Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan, Financial Distress, dan Assets in Place Terhadap Pengungkapan Sukarela ( Voluntary Disclosure ) Dalam Laporan Tahunan: Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terd

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit,
Konsentrasi Kepemilikan, Financial Distress, dan Assets in Place
Terhadap Pengungkapan Sukarela ( Voluntary Disclosure ) Dalam
Laporan Tahunan
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Nova Yulianti
NIM: 1112082000012

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M


Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit,
Konsentrasi Kepemilikan, Financial Distress, dan Assets in Place
Terhadap Pengungkapan Sukarela ( Voluntary Disclosure ) Dalam
Laporan Tahunan
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Nova Yulianti
NIM: 1112082000012

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap
2. Tempat, Tanggal Lahir
3. Alamat

4. Telepon
5. Email
II.

: Nova Yulianti
: Padang, 23 November 1993
: Pondok Indah Permai Blok G/1 Kel. Dadok
Tunggul Hitam Kec. Koto Tangah Padang,
Sumatera Barat
: 082221170414

: novaupa79@gmail.com

PENDIDIKAN
1. TK Sandy Putra
2. SD Kartika 1-11 Padang
3. SDN 20 Tunggul Hitam Padang
4. Pondok Pesantren Thawalib Padang
5. Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang
6. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Akuntansi)

Tahun 2000-2001
Tahun 2001-2004
Tahun 2004-2006
Tahun 2006-2009
Tahun 2009-2012
Tahun 2012- 2016

III.


PENGALAMAN ORGANISASI
1. Divisi bahasa OSIS Pondok Pesantren Thawalib Padang periode 20082009
2. Divisi Dana Usaha Mandiri HMJ Akuntansi Periode 2013-2014

IV.

LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Dr.H. Nurasa MA
2. Ibu
: Yusmeili
3. Alamat
: Pondok Indah Permai Blok G/1 Kel. Dadok
Tunggul Hitam Kec. Koto Tangah Padang,
Sumatera Barat
4. Anak ke- dari
: 2 dari 3 bersaudara

vi


COMMITTEE EFFECTIVENES, OWNERSHIP CONCENTRATION,
FINANCIAL DISTRESS AND ASSETS IN PLACE ON VOLUNTARY
DISCLOSURE IN THE ANNUAL REPORTS
ABSTRACT
This research purpose is to find the effect of composition of board
commissioners, audit committee effectiveness, ownership concentration, financial
distress and assets in place on voluntary disclosure. This research using
secondary data as a sample of 83 banking companies listed Indonesia Stock
Exchange on period 2012-2014 with purposive sampling method. Variables on
this research are be measured by multiple regression analysis.
Result of this research find that audit committee effectiveness has
significant effect positively voluntary disclosure while composition of board of
commissioners, ownership concentration, financial distress and assets in place
didn’t have significant effect on voluntary disclosure in the annual report.
Keywords : Voluntary Disclosure, Composition of Board Commissioners, Audit
Committee Effectiveness, Ownership Concentration, Financial
Distress and Assets in Place.

vii


PENGARUH KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS, EFEKTIVITAS
KOMITE AUDIT, KONSENTRASI KEPEMILIKAN, FINANCIAl
DISTRESS DAN ASSETS IN PLACE TERHADAP PENGUNGKAPAN
SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE) DALAM LAPORAN
TAHUNAN

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komposisi dewan
komisaris, efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress
dan assets in place terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel 83 perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 yang
diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Variabel dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas komite audit
berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure), sedangkan komposisi dewan komisaris, konsentrasi kepemilikan,
finacial distress dan assets in place tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan.
Kata Kunci : Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure), Komposisi Dewan

Komisaris, Efektivitas Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan,
Financial Distress dan Assets in Place.

viii

KATA PENGANTAR
Assalmu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Komposisi Dewan
Komisaris, Efektivitas Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan, Financial
Distress, dan Assets in Place terhadap Pengungkapan Sukarela (Voluntary
Disclosure)” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi.
Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini.
Disamping itu, penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
sangat jauh dari nilai sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi
kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Skripsi ini merupakan
tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu tersusunnya skripsi ini
terutama kepada:
1.

Kedua orang tua (Papa dan Mama) yang telah memberikan kasih sayang,
motivasi, doa serta dukungan finansial yang tiada hentinya kepada penulis.

2.

Kak Iya dan ii yang selalu memberikan semangat,dukungan, keceriaan dan
senantiasa menghibur penulis.

3.

Bapak Dr.Arief Mufraini,Lc.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.


Ibu Yessi Fitri,SE,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

5.

Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix

6.

Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA.,Ak.,CPA selaku penasehat akademik
penulis.

7.

Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin MBA selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu, serta memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.


8.

Ibu Nur Wachidah Yulianti, SE, MS, Ak selaku dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah bersedia meluangkan waktu, serta dengan sabar memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

9.

Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

10. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
11. Sahabat dan keluarga di kampus (GAAP) yaitu Anin, Desi, Haifa, Laila,
Lidiyna, Muti, Naya, Opi, Rini dan Tasya yang selalu memberikan semangat,
keceriaan, dukungan dan doa kepada penulis.

