Desain lanskap pertanian Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) Desa Bojongsari Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor

DESAIN LANSKAP PERTANIAN
YAYASAN PENGEMBANGAN INSAN PERTANIAN
INDONESIA (YAPIPI) DESA BOJONGSARI
KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR

VINA PRATIWI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “Desain Lanskap Pertanian
Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) Desa Bojongsari
Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor” adalah karya saya dengan arahan dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

Penulis

RINGKASAN
VINA PRATIWI, Desain Lanskap Pertanian Yayasan Pengembangan Insan
Pertanian Indonesia (YAPIPI) Desa Bojongsari Kecamatan Ciomas,
Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ANDI GUNAWAN.
Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) adalah suatu
yayasan yang bergerak dalam pembinaan insan pertanian. Status kepemilikan
yayasan adalah milik privat dan dilengkapi dengan struktur kelembagaan. Tujuan
YAPIPI adalah menjadi arus utama dalam pembangunan pertanian modern
berbasis kawasan dan komunitas. Tujuan ini dicapai dengan mengembangkan
sumber daya insan pertanian yang maju, profesional, dan berdaya saing. Sasaran
dari program pendidikan pertanian adalah petani, peneliti, komunitas
pemberdayaan petani dan peternak, anak-anak sekitar lokasi, dan masyarakat
umum yang ingin mempelajari cara-cara bertani atau memerlukan fasilitas
pertanian sekaligus dapat berekreasi di setting pertanian.

Penelitian ini bertujuan mendesain lanskap pertanian YAPIPI yang
mengakomodasi aktivitas pendidikan pertanian yang ditunjang aktivitas wisata
yang mampu meningkatkan pengetahuan pengguna mengenai komoditas dan
lingkungan pertanian. Tempat kegiatan penelitian berlokasi di Yayasan
Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) yang berlokasi di Kp.
Bojongsari RT 03 RW 05 Desa Bojongsari, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor
dengan luas total 6,381 Ha.
Metode kerja yang digunakan adalah metode deskriptif melalui survei dan
wawancara dengan mengakomodasi kebutuhan yayasan. Tahapan desain yang
digunakan adalah tahapan “Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana
dalam Arsitektur Lanskap” (Rachman, 1984 dalam Lubis, 2006) meliputi tahap
inventarisasi, analisis, sintesis, konsep, serta perencanaan dan perancangan. Aspek
yang dibahas antara lain aspek fisik, aspek biofisik, daya dukung, aspek sosial,
dan aspek regulasi dalam desain lanskap wisata pertanian. Analisis dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif melalui analisis deskriptif, spasial, tabular, dan
scoring pada aspek yang dibahas.
Lahan Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia memiliki
kemiringan yang bervariasi dari datar (0-10%), bergelombang (10-40%), hingga
curam ( >40%). Titik tertinggi tapak ini berada di ketinggian 240 mdpl. Titik
tertinggi ini berpotensi untuk dijadikan viewing point utama dari tapak untuk

pengamatan keseluruhan ke dalam tapak maupun view ke luar tapak. Keragaman
topografi yang ada menyebabkan arah drainase akan menuju daerah cekungan
pada tapak. Hal ini dapat menjadi potensi sebagai sumber irigasi area pertanian
dan kolam ikan, tetapi sekaligus menjadi kendala bagi tapak yaitu penyebab
genangan dan kelebihan air pada tanaman pertanian sehingga menyebabkan
kebusukan. Solusinya perlu memperhatikan struktur drainase dan sistem
irigasinya.
Jenis tanah di YAPIPI adalah regosol yang memiliki drainase tanah sangat
cepat, tetapi tanah ini cukup subur. Tanah ini cukup dapat meresapkan air
sehingga dapat difungsikan sebagai kawasan lindung untuk resapan air. Tanah

