Latar Belakang 1204170757 renja badan ketahanan pangan dan penyuluhan tahun 2016

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan danatau pembuatan makanan atau minuman. Ketersediaan Pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri danatau dari sumber lain. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman dan terjangkau. Tujuan pembangunan Ketahanan Pangan adalah untuk membangun ketahanan pangan dan kemandirian pangan baik ditingkat nasional maupun ditingkat rumah tanggaindividu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan dan rawan pangan dengan pemberdayaan masyarakat dan mengembangkan Sistem Ketahanan Pangan sampai tingkat desa, yang meliputi : Sub Sistem Ketersediaan, Sub Sistem Distribusi dan Sub Sistem Konsumsi. Adanya akses pangan yang cukup, berjalannya sistem distribusi dan harga pangan yang stabil serta konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman diharapkan masyarakat mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan melalui usaha produktif dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Ketahanan pangan disamping sebagai prasyarat untuk memenuhi hak asasi pangan masyarakat, juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu bangsa. Oleh sebab itu 2 seluruh komponen bangsa yaitu pemerintah dan masyarakat sepakat untuk bersamasama membangun ketahanan pangan daerah. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis dan desentralistis saat ini pelaku utama pembangunan pangan mulai dari produksi, penyediaan, distribusi dan konsumsi adalah masyarakat, sedangkan pemerintah lebih berperan sebagai inisiator, fasilitator serta regulator agar kegiatan masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya nasional dan daerah dapat berjalan lancar, efisien, berkeadilan dan bertanggung jawab. Arah kebijakan umum pembangunan ketahanan pangan adalah untuk 1 meningkatkan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan 2 meningkatkan sistem distribusi dan stabiltasasi harga pangan 3 meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan sampai kerumah tangga. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan menangani kerawanan pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk a meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi pangan didalam negeri menuju kemandirian pangan b mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara sinergis dan partisipatif c mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis. Dalam aspek peningkatan sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk a mengembangkan sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan b mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan c meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan akses pangan. Dalam hal peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk 3 a mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal b mengembangkan tekhnologi pengolahan pangan terutama pangan lokal non beras dan terigu guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosial c mengembangkan keamanan pangan segar didaerah sentra produksi pangan. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan tanggal 30 November 2010. Dalam usianya yang masih muda Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan berupaya berbenah diri untuk meningkatkan kinerja baik dalam melaksanakan program kegiatan maupun bidang administrasi dan keuangan dalam rangka pelaksanaan pemerintahan yang baik Good Governance.

1.2. Landasan Hukum