Sistem Infor masi Sumber Daya Air . Pember dayaan Masyarakat.

pemenuhan air unt uk keper luan penduduk dan peningkat an aksebilit as t r anspor t asi ke daer ah per bat asan. Per soalan-per soalan yang dihadapi secar a umum pada masyar akat Belu adalah alih fungsi hut an. Hal ini t er jadi kar ena t opogr afi kabupat en Belu secar a keselur uhan lebih landai cender ung ber bent uk dat ar an r endah, dan jikapun ber bent uk dat ar an t inggi, it u hanya pada w ilayah-w ilayah di dekat gunung Lakaan seper ti di desa Sar abau. Kondisi t opogr afi semacam ini, member ikan peluang bagi alih fungsi hut an dar i fungsinya sebagai penyangga dan penangkap air , menjadi fungsi ekonomis seper t i per t anian dan juga per kebunan. Jika diamat i, hampir selur uh lahan di kabupat en Belu, bahkan hampir t idak lagi dit emukan t anaman endemik, kar ena hampir semua ar eal ber gant i dengan t anaman budidaya seper t i jat i. Ini sangat ber beda dengan kondisi yang dit emukan di w ilayah Timor Tengah Ut ar a at au daer ah yang menuju Mut is, yang masih dit emukan banyak t anaman endemic salah sat unya kayu ampupu – t anaman endemik di pulau Timor , kecuali di w ilayah Kefa – namun dugaan ini masih member ikan efek yang lebih kecil, sebab Kefa mer upakan daer ah hilir dan bukan daer ah hulu sungai,. Alih fungsi semacam ini t ent u member ikan implikasi pada er osi dan juga banjir ketika musim penghujan t iba. Banjir yang t er jadi akibat meluapnya sungai Mot a Babulu cukup besar , yang menyebabkan per nah t er jadi r umah hanyut . Beber apa KK memut uskan pindah ke t empat yang lebih t inggi, sebagian besar yang lain memilih ber t ahan di t empat . Sudah ada bant uan dar i pemer int ah ber upa bahan makan dan alat-alat r umah t angga. Banjir selain mengakibat kan er osi, juga ber akibat pada meluapnya air sungai Mot a Babulu hingga ke pemukiman w ar ga. Hal ini t er jadi kar ena di desa Alas Selat an secar a khusus maupun di kecamat an Kobalima secar a umum ber ada pada t opogr afi dat ar an r endah dan per mukaan t anah yang r at a. Sebab lain t er jadinya ker usakan sumber daya air adalah alih fungsi hut an. Selain masyar akat lokal, kehadir an masyar kat ex Timor Leste yang mendiami beber apa lokasi di sekit ar kecamat an Kobalima, juga ikut member ikan kont r ibusi dalam penyumbangan er osi akibat dar i pengalihan fungsi hut an sebagai lahan per t anian. Hal ini dapat dimenger t i, saat mer eka meninggalkan Timor Lest e, mer eka juga meninggalkan har t a bendanya, juga lahan yang dimilikinya. Kar ena it u, meskipun mer eka memahami bahw a ada lahan-lahan yang dianggap sakr al, namun kar ena t er desak dengan t unt ut an unt uk bert ahan hidup, mer eka har us mengeksplor asi daer ah-daer ah t er sebut unt uk digunakan sebagai lahan per t anian.

5.4. Sistem Infor masi Sumber Daya Air .

Per masalahan sist em infor masi SDA di daer ah per bat asan t er jadi dalam dua bent uk, yakni ket er sediaan sist em infor masi SDA dar i int er n Indonesia sendiri, dan pot ensi ker ja sama maupun konflik t er kait sist em infor masi SDA ant ar negar a. Mengenai sist em infor masi SDA dar i Int er n Indonesia sendiri, kondisi saat ini sist em infor masi SDA yang ada belum mumpuni dan belum dapat diandalkan kar ena minimnya ket er sediaan dat a. Minimnya ket er sediaan dat a SDA ini ut amanya diakibat kan oleh minimnya jumlah st asiun pengamat an par amet er -par amet er SDA, belum opt imalnya oper asi dan pemelihar aan, dan kompet ensi SDM t er kait oper asi dan pemelihar aan sist em infor masi SDA. Adapun mengenai ker ja sama maupun konflik t er kait sist em infor masi SDA ant ar negar a, dalam hal ini RI dan RDTL, per lu disusun ker angka ker ja mengenai shar ing sist em infor masi SDA, mengingat pada dasar nya sebagian dar i daer ah per bat asan RI dengan daer ah per bat asan RDTL sebenar nya ber ada dalam suat u sat uan hidr ologi yang sama.