12. Teman seperjuangan di KKN Parahita (Adit, Akbar, Anas, Daeng, Dinan,
Eja, Irfan, Rista, Tasya) yang telah memberikan semangat dan motivasi serta
bersama- sama berjuang bersama penulis.
13. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi A dan Kelas
Konsentrasi Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
14. Kosan Rizqia ( Kak Mela, Kak Halimah, Kak Ida, Kak Uroh, Indy, Mala,
Gigi, Sita, Andi, Tidy, Dani dan Elsi) yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.

x

Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha untuk semaksimal
mungkin memberikan yang terbaik. Namun, penulis sadar bahwa skripsi ini masih
perlu banyak saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Amiiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 9 Juni 2016

Nova Yulianti

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..........................

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..........................................

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................

vi

ABSTRACT .................................................................................................. vii
ABSTRAK ....................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................

x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian .........................................................

1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur ..................................................................... 13
1. Teori Terkait Pengungkapan Sukarela ................................. 13
2. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan .............................. 18
3. Komposisi Dewan Komisaris ............................................... 36
4. Efektivitas Komite Audit ..................................................... 38
5. Konsentrasi Kepemilikan ..................................................... 41
xii

6. Financial Distress ................................................................ 43
7. Assets in Place...................................................................... 46
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............. 47
1. Komposisi Dewan Komisaris dengan Pengungkapan
Sukarela ................................................................................ 47
2. Efektivitas Komite Audit dengan Pengungkapan
Sukarela ................................................................................ 48
3. Konsentrasi Kepemilikan dengan Pengungkapan
Sukarela ................................................................................ 49
4. Financial Distress dengan Pengungkapan Sukarela ............ 50
5. Assets in Place dengan Pengungkapan Sukarela ................. 51
6. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas
Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan, Financial
Distress dan Assets in Place Secara Simultan Terhadap
Pengungkapan Sukarela ....................................................... 52
C. Penelitian Sebelumnya .............................................................. 53
D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 59
E. Hipotesis ................................................................................... 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 62
B. Metode Penentuan Sampel........................................................ 62
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 64
D. Metode Analisis Data................................................................ 64
1. Statistik Deskriptif ............................................................... 65
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 65
a. Uji Normalitas ................................................................. 65
b. Uji Multikolinieritas ........................................................ 66
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 67
d. Uji Autokorelasi .............................................................. 68
3. Koefisien Determinasi (R²) .................................................. 68
4. Analisis Regresi ................................................................... 69
5. Uji Statistik .......................................................................... 70
xiii

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................... 70
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .................. 71
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 71
1. Variabel Dependen (Pengungkapan Sukarela)..................... 72
2. Variabel Independen ............................................................ 73
a. Komposisi Dewan Komisaris .......................................... 74
b. Efektivitas Komite Audit................................................. 75
c. Konsentrasi Kepemilikan ................................................ 75
d. Financial Distress ........................................................... 76
e. Assets in Place ................................................................. 77
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 79
1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 79
2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 79
B. Analisis dan Pembahasan.......................................................... 82
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................ 82
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... 85
a. Uji Normalitas ................................................................. 85
b. Uji Multikolinieritas ........................................................ 88
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 90
d. Uji Autokorelasi .............................................................. 92
3. Koefisien Determinasi (R²) .................................................. 92
4. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan .................................. 93
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................... 93
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .................. 94
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 99
B. Saran ......................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 102
LAMPIRAN

.............................................................................................. 108
xiv

DAFTAR TABEL
No. Tabel
2.1
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13

Keterangan
Halaman
Penelitian Sebelumnya .............................................................. 54
Operasional Variabel .................................................................. 78
Proses Seleksi Sampel ................................................................ 80
Daftar Nama Perusahaan Sampel ............................................... 81
Hasil Statistik Deskriptif ........................................................... 83
Hasil Uji Normalitas .................................................................. 88
Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................... 89
Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas ....................................... 89
Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 91
Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................... 91
Hasil Uji Autokorelasi................................................................ 92
Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................ 93
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ..................................... 94
Hasil Uji Statistik t ..................................................................... 95
Ringkasan Hasil Penelitian ........................................................ 98

xv

DAFTAR GAMBAR
No.Gambar

Keterangan

Halaman

2.1

Skema Kerangka Pemikiran ................................................. 60

4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram ................... 86

4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot .............. 87

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Keterangan

Halaman

1

Nama Perusahaan Perbankan .................................................... 109

2

Indeks Pengungkapan Sukarela ................................................ 110

3

Daftar Pertanyaan Efektivitas Komite Audit ............................ 112

4

Hasil Pengungkapan Sukarela .................................................. 117

5

Hasil Perhitungan Komposisi Dewan Komisaris ...................... 119

6

Hasil Perhitungan Efektivitas Komite Audit ........................... 120

7

Hasil Perhitungan Konsentrasi Kepemilikan ........................... 121

8

Hasil Perhitungan Financial Distress ...................................... 122

9

Hasil Perhitungan Assets in Place ............................................ 124

