Kajian Teori KOMUNIKASI TRANSENDENTAL DAN PENDERITA KANKER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 71 Menurut Mead “manusia mempunyai sejumlah kemungkinan tindakan dalam pemikirannya sebelum ia melakukan tindakan yang sebenarnya”. 69 Berfikir menurut Mead adalah suatu proses dimana individu berinteraksi dengan dirinya sendiri dengan menggunakan simbol-simbol yang bermakna. Melalui proses interaksi dengan diri sendiri itu, individu memilih yang mana diantara stimulus yang tertuju kepadanya itu akan ditangapinya. Simbol juga digunakan dalam proses berfikir subyektif, terutama simbol-simbol bahasa. Hanya saja simbol itu tidak dipakai secara nyata, yaitu melalui percakapan internal. Serupa dengan itu, secara tidak kelihatan individu itu menunjuk pada dirinya sendiri mengenai diri atau identitas mengenai diri atau identitas yang terkandung dalam reaksi- reaksi orang lain terhadap perilakunya. Maka kondisi yang dihasilkan adalah konsep diri yang mencangkup kesadaran diri yang dipusatkan pada diri sebagai obyeknya. 70 Isyarat sebagai simbol-simbol signifikan tersebut muncul pada individu-individu yang membuat respons dengan penuh makna. Isyarat- isyarat dalam bentuk ini membawa pada suatu tindakan dan respon yang dipahami oleh masyarakat yang telah ada. Melalui simbol-simbol itulah maka akan terjadi pemikiran. Esensi pemikiran dikontruksi dari pengalaman isyarat makna yang terinternalisasi dari proses eksternalisasi sebagai bentuk hasil interaksi dengan orang lain. Oleh 69 George Ritzer, Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda Jakarta : Rajawali 2011, hlm. 67. 70 Ida Bagus Wirawan, Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma Fakta Sosial, Definisi Perilaku Sosial Jakarta : Kencana, 2014, hlm. 124. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 72 karena perbincangan isyarat memiliki makna, maka stimulus dan respons memiliki kesamaan untuk semua partisipan. 71 Makna itu dilahirkan dari proses sosial dan hasil dari proses interaksi dengan dirinya sendiri. Menurut Mead terdapat empat tahapan tindakan yang saling berhubungan yang merupakan satu kesatuan dialektis. Keempat hal elementer inilah yang membedakan yang membedakan manusia dengan binatang yang meliputi impuls, persepsi, manipulasi dan konsumsi. Pertama, Impuls merupakan dorongan hati yang meliputi rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indera dan reaksi aktor terhadap stimulasi yang diterima. Kedua adalah persepsi, tahapan ini terjadi ketika aktor sosial mengadakan penyelidikan dan beraksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls . Ketiga, manipulasi merupakan tahapan penentuan tindakan berkenaan dengan obyek itu, tahap ini merupakan tahap yang penting dalam proses tindakan agar reaksi terjadi tidaksecara spontanitas. Disinilah perbedaan mendasar antara manusia dengan binatang, karena manusia memiliki peralatan yang dapat memanipulasi obyek, setelah melewati ketiga tahapan tersebut maka tibalah aktor mengambil tindakan pada tahap keempat yang disebut dengan tahapan konsumsi. 72 2 Self diri 71 Ambo Upe, Tradisi Aliran Dalam Sosiologi Dari Filosofi Positivistik Ke Post Positivistik Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2010, hlm. 223. 72 Ambo Upe, Tradisi Aliran Dalam Sosiologi Dari Filosofi Positivistik Ke Post Positivistik ..................., hlm. 224. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 73 Diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai sebuah obyek dari perspektif yang berasal dari orang lain atau masyarakat. Selain itu diri juga merupakan kemampuan khusus sebagai subyek. Diri muncul dan berkembang melalui aktivitas interaksi sosial dan bahasa. Menurut Mead, mustahil membayangkan diri muncul dalam ketiadaan pengalaman sosial. Karena itu diri muncul dalam ketiadaan pengalaman sosial. Karena itu dia bertentangan dengan konsep diri yang soliter dari Cartesian Picture. The Self juga memungkinkan orang berperan dalam percakapan dengan orang lain karena adanya sharing of symbol. Artinya, individu bisa berkomunikasi, selanjutnya menyadari apa yang dikatakan dan menentukan atau mengantisipasi apa yang akan dikatakan selanjutnya. Mead menggunakan Significant Gestures isyarat-isyarat yang bermakna dan Significant Communications dalam menjelaskan bagaimana orang berbagi makna tentang simbol dan merefleksikannya. Ini berbeda dengan binatang, anjing yang menggonggong mungkin akan memunculkan reaksi pada anjing yang lain, tapi reaksi itu hanya sekedar insting yang tidak pernah diantisipasi oleh anjing pertama. Dalam kehidupan manusia kemampuan mengantisipasi dan memperhitungkan orang lain merupakan ciri khas kelebihan manusia. The Self berkaitan dengan proses refleksi diri yang secara umum sering disebut sebagai self control atau self monitoring. Melalui refleksi diri itulah menurut Mead individu mampu menyesuaikan dengan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 74 keadaan dimana mereka berada, sekaligus menyesuaikan dari makna dan efek tindakan yang mereka lakukan. Dengan kata lain orang secara tak langsung menempatkan diri mereka dari sudut pandang orang lain. Dari sudut pandang demikian orang memandang dirinya sendiri daoat menjadi individu khusus atau menjadi kelompok sosial sebagai suatu kesatuan. Mead membedakan antara “I” saya dan “Me” aku. I saya merupakan bagian yang aktif dari diri the self yang mampu menjalankan perilaku “Me” atau aku, merupakan konsep diri tentang yang lain, yang harus mengikuti aturan main, yang diperbolehkan atau tidak. I saya memiliki kapasitas untuk berperilaku yang dalam batas- batas tertentu sulit untuk diramalkan, sulit untuk diobservasi dan tidak terorganisir berisi pilihan perilaku bagi individu. Sedangkan “Me” aku memberikan arahan kepada “I” saya yang berfungsi untuk mengendalikan “I” saya. Sehingga hasilnya perilaku manusia lebih bisa diramalkan atau setidak-tidaknya tidak begitu kacau random. Karena itu dalam kerangka pengertian tentang The Self terkandung esensi interaksi sosial. Ineraksi antara “I” saya dan “Me” aku disini mencerminkan proses sosial secara inheren. Mead menyadari bahwa manusia sering terlibat dalam suatu aktivitas yang didalamnya terkandung konflik dan kontradiksi internal yang mempengaruhi perilaku yang diharapkan. Mereka menyebut “konflik intrapersonal” yang menggambarkan konflik antara nafsu, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 75 dorongan dan lain sebagainya dengan keinginan terinternalisasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Self yang juga mempengaruhi konflik itrapersonal. Diantaranya adalah posisi sosial, orang yang mempunyai posisi sosial yang tinggi cenderung mempunyai harga diri dan citra diri yang tinggi selain mempunyai pengalaman yang berbeda dari orang dengan posisi sosial yang berbeda. 73 Bagian terpenting dari pembahasan Mead adalah hubungan timbal balik antara diri sebagai obyek dan diri sebagai subyek. Diri sebagai obyek ditunjukkan oleh Mead melalui konsep “Me”, sementara ketika sebagai subyek yang bertindak ditunjukkan dengan konsep “I”. Ciri utama pembeda manusia dan hewan adalah bahasa atau “simbol signifikan”. Simbol signifikan haruslah merupakan suatu makna yang dimengerti bersama, ia terdiri dari dua fase “Me” dan “I”. Dalam konteks ini “Me” adalah sosok diri saya sebagaimana dilihat orang lain, sedangkan “I” yaitu bagian yang memperhatikan diri saya sendiri. Dua hal itu menurut Mead menjadi sumber orisinalitas, kreativitas, dan spontanitas. 74 Individu tak pernah tahu sama sekali tentang “I” dan melaluinya individu mengejutkan dirinya sendiri lewat tindakan yang dilakukan. Individu hanya tahu “I” setelah tindakan telah dilaksanakan. Jadi, individu hanya tahu “I” dalam ingatan nya. Mead menekankan “I” 73 Sindung Haryanto, Spektrum Teori Sosial Dari Klasik Hingga Post Modern, Yogyakarta : Ar- Ruz Media 2002, hlm. 79. 