Website Resmi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta - Renja 2015
2015
RENCANA KERJA (RENJA)
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jl. Gondosuli No.06 Yogyakarta Telp (0274) , 540798, 540897 Fax (0274)523882
Website : bkpp.jogjaprov.go.id Email : bkpp@jogjaprov.go.id / bkpp.jogja@gmail.com
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
Jl. Gondosuli Nomor. 6 Telp/Fax (0274) 523882
Website: www.bkpp.jogjaprov.go.id Email: bkpp@jogjaprov.go.id
Y O G Y A K A R T A 55165
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR: 188 / 2234 / I
TENTANG
RENCANA KERJA (RENJA)
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
MENIMBANG
:
a. bahwa dalam rangka mewujudkan perencanaan yang terpadu dan terarah
dalam urusan ketahanan pangan perlu disusun Rencana Kerja (Renja)
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu ditetapkan
Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Istimewa Yogyakarta tentang Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015.
MENGINGAT
:
1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 1959;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008;
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012
Istimewa Yogyakarta;
tentang Keistimewaan Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2008
nomor 21, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
7. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong
Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
8. Peraturan Gubernur Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 57
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan;
9. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 20052025;
10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 tertanggal 30 April 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)Tahun 20122017;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
PERTAMA
:
Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015;
KEDUA
:
Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 yang selanjutnya disebut Renja Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan adalah dokumen perencanaan
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan untuk periode 1 (satu) tahun;
KETIGA
:
Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ini.
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Yogyakarta
: 1 Juli 2014
Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan DIY
Ir. Arofa Noor Indriani, M.Si
NIP. 19600729 198603 2 006
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan
karunia-Nya hingga dapat tersusun Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta (BKPP DIY) Tahun 2015.
Rencana Kerja BKPP DIY merupakan sebuah dokumen perencanaan yang
bersifat strategis, yang dalam penyusunannya mengacu dan atau sebagai penjabaran dari
arah dan kebijakan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta maupun integrasi dokumen-dokumen perencanaan lainnya terutama yang
terkait dengan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan.
Rencana Kerja BKPP DIY memuat visi, misi, tujuan, sasaran, program, dan juga
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan bersifat indikatif.
Selanjutnya, Renja ini menjadi landasan atau pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja
Anggaran (RKA) tahun anggaran 2015.
Tersusunnya Renja ini merupakan hasil kerjasama dan partisipasi aktif dari pihak–
pihak terkait, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para pihak yang
membantu. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan Renja ini, oleh karena itu masukan serta saran sangat kami harapkan demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Yogyakarta,
Juli 2014
Plt. Kepala BKPP DIY
Ir. Arofa Noor Indriani, M.Si
NIP. 19600729 198603 2 006
i
DAFTAR ISI
Hal.
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Landasan Hukum
3.
Maksud dan Tujuan
4.
Data dan Informasi
5.
Sistematika Penulisan
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
1.
Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian
Renstra SKPD
2.
Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
3.
Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
4.
Telaahan terhadap Rancangan Awal RKPD
5.
Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
11
11
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
1.
Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
2.
Visi dan Misi
3.
Tujuan dan Sasaran SKPD
4.
Program dan Kegiatan
25
25
26
27
29
BAB IV
PENUTUP
41
1
1
2
3
3
9
ii
17
19
22
23
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja
Hal.
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Kondisi Sarana dan Prasarana
Rekapitulasi Realisasi APBD Tahun 2013 Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
Capaian Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2013
Rumusan Rencana Program dan Kegiatan BKPP Tahun 2015 dan
Prakiraan Maju Tahun 2016 Non Keistimewaan DIY
iii
Hal.
5
12
18
32
DAFTAR SINGKATAN
APBD
APBN
ASB
B2SA
Bappeda
BKPP
BPP
BPS
CPNS
FSVA
DKP
DPA
Gapoktan
GKG
IKK
IKU
KRPL
KTT
KUA
LAPM
LDPM
LUPM
MDGs
MEA
MP3L
Musrenbangda
Musrenbangtan
OKKPD
PD
P2KP
PMHP
PNS
Posluhdes
PP
PPAS
PPH
Prima
PSAT
RENJA
Renstra
RKA
RKPD
RPJMD
RPJPD
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
: Analisis Standar Belanja
: Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman
: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
: Balai Penyuluhan Pertanian
: Badan Pusat Statistik
: Calon Pegawai Negeri Sipil
: Food Security and Vulnerability Atlas
: Dewan Ketahanan Pangan
: Dokumen Pelaksanaan Anggaran
: Gabungan Kelompok Tani
: Gabah Kering Giling
: Indikator Kinerja Kegiatan
: Indikator Kinerja Utama
: Kawasan Rumah Pangan Lestari
: Konferensi Tingkat Tinggi
: Kebijakan Umum Anggaran
: Lembaga Akses Pangan Masyarakat
: Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
: Lembaga Usaha Pangan Masyarakat
: Millenium Development Goals
: Masyarakat Ekonomi Asia
: Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal
: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian
: Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
: Produk Dalam Negeri
: Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
: Pengawas Mutu Hasil Pertanian
: Pegawai Negeri Sipil
: Pos Penyuluhan Desa
: Penyuluh Pertanian
: Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
: Pola Pangan Harapan
: Produk Indonesia Bermutu dan Aman
: Produk Segar Asal Tumbuhan
: Rencana Kerja
: Rencana Strategis
: Rencana Kerja Anggaran
: Rencana Kerja Pembangunan Daerah
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
iv
SDM
SHBJ
SKPD
SKPG
SKPT
SUSENAS
TAPD
THL-TB PP
TPH
UP-FMA
: Sumber Daya Manusia
: Standar Harga Barang dan Jasa
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
: Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
: Sistem Keamanan Pangan Terpadu
: Survei Sosial Ekonomi Nasional
: Tim Anggaran Pemerintah Daerah
: Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
: Tanaman Pangan dan Hortikultura
: Unit Pengelola Farmer Managed of Extention Activities
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Merupakan suatu kelaziman kalau perumusan sebuah kebijakan yang baik
merupakan langkah awal keberhasilan pembangunan. Tahapan dalam perumusan
kebijakan secara umum berangkat dari penetapan profil unit kerja/instansi, dalam hal
ini terutama adalah ketugasan dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
(BKPP), pencermatan dan analisis berbagai isu dan perubahan langkah strategis,
perekaman arahan yang logis dan visioner serta tersedianya peraturan yang
transparan. Dengan posisi BKPP sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
sudah sewajarnya dalam perumusan kebijakan senantiasa memadukan antara prinsip
top-down policy dan prinsip bottom up planning. Dalam penyusunan kebijakan sudah
semestinya mengintegrasikan apa yang ingin dicapai oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah melalui kegiatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di
masyarakat agar tujuan dan sasaran yang ditetapkan dapat dicapai.