10

Hasil Output SPSS ................................................................... 127

xvii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan.
Laporan yang disampaikan kepada Bapepam dapat berupa laporan
keuangan maupun laporan tahunan. Laporan keuangan terdiri dari laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas,
laporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan. Sedangkan
laporan tahunan adalah laporan yang diterbitkan setahun sekali, berisi data
keuangan (laporan keuangan) dan informasi non-keuangan (Sudarmadji
dan Sularto,2007:1).
Berdasarkan pedoman pengungkapan yang diterbitkan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam–LK) melalui
peraturan No. X.K.6 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik terdapat 161 poin laporan tahunan yang wajib
diungkapkan perusahaan termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan
yang telah diaudit. Selain itu, Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor:
KEP-431/BL/2012

dinyatakan

bahwa

terdapat

sembilan

kategori

pengungkapan lain seperti gambaran umum perusahaan, ikhtisar data
keuangan, laporan dewan komisaris, laporan dewan direksi, profil
perusahaan, analisa dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan,
tanggung jawab sosial perusahaan serta tanggung jawab dewan komisaris
dan direksi.
1

Menurut Darrough (1993) dalam Almilia dan Retrinasari (2007:1)
pengungkapan dalam laporan tahunan ada dua yaitu pengungkapan wajib
(mandatory

disclosure)

dan

pengungkapan

sukarela

(voluntary

disclosure). Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang disyaratkan
oleh standar akuntansi dan peraturan yang berlaku, sedangkan
pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang bebas dilakukan
manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan
informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pengambilan keputusan
para pemakai laporan tahunan.
Pengungkapan dibuat dalam laporan tahunan melalui kalimat
penjelasan maupun catatan yang menyertainya. Pengungkapan laporan
tahunan merupakan sebuah isu tata kelola perusahaan yang dihadapi oleh
negara-negara di Asia termasuk Indonesia. Perusahaan publik di Asia
cenderung memiliki kualitas pengungkapan dan transparansi yang rendah
sebagai akibat dari lemahnya struktur tata kelola yang ada (Claessens &
Fan, 2002).
Pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan
kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan dan untuk membantu investor
dalam memahami strategi bisnis perusahaan (Healy, Palepu, 1993).
Menurut Financial Accounting Standard Board, laporan yang paling
terkini menyokong pandangan bahwa perusahaan bisa mencapai
keuntungan dalam pasar modal dengan mempertinggi pengungkapan
mereka secara sukarela. Laporan ini meliputi tuntutan bagaimana
2

perusahaan bisa menggambarkan dan menjelaskan investasi potensial
mereka kepada investor, dimana para investor tersebut menuntut
informasi yang mendetail dan berkala, sedangkan tingkat pengungkapan
sukarela hanya meningkat pada negara dengan pasar yang telah maju dan
baru muncul (Frederick & Gary, 2010: 176).
Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara
sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan
mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh
lebih besar daripada biayanya. Manfaat utama yang diperoleh perusahaan
dari pengungkapan sukarela adalah biaya modal yang rendah (Elliot,
Robert K. Dan Jacobson, Peter D, 1994).
Pentingnya pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan untuk
membantu para investor melihat nilai lebih dari perusahaan serta melihat
transparannya perusahaan dalam mengungkapkan hal-hal di luar
pengungkapan

wajib.

Perusahaan

yang

kurang

transparan

akan

menyebabkan terjadinya asimetri informasi antara manajer sebagai agen
dengan pemilik yang dalam hal ini merupakan pemegang saham/investor,
dimana manajemen memiliki informasi lebih banyak dan akurat daripada
pemegang saham.
Basari (2013) mengemukakan dalam tulisannya pada salah satu
situs berita online mengenai masalah keterbukaan informasi PKPU PT
Davomas Abadi Tbk yang dipertanyakan, dimana pemegang saham
mayoritas PT Davomas Abadi Tbk menengarai ada keanehan dalam
3

penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang pernah dijalani
perseroan. Pemegang saham mayoritas PT Davomas Abadi Tbk
mencurigai PKPU direkayasa, karena data internal menjelaskan
permasalah hutang tersebut berupa bonus karyawan yang belum dibayar
namun disamping itu dibawa juga nama kreditur lain yaitu PT Aneka
Surya Agro atas hutang tersebut. Tidak ada klarifikasi, rincian atau
penjelasan mengenai bagaimana utang kepada PT Aneka Surya Agro
timbul. Dalam penjelasannya juga disampaikan Basari (2013) bahwa
perusahaan publik diwajibkan untuk mengumumkan kepada masyarakat
atas

setiap

informasi

material

mengenai

peristiwa

yang

dapat

memengaruhi harga surat berharga atau keputusan para investor.
Informasi-informasi material mengenai peristiwa tersebut bisa
diungkapkan di luar informasi laporan keuangan, yaitu berupa informasi
pendukung mengenai kondisi perusahaan seperti pemaparan peristiwa
penting perusahaan baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif oleh
manajemen, penjelasan rincian jumlah biaya yang dibelanjakan untuk
karyawan, atau pemaparan elemen laporan yang diperbandingkan lebih
dari tiga tahun, untuk menganalisis lebih rinci perbandingan informasi
keuangan per periode. Karena informasi tentang peristiwa sangat
diperlukan penjelasannya diluar laporan keuangan sebagai pemahaman
yang cukup mengenai kondisi perusahaan periode yang terkait.

