Pengaruh program sekolahku terhadap perkembangan psikosial anak penderita kanker yayasan kasih anak kanker indonesia

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh MEGASARI NIM: 106054102078

KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010 M/1431 H LEMBAR PERNYATAAN


(2)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 31 Mei 2010

MEGASARI 106054102078


(3)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh MEGASARI NIM: 106054102078

Pembimbing

Nurul Hidayati,S.Ag.,M.Pd NIP: 196903221996032001

KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

(YKAKI)

Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) adalah salah satu yayasan yang peduli dengan anak-anak penderita kanker. Kanker itu sendiri adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel.

Salah satu program dari YKAKI adalah Program sekolah-Ku. Tujuan dari program ini adalah memberikan kepada anak-anak kanker untuk mengikuti pelajaran sekolahnya, dan bila mereka sudah selesai menjalankan pengobatan maka mereka dapat melanjutkan pelajaran disekolahnya, selain itu bagi anak-anak pra TK dan TK diberikan aktivitas agar mereka terhindarkan dari kebosanan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh program Sekolah-Ku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survai dan jenis penelitian kausalitas, dan hipotesis yang peneliti ajukan adalah H0 =µ1 = µ2 =µ3 = Tidak ada perbedaan (identik) psikososial

anak penderita kanker bila dilihat dari segi usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit. Dan H1 ≠ µ1 ≠ µ2 = µ3, ada perbedaan (tidak identik) psikososial

anak penderita kanker bila dilihat dari segi usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah menggunakan kuesioner, dimana kuesioner diberikan kepada anak-anak penderita kanker yang mengikuti program sekolah-ku di rumah singgah.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang peneliti lakukan untuk mengetahui pengaruh perkembangan psikososial anak penderita kanker, maka dapat diketahui bahwa H1, ditolak dan H0, diterima, yaitu tidak ada

perbedaan (identik) perkembangan psikososial anak penderita kanker berdasarkan usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit, dengan arti lain tidak ada pengaruh antara program sekolah-ku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker.


(5)

memberikan nikmat iman dan Islam-Nya serta memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam kepada nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat serta para pengikutnya.

Harus peneliti akui, dengan serba keterbatasan yang ada sangatlah berat menyelesaikan Skripsi ini namun pada akhirnya penulis dapat bersyukur karena skripsi yang berjudul “Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia”, dapat penulis selesaikan dengan baik sesuai arahan dan bimbingan. Untuk itu selayaknya peneliti sampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri, UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri, UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Helmi Rustandi, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.

4. Bu Nafsiyah, MSW sebagai Ketua Jurusan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial yang baru, selamat bertugas ya bu.

5. Bapak Ismet Firdaus, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta yang selalu memberikan motivasi dan arahannya kepada mahasiswa KESOS, dan kepada Pak Zaki, M.Si Sebagai Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial yang baru, Selamat ya Pak.


(6)

7. Keluarga yang selalu mensupport peneliti khususnya kepada kedua orangtua peneliti yaitu Ayah-ku (H. Sanusi) dan Bunda-ku (Castinah) yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus kepada peneliti, yang selalu mendoakan peneliti didalam sujudnya, kalian adalah kekuatan bagi Ku. Tidak lupa juga untuk kakak-Ku (Tea Cici), adik-Ku (Meizi), dan kepada kedua jagoan keponakan-adik-Ku (Raihan dan Mirza) aku sayang kalian.

8. Pihak YKAKI yang sudah mengizinkan peneliti untuk menjalankan penelitian (ibu Ira, ibu Pinta, dan bu Ica) dan kakak-kakak tutor, ka Lisna, ka Dido, ka Rissi, Ka Ina, ka Laura, ka Lina, ka Nur, ka Irma, ka nania, dll yang baik dan ramah-ramah. Bu Inggrid, bu Neni dan Pak Jana terimakasih .Tidak lupa juga kepada adik-adik YKAKI makasih atas semuanya

9. Pihak RS. Dharmais khususnya suster Luki dan mbak Yuni yang telah membantu peneliti.

10.Seluruh dosen-dosen UIN yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama kuliah.

11.Teman-teman Kesos 2006 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu - persatu, peneliti harap kita tetap kompak dalam segala apapun, khususnya teman-teman Hang out ku, Christ, Jali, dan Alwi walaupun udah lulus kita tetap bisa hang out bareng ya. Kepada teman seperjuangan-Ku Afrieda dan Melisa yang telah bersama-sama dengan peneliti menjalankan skripsi ini, terimakasih ya atas supportnya.


(7)

malas-malas dan untuk kakak-kakak Kesos 2005 terimakasih atas informasi dan berbagi pengalamannya selama ini.

14.Sepupuku (Yuna) dan temanku (Lia), makasih ya atas dukungannya. 15.Kepada semua pihak yang telah mendukung proses penyusunan

skripsi ini. semoga saja Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin….

Jakarta, 31 Mei 2010

MEGASARI

106054102078


(8)

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR………. xi

DAFTAR DIAGRAM……….xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah……… 7

1. Pembatasan Masalah………. 7

2. Perumusan Masalah……….. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 8

1. Tujuan Penelitian ………... 8

2. Manfaat Penelitian……….. 8

D. Tinjauan Pustaka……….. 9

E. Metodologi Penelitian ……….. 12

1. Jenis Penelitian……… 12

2. Pendekatan Penelitian………. 13

3. Metode Penelitian……… 14

4. Subjek dan objek Penelitian……… 14

a. Subjek Penelitian……… 14

b. Objek Penelitian………. 14


(9)

6. Variabel Penelitian………. 15

7. Hipotesis Penelitian……… 16

8. Kuesioner yang digunakan………. 18

9. Uji coba Instrumen……… 20

a. Uji Validitas………. 20

b. Uji Reliabilitas………. 20

10.Tehnik Pengumpulan Data………. 21

11.Tehnik Analisa Data……….. 21

12.Sumber Data……….. 22

13.Waktu dan Tempat Penelitian………. 22

F. Sistematika Penulisan………. 23

BAB II TINJAUAN TEORI A. Program……… 25

1. Pengertian Program……… 25

2. Macam-macam Program……… 25

3. Tujuan Program……….. 27

B. Sekolah……….. 28

1. Pengertian Sekolah ……….. 28

C. Anak……… 30

1. Pengertian Anak……….. 30

D. Perkembangan ………. 31

1. Pengertian Perkembangan………. 31

2. Perkembangan Anak………. 32

a. Perkembangan Fisik……….. 33


(10)

E. Pertimbangan terhadap Konsep Kematian……… 42

F. Kanker ……….. 48

1. Pengertian Kanker ……….. 47

2. Faktor Penyebab Kanker……….. 48

a. Faktor Keturunan………... 48

b. Faktor Lingkungan……… 49

c. Faktor Makanan……… 49

d. Virus………. 50

3. Jenis-jenis Kanker………. 50

a. Tumor Otak……….. 50

b. Retinoblastoma (Kanker Mata)………. 51

c. Limfoma (Kanker Getah Bening)………. 51

d. Neuroblastoma (Kanker Syaraf)……… 52

e. Tumor Wilms (Kanker Ginjal)………... 52

f. Rabdomisarkoma (Kanker Jaringan Lurik)……….... 52

g. Osteosarkoma (Kanker Tulang)……… 53

h. Leukimia (Kanker Darah)………... 53

G. Hubungan antara fisik, psikologis, dan sosial (Biopsikososial)………55

1. Kesehatan Fisik……… 56

2. Kesehatan Mental……… 56

3. Kesehatan Sosial………. .57

H. Kerangka Pemikiran………... 58


(11)

1. Sejarah YKAKI………61

2. Visi dan Misi YKAKI……….. 63

a. Visi YKAKI……….. 63

b. Misi YKAKI……….. 63

B. Organisasi YKAKI……… 64

C. Program YKAKI……… 64

1. Rumah Kita……….. 64

a. Latarbelakang……… 65

b. YKAKI Peduli……….. 65

c. Persyaratan untuk Menempati RK……… 65

2. SekolahKu ………67

a. Dasar Pemikiran………. 67

b. Tujuan Program………. 68

c. Mereka yang Terlibat ………69

d. Lokasi………. 69

3. Transportasi………. 70

4. Program Cancer Registry……… 71

BAB IV ANALISA DATA A. Uji Validasi dan Reliabilitas………73

B. Distribusi Data……… 74

C. Analisa dan Interpretasi Data……… 94

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……… 100


(12)

LAMPIRAN………107


(13)

Tabel 1. Skala Likert……….. 19 Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 75 Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……. 76 Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Diagnosa Penyakit... 77