74 Ida Bagus Wirawan,............................... hlm. 124. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 76 karena empat alasan. Pertama, “I” adalah sumber utama sesuatu yang baru dalam proses sosial. Kedua, Mead yakin didalam “I” itulah nilai terpenting individu ditempatkan. Ketiga, “I” merupakan sesuatu yang dicari perwujudan diri. Keempat, Mead melihat suatu proses evolusioner dalam sejarah dimana manusia dalam masyarakat primitif lebih didominasi oleh “Me” sedangkan dalam masyarakat modern komponen “I” nya lebih besar. 75 Sebagaimana Mead, Blumer berpandangan bahwa individu memiliki kedirian Self yang terdiri dari unsur I dan Me, unsur I merupakan unsur yang terdiri dari dorongan, pengalaman, ambisi dan orientasi pribadi. Sedangkan unsur Me merupakan “suara” dan harapan-harapan dari masyarakat sekitar. Pandangan Blumer ini sejalan dengan gurunya Mead yang menyatakan bahwa dalam percakapan internal terkandung didalamnya pergolakan batin antara unsur I pengalaman dan harapan dengan unsur Me batas-batas moral. Pemahaman makna dari konsep diri pribadi dengan demikian mempunyai dua sisi, yakni pribadi Self dan sisi sosial person. Kar akter diri secara sosial dipengaruhi oleh “teori” aturan, nilai-nilai dan norma budaya setempat individu berada dan dipelajari melalui interaksi dengan orang-orang dalam budaya tersebut. Konsep diri terdiri dari dimensi dipertunjukkan sejauh mana unsur diri berasal dari individu atau lingkungan sosial dan sejauh mana diri dapat berperan 75 George Ritzer and Douglas J Goodman.................................., hlm. 286 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 77 aktif. Dari perspektif ini, tampaknya konsep diri tidak dapat dipahami dari diri sendiri. Dengan demikian, makna dibentuk dalam proses interaksi antar orang dan obyek diri, ketika pada saat bersamaan mempengaruhi tindakan sosial. Ketika individu menanggapi apa yang terjadi dilingkungannya, ketika itu sedang menggunakan sesuatu yang disebut sikap. 76 3 Society masyarakat Pada tingkat kemasyarakatan yang lebih khusus, Mead mempunai sejumlah pemikiran tentang Pranata Social Sosial Institutions. Secara luas, Mead mendefinisikan pranata sebagai “tanggapan bersama dalam komunitas” atau “kebiasaan hidup komunitas”. Secara lebih khusus Mead mengatakan bahwa, keseluruhan tindakan komunitas tertuju pada individu berdasarkan keadaan tertentu menurut cara yang sama. Berdasarkan keadaan itu pula terdapat respon yang sama dipihak komunitas, proses ini disebut “pembentukan pranata”. Pendidikan adalah proses internalisasi kebiasaan bersama komunitas kedalam diri aktor. Pendidikan adalah proses yang esensial karena menurut pandangan Mead, aktor tidak mempunyai diri dan belum menjadi anggota komunitas sesungguhnya sehingga mereka tidak mampu menanggapi diri mereka sendiri seperti yang dilakukan komunitas yang lebih luas. Untuk berbuat demikian, aktor harus menginternalisasikan sikap bersama komunitas. 76 Sindung Haryanto, ............................., hlm. 80 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 78 Mead dengan hati-hati mengemukakan bahwa pranata tak selalu menghancurkan individualitas atau melumpuhkan atau melumpuhkan kreativitas. Mead mengakui adanya pranata sosial yang “menindas, stereotip, ultrakonservatif” yakni, yang dengan kekakuan, ketidaklenturan dan ketidakprogresifannya menghancurkan atau melenyapkan individualitas. Mead menunjukkan konsep pranata sosial yang sangat modern, baik sebagai pemaksa individu maupun sebagai yang memungkinkan mereka menjadi individu yang kreatif. 