Dalam perspektif manajemen, perumusan kebijakan, program/kegiatan, dan
anggaran seharusnya memanfaatkan hasil evaluasi. Namun demikian, sejauh ini hasil
evaluasi pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan belum dimanfaatkan
secara optimal sebagai masukan penting untuk penyusunan kebijakan berikutnya atau
sebagai koreksi dari suatu kebijakan. Kegiatan evaluasi melalui pemantauan
merupakan rangkaian kegiatan yang secara berkala dilakukan untuk mengungkapkan
implementasi pelaksanaan program/kegiatan. Hasil evaluasi juga dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian reward dan punishment dalam
pengelolaan program/kegiatan dan anggaran .
Perumusan
kebijakan,
program/kegiatan,
dan
anggaran
sesungguhnya
merupakan formulasi penyelesaian masalah yang telah teridentifikasi dalam
pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan. Beberapa hal yang dihadapi dan
sekaligus menggambarkan pengaruhnya dalam mewujudkan ketahanan pangan yang
kuat dan penyelenggaraan penyuluhan yang efektif dan efisien antara lain:
Perkembangan geoekonomi dan krisis ekonomi global;
Millenium Development Goals terutama terkait dengan upaya pengurangan
kemiskinan;
1
Ancaman kelaparan global dan ketergantungan pangan serta inputan produksi
pangan dari luar negeri (food trap);
Kondisi dan beban ganda keamanan pangan serta emerging issues;
Kondisi kemiskinan dan pengangguran yang berlanjut pada rawan pangan;
Perubahan iklim global, konversi serta degradasi sumberdaya lahan dan air yang
berdampak pada pengurangan penyediaan bahan pangan strategis.
2.
Landasan Hukum
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan adalah unsur pelaksana Pemerintah
Daerah di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008
Nomor 7). Tugas BKPP adalah melaksanakan penyusunan dan melaksanakan
kebijakan daerah di bidang ketahanan pangan serta koordinasi penyuluhan pertanian,
perikanan, kehutanan, dan perkebunan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan program kerja bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
b. perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
c. pengelolaan,
pengkoordinasian
pemberian
fasilitasi,
dan
pengendalian
ketersediaan pangan;
d. pengelolaan, pengkoordinasian pemberian fasilitasi, dan pengendalian distribusi
pangan;
e. pengelolaan, pengkoordinasian pemberian fasilitasi, dan pengendalian konsumsi
dan kewaspadaan pangan;
f.
pengkoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan, dan perkebunan;
g. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja dibidang ketahanan pangan, serta
koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;
h. pengkordinasian mitra kerja dibidang ketahanan pangan dan pemberdayaan
sumber daya penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;
i.
pengendalian, monitoring, dan evaluasi di bidang ketahanan pangan dan
penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;
2
j.
penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan;
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai tugas dan fungsinya.
3. Maksud dan Tujuan
Rencana Kerja (Renja) BKPP disusun dengan maksud menyediakan acuan kerja
bagi penyelenggaraan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan di DIY tahun
2015. Tujuan penyusunan Renja adalah:
1. Menjamin konsistensi perencanaan serta pemilihan program dan kegiatan sesuai
dengan prioritas serta kebutuhan daerah;
2. Menjamin komitmen pada program dan kegiatan yang sudah disepakati secara
partisipatif antar semua pemangku kepentingan pembangunan ketahanan pangan
dan penyuluhan;
3. Memperkuat landasan penentuan program dan kegiatan tahunan secara sistematis
dan berkelanjutan;
4. Menyediakan tolok banding (benchmark) dalam pengukuran kinerja Kepala BKPP.
4.
Data dan Informasi
A. Data Kewilayahan
Jumlah penduduk DIY pada tahun 2012 mencapai 3.514.762 jiwa dengan
penduduk miskin sebanyak 15,43% dari total jumlah penduduk (BPS dan Bappeda
DIY, 2013). Kemiskinan berkorelasi positif dengan kerawanan pangan, semakin
tinggi angka kemiskinan semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya rawan
pangan penduduk. Kondisi kerawanan pangan secara tidak langsung dapat dilihat
melalui keberadaan Desa Rawan Pangan yang sampai tahun 2013 masih tersisa
60 desa, tersebar pada 4 Kabupaten di DIY. Kerawanan pangan juga dapat dilihat
dari
jumlah
penduduk
yang
mengkonsumsi
energi
kurang
dari
2.000
kkal/kapita/hari yang pada pertengahan tahun 2012 masih 72,5% (BPS, 2013).
Data dari Dinas Pertanian dan BPS, tahun 2012 lahan pertanian di DIY
mencapai 240.242 ha dengan proporsi lahan sawah produktif seluas 56.364 ha.
Laju konversi lahan pertanian khususnya lahan sawah > 200 ha/tahun dan terjadi
secara masif pada basis sawah produktif yang memproduksi beras sebagai bahan
pangan pokok. Masalah konversi lahan pertanian menjadi non pertanian menjadi
isu penting yang dapat mengganggu ketahanan pangan di DIY.
3
B. Dukungan Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh 87 (delapan puluh tujuh)
PNS (BKPP DIY, Desember 2013).
Struktural
Fungsional Umum
87
25
17
51
19
36
6
17
0
Kebutuhan
berdasarkanPegawai saat Kekurangan
ini
beban kerja
pegawai
Gambar 1.1
Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja
Sampai akhir tahun 2013 BKPP DIY mengalami defisit pegawai karena
jumlah pegawai yang masuk (cpns baru dan pindahan) lebih sedikit dibanding
jumlah pegawai yang keluar (pensiun dan pindah tugas). Berdasarkan beban
pekerjaan, dibutuhkan 129 pegawai agar tugas dan fungsi BKPP DIY dapat
terlaksana dengan baik. Kondisi saat ini hanya ada 87 (delapan puluh tujuh)
pegawai sehingga masih kekurangan 42 pegawai.
