Metode Penelitian dan Perancangan

5 meninggalkan Bima di kerajaan sendirian. Bima pun menemui Kresna untuk meminta nasehat.Setelah mendapatkan nasehat dari Kresna, Bima dan Kresna punpergi mencari kakak dan saudara-saudaranya. Namun, di tengah perjalanan di tengah hutan, Bima dan Kresna dihadang oleh Buta Cakil yang merupakan suruhan dari Prabu Kalimantara.Bima pun bertarung dengan Buta Cakil dan mengalahkan Buta Cakil. Lalu datanglah Buta Rambut Geni. Bima pun melawan Buta Rambut Geni, tetapi Bima kalah. Buta Rambut Geni pun memanggil dua raksasa yang lain, yaitu Buta Terong dan Buta Endog. Namun, ternyata bala bantuan bagi Bima dan Kresna datang. Para Punakawan yaitu Bagong, Petruk dan Gareng kemudian membantu Bima dalam menghadapi para raksasa.Setelah keempat raksasa berhasil dikalahkan, Bima dan Kresna pun melanjutkan perjalanan. Sementara itu, di daerah Tlogo Dwipa tampak Semar tengah bertapa.Sukma Semar yang sebenarnya adalah Batara Ismaya kemudian keluar menghadap Sang Hyang Wenang, penguasa kahyangan. Batara Ismaya pun mengungkapkan kesedihannya melihat kekacauan di kerajaan Amarta.Sang Hyang Wenang kemudian menasehati dan memberikan Wahyu Pancadarma kepada Batara Ismaya untuk mengatasi kekacauan di Kerajaan Amarta. Setelah mendapatkan Wahyu Pancadarma, sukma Batara Ismaya kemudian masuk kembali ke raga Semar.Semar pun memutuskan untuk kembali ke Kerajaan Amarta, tetapi tidak disangka, ternyata Yudistira justru telah terlebih dahulu menemukannya. Yudistira pun meminta agar Semar kembali ke Kerajaan Amarta karena kekacauan yang tengah terjadi. Namun di tengah-tengah pembicaraan, Bima dan Kresna justru datang menemukan Yudistira, saudara-saudaranya dan Semar. Lalu Semar pun memberikan Wahyu Pancadarma pada Yudistira untuk mengatasi masalah tersebut. Para Pandawa, Kresna dan Semar pun berjalan pulang menuju ke Kerajaan Amarta. Belum sempat mereka melangkah, tiba-tiba datang Prabu Kalimantara menghadang dan ingin menyerang Yudistira. Lalu, seperti yang telah Semar nasehatkan kepada Yudistira, ia tidak melawan Prabu Kalimantara. Ia justru menyembah Prabu Kalimantara dan sontak Prabu Kalimantara jatuh dan kalah. Seketika itu pula, Jimat Kalimasada muncul.Kembalinya Jimat Kalimasada menunjukkan bahwa Yudistira telah berhasil menerapkan Wahyu Pancadarma. Sementara itu, Bima justru pergi menemui Prabu Duryudana yang merupakan dalang dari penyerangan Prabu Kalimantara dan para raksasa terhadap dirinya. Bima menyerang Prabu Duryudana, Kartamarma dan Patih Sengkuni secara bersamaan. Namun, tiba-tiba Semar datang dan menghentikan Bima supaya tidak terjadi Baratayudha perang saudara. Semar mengingatkan Bima mengenai Wahyu Pancadarma. Bima pu sadar dan memutuskan untuk kembali ke Kerajaan Amarta.Bima dan Semar pun kembali ke Kerajaan Amarta yang kini telah kembali pulih setelah pusaka Jimat Kalimasada kembali dan seluruh rakyat mendapatkan Wahyu Pancadarma[10].