regosol sesuai untuk tanaman pertanian pada tapak seperti padi dan palawija,
beberapa jenis sayur, dan beberapa jenis buah-buahan. Akses menuju YAPIPI dari
pusat Kota Bogor dapat ditempuh dalam waktu 1-2 jam dengan jalur Laladon
serta dilanjutkan ke arah Ciherang hingga Pertigaan Stamplas. Kendaraan
bermotor dapat melanjutkan menuju jalan Ciherang Kaum kemudian masuk ke
Jalan Desa Bojongsari sepanjang 250 m dan sampai di pintu gerbang YAPIPI.
Akses yang cukup sulit menyebabkan perlunya dibuat peta orientasi dengan arah
yang jelas di beberapa titik. Hal ini untuk mengarahkan pengguna menuju lokasi.
Aspek hidrologi terdiri atas air yang mengalir dan menggenang. Air yang

mengalir berupa parit dan dam, sedangkan yang menggenang berupa kolam.
Struktur dam perlu diperhatikan karena fungsinya yang mencegah banjir pada
tapak sehingga dalam pengembangan tapak tidak boleh ada struktur yang
memotong aliran drainase atau mengganggu fungsi dam. Temperatur rata-rata
pada tapak 25,830C dan nilai kelembaban rata-rata 84,83 % sehingga diperoleh nilai
THI sebesar 24, 61. Berdasarkan analisis, tapak dikategorikan nyaman untuk aktivitas
manusia dan memiliki mikroklimat yang nyaman.
Fasilitas saat ini pada tapak kondisinya cukup baik, tetapi masih diperlukan
fasilitas yang menunjang fungsi pendidikan dan wisata yang akan dimunculkan di
tapak seperti tempat pengolahan (pascapanen), tempat menyimpan peralatan,
peralatan outbound, dan sign system. Potensi visual yang terdapat di tapak adalah
view ke arah timur, yaitu ke arah Gunung Gede-Pangrango serta ke selatan tapak
ke arah Gunung Salak. Titik-titik pengamatan dimanfaatkan sebagai area duduk
untuk menikmati potensi visual tersebut.
Vegetasi pada tapak didominasi oleh tanaman budi daya sayur, padi dan
palawija, serta buah. Vegetasi lainnya merupakan vegetasi non-budidaya seperti
akasia (Acacia auriculiformis), bunga kertas (Zinnia elegans), bayam merah
(Iresine herbstii), bambu (Bamboosa sp.), pohon kirai, kelapa (Cocos nucifera),
dan sente (Alocasia macrorrhiza) yang tumbuh di sekitar pematang kolam.
Vegetasi tersebut ditentukan kemampuan hidupnya untuk dibandingkan dengan

kondisi fisik tapak sehingga diketahui kesesuaiannya. Satwa yang terdapat pada
tapak pada umumnya ternak budi daya, terdapat juga satwa alami seperti serangga
dan burung. Hal yang penting adalah menganalisis cara hidup ternak tersebut dan
lingkungan yang optimal bagi ternak, misalnya dalam hal kandang.
Konsep dasar dari desain lanskap ini adalah mendesain lanskap pertanian
untuk pendidikan proses pertanian dari tahap produksi hingga pascapanen. Ide
desain terinspirasi dari sebuah dongeng berjudul Jack and the Beans Stalk (Jack
dan Pohon Kacang. Alur cerita yang ada diaplikasikan pada konsep sekuens,
sehingga pengunjung dapat mendapatkan pengalaman menarik. Salah satu
tanaman pertanian pada dongeng diaplikasikan sebagai konsep desain. Konsep
desain yang diterapkan adalah kecambah kacang. Pemilihan konsep desain ini
dilakukan karena perkecambahan kacang mudah dikenali dan dipelajari sehingga
kecambah kacang bermakna bahwa lanskap pertanian yang didesain dapat dengan
mudah menjadi sumber ilmu bagi masyarakat luas yang ingin mempelajari
pertanian. Motif perkecambahan yang dinamis memberi kesan rileks dan
menyenangkan untuk aktivitas edukasi dan wisata pada area pertanian.
Tapak direncanakan menjadi 5 ruang utama. Ruang–ruang tersebut adalah
ruang penerimaan (10%), ruang pelayanan (15%), ruang edukasi (30%), ruang
wisata (25%), dan ruang konservasi (20%). Sirkulasi yang akan didesain


