Website Resmi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta - Renja 2016

Rencana Kerja
Tahun 2016

PANGA
A
N
N
WA

TANAMAN GARUT

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY

Jl. Gondosuli No. 6 Yogyakarta Telp (0274) 540798, 540897, 523882 Fax (0274) 523882
Website: www.bkpp.jogjaprov.go.id Email: bkpp@jogjaprov.go.id atau bkpp.jogja@yahoo.com

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
Jl. Gondosuli Nomor. 6 Telp (0274) 540798, 540897, 523882 Fax (0274) 523882
Website: www.bkpp.jogjaprov.go.id Email: bkpp@jogjaprov.go.id

Y O G Y A K A R T A 55165

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR : 188 / 1379 / I
TENTANG
RENCANA KERJA (RENJA)
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
MENIMBANG :

a. bahwa dalam rangka mewujudkan perencanaan yang terpadu dan terarah
dalam urusan ketahanan pangan perlu disusun Rencana Kerja (Renja) Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, perlu ditetapkan Keputusan
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa
Yogyakarta tentang Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan daerah istimewa Yogyakarta Tahun 2016.

MENGINGAT

:
1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah
Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 1959;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012
Istimewa Yogyakarta;

tentang Keistimewaan Daerah


5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2008
nomor 21, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan
Gizi;
9. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

DAFTAR ISI

Hal.
i

ii
iii
iii
iv

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
BAB I

PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Landasan Hukum
3.
Maksud dan Tujuan
4.

Data dan Informasi
5.
Sistematika Penulisan
A. Data Kewilayahan
B. Dukungan Sumber Daya Manusia
C. Dukungan Sarana Prasarana

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
1.
Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian
Renstra SKPD
2.
Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
3.
Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
4.
Telaahan terhadap Rancangan Awal RKPD
5.

Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

11
11

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
1.
Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
2.
Visi dan Misi
A. Visi
B. Misi
3.
Tujuan dan Sasaran SKPD
A. Tujuan
B. Sasaran
4.
Program dan Kegiatan


25
25
26
26
27
27
27
28
28

BAB IV

PENUTUP

43

ii

1

1
2
3
3
3
3
4
5

17
18
22
24

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1


Kondisi Sarana dan Prasarana
Rekapitulasi Realisasi APBD Tahun 2014 Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
Capaian Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2014
Rumusan Rencana Program dan Kegiatan BKPP Tahun 2016 dan
Prakiraan Maju Tahun 2017 Non Keistimewaan Daerah Istimewa
Yogyakarta

Hal.
5
12
17
32

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1


Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja

iii

Hal.
4

DAFTAR SINGKATAN

AKE
AKP
APBD/N
B2SA
Bappeda
BBM
BKPP
BPP
BPS
CPNS
Demapan

FSVA
Gapoktan
GKG
IKK
IKU
KRPL
LAPM
LDPM
MEA
MP3L
OKKPD
P2KP
PMHP
PNS
Pokdakan
Posluhdes
PPH
PPTK
PSAT
Renja
Renstra
RKA
RPJMD
RPJPD
SKPD
SKPG
SPM
TAPD
TDL
THL-TB PP
TMMD
UP-FMA

: Angka Kecukupan Energi
: Angka Kecukupan Protein
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah/Negara
: Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman
: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
: Bahan Bakar Minyak
: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
: Balai Penyuluhan Pertanian
: Badan Pusat Statistik
: Calon Pegawai Negeri Sipil
: Desa Mandiri Pangan
: Food Security and Vulnerability Atlas
: Gabungan Kelompok Tani
: Gabah Kering Giling
: Indikator Kinerja Kegiatan
: Indikator Kinerja Utama
: Kawasan Rumah Pangan Lestari
: Lembaga Akses Pangan Masyarakat
: Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
: Masyarakat Ekonomi Asean
: Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal/
Model Pengembangan Pengolahan Pangan Lokal
: Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
: Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
: Pengawas Mutu Hasil Pertanian
: Pegawai Negeri Sipil
: Kelompok Pembudidaya Ikan
: Pos Penyuluhan Desa
: Pola Pangan Harapan
: Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak
: Pangan Segar Asal Tumbuhan
: Rencana Kerja
: Rencana Strategis
: Rencana Kerja Anggaran
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
: Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
: Standar Pelayanan Minimal
: Tim Anggaran Pemerintah Daerah
: Tarif Dasar Listrik
: Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
: TNI Manunggal Membangun Desa
: Unit Pengelola Farmer Managed of Extention Activities

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang
Perumusan sebuah kebijakan yang baik merupakan langkah awal keberhasilan
pembangunan. Tahapan dalam perumusan kebijakan secara umum berangkat dari
penetapan profil unit kerja/instansi, dalam hal ini terutama adalah ketugasan dan
fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP), pencermatan dan analisis
berbagai isu dan perubahan langkah strategis, perekaman arahan yang logis dan
visioner serta tersedianya peraturan yang transparan. Dengan posisi BKPP sebagai
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sudah sewajarnya dalam perumusan
kebijakan senantiasa memadukan antara prinsip top-down policy dan prinsip bottom
up planning. Dalam penyusunan kebijakan sudah semestinya mengintegrasikan apa
yang ingin dicapai oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui kegiatan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi di masyarakat agar tujuan dan sasaran yang
ditetapkan dapat dicapai.
Dalam perspektif manajemen, perumusan kebijakan, program/kegiatan, dan
anggaran seharusnya memanfaatkan hasil evaluasi. Namun demikian, sejauh ini hasil
evaluasi pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan belum dimanfaatkan
secara optimal sebagai masukan penting untuk penyusunan kebijakan berikutnya atau
sebagai koreksi dari suatu kebijakan. Kegiatan evaluasi melalui pemantauan
merupakan rangkaian kegiatan yang secara berkala dilakukan untuk mengungkapkan
implementasi pelaksanaan program/kegiatan. Hasil evaluasi juga dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian reward dan punishment dalam
pengelolaan program/kegiatan dan anggaran .
Perumusan

kebijakan,

program/kegiatan,

dan

anggaran

sesungguhnya

merupakan formulasi penyelesaian masalah yang telah teridentifikasi dalam
pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan. Beberapa hal yang dihadapi dan
sekaligus menggambarkan pengaruhnya dalam mewujudkan ketahanan pangan yang
kuat dan penyelenggaraan penyuluhan yang efektif dan efisien antara lain:
a. Perkembangan geoekonomi dan krisis ekonomi global;
b. Millenium Development Goals terutama terkait dengan upaya pengurangan
kemiskinan;

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

1

c. Ancaman kelaparan global dan ketergantungan pangan serta inputan produksi
pangan dari luar negeri (food trap);
d. Kondisi dan beban ganda keamanan pangan serta emerging issues;
e. Kondisi kemiskinan dan pengangguran yang berlanjut pada rawan pangan;
f.