Tabel 5. Saya Senang Pelajaran Menempel Gambar………78 Tabel 6. Saya Berani Bernyanyi didepan Teman-teman……… 80 Tabel 7. Saya Senang bekerjasama dengan teman saya kalau bermain

puzzle……… 81 Tabel 8. Saya Marah Kalau Pensil Saya dipinjam Teman…………....83 Tabel 9. Saya Senang Menyapa kakak tutor lebih dulu………84 Tabel 10. Saya Selalu Ingin Menjadi Juara Satu disegala Bidang……. 86 Tabel 11. Jika Ada Pelajaran yang Sulit, saya akan Bertanya kepada

teman atau kakak tutor………... 87

Tabel 12. Saya Tetap Tersenyum Walaupun Teman-teman Mengejek 88 Tabel 13. Saya selalu Mengerjakan tugas dari kakak tutor………… 90 Tabel 14. Buku yang saya pinjam selalu kondisi baik……… 91 Tabel 15. Saya iri jika ada teman yang mendapatkan nilai bagus…… 93


(14)

Gambar 1. Paradigma Penelitian Hubungan Variabel X dan Y………16


(15)

xii

Diagram 1. Prosentase Responden berdasarkan Usia………….. 75

Diagram 2. Prosentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin….76 Diagram 3. Prosentase Responden berdasarkan Penyakit………..77

Diagram 4. Prosentase Jawaban Responden no 1………...79

Diagram 5. Prosentase Jawaban Responden no 2……… 80

Diagram 6. Prosentase Jawaban Responden no 3………82

Diagram 7. Prosentase Jawaban Responden no 4………83

Diagram 8. Prosentase Jawaban Responden no 5………85

Diagram 9. Prosentase Jawaban Responden no 6………86

Diagram 10. Prosentase Jawaban Responden no 7………88

Diagram 11. Prosentase Jawaban Responden no 8………89

Diagram 12. Prosentase Jawaban Responden no 9………90

Diagram 13. Prosentase Jawaban Responden no 10………. 92


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap orangtua melalui rahim seorang ibu selama sembilan bulan lamanya. Anak bagi mereka adalah titipan sang khalik yang harus di jaga dan diperhatikan dunianya. Dunia yang layak bagi anak adalah dunia dimana semua anak mendapatkan awal kehidupan yang sebaik mungkin, baik secara fisik, psikologis, spiritual, sosial, emosional, kognitif, dan budaya. Seperti dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Mukminun ayat 12-14:

Artinya :” Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang dan tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasuci Allah Pencipta yang paling baik.” (QS Al Mukminun:12-14)

Anak adalah masa depan bangsa dimasa yang akan datang. Namun sekarang tinggal harapan saja. Jika ada beberapa dari mereka menderita kanker stadium lanjut, kanker pada anak diperkirakan mencapai 1% dari jumlah penyakit kanker secara menyeluruh, kanker pada anak dapat disembuhkan bila dideteksi secara dini dan pengobatan serta


(17)

perawatannya. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.1 Kanker dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur, dan jenis kelamin. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa tak luput dari serangan kanker. Begitu pula dengan pria maupun wanita dapat terserang penyakit yang paling banyak ditakuti ini.

Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di Negara berkembang. Kanker itu sendiri adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak stabil tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi digen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen.

Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter dari keganasan dan

1

Media, Indonesia. “ Leukimia Peringkat Pertama Penyakit Kanker pada Anak”artikel diakses Sabtu, 14 Februari 2004 dari


(18)

apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi.2 Penyakit ini sebenarnya timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal serta pola makan dan pola hidup yang tidak sehat, meskipun diketahui kanker bisa diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Kanker termasuk penyakit yang tidak menular. Resiko terkena kanker sangat besar jika salah satu anggota keluarga terkena kanker.3

Menurut pendapat dr. Maria Abdulsalam pentingnya deteksi dini kanker pada anak. Selama ini keluarga atau masyarakat belum mengetahui tentang bagaimana tanda-tanda kanker pada anak. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker menyebabkan penanganan penyakit keganasan itu lambat di Indonesia. “ keluarga baru membawa anaknya ke rumah sakit umumnya sudah dalam kondisi stadium lanjut atau parah. Di RSUPN lebih dari 60% kasus semacam ini,” jelas spesialis anak ini. Meskipun angka kejadian kanker pada anak relatif jarang, yakni 1% sampai 3 % dari seluruh kanker manusia, tetapi masyarakat perlu mengetahui adanya informasi yang benar dan jelas mengenai penyakit kanker.

Hingga kini penyebab kanker sendiri belum diketahui dengan pasti. Namun penyakit ini bisa dilihat dari factor resiko, seperti genetika

2

Wikipedia. “ Kanker”, dari http://id.wikipedia.org/wiki/kanker

3

Lina Mardiana, Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita dengan Tanaman Obat, hal 5


(19)

(keturunan) dan lingkungan antara lain infeksi virus, bahan kimia atau obat, radiasi, makanan, dsb.4.

Bila dilihat dari faktor penyebab terjadinya kanker pada anak itu sendiri , seharusnya mulai dari orang terdekat mereka mulai menyadari bahwa betapa pentingnya hidup sehat mulai dari hal terkecil. Hidup sehat itu tidak harus mahal dan mengeluarkan uang yang banyak untuk mendapatkannya, hanya cukup hidup bersih dan peduli dengan lingkungan sekitar.

Tidak mudah bagi keluarga untuk benar-benar dapat menerima kabar bahwa salah satu dari anaknya menderita kanker leukemia. Mereka mungkin sangat terpukul sekali dari segi psikologi mereka mungkin mengalami gangguan seperti halnya sedih atau bisa lebih dari itu yaitu depresi. Tetapi bila dibandingkan dengan si penderita itu sendiri mungkin mereka secara psikologis mengalami perasaan kecewa ataupun sedih dan begitu juga secara kehidupan sosialnya, mereka tidak dapat langsung bersosialisasi dengan masyarakat seperti biasanya. Butuh beberapa waktu untuk mereka untuk dapat menerima jika mereka sedang mengalami penyakit kanker.

Menurut pendapat Dra Indria L. Gamayanti proses penyembuhan dengan cara ilmu kesehatan saja tidak cukup tanpa memperhatikan aspek

4

Media, Indonesia. “ Leukimia Peringkat Pertama Penyakit Kanker pada Anak”artikel diakses Sabtu, 14 Februari 2004 dari


(20)

psikologi dan sosial, Ungkapan Dra. Indria L. Gamayanti (seorang ahli Ilmu kesehatan Anak) menarik untuk dikutip.

“Mengingat pengobatan penyakit kanker membutuhkan waktu yang lama dan berulang, serta kemungkinan kambuhnya cukup besar, bahkan terkadang meninggalkan dampak menetap, maka pengobatan dan perawatan dengan hanya mengandalkan ilmu kesehatan mutakhir dan alat-alat canggih tanpa memperhatikan aspek psikologi dan sosial dianggap kuno, terlebih bila yang mengalami penderitaan ini adalah anak-anak,” kata Dra Indria L. Gamayanti, Msi dari agains ilmu Kesehatan anak RSUP Dr. Sardjito/fak kedokteran UGM.Hal ini tidak terlepas dari pengertian anak tentang penyakit, yang dipengaruhi oleh tingkat perkembangan kemampuan berfikir anak dan tingkah lakunya terhadap penyakit, rasa dan program pengobatan, yang menyebabkan timbulnya stress selama anak tersebut dirawat dirumah sakit. Karena itu kata Indria, pendekatan psikologis sangat diperlukan untuk menghindari anak-anak yang menderita kanker ini dari stress yang bisa mengahambat proses penyembuhanya. Pendekatan yang dapat dilakukan terhadap anak diantaranya mengurangi trauma psikis, memberikan semangat senantiasa bersikap hangat terhadap anak, pemantauan dan stimulasi terhadap perkembangan dan pentingnya mengajak mereka bermain bersama, sehingga anak-anak ini tidak merasa ditinggalkan.

Bukan hanya itu, orang tua juga harus berusaha untuk memahami emosi anak yang muncul, dan menandai emosi ini baik yang negative maupun positif diharapkan dapat menghambat atau menunjang tujuan pengobatan. Karena emosi positif dapat membantu proses penyembuhan. Selain itu anak-anak penderita kanker ini harus dibantu untuk berperilaku dan berfikir positif dan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan akibat sakit yang dideritanya.5

Anak-anak penderita kanker juga mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan mereka yang tidak mengalami sakit. Walaupun mereka menderita penyakit yang dapat

5

KBI Gemari,” Penderita Kanker Anak Meningkat tajam di Indonesia.” Artikel diakses 28 January 2002 dari http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1488


(21)

membuat mereka tidak lama lagi hidup didunia ini tetapi itu semua tidak menghalangi mereka untuk mempunyai cita-cita yang tinggi dan mempunyai impian yang tinggi tentang masa depan mereka. Itu semua bisa didapat mereka melalui sekolah. Menurut Emile Durkeim seorang sosiolog mengatakan

“From this facts it follows that each society sets up a certain ideal man of what he should be, as much from this intellectual point it become differentiated according to the particular milleux that every society certain in its structure”.

