58 6. Pembakaran
• Benda Uji dikeluarkan setelah berumur 27 hari dari bak perendaman dan diletakkan pada ruang perawatan sampai sampel kering, hal ini
dilakukan selama 24 jam tepatnya benda uji mencapai umur 28 hari. • Saat umur 28 hari beton beton ditimbang untuk memperoleh massa
keringnya lalu dimasukkan ke tungku pembakaran dengan variasi temperatur 250
o
C dan waktu penahanan 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. • Prosedur ini juga dilakukan untuk pembakaran beton dengan temperatur
500
o
C, 750
o
C, dan 1000
o
C
3.4.2.2 Prosedur Pengujian Kuat Tekan Beton Compresive Strength
Pengujian kuat tekan beton dilakukan untuk mengetahui kuat tekan hancur dari benda uji. Benda uji yang dipakai adalah kubus 15 cm x 15 cm x
15 cm. Pengujian kuat tekan dilakukan saat beton berumur 1 hari setelah pembakaran dilakukan. Jumlah beton yang diuji yaitu terdiri dari 2 buah
sampel untuk masingmasing temperatur dan waktu penahanan. Penekanan harus dilakukan pada permukaan yang rata agar saat
pembebanan beban tersebar diseluruh permukaan beton sampai batas maksimum benda uji retak lalu catat hasilnya, dimana kecepatan mesin
penekan 24 kgdetik.
Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
59 1. Setelah pembakaran dilakukan, beton ditimbang untuk memperoleh massa
keringnya setelah pembakaran. Setelah itu beton direndam selama 4 menit di dalam drum berisi air tinggi = 28 cm, diameter = 56,5 cm, dan tinggi
air = 23 cm 2. Setelah direndam, beton diangkat dan didiamkan di dalam ruangan selama
1 hari. 3. Beban tekan diberikan secara perlahanlahan pada benda uji dengan cara
mengoperasikan tuas pompa pada mesin sehingga benda uji
runtuh. 4. Pada saat jarum penunjuk skala beban tidak naik lagi atau bertambah, maka
skala yang ditunjukkan oleh jarum tersebut dicatat sebagai beban maksimum yang dapat dipikul oleh benda uji tersebut.
5. Prosedur ini dilakukan untuk sampel benda uji kuat tekan yang lain. 6. Untuk beton normal tidak dibakar, pengujian langsung dilakukan sehari
setelah beton dikeluarkan dari bak perendaman, yakni beton tepat pada umur 28 hari
3.4.2.3 Prosedur Pembuatan Benda Uji Porositas
Prosedur yang dilakukan pada penelitian porositas yaitu: 1. Persiapan Bahan
Seluruh material seperti semen, pasir, kerikil, dan air, disiapkan. Kemudian ditimbang sesuai dengan kebutuhan, lalu ditempatkan ke dalam
Universitas Sumatera Utara
60 sebuah wadah ember.
Setelah semua bahan disediakan maka bahan dimasukan ke dalam mesin molen. Pasir, batu pecah, dan semen dimasukkan satu per satu ke
dalam mesin, mesin berputar sampai campuran rata, lalu dimasukkan air sedikit demi sedikit serta dibiarkan ± 2 – 5 menit agar campuran saling
mengikat dan benarbenar homogen. 3. Pencetakan
• Disiapkan cetakan berbentuk kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm • Permukaan sisi bagian dalam cetakan diolesi dengan vaselin hingga
merata. • Dimasukan pasta beton kedalam cetakan kubus setinggi 13 tinggi
cetakan, kemudian dirojok dengan batang perojok besi agar susunan campuran benarbenar padat.
• Dimasukkan kembali 13 bagian campuran pasta beton ke dalam cetakan kemudian dirojok kembali.
• Dimasukkan kembali pasta beton kedalam cetakan sampai penuh kemudian dirojok kembali.
• Permukaan cetakan diratakan dengan skrap dan benda uji diletakkan pada ruangan perawatan.
4. Perendaman Setelah beton berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode
pada benda uji sesuai yang diinginkan, kemudian benda uji dimasukkan ke
Universitas Sumatera Utara
61 dalam bak perendaman. Perendaman dilakukan agar terjadi proses hidrasi
antara semen dengan air . 5. Pengeringan
Mengeluarkan benda uji setelah berumur 27 hari dari bak perendaman dan diletakkan pada ruang perawatan pada suhu kamar 27
o
C sampai sampel kering dan dan hal ini dilakukan selama 24 jam, tepatnya hingga benda uji
mencapai umur 28 hari.
3.4.2.4 Prosedur Pengujian Porositas