Perubahan iklim global, konversi serta degradasi sumberdaya lahan dan air yang
berdampak pada pengurangan penyediaan bahan pangan strategis.
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran pemantapan

ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat tahun 2016 telah mengacu pada agenda
7.1. NAWACITA, Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan, RPJMN 20152019 Pembangunan Pertanian, Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian
2015-2019, RPJMD DIY 2012-2017, dan Renstra BKPP DIY 2012-2017. Sub agenda
tersebut yaitu Peningkatan Kedaulatan Pangan yang perlu didukung dengan : (i)
peningkatan kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; (ii)
pengaturan kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri;
dan (iii) upaya melindungi dan menyejahterakan pelaku utama pangan, terutama
petani dan nelayan.

2.

Landasan Hukum
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan adalah unsur pelaksana Pemerintah
Daerah di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008
Nomor 7). Tugas BKPP adalah melaksanakan penyusunan dan melaksanakan
kebijakan daerah di bidang ketahanan pangan serta koordinasi penyuluhan pertanian,
perikanan, kehutanan, dan perkebunan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan program kerja bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
b. perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
c. pengelolaan,

pengkoordinasian

pemberian

fasilitasi,

dan

pengendalian

ketersediaan pangan;
d. pengelolaan, pengkoordinasian pemberian fasilitasi, dan pengendalian distribusi
pangan;

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

2

e. pengelolaan, pengkoordinasian pemberian fasilitasi, dan pengendalian konsumsi
dan kewaspadaan pangan;
f.

pengkoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan, dan perkebunan;

g. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja dibidang ketahanan pangan, serta
koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;
h. pengkordinasian mitra kerja dibidang ketahanan pangan dan pemberdayaan
sumber daya penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;
i.

pengendalian, monitoring, dan evaluasi di bidang ketahanan pangan dan
penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;

j.

penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan;

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai tugas dan fungsinya.

3. Maksud dan Tujuan
Rencana Kerja (Renja) BKPP disusun dengan maksud menyediakan acuan kerja
bagi penyelenggaraan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan di DIY tahun
2016. Tujuan penyusunan Renja adalah:
1. Menjamin konsistensi perencanaan serta pemilihan program dan kegiatan sesuai
dengan prioritas serta kebutuhan daerah;
2. Menjamin komitmen pada program dan kegiatan yang sudah disepakati secara
partisipatif antar semua pemangku kepentingan pembangunan ketahanan pangan
dan penyuluhan;
3. Memperkuat landasan penentuan program dan kegiatan tahunan secara sistematis
dan berkelanjutan;
4. Menyediakan tolok banding (benchmark) dalam pengukuran kinerja Kepala BKPP.

4.

Data dan Informasi
A. Data Kewilayahan
Jumlah penduduk DIY pada tahun 2013 mencapai 3.594.854 jiwa dengan
penduduk miskin sebanyak 15,03% dari total jumlah penduduk (BPS dan Bappeda
DIY, 2014). Kemiskinan berkorelasi positif dengan kerawanan pangan, semakin
tinggi angka kemiskinan semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya rawan
pangan penduduk. Kondisi kerawanan pangan secara tidak langsung dapat dilihat
melalui keberadaan Desa Rawan Pangan yang sampai tahun 2014 masih tersisa
26 desa, tersebar pada 4 Kabupaten di DIY. Kerawanan pangan juga dapat dilihat

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

3

dari

jumlah

penduduk

yang

mengkonsumsi

energi

kurang

dari

2.000

kkal/kapita/hari yang pada tahun 2013 masih 61,04% (BPS, 2014).
Data dari Dinas Pertanian dan BPS, tahun 2013 lahan pertanian di DIY
mencapai 239.160 ha dengan proporsi lahan sawah produktif seluas 56.539 ha.
Laju konversi lahan pertanian khususnya lahan sawah > 200 ha/tahun dan terjadi
secara masif pada basis sawah produktif yang memproduksi beras sebagai bahan
pangan pokok. Masalah konversi lahan pertanian menjadi non pertanian menjadi
isu penting yang dapat mengganggu ketahanan pangan di DIY.

B. Dukungan Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh 87 (delapan puluh tujuh)
PNS (BKPP DIY, Desember 2014).
87

50

25

17

20

37

5

Fungsional Umum

17
0

Kebutuhan pegawai
berdasarkan beban kerja

Pegawai saat ini

Struktural

Fungsional Tertentu

Kekurangan
pegawai

Gambar 1.1
Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja
Sampai akhir tahun 2014 BKPP DIY mengalami defisit pegawai karena
jumlah pegawai yang masuk (CPNS baru dan pindahan) lebih sedikit dibanding
jumlah pegawai yang keluar (pensiun dan pindah tugas). Berdasarkan beban
pekerjaan, dibutuhkan 129 pegawai agar tugas dan fungsi BKPP DIY dapat
terlaksana dengan baik. Kondisi saat ini hanya ada 87 (delapan puluh tujuh)
pegawai sehingga masih kekurangan 42 pegawai.
Formasi jabatan struktural, mulai eselon II sampai dengan eselon IV sudah
terisi semua sedangkan untuk formasi fungsional umum masih kekurangan 37
pegawai. Jabatan fungsional tertentu di BKPP ada dua, yaitu Penyuluh

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

4

Pertanian/Perikanan yang masih kekurangan 2 pegawai dari 9 formasi yang ada
dan Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) yang masih kekurangan 3 pegawai
dari 16 formasi yang tersedia.

C. Dukungan Sarana Prasarana
Dari tahun ketahun keadaan sarana prasarana Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta

terus

mengalami perubahan

karena adanya penghapusan sarana dan prasaran yang sudah tidak berfungsi
maupun penambahan penambahan hingga

terwujud peningkatan

sarana dan

prasarana dalam rangka mendukung kelancaran operasionalnya. Kondisi sarana
prasarana di BKPP DIY dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Kondisi Sarana dan Prasarana

No.
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
B.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

12
13
14

Jenis Barang
Peralatan Kantor
Camera digital
Faximile
Handycam
Komputer desktop
Komputer desktop touchscreen
Komputer note book
Komputer note book (pengurus
barang/APBDP)
Kelengkapan computer
LCD dan perlengkapan
Monitor LCD 23
Mesin ketik manual
Printer
UPS
Spliter VGA
Teralis
Perlengkapan Kantor
Almari arsip
Almari barang
Almari buffet
Air conditioner
Brankas
Filling kabinet
Gordyn/vitrage
Gerobak sampah
Jam dinding
Kipas angin
Kursi kerja :
- Esselon II
- Esselon III/ fungsional
- Esselon IV/ fungsional
Kursi komputer/ kerja staf
Kursi rapat
Meja kerja :

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

Kondisi Aset 2014

Jumlah
Aset
2014

Layak

4
2
1
39
1
14
1

4
1
1
30
1
13
1

5
3
2
6
23
20
1
254

5
3
2
6
19
20
1
254

13
8
6
32
5
43
284
1
1
10

13
3
6
32
5
28
284
1
1
8

1
9
13
165
145

1
9
13
85
121

Tidak Layak

Keterangan

1
9
1

4

5

15

2

80
24

5

No.