77 Dalam konsep teori Herbert Mead tentang interaksionisme simbolik terdapat prinsip-prinsip dasar yang dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Manusia dibekali kemampuan berfikir, tidak seperti binatang. b. Kemampuan berfikir ditentukan oleh interaksi sosial individu. c. Dalam berinteraksi sosial, manusia belajar memahami simbol-simbol beserta maknanya yang memungkinkan manusia untuk memakai kemampuan berfikirnya. d. Makna dan simbol memungkinkan manusia untuk bertindak khusus dan sosial dan berinteraksi. e. Manusia dapat mengubah arti dan simbol yang digunakan saat berinteraksi berdasar penafsiran mereka terhadap situasi. 77 Ambo Upe, Tradisi Aliran Dalam Sosiologi Dari Filosofi Positivistik Ke Post Positivistik Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2010. hlm. 287-288. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 79 f. Manusia berkesempatan untuk melakukan modifikasi dan perubahan karena berkemampuan untuk melakukan interaksi dengan diri yang hasilnya adalah peluang tindakan dan pilihan tindakan. Pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk kelompok bahkan masyarakat. Pada intinya perhatian utama dari teori interaksi simbolik adalah tentang terbentuknya kehidupan bermasyarakat melalui proses interaksi serta komunikasi antar individu dan antar kelompok dengan menggunakan simbol-simbol yang dipahami melalui proses belajar. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 80

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Informan dan Wilayah Penelitian

a Informan Penelitian Penelitian ini menggunakan informan para penderita kanker yang tinggal Rumah Singgah di Yayasan Kanker Indonesia YKI sekaligus orang-orang yang tinggal di lingkungan YKI dan mengetahui keseharian penderita kanker di YKI. Penderita kanker yang tinggal di YKI melakukan pengobatan di rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Informan dalam penelitian ini sekaligus sebagai subyek yang diteliti oleh peneliti sebagaimana yang dijelaskan pada subyek penelitian pada bab pertama. Tidak semua penderita kanker di YKI menjadi subyek penelitian. peneliti memiliki kriteria tertentu untuk bisa dijadikan informan penelitian ini, diantaranya : a. Usia antara 20-40 tahun Pada usia ini merupakan rentang usia individu untuk produktif sehingga penyakit kanker dapat menjadi beban yang berat bagi penderitanya karena dapat mengganggu aktifitasnya yang sesuai dengan usianya. Jika usianya sudah di atas 40 tahun, maka tanpa sakit kanker pun kemungkinan besar individu akan mendekatkan diri kepada Tuhan dengan sendirinya karena menyadari bahwa manusia tidak dapat hidup selamanya. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Kanker stadium lanjut Tingkat stadium dapat memengaruhi proses pengobatan. Semakin tinggi stadium kanker, maka penyakit kanker semakin sulit untuk disembuhkan. Oleh karena itu individu bisa saja mengalami stress ataupun semakin berusaha menjadi individu yang lebih baik agar siap kapan saja jika benar-benar penyakitnya tidak dapat disembuhkan dan mengalahkan dirinya. c. Beragama Islam Komunikasi transendental bisa saja terjadi pada siapapun dengan bermacam-macam agama. Namun dalam penelitian ini memilih informan yang beragama Islam karena mayoritas dari penduduk Indonesia beragama Islam. Peneliti juga beragama Islam, sehingga peneliti bisa menyesuaikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada informan. d. Cukup lama tinggal di YKI Cabang Jatim YKI Cabang Jatim merupakan rumah singgah bagi penderita kanker. Jadi penderita kanker hanya tinggal sementara selama menjalani masa pengobatan di RS. Dr. Soetomo Surabaya. Oleh karena itu penelitimemilih informan yang cukup lama tinggal di YKI cabang Jatim agar peneliti dapat meneliti secara detail pada komunikasi transendental penderita kanker. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Setelah melakukan pencarian subyek terhadap beberapa penderita kanker di YKI Cabang Jatim, peneleti memilih tiga informan dengan profil sebagai berikut : 1. Nama : RR inisial Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 20 tahun Kanker : Ca. Rectum 13 distel RR merupakan laki-laki kelahiran 19 Januari 1996 yang berasal dari Jember. Hidup sebagai satu-satunya anak laki-laki dari tiga bersaudara membuat RR bahagia sekaligus merasa harus bertanggung jawab terhadap kakak dan adik perempuannya. Kakak perempuan berinisial AE berumur 5 tahun lebih tua dari dirinya dengan kelahiran tahun 1991, sedangkan adik perempuannya berinisial JS dengan kelahiran tahun 2000. Kedua saudaranya tinggal bersama Ayah dan Ibunya di Riau, sedangkan dirinya tinggal bersama Budhenya di Jember. Sebelum tinggal di YKI, RR hanya lulusan SMK dan memutuskan untuk bekerja di Bali. Skill yang diperoleh dari sekolah di SMK Baitul Hikmah Tempurejo Jember dengan jurusan multimedia, membuat RR memahami seluk beluk IT sekaligus mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan listrik. Awal mula penyakit yang diderita RR merasa sakit ambeien yang tak kunjung sembuh, RR memiliki pikiran tentang penyakit ambeien. Sama dengan masyarakat Bali lainnya, RR merasa resah digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dengan wabah ketidakberuntungan dari lea. Bali memang tempat berkembangnya mitos lea yang meresahkan masyarakat. Selama seminggu RR dirawat di rumah sakit karena BAB darah. Dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan usus yang menghabiskan biaya dengan nominal yang tak kecil. Pekerjaan RR di Bali sebagai petugas instalasi listrik yang hanya berpenghasilan terbatas untuk biaya hidup di Bali membuatnya tak sanggup membayar biaya pemeriksaan usus sendiri. Oktober 2015, RR memutuskan untuk pulang ke Jember. Selama 2 minggu RR tidak bisa BAB, perutnya membesar dan tubuhnya mengecil. Akhirnya RR bersama Budhenya memeriksakan diri ke dokter. Di IGD, dokter mengatakan bahwa ususnya melilit sehingga menyebabkan dirinya harus dioperasi. Sebelum menjalani operasi pembuatan stoma di perut, RR harus beristirahat penuh selama 2 hari di rumah sakit. RR sempat mengalami drop sebelum operasi karena divonis mengidap penyakit kanker. Disitu RR merasa bahwa dunia berhenti berputar, seperti ungkapannya : “saya ya kaget pas dokter bilang sakit kanker rectum 13 distel, saya nggak faham penyakit apa dan kaya gimana itu. Yang saya tau kanker itu parah dan belum ada obatnya aja. Jadi saya ya pasrah aja apa yang digariskan Allah buat saya. Kalau saya dikasih sembuh ya alhamdulillah, aamiin. Tapi kalau nggak dikasih sembuh ya gimana lagi. Tinggal nyiapin diri aja. Kok bisa ya saya sakit kanker itu. Kadang sampai sekarang saya masih nggak percaya kalau saya sakit kanker itu. Kok bisa ya.” 1 1 Hasil wawancara informan RR, 23 Nopember 2016 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id RR memang sempat shock dengan penyakitnya. Namun dengan segala kepasrahan, dirinya siap menjalani semuanya. Stoma merupakan lubang buatan pada abdomen sering disebut sebagai pusar untuk mengalirkan urine atau feses keluar dari tubuh . Setelah operasi pembuatan stoma, RR membutuhkan persediaan kantong kolostomi untuk mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Namun RR kesusahan untuk mencari kantong kolostomi di Jember. Dokter menyarankan untuk perawatan lebih lanjut di Surabaya, Ibunya segera pulang ke Jember, namun Ayahnya teteap di Riau bersama saudaranya karena saat itu Ayahnya sedang mengalami stroke ringan. Januari 2016, RR bersama Ibunya berangkat ke Surabaya. Menjalani pengobatan kanker di RS. Dr. Soetomo Surabaya. Di sana RR mendapat info tentang Yayasan Kanker Indonesia YKI Cabang Jawa Timur. Awal Februari RR memutuskan untuk tinggal di YKI selama masa pengobatannya di RS. Dr. Soetomo. RR mendapat info tambahan yang sangat membantu dirinya, bahwa RR bisa mendapat kantong kolostomi secara cuma-cuma di RS. Siloam. Setiap bulannya, RR bisa mendapat 7 kantong kolostomi gratis. Dokter mengatakan bahwa kanker yang diderita RR tidak bisa dioperasi karena kankernya menempel di saluran kencing