Dalam penelitian ini, penulis menghilangkan variabel independen yaitu Indeks Saham. Hal ini dikarenakan kurangnya atau keterbatasan peneliti untuk
mencakup keseluruhan variabel, khususnya indeks saham yang berada di Indonesia. Sehingga terjadi modifikasi model regresi yang digunakan. Model
regresi yang yang telah di modifikasi adalah : =
+ +
+ Keterangan:
Gold = Harga Emas
Inf = Inflasi
Kurs = Nilai tukar rupiah terhadap USD
Rate = BI rate
= Koefisien variabel bebas = error
Metode regresi yang digunakan yaitu OLS Ordinary Least Square. Model OLS sesuai dengan penelitian ini karena penelitian ini menganalisis
pengaruh satu arah dari 3 variabel bebas inflasi, kurs dan BI rate terhadap 1 variabel terikat harga emas.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat akan valid
bila residual berdistribusi normal. Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara sederhana dengan membandingkan nilai
Probabilitas JB Jarque-Bera hitung dengan tingkat alpha 0,05 5. Apabila Prob. JB hitung lebih besar dari 0,1 maka dapat disimpulkan
bahwa residual terdistribusi normal dan sebaliknya, apabila nilainya lebih kecil maka tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa residual
terdistribusi normal M Iqbal: 18. b. Uji Linearitas
Uji linieritas merupakan analisis statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat bersifat linear atau tidak Ali Muhson, 2015: 36. Apabila nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 5 maka model
regresi memenuhi asumsi linieritas dan sebaliknya, apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat model tidak memenuhi asumsi
linieritas. Nilai Prob. F hitung dapat dilihat pada baris F-statistic kolom Probability.
c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas. Tolerance value mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance value rendah sama dengan nilai VIF Varian Inflation Factor tinggi karena VIF=
1tolerance dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off
yang umum dipakai adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi yaitu:
1 Tolerance value ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10 = terjadi multikolinearitas
2 Tolerance value ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10 = tidak terjadi multikolinearitas
Imam Gozhali, 2011: 106.
d. Uji Autokorelasi Menurut Gujarati dan Dawn 2009: 8, istilah korelasi diartikan
sebagai korelasi diantara anggota seri dari observasi-observasi yang diurutkan berdasarkan waktu seperti pada data time series atau tempat
seperti pada data cross section. Salah satu uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji
Breusch-Godfrey BG atau yang biasa dikenal dengan uji Lagrange Multiplier. Kreteria untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi
Winarno, 2007: 5.29 adalah apabila nilai probabilitas ObsR-squared α 5, berarti tidak ada autokorelasi. Sebaliknya apabila nilai
probabilitas ObsR-squared α 5, berarti ada autokorelasi.
e. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model, residual memiliki varians yang konstan atau tidak. Model regresi yang baik harus homokedastis varians dari residual konstan. Residual
memiliki varians yang konstan atau tidak dapat dideteksi dengan uji
Heterokedasticity White , apabila ditemukan Prob
taraf sig 5 dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas Gujarati, 2006: 94.
2. Uji Signifikansi