“ Fakta-fakta menunjukan bahwa setiap masyarakat membentuk suatu gambaran mengenai manusia ideal yang dicita-citakan, yaitu bagaimana seharusnya manusia menjadi apa yang sebaiknya, baik dari segi intelektual, maupun dari segi fisik dan moral. Citra ini sampai pada tertentu akan sama bagi semua warga masyarakat, tetapi diluar tingkat tertentu itu dapat terjadi perbedaan sesuai dengan lingkungan khusus yang terdapat Dalam struktur masyarakat tersebut”.6

Hal ini yang membuat penulis tertarik mengambil tema kanker pada anak, karena anak yang seharusnya menghabiskan waktunya dengan bermain dan belajar serta mempunyai cita-cita yang tinggi harus berhadapan dengan penyakit yang mengancam mereka untuk lebih cepat meninggalkan dunia ini. Bila dilihat dari segi psikologi sosial mereka, mungkin tidak mudah bagi mereka untuk menerima kenyataan ini bahwa mereka sekarang sedang mengalami penyakit mematikan walaupun kanker itu sendiri dapat disembuhkan. Dalam penelitian ini juga peneliti

6


(22)

terfokus kepada perkembangan psikososial anak penderita kanker karena dalam tahap penyembuhan faktor psikososial juga penting. Sosialisasi mereka terhadap lingkungan sekitar dapat membantu mereka untuk melupakan sejenak penyakit yang diderita mereka. karena dalam hal ini faktor fisik, psikologis, sosial, dan religi sangat erat kaitannya. Orang dikatakan sehat apabila faktor-faktor tersebut terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk memperdalam tentang hubungan antara program sekolahku dengan psikososial anak yang menderita kanker yaitu tentang “ Pengaruh Program Sekolahku Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia”.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya waktu, dana dan demi terfokusnya pikiran maka peneliti membatasi masalah pada tahap perkembangan psikososial anak penderita kanker yang sedang mengikuti program sekolah-ku di Rumah Kita (Rumah Singgah).


(23)

2. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan peneliti lakukan adalah:

a. Bagaimanakah keadaan psikososial anak penderita kanker ?

b. Adakah pengaruh program sekolahku dalam perkembangan psikososial anak penderita kanker?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui keadaan psikososial anak penderita kanker. b. Untuk mengetahui adakah pengaruh program sekolahku dengan

psikososial anak penderita kanker. 2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Secara Akademik

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit kanker dan dapat mengetahui program yang sesuai untuk psikososial anak penderita kanker serta diharapkan menjadi masukan untuk lembaga yang perduli dengan kanker anak.


(24)

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat menambah ilmu pengetahuan masyarakat khususnya bagi keluarga yang mempunyai anak atau kerabat yang menderita penyakit kanker.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut , peneliti kemukakan suatu tinjauan pustaka sebagai langkah awal dari penyusunan skripsi yang peneliti buat agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lainya dari skripsi-skripsi sebelumnya. Setelah mengadakan suatu kajian kepustakaan, maka peneliti menemukan beberapa skripsi yang hampir sama dengan peneliti buat, tetapi dari beberapa segi berbeda, lebih lanjut akan peneliti paparkan.

Skripsi pertama

Nama : Lulu Paputungan

Universitas : Mahasisiwi Universitas Indonesia

Judul : Judul “Anak yang ditrafik oleh Keluarga: Penyebab dan Dampak Psikososial (studi kasus terhadap tiga klien pada one stop crisis center international organization for migration Jakarta, UI

depok 2007

Walaupun sama-sama mengambil objek kajiannya yaitu psikososial tetapi berbeda dengan skripsi yang peneliti kaji yaitu terletak


(25)

pada subjek kajiannya. Lulu Paputungan mengambil subjek anak korban trafficking dan peneliti mengambil subjek anak-anak penderita Kanker.

Tidak hanya itu saja perbedaan itu juga terletak di tempat penelitian. Lulu Paputungan melaksanakan penelitian di IOM Jakarta, sedangkan peneliti melaksanakan penelitian di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia Skripsi Kedua

Nama : Aris Miarti

Universitas : Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Kesejahteraan Sosial

Judul : Pelayanan Psikososial dalam Menangani Anak yang Mengalami Trauma Akibat Kekerasan (child abuse) (studi kasus terhadap 3 klien korban kekerasan di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA Bambu Apus), Depok Juli 2009),

Sama seperti skripsi sebelumnya persamaanya terletak pada objek yaitu dari segi psikososial. Dan perbedaanya terletak pada subjek penelitian dan tempat penelitian. Aris Miarti terfokus pada pelayanan Psikososial dalam menangani anak korban kekerasan dan melakukan penelitian di RSPA Bambu Apus sedangkan peneliti terfokus dengan pengaruh program sekolahku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker dan peneliti melakukan penelitian di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia.


(26)

Skripsi Ketiga

Nama : Trijadi Risnanto

Universitas : UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Tahun 2008

Judul : Judul skripsi Peran Sekolah Alam Kandank Jurank Doank dalam Pengembangan Kreatifitas Anak di Kelurahan Jurang Mangu.

Dalam skripsi ini Trijadi membahas mengenai peranan sekolah kandank jurang doank dalam pengembangan kreatifitas anak, walaupun sama-sama mengambil tema mengenai sekolah tetapi berbeda dengan skripsi yang peneliti kaji dalam hal ini, perbedaannya terletak dari objek yang diteliti Trijadi mengambil objek pengembangan kreatifitas anak. Walaupun subjek dalam penelitiannya sama yaitu sama-sama anak tetapi terdapat perbedaan yaitu jika Trijadi mengambil subjek hanya anak sedangkan subjek yang peneliti ambil adalah anak-anak penderita kanker. Perbedaanya juga terdapat dalam metode penelitian yang diambil jika Trijadi menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Skripsi Keempat

Nama : Supriyanti

Universitas : UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan


(27)

Masyarakat Islam, Konsentrasi Kesejahteraan Sosial. Tahun 2009

Judul : Judul Peran Yayasan Sayap Ibu dalam Membantu Perkembangan Psikososial Anak Terlantar di Taman Balita Sejahtera

Dalam skripsi ini Supriyanti membahas Peran Yayasan Sayap Ibu dalam Membantu Perkembangan Psikososial Anak Terlantar, dalam skripsi ini persamaannya terletak pada perkembangan psikososial anak. Walaupun sama-sama mengambil objek perkembangan psikososial anak tetapi terdapat perbedaan dengan skripsi yang peneliti buat. Perbedaan itu terletak pada judul skripsi peneliti mengambil judul pengaruh program sekolahku terhadap perkembangan psikososial anak kanker, selain itu perbedaanya juga terletak pada tempat penelitian, peneliti melakukan penelitian di YKAKI, dan perbedaan itu juga terletak pada sumber data yaitu sumber data yang Supriyanti adalah anak-anak yang terlantar sedangkan sumber data yang peneliti peroleh adalah anak-anak penderita kanker.

E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kausalitas yang dilihat dari taraf pemberian informasinya. Penelitian ini bermaksud mencari kemungkinan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang sekarang ada dan mencoba mencari kemungkinan sebabnya


(28)

dari data yang dikumpulkan.7 Penelitian kausal merupakan penelitian yang dapat memberikan penjelasan secara konkrit (eksplisit) tentang variabel yang merupakan penyebab dan variabel yang merupakan akibat melalui pengujian hipotesa. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan sebab akibat antara program sekolahku dengan perkembangan psikososial anak penderita kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang peneliti dapatkan berupa angka-angka, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan asumsi-asumsi pendekatan positivis karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, karena digunakan untuk meneliti pada populasi dan sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif /statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.8

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relativ tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang refresentatif. Proses penelitian bersifat

7

Prof.Dr.Husaini Usman, M.Pd.,MT, Metodologi Penelitian Sosial, edisi II(Jakarta:PT Bumi Aksara), hal 5

8


(29)

deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis, hipotesis selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. 9

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian survai, penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.10 Alasan peneliti menggunakan metode penelitian survai karena dalam tahap pengumpulan data peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. 4. Subjek dan Objek

a. Subjek Penelitian

Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan populasi dan sampel yang sedang menetap dirumah Kita (Rumah singgah yang didirikan YKAKI untuk anak-anak penderita yang berasal dari luar daerah yang sedang menjalankan perawatan di RS)

b. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini objek yang digunakan peneliti adalah Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker .

9

Ibid, hal 8

10


(30)

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan.11 Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa-siswi sekolahku yang menderita penyakit kanker yang berjumlah 15 orang yang sedang menetap dirumah kita (Rumah Singgah yang didirikan YKAKI untuk anak-anak penderita kanker yang berasal dari luar daerah yang sedang menjalankan perawatan diRS.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.12 Dalam hal ini sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu penelitian yang menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian. Alasan peneliti menggunakan sampel jenuh karena jumlah populasi yang ingin diteliti relativ kecil yaitu kurang dari 30 orang.

6. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan veriabel terhadap objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independent dan variabel dependen. Variabel independent

11

Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal 80

12


(31)

(variabel bebas) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi13. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel independent adalah program Sekolahku. Sedangkan variabel dependen adalah variabel respon, output, kriteria, konsekuen, dan sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas14. Dan dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel dependen adalah perkembangan psikososial anak penderita kanker.

X (variabel Independent) = Program Sekolah-ku Y (variabel Dependen) = Perkembangan Psikososial

Gambar. 1 Paradigma Penelitian Hubungan Variabel X dan Y

X Y

7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban

13

DR. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian,(Bandung: CV.Alfabeta (1999), hal 3

14


(32)

yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.15

Dan dalam penelitian ini akan dicari seberapa besarkah pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen yaitu Apakah terdapat Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker. Dan adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Hipotesis nol (H0) : µ1 = µ2= µ3: Tidak adanya perbedaan (identik) perkembangan psikososial anak penderita kanker berdasarkan dari segi usia, jenis kelamin dan diagnosa penyakit. Dengan kata lain bahwa tidak ada pengaruh antara program sekolah-ku dengan perkembangan psikososial anak penderita kanker.

Hipotesis Kerja (H1) : µ1 ≠µ2 ≠ µ3: Adanya perbedaan (tidak identik) perkembangan psikososial anak penderita kanker berdasarkan dari segi usia, jenis kelamin dan diagnosa penyakit. Dengan kata lain bahwa ada pengaruh antara program sekolah-ku dengan perkebangan psikososial anak penderita kanker.

15

Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuentitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: CV Alfabeta, 2008),hal 63-64


(33)

8. Kuesioner yang digunakan

Kuesioner merupakan instrument pengumpulan data dalam penelitian sosial. Dengan kuesioner tersebut peneliti menggali informasi dari responden (orang yang menjadi subyek penelitian). Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan informasi (data) yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis penelitian.16 Tujuan pokok pembuatan kuesioner menurut Singarimbun dan Handayani, selain untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, juga untuk memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin.17

Dalam penelitian ini kuesioner yang peneliti gunakan adalah jenis kuesioner tertutup yakni pertanyaan yang jawabannya sudah ditentukan, artinya peneliti sudah menyediakan pilihan jawaban bagi responden. Tugas responden hanyalah menjawab pertanyaan peneliti dan memilih salah satu dari beberapa jawaban yang telah disediakan. Dalam hal ini responden tidak diperkenankan memberikan jawaban lain diluar jawaban-jawaban yang telah disediakan peneliti. Alasan peneliti menggunakan kuesioner tertutup adalah agar lebih mudah dalam pengolahan data.

Dalam pembuatan kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

16

Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, hal 77

17


(34)

fenomena sosial.18 Alasan peneliti menggunakan skala Likert dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui tingkat perkembangan psikososial anak penderita kanker.

Tabel.1 Skala Likert

No Alternatif Jawaban Positif Negatif

1. Sangat Setuju 5 1

2. Setuju 4 2

3. Ragu-ragu 3 3

4. Tidak Setuju 2 4

5. Sangat Tidak Setuju 1 5

Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor (variability of Score) sebagai akibat penggunaan skala 1-5, dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar pertanyaan, memungkinkan anak-anak penderita leukemia mengekspresikan pendapat mereka dalam nilai yang mereka terima, lebih mendekati kenyataan sebenarnya. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi kendalanya dibandingkan dengan dua tingkatan “ya” atau “tidak”19

18

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal 93

19

Annisa Mardiati,” Pengaruh Strategi Customer Value Creation terhadap Kepuasan Pelanggan Dompet Duaf a,”( Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2009) hal 38


(35)

9. Uji Coba Instrumen

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.20

a. Uji Validitas

Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur. Jika seorang peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusunnya harus dapat mengukur apa yang diukurnya21, sementara itu jenis validitas pengukuran dalam penelitian ini validitas isi yaitu suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep.22 Dalam perhitungan validitas data ini peneliti menggunakan rumus Korelasion Product Moment untuk mengukur korelasi antara masing-masing pernyataan. Pengujian validitas dilakukan di RS Dharmais. Dengan menggunakan SPSS. 18 for Windows. b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut

20

Ibid, hal 102

21

Annisa Mardiati,” Pengaruh Strategi Customer Value Creation terhadap Kepuasan Pelanggan Dompet Duaf a,”( Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2009) hal 36-37

22


(36)

reliabel.23 Dalam tehnik perhitungan reliabel ini peneliti menggunakan tehnik Internal Consistency yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian yang data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen24 Dalam perhitungan ini peneliti menggunakan bantuan komputerisasi SPSS. 18 For Windows dengan menggunakan Cronbach’s Alpha.

10. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode penelitian survei dengan teknik yang digunakan yaitu kuesioner atau angket sebagai alat pengumpul data, yaitu peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden. Bentuk angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup dengan alternativ jawaban telah tersedia oleh penulis.

11.Tehnik Analisa Data

Tehnik analisa data dalam penulisan skripsi ini adalah tehnik analisa statistik inferensial. Tehnik analisa statistik inferensial adalah tehnik yang digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.25 Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya ialah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

23

Ibid, hal 140

24

Prof.DR. Sugiyono, Metode Penelitian kantitatif, kualitatif dan R&Di, hal 131

25


(37)

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, data kemudian dianalisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam laporan ilmiah.

Dalam tehnik analisa ini peneliti menggunakan bantuan komputerisasi yaitu dengan menggunakan SPSS. 18 for windows yaitu menggunakan uji Anova dua faktor. (Two Way Anova).

12. Sumber Data

a. Data Primer, yaitu berupa data yang diperoleh langsung dari responden penelitian, yaitu para anak penderita kanker yaitu berjumlah 15 orang, orangtua anak penderita kanker berjumlah 15 orang , penghuni rumah singgah dan tutor atau pengajar Sekolah-Ku yang berjumlah 15 orang yang berada di Rumah Kita Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).

b. Data Sekunder, yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil dari buku, skripsi, artikel, majalah atau internet yang berkaitan dengan penelitian

13. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia, yang bertempat di Rumah Kita yang beralamat di Jl. Percetakan Negara IX no.3 Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kode Pos 10570 Telp : 021-4243128. Dan untuk melakukan penelitian uji coba instrument validitas dan reliabilitas peneliti melakukan penelitian di RS Dharmais.


(38)

Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai dari tanggal 5 April 2010 s/d 10 Mei 2010.

F. Sistematika Penulisan

Dalam hal sistematika penulisan ini penulis menggunakan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman penulisan skripsi ini.

BAB I Pendahuluan

Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metodologi penelitian, Tempat dan waktu penelitian, dan Sistematika penelitian. BAB II Landasan Teori

Pengertian Sekolah, Pengertian Anak, Pengertian Kanker, Pengertian Psikososial, Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kanker, Hubungan antara penyakit kanker dengan Psikososial seseorang, Faktor-faktor yang Mendukung Proses Penyembuhan Kanker.

BAB III Gambaran Umum Lembaga

Sejarah Singkat Lembaga, Profil Lembaga, Visi dan Misi Lembaga, Struktur organisasi lembaga, Program –


(39)

programYKAKI, Sarana dan Prasarana, Hubungan dengan Lembaga Lain, Struktur Tutor (Tenaga Pengajar), sejarah didirikannya program sekolahku oleh YKAKI

BAB IV Analisa Data

Memuat pelaksanaan penelitian dengan lingkungan rumah singgah, keluarga klien dan kliennya sendiri, serta hasil analisa data mengenai Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker.

BAB V Penutup Kesimpulan Saran


(40)

BAB II TINJAUAN TEORI A. Program

1. Pengertian Program

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi, seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara mempunyai suatu program.

Suharsimi Aritkunto mengemukakan program adalah: ”sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan.”26

2. Macam-macam Program

Jenis-jenis program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari berbagai aspek.