Formasi jabatan struktural, mulai eselon II sampai dengan eselon IV sudah
terisi semua sedangkan untuk formasi fungsional umum masih kekurangan 36
pegawai. Jabatan fungsional tertentu di BKPP ada dua, yaitu Penyuluh yang masih
kekurangan 4 pegawai dari 9 formasi yang ada dan Pengawas Mutu Hasil
Pertanian (PMHP) yang masih kekurangan 2 pegawai dari 16 formasi yang
tersedia.
C. Dukungan Sarana Prasarana
Dari tahun ketahun keadaan sarana prasarana Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
terus
mengalami perubahan
karena adanya penghapusan sarana dan prasaran yang sudah tidak berfungsi
maupun penambahan–penambahan hingga
terwujud peningkatan
sarana dan
4
prasarana dalam rangka mendukung kelancaran operasionalnya. Kondisi sarana
prasarana di BKPP DIY dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Kondisi Sarana dan Prasarana
No.
Jenis Barang
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Peralatan Kantor
Camera digital
Faximile
Handycam
Komputer desktop
Komputer desktop touchscreen
Komputer note book
Komputer note book (pengurus barang/APBDP)
Kelengkapan computer
LCD dan perlengkapan
Monitor LCD 23”
Mesin ketik manual
Printer
UPS
Spliter VGA
Teralis
B.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Perlengkapan Kantor
Almari arsip
Almari barang
Almari buffet
Air conditioner
Brankas
Filling kabinet
Gordyn/vitrage
Gerobak sampah
Jam dinding
Kipas angin
Kursi kerja:
- Esselon II
- Esselon III/ fungsional
- Esselon IV/ fungsional
Kursi komputer/ kerja staf
Kursi rapat
Meja kerja:
- Esselon II
- Esselon III
- Esselon IV
Meja kerja staf
Meja rapat
Meja-kursi tamu/sofa
Meja kerja lobi
Meja computer
Mic dynamic + kabel mic
Papan nama organisasi
Papan nama gerai
Rak besi gerai
Rak kayu
Rak besi
Sound system rapat/mic conference set
Mixer portabel 6 chanel
Limeter compressor DBX
Mixer power 16 chanel
Speaker pasif two way 12”
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
Aset
2013
Kondisi Aset 2013
Layak
4
1
1
36
1
13
1
4
3
2
6
22
20
1
100
1
27
1
12
1
4
3
2
6
18
20
1
100
13
8
6
32
5
38
284
1
1
10
13
3
6
32
5
23
284
1
1
8
1
9
13
165
145
1
9
13
85
121
2
5
27
89
81
7
1
3
2
1
1
2
1
1
24
1
1
1
4
2
5
16
46
56
7
1
3
2
1
1
2
1
1
24
1
1
1
4
Tidak
Layak
4
1
9
1
4
5
15
2
80
24
11
43
25
5
No.
Jenis Barang
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
Speaker aktif two way12”
Kabel speaker + spikon
Stand speaker
Stand mic panjang
Stand mic meja/ duduk
Mic ruang rapat
Tangga
Tabung pemadam kebakaran
Wireless portabel dan perlengkapan
White board
Kendaraan dinas operasional:
- Roda 4 ( empat)
- Roda 2 ( dua)
Bagan struktur organisasi
Papan data elektronik
Coolbox/box pendingin
Televisi 20”
Televisi lcd 42”
Televisi led 32” (gerai)
Dvd home teather
Dvd blue ray
Lemari pendingin
Dispencer
Timbangan digital
Gazebo gerai
Sign out box gerai
Sign in box gerai
Sand blasting gerai
Buku pengetahuan tentang penyuluhan
C.
1
2
3
4
5
6
7
8
Prasarana
Bangunan gedung kantor
Ruang rapat
Jaringan telephon
PABX
Jaringan listrik/tambah daya
Tempat parkir sepeda motor
Gedung semi permanen gerai
Jaringan internet
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Kondisi Aset 2013
Jumlah
Aset
2013
Layak
2
2
4
3
2
8
1
8
2
9
2
2
4
3
2
8
1
8
2
9
3
14
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
3
25
142
3
12
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
3
25
142
2
2
4
1
4
1
1
1
2
2
4
1
4
1
1
1
Tidak
Layak
2
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
D. Data Sub Sistem Ketersediaan Pangan
1. Desa Mandiri Pangan
Desa
Mandiri
Pangan
(Demapan)
adalah desa
yang
masyarakatnya
mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
melalui pengembangan sub sistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi
pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.
Fasilitasi di Demapan sampai tahun 2013 dapat dilihat di tabel di berikut ini:
No
Kabupaten
2010
2011
2012
2013
1
Kulonprogo
-
2
9
1
2
Gunungkidul
1
4
9
2
6
No
Kabupaten
2010
2011
2012
2013
3
Sleman
-
2
1
1
4
Bantul
3
4
5
2
Jumlah
4
12
24
6
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
2. Lumbung Pangan
Pemberdayaan
masyarakat
dalam
pengelolaan
dan
pengembangan
kelembagaan lumbung pangan secara berkelanjutan dilakukan melalui fasilitasi
dan pembinaan di kelompok lumbung pangan dan Kelompok Wanita Tani.
Sampai dengan akhir tahun 2013 sudah 85 kelompok lumbung pangan dan
Kelompok Wanita Tani yang difasilitasi, 57 kelompok difasilitasi melalui dana
APBD dan 28 kelompok dari dana APBN. Fasilitasi dibagi menjadi 3 tahapan,
yaitu tahap pembangunan, pengisian, dan pengembangan.
No
APBN
Kabupaten
APBD
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
1
Sleman
-
-
-
-
5
-
2
5
3
3
2
Gunungkidul
2
10
3
-
-
-
5
2
9
4
3
Bantul
2
1
4
-
-
-
2
2
3
4
4
Kulonprogo
2
1
3
-
-
-
1
2
8
2
Jumlah
6
12
10
0
5
0
10
11
23
13
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
3. Cadangan Pangan
Cadangan pangan di masyarakat DIY berupa simpanan Gabah Kering Giling
(GKG) di lumbung pangan kelompok. Cadangan pangan pemerintah DIY
berupa beras yang disimpan di Gudang PUSKUD Metaram. Kondisi cadangan
pangan di DIY dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tahun
Cadangan Pangan
Cadangan Pangan
Masyarakat (kg GKG)
Pemerintah (kg beras)
2009
15.000
9.090
2010
55.000
31.000
2011
46.250
-
2012
52.500
40.000
2013
30.000
43.250
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
7
E. Data Sub Sistem Distribusi Pangan
1. Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
Pemberdayaan dan pengembangan LDPM sampai dengan tahun 2013
dilakukan dengan penumbuhan dan pemberian fasilitas kepada 102 gapoktan
dengan macam pendekatan meliputi 52 gapoktan reguler dan 50 gapoktan
bergulir.