3. Metode Penelitian dan Perancangan

Metode penelitian desain yang digunakan adalah adaptive strategy atau strategi adaptif. Pada adaptive strategy atau strategi adaptif ini pada awalnya 6 hanya menetapkan sasaran desain tahap pertama. Sasaran desain tahap berikutnya ditetapkan berdasarkan keputusan tahap sebelumnya, demikian selanjutnya hingga keputusan akhir desain final desain dicapai Jones, 1979[11]. Alur model adaptive strategy atau strategi adaptif akan digambarkan seperti pada Gambar 1. Gambar 1 Model Adaptive Strategy[11] Tahapan-tahapan pada adaptive strategy adalah sebagai berikut: - Brief Brief merupakan catatan singkat mengenai rancangan desain yang akan dibuat. Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan jenis produk yang akan didesain. - Tahap 1 yang diinginkan ditetapkan Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menindaklanjuti rancangan desain yang telah ditetapkan pada brief. Penetapan ini didasarkan pada hasil wawancara dengan narasumber, yaitu Bapak Gideon Tarwo selaku seniman dalang dari kota Salatiga. Melalui wawancara tersebut didapatkan yang hasil sebagai berikut: a. Buku ceritayang direkomendasikan dibuat adalah buku cerita wayang kulit dengan lakon Semar Maneges untuk siswa SMP. Hal ini dikarenakan lakon Semar Maneges mempunyai nilai positif mengenai arti kehidupan dan pembenahan diri dari keburukan. b. Target audience buku cerita wayang kulit dengan lakon Semar Maneges ini adalah siswa SMP. Hal ini dilakukan dengan tujuan menambah pengetahuan siswa SMP mengenai kesenian dan kebudayaan wayang kulit terutama mengenai cerita Semar Maneges. - Tahap 1 diproses Setelah menetapkan sasaran desain yang akan dibuat,hal yang selanjutnya dilakukan adalah mengumpulkan data verbal dan non-verbal mengenai cara pembuatan buku cerita serta data verbal dan non-verbal mengenai cerita wayang kulit terutama lakon Semar Maneges beserta tokoh-tokoh yang berperan di dalam cerita ini. - Tahap 2 yang diinginkan ditetapkan Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menganalisa dan mengidentifikasi hasil keluaran tahap 1. Pada tahap ini dilakukan penetapan tokoh, layout dan desain halaman buku cerita. - Tahap 2diproses Pada tahap ini dilakukan adalah pembuatan sketsa desain tokoh, layoutserta desain halaman buku cerita. Pembuatan sketsa didasarkan pada data yang telah dikumpulkan, yaitu meliputi warna, bentuk, serta filosofi yang terkandung dalam setiap detail tokoh. - 7 - - - Tahap 3 yang diinginkan ditetapkan Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menganalisa hasil keluaran tahap 2 untuk kemudian menetapkan sasaran desain tahap 3. Sasaran desain tahap 3 yang ditetapkan adalah desain akhir tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita. - Tahap 3diproses Pada tahap ini, sketsa desain tokoh, layoutserta desain halaman buku cerita ditetapkan sebagai sketsa desain akhir yang kemudian dibuat secara digital dengan menggunakan sarana softwaregrafis. Pada tahap ini pula, proses pewarnaan tokoh, layout,serta desain halaman buku cerita diproses. - Tahap 4 yang diinginkan ditetapkan Pada tahap ini, hasil desain pada tahap 3 direvisi untuk menyempurnakan elemen-elemen yang diinginkan, seperti pengaturan teks dan gambar serta warna yang menjadi dominasi halaman buku cerita. Hasil revisi akan ditetapkan sebagai desain akhir buku. - Tahap 4diproses Pada tahap ini, dilakukan revisi desain tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita yang mencakup gambar, warna, tata letak teks, serta layout. Revisi dilakukan secara digital dengan menggunakan sarana softwaregrafis. - Tahap 5 yang diinginkan ditetapkan Pada tahap ini, ditetapkan bentuk akhir buku cerita yang telah didasarkan padadesain tokoh, layoutdan desain halaman buku cerita. - Tahap 5diproses Pada tahap ini, buku cerita dicetak dan dirangkai sesuai desain akhir yang telah ditetapkan. Saat proses pengembangan selesai maka desain kemudian siap untuk dicetak sebagai dummy. Metode Pengumpulan Data Wawancara dilakukan dengan pihak yang terkait mengenai pembuatan buku cerita wayang kulit dengan lakon Semar Maneges untuk siswa