Program ditinjau dari: a. Tujuan

Ada tujuan mencari keuntungan (kegiatan komersial). Jika program tersebut mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program tersebut

26

Putri Megawati,” Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak

Penyandang Cacat Down Syndrome di SLB Dharma Asih,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, hal 12


(41)

bertujuan sukarela, maka ukuranya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.27

b. Jenis

Ada program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.

c. Jangka Waktu

Ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. d. Keluasan

Terbagi menjadi 2 macam:

1. Program sempit adalah hanya menyangkut program yang terbatas 2. Program luas adalah menyangkut banyak variabel.

e. Pelaksanaannya

Terbagi menjadi 2 macam:

1. Program kecil: hanya dilaksanakan beberapa orang. 2. Program besar dilaksanakan oleh banyak orang. f. Sifatnya

Terbagi menjadi 2 macam:

1. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak dan menyangkut hal-hal yang vital.

2. Program kurang penting adalah hal sebaliknya.

27


(42)

3. Tujuan Program

Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, sebagai berikut:28

“Tujuan Program merupakan suatu pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut perlu dilaksanakan karena tujuan menentukan apa yang akan diraih.”

Tujuan program dibagi menjadi 2 bagian: yaitu umum dan tujuan khusus (objectives). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus outputnya jangka pendek.

Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah pelajaran yang akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar-mengajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution bahwa kurikulum adalah

“Sejumlah mata pelajaran atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijaza.”29

28

Putri Megawati,” Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak

Penyandang Cacat Down Syndrome di SLB Dharma Asih,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, hal 13

29


(43)

B. Sekolah

1. Pengertian Sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.30

Sekolah adalah lembaga formal yang diberikan keabsahannya oleh pemerintah untuk mendidik masyarakat sehingga mereka mampu mengenali dan mengetahui berbagai persoalan yang dihadapinya. Didalam kelembagaan sekolah terdapat kepala sekolah, komite orang tua sekolah, guru, wali/orangtua siswa, guru, dan siswa. Masing-masing memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Seorang kepala sekolah biasanya berperan sebagai orang tua yang membawahi dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berlangsung di lembaga sekolah.31

Komite orang tua sekolah berperan sebagai kelompok individu yang bertugas mengawasi dan bersama-sama mengontrol pendidikan yang berlangsung disekolah. Wali/orang tua siswa adalah orang yang mengajar. Sekolah merupakan salah satu tempat mencari ilmu, mencari ilmu adalah wajib hukumnya dan Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang mempunyai ilmu, seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Mujadalah: 11

30

KBBI, hal 1013

31

Trijadi, Risnanto,” Peran Sekolah Alam Kandank Jurank Doank dalam Pengembangan Kreatifitas Anak di Kelurahan Jurang Mangu,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta


(44)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Lembaga yang sama, yang juga memberikan pengajaran dan pendidikan diantaranya seperti lembaga kursus/lembaga professional, pesantren, dan surau. Perbedaannya dengan lembaga sekolah terletak pada jenjang lamanya pendidikan dan sistem majerial pendidikannya. Bila disekolah seorang anak akan lulus setelah mengikuti jenjang kelas paling rendah hingga paling tinggi, dengan lama waktu yang telah ditentukan. Untuk jenjang sekolah dasar misalnya, seorang akan dinyatakan lulus setelah menempuh pendidikan dalam waktu yang telah ditentukan. Ukuran dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumber daya dan tujuan penyelenggara pendidikan. 32

Sebuah sekolah mungkin sangat sederhana dimana sebuah lokasi tempat bertemu seorang pengajar dan beberapa peserta didik, atau mungkin, sebuah kompleks bangunan besar dengan ratusan ruang dan puluhan ribu tenaga kependidikan dan peserta didik. Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang sering ditemui pada institusi yang ada di Indonesia, berdasarkan kegunaannya: ruang belajar seperti ruang kelas, ruang laboratorium, ruang kantor, perpustakaan , halaman.

32


(45)

Menurut status sekolah terbagi dari: sekolah Negeri Public School, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.

Sekolah swasta Private School, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non pemerintah/ swasta, penyelenggara pendidikan masih berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.

Selama ini, pengembangan sekolah hanya terbatas pada lembaga formal yang didalamnya terdapat guru, dan kurikulum , dan mata pelajaran diajarkan diruang kelas. Namun, belakangan mulai banyak berkembang jenis-jenis sekolah yang lebih mengembangkan variasinya. C. Pengertian Anak

Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan anak, Menurut undang-undang anak didefinisikan sebagai seorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah menikah. Hal ini berarti bahwa yang termasuk kategori anak adalah sejak lahir sampai akhir 21 tahun. Namun rentang usia 0 sampai 21 tahun tersebut, apabila seseorang telah menikah maka bukan lagi kategori anak.33 Menurut UU RI No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Bab II, pasal 2 bahwa:” Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih

33

Undang-undang Negara (UU RI No.4 tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak) (Jakarta : sinar grafika, 2005)


(46)

sayang baik dalam keluarga maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. Menurut kartono, maka kanak-kanak dimulai sejak usia 2 tahun sampai 12 tahun, yang dibagi dalam dua fase yaitu masa anak-anak awal yang berusia 2 sampai 6 tahun.

Menurut pendapat ini usia 1 sampai 2 tahun dikategorikan bayi karena tingkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap orang lain disekitarnya. Sedangkan usia 2 sampai 6 tahun diklasifikasikan sebagai awal masa asa kanak-kanak, sedangkan usia 6 sampai 12 tahun dikategorikan sebagai akhir masa kanak-kanak.34

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembangan, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasaan dan diskriminasi.35

D. Perkembangan

1 Pengertian Perkembangan

Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele” perkembangan berarti perubahan secara kualitatif “. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan

34

Kartini,Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, Jakarta; Rajawali press, 1990, hal 84

35

Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan Anak, no.11 ( Maret 2007), hal. 11


(47)

seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang komplek.36

Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi. Keduanya mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kematian. Dalam tahun-tahun pertama pertumbuhan berperan, sekalipun perubahan-perubahan yang bersifat kemunduran terjadi semenjak kehidupan janin.

Manusia tidak pernah statis. Semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun kemampuan psikologi. Piaget menjelaskan bahwa struktur itu” tidak pernah statis dan sudah ada semenjak awal”.dengan kata lain, organisme yang matang selalu mengalami pembuahan yang progresif sebagai tanggapan terhadap kondisi yang bersifat pengalaman dan perubahan-perubahan itu mengakibatkan jaringan interaksi yang majemuk.37

2. Perkembangan Anak

Periode ini adalah kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 tahun) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan

36

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Ciracas, Jakarta: Erlangga, Hal. 2

37

Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan Anak, no.11 ( Maret 2007), hal 2


(48)

Anak, no.11 ( Maret 2007), hal, nilai, dan perilaku), psikososial serta diikuti oleh perubahan-perubahan yang lain.

Menurut Zastrow, anak yang berkembangnya normal memiliki keterampilan tertentu sesuai dengan tingkat usianya. Adapun standar keterampilan yang secara umum dimiliki oleh anak usia 6 sampai 8 tahun yaitu : pada pola permainan anak-anak senang mencoba melakukan ketangkasan fisik, mulai berminat pada pertandingan, senang mengumpulkan barang dan menyukai permainan drama (imajinasi)38

a. Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relativ seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama kerena bertambahnya ukuran system rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya. b. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus keterampilan-keterampilan motorik, anak-anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang

38

Zastrow, charles and Karen k Kirst-A Shaman, Understanding human behavior and the sosial Environment(Chicago: Nelson-hall Publiser, 1993) hal 69


(49)

bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain:

1. Anak usia 5 tahun mampu meloncat dan menari menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan dapat menghitung jari-jarinya, mendengar dan mengulang hal-hal penting dan mampu bercerita, mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya, bila dilarang apa yang menjadi keinginannya, mampu membedakan besar dan kecil.

2. Anak usia 6 tahun. Ketangkasan meningkat melompat tali, bermain sepeda, mengetahui kanan dan kiri, mungkin bertindak menentang dan tidak sopan, mampu menguraikan objek-objek dengan gambar.

3. Anak usia 7 tahun. Mulai membaca dengan lancar, cemas terhadap kegagalan, peningkatan minat pada bidang spiritual, kadang malu atau sedih.

4. Anak usia 8-9 tahun. Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat, mampu menggunakan peralatan rumah tangga. Keterampilan lebih individual, ingin terlibat dalam sesuatu, menyukai kelompok dan mode, mencari teman secar aktif.

5. Anak usia 10-12 tahun. Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak, mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri, dll, adanya keinginan anak untuk


(50)

menyenangkan dan membantu oranglain, mulai tertarik dengan lawan jenis.

c. Perkembangan Kognitif

Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur-angsur. Jika pada periode sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang kearah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar. Menurut teori piaget, pemikiran anak-anak usia dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret operasional Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek

peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu:

1. Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang satu dengan benda atau keadaan yang lain.