2. Lembaga Akses Pangan Masyarakat (LAPM)
Fasilitasi kelembagaan akses pangan LAPM dilakukan melalui pembinaan dan
pendampingan gapoktan yang diberi bantuan hibah. Hibah digunakan untuk
mendekatkan pangan ke masyarakat dengan harga yang murah. Kondisi
lembaga akses pangan yang dibina BKPP sampai akhir tahun 2013 dapat
dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu:
tahap penumbuhan: 11 gapoktan;
tahap pengembangan: 11 gapoktan;
tahap kemandirian: 11 gapoktan;
tahap kemandirian I: 15 gapoktan;
tahap kemandirian II: 5 gapoktan.
F. Data Sub Sistem Konsumsi
1. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dilaksanakan
melalui fasilitasi terhadap Desa P2KP yang dilaksanakan mulai tahun 2010.
Sampai tahun 2013 yang sudah terfasilitasi sebanyak 159 Desa P2KP.
2. Sertifikasi Prima dan Pendaftaran Nomor PSAT
Lembaga Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) DIY yang
sebelumnya berkedudukan di Dinas Pertanian dan sejak tahun 2009
berkedudukan di BKPP berwenang melaksanakan penjaminan mutu dan
keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) melalui kegiatan Sertifikasi
Prima 2 dan Prima 3 serta Pendaftaran Nomor PSAT/Registrasi PD. Sampai
tahun 2013 OKKPD DIY sudah menerbitkan 2 Sertifikat Prima 2, 34 Sertifikat
Prima 3, dan 23 Nomor PSAT/PD.
Jenis
Sertifikat
Tahun
2012
2013
Jumlah
2007
2008
2009
2010
2011
Prima
1
3
7
4
6
9
6
36
PD
-
-
-
-
2
11
10
23
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
8
G. Data Penyuluhan
1. Penyuluh
PENYULUH PERTANIAN
NO
KABUPATEN/ KOTA
THL TBPP
TPH
Peternakan
Perkebuanan
Jumlah
1
SLEMAN
43
18
14
75
55
2
BANTUL
27
16
13
56
74
3
KULONPROGO
22
15
16
53
62
4
GUNUNGKIDUL
53
20
9
82
42
5
KOTA
6
1
0
7
8
6
PROVINSI
6
2
0
8
0
7
BPTP
12
2
1
15
0
169
74
56
296
241
JUMLAH
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
2. Pelaku Usaha/Pelaku Utama
KELEMBAGAAN
PELAKU UTAMA
SLEMAN
GUNUNG
KIDUL
BANTUL
KULON
KOTA
PROGO
YOGYA
JUMLAH
Kelompok Tani
998
1438
814
1.538
171
4.959
Pemula
779
423
33
217
85
1.537
Lanjut
214
771
260
576
46
1.867
Madya
4
232
479
658
27
1.400
Utama
1
12
42
87
13
155
GAPOKTAN
86
144
75
89
60
454
UP FMA
-
40
75
80
-
195
Asosiasi
16
8
3
12
4
43
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
5.
Sistematika Penulisan
Renja BKPP tahun 2015 disusun menurut sistematika sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, data dan
informasi serta sistematika penulisan;
9
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
Berisi evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun 2013 dan capaian Renstra
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, analisis kinerja pelayanan
SKPD, isu-isu penting penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi BKPP,
telaahan terhadap rancangan awal RKPD, dan penelaahan usulan program
dan kegiatan masyarakat.
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
Memuat telaahan terhadap kebijakan nasional, visi, misi, tujuan, dan sasaran
SKPD serta program dan kegiatan yang direncanakan.
BAB IV. PENUTUP
Memuat catatan penting yang perlu mendapat perhatian, kaidah-kaidah
pelaksanaan, dan rencana tindak lanjut.
10
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
1.
Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD
Jumlah program yang dibiayai dari dana APBD tahun anggaran 2013 sebanyak 6
(enam) program yang terdiri dari 52 (lima puluh dua) kegiatan. Kegiatan fisik di
BKPP DIY tahun 2013 dapat dilaksanakan dengan baik, lancar, dan sesuai target
dengan rincian sebagai berikut:
a. Realisasi fisik dari Belanja Tidak Langsung mencapai 100%;
b. Realisasi fisik dari Belanja Langsung mencapai 98,90%.
Serapan anggaran dari dana APBD tahun 2013 untuk Belanja Tidak Langsung
berupa Belanja Gaji dan Tunjangan untuk pegawai sebesar Rp. 4.670.444.428,- (empat
milliar enam ratus tujuh puluh juta empat ratus empat puluh empat ribu empat ratus dua
puluh delapan rupiah) atau sebesar 97,21% dari Rp. 4.804.288.222,-. Sisa anggaran
sebesar Rp. 133.843.794,- (seratus tiga puluh tiga juta delapan ratus empat puluh tiga
ribu tujuh ratus sembilan puluh empat rupiah). Realisasi Belanja Langsung sebesar
Rp. 6.413.244.600,- (enam miliar empat ratus tiga belas juta dua ratus empat puluh
empat ribu enam ratus rupiah) atau sebesar 90,82% dari Rp. 7.061.187.680,-. Jadi sisa
anggaran sebesar Rp. 647.943.080,- (enam ratus empat puluh tujuh juta sembilan ratus
empat puluh tiga ribu delapan puluh rupiah) disetor kembali ke kas daerah.
Capaian realisasi fisik dan keuangan dari APBD pada tahun 2013 dapat
digambarkan pada tabel 2.1 berikut ini:
11
Tabel 2.1
Rekapitulasi Realisasi APBD Tahun 2013
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
Fisik
No
Kode
1
1.21.1.21.01.00.01.
1.1
1.21.01.00.01.001.