diperuntukan bagi kendaraan pengguna serta kendaraan produksi, pejalan kaki,
jalur sepeda, pengelola, dan ternak budi daya. Pola sirkulasi memiliki pola
organik. Sirkulasi kendaraan didesain dengan lebar 3,5 m dengan kapasitas mobil
2 arah. Material permukaan jalan yang direkomendasikan adalah aspal. Sirkulasi
pedestrian memiliki lebar 2 m dengan material berupa conblock. Konsep sekuens
yang direncanakan mengacu pada konsep desain yaitu dongeng Jack dan Pohon
Kacang (Jack and the Beans Stalk), yang menceritakan perjalanan Jack menuju
puncak pohon kacang raksasa dan mendapatkan emas. Pengunjung yang
berkunjung ke tapak seolah-olah akan mengalami pengalaman seperti tokoh
tersebut ketika berwisata pendidikan di YAPIPI.
Secara umum vegetasi yang akan didesain di YAPIPI meliputi vegetasi
dengan aspek arsitektural, aspek produksi, dan aspek ekologis. Utilitas dan
fasilitas yang akan didesain diperuntukkan bagi pendidikan proses produksi dan
pelayanan bagi pengguna. Penggunaan warna pada fasilitas dapat digunakan
warna-warna yang tidak memantulkan cahaya misalnya abu-abu atau dapat
dikombinasikan dengan warna teduh lainnya.
Berdasarkan evaluasi objek wisata konsep wisata dibagi berdasarkan lama
aktivitas wisata dan obyek wisata. Kegiatan wisata dibagi atas kegiatan wisata
harian (day use) dan kegiatan wisata menginap (overnight use). Kegiatan wisata
harian (day use) adalah lama kegiatan sampai dengan 7 jam (≤ 7 jam). Kegiatan

wisata menginap (overnight use) adalah kegiatan wisata selama 2 hari 1 malam.
Masing-masing kegiatan tersebut terdiri atas obyek wisata utama dan obyek
wisata penunjang.
Fasilitas yang didesain, antara lain, petak tanam sayur dan buah, tenda
bazaar outdoor, kafetaria, pergola, tempat duduk, boardwalks, paranet house,
ruang pascapanen, kolam budi daya, area peternakan dan kandang, area outbound,
jalur sepeda, signage, name sign, fasilitas sosial, dan pencahayaan. Hal yang
dicapai dari penelitian ini adalah dengan didesainnya lanskap pertanian YAPIPI
sebagai tempat pendidikan proses pertanian dengan bidang pertanian, perikanan,
dan peternakan. Fungsi edukasi dioptimalkan dengan desain ruang edukasi beserta
fasilitasnya. Fungsi edukasi ini didukung juga dengan fungsi wisata agar
pengunjung dapat menikmati obyek dan atraksi wisata lanskap pertanian YAPIPI.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya
tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

DESAIN LANSKAP PERTANIAN
YAYASAN PENGEMBANGAN INSAN PERTANIAN
INDONESIA (YAPIPI) DESA BOJONGSARI
KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR

VINA PRATIWI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011


Judul Skripsi

Nama Mahasiswa
NRP

: Desain Lanskap Pertanian Yayasan Pengembangan
Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) Desa Bojongsari
Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
: Vina Pratiwi
: A44062382

Menyetujui,
Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Andi Gunawan, MAgr. Sc
NIP. 19620801 198703 1 002

Mengetahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap


Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 13 September 1988 di Salatiga, Jawa
Tengah, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak D. Susanto
dan Ibu Een Rukmanah.
Penulis lulus dari Sekolah Dasar Pabrik Gas 1 Bogor pada tahun 2000.
Pendidikan dilanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bogor dan lulus
pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bogor dan
lulus pada tahun 2006. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi anggota komunitas
Green Concept pada tahun 2008. Penulis pernah melaksanakan Praktik Kerja
(Magang) di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor pada bulan Juli

hingga Agustus 2008. Disamping itu, penulis menjadi asisten mata kuliah Desain
Lanskap pada tahun 2009 serta aktif mengikuti seminar dan diskusi mengenai
arsitektur lanskap.

KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah swt atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Desain
Lanskap Pertanian Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI)
Desa Bojongsari Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.”
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Dr. Ir. Andi Gunawan, MAgr. Sc. sebagai dosen pembimbing penelitian dan
skripsi yang telah membimbing, memberikan arahan, saran dan kritik;
2. Dr. Ir. Anton Apriyantono, MS. sebagai pemilik yayasan YAPIPI tempat
penelitian dilakukan yang telah memberikan informasi;
3. Mas Syaiful sebagai manajer lapang yayasan YAPIPI yang telah memberi
informasi, baik melalui wawancara dan penyediaan peta dasar tapak YAPIPI;
4. kedua orang tua, Ibu Een Rukmanah dan Bapak D. Susanto, yang telah
memberikan dorongan moral dan dukungan materi serta kasih sayang yang
tidak ternilai;
5. kedua kakak penulis, Lucy Yuswanti dan Tirto Wijarso yang telah membantu
dalam berbagai hal selama penelitian serta tempat berbagi suka dan duka;
6. teman-teman ARL 43 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis terutama Wiwiek, Purwanti, Rosyidamayanti, Lipur, Yudha, Joe dan
Juniar. Kakak-kakak ARL 42, serta adik-adik ARL 44,45,46, dan 47 yang
senantiasa memberikan semangat hingga penulis menyelesaikan studinya.

Bogor, Januari 2011

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………….

i

DAFTAR TABEL……………………………………………………….

iii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………....

iv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….

vii

PENDAHULUAN…………………………………………………….....

1

Latar Belakang…………………………………………………..

1

Tujuan…………………………………………………………...

2

Manfaat………………………………………………………….

2

Batasan Penelitian……………………………………………….

2

TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………

3

Konsep Ekosistem……………………………………………….

3

Lanskap Pertanian……………………………………………….

3

Pendekatan Agroekologi dan Agroekosistem…………………...

7

Desain Lanskap………………………………………………….

9

Taman Pertanian (Agripark)........................................................

13

Agrowisata....................................................................................

14

METODOLOGI…………………………………………………………

21

Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………….....

21

Metode Kerja…………………………………………………….

22

HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….

32

Aspek Fisik………………………………………………………

32

Kondisi Umum Tapak………………………………………

32

Topografi dan Tanah………………………………………..

34

Aksesibilitas dan Sirkulasi………………………………….

37

Hidrologi……………………………………………………

40

Mikroklimat………………………………………………...

42

Fasilitas dan Utilitas………………………………………...

44

Potensi Visual………………………………………………

50

Aspek Biofisik…………………………………………………...

52

 

 

Vegetasi……………………………………………………..

52

Satwa………………………………………………………..

59

Daya Dukung………………………………………….................

60

Daya Dukung Ternak……………………………………….

60

Aspek Sosial……………………………………………………..

61

Aspek Legal……………………………………………………...

62

Ketentuan dan Undang-Undang…………………………….

62

Konsep…………………………………………………………...

63

Konsep Dasar……………………………………………….

63

Konsep Desain……………………………………………...

64

Konsep Ruang dan Aktivitas……………………………….

65

Konsep Sirkulasi……………………………………………

70

Konsep Vegetasi……………………………………………

71

Program Wisata……………………………………………..

71

Konsep Sekuens…………………………………………….

73

Konsep Fasilitas…………………………………………….

75

Daya Dukung Pengunjung………………………………….

75

Perencanaan dan Desain Lanskap……………………………….

77

Rencana dan Desain Sirkulasi………………………………

77

Rencana dan Desain Penanaman…………………………...

82

Rencana Jalur Wisata……………………………………….

86

Rencana dan Desain Fasilitas……………………………….

91

SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………..

109

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………

111

LAMPIRAN……………………………………………………………..