2. Hubungan timbal balik (Resipprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.


(51)

3. Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu dengan benda-benda yang adalah operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkannya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.

a. Perkembangan Memori

Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan-keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori (Memory Strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting, yaitu:

1. Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.

2. Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas.


(52)

3. Image (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembanyangan dari seseorang.

4. Restieval (Pemunculan kembali): Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatuu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah memori, mereka akan menggunakan secara spontan.

selain strategi-strategi diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak sebelumnya.

b. Perkembangan Pemikiran

Perkembangan pemikiran kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-inforamasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu berfikir secara reflektif dan evaluatif.

c. Perkembangan Kreativitas

Perkembangan kreativitas dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah.

d. Perkembangan Bahasa

Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat


(53)

bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih dsingkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat39

d. Perkembangan Psikososial

Pendekatan psikososial menurut Newman (1991) pada dasarnya memfokuskan pada pengalaman internal sebagai hasil interaksi antara proses somatic, ego, dan sosial. Proses somatic memfokuskan pada dampak dari atribut fisik dan perubahan fisik seseorang terhadap perasaan dan hubungan sosialnya. Proses ego memfokuskan pada representasi kita akan informasi dan hubungan kita mengkategorikan dan menginterpretasikan pengalaman. Sedangkan proses sosial menekankan pada cara kita terlibat dalam suatu kelompok daripada penggunaan pemikiran, perasaan dan perilaku kita.

Pendekatan psikososial berkembang untuk mendukung well-being seorang individu dan keluarga dan untuk merespon kebutuhan manusia agar bisa memulihkan fungsi sosialnya kembali dan untuk memperbaiki hubungan interpersonal mereka dan kehidupannya. Walaupun telah terjadi perubahan setelah beberapa tahun, pendekatan psikososial tetap mengakui pengaruh dari faktor biologi, internal psikologi dan proses emosional, kondisi sosial dan fisik eksternal dan saling mempengaruhi didalamnya.

39

G excess .” Perkembangan anak” dari <a href=

http://www.g-excess.com/content/view/446/title=”Perkembangan anak”>Perkembangan anak(Perkembangan Fisik,Perkembangan motorik,Perkembangan


(54)

Tahapan dasar yang digunakan dalam pendekatan ini adalah pemahaman akan individu dan keluarga, sikap mereka terhadap lingkungan, dan peran “person- in situation gestalt” ( perilaku seseorang dalam situasi) sehingga penilaian yang berarti atau diagnosanya dapat disusun dengan baik (Woods and Robinson, 1996).

Istilah psikososial kemudian digunakan untuk mencerminkan perkembangan intervensi psikologi yang mengakui pentingnya aspek-aspek sosial dalam pengalaman manusia, sekaligus menjauhi istilah kesehatan mental (mental health) yang dapat menstigmasi (Laugghy dan Eyber, 2003 dalam Irwanto 2007, h 27)

Tahap psikososial merupakan tahap perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan kultur. Erikson menemukan bahwa dalam tahap-tahap kehidupan setiap individu, terdapat tugas-tugas perkembangan penting yang perlu diiselesaikan dengan baik. Keberhasilan individu dalam menyelesaikan suatu tugas perkembangan awal akan menjadi dasar bagi tugas perkembangan selanjutnya, sehingga kemungkinan individu untuk dapat menyelesaikan tugas berikutnya akan lebih besar. Namun sebaliknya, kegagalan individu dalam menyelesaikan tugas dalam suatu tahap perkembangan akan cenderung menghambat individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan pada tahap selanjutnya. Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan


(55)

psikososial ini secara urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan dengan baik.40

Menurut Erik Erickson (1963), ada 4 tahap perkembangan psikososial anak:

1. Usia 0-12/18 bulan Basic trust vs mistrust ( percaya vs tidak percaya)

Pada fase ini anak mulai mengembangkan sense mengenai dunia yang baik dan aman. Pada masa ini penting bagi bayi untuk menyeimbangkan trust (yang memampukan mereka untuk menjalin hubungan yang intim dengan orang lain) dan mistrust (yang memampukan mereka untuk melindungi diri mereka sendiri, baik dari orang asing maupun dari benda asing). Jika trust mendominasi maka anak akan mengembangkan “the virtue of hope” kepercayaan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan dan desire yang mereka miliki (Erikson, 1982).

Jika mistrust yang mendominasi maka anak akan mempersepsi dunia sebagai tidak bersahabat dan tidak dapat diprediksi dan dikemudian hari anak akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial.

Pertanyaanya adalah bagaimana agar anak dapat mengembangkan trust? Critical element dari trust ini adalah pengasuhan yang sensitive,

responsive dan konsisten. Misalnya dalam hal memenuhi kebutuhan

makan si bayi, dalam hal ini ibu menjadi representasi dari dunia.

40


(56)

2. Usia 12/18 bulan-3 tahun autonomy vs shame& doubt (otonomy vs rasa malu atau ragu)

Tahap kedua ini ditandai dengan peralihan kemampuan bayi yang awalnya dikontrol oleh faktor eksternal (ibu) ke self control. Toilet traning menjadi issue yang penting pada masa ini. Toilet training yang

kurang berhasil pada tahap ini dipercaya berpengaruh terhadap kemandirian, self control dan kebiasaan anak menjaga kebersihan.

Fase yang disebut negativistic ada pada masa ini (meningkatkan pada usia 3 – 4 tahun dan akan menurun pada usia sekitar 6 tahun). itulah sebabnya orangtua perlu menghindari “ teriakan-teriakan TIDAK dan JANGAN” karena menurut penelitian hal itu akan ikut berpengaruh terhadap self control anak dan sense of competency.

3. Usia 3-6 tahun initiative vs guilt ( inisiatif vs rasa bersalah)

Pada masa ini anak belajar memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu/mencapai goal tanpa dihalangi ataupun tanpa perasaan bersalah dan takut dihukum (Erikson,1982). Dengan kata lain penting sekali untuk mendorong anak untuk mancapai tujuan tertentu dan memberikan pujian ketika ia berhasil melakukannya (hal ini sangat berguna untuk menumbuhkan motivasi internal si anak.

Jika anak tidak dapat menyelesaikan krisis pada masa ini dengan baik (misalnya: anak selalu dipersalahkan ketika melakukan sesuatu ‘tuh kan kamu sih jadi berantakan deh”, “ tuh kan mama bilang juga apa, pecah deh piring mama”) anak dapat menjadi seorang dewasa yang


(57)

mempersepsikan kesuksesan sebagai showing off bukan sesuatu datang dari dalam dirinya, anak juga akan menjadi pribadii dewasa yang intoleran, tidak spontan, dan sering mengalami psikosomatis. (psikosomatis ini adalah sakit yang disebabkan karena psikis bukan fisik, misalnya: anak sakit perut karena mau ulangan matematika, sakit kepala karena takut dimarahi, dsb)

4. Usia 6-12 tahun Industry vs inferiority ( industri vs inferitas)

Pada fase ini penting bagi seorang anak yang beranjak untuk memiliki pandangan bahwa diri memilki kemampuan untuk menguasai skill tertentu dan mampu menyelesaikan tugas (disebut juga dengan self esteem). Anak harus sudah mulai mempelajari keterampilan-keterampilan

yang baik sesuai dengan lingkungan masyarakat mereka (misalnya di kota Jakarta, pada masa ini anak mulai belajar untuk membaca dan menulis, di Alaska, anak pada masa ini belajar untuk berburu dan menangkap ikan).41 E. Pertimbangan Tumbuh Kembang terhadap Konsep Kematian

Perkembangan kognitif dan usia membentuk dasar pengertian anak terhadap konsep kematian. Pengertian muncul melalui waktu dalam pola sekuensial, akan tetapi prosesnya bervariasi pada setiap anak. Terdapat beberapa pemikiran dalam mengasuh anak berbagai usia pada akhir hidup mereka.(Rando, 1984)42

41

ibid

42

KBI Gemari,” Penderita Kanker Anak Meningkat Tajam”. Artikel diakses 28 January 2002” dari http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1488


(58)

1. 0-2 Tahun Bayi

Perkembangan normal untuk bayi meliputi pembentukan kepercayaan pada orang tua sementara mendapatkan rasa untuk membedakan. Perpisahan dengan orang tua adalah perasaan takut yang utama. Bayi yang berada diakhir kehidupan tidak mempunyai konsep tentang kematian, serta sangat dipengaruhi keadaan fisik dan emosi keluarga. Reaksi terjadi berhubungan dengan perpisahan dari pengasuh dan perubahan rutin atau lingkungan.