1.2
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keuangan
Target
(%)
Realisasi
(%)
Target (Rp)
Target
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(%)
PROGRAM PELAYANAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
524.528.350
100
91,29
524.528.350
100
454.789.910
86,70
140.000
100
100
140.000
100
140.000
100
1.21.01.00.01.002.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik*
205.000.000
100
100
205.000.000
100
167.129.220
81,53
1.3
1.21.01.00.01.006.
4.913.000
100
88
4.913.000
100
2.754.000
56,06
1.4
1.21.01.00.01.007.
Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan
Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional*
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
17.400.000
100
100
17.400.000
100
16.200.000
93,10
1.5
1.21.01.00.01.008.
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
51.111.750
100
100
51.111.750
100
51.099.600
99,98
1.6
1.21.01.00.01.010.
Penyediaan Alat Tulis Kantor
37.106.000
100
100
37.106.000
100
36.963.000
99,62
1.7
1.21.01.00.01.011.
Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan*
29.791.600
100
85
29.791.600
100
23.702.500
79,56
1.8
1.21.01.00.01.012.
Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
12.000.000
100
100
12.000.000
100
11.229.000
93,58
1.9
1.21.01.00.01.015.
8.820.000
100
100
8.820.000
100
6.863.500
77,82
1.10
1.21.01.00.01.017.
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-Undangan*
Penyediaan Makanan dan Minuman
21.096.000
100
100
21.096.000
100
20.970.000
99,40
1.11
1.21.01.00.01.018.
129.950.000
100
90
129.950.000
100
111.039.090
85,45
1.12
1.21.01.00.01.026.
7.200.000
100
100
7.200.000
100
6.700.000
93,06
2
1.21.1.21.01.00.02.
PROGRAM PENINGKATAN SARANA
DAN PRASARANA APARATUR
2.942.980.000
100
96,64
2.942.980.000
100
2.516.600.070
85,51
2.1
1.21.01.00.02.003.
Pembangunan Gedung Kantor*
1.500.000.000
100
100
1.500.000.000
100
1.252.154.000
83,48
2.2
1.21.01.00.02.005
Pengadaan Kendaraan Dinas/operasional
443.105.000
100
100
443.105.000
100
423.733.000
95,63
2.3
1.21.01.00.02.007.
Pengadaan Perlengkapan Gedung
Kantor*
471.395.000
100
95
471.395.000
100
375.545.000
79,67
Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke
Luar Daerah*
Penyediaan Retribusi Sampah
12
Fisik
No
Kode
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keuangan
Target
(%)
Realisasi
(%)
Target (Rp)
Target
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(%)
2.4
1.21.01.00.02.009.
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
105.900.000
100
100
105.900.000
100
105.030.000
99,18
2.5
1.21.01.00.02.010.
Pengadaan Mebeleur
191.430.000
100
100
191.430.000
100
187.448.000
97,92
2.6
1.21.01.00.02.022.
65.450.000
100
100
65.450.000
100
57.450.000
87,78
2.7
1.21.01.00.02.024.
146.700.000
100
85
146.700.000
100
96.340.070
65,67
2.8
1.21.01.00.02.026.
3.000.000
100
100
3.000.000
100
2.975.000
99,17
2.9
1.21.01.00.02.028.
16.000.000
100
100
16.000.000
100
15.925.000
99,53
3
1.21.1.21.01.00.05.
30.673.000
100
100
30.673.000
100
27.477.260
89,58
3.1
1.21.01.00.05.003
13.908.000
100
100
13.908.000
100
13.895.400
99,91
3.2
1.21.01.00.05.007.
16.765.000
100
100
16.765.000
100
13.581.860
81,01
4
1.21.1.21.01.00.06.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor*
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/ Operasional*
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Perlengkapan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Gedung Kantor
PROGRAM PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBERDAYA
APARATUR
Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan
Perundang-Undangan
Pembinaan, Pengembangan Kualitas
Profesi Dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Tertentu*
PROGRAM PENINGKATAN
PENGEMBANGAN SISTEM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN
KEUANGAN
173.463.500
100
100
173.463.500
100
166.470.900
95,97
4.1
1.21.01.00.06.016.
Penyusunan Laporan Kinerja SKPD
5.000.000
100
100
5.000.000
100
4.714.400
94,29
4.2
1.21.01.00.06.017.
Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
7.847.500
100
100
7.847.500
100
7.846.500
99,99
4.3
1.21.01.00.06.018.
141.877.000
100
100
141.877.000
100
135.626.600
95,59
4.4
1.21.01.00.06.019.
18.739.000
100
100
18.739.000
100
18.283.800
97,57
5
1.21.1.21.01.00.15.
728.075.400
100
100
728.075.400
100
709.853.500
97,50
5.1
1.21.01.00.15.006.
Penyusunan Rencana Program Kegiatan
SKPD serta Pengembangan Data dan
Informasi
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Program Kegiatan SKPD
PROGRAM PEMBERDAYAAN
PENYULUH PERTANIAN
Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian
Tenaga Penyuluh
570.979.400
100
100
570.979.400
100
563.753.400
98,73
5.2
1.21.01.00.15.010.
26.890.000
100
100
26.890.000
100
26.660.000
99,14
Fasilitasi/Temu Teknis Penyuluh
13
Fisik
No
Kode
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keuangan
Target
(%)
Realisasi
(%)
Target (Rp)
Target
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(%)
Swadaya/Swasta
5.3
1.21.01.00.15.011.
Penyusunan Programa Penyuluhan
31.259.000
100
100
31.259.000
100
29.132.000
93,20
5.4
1.21.01.00.15.014.
Pengembangan dan Penguatan
Kelembagaan Penyuluhan
98.947.000
100
100
98.947.000
100
90.308.100
91,27
6
1.21.1.21.01.00.16.
2.661.467.430
100
100
2.661.467.430
100
2.538.052.060
95,36
6.1
1.21.01.00.16.001
PROGRAM PEMBERDAYAAN DAN
PENGEMBANGAN KETAHANAN
PANGAN
Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan
58.445.000
100
100
58.445.000
100
58.071.800
99,36
6.2
1.21.01.00.16.002.
Penyusunan Neraca Bahan Makanan
47.799.500
100
100
47.799.500
100
46.257.300
96,77
6.3
1.21.01.00.16.005.
Penguatan Cadangan Pangan
372.992.080
100
100
372.992.080
100
357.606.600
95,88
6.4
1.21.01.00.16.014.
