid., 112 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mempertemukan antara etnis Jawa dan Tionghoa, baik dari kalangan ulama’, santri, nasrani, dan orang-orang Cina. 7 Hubungan keharmonisan antara orang Jawa dan Cina berlangsung hingga saat ini terutama dengan hadirnya pondok pesantren Kauman di kawasan Pecinan Desa Karangturi pada tahun 2003, sikap Toleransi yang di junjung tinggi di kawasan Pecinan Desa Karangturi menjadikan kawasan tersebut kawasan yang harmonis walaupun terdiri dari dua etnis yang berbeda seperti etnis Jawa yang beragama Islam, dan etnis Cina yang beragama konghuchu. Kehidupan dalam bermasyarakat di kawasan Pecinan Desa Karangturi antara Orang Jawa dan Orang Cina tidak ada sekat antara kedua etnis tersebut, kedua etnis tersebut hidup damai dan kesajahtera dalam kehidupan sehari-hari. 8

B. Keadaan Kawasan Pecinan Sebelum Hadirnya Pondok Pesantren

Kauman Kawasan Pecinan Lasem terletak di Desa Karangturi Kecematan Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Kawasan ini mayoritas di huni oleh orang Cina dan beberapa umat Islam. Keadaan kawasan pecinan ini terlihat layaknya sebuah kawasan yang mayoritan beragama non muslim norma terjadi dikawasan ini sesuai dengan kebudayaan masyarakat yang tinggal disana, karena mayoritas beragama konghucu sehingga kebudayaan yang diterapkan disana juga kebudayaan orang cina. Di kawasan pecinan ini tidak sedikit pendudukan yang memiliki hewan peliharaan anjing bahkan ada beberapa rumah yang memiliki peternakan babi yang merupakan ciri khas makanan 7 Ramlan, Wawancara, Karangturi, 20 Februari 2017. 8 Ramlan, Wawancara, Karangturi, 20 Februari 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id orang Cina. 9 Jadi tidak heran jika sering di jumpai di kawasan pecinan Dase Karangturi anjing yang bekeliaran di seiring jalan Desa Karangturi pada masa lampau. Selain itu kawasan pecinan pada masa lampau juga sering dijumpai beberapa umat Islam yang membuat keonaran seperti minum-minuman keras dan berjudi tepatnya di tempat pos kampling Desa Karangturi sehingga meresahkan warga tionghoa yang berada di kawasan pecinan tersebut. Berikut ini kutipan dari Ahmad Nuryadi. “sebelum pondok berdiri di tempat ini, dulu tempat ronda itu di gawe minum- minum-minuman sama anak-anak muda juga dari kampong sebelah, yo agamane islam tapi tetep minum-minuman keras yo bisa di arani jadi tempat nongkrong seng enggak bener., pas dulu juga enggak ada seng berani lewat dek tempat iki lak bengi soale template surem”. 10 Jadi tidak heran jika di awal pandangan orang tionghoa terhadap umat Islam sedikit negatif. Akan tetapi, pandanga tersebut berubah seiring dengan hadirnya pondok pesantren Kauman pada tahun 2003 yang di pimpin oleh Abah Za’im yang membawa ajaran agama Islam Rohmatan Lil ‘Alamin. Dan juga respon masyarakat tionghoa terhadap hadirnya pondok pesantren kauman di kawasan pecinan ini sangat baik sehingga interaksi yang terjalin di antara keduanya yaitu interaksi timbal balik. 11

C. Perubahan Kawasan Pecinan dengan hadirnya Pondok Pesantren

Kauman 9 Dipo, Wawancara, Karangturi, 20 Februari 2017. 10 Ahmad Nuryadi, Wawancara, Karangturi, 23 Maret 2017. 11 Ahmad Nuryadi, Wawancara, Karangturi, 23 Maret 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Segi Artefak Kawasan pecinan karangturi adalah kawasan di mana penghuninya mayoritas dari etni Tionghoa. Bangunan-bangunan yang ada di kawasan tersebut hampir 90 bangunan khas Tiongok, seperti atap melengkung, ruko-ruko banyak di jumpai di sepanjang jalan raya. Sebelum adanya pondok pesantren Dusun mahbong tempat beribahan hanya berpusat pada klenteng po an cung, dan hiasan rumah digantungi lampoin samping kanan dan kiri. 12 Setelah hadirnya pondok pesantren Kauman di kawasan pecinan, adanya perubahan dalam segi bangunan baik dari bangunan ciri khas etnis Tiongkok maupun bangunan Pondok Pesantren yang ada pada umumnya. Lampion yang biasa hanya di pasang di klenteng dan di pasang di rumah-rumah orang Cina, kini lampion juga di pasang di samping kanan dan kiri Musholah Pondok Pesantren Kauman serta di samping kanan dan kiri rumah Abah Za’im pengasuh Pondok Peantren Kauman. Menyandingkan tulisan Arab dengan tulisan Kanji dalam kami jumpai di pondok pesantren Kauman. 13 Selain itu pintu masuk depan pondok juga terdapat pos kampling yang memiliki bangunan khas Tiongkong lengkap dengan hiasan lampion serta berwarna merah, kuning melengkapi warna ciri khas etnis Tiongkok, semua itu merupakan penyesuaian pondok pesantren dengan budaya kawasan tersebut serta menunjukkan adanya ikatan yang erat antara penghuni pesantren dengan masyarakat setempat. 14