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

C.
1
2
3
4
5
6
7
8

Jenis Barang
- Esselon II
- Esselon III
- Esselon IV
Meja kerja staf
Meja rapat
Meja-kursi tamu/sofa
Meja kerja lobi
Meja computer
Mic dynamic + kabel mic
Papan nama organisasi
Papan nama gerai
Rak besi gerai
Rak kayu
Rak besi
Sound system rapat/
mic conference set
Mixer portabel 6 chanel
Limeter compressor DBX
Mixer power 16 chanel
Speaker pasif two way 12
Speaker aktif two way12
Kabel speaker + spikon
Stand speaker
Stand mic panjang
Stand mic meja/ duduk
Mic ruang rapat
Tangga
Tabung pemadam kebakaran
Wireless portabel dan perlengkapan
White board
Kendaraan dinas operasional:
- Roda 4 ( empat )
- Roda 2 ( dua )
Bagan struktur organisasi
Papan data elektronik
Coolbox/box pendingin
Televisi 20
Televisi lcd 42
Televisi led 32 (gerai)
Dvd home teather
Dvd blue ray
Lemari pendingin
Dispencer
Timbangan digital
Gazebo gerai
Sign out box gerai
Sign in box gerai
Sand blasting gerai
Buku pengetahuan tentang
penyuluhan
Prasarana
Bangunan gedung kantor
Ruang rapat
Jaringan telephon
PABX
Jaringan listrik/tambah daya
Tempat parkir sepeda motor
Gedung semi permanen gerai
Jaringan internet

Jumlah
Aset
2014
2
5
27
89
81
7
1
3
2
1
1
2
1
1
25

Kondisi Aset 2014
Layak
2
5
16
46
56
7
1
3
2
1
1
2
1
1
25

1
1
1
4
2
2
4
3
2
8
1
12
2
9

1
1
1
4
2
2
4
3
2
8
1
12
2
9

4
14
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
3
25
142

4
12
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
3
25
142

3
2
4
1
4
1
1
2

3
2
4
1
4
1
1
2

Tidak Layak

Keterangan

11
43
25

2

Kurang 3
Kurang 6

Sumber: BKPP DIY, Desember 2014

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

6

D. Data Sub Sistem Ketersediaan Pangan
1. Desa Mandiri Pangan
Desa

Mandiri

Pangan (Demapan)

adalah desa

yang

masyarakatnya

mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
melalui pengembangan sub sistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi
pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.
Fasilitasi di Demapan sampai tahun 2014 dapat dilihat di tabel di berikut ini:
No

Kabupaten

2010

2011

2012

2013

2014

1

Kulonprogo

-

2

9

1

1

2

Gunungkidul

1

4

9

2

2

3

Sleman

-

2

1

1

1

4

Bantul

3

4

5

2

-

Jumlah

4

12

24

6

4

Sumber: BKPP DIY, Desember 2014

2. Lumbung Pangan
Pemberdayaan

masyarakat

dalam

pengelolaan

dan

pengembangan

kelembagaan lumbung pangan secara berkelanjutan dilakukan melalui fasilitasi
dan pembinaan di kelompok lumbung pangan dan Kelompok Wanita Tani.
Sampai dengan akhir tahun 2014 sudah 103 kelompok lumbung pangan dan
Kelompok Wanita Tani yang difasilitasi, 70 kelompok difasilitasi melalui dana
APBD dan 33 kelompok dari dana APBN. Fasilitasi dibagi menjadi 3 tahapan,
yaitu tahap pembangunan, pengisian, dan pengembangan.
No

Kabupaten

APBN

APBD

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2009

2010

2011

2012

2013

2014

1

Sleman

-

-

-

-

5

-

-

2

5

3

3

1

2

Gunungkidul

2

10

3

-

-

-

-

5

2

9

4

4

3

Bantul

2

1

4

-

-

-

-

2

2

3

4

4

4

Kulonprogo

2

1

3

-

-

-

-

1

2

8

2

4

Jumlah

6

12

10

0

5

0

0

10

11

23

13

13

Sumber: BKPP DIY, Desember 2014

3. Cadangan Pangan
Cadangan pangan di masyarakat DIY berupa simpanan Gabah Kering Giling
(GKG) di lumbung pangan kelompok. Cadangan pangan pemerintah DIY

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

7

berupa beras yang disimpan di Gudang PUSKUD Metaram. Kondisi cadangan
pangan di DIY dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tahun

Cadangan Pangan

Cadangan Pangan

Masyarakat (kg GKG)

Pemerintah (kg beras)

2009

15.000

9.090

2010

55.000

31.000

2011

46.250

-

2012

52.500

40.000

2013

30.000

43.250

2014

32.500

33.725

Sumber: BKPP DIY, Desember 2014

E. Data Sub Sistem Distribusi Pangan
1. Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
Pemberdayaan dan pengembangan LDPM sampai dengan tahun 2014
dilakukan dengan penumbuhan dan pemberian fasilitas kepada 102 gapoktan
dengan macam pendekatan meliputi 52 gapoktan reguler dan 50 gapoktan
bergulir.
2. Lembaga Akses Pangan Masyarakat (LAPM)
Fasilitasi kelembagaan akses pangan LAPM dilakukan melalui pembinaan dan
pendampingan gapoktan yang diberi bantuan hibah. Hibah digunakan untuk
mendekatkan pangan ke masyarakat dengan harga yang murah. Kondisi
lembaga akses pangan yang dibina BKPP sampai akhir tahun 2014 dapat
dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu:
 tahap penumbuhan: 11 gapoktan;
 tahap pengembangan: 11 gapoktan;
 tahap kemandirian: 11 gapoktan;
 tahap kemandirian I: 15 gapoktan;
 tahap kemandirian II: 5 gapoktan.

F. Data Sub Sistem Konsumsi
1. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dilaksanakan
melalui fasilitasi terhadap Desa P2KP yang dilaksanakan mulai tahun 2010.
Sampai tahun 2014 yang sudah terfasilitasi sebanyak 168 Desa P2KP.
2. Sertifikasi Prima dan Pendaftaran Nomor PSAT

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

8

Lembaga Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) DIY yang
sebelumnya berkedudukan di Dinas Pertanian dan sejak tahun 2009
berkedudukan di BKPP berwenang melaksanakan penjaminan mutu dan
keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) melalui kegiatan Sertifikasi
Prima 2 dan Prima 3 serta Pendaftaran Nomor PSAT/Registrasi PD. Sampai
tahun 2014 OKKPD DIY sudah menerbitkan 8 Sertifikat Prima 2, 31 Sertifikat
Prima 3, dan 25 Nomor PSAT/PD.
Tahun

Jenis
Sertifikat

Jumlah

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Prima

1

3

4

1

5

8

7

10

39

PD

-

-

-

-

2

10

10

3

25

Sumber: BKPP DIY, Desember 2014

G. Data Penyuluhan
1. Penyuluh
PENYULUH
NO

Pertanian

Penyuluh Swadaya

THL
TBPP

KABUPATEN/ KOTA
Perikanan

PPTK
Pertanian

Perikanan

1

SLEMAN

78

17

53

4

60

50

2

BANTUL

50

11

72

4

153

15

3

KULONPROGO

53

13

63

3

111

81

4

GUNUNGKIDUL

75

6

42

6

144

40

5

KOTA

7

0

8

2

15

4

6

PROVINSI

8

0

0

0

0

0

7

BPTP

16

0

0

0

0

0

287

47

238

287

483

170

JUMLAH

Sumber: BKPP DIY, Desember 2014

2. Pelaku Usaha/Pelaku Utama
KELEMBAGAAN
PELAKU UTAMA
Kelompok Tani
GAPOKTAN

SLEMAN

GUNUNG
KIDUL

2.272

1.423

BANTUL
814

KULON

KOTA

PROGO

YOGYA

JUMLAH

1.106

171

5.786

86

144

75

88

45

438

507

351

339

327

41

1.565

UP FMA

-

40

75

80

-

195

Asosiasi

16

8

3

12

4

43

Pokdakan

Sumber: BKPP DIY, Desember 2014

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

9

H. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Ada 4 (empat) jenis pelayanan dasar dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang
Ketahanan Pangan yang harus dipenuhi oleh BKPP DIY, yaitu: ketersediaan dan
cadangan pangan, distribusi dan akses pangan, penganekaragaman dan
keamanan

pangan,

serta

penanganan

kerawanan

pangan.

Target

dan

pencapaiannya mulai tahun 2011 sampai 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Standar Pelayanan Umum
No

Standar Pelayanan Minimal Daerah

Indikator

Target

Batas
Akhir
Capaian

Jenis Pelayanan

Target
2011

Capaian
2011

Terget
2012

Capaian
2012

Target
2013

Capaian
2013

Target
2014

Capaian
2014

1.

Ketersediaan dan
Cadangan Pangan

Penguatan cadangan
pangan

60%

2015

15,50%

15,50%

37,50%

35%

45,00%

56,56%

52%

73,42%

2.

Distribusi dan Akses
Pangan

Ketersediaan
informasi pasokan,
harga dan akses
pangan di daerah

100%

2015

91,91%

91,91%

94,26%

94,26%

96,87%

92,19%

99,15%

99,15%

3.

Penganekaragaman
dan Keamanan
Pangan

Pengawasan dan
pembinaan
keamanan pangan

80%

2015

70,50%

70,50%

73%

73%

75,50%

100%

78%

100%

4.

Penanganan
Kerawanan Pangan

Penanganan daerah
rawan pangan

60%

2015

24%

24,80%

45%

46%

50,00%

56,25%

50%

176,92%

5.

Sistematika Penulisan
Renja BKPP tahun 2016 disusun menurut sistematika sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, data dan
informasi serta sistematika penulisan;
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
Berisi evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun 2014 dan capaian Renstra
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, analisis kinerja pelayanan
SKPD, isu-isu penting penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi BKPP,
telaahan terhadap rancangan awal RKPD, dan penelaahan usulan program
dan kegiatan masyarakat.
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
Memuat telaahan terhadap kebijakan nasional, visi, misi, tujuan, dan sasaran
SKPD serta program dan kegiatan yang direncanakan.
BAB IV. PENUTUP
Memuat catatan penting yang perlu mendapat perhatian, kaidah-kaidah
pelaksanaan, dan rencana tindak lanjut.

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

10

BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

1.

Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD
Jumlah program yang dibiayai dari dana APBD tahun anggaran 2014 sebanyak 9
(sembilan) program yang terdiri dari 52 (lima puluh dua) kegiatan. Kegiatan fisik di
BKPP DIY tahun 2014 dapat dilaksanakan dengan baik, lancar, dan sesuai target
dengan rincian sebagai berikut:
a. Realisasi fisik dari Belanja Tidak Langsung mencapai 100%;
b. Realisasi fisik dari Belanja Langsung mencapai 100%.
Serapan anggaran dari dana APBD tahun 2014 untuk Belanja Tidak Langsung
berupa Belanja Gaji dan Tunjangan untuk pegawai sebesar Rp. 4.785.586.354,- (empat
milliar tujuh ratus delapan puluh lima juta lima ratus delapan puluh enam ribu tiga ratus
lima puluh empat rupiah) atau sebesar 99,26% dari Rp. 4.821.416.663,-. Sisa anggaran
sebesar Rp. 133.843.794,- (seratus tiga puluh tiga juta delapan ratus empat puluh tiga
ribu tujuh ratus sembilan puluh empat rupiah). Realisasi Belanja Langsung sebesar
Rp. 7.915.457.715,- (tujuh milliar sembilan ratus lima belas juta empat ratus lima puluh
tujuh ribu tujuh ratus lima belas rupiah) atau sebesar 93,80% dari Rp. 8.438.225.800,-.
Jadi sisa anggaran sebesar Rp. 522.768.085,- (lima ratus dua puluh dua juta tujuh ratus
enam puluh delapan ribu delapan puluh lima rupiah) disetor kembali ke kas daerah.
Capaian realisasi fisik dan keuangan dari APBD pada tahun 2014 dapat
digambarkan pada tabel 2.1 berikut ini:

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

11

Tabel 2.1
Rekapitulasi Realisasi APBD Tahun 2014
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
Fisik
No

Kode

1

1.21.1.21.01.00.01.

1.1

1.21.01.00.01.001.

1.2

Program/Kegiatan

Pagu (Rp)

Keuangan

Target
(%)

Realisasi
(%)

Target (Rp)

Target
(%)

Realisasi
(Rp)

Realisasi
(%)

PROGRAM PELAYANAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
Penyediaan Jasa Surat Menyurat

529.252.000

100

100

529.252.000

100

495.751.568

93,67

1.000.000

100

100

1.000.000

100

1.000.000

100

1.21.01.00.01.002.

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik*

195.800.000

100

100

195.800.000

100

170.783.043

87,22

1.3

1.21.01.00.01.006.

6.132.000

100

100

6.132.000

100

4.282.500

69,84

1.4

1.21.01.00.01.007.

Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan
Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional*
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

19.320.000

100

100

19.320.000

100

19.320.000

100

1.5

1.21.01.00.01.008.

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

57.000.000

100

100

57.000.000

100

55.998.040

98,24

1.6

1.21.01.00.01.010.

Penyediaan Alat Tulis Kantor

37.500.000

100

100

37.500.000

100

37.494.500

99,99

1.7

1.21.01.00.01.011.

Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan*

27.500.000

100

100

27.500.000

100

23.446.525

85,26

1.8

1.21.01.00.01.012.

Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

14.000.000

100

100

14.000.000

100

13.994.000

99,96

1.9

1.21.01.00.01.015.

10.000.000

100

100

10.000.000

100

9.279.400

92,79

1.10

1.21.01.00.01.017.

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-Undangan
Penyediaan Makanan dan Minuman

23.000.000

100

100

23.000.000

100

23.000.000

100

1.11

1.21.01.00.01.018.

130.000.000

100

100

130.000.000

100

129.233.560

99,41

1.12

1.21.01.00.01.026.

Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke
Luar Daerah
Penyediaan Retribusi Sampah

8.000.000

100

100

8.000.000

100

7.920.000

99

2

1.21.1.21.01.00.02.

PROGRAM PENINGKATAN SARANA
DAN PRASARANA APARATUR

3.934.343.750

100

100

3.934.343.750

100

3.657.902.752

92,97

2.1

1.21.01.00.02.003.

Pembangunan Gedung Kantor

3.000.000.000

100

100

3.000.000.000

100

2.801.517.000

93,38

2.2

1.21.01.00.02.005

Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional

186.644.000

100

100

186.644.000

100

176.180.000

94,39

2.3

1.21.01.00.02.007.

Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

350.000.000

100

100

350.000.000

100

316.971.000

90,56

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

12

Fisik
No

Kode

Program/Kegiatan

Pagu (Rp)

Keuangan

Target
(%)

Realisasi
(%)

171.799.750

100

100

171.799.750

100

169.870.000

98,88

Target (Rp)

Target
(%)

Realisasi
(Rp)

Realisasi
(%)

2.4

1.21.01.00.02.009.

Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

2.5

1.21.01.00.02.010.

Pengadaan Mebeleur

38.500.000

100

100

38.500.000

100

38.500.000

100

2.6

1.21.01.00.02.022.

21.900.000

100

100

21.900.000

100

21.894.150

99,97

2.7

1.21.01.00.02.024.

145.000.000

100

100

145.000.000

100

112.820.602

77,81

2.8

1.21.01.00.02.026.

3.500.000

100

100

3.500.000

100

3.350.000

95,71

2.9

1.21.01.00.02.028.

17.000.000

100

100

17.000.000

100

16.800.000

98,82

3

1.21.1.21.01.00.05.

34.000.000

100

100

34.000.000

100

33.782.000

99,36

3.1

1.21.01.00.05.003

14.000.000

100

100

14.000.000

100

14.000.000

100

3.2

1.21.01.00.05.007.

20.000.000

100

100

20.000.000

100

19.782.000

98,91

4

1.21.1.21.01.00.06.

Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/ Operasional*
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Perlengkapan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Gedung Kantor
PROGRAM PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBERDAYA
APARATUR
Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan
Perundang-Undangan
Pembinaan, Pengembangan Kualitas
Profesi Dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Tertentu
PROGRAM PENINGKATAN
PENGEMBANGAN SISTEM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN
KEUANGAN

231.738.300

100

100

231.738.300

100

166.470.900

97,23

4.1

1.21.01.00.06.016.

Penyusunan Laporan Kinerja SKPD

5.500.000

100

100

5.500.000

100

5.446.500

99,03

4.2

1.21.01.00.06.017.

Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

8.000.000

100

100

8.000.000

100

7.920.000

99

4.3

1.21.01.00.06.018.

196.238.300

100

100

196.238.300

100

190.294.075

96,97

4.4

1.21.01.00.06.019.

22.000.000

100

100

22.000.000

100

21.664.250

98,47

5

1.21.1.21.01.00.15.

1.173.863.700

100

100

1.173.863.700

100

1.021.756.300

87,04

5.1

1.21.01.00.15.006.

Penyusunan Rencana Program Kegiatan
SKPD serta Pengembangan Data dan
Informasi
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Program Kegiatan SKPD
PROGRAM PEMBERDAYAAN
PENYULUH PERTANIAN
Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian
Tenaga Penyuluh

461.363.700

100

100

461.363.700

100

453.428.700

98,28

5.2

1.21.01.00.15.010.

30.000.000

100

100

30.000.000

100

28.911.500

96,37

Fasilitasi/Temu Teknis Penyuluh

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

13

Fisik
No

Kode

Program/Kegiatan

Pagu (Rp)

Keuangan

Target
(%)

Realisasi
(%)

32.500.000

100

100

32.500.000

100

32.500.000

100

Target (Rp)

Target
(%)

Realisasi
(Rp)

Realisasi
(%)

Swadaya/Swasta
5.3

1.21.01.00.15.011.

Penyusunan Programa Penyuluhan

5.4

1.21.01.00.15.014.

Pengembangan dan Penguatan
Kelembagaan Penyuluhan*

650.000.000

100

100

650.000.000

100

506.916.100

77,99

6

1.21.1.21.01.00.17.

513.380.000

100

100

513.380.000

100

503.751.685

98,12

6.1

1.21.01.00.17.001

PROGRAM PENINGKATAN
PENANGANAN DAERAH RAWAN
PANGAN
Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan

89.250.000

100

100

89.250.000

100

86.516.735

96,94

6.2

1.21.01.00.17.002

Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan

324.130.000

100

100

324.130.000

100

318.851.475

98,37

6.3

1.21.01.00.17.003

50.000.000

100

100

50.000.000

100

48.520.000

97,04

6.4

1.21.01.00.17.004

Penyusunan Peta Ketahanan dan
Kerawanan Pangan Berbasis FSVA
Penyusunan SKPG

50.000.000

100

100

50.000.000

100

49.863.475

99,73

7

1.21.1.21.01.00.18.

609.500.000

100

100

609.500.000

100

603.973.750

99,09

7.1

1.21.01.00.18.001.

PROGRAM PENINGKATAN
KETERSEDIAAN DAN CADANGAN
PANGAN
Penyusunan Neraca Bahan Makanan

55.000.000

100

100

55.000.000

100

53.420.000

97,13

7.2

1.21.01.00.18.002.

Penguatan Cadangan Pangan

345.000.000

100

100

345.000.000

100

344.757.500

99,93

7.3

1.21.01.00.18.003.

Analisis Ketersediaan Pangan*

120.000.000

100

100

120.000.000

100

116.890.000

97,41

7.4

1.21.01.00.18.004.

Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan
Pangan

89.500.000

100

100

89.500.000

100

88.906.250

99,34

8

1.21.1.21.01.00.19.

PROGRAM PENGANEKARAGAMAN
KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN

877.148.050

100

100

877.148.050

100

849.087.985

96,80

8.1

1.21.01.00.19.001.

Gerakan Pola Pangan Beragam, Bergizi,
Berimbang dan Aman

40.000.000

100

100

40.000.000

100

39.068.000

97,67

8.2

1.21.01.00.19.002.

170.673.600

100

100

170.673.600

100

155.748.000

91,25

8.3

1.21.01.00.19.003.

50.000.000

100

100

50.000.000

100

47.042.500

94,09

8.4

1.21.01.00.19.004.

Penyebaran Informasi Produk Pangan
Lokal
Pengembangan Diversifikasi Produk
Antara*
Penanganan Keamanan Pangan

122.570.000

100

100

122.570.000

100

120.726.935

98,50

8.5

1.21.01.00.19.005.

Pengembangan Kelembagaan OKKPD

55.000.000

100

100

55.000.000

100

54.980.000

99,96

8.6

1.21.01.00.19.006.

Pemberdayaan Wanita Melalui
Pemanfaatan Pekarangan*

43.204.450

100

100

43.204.450

100

42.794.500

99,05

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

14

Fisik
No

Kode

8.7

1.21.01.00.19.007.

8.8

1.21.01.00.19.008.

8.9

1.21.01.00.19.009.

9

1.21.1.21.01.00.20.

9.1

Program/Kegiatan

Pagu (Rp)

Keuangan

Target
(%)

Realisasi
(%)

Target (Rp)

Target
(%)

Realisasi
(Rp)

Realisasi
(%)

Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi
Pangan Segar
Fasilitasi Pengembangan Produk Pangan
Bersertifikat
Penyusunan PPH

280.000.000

100

100

280.000.000

100

275.368.400

98,35

65.000.000

100

100

65.000.000

100

63.929.650

98,35

50.700.000

100

100

50.700.000

100

49.430.000

97,50

535.000.000

100

100

535.000.000

100

524.126.850

97,97

1.21.01.00.20.001.

PROGRAM PENINGKATAN DISTRIBUSI
DAN AKSES PANGAN
Fasilitasi Kelembagaan Akses Pangan

300.000.000

100

100

300.000.000

100

295.864.700

98,62

9.2

1.21.01.00.20.002.

Analisis Distribusi dan Harga Pangan

55.000.000

100

100

55.000.000

100

54.816.500

99,67

9.3

1.21.01.00.20.003.

125.000.000

100

100

125.000.000

100

119.082.750

95,27

9.4

1.21.01.00.20.004

Pemberdayaan dan Pengembangan
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM)
Analisis Pasokan dan Akses Pangan

55.000.000

100

100

55.000.000

100

54.362.900

98,84

8.438.225.800

100

100

8.438.225.800

100

7.915.457.715

93,80

Jumlah

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

15

Dari capaian keuangan tersebut terdapat beberapa kegiatan yang sisa
anggarannya melebihi 10%.
A. Nama kegiatan dengan sisa anggaran lebih dari 10%:
a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air, dan Listrik;
b. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional;
c. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;
e. Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan.
B. Penjelasan terhadap pekerjaan yang sisa anggarannya lebih dari 10%:
a.

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air, dan Listrik: kenaikan Tarif
Dasar Listrik (TDL) dan telepon tidak sesuai dengan yang direncanakan
selain itu ada pengurangan belanja internet yang semua 2 saluran menjadi 1
saluran;

b.

Penyediaan

Jasa

Pemeliharaan

dan

Perizinan

Kendaraan

Dinas/

Operasional: ada alokasi anggaran berlebih yang semula direncanakan untuk
mengantisipasi kenaikan pajak dan asuransi kendaraan sebagai imbas dari
rencana kenaikan BBM ternyata tidak dapat direalisasikan karena tidak ada
kenaikan pajak dan asuransi kendaraan;
c.

Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan: dokumen-dokumen lebih
banyak disimpan dalam bentuk file digital (soft copy) sehingga terjadi
penghematan dan dapat mendukung program go green dengan mengurangi
penggunaan kertas;

d.

Pemeliharaan

Rutin/Berkala

Kendaraan

Dinas/Operasional:

banyak

kendaraan dinas operasional yang masih relatif baru dan belum memerlukan
perawatan serta penggantian suku cadang, efisiensi penggunaan BBM sesuai
kebutuhan, pengadaan kendaraan operasional baru dilaksanakan bulan Juni
sehingga anggaran untuk pemeliharaan dan BBM dari bulan Januari sampai
dengan Juni tidak dapat direalisasikan;
e.

Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan: Pedoman Umum
(Pedum) kegiatan Pekan Petani dan Nelayan Nasional (PENAS) tahun 2014
baru terbit pada bulan Mei 2014 sehingga dalam perencanaan masih
menggunakan Pedum tahun 2013. Akibatnya ada beberapa jenis belanja
dalam anggaran yang tidak dapat direalisasikan karena tidak sesuai/tidak
memenuhi persyaratan Pedum PENAS tahun 2014.

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

16

2.

Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan di Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY selain ditetapkan dengan Indikator Kinerja
Utama berupa Skor Pola Pangan Harapan (PPH), juga ditetapkan indikator kinerja
kegiatan (IKK).
Pada tahun anggaran 2014, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY
telah berhasil mengemban tugas dan menyelesaikan kewajiban pengelolaan
sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pengukuran target kinerja atas indikator kinerja utama dari sasaran strategis yang
telah ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY dilakukan
dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator
kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY beserta target dan capaian realisasinya
dirinci pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Capaian Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kegiatan Tahun 2014

No
1

2

Sasaran/Indikator Kinerja

Capaian
Tahun 2014

%
Capaian

a. Ketersediaan Energi

Kkal/kap/hr

3.511

3.699

105,35

b. Ketersediaan Protein

Gr/kap/hr

90,83

107,3

118,13

c. Cadangan Pangan

Ton beras

290

290

100,00

Desa

62

26

158,06

Penanganan Daerah Rawan Pangan

(penurunan 9
desa)
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Pangan Lokal
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)*