4

Pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan dapat
memberikan informasi-informasi tentang keberlangsungan perusahaan
yang

lebih transparan. Hal ini akan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan di mata investor yang dapat memengaruhi

harga saham

perusahaan. Pengungkapan sukarela dipengaruhi oleh penerapan good
corporate governance
akuntabilitas

yang akan mewujudkan transparansi

dan

perusahaan. Penerapan corporate governance yang baik

dapat mengurangi adanya asimetri informasi karena perusahaan akan
memberikan lebih banyak informasi yang dapat mengurangi asimetri
informasi tersebut. Informasi yang diberikan akan ditunjukan dalam
tingkat pengungkapan, semakin baik penerapan corporate governance
maka akan banyak pula informasi yang diungkapkan oleh perusahaan.
Dalam penelitian ini corporate governance diproksikan dengan komposisi
dewan komisaris dan efektivitas komite audit.
Penelitian yang dilakukan oleh Khaldoon (2015:1) dinyatakan
bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan
sukarela sedangkan komisaris independen dan struktur kepemilikan
berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Penelitian
ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Evi dan Rosa
(2014:389) menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap
pengungkapan sukarela perusahaan.
Nugrahadi (2008) menemukan bahwa komposisi dewan komisaris
independen, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham
5

blockholder tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap indeks
pengungkapan sukarela. Kepemilikan blockholder adalah persentase
saham yang dimiliki oleh pemegang saham dari luar perusahaan di atas
lima persen. Berbeda dengan Nugrahadi (2008), Hadi dan Sabeni (2002)
menghasilkan bukti

bahwa komposisi

dewan komisaris, ukuran

perusahaan, operasi perusahaan, dan jenis industri berpengaruh secara
signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela. Hal ini disebabkan luas
pengungkapan sukarela antara perusahaan yang satu dengan yang lain
berbeda-beda. Perbedaan ini dikarenakan oleh masing-masing industri
juga berbeda-beda.
Perbedaan luas pengungkapan sukarela menurut Hardiningsih
(2008) dalam Wahyuni Wijayanti (2013:3) dapat dipengaruhi oleh
karakteristik perusahaan seperti budaya perusahaan, bidang usaha, proses
produksi, pasar, sumber daya dan lain-lain. Struktur meliputi ukuran (size)
perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban.
Kinerja

(performance)

meliputi

likuiditas

perusahaan

dan

laba

(profitabilitas). Pendekatan pasar meliputi faktor-faktor kualitatif seperti
tipe industri, tipe auditor dan status perusahaan.
Menurut Ho dan Wong (2001:139) independensi komite audit juga
menjadi penentu luas pengungkapan sukarela di Hong Kong. Di samping
itu komisaris independen juga berpengaruh, semakin besar proporsi
komisaris independen maka tingkat pengawasan manajerial akan semakin

6

efektif dan kemudian perusahaan lebih banyak melakukan pengungkapan
sukarela (Eng dan Mak, 2003:325).
Selanjutnya penelitian mengenai pengaruh konsentrasi kepemilikan
terhadap pengungkapan sukarela dijelaskan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Nuryaman (2009:89) yang menyatakan bahwa konsentrasi
kepemilikan signifikan positif berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarel. Berbeda dengan Nuryaman (2009:89), Mohamed dan Ehab
(2014:67) menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan signifikan negatif
terhadap pengungkapan sukarela, hasil ini juga didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Javad et al. (2014:767) yang menyatakan bahwa
konsentrasi kepemilikan signifikan negatif terhadap pengungkapan
sukarela. Fatemeh dan Mansour (2014:423) juga menyatakan bahwa
konsentrasi kepemilikan tidak memiliki korelasi terhadap pengungkapan
sukarela.
Dalam teori signalling dinyatakan bahwa perusahaan yang sehat
cenderung lebih banyak mengungkapkan informasi daripada perusahaan
yang mengalami financial distress. Jadi perusahaan yang mengalami
financial distress cenderung lebih sedikit mengungkapkan informasi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hanifa dan Cooke (2002)
menunjukan bahwa profitabilitas dan indikator good news dan bad news
berhubungan dengan tingkat pengungkapan sukarela.
Perusahaan yang memiliki good news dapat ditandai dengan
perolehan

laba

tinggi

maupun

profitabilitas

yang

tinggi

akan
7

mengungkapkan lebih banyak informasi tambahan yang bersifat
nonmandatory guna menunjukan kinerja perusahaan yang baik. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Omar dan Simon (2011) dalam Anggi
Nurfadillah (2012:32) dikatakan bahwa karakteristik aset perusahaan
(assets in place) menjadi

salah satu faktor yang penting dalam

menentukan nilai perusahaan (firm value). Penelitian mengenai pengaruh
karakteristik aset perusahaan (assets in place) terhadap pengungkapan
sukarela dilakukan oleh Hossain dan Reaz (2007) dalam Anggi
Nurfadillah (2012:32) yang melaporkan bukti empiris mengenai tingkat
sukarela yang dilakukan oleh 38 perusahaan dan bank di India. Hasil
penelitian ini memberikan bukti empiris menunjukan bahwa karakteristik
aset perusahaan (asset in place) berpengaruh positif dan signifikan dalam
menjelaskan tingkat pengungkapan sukarela perusahaan.
Assets

in

place

secara

sistematis

memengaruhi

tingkat

pengungkapan sukarela di Amerika Serikat, oleh karena itu assets in place
menjadi penting dalam menentukan tingkat pengungkapan sukarela.
Perusahaan dengan persentase aset tetap yang lebih tinggi akan memiliki
agency cost yang lebih rendah, karena akan lebih sulit bagi manajemen
perusahaan

