terdapat variabel sitematis lain yang juga mempengaruhi harga emas akan tetapi tidak masuk dalam model. Koefisien dari variabel-variabel tersebut
secara akumulasi bernilai positif. Karena tidak masuk dalam model, angka- angka sistematis tersebut masuk ke dalam konstanta. Sehingga menyebabkan
koefisien konstanta menjadi positif. Atau apabila variabel bebas yaitu inflasi, kurs dan BI rate
bernilai “nol”, maka harga emas ditemukan sebesar Rp. 613.266. Adapun variabel-variabel bebas dalam model yang mempengaruhi
harga emas dijelaskan sebagai berikut:
1. Inflasi
Berdasarkan persamaan regresi, hasil koefisien regresi dari inflasi adalah arah positif sebesar 3,68 dengan probabilitas sebesar 0,0030. Nilai
signifikansi kurang dari tingkat signifikansi yang digunakan 0,05, hal ini berarti bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga emas pada tahun 2009-2014 di Indonesia. Besaran koefisien yang bernilai positif menunjukkan bahwa kenaikan
inflasi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga emas sebesar 3,68. Adanya hubungan positif antara inflasi dengan harga emas memberikan
artian bahwa kenaikan atau penurunan inflasi di Indonesia membawa dampak terhadap harga emas di Indonesia. Artinya apabila inflasi di
Indonesia semakin meningkatkan, maka dalam jangka panjang pengaruh tersebut akan menjadi faktor yang dapat meningkatkan harga emas di
Indonesia. Kenaikan inflasi yang tajam membuat investor panik dan lebih memilih untuk menghindari resiko dari perbankan. Investor mulai
mengalihkan investasinya ke logam mulia seperti emas. Pengalihan investasi ini menyebabkan permintaan emas meningkat. Dengan banyaknya
permintaan akan emas, maka harga emas pun akan ikut naik. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Saira Tufail dan
Sadia Botool 2013 di Pakistan dan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Sindhu 2013 di India. Kedua penelitian tersebut menyatakan ada
hubungan yang positif dan signifikan antara inflasi dan harga emas. Hal ini dibuktikan pada bulan Juli 2013, terjadi kenaikan inflasi
tertinggi yakni sebesar 8,61. Kenaikan inflasi ini berdampak pada kenaikan harga emas pada bulan Agustus 2013, yakni naik sebesar Rp.
32.170gram. Bahkan pada bulan September 2013 harga emas pun mengalami kenaikan yang cukup tajam. Kenaikan harga emas mencapai Rp.
52.532gram atau kenaikan emas kedua tertajam pada kurun waktu 6 tahun. Hasil ini sesuai dengan teori Nopirin menyatakan bahwa tingkat inflasi yang
tinggi mendorong orang cenderung menukarkan kekayaan jenis surat berharga dengan kekayaan fisik seperti rumah atau perhiasan.
2. Nilai Tukar Kurs Rupiah terhadap USD