Penyusunan SKPG
34.666.800
100
100
34.666.800
100
33.858.000
97,67
6.5
1.21.01.00.16.020.
Gerakan Pola Pangan Beragam, Bergizi,
Berimbang dan Aman
44.071.400
100
100
44.071.400
100
40.001.200
90,76
6.6
1.21.01.00.16.024.
Penyusunan PPH
60.624.000
100
100
60.624.000
100
57.071.200
94,14
6.7
1.21.01.00.16.031.
99.217.000
100
100
99.217.000
100
98.781.500
99,56
6.8
1.21.01.00.16.041.
39.592.000
100
100
39.592.000
100
31.953.900
80,71
6.9
1.21.01.00.16.042.
Penyebaran Informasi Produk Pangan
Lokal
Pengembangan Diversifikasi Produk
Antara*
Penanganan Keamanan Pangan
225.157.800
100
100
225.157.800
100
223.798.500
99,40
6.10
1.21.01.00.16.049.
Fasilitasi Kelembagaan Akses Pangan
276.680.750
100
100
276.680.750
100
266.385.700
96,28
6.11
1.21.01.00.16.050.
Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan
522.506.500
100
100
522.506.500
100
501.356.080
95,95
6.12
1.21.01.00.16.054.
Penyusunan Peta Ketahanan dan
Kerawanan Pangan Berbasis FSVA
38.485.000
100
100
38.485.000
100
37.299.800
96,92
6.13
1.21.01.00.16.060.
Analisis Ketersediaan Pangan*
116.660.000
100
100
116.660.000
100
97.324.560
83,43
6.14
1.21.01.00.16.062.
Analisis Distribusi dan Harga Pangan
39.033.000
100
100
39.033.000
100
38.581.600
98,84
6.15
1.21.01.00.16.063.
118.895.000
100
100
118.895.000
100
118.714.500
99,85
6.16
1.21.01.00.16.064.
Pemberdayaan dan Pengembangan
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM)
Pengembangan Kelembagaan OKKPD
42.030.000
100
100
42.030.000
100
41.434.400
98,58
14
Fisik
No
Kode
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keuangan
Target
(%)
Realisasi
(%)
Target (Rp)
Target
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(%)
6.17
1.21.01.00.16.066
Pemberdayaan Wanita Melalui
Pemanfaatan Pekarangan*
75.916.600
100
100
75.916.600
100
50.161.800
66,07
6.18
1.21.01.00.16.067
Analisis Pasokan dan Akses Pangan
50.000.000
100
100
50.000.000
100
49.999.400
100
6.19
1.21.01.00.16.068
47.855.000
100
100
47.855.000
100
47.854.940
100
6.20
1.21.01.00.16.069
305.000.000
100
100
305.000.000
100
296.329.440
97,16
6.21
1.21.01.00.16.070
Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan
Pangan
Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi
Pangan Segar
Fasilitasi Pengembangan Produk Pangan
Bersertifikat
Jumlah
45.840.000
100
100
45.840.000
100
45.209.840
98,63
7.061.187.680
100
98,90
7.061.187.680
100
6.413.244.600
90,82
15
Dari capaian keuangan tersebut terdapat beberapa kegiatan yang sisa
anggarannya melebihi 10%.
A. Nama kegiatan dengan sisa anggaran lebih dari 10%:
a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air, dan Listrik;
b. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional;
c. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
d. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan;
e. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah;
f.
Pembangunan Gedung Kantor;
g. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor;
h. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor;
i.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;
j.
Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Tertentu;
k. Pengembangan Diversifikasi Produk Antara ;
l.
Analisis Ketersediaan Pangan;
m. Pemberdayaan Wanita Melalui Pemanfaatan Pekarangan.
B. Penjelasan terhadap pekerjaan yang sisa anggarannya lebih dari 10%:
a.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air, dan Listrik: kenaikan Tarif
Dasar Listrik (TDL) dan telepon tidak sesuai dengan yang direncanakan;
b.
Penyediaan
Jasa
Pemeliharaan
dan
Perizinan
Kendaraan
Dinas/
Operasional: ada 2 (dua) kendaraan dinas yang dihapus dan tidak adanya
kenaikan pajak kendaraan bermotor;
c.
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan: dokumen-dokumen lebih
banyak disimpan dalam bentuk file digital (soft copy) sehingga terjadi
penghematan dan dapat mendukung program go green dengan mengurangi
penggunaan kertas;
d.
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan: harga
Buletin Agrina ternyata lebih murah dari yang direncanakan;
e.
Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah: efisiensi perjalanan
dinas dalam daerah karena terbatasnya kendaraan dinas operasional yang
dimiliki BKPP DIY;
f.
Pembangunan Gedung Kantor: sisa lelang pembangunan gedung kantor;
g.
Pengadaan
Perlengkapan
Gedung
Kantor:
ada
sebagian
pekerjaan
pembelian dan pemasangan teralis yang tidak dilaksanakan karena
16
direncanakan peruntukkannya di gedung baru yang pembangunannya baru
selesai bulan Desember 2013;
h.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor: perkiraan harga pemeliharaan
terlalu besar;
i.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional: ada 2 (dua)
kendaraan dinas operasional yang dihapus sehingga anggaran untuk
eksploitasi tidak bisa direalisasikan;
j.
Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Tertentu: Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK)
Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang harus dikirim dan dinilai di Kemeterian
Pertanian Jakarta dapat dikumpulkan dalam 1 periode penilaian sehingga ada
efisiensi perjalanan dinas luar daerah;
k.
Pengembangan Diversifikasi Produk Antara: perkiraan harga bahan praktek
lebih mahal dari yang seharusnya dan jumlahnya lebih besar dari kebutuhan
sehingga dipakai harga dan jumlah sesuai kebutuhan riil selain itu ada
efisiensi perjalanan dinas luar daerah;
l.
Analisis Ketersediaan Pangan: sisa hasil lelang Jasa Konsultasi Kajian;
m. Pemberdayaan
Wanita
Melalui
Pemanfaatan
Pekarangan:
waktu
pelaksanaan untuk melaksanakan sub kegiatan berupa sosialisasi dan
evaluasi hibah tidak mencukupi sehingga esensi kedua sub kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan fasilitasi pertemuan (rapat) biasa.
2.
Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan di Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY selain ditetapkan dengan Indikator Kinerja
Utama berupa Skor Pola Pangan Harapan (PPH), juga ditetapkan indikator kinerja
kegiatan (IKK).
Pada tahun anggaran 2013, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY
telah berhasil mengemban tugas dan menyelesaikan kewajiban pengelolaan
sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pengukuran target kinerja atas indikator kinerja utama dari sasaran strategis yang
telah ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY dilakukan
dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator
kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY beserta target dan capaian realisasinya
dirinci pada tabel 2.2.
17
Tabel 2.2
Capaian Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kegiatan Tahun 2013
No
1
2
Sasaran/Indikator Kinerja
a. Ketersediaan Energi
Kkal/kap/hr
b. Ketersediaan Protein
c. Cadangan Pangan
Capaian
Tahun 2013
%
Capaian
2.400
3.867
161,13
Gr/kap/hr
63
98,23
155,92
Ton beras
230
230
100,00
Desa
71
60
222,22
Penanganan Daerah Rawan Pangan
(penurunan 9
desa)
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Pangan Lokal
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)*
4
Target
Tahun 2013
Pemantapan Ketersediaan dan Cadangan Pangan
Penurunan Jumlah Desa Rawan Pangan
3
Satuan
Skor
80,2
(penurunan
20 desa)
83,1
103,62
Penanganan Keamanan Pangan Melalui SKPT yang meliputi Jejaring Intelejen Pangan, Jejearing
Pengawasan Pangan, dan Jejaring Promosi Keamanan Pangan
Persentase Pengawasan dan Pembinaan
%
75,5
85
112,58
22
100,00
Keamanan Pangan
5
Penguatan Distribusi, Harga, dan Akses Pangan pada Gapoktan/Masyarakat
Distribusi, Harga, dan Akses Pangan
Unit gapoktan
22
Meningkat
6
Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga, dan Akses Pangan pada Masyarakat
Persentase Ketersediaan Informasi
%
96,87
96,87
100,00
%
48
48
100,00
150
100,00
Pasokan, Harga, dan Akses Pangan
7
Peningkatan Kualitas Penyuluh
Peningkatan Kapasitas Penyuluh
8
Peningkatan Kelembagaan dan Kepemimpinan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
Kemampuan dan Kapasitas Pelaku Utama
Orang
150
Meningkat
* : Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur DIY
Indikator Kinerja Utama Gubernur DIY untuk BKPP adalah Skor Pola Pangan
Harapan (PPH). Dalam Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, sasaran Skor PPH
nasional tahun 2013 sebesar 91,5. Skor PPH di DIY tahun 2013 sebesar 83,1
(menggunakan angka perhitungan PPH tahun 2012 dikarenakan data SUSENAS yang
dipakai sebagai dasar penghitungan Skor PPH 2013 baru keluar setelah pertengahan
tahun 2014), memang masih lebih rendah dibanding target nasional tetapi sudah
18
meningkat dari Skor PPH DIY tahun 2012 sebesar 78,7 dan sudah melebihi target
tahun 2013 dengan persentase capaian 103,62%.
Terlihat di tabel 2.2, ada 10 (sepuluh) indikator yang terbagi ke dalam 8 (delapan)
sasaran strategis. Pada tahun 2013, semua indikator telah memenuhi target yang
ditetapkan, bahkan capaian indikator Ketersediaan Energi, Ketersediaan Protein,
Penurunan Jumlah Desa Rawan Pangan, Skor Pola Pangan Harapan (PPH), serta
Persentase Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan realisasinya terhadap
target melebihi 100%. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja perlu terus dijaga dan
ditingkatkan.
3.
Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Koordinasi dan sinergi pelaksanaan program/kegiatan antara BKPP DIY dengan
SKPD pengampu ketahanan pangan dan penyuluhan tingkat kabupaten/kota berjalan
dengan
baik.
Adanya
sinergitas
anggaran
untuk
mendukung
berbagai
program/kegiatan tingkat provinsi dan kabupaten/kota terlaksana tanpa hambatan
yang berarti karena kabupaten/kota ikut menganggarkan dana APBD kabupaten/kota
untuk mendukung pelaksanaan program/kegiatan dari BKPP DIY. Demikian pula
hubungan koordinasi dan sinergi program/kegiatan antara BKPP DIY dengan Badan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Badan Pengembangan SDM Pertanian
Kementerian Pertanian, dan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan juga berjalan dengan baik. BKPP DIY
memperoleh
dukungan
dana
APBN
untuk
berbagai
program/kegiatan
yang
dilaksanakan dalam rangka pencapaian kinerja pembangunan ketahanan pangan dan
penyuluhan.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY sejauh ini telah berhasil
mengemban tugas dan menyelesaikan kewajiban pengelolaan sumberdaya yang
tersedia untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Namun dalam
pelaksanaan tugasnya, masih terdapat berbagai permasalahan diantaranya adalah:
1. Jumlah penduduk miskin di DIY masih cukup tinggi. Hal ini akan
mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk untuk mendapatkan bahan
pangan sehingga berpotensi menimbulkan kondisi rawan pangan.
2. Kondisi ketersediaan bahan pangan mulai dari hulu sampai hilir (produsen
sampai dengan konsumen akhir) di DIY belum ada gambaran yang jelas
sehingga kadang kala menyulitkan proses penelusuran saat terjadi
kelangkaan bahan pangan yang menimbulkan kenaikan harga, tidak dapat
19
diketahui pasti di titik atau tingkatan mana terjadi permasalahan. Hal ini
sering kali mengakibatkan kebijakan yang diambil kurang tepat dan kurang
bisa menyelesaikan masalah.
3. Pola konsumsi pangan di tingkat rumah tangga belum sepenuhnya sesuai
dengan kaidah-kaidah makanan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman
(B2SA), serta masih sangat tergantungnya pola konsumsi rumah tangga
hanya pada satu jenis bahan pangan yaitu beras dan/atau tepung terigu.
4. Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
dan
pelaku
usaha
untuk
mengkonsumsi dan memproduksi makanan yang aman, bermutu, halal, dan
bermartabat.