untuk

melakukan

penyalahgunaan

dalam

pelaporan

keuangannya (opportunis) terkait aset tetap, karena adanya definisi yang
jelas bagi aset tetap (Butler et al, 2002).
Pengungkapan

sukarela

menarik

untuk

diteliti

karena

pengungkapan ini dapat mengurangi kesenjangan asimetri informasi
8

antara perusahaan dan pasar yang memfasilitasi perdagangan sahamnya
(Godfrey,2010:438). Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya maka
peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengaruh komposisi dewan
komisaris, komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress, dan
assets in place terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian-penelitian terdahulu.
Berdasarkan uraian di atas, maka menarik bagi peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komposisi Dewan
Komisaris, Efektivitas Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan,
Financial Distress, dan Assets in Place Terhadap Pengungkapan
Sukarela (Voluntary Disclosure) Dalam Laporan Tahunan (Studi
Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2014)”.
Penelitian ini merupakan gabungan

dari penelitian-penelitian

sebelumnya mengenai voluntary disclosure. Adapun perbedaannya
dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah:
1.

Penelitian ini menggunakan laporan tahunan dengan

periode dari

tahun 2012-2014. Penelitian-penelitian sebelumnya hanya sampai
tahun 2013.
2.

Penelitian ini menggunakan variabel efektivitas komite audit yang
diukur menggunakan skor dari segi aktivitas, size dan kompetensi.
Penelitian sebelumnya hanya meihat proporsi, ukuran dan keberadaan
komite audit.
9

3.

Penelitian ini menggunakan laporan tahunan perusahaan perbankan.
Penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan laporan tahunan
perusahaan manufaktur.

4.

Penelitian ini menggunakan assets in place yang belum banyak diteliti
di Indonesia.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Apakah komposisi dewan komisaris berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?

2.

Apakah efektivitas

komite audit berpengaruh secara signifikan

terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?
3.

Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?

4.

Apakah financial distress berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?

5.

Apakah assets in place berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?

6.

Apakah komposisi dewan komisaris, efektivitas komite audit,
konsentrasi kepemilikan, financial distress dan assets in place
berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure)?

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Pengaruh komposisi dewan komisaris terhadap pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure).
b. Pengaruh efektivitas komite audit terhadap pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure).
c. Pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure).
d. Pengaruh financial distress terhadap pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure).
e. Pengaruh assets in place

terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure).
f. Pengaruh secara simultan dari komposisi dewan komisaris,
efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress
dan assets in place terhadap pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure)
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a.

Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini berguna untuk memberikan wawasan dalam
ilmu pengetahuan khususnya bidang akuntansi. Hasil penelitian
11

juga

diharapkan

memperluas

dan

memperkuat

penelitian

sebelumnya.
b.

Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu untuk meningkatkan
aspek pengungkapan laporan tahunan perusahaan khususnya
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) agar akuntabilitas
publik dan transparansi dapat tercapai.

c.

Investor
Penelitian ini dapat menambah informasi bagi investor
sebagai alat bantu pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

d. Pemerintah
Penelitian ini diharapkan mampu mendorong pemerintah
memperluas item pengungkapan dalam laporan tahunan serta
membuat regulasi atau standar akan pengungkapan sukarela agar
bisa meminimalisir adanya pengungkapan sukarela yang berbedabeda dalam laporan tahunan.

12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1.

Teori Terkait Pengungkapan Sukarela
a. Teori Keagenan (Agency Problem)
Teori yang digunakan adalah Teori Keagenan (Agency
Theory). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan
agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih principal
yang melibatkan agent untuk melaksanakan beberapa layanan
bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang
pengambilan keputusan kepada agent. Principal maupun agent
diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan semata-mata
termotivasi oleh kepentingan pribadi. Principal mendelegasikan
pembuatan keputusan mengenai perusahaan kepada manajer
atau agent.
Tujuan utama teori keagenan (agency theory) adalah untuk
menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan
kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk
meminimalisasi cost sebagai dampak adanya informasi yang
tidak simetris dan kondisi ketidakpastian.
Pada teori agensi, information gap yang terjadi pada
berbagai perusahaan dikarenakan pihak manajer setiap hari
berinteraksi langsung dengan kegiatan perusahaan, sehingga
13

pihak manajer sangat mengetahui kondisi dalam perusahaan
dengan demikian pihak manajer mempunyai informasi yang
sangat lengkap tentang perusahaan yang dikelolanya. Sedangkan
pemilik

perusahaan

hanya

mengandalkan

laporan

yang

diberikan oleh pihak manajemen, karena pemilik perusahaan
tidak berinteraksi secara langsung pada kegiatan perusahaan.
Sebagai pemilik perusahaan hanya memiliki sebagian atau lebih
sedikit informasi dibanding manajer perusahaan. Karena
kurangnya informasi oleh pemegang saham maka perusahaan
dituntut untuk transparansi dalam mengungkapkan informasi
pada laporan tahunan yaitu salah satu caranya dengan
melakukan pengungkapan sukarela.
Pengungkapan

sukarela

adalah

pengungkapan

yang

disampaikan di luar pengungkapan wajib. Perusahaan yang
melakukan pengungkapan sukarela berarti telah melakukan
salah satu dari prinsip good corporate governance yaitu
transparency

(keterbukaan

informasi).