5.5. Pember dayaan Masyarakat.

Per masalahan kelembagaan yang t er jadi di daer ah per bat asan RI-RDTL, yakni t er ut ama adalah minimnya pat isipasi aktif masyar akat dalam pengelolaan SDA. Hal ini t er gambar dalam fakt a di lapangan bahw a masyar akat belum t er libat akt if sepenuhnya dalam oper asi dan pemelihar aan sar ana dan pr asar ana SDA, kur angnya pemahaman masyar akat t er kait per at ur an dan per undang-undangan SDA, dan belum opt imalnya ket er libat an masyar akat dalam per encanaan pengelolaan SDA. Adapun dalam hal kelembagaan pengelolaan sumber daya air lint as negar a, saat ini belum dimiliki ker angka ker ja at aupun not a kesepahaman mengenai ker ja sama pengelolaan sumber daya air lint as negar a. Seper t i dipapar kan di depan, kelembagaan sumber daya air , lebih banyak dilakukan oleh komunit as adat di sekit ar gunung Mutis 8 komunit as adat , dimana kelembagaan ini diw ar iskan secar a t r adisi kar ena ber basis keyakinan bahw a di puncak gunung Mut is ber diam par a leluhur , dan kar ena it u w ilayah sekit ar puncak ini har us dijaga. Meskipun mendapat kan pengakuan dar i masyar akat t ent ang keber adaan komunit as adat penyokong ket er sediaan sumber daya air ini, namun demikian, seper t i dit utur kan oleh kepala desa maupun oleh camat Mut is sendir i, bahw a belum ada upaya dar i pemerint ah unt uk t ur ut ser t a dalam member ikan legit imasi kelembagaan melalui par t isipasi akt if dalam menyediakan “kor ban” bagi upacar a- upacar a adat yang dilakukan oleh komunit as adat ini. Ber dasar kan keyakinan inilah, t er hadap leluhur inilah, maka disebut kan bahw a bahkan masyar akat Timor Lest e yang ber ada di Dist r ik Oecusi, t idak memiliki r umah adat , namun r umah adat it u ber ada di w ilayah Indonesia di Timor Tengah Ut ar a, dimana jika ada keper luan-keper luan adat , akan dilaksanakan di sit u ber sama dengan saudar a-saudar anya di Indonesia. Dengan ini maka per lu dir umuskan secar a ber sama bagaimana mendesain kelembagaan ant ar kedua negar a dengan member ikan legit imasi pada kekuat an adat , yang t elah t er bukt i sebagai penyangga konser vasi di pulau Timor secar a keselur uhan. Hampir sama dengan per soalan komunit as adat yang dihadapi oleh komunit as adat di gunung Mut is, pada masyar akat Belu secar a umum, meskipun masyar akat menget ahui secar a luas per an dar i komunit as adat yang mendiami gunung Lakaan, namun, per an ini lebih banyak dikait kan dengan mist ik. Kar ena it u, komunit as ini dipandang sebagai komunit as t er asing, dan belum dir angkul unt uk didayagunakan dan dilegit imasi dalam sebuah kelembagaan r esmi sebagai sebuah lembaga yang secar a t ur un-t emur un t elah member ikan kont r ibusi dalam konser vasi. Hampir sama dengan kelembagaan sumber daya air di w ilayah Mut is dan Belu, di daer ah alir an sungai di desa Alas Selat an ini juga ada komunit as adat yang t elah t ur un t emur un menjaga sungainya, yang ber pusat di hulu yait u di gunung Lakaan. Namun demikian, belum ada upaya pemer int ah baik RI maupun RDTL unt uk ber sama-sama mendukung komunit as adat ini dengan member ikan legit imasi secar a kelembagaan pada komunit as ini dalam upaya mer eka melakukan konser vasi air .

6. KESIMPULAN DAN SARAN