SMP. Pihak yang terkait tersebut adalah dalang wayang kulit yang berasal dari kota Salatiga, yaitu Bapak Gideon Tarwo. Dari wawancara ini didapatkan hasil yaitu data-data sebagai sumber informasi. Observasi penelitian lapangan bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap tentang media komunikasi visual berupa buku cerita tentang wayang kulit yang telah ada di pasaran sejauh ini. Metode Perancangan Perancangan buku cerita ini adalah dengan menggunakan teknik pop- up.Dalam proses pembuatanbuku cerita ini akan dijelaskan tahapan pembuatan tokoh dan buku cerita wayang kulit dengan lakon Semar Maneges. Gambar 2 merupakan bagan tahapan perancangan buku cerita wayang kulit dengan lakon “Semar Maneges”. 8 Gambar 2 Tahapan perancangan buku cerita Proses Perancangan Tokoh-tokoh Tokoh- tokoh dalam buku cerita “Semar Maneges” merupakan tokoh-tokoh wayang kulit berdasarkan gagrak Surakarta. Tokoh-tokoh ini dirancang berdasarkan buku Seni Kriya Wayang Kulit karya S. Haryanto[12]. Tokoh Protagonis: Semar Proses pembuatan desain tokoh Semar berdasarkan pada tahapan pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap coloring serta tahap texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Scanning, tracing,coloringdan texturing tokoh Semar Desain tokoh Semar seperti pada Gambar 3 dirancang dengan filosofi warna sebagai berikut:  Hitam: kuat, kokoh dan mistik.  Putih: suci, jujur, bersih, kebenaran, keadilan dan kebaikan.  Kuning-orange: keceriaan, optimis dan harapan.  Hijau: kemakmuran dan menyatu dengan alam. Tokoh Antagonis: Prabu Duryudana Proses pembuatan desain tokoh Prabu Duryudana berdasarkan pada tahapan pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap coloring serta tahap texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar4. 9 Gambar 4 Scanning,tracing, coloringdan texturing tokoh Prabu Duryudana Desain tokoh Prabu Duryudana seperti pada Gambar 4 dirancang dengan filosofi warna sebagai berikut:  Hitam: kuat, kokoh dan mistik.  Merah: Kemarahan, kebencian, dendam, semangat dan keberanian. Tokoh Tritagonis: Sang Hyang Wenang Proses pembuatan desain tokoh Sang Hyang Wenang berdasarkan pada tahapan pembuatan buku cerita wayang kulit diawali dengan tahap scanning dan dilanjutkan dengan tahap tracing. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap coloring serta tahap texturing seperti yang dapat dilihat pada Gambar5. Gambar 5 Scanning, tracing, coloring dan texturing tokoh Sang Hyang Wenang Desain tokoh Sang Hyang Wenang seperti pada Gambar 5 dirancang dengan filosofi warna sebagai berikut:  Emas: mulia, kedudukan yang tinggi, murni, kemakmuran dan optimis.  Coklat: bumi, kenyamanan, rendah hati dan kehangatan. Rancangan Desain Halaman Buku Cerita Desain halaman buku cerita yang terdapat pada buku cerita wayang kulit ini antara lain: halamancover atau sampul buku cerita, halaman instruksi, halaman galeri tokoh dan halaman isi. Rancangan halaman cover atau sampuladalah terdiri dari halaman depan dan belakang dari buku cerita. Halaman ini memuat judul buku, ilustrasi judul buku, serta nama penulis dan pembuat buku, seperti terlihat pada Gambar 6. Gambar 6 Rancangan halaman coverdepan dan belakang buku cerita 10 Rancangan halaman instruksi memuat cara penggunaan buku cerita, seperti terlihat pada Gambar 7. Gambar 7 Rancangan halaman instruksibuku cerita Rancangan halaman galeri tokoh memuat seluruh tokoh yang terdapat dalam cerita wayang kulit dengan lakon Semar Maneges.Halaman ini memuat nama tokoh, gambar tokoh, serta penjelasan mengenai tokoh, seperti terlihat pada Gambar 8. Gambar 8 Rancangan halaman geleri tokoh di dalambuku cerita Rancangan halaman isi terdiri dari beberapa halaman dengan beberapa layoutyang memuatseluruh isi cerita. Rancangan layoutpada halaman isi dapat dilihat seperti pada Gambar 9. Gambar 9 Rancangan halaman isi buku cerita Perancangan Media Buku cerita “Semar Maneges” akan didistribusikan kepada SMP-SMP yang ada di Kota Salatiga, perpustakaan di Kota Salatiga serta diperjualbelikan melalui toko buku konvensional maupun online shop.

4. Hasil Implementasi dan Pembahasan