115

DAFTAR TABEL
No

 
 
 
 
 

Teks

Halaman

1. Model pola usaha tani dengan kemiringan serta kedalaman
solum tertentu……………………………………………………...

5

2. Daftar kesesuaian spesies pohon dan tanaman penyela dalam
metode multikultur pada daerah tropis lembab……………………

7

3. Jenis, sumber, dan kegunaan data inventarisasi...............................

24

4. Klasifikasi kemiringan lahan pada area pertanian............................

26

5. Kriteria penilaian indeks daya tarik obyek wisata………………...

29

6. Data unsur iklim Kecamatan Ciomas………………………………...

43

7. Syarat tumbuh beberapa jenis tanaman sayur dan buah…………..

54

8. Daya hidup dan produksi beberapa jenis rumput pakan…………..

56

9. Produksi hijauan rumput benggala dan rumput gajah akibat
perlakuan stres kering……………………………………………...

57

10. Perbandingan keunggulan dan kelemahan jenis rumput
pakan………………………………………………………………

58

11. Data fisiologis, pakan, tempat hidup dan perilaku ikan…………...

59

12. Pembagian ruang dan subruang……………………………………

68

13. Rencana ruang, aktivitas, dan fasilitas…………………………….

69

14. Konsep vegetasi desain lanskap pertanian YAPIPI ………………

71

15. Evaluasi Objek Wisata pada tapak YAPIPI……………………….

72

16. Daya dukung pengunjung berdasarkan aktivitasnya………………

77

17. Detil penanaman tanaman buah dan sayur yang didesain pada
tapak……………………………………………………………….

84

18. Jenis tanaman lanskap yang akan dipergunakan…………………..

85

19. Rute dan rincian kegiatan wisata harian (day use)………………...

88

20. Rute dan rincian kegiatan wisata menginap (overnight use)………

90

DAFTAR GAMBAR
No

Teks

Halaman

1. Ilustrasi elemen-elemen pembentuk agroekosistem……………..

8

2. Konsep Eco-Ecological Garden (EEG)………………………….

8

3. Faktor yang mempengaruhi Eco-Ecological Garden (EEG)…….

9

4. Komponen agrowisata…………………………………………...

15

5. Empat komponen potensi agrowisata............................................

16

6. Peta lokasi penelitian.....................................................................

21

7. Kerangka berpikir penelitian..........................................................

22

8. Tahapan desain menggunakan proses berpikir lengkap
merencana dan melaksana dalam Arsitektur Lanskap…………...

23

9. Peta inventarisasi dan kondisi umum............................................

33

10. Lokasi penempatan peta orientasi menuju tapak………………...

34

11. Peta jenis tanah Kecamatan Ciomas……………………………..

35

12. Peta kontur kawasan YAPIPI........................................................

36

13. Peta kemiringan lahan…………………………………...............

38

14. Jalur pencapaian tapak YAPIPI.…………………………………

39

15. Peta hidrologi tapak YAPIPI…………………………………….

41

16. Kondisi fasilitas saat ini di YAPIPI.………………………….....

45

17. Kondisi fasilitas kolam dan kandang ternak saat ini…………….

46

18. Peta visual tapak…………………………………………………

51

19. Peta vegetasi……………………………………………………..

53

20. Ilustrasi konsep desain…………………………………………..

65

21. Diagram pembagian ruang………………………………………

65

22. Peta komposit……………………………………………………

66

23. Konsep pembagian ruang pada tapak……………………………

67

24. Ilustrasi dan diagram rencana sirkulasi………………………….

70

25. Konsep wisata pertanian YAPIPI ……………………………….

73

26. Ilustrasi sekuens pada tapak……………………………………..

74

27. Concept plan desain lanskap pertanian YAPIPI………………...

76

28. Perspektif beberapa jenis sirkulasi pada tapak…………………..