Dengan

adanya

pengungkapan sukarela pemegang saham dapat mengetahui
informasi-informasi tambahan yang relevan dalam pengambilan
keputusan.
Godfrey et al (2010) membagi biaya keagenan dalam tiga
jenis biaya yaitu:

14

1) Biaya monitoring
Biaya yang ditujukan untuk mengawasi perilaku
agen. Prinsipal melakukan pengukuran, pengamatan
dan pengendalian atas perilaku agen.
2) Biaya perikatan (Bonding Cost)
Biaya yang dikeluarkan oleh agen dalam rangka
mematuhi dan mengimplementasikan mekanisme
kontrak yang menjamin bahwa agen akan bertindak
sejalan dengan kepentingan prinsipal.
3) Residual Loss
Biaya yang masih dapat timbul ketika tindakan yang
dilakukan

agen

berbeda

dengan

apa

yang

seharusnya dilakukan untuk memenuhi kepentingan
prinsipal walaupun biaya terkait pengawasan dan
perikatan sudah dilakukan.
Masalah keagenan terjadi apabila konflik kepentingan
yang terjadi antara prinsipal dan agen menyebabkan kerugian
pada sisi prinsipal. Secara teori, masalah keagenan dapat
dieliminasi dengan kontrak lengkap yang menjelaskan sikapsikap yang perlu diambil setiap pihak pada kondisi tertentu di
masa depan (Chrisman et al.,2012). Selain menggunakan kontrak
tersebut,

masalah

keagenan

dapat

dieliminasi

dengan

membentuk pihak independen untuk melakukan pengawasan.
15

Pembentukan

pihak

independen

yang

melakukan

pengawasan efektif terhadap manajemen inilah yang menjadi
dasar pembentukan struktur tata kelola perusahaan. Struktur tata
kelola yang efektif akan meningkatkan baik kualitas maupun
kuantitas pengungkapan informasi perusahaan dan menjadi
salah satu mekanisme untuk mengatasi masalah agensi (Sun et
al., 2012).
b. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Pengungkapan

sukarela

adalah

pengungkapan

yang

dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar
akuntansi atau peraturan badan pengawas. Menurut Suwardjono
(2008) teori sinyal (signalling theory) melandasi pengungkapan
sukarela.

Teori

sinyal

menjelaskan

bahwa

manajemen

perusahaan sebagai agen, memiliki dorongan untuk memberikan
informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan
tersebut

disebabkan

adanya

asimetri

informasi

atau

ketidakseimbangan penguasaan informasi antara agen dengan
prinsipal (konflik keagenan).
Dalam teori ini, pengungkapan informasi sukarela yang
dilakukan perusahaan merupakan sinyal bagi pasar. Sinyal
positif yang diberikan oleh perusahaan diharapkan akan
mendapat respon yang positif dari investor dan pasar. Ketika
suatu perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih sedikit
16

maka pasar menginterpretasikan hal tersebut sebagai “bad news
signal”. Teori ini menyatakan bahwa manajer suatu perusahaan
akan berusaha untuk mengungkapkan informasi private yang
dimilikinya

sebanyak-banyaknya

untuk

mengurangi

ketidakakuratan pasar dalam menilai perusahaannya. Menurut
Amalia (2005) hal ini biasanya dilakukan manajer ketika
manajer

merasa

perusahaannya

dinilai

terlalu

rendah

(undervalued). Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk
mengungkapkan informasi keuangan dan non-keuangan secara
sukarela agar dapat menjadi good signal bagi perusahaan.
c. Stakeholder Theory
Dalam sebuah perusahaan memiliki berbagai macam
stakeholder. Perspektif dasar dalam teori ini adalah bahwa
tingkat kepentingan stakeholder yang beragam mempengaruhi
operasi dan pelaporan yang dilakukan perusahaan (Agustina,
2012). Pihak yang termasuk sebagai stakeholder adalah para
pemegang saham (investor), pemasok (supplier), pelanggan
(customer), karyawan (employee), pemerintah (government) dan
masyarakat publik.
Dalam teori ini terdapat dua perspektif . yang pertama
adalah perspektif yang berpusat pada perusahaan (OrganizationCentered

Perspective).

Perspektif

ini

muncul

karena

beragamnya stakeholder yang berhubungan dengan perusahaan
17

memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan tidak semuanya
dapat dipenuhi oleh perusahaan.
Berdasarkan pandangan tersebut, penting bagi perusahaan
untuk memberikan perlakuan yang sama dan perusahaan harus
mampu mengidentifikasi kelompok stakeholder yang memiliki
peranan penting serta mengelola hubungan yang baik dengan
kelompok tersebut.

Salah satu

caranya

adalah melalui

pengungkapan sukarela.
Persepektif yang kedua adalah perspektif yang berdasar
prinsip-prinsip akuntabilitas (accountability perspective). Dalam
perspektif ini, perusahaan harus memperhatikan hak seluruh
stakeholder yang dianggap memiliki peranan penting terhadap
perusahaan. Jadi, dalam perspektif ini pengungkapan sukarela
merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap
seluruh stakeholder.
2.

Pengungkapan Dalam Laporan Tahunan
a.