2. Segi Prilaku

12 Ramlan, Wawancara, Karangturi, 20 Februari 2017. 13 M. Za’im Ahmad Ma’shoem, Wawancara, Karangturi, 22 Maret 2017. 14 Abdullah, Wawancara, Karangturi, 24 Maret 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Hadirnya pondok pesantren Kauman di kawasan pecinan karangturi selain perubahan dalam bentuk bangunan artefak juga di ikuti dengan adanya beberapa perubahan dalam segi prilaku. Perubahan perilaku tersebut dapat di contoh seperti beberapa orang Cina yang mengikuti pengajian yang di adakan oleh pondok pesantren Kauman, terdapat juga orang Cina yang mengikuti acara-acara peringatan agama Islam seperti acara Maulid Nabi dan acara khol Mbah Sambu. 15 Perubahan dalam bentuk sosial bermasyarakat dapat di contoh kan seperti para santri menghadiri orang Cina yang telah meninggal dunia takziyah dan perilaku tersebut di contohkan langsung oleh pengasuh pondok pesantren Kauman yaitu Abah Zai’im, sebaliknya ketika ada acara di pondok maupun di rumah warga Cina para dan warga Cina saling membantu satu sama lainya. 16 Tempat pos kampling yang berada di pondok pesantren juga tidak hanya di jaga oleh para santri warga Cina tersebut juga ikut serta dalam pendagaan ronda malam di pos kampling tersebut. Selain itu pondok pesantren Kauman juga menjadi tempat di saksikannya beberapa warga Cina yang ingin menganut agama Islam, dari mulai tahun berdirinya pondok pesantren yang diresmikan oleh pemerintah setempat tahun 2003 hingga tahun 2016 kurang lebih sebanyak 21 orang yang berasal dari warga setempat dan dari beberapa orang dari luar kota. 17

D. Konsep Rohmatan Lil’Alamin Abah Za’im di Kawasan Pecinan

15 Dipo, Wawancara, Karangturi, 20 Februari 2017. 16 Dipo, Wawancara, Karangturi, 20 Februari 2017. 17 M . Za’im Ahmad Ma’shoem, Wawancara, 22 Maret 2017. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Islam adalah agama Rahmatan Lil ‘Alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta termasuk hewan, tumbuhan, dan lainnya terutama terhadap sesama manusia. Menurut Abah Za’im Rohmatan Lil A’lamin adalah gabungan dari dua kata, Rahmat artinya kasih sayang dan Lil A’alamin artinya untuk seluruh yang ada di dunia ini. Dalam konsep Rohmatan Lil A’alamin Abah Za’im menggolongkan Lil A’lamin ada 3 aspek yaitu para malaikat, jin, dan manusia. 18 Karena malaikat dan jin tidak dapat di lihat oleh mata atau termasuk dalam hal ghaib jadi Lil ‘Alamin dalam konsep Rohmatan Lil A’almin lebih di fokuskan pada semua manusia yang ada di dunia, laki-laki, perempuan, Islam, kriten, konghucu, katolik dan lain sebagainya. Jadi inti Rahmatan Lil A’alamin adalah kasih sayang terhadap sesama manusia tidak memandang perbedaan Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan. 19 Konsep Rohmatan Lil’Alamin yang dibawa oleh pengasuh pondok pesantren Kauman yang di dirikan pada tahun 2003 di kawasan pecinan membawa sebuah peradaban ajaran agama Islam yang penuh dengan Rahmat. Ajaran agama Islam yang dibawa oleh Abah Za’im tanpa adanya paksaan dan kekerasan. Ketika ada masyarakat yang membutuhkan bantuan tenaga para santri akan membantu, begitupum sebaliknya, itu namanya persaudaraan. Sikap saling tolong menolong ini selalu di t anamkan Abah Za’im kepada semua santrinya sejak lama mulai didirikannya pondok di kawasan pecinan ini 18 M. Za’im Ahmad Ma’shoem, Wawancara, 22 Maret 2017. 19 M. Za’im Ahmad Ma’shoem, Wawancara, 22 Maret 2017.