78

29. Rencana dan desain sirkulasi…………………………………….

79

30. Potongan konstruksi jalan aspal ………………………………...

80

31. Potongan konstruksi pavement ………………………………….

81

32. Jenis dan pola pemasangan conblock …………………………...

81

33. Desain penanaman lanskap YAPIPI..............................................

83

34. Site plan.........................................................................................

87

35. Rencana jalur wisata harian (day use)…………………………...

89

36. Rencana jalur wisata menginap (overtime use)………………….

92

37. Perspektif area petak tanam buah dan lapangan
penggembalaan…………………………………………………..

93

38. Perspektif area petak tanam sawah dan area penerimaan ……….

93

39. Perspektif beberapa area petak tanam sayur……………………..

94

40. Perspektif pergola untuk tempat istirahat pekerja………………..

95

41. Perspektif boardwalks dan bangku di area sawah………………..

96

42. Perspektif paranet house untuk menyemai dan menyimpan
bibit tanaman……………………………………………………..

96

43. Perspektif ruang pascapanen tampak depan …………………….

97

44. Perspektif ruang pascapanen pada latar belakang ………………

98

45. Perspektif area kolam budidaya…………………………………..

98

46. Perspektif area wisata peternakan dan kolam pancing…………...

99

47. Perspektif area outbound air……………………………………...

100

48. Perspektif area outbound dengan set permainan………………....

101

49. Perspektif jalan utama dalam tapak (pedestrian, jalan
kendaraan bermotor, dan sepeda)………………………………... 101
50. Perspektif penempatan salah satu signage pada tapak………….... 102
51. Font Quadranta pada name sign YAPIPI……………………… 103
52. Perspektif name sign lanskap pertanian YAPIPI……………….... 104
53. Perspektif menunjukkan fasilitas-fasilitas penunjang……………. 104
54. Perspektif menunjukkan jenis lighting lampu jalan dan
pathlight sebagai penerangan (night vision)……………………..

105

55. Perspektif menunjukkan jenis lighting lampu taman sebagai
penerangan (night vision)………………………………………..

106

56. Efek pencahayaan uplighting pada name sign
(night vision)……………………………………………………..

107

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

57. Lighting spotlight pada area kolam (night vision)………………

107

58. Rencana pencahayaan (night vision).............................................

108

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Metode penentuan nilai kriteria obyek wisata.......................

115

1. Metode penentuan nilai kriteria obyek wisata…………………..

116

Lampiran 2 Gambar Site Plan per Segmen...............................................

118

1. Perbesaran site plan ruang penerimaan.........................................

119

2. Perbesaran site plan ruang pelayanan...........................................

120

3. Perbesaran site plan ruang edukasi sawah....................................

121

4. Perbesaran site plan ruang edukasi kolam....................................

122

5. Perbesaran site plan ruang edukasi kebun sayur...........................

123

6. Perbesaran site plan ruang wisata outbound.................................

124

7. Perbesaran site plan ruang wisata pertanian..................................

125

8. Perbesaran site plan jalan utama...................................................

126

Lampiran 3 Gambar Detil..........................................................................