Pengertian Pengungkapan
Laporan tahunan merupakan elemen signifikan dalam
keseluruhan proses pengungkapan karena merupakan sumber
informasi perusahaan yang tersebar secara umum (Todd &
Sherman,1991). Laporan tahunan adalah laporan yang dterbitkan
setahun sekali berisi data keuangan dan informasi non-keuangan.
Laporan tahunan dijadikan sebagai pertanggungjawaban atas
18

kinerja manajemen dan digunakan bagi para pemegang saham
atau investor dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 Bab X
Pasal 86, Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan
secara berkala kepada Bapepam-LK dan mengumumkan laporan
tersebut kepada masyarakat. Laporan tersebut terdiri dari
laporan tahunan atau laporan berkala untuk periode berakhir
tertentu dan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan
peraturan yang berlaku umum.
Bapepem

menambahkan

item-item

yang

wajib

diungkapkan dalam laporan tahunan dimana pada peraturan
sebelumnya (Peraturan Nomor VIII.G.2 tahun 1996) belum
diwajibkan yaitu laporan dewan komisaris, laporan direksi,
profil perusahaan, tata kelola perusahaan dan tanggung jawab
direksi atas laporan keuangan
Dalam ketentuan umum dan isi laporan tahunan yang
dibuat Bapepam disebutkan bahwa laporan tahunan wajib
memuat ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan
komisaris, laporan dewan direksi, profil perusahaan, analisis dan
pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung
jawab direksi atas laporan keuangan dan laporan keuangan yang
telah diaudit.

19

Pengungkapan berarti penyampaian (release) informasi.
Para akuntan cenderung menggunakan kata ini dalam pengertian
yang agak lebih terbatas, yaitu penyampaian informasi keuangan
tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya
laporan tahunan.
Menurut Lopez & Rodrigues (2007) dalam Jason Effendi
(2014) menjelaskan bahwa pengungkapan merupakan sebuah
fungsi kompleks dari beberapa landasan; bergantung kepada
baik faktor spesifik perusahaan (internal) maupun eksternal
yang terkait dengan konteks lingkungan perusahaan yang di
dalamnya termasuk budaya, sistem hukum dan latar belakang
institusi.
Menurut Stolowy & Lebas (2004) dalam Jason Effendi
(2014) pemangku kepentingan perusahaan mengharapkan
pengungkapan informasi mengenai operasi perusahaan untuk
mendapatkan pengertian yang lebih jelas yang akan menjadi
dasar pengambilan keputusan mereka. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengungkapan adalah penyampaian informasi baik
informasi mengenai internal perusahaan maupun eksternal
perusahaan yang digunakan sebagai pertimbangan dalam
mengambil keputusan bagi para pemakai laporan keuangan
maupun laporan tahunan.

20

Menurut Hendriksen dan Breda (2002:432) ada tiga konsep
pengungkapan, yaitu :
1) Pengungkapan memadai (adequate

disclosure),

yaitu pengungkapan minimum disyaratkan oleh
peraturan yang berlaku, di mana informasi dan
angka-angka disajikan dalam laporan tahunan dapat
diinterpretasikan oleh investor dan para pihak yang
berkepentingan.
2) Pengungkapan wajar (fair disclosure), secara tidak
langsung

menyiratkan

suatu

etika,

yaitu

memberikan perlakuan yang sama kepada semua
pemakai

laporan

informasi

yang

keuangan
handal

untuk

sehingga

menerima
tidak

ada

ketimpangan informasi antar para pembaca.
3) Pengungkapan

lengkap

(full

disclosure),

menyangkut penyajian informasi yang relevan. Bagi
sebagian orang pengungkapan lengkap berarti
penyajian informasi secara berlimpah sehingga
tidak

tepat.

Menurut

mereka

terlalu

banyak

informasi akan membahayakan karena penyajian
rinci

dan

mengaburkan

yang

tidak

informasi

penting
yang

justru

signifikan

akan
dan

21

membuat laporan keuangan sulit ditafsir oleh para
penggunanya.
b. Peran Pengungkapan dalan Laporan Keuangan
Menurut Healy dan Palepu (2001), hubungan antara
manajemen dan investor menghasilkan dua permasalahan yaitu
information problem dan agency problem. Information problem
atau yang sering disebut dengan asymmetri information adalah
perbedaan informasi antara manajemen dan investor yang
mendorong munculnya konflik antara kedua pihak tersebut.
Menurut Oktoviana (2009) dalam Wulandari (2015), Agency
Problem adalah konsekuensi dari tidak berperan aktifnya
investor dalam pengelolaan perusahaan. Adanya pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan dapat menyelesaikan dua
permasalahan tersebut.
1) Menurut Healy dan Palepu (2001), terdapat tiga langkah
penting yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk
meningkatkan kualitas laporan keuangan untuk mengatasi
information problem tersebut.
a) Mengoptimalkan kontrak antara manajemen dan
investor.
b) Membuat

kebijakan

yang

mengatur

tentang

pengungkapan berbagai informasi yang harus
dilakukan oleh perusahaan.
22

c) Mengoptimalkan fungsi dari intermediaries, seperti
analis

keuangan

dan

lembaga

pemeringkat.