Berbagai permasalahan tersebut berpotensi menghambat pencapaian visi dan
misi Gubernur DIY yang terurai dalam Indikator Kinerja Utama Gubernur DIY maupun
dalam sasaran strategis dan indikator kinerja di Renstra BKPP DIY. Selain itu dapat
menghambat juga pencapaian target indikator “menurunkan hingga setengahnya
proporsi penduduk yang menderita kelaparan” dalam MDGs. Oleh karena itu
diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui upaya-upaya
berikut:
1. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas dengan para pihak
secara kontinyu untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kerawanan
pangan.
2. Membuat
software
supply
chain
ketahanan
pangan
yang
disusun
berdasarkan kebutuhan BKPP maupun para pihak terkait dan dapat
digunakan untuk mendukung pencapaian ketahanan pangan di DIY.
3. Untuk mengurangi ketergantungan pola konsumsi rumah tangga hanya pada
satu jenis bahan pangan yaitu beras dan/atau tepung terigu maka, perlu:
a. Meningkatkan kemampuan, pelaksanaan gerakan, sosialisasi, promosi,
dan kampanye makan B2SA.
b. Meningkatkan/mengintensifkan
kemampuan,
pelaksanaan
gerakan,
sosialisasi, promosi, dan kampanye makan B2SA.
4.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha untuk
mengkonsumsi dan memproduksi makanan yang aman, bermutu, halal, dan
bermartabat, maka perlu:
a. Mengenalkan teknologi olahan pangan yang berbasiskan pada potensi
bahan baku lokal.
20
b. Mendorong terwujudnya gerakan one day no rice (satu hari tanpa
mengkonsumsi nasi).
c. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman rumah tangga tentang
manfaat pangan lokal.
d. Mendorong
peningkatan
status
pangan
lokal
sesuai
dengan
perkembangan preferensi konsumen.
e. Meningkatkan pemasyarakatan tentang pentingnya keamanan pangan
melalui jejaring keamanan pangan secara terpadu.
f.
Memperkenalkan kepada anak-anak sejak usia dini dalam usaha untuk
memproduksi bahan pangan sendiri melalui penanaman tanaman pangan
di pekarangan dengan mengadakan sosialisasi tentang konsep Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL) kepada siswa-siswa Sekolah Dasar di
DIY.
Sementara itu, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan ketahanan pangan
dan penyuluhan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Desa Rawan Pangan sebanyak 60 desa tersebar di empat kabupaten;
b. Fakta bahwa jumlah penduduk terus bertambah, perubahan iklim global,
konversi/alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian cenderung meningkat,
bencana alam sering terjadi, perkembangan ekonomi dan perdagangan
global, perkembangan geoekonomi dan krisis ekonomi global secara riil
semuanya mengancam ketahanan pangan;
c. Hasil riset dan teknologi di bidang pertanian dan pangan berbasis pada
sumberdaya lokal belum mampu menjawab permasalahan penyediaan
pangan (segar dan olahan).
Berbagai program aksi yang sedang dan akan dilaksanakan dalam menjawab
berbagai tantangan tersebut adalah:
a. Penumbuhan dan pengembangan Desa Mandiri Pangan (Demapan);
b. Penumbuhan dan pengembangan pengelolaan cadangan pangan;
c. Fasiltasi bantuan penanganan daerah rawan pangan (transient);
d. Pemantapan rekomendasi kebijakan pembangunan ketahanan pangan yang
didasarkan pada perhitungan Neraca Bahan Makanan di DIY;
e. Penumbuhan dan pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM) yang di tahun 2015 secara nasional akan menggunakan nama
Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM);
21
f.
Penumbuhan dan pengembangan Lembaga Akses Pangan Masyarakat
(LAPM);
g. Pemantauan distribusi, harga dan akses pangan;
h. Penumbuhan dan pengembangan desa P2KP;
i.
Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal/nusantara;
j.
Peningkatan pengawasan dan penjaminan mutu produk Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT);
k. Peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan;
l.
Pemantapan penyelenggaraan penyuluhan (program aksi Kementan, UPFMA), ketenagaan (fasilitasi PP PNS, THL-TB PP dan PP Swadaya), dan
kelembagaan (BPP dan Posluhdes).
m. Peningkatan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha bidang pertanian,
perikanan dan kehutanan.
n. Pemantapan fasilitasi dukungan pengelolaan administrasi dan manajemen
serta kelembagaan non struktural di lingkup BKPP.
4.
Telaahan terhadap Rancangan Awal RKPD
Proses perencanaan pembangunan yang dilaksanakan untuk menyusun kegiatan
tahun 2015 yaitu:
a.
Usulan kegiatan dijabarkan dan dikoordinasikan dengan kabupaten/kota melalui
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan);
b.
Hasil Musrenbangtan disampaikan kepada TAPD dalam Forum SKPD yang
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan tujuan
mensinkronkan program dan kegiatan antar SKPD dalam rangka optimalisasi
pencapaian sasaran sesuai kewenangan dan sinergitas pelaksanaannya;
c.
Hasil
forum
SKPD
ditindaklanjuti
dengan
Musyawarah
Perencanan
Pembangunan Daerah (Musrenbangda) yang akan menghasilkan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD);
d.
Gubernur menetapkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) berdasarkan RKPD
dan pedoman penyusunan APBD;
e.
Berdasarkan KUA Pemerintah Daerah menetapkan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS);
f.
Berdasarkan KUA dan PPAS Kepala Badan menyusun RKA-SKPD;
g.
Penyusunan RKA-SKPD memperhatikan capaian tahun sebelumnya, usulan dan
masukan dari kabupaten kota dan asumsi-asumsi tahun berikutnya serta
mempertimbangkan SHBJ dan ASB.
22
h.
Pencermatan terhadap RKA-SKPD dilakukan oleh TAPD, selanjutnya dibahas
dengan Dewan Perwalikan Rakyat Daerah (Komisi B dan Badan Anggaran).
i.
Dilakukan penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan selanjutnya
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah dan dijabarkan dalam Peraturan Gubernur.
Dari rancangan awal yang telah disusun dalam RKPD 2015 telah disesuaikan
dengan perencanaan kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Daerah
Istimewa Yogyakarta. Perencanaan kinerja merupakan proses penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY, yang akan dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan tahunan.
Dalam Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi tentang sasaran yang ingin
dicapai berikut indikator kinerja sasaran, dan rencana capaiannya yang merupakan
representasi tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY.
Di samping itu, dokumen rencana kinerja juga memuat informasi tentang program,
kegiatan, serta kelompok indikator kinerja dan rencana capaiannya. Melalui dