12
Pada masa ini anak belajar untuk menjalankan kehidupan sehari-harinya secara mandiri dan bertanggung jawab. Pada masa ini anak belajar di jenjang sekolah
dasar. Beban pelajaran merupakan tuntutan agar anak belajar bertanggung jawab dan mandiri.
d. Usia 12 sampai 15 tahun : Pada usia ini anak menempuh pendidikan di tingkat menengah pertama SMP.
Masa ini merupakan masa remaja awal di mana mereka sedang mengembangkan jati diri dan melalui proses pencarian identitas diri. Sehubungan dengan itu pula
rasa tanggung jawab dan kemandirian mengalami proses pertumbuhan. e. Usia 15 sampai 18 tahun
Pada usia ini anak sekolah di tingkat SMA. Mereka sedang mempersiapkan diri menuju proses pendewasaan diri. Setelah melewati masa pendidikan dasar dan
menengahnya mereka akan melangkah menuju dunia Perguruan Tinggi atau meniti karier, atau justru menikah. Pada masa ini mereka diharapkan dapat
membuat sendiri pilihan yang sesuai baginya tanpa tergantung pada orangtuanya. Pada masa ini orangtua hanya perlu mengarahkan dan membimbing anak untuk
mempersiapkan diri dalam meniti perjalanan menuju masa depan.
2.1.3 Aspek-Aspek Kemandirian
Menurut Havighurst 1972 bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:
a. Aspek Intelektual, yang merujuk pada kemampuan berpikir, menalar, memahamai beragam kondisi, situasi, dan gejala-gejala masalah sebagai dasar
13
usaha mengatasi masalah. Kemandirian intelektual ditunjukkan dengan kemampuan menggunakan keterampilan dan konsep-konsep dalam situasi praktis.
b. Aspek Sosial, berkenaan dengan kemampuan untuk berani secara aktif membina relasi sosial,namun tidak tergantung pada kehadiran orang lain di
sekitarnya. Pada tahap perkembangan remaja, para remaja mulai mendefinisikan tujuan hidupnya secara realistik. Remaja memiliki persepsi yang semakin
berkembang mengenai masyarakat secara keseluruhan dan berupaya untuk terintegrasi ke dalam masyarakat dan secara mandiri terlepas dari keluarganya
sendiri. Remaja mengembangkan kemampuan sosial untuk sampai pada kemandirian. Pada periode ini remaja berusaha mencoba bertanggung jawab
sebagai orang dewasa. c. Aspek Emosi, menunjukkan kemampuan individu untuk mengelola serta
mengendalikan emosi dan reaksinya, dengan tidak tergantung secara emosi kepada orang tua. Untuk mencapai kemandirian emosional remaja menjadi
terbebas dari ketergantungan kekanak-kanakan pada orang tua, mengembangkan rasa sayang kepada orang tua tanpa terlalu bergantung kepada mereka,
mengembangkan rasa hormat kepada orang dewasa tanpa terlalu bergantung kepada mereka.
d. Aspek Ekonomi, menunjukkan kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi. Remaja mulai memilih pekerjaan dan
mempersiapkan diri untuk bekerja sehingga tidak tergantung secara ekonomi pada orang tua.
14
2.1.4 Kemandirian dalam Konsep Bimbingan dan Konseling
Perkembangan kemandirian pada remaja merupakan salah satu isu yang sama penting dan menarik untuk dikaji secara serius dengan isu perkembangan
identitas. Pentingnya kajian secara serius terhadap isu perkembangan kemandirian pada remaja didasarkan pada pertimbangan bahwa pencapaian kemandirian
remaja merupakan dasar untuk menjadi individu yang sempurna. Kemandirian dapat mendasari individu dalam menentukan sikap, mengambil keputusan dengan
tepat, serta keajegan dalam menentukan dan melakukan prinsip-prinsip kebenaran dan kebaikan. Gambaran pentingnya kemandirian dimiliki oleh remaja tampak
pada komitmen profesi bimbingan dan konseling yang menyatakan bahwa bimbingan dan konseling yang diharapkan terjadi pada jalur pendidikan formal
adalah bimbingan dan konseling yang memandirikan Ditjen PMPTK, DEPDIKNAS. 2007.
Terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu pendekatan yang berorientasi tradisional, remidial, klinis, dan terpusat pada guru
pembimbing atau konselor ke pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif.
Pendekatan Bimbingan
dan Konseling
Perkembangan atau
Developmental Guidance and Counseling, atau Bimbingan dan Konseling Komperhensif atau Comprehensive Guidance and Counseling. Pelayanan
bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan pada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi dan pengentasan maslah siswa. Tugas-
tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang perlu dicapai siswa hingga pendekatan disebut Bimbingan dan Konseling Berbasis Standar atau
15
Standard Based Gidance and Counseling. Standar itu dirumuskan dalam Standar Kompetensi Kemandirian yang melingkupi upaya mengembangkan dan
mewujudkan potensi diri siswa secara penuh dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier serta upaya memfasilitasi perkembangan potensi siswa, yang meliputi
aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier serta dipadukan dengan pengembangan pribadi siswa sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual biologis,
psikis, sosial, dan spiritual Ditjen PMPTK, DEPDIKNAS. 2007.
2.1.5 Kemandirian Sebagai Tujuan dan Wilayah Studi Bimbingan Konseling