Keberadaan intermediaries tersebut diharapkan
menjadi kontrol atas pengungkapan informasi yang
dilakukan oleh perusahaan.
2) Agency Problem
Dalam mengatasi agency problem tersebut, pelaporan
keuangan memiliki peran yang sangat penting. Terdapat
tiga langkah untuk meningkatkan pelaporan keuangan,
yaitu:
a) Mengoptimalkan

kontrak

antara

manajemen

perusahaan dan investor. Salah satu cara untuk
mengoptimalkan
perusahaan

kontrak

dengan

antara

investor

manajemen

adalah

dengan

perjanjian kompensasi.
b) Mengoptimalkan fungsi dewan komisaris
Dewan komisaris berfungsi sebagai pihak yang
mewakili kepentingan para pemilik modal. Fungsi
utama dari dewan komisaris adalah mensupervisi
kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
dalam mengelola perusahaan. Supervisi efektif yang
dilakukan dewan komisaris, diharapkan mampu
untuk mencegah terjadinya agency problem.
23

c) Mengoptimalkan keberadaan intermediaries
Information intermediaries seperti analis keuangan
dan lembaga pemeringkat dapat meningkatkan
kualitas pengungkapan informasi yang dilakukan
manajemen perusahaan. Hal ini disebabkan karena
intermediaries merupakan pihak luar yang dapat
memberikan penilaian yang objektif terhadap
kondisi dan kinerja perusahaan.
c.

Tujuan Pengungkapan
Menurut Belkoui dan Riahi (2006:338) tujuan dari
pengungkapan adalah sebagai berikut:
1) Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan
pengukuran yang relevan atas hal-hal tersebut di luar
pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan.
2) Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk
memberikan pengukuran yang bermanfaat bagi hal-hal
tersebut.
3) Untuk memberikan informasi yang akan membantu
investor dan kreditor menilai risiko dan potensial dari halhal yang diakui dan tidak diakui.
4) Untuk memberikan informasi penting yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan melakukan perbandingan
dalam satu tahun dan di antara beberapa tahun.
24

5) Untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk
atau arus kas keluar di masa depan.
6) Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari
investasi mereka.
d. Manfaat Pengungkapan
Menurut Soemarso (2003) dalam Adhika Nirmalasari
(2012:13) pengungkapan laporan tahunan oleh perusahaan
bermanfaat untuk:
1) Kepentingan perusahaan, yaitu dapat diperolehnya biaya
modal

yang

lebih

rendah

yang

bekaitan

dengan

berkurangnya risiko informasi bagi investor dan kreditur
yang menyebabkan investor dan kreditur bersedia membeli
sekuritas dengan harga tinggi.
2) Investor,

yaitu

dapat

mengurangi

risiko

kesalahan

pembuatan keputusan investasi sehingga investor menjadi
lebih percaya kepada perusahaan yang berakibat ada
naiknya harga sekuritas perusahaan.
3) Kepentingan Nasional, yaitu dengan diperolehnya biaya
modal

yang

lebih

rendah

oleh

perusahaan,

maka

pertumbuhan ekonomi akan meningkat dan kesempatan
kerja akan meluas, sehingga pada akhirnya standar
kehidupan secara nasional akan meningkat pula. Dengan
berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor,
25

pasar modal juga dapat menjadi liquid. Likuiditas pasar
modal ini diperlukan oleh perekonomian nasional karena
dapat membantu alokasi modal secara efektif.
e.

Jenis Pengungkapan
Meek, et al (1995) dalam Hardiningsih (2008:67)
menyatakan pengungkapan dalam laporan tahunan terdiri dari
dua jenis antara lain:
1) Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib adalah pengungkapan informasi yang
diwajibkan dalam laporan tahunan perusahaan yang
diwajibkan dan diatur oleh suatu peraturan pasar modal.
2) Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi
melebihi yang diwajibkan karena dipandang relevan dengan
kebutuhan pemakai laporan keuangan.

f.

Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang
tidak diwajibkan peraturan, dimana perusahaan bebas memilih
jenis informasi yang akan diungkapkan yang sekiranya dapat
mendukung dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak
berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan.
Manajer memiliki informasi yang lebih baik daripada pihak
luar mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke
26

depannya. Beberapa kajian menunjukan

bahwa manajer

berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara
sukarela (Frederick & Gary, 2010: 176).
Keuntungan dari pengungkapan sukarela menyangkut biaya
transaksi yang lebih rendah dalam perdagangan sekuritas
perusahaan, bunga yang lebih tinggi dari analis keuangan dan
investor, meningkatkan likuiditas saham dan biaya modal yang
lebih rendah.
Menurut Frederick & Gerhard (1999: 291) pengungkapan
keuangan yang disediakan oleh entitas bagi pembaca luar negeri
mungkin melebihi atau jauh lebih sedikit dari kewajiban
pengungkapan yang disyaratkan. Perusahaan umumnya akan
melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan
minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan
menurunkan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin
ketinggalan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013

21 91 114

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan voluntary disclosure (pengungkapan sukarela) atas biaya audit yang dibayarkan kepada auditor eksternal

0 9 113

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Analisis Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

1 5 137

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

Financial Distress, Corporate Governance dan Karakteristik Peruahaan terhadap Pengungkapan Sukarela pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

0 3 165

Pengaruh Pengungkapan Sukarela, Audit Tenure Dan Auditor Spesialis Terhadap Asimetri Informasi Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi

3 18 127

PENGARUH STATUS FINANCIAL DISTRESS, INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN INTENSITAS RAPAT TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Non-Financial Di Indonesia

0 0 18