127

1. Detil penanaman petak sayur (tomat)............................................

128

2. Detil penanaman petak sayur (mentimun dan cabai)....................

129

3. Detil penanaman petak sayur (bayam dan buah naga)..................

130

4. Detil penanaman petak buah (melon)............................................

131

5. Detil penanaman area konservasi..................................................

132

6. Detil penanaman sistem bioretensi................................................

133

7. Detil hardscape (tenda kafetaria)..................................................

134

8. Detil hardscape (paranet house)...................................................

135

9. Detil hardscape (madrasah)..........................................................

136

10. Detil hardscape (mushola)............................................................

137

11. Detil hardscape (bangunan pascapanen).......................................

138

12. Detil hardscape (toilet).................................................................

139

13. Detil hardscape (segmen jalan).....................................................

140

14. Detil konstruksi hardscape (planter box)......................................

141

15. Detil konstruksi hardscape (kolam)..............................................

142

16. Detil konstruksi hardscape (jalan dan drainase)...........................

143

17. Detil konstruksi hardscape (retainning wall)...............................

144

18. Detil pencahayaan.........................................................................

145

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

19. Detil name sign..............................................................................

146

20. Detil signage..................................................................................

147

21. Tampak potongan segmen utara....................................................

148

22. Tampak potongan segmen tengah.................................................

149

23. Tampak potongan segmen selatan.................................................

150

24. Tampak potongan keseluruhan......................................................

151

25. Perspektif keseluruhan..................................................................

152

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertanian memiliki peranan penting di Indonesia. Pertanian penting dalam
menentukan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Bidang
pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk.
Hasil dari bidang pertanian berkontribusi sekitar 17,3% dari total pendapatan
domestik bruto (BPS, 2002).
Usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga
memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama dimulai dari pengelolaan tempat
usaha, pemilihan benih/bibit, metode budi daya, pengumpulan hasil, distribusi
produk, pengolahan dan pengemasan produk, hingga pemasaran. Pertanian
sebagai suatu usaha, memiliki dua ciri penting yaitu selalu melibatkan barang
dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua
ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau
beberapa tahapnya sehingga diperlukan ruang untuk kegiatan serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi.
Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) sebagai
sebuah yayasan yang bergerak dalam pendidikan pertanian, memiliki kawasan
pertanian yang telah dimanfaatkan selama 3 tahun. Yayasan berfungsi dalam
pemberdayaan petani maupun pemuda tani, melalui pendidikan dan pembangunan
pertanian terpadu serta modern dalam lingkungan pesantren pertanian. Yayasan
ini memiliki rencana dalam pengembangan lanskap pertaniannya untuk mencapai
yayasan yang mandiri. Aktivitas yang ditawarkan YAPIPI saat ini masih
ditujukan untuk pendidikan pertanian dengan lingkungan pesantren.
Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia memiliki struktur
bangunan yang telah didesain namun untuk lanskap secara umum belum didesain.
Kawasan YAPIPI didominasi oleh lahan tanam dan kolam ikan. Topografi yang
terdapat kawasan ini bervariasi. Hal ini menjadi salah satu potensi sekaligus
kendala dalam mendesain kawasan. Desain yang dilakukan akan menambahkan
fungsi wisata sebagai penunjang fungsi pendidikan. Pengembangan fungsi
menjadi agrowisata berkontribusi tidak hanya pada  pariwisata namun juga

memberikan kontribusi terhadap sektor pertanian, hal ini yang membedakan
agrowisata dengan model pariwisata yang lainnya (Utama, 2009). Pengembangan
ini diharapkan dapat mewujudkan YAPIPI sebagai yayasan yang mandiri.
Kepentingan sektor pertanian, kepentingan YAPIPI dalam sektor pertanian, dan
keperluan YAPIPI untuk didesain ini yang melatarbelakangi dilakukannya
penelitian mengenai desain lanskap pertanian YAPIPI.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendesain lanskap pertanian Yayasan
Pengembangan Insan Pertanian Indonesia yang mengakomodasi aktivitas
pendidikan pertanian yang ditunjang aktivitas wisata serta meningkatkan
pengetahuan pengguna mengenai komoditi dan lingkungan pertanian.

Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari desain lanskap pertanian ini adalah sebagai;
1. acuan desain lanskap pertanian bagi pemilik dan pengelola yayasan untuk
membangun lanskap tersebut;
2. referensi bagi perencana dan desainer dalam mendesain lanskap pertanian
pada umumnya.

Batasan Penelitian
Penelitian dibatasi hingga tahap desain lanskap pertanian dengan produk
utama berupa site plan. Produk lainnya berupa: (1) gambar rencana yang meliputi:
gambar rencana penanaman, rencana sirkulasi, dan rencana pencahayaan, (2)
gambar detil dimensi yang meliputi gambar detil penanaman, detil hardscape,
detil perkerasan, detil pencahayaan, detil signage, gambar konstruksi hardscape,
potongan tampak, ilustrasi perspektif, dan peta jalur wisata.
 
 
 
 

TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Ekosistem
Ekosistem adalah segala sesuatu dalam area spesifik meliputi udara, tanah,
air, kehidupan organisme, dan struktur fisik dalam berbagai skala. Ekosistem
dapat dimulai dari skala kecil seperti kolam, hutan, dan lahan pertanian hingga
skala besar seperti lanskap pedesaan, perkotaan, dan lanskap regional (Marten,
2001). Tiga hal penting mengenai konsep ekosistem adalah skala (scale), proses
desain (design process), dan order. Skala merupakan konsep ekosistem sebagai
subsistem dari sistem yang lebih besar. Sistem tersebut akan membentuk
fenomena fisik yang merepresentasikan aktivitas pada berbagai skala, hal ini yang
disebut dengan proses desain. Order yaitu kemampuan pemenuhan kebutuhan
manusia dan komponen lain oleh lingkungannya (Lyle, 1985).
Pada area produksi pangan tapak dilihat sebagai bagian dari lanskap
pertanian. Secara umum terdapat 3 hal yang berkaitan dengan lanskap pertanian,
yaitu adanya lokasi penanaman, lokasi bangunan, dan fasilitas serta hubungan
yang saling menguntungkan antara satu bagian dengan bagian lain (Lyle, 1985).

