Derajat Desentralisasi T1 232010126 Full text

40 daerah di Pemkab Semarang, yang terus meningkat namun masih berada di bawah rata-rata kemandirian keuangan daerah se Eks-Karesidenan Semarang. Berdasarkan hasil analisis kemandirian keuangan daerah di Eks- Karesidenan Semarang memperlihatkan bahwa seluruh klasifikasi daerah menurut tipologi klassen tahun 2012 mengalami kenaikan, hal tesebut mengindikasikan bahwa komponen PAD dimasing-masing daerah mengalami peningkatan, walaupun jika dilihat dari tingkat ketergantungan keuangan daerahnya Grafik 5, komponen penerimaan dana transfer dimasing-masing daerah mengalami kondisi yang beragam.

4. Derajat Desentralisasi

Kemampuan Pemerintah Daerah di Eks-Karesidenan Semarang dalam menyelenggarakan desentralisasi setiap tahun 2008-2012 mengalami kondisi yang berfluktuatif, dalam Grafik 7 turut memperlihatkan arah pergerakan yang semakin meningkat dari tahun 2010-2012. peningkatan ini mengindikasikan semakin meningkat pula kinerja Pemerintah Daerah dalam mengoptimalkan sumber dayanya, hal ini dapat diamati lebih detail dalam Grafik 7.A dan Grafik 7.B. Peningkatan derajat desentralisasi dimasing-masing daerah se Eks-Karesidenan Semarang dapat dilihat dengan tingginya tingkat kemandirian keuangan daerah Grafik 6, pertumbuhan pendapatan daerah Grafik 1, dan juga rendahnya tingkat ketergantungan keuangan daerah Grafik 5. 41 Grafik 7.A Trend Derajat Desentralisasi Kabupaten dan Kota se Eks-Karesidenan Semarang Tahun 2008-2012 Sumber : BPK Perwakilan Jawa Tengah, diolah. Grafik 7.B Derajat Desentralisasi Kabupaten dan Kota se Eks-Karesidenan Semarang Tahun 2008-2012 Sumber : BPK Perwakilan Jawa Tengah, diolah. Derajat desentralisasi yang dimiliki Pemkot Semarang menempati posisi di atas rata-rata Eks-Karesidenan Semarang setiap tahunnya, hal ini juga dapat 10.59 11.87 11.50 12.09 13.90 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 2008 2009 2010 2011 2012 Kota Semarang Kab. Semarang Kota Salatiga Kab. Demak Kab. Kendal Kab. Grobogan Rata-rata 10.59 11.87 11.50 12.09 13.90 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 2008 2009 2010 2011 2012 Kota Semarang Kab. Semarang Kota Salatiga Kab. Demak Kab. Kendal Kab. Grobogan Rata-rata 42 dilihat dengan tingkat kemandirian Pemkot Semarang yang secara konsisten berada di atas rata-rata seperti yang terlihat dalam Grafik 6. dan juga rendahnya tingkat ketergantungannya dalam Grafik 5, konsistensi Pemkot Semarang ini turut didukung dengan adanya perkembangan secara agregrat pada perekonomian yang mengalami peningkatan, hal tersebut ikut serta meningkatan kemampuan PAD di Pemkot Semarang. Dengan adanya peningkatan yang ditunjukkan dalam rasio derajat desentralisasi, juga berimplikasi bahwa Pemkot Semarang terus mengalami peningkatan kemampuan dalam menyelenggarakan desentralisasi. Namun untuk Pemkab Demak, Pemkab Kendal, dan Pemkab Grobogan masing-masing daerah ini memiliki derajat desentralisasi yang besarnya berada di bawah rata-rata, hal tersebut tidak terlepas dari tingkat kemandirian keuangan daerah dari Pemkab Demak, Pemkab Kendal, dan juga Pemkab Grobogan yang cenderung berada di bawah rata-rata kemandirian keuangan daerah se Eks- Karesidenan Semarang. Kondisi yang demikian disebabkan karena proporsi penerimaan daerahnya cenderung didominasi oleh dana perimbangan yang meningkat, sehingga kontribusi PAD terhadap kemampuan penyelenggaraan desentralisasi daerahnya kecil. Sedangkan untuk Pemkab Semarang dan juga Pemkot Salatiga mengalami derajat desentralisasi yang berfluktuasi. Ketidakstabilan kemampuan Pemkot Salatiga dan Pemkab Semarang dalam menyelenggarakan desentralisasi daerahnya, juga diikuti dengan kondisi yang berfluktuatif pula pada tingkat kemandiriaan keuangan daerah, tingkat ketergantungan keuangan daerah serta pertumbuhan pendapatan daerahnya. Meskipun dalam klasifikasi daerah berdasarkan tipologi klassen terjadi keberagaman namun secara nyata terjadi 43 kenaikan derajat desentralisasi pada seluruh Pemerintah Daerah se Eks- Karesidenan Semarang tahun 2012, hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja masing-masing Pemerintah Daerah dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada guna menyelenggarakan desentralisasi telah meningkat.

5. Rasio Pajak