4

Target
Tahun 2014

Pemantapan Ketersediaan dan Cadangan Pangan

Penurunan Jumlah Desa Rawan Pangan

3

Satuan

Skor

81,9

(penurunan
34 desa)
85,3

104,15

Penanganan Keamanan Pangan Melalui SKPT yang meliputi Jejaring Intelejen Pangan, Jejearing
Pengawasan Pangan, dan Jejaring Promosi Keamanan Pangan
Persentase Pengawasan dan Pembinaan

%

78

100

128,21

28

100,00

99,15

100,00

Keamanan Pangan
5

Penguatan Distribusi, Harga, dan Akses Pangan pada Gapoktan/Masyarakat
Distribusi, Harga, dan Akses Pangan

Unit gapoktan

28

Meningkat
6

Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga, dan Akses Pangan pada Masyarakat
Persentase Ketersediaan Informasi

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

%

99,15

17

No

Sasaran/Indikator Kinerja

Satuan

Target
Tahun 2014

Capaian
Tahun 2014

%
Capaian

Pasokan, Harga, dan Akses Pangan
7

Peningkatan Kualitas Penyuluh
Peningkatan Kapasitas Penyuluh

8

%

61

61

100,00

300

100,00

Peningkatan Kelembagaan dan Kepemimpinan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
Kemampuan dan Kapasitas Pelaku Utama

Orang

300

Meningkat

* : Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur DIY

Indikator Kinerja Utama Gubernur DIY untuk BKPP adalah Skor Pola Pangan
Harapan (PPH). Dalam Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, sasaran Skor PPH
nasional tahun 2014 sebesar 93,3. Skor PPH di DIY tahun 2014 sebesar 85,3
(menggunakan angka perhitungan PPH tahun 2013 dikarenakan data SUSENAS yang
dipakai sebagai dasar penghitungan Skor PPH 2014 baru keluar setelah pertengahan
tahun 2015), memang masih lebih rendah dibanding target nasional tetapi sudah
meningkat dari Skor PPH DIY tahun 2013 sebesar 83,1 dan sudah melebihi target
tahun 2014 dengan persentase capaian 104,15%.
Terlihat di tabel 2.2, ada 10 (sepuluh) indikator yang terbagi ke dalam 8 (delapan)
sasaran strategis. Pada tahun 2014, semua indikator telah memenuhi target yang
ditetapkan, bahkan capaian indikator Ketersediaan Energi, Ketersediaan Protein,
Penurunan Jumlah Desa Rawan Pangan, Skor Pola Pangan Harapan (PPH), serta
Persentase Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan realisasinya terhadap
target melebihi 100%. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja perlu terus dijaga dan
ditingkatkan.

3.

Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Koordinasi dan sinergi pelaksanaan program/kegiatan antara BKPP DIY dengan
SKPD pengampu ketahanan pangan dan penyuluhan tingkat kabupaten/kota berjalan
dengan

baik.

Adanya

sinergitas

anggaran

untuk

mendukung

berbagai

program/kegiatan tingkat provinsi dan kabupaten/kota terlaksana tanpa hambatan
yang berarti karena kabupaten/kota ikut menganggarkan dana APBD kabupaten/kota
untuk mendukung pelaksanaan program/kegiatan dari BKPP DIY. Demikian pula
hubungan koordinasi dan sinergi program/kegiatan antara BKPP DIY dengan Badan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Badan Pengembangan SDM Pertanian

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

18

Kementerian Pertanian, dan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan juga berjalan dengan baik. BKPP DIY
memperoleh

dukungan

dana

APBN

untuk

berbagai

program/kegiatan

yang

dilaksanakan dalam rangka pencapaian kinerja pembangunan ketahanan pangan dan
penyuluhan.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY sejauh ini telah berhasil
mengemban tugas dan menyelesaikan kewajiban pengelolaan sumberdaya yang
tersedia untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Namun dalam
pelaksanaan tugasnya, masih terdapat berbagai permasalahan diantaranya adalah:
1. Jumlah penduduk miskin di DIY masih cukup tinggi. Hal ini akan
mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk untuk mendapatkan bahan
pangan sehingga berpotensi menimbulkan kondisi rawan pangan dan gizi
buruk.
2. Kondisi ketersediaan bahan pangan mulai dari hulu sampai hilir (produsen
sampai dengan konsumen akhir) di DIY belum ada gambaran yang jelas
sehingga kadang kala menyulitkan proses penelusuran saat terjadi
kelangkaan bahan pangan yang menimbulkan kenaikan harga, tidak dapat
diketahui pasti di titik atau tingkatan mana terjadi permasalahan. Hal ini
sering kali mengakibatkan kebijakan yang diambil kurang tepat dan kurang
bisa menyelesaikan masalah.
3. Pola konsumsi pangan di tingkat rumah tangga belum sepenuhnya sesuai
dengan kaidah-kaidah makanan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman
(B2SA), serta masih sangat tergantungnya pola konsumsi rumah tangga
hanya pada satu jenis bahan pangan yaitu beras dan/atau tepung terigu.
4. Masih

rendahnya

kesadaran

masyarakat

dan

pelaku

usaha

untuk

mengkonsumsi dan memproduksi makanan yang aman, bermutu, halal, dan
bermartabat.
5. Kurang mantapnya kelembagaan penyuluhan dan sinergisitas pelaku
penyuluhan.
Berbagai permasalahan tersebut berpotensi menghambat pencapaian visi dan
misi Gubernur DIY yang terurai dalam Indikator Kinerja Utama Gubernur DIY maupun
dalam sasaran strategis dan indikator kinerja di Renstra BKPP DIY. Oleh karena itu
diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui upaya-upaya
berikut:

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

19

1. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas dengan para pihak
secara kontinyu untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kerawanan
pangan. Salah satu terobosan yang dilakukan dalam usaha meningkatkan
ketersediaan pangan adalah melalui kerjasama penguatan ketahanan pangan
dalam kawasan hutan melalui kegiatan pertanian dan perikanan yang sudah
dirintis sejak tahun 2014 melalui MoU 4 (empat) kepala SKPD terkait di DIY
yaitu Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan
dan Perikanan, dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang
kemudian

ditindaklanjuti

dengan

Surat

Keputusan

Gubernur

No.

