Kemandirian Sebagai Tujuan dan Wilayah Studi Bimbingan Konseling

15 Standard Based Gidance and Counseling. Standar itu dirumuskan dalam Standar Kompetensi Kemandirian yang melingkupi upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi diri siswa secara penuh dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier serta upaya memfasilitasi perkembangan potensi siswa, yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier serta dipadukan dengan pengembangan pribadi siswa sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual biologis, psikis, sosial, dan spiritual Ditjen PMPTK, DEPDIKNAS. 2007.

2.1.5 Kemandirian Sebagai Tujuan dan Wilayah Studi Bimbingan Konseling

Sebagai upaya pedagogis tujuan bimbingan dan konseling harus sejalan dengan tujuan pendidikan. Bimbingan dan Konseling sama dengan pendidikan, tidak akan lepas dari pembicaraan tentang hakikat manusia. Keberadaan bimbingan terintegrasi dengan pendidikan mengandung arti bahwa upaya bimbingan dan pendidikan terarah kepada tujuan yang sama, yakni membantu manusia mencapai kemandirian, membantu manusia agar mampu menolong diri sendiri Kartadinata, 2011. Kaitan bimbingan dan konseling dengan kemandirian ialah bahwa kemandirian mengandung segi-segi kehidupan normatif, kesadaran akan sistem nilai dan budaya, tanggung jawab, kemampuan bertindak etis dan religius atas dasar pemahaman yang bermakna. Dalam menghampiri masalah kemandirian, tujuan bimbingan yang bersifat “pengembangan” lebih penting daripada tujuan terapeutik atau klinis. Ini bertolak dari asumsi bahwa kemandirian tumbuh dalam proses individual yang terwujud dalam interaksi yang sehat antara individu 16 dengan budaya atau lingkunganya. Pandangan ini melihat bahwa perkembangan adalah proses perubahan yang berpola dan bergerak ke arah perilaku yang dikehendaki oleh individu maupun masyarakat dalam sistem nilai tertentu. Fungsi bimbingan dan konseling didalam pemikiran ini ialah menciptakan kemudahan bagi terjadinya perkembangan kepribadian individu secara normal. Hasil bimbingan dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan tugas-tugas perkembangan atau peningkatan perkembangan dari tingkat satu ke tingkat berikut yang lebih tinggi. Bertolak dari asumsi yang mengatakan bahwa kemandirian merupakan tingkat perkembangan dinamika kepribadian individu, maka cukup alasan jika kemandirian menjadi wilayah studi dan bahkan sebagai tujuan bimbingan dan konseling Kartadinata, 2011. Bimbingan dan konseling bertugas mengembangkan atau menyiapkan lingkungan yang mampu memperkaya kehidupan kemandirian individu dalam hubungannya dengan kehidupan orang lain dan dunianya. Esensi tujuan bimbingan dan konseling adalah memandirikan individu; kemandirian adalah tujuan bimbingan dan konseling. Kemandirian yang sehat akan tumbuh melalui interaksi yang sehat antara inividu yang sedang berkembang dengan lingkungan dan budaya yang sehat pula. Disinilah letak esensi upaya pedagogis dalam proses bimbingan dan konseling. Dalam konteks pengembangan kemandirian, tujuan bimbingan dan konseling tidak sebatas sebagai proses pemecahan masalah yang hanya bersifat kekinian, melainkan terarah kepada penyiapan individu untuk dapat menghadapi persoalan-persoalan masa depan dan menjalani kehidupan sebagai anggota masyarakat maupun sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa. 17 Bimbingan dan konseling bertugas memfasilitasi individu menguasai perilaku jangka panjang yang diperlukan didalam kehidupannya, dalam mengambil keputusan sosial-pribadi, pendidikan, dan karier Kartadinata, 2011.

2.1.6 Cara Mengukur Kemandirian