Untuk mendukung anak seusia ini, orangtua dianjurkan tinggal bersama anak sebanyak mungkin sambil memberikan kelegaan dan kenyamanan fisik. Perkembangan anak kecil (toddler) meliputi pembentukan kemandirian diri orangtua sedikit demi sedikit, menginginkan rasa kendali terhadap lingkungan, dan mempelajari keterampilan dasar mengurus diri. Anak dibawah dua tahun dengan sakit terminal mempunyai pengertian terbatas tentang proses kematian. Oleh karena perbedaan dari orang lain tidak lengkap, maka anak usia dini ini dipengaruhi oleh emosi orang lain, sering bereaksi sewaktu melihat orang tuanya bereaksi.

Perawatan rumah sakit adalah hal yang sangat menekan (stressful). Mengurangi perpisahan anak dari orang tua sebanyak mungkin akan sangat mendukung, mendorong aktivitas bermain secara teratur dan memberikan rasa lega fisik dan kenyamanan yang maksimal.


(59)

2. Masa Kanak-kanak (3-5 tahun)

Pada usia ini mulai terbentuk kesadaran dan anak menikmati membuat keputusan serta ekspresi sendiri. Perasaan untuk menjelajahi dan mengagumi mendorong maju anak, dan menjadi lebih dibedakan dari orangtua serta menikmati pencukupan diri. Dunia dilihat dari baik dan jahat, dan berpikir magic membuat anak percaya bahwa mereka mempunyai dampak langsung terhadap kejadian dalam hidupnya.

Konsep kematian terbatas bagi anak kecil pra sekolah dan kematian mungkin dipandang sementara atau reversible. Sakit atau perpisahan dari orang tua dapat dianggap sebagai hukuman karena pikiran atau perbuatan buruk, perasaan bersalah dan tanggung jawab atas terjadinya sakit/kematian dapat muncul. Anak dapat mundur secara perilaku dalam upaya untuk merasa aman.

Untuk mendukung maka perlu meyakinkan anak bahwa mereka tidak dihukum, beri penjelasan yang jujur dan jelas tentang penyakit dan meyakinkan anak bahwa mereka tidak dihukum, beri penjelasan yang jujur dan jelas tentang penyakit dan pengobatannya. Minimalkan perpisahan dari orang tua dan buat perubahan seminimal mungkin. Menyediakan pembuangan/ pelampiasan bagi impuls dan emosi normal anak serta juga lingkungan yang mendorong rasa ingin tau. Berikan kelegaan dan kenyamanan fisik.


(60)

3. Masa Kanak-kanak Menengah (6-9 tahun)

Sahabat adalah penting pada usia ini, namun demikian, anak kembali kepada rasa aman dirumah dan keluarga untuk kenyamanan. Anak mempunyai kemampuan belajar dan menguasai, aktivitas konstan adalah normal. Rasa kemandirian, percaya diri dan kepribadian mulai muncul. Setiap tindakan dianggap mempunyai penghargaan atau hukuman. Perawatan rumah sakit atau penyakit dapat dilihat sebagai hukuman akibat kesalahan masa lampau. Rasa diri (sense of self) yang sedang berkembang pada anak dapat dipengaruhi penyakit tersebut dan mengakibatkan rasa marah dan bingung. Orangtua dapat dituntut bertanggung jawab atas penyakitnya.

Anak harus diberikan penjelasan secara rinci dan jujur dengan komunikasi yang terbuka tentang penyakitnya. Berikan anak kesempatan menggunakan keterampilan dan kemampuan sisa sehingga mereka dapat merasakan suatu keberhasilan, pencapaian dan penguasaan serta kendali. Interaksi dengan teman harus dipertahankan dan perpisahan dari orangtua harus diminimalkan sedapat mungkin biarkan anak terlibat dalam perencanaan atau pelaksanaan prosedur pengobatan. berikan kelegaan dan kenyamanan fisik maksimal.

4. Masa Kanak-Kanak Lanjut (Usia 10-12 tahun)

Melalui sosialisasi dengan teman dan awitan pubertas maka anak mulai membentuk jati diri percaya diri dan identitas diri. Teman adalah kritis dan privacy sangat penting. Remaja mulai menggabungkan


(61)

informasi untuk memecahkan masalah dan ingin kemandirian dari orang tuanya. Anak usia ini mempunyai pandangan realistik tentang kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindarkan (inevitable), tidak dapat kembali (irreversible) dan universal. Mereka mengerti bahwa kehidupan biologis berakhir dengan kematian.

Ketika sakit terminal, remaja muda akan berjuang antara kebutuhan perkembangan untuk mulai berpisah dari orang tua dengan kecenderungan alami untuk mundur akibat penyakit. Kelompok peer dapat merasakan kemandiriannya sendiri terancam dan dapat menarik diri, meninggalkan perasaan remaja terasing dari orang tua dan ditolak oleh teman kelompok (peer). Remaja muda perlu diikut sertakan dalam proses membuat keputusan dan diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan staf medik.

Mereka perlu diizinkan atau didorong untuk membagi perasaan dan bertanya sehingga mereka merasakan cara untuk mengendalikan situasi. Remaja diperlakukan dengan rasa hormat dan bangga, disediakan komunikasi yang jelas, jujur dan langsung. Dorongan untuk asosiasi dengan teman dan berikan anak sebanyak mungkin kendali dan kemandirian. Berikan privacy dan kenyamanan serta kelegaan fisik maksimal.

5. Remaja (Usia 13-18 tahun)

Perkembangan jati diri, percaya diri dan identitas diri berlanjut, dan sebagai tambahan mulai dibentuk identitas seksual. Anak muda usia


(62)

ini mencari untuk menetapkan kemandirian emosional dan ekonomi dari orang tua. Terjadi pandangan dewasa tentang kematian, namun demikian, remaja sering menganggap mereka immortal (tidak bisa mati). Remaja dengan sakit terminal cemas tidak mampu memikat lawan jenisnya dan kelompok teman/peer akan menolak mereka. remaja akan lebih mementingkan efek samping fisik pengobatan daripada kematian. Mereka merasa cemas bahwa kemandiriannya dari orang tua akan dihambat.

Sewaktu penyakit memberikan efek terhadap tubuhnya mereka merasakan kehilangan kendali. Remaja harus diperlakukan dengan rasa hormat, menyediakan komunikasi yang jelas, jujur dan langsung. Berikan privacy, dan carikan cara untuk mengenali dan mendukung identitas unik remaja tersebut. Menawarkan kesempatan mengekpresikan emosi dan dorongan asosiasi dengan teman sangat penting. Berikan kendali dan kemandirian sebanyak mungkin dan mengenali serta membicarakan masalah seksualitas. Berikan kelegaan fisik dan kenyamanan maksimal F. Kanker

1. Pengertian Kanker

Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan DNA, menyebabkan mutasi digen vital yang mengontrol


(63)

pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).43 Kanker merupakan salah satu penyakit yang mematikan didunia. Seperti dalam surat An-Nahl:70

Artinya:”Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi.” (Al-Quran surat An-Nahl:70)

2. Faktor-faktor Penyebab Kanker

Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti kerena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker sebagai berikut:

a. Faktor Keturunan

Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara,

43


(64)

kanker indung indung teluur, kanker kulit, dan kanker usus besar.44

b. Faktor Lingkungan

1. Meroko Sigaret meningkatkan resikko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.

2. Sinar Ultraviolet dari Matahari

3. Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar roentgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.

c. Faktor Makanan yang Mengandung Bahan Makanan

Makanan juga dapat menjadi faktor reesiko penting lain penyebab kanker terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang menyebabkan kanker adalah:

1. Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko kanker lambung

2. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan resiko tinggi terhadap kanker kerongkongan

3. Zat pewarna makanan

4. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar

44

Berbagai sumber.” Penyebab Kanker”, artikel diakses tanggal 21 April 2010. dari http://www.cancerhelp.com/penyebab-kanker.httm


(65)

5. Berbagai makanan (manis, tepung) yang diproses berlebihan.45

d. Virus

1. Virus Paphiloma menyebabkan kutil alat kelamin (genital) agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.

2. Virus Sitomegalo menyebankan sarcoma Kaposi (kanker system pembulu darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)

3. Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati

4. Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkit, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetic. 5. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan

limfoma dan kanker darah lainya.46

3. Jenis-jenis Kanker pada Anak a. Tumor Otak

Tumor pada otak dapat mengganggu fungsi dan merusak struktur susunan saraf pusat, karena terletak didalam rongga yang terbatas (rongga tengkorak). Gejala yang harus diwaspadai pada tumor otak adalah sakit

45

ibid

46

Berbagai sumber.” Penyebab Kanker”, artikel diakses tanggal 21 April 2010. dari http://www.cancerhelp.com/penyebab-kanker.httm


(66)

disertai mual sampai muntah-muntah. Dapat pula disertai daya penglihatan berkurang, penurunan kesadaran atau perubahan perilaku. Pada bayi biasanya ubun-ubun besar menonjol. Hal lain yang perlu dicurigai ialah bila terdapat gangguan bicara dan keseimbangan tubuh, anggota gerak melemah atau kejang.47

b. Retinoblastoma (kanker mata)

Retinoblastoma adalah ka48nker mata yang sering dijumpai pada anak. Gejala yang perlu diawasi ialah adanya bercak putih dibagian tengah mata kucing. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah penglihatan yang terganggu, mata menjadi juling, dan bila telah lanjut maka bola mata menonjol keluar.

c. Limfoma (kanker getah bening)

Limfoma maligna adalah kanker kelenjar getah bening, kanker ini

biasanya ditandai dengan pembesaran dan pembengkakan kelenjar getah bening yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher, ketiak atau selangkangan, usus tanpa disertai nyeri. Bila timbulnya dikelenjar getah bening dalam usus maka dapat menyebabkan sumbatan pada usus dengan gejala sakit perut, muntah, tidak bisa buang air besar, demam berdarah. Bila tumbuh didaerah dada

47

Titah Rahayu.”gejala kanker pada anak”, artikel diakses 11 april 2010, dari http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=artikel&id=64:gejala-kanker-pada-anak-anak&catid=27deteksi-dini&itemid=

48


(67)

maka dapat mendorong atau menekan saluran nafas. Menyebabkan sesak nafas dan muka membiru.49

d. Neuroblastoma (termasuk golongan kanker syaraf)

Neuroblastoma adalah suatu jenis kanker saraf yang dapat

menunjukan banyak gejala, tergantung pada lokasinya. Neuroblastoma dapat terjadi didaerah leher atau rongga dada dan mata. Bila terdapat didaerah mata dapat menyebabkan bola mata menonjol, kelopak mata turun dan pupil melebar. Bila terdapat ditulang belakang dan mengakibatkan kelumpuhan yang cepat. Tumor didaerah perut akan teraba bila sudah besar. Penyebaran pada tulang dapat menyebabkan patah tulang tanpa sebab, tanpa nyeri sehingga penderitanya pincang mendadak.

e. Tumor Wilms (kanker ginjal)

Tumor Wilms adalah kenker ginjal yang paling sering dijumpai pada

anak. Kanker ini dapat ditandai dengan kencing berdarah, rasa tidak enak dalam perut, dan bila sudah cukup besar teraba keras, biasanya diketahui ketika anak dimandikan.

f. Rabdomiosarkoma (kanker jaringan otot lurik)

Kanker ini dijumpai pada otot dimana saja, biasanya pada anak didaerah kepala, leher, kandung kemih, prostate (kelenjar kelamin pria) dan vagina. Gejala yang ditimbulkan bergantunng letak kanker. Pada rongga mata menyebabkan mata menonjol keluar. Ditelinga menyebabkan

49

Titah Rahayu.”gejala kanker pada anak”, artikel diakses 11 april 2010, dari http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=artikel&id=64:gejala-kanker-pada-anak-anak&catid=27deteksi-dini&itemid=


(68)

nyeri atau keluarnya darah dan lubang telinga. Ditenggorokan menyebabkan sumbatan jalan nafas, radang sinus (rongga sekitar hidung), keluar darah dari hidung (mimisan) atau sulit menelan. Disaluran kandung kemih menyebabkan gangguan buang air kecil atau air seni berdarah. Bila mengenai otot anggota gerak akan membengkak.50

g. Osteosarkoma (kanker tulang)

Osteosarkoma adalah kanker pada tulang. Pembengkakan yang cepat apabila disertai rasa nyeri pada tulang perlu diwaspadai sebagai kemungkinan adanya kanker tulang. Kanker tulang dapat menyerang setiap bagian tulang. Tetapi yang terbanyak ditemukan pada tungkai lengan dan pinggul. Kadang-kadang didahului oleh radapaksa (benturan keras) seperti jatuh dan sebagainya.

h. Leukimia (kanker darah)

Leukimia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang

menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum belakang (bone marrow). Sumsum tulang belakang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membawa proses pembekuan darah)51.

50

ibid

51


(1)

1. Saran bagi pihak YKAKI selaku pihak yang mendirikan program Sekolah-Ku.

a. Kepada para guru atau kepada para tutor yang mengajar di Sekolah-Ku sebaiknya dapat menerapkan metode pelajaran yang tidak hanya terfokus kepada metode pengajaran yang bersifat kognitif saja, tetapi juga dapat menerapkan metode pengajaran yang bersifat emosional dan sosial. Karena dalam suatu perkembangan anak tidak hanya ditandai oleh perkembangan kognitif saja tetapi juga ditandai dengan perkembangan psikososial. Sebagai contoh: para pengajar dapat menerapkan metode pengajaran dengan cara permainan, karena permainan itu sendiri mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan anak-anak. Karena permainan mempunyai tiga fungsi mencakup fungsi kognitif, sosial dan emosional. Dengan permainan anak dapat berhubungan dengan temannya sehingga proses interaksi sosial mereka dengan teman dapat terjalin dengan baik. Sebagai contoh:

a. Permainan yang melatih kerjasama antar anak, sehingga anak dapat belajar berinteraksi dengan teman satu groupnya.

b. Permainan Peran, adalah permainan yang memerankan tokoh atau profesi. Sehingga anak dapat belajar memahami orang lain dan peran dari sebuah profesi yang diperankan.

c. Permainan anak dan orang tua, sehingga dapat terjalin hubungan emosional anak dengan orangtua


(2)

b. Dapat menjadi media penyalur bagi anak-anak yang berprestasi yang mempunyai bakat dan minat dalam hal pendidikan maupun kesenian.

2. Saran bagi orangtua yang mempunyai anak menderita kanker

a. Jangan putus asa dalam menghadapi kenyataan dan permasalahan yang dihadapi, tetap menjadi orang tua yang baik dalam memberikan kasih sayang kepada anak-anak kalian. Dan tetap menjadi tempat yang nyaman bagi putra-putri kalian, karena rasa aman dan nyaman adalah yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak penderita kanker. Tetap berjuang untuk kesembuhan putra-putri kalian.

b. tetap memberikan motivasi dan support kepada anak-anak kalian. Karena motivasi yang diberikan sangat berguna dalam perkembangan psikososial anak-anak kalian dan tetap memperhatikan perkembangan psikososial anak, karena itu sangat penting sekali.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rianto. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit (2004)

Annisa Mardiati,” Pengaruh Strategi Customer Value Creation terhadap Kepuasan Pelanggan Dompet Duaf a,”(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2009).

Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset (2008).

Hurlock, Elizabeth B.. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ciracas, Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta; Rajawali Press. (1990)

KBBI, hal 1013

Mardiana, Lina, Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita dengan Tanaman Obat

Megawati, Putri,” Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak Penyandang Cacat Down Syndrome di SLB Dharma Asih,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta)

Miarti, Aris.” Pelayanan Psikososial dalam Menangani Anak yang Mengalami Trauma Akibat Kekerasan (child abuse).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial Program Ilmu Kesejahteraan Sosial, Depok, Juli 2009)

Notoatmodjo, Prof.Dr.Soekidjo, S.K.M,. M. Com.H, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta (2007)

Priyatno, Dwi, Mandiri Belajar SPSS, Jakarta: PT. Buku Kita


(4)

Santoso, Singgih, Menguasai Statisttik di Era Informasi dengan SPSS 12, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia (2005) Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES (1989)

Sugiyono,DR. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta (2003) Sugiyono,DR. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: CVAlfabeta (2008)

Usman, Prof. Dr. Husaini, Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara (2009)

Undang-undang Negara (UU RI No.4 tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak) (Jakarta : Sinar Grafika, 2005)

Utomo, Yuni Prihadi, Eksplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan SPSS, Surakarta: Muhammadiyah University Press (2008)

Zastrow, charles and Karen k Kirst-A Shaman. Understanding human behavior and the sosial Environment .Chicago: Nelson-hall Publiser, (1993)

Zulkifli. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rodaskarya, (1995)

Artikel majalah:

Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan Anak, no.11 ( Maret 2007), hal 2

Internet :

http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1488


(5)

http//www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newssid1076909088,48242, http://id.wikipedia.org/wiki/kanker

G excess .” Perkembangan anak” dari <a href=http://www.g-excess.com/content/view/446/title=”Perkembangan

anak”>Perkembangan anak(Perkembangan Fisik,Perkembangan motorik,Perkembangan Kognitif,Perkembangan psikososial)”

Jossie.”Perkembangan Psikososial anak” dari http://jossie08.blog.friendster.com/

http://www.cancerhelp.com/penyebab-kanker.httm

http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=article&i d=64:gejala-kanker-pada-anak-anak&catid=27deteksi-dini&Itemid=


(6)