196/Kep/2014 tanggal 22 Agustus 2014 tentang Pembentukan Kelompok
Kerja Kegiatan Penguatan Ketahanan Pangan dalam Kawasan Hutan.
Selanjutnya kegiatan ini akan dikenal dengan istilah wana pangan.
2. Membuat kajian untuk menciptakan software supply chain ketahanan pangan
yang disusun berdasarkan kebutuhan BKPP maupun para pihak terkait dan
dapat digunakan untuk mendukung pencapaian ketahanan pangan di DIY.
3. Untuk mengurangi ketergantungan pola konsumsi rumah tangga hanya pada
satu jenis bahan pangan yaitu beras dan/atau tepung terigu maka, perlu:
a. Meningkatkan kemampuan, pelaksanaan gerakan, sosialisasi, promosi,
dan kampanye makan B2SA.
b. Meningkatkan/mengintensifkan

kemampuan,

pelaksanaan

gerakan,

sosialisasi, promosi, dan kampanye makan B2SA.
c. Mendorong terwujudnya gerakan one day no rice (satu hari tanpa
mengkonsumsi nasi).
d. Meningkatkan

pemanfaatan

pekarangan

sebagai

sumber

pangan

keluarga serta memperkenalkan kepada anak-anak sejak usia dini dalam
usaha untuk memproduksi bahan pangan sendiri melalui penanaman
tanaman pangan di pekarangan dengan mengadakan sosialisasi tentang
konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) kepada siswa-siswa
Sekolah Dasar di DIY.
e. Mengenalkan dan mengembangkan teknologi pengolahan pangan lokal
melalui Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L).
4.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam
mengkonsumsi dan memproduksi makanan yang aman, bermutu, halal, dan
bermartabat, maka perlu:

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

20

a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman rumah tangga tentang
manfaat pangan lokal.
b. Mendorong

peningkatan

status

pangan

lokal

sesuai

dengan

perkembangan preferensi konsumen.
c. Meningkatkan pemasyarakatan tentang pentingnya keamanan pangan
melalui jejaring keamanan pangan secara terpadu.
d. Meningkatan pengawasan pangan yang beredar di masyarakat secara
mandiri maupun kerjasama melalui jejaring keamanan pangan terpadu.
e. Meningkatkan sosialisasi penggunaan produk pangan bersertifikat.
f.

Membantu menyediakan produk Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
yang sehat dan aman melalui penerbitan Sertifikat Prima dan Nomor
PSAT oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) DIY.

5.

Untuk memantapkan kelembagaan penyuluhan dilakukan melalui revitalitasi
BPP yang didanai melalui APBN sedangkan untuk meningkatkan peran
penyuluh terutama dalam mendukun swasembada padi, jagung, dan kedelai
melalui pelatihan/bimtek/peningkatan kompetensi/kapasitas penyuluh PNS,
kontrak maupun swadaya. Selain itu, upaya khusus swasembada pangan
juga didukung melalui pendampingan mahasiswa maupun bintara pembina
desa (babinsa) dengan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Keberhasilan penyuluhan juga sangat ditunjang oleh koordinasi dan sinergitas
yang baik antar para pihak terkait.

Sementara itu, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan ketahanan pangan
dan penyuluhan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Desa Rawan Pangan sebanyak 26 desa tersebar di empat kabupaten dan
jumlah penduduk miskin di DIY sebesar 15,03% (BPS, 2014);
b. Fakta bahwa jumlah penduduk terus bertambah, perubahan iklim global,
konversi/alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian cenderung meningkat,
bencana alam sering terjadi, perkembangan ekonomi dan perdagangan
global, perkembangan geoekonomi dan krisis ekonomi global secara riil
semuanya mengancam ketahanan pangan;
c. Hasil riset dan teknologi di bidang pertanian dan pangan berbasis pada
sumberdaya lokal belum mampu menjawab permasalahan penyediaan
pangan (segar dan olahan);

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

21

d. Kuantitas sumber daya manusia di sektor pertanian yang semakin menurun
dengan kemampuan (kualitas) yang cenderung stagnan sehingga kurang
mampu mengikuti perkembangan teknologi dan kondisi global.
Berbagai program aksi yang sedang dan akan dilaksanakan dalam menjawab
berbagai tantangan tersebut adalah:
a. Penumbuhan dan pengembangan Desa Mandiri Pangan (Demapan);
b. Penumbuhan dan pengembangan pengelolaan cadangan pangan;
c. Fasiltasi bantuan penanganan daerah rawan pangan (transient);
d. Pemantapan rekomendasi kebijakan pembangunan ketahanan pangan yang
didasarkan pada perhitungan Neraca Bahan Makanan di DIY;
e. Penumbuhan dan pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM);
f.

Penumbuhan dan pengembangan Lembaga Akses Pangan Masyarakat
(LAPM);

g. Pemantauan distribusi, harga, dan akses pangan;
h. Penumbuhan dan pengembangan desa P2KP;
i.

Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal/nusantara;

j.

Peningkatan pengawasan dan penjaminan mutu produk Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT);

k. Peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan;
l.

Pemantapan penyelenggaraan penyuluhan (program aksi Kementan, UPFMA), ketenagaan (fasilitasi PP PNS, THL-TB PP dan PP Swadaya), dan
kelembagaan (BPP dan Posluhdes).

m. Peningkatan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha bidang pertanian,
perikanan, dan kehutanan.
n. Pemantapan fasilitasi dukungan pengelolaan administrasi dan manajemen
serta kelembagaan non struktural di lingkup BKPP.

4.

Telaahan terhadap Rancangan Awal RKPD
Proses perencanaan pembangunan yang dilaksanakan untuk menyusun kegiatan
tahun 2016 yaitu:
a.

Usulan kegiatan dijabarkan dan dikoordinasikan dengan kabupaten/kota melalui
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan);

b.

Hasil Musrenbangtan disampaikan kepada TAPD dalam Forum SKPD yang
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan tujuan

Rencana Kerja BKPP DIY Tahun 2016

22

mensinkronkan program dan kegiatan antar SKPD dalam rangka optimalisasi
pencapaian sasaran sesuai kewenangan dan sinergitas pelaksanaannya;
c.

Hasil

forum

SKPD

ditindaklanjuti

dengan

Musyawarah

Perencanan

Pembangunan Daerah (Musrenbangda) yang akan menghasilkan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD);
d.

Gubernur menetapkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) berdasarkan RKPD
dan pedoman penyusunan APBD;

e.

Berdasarkan KUA Pemerintah Daerah menetapkan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS);

f.

Berdasarkan KUA dan PPAS Kepala Badan menyusun RKA-SKPD;

g.

Penyusunan RKA-SKPD memperhatikan capaian tahun sebelumnya, usulan dan
masukan dari kabupaten kota dan asumsi-asumsi tahun berikutnya serta
mempertimbangkan SHBJ dan ASB.

h.

Pencermatan terhadap RKA-SKPD dilakukan oleh TAPD, selanjutnya dibahas
dengan Dewan Perwalikan Rakyat Daerah (Komisi B dan Badan Anggaran).

i.

Dilakukan penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan selanjutnya
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah dan dijabarkan dalam Peraturan Gubernur.
Dari rancangan awal yang telah disusun dalam RKPD 2016 telah disesuaikan

dengan perencanaan kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Daerah

Istimewa Yogyakarta. Perencanaan kin