Lanskap Pertanian
Lanskap pertanian tidak hanya lahan pertanian atau ekosistem pertanian
tetapi meliputi ekosistem yang menyeluruh seperti vegetasi non-crop, jalan raya,
dan perkampungan disekitarnya (Forman dan Godron, 1986). Ekosistem pertanian
di Indonesia memiliki struktur lanskap mulai dari sederhana sampai dengan
kompleks. Berdasarkan Forman dan Godron (1986) struktur merupakan pola
spasial yang dibentuk oleh pertanaman vegetasi non-crop dan lain-lain. Tiga
struktur dasar dalam lanskap adalah matriks (matrix), bidang lahan (patch), dan
koridor (corridor).
Matriks merupakan elemen lanskap yang ukurannya paling luas dan
berkelanjutan dan biasanya matriks mengelilingi bidang lahan serta memiliki
peran penting dalam fungsi lanskap. Bentuk matriks kaitannya dengan lanskap
pertanian adalah lahan pertanaman padi. Bidang lahan adalah elemen yang
memiliki permukaan yang tidak lurus yang berbeda penampakannya dari matriks

yang mengelilinginya. Struktur lanskap bidang lahan pada lanskap pertanian
adalah berbagai bidang lahan seperti pertanaman sayur, palawija, kebun
campuran, semak-semak, dan perkampungan. Kerusakan yang terjadi pada bidang
lanskap disebut juga disturbance patch (Forman dan Godron, 1986).
Koridor merupakan lahan sempit dengan dua sisi linier yang berfungsi
sebagai habitat. Koridor dapat berupa koridor perpindahan (movement corridor),
dan koridor perintang (barrier corridor). Koridor perpindahan berfungsi sebagai
penghubung yang membantu perpindahan atau pemencaran habitat dari satu
bidang lahan ke bidang lahan lainnya. Koridor perintang adalah koridor yang
menghambat pergerakan spesies tertentu dalam melintasi lanskap (Forman dan
Godron, 1986). Struktur lanskap koridor dalam lanskap pertanian dapat berupa
pematang sawah dan tumbuhan pagar (koridor perpindahan) serta saluran irigasi
dan pinggiran sungai (koridor perintang).
Menurut Cao (2001), dalam menangani area pertanian terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan terutama dalam pengelolaan area yang telah
terdegradasi. Hal tersebut yaitu pemilihan varietas tanaman pertanian dan spesies
asli atau lokal, pengembangan praktik pertanian, rotasi penanaman, dan
memperkaya tanaman sekunder (melalui agroforestri).
Pemilihan spesies vegetasi lokal lebih direkomendasikan sebagai tanaman
budi daya karena kemampuannya bertahan dalam kondisi kekurangan air serta
tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Penerapan praktik pertanian seperti
metode bercocok tanam secara multikultur, dinilai lebih efektif dan efisien dalam
penggunaan sumber daya lahan dibandingkan monokultur. Hal itu disebabkan
pada metode monokultur akan dihasilkan limbah sumber daya yang terbuang.
Rotasi tanaman merupakan kegiatan penggantian tanaman pertanian setelah
tanaman yang berbeda jenis sebelumnya dipanen. Hal ini akan meningkatkan
unsur hara tanah. Tanaman yang dirotasi akan tahan terhadap hama dan penyakit
(Cao, 2001).
Pada lahan dengan kemiringan tertentu, kepekaan erosi, serta kedalaman
solum tertentu dapat didesain model pola usaha tani (Deptan, 1991). Model pola
usaha tani ini menggabungkan usaha tanaman pertanian dengan usaha peternakan.
Pola usaha tani ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Model pola usaha tani dengan kemiringan serta kedalaman solum tertentu
Kedalaman solum (cm)
>90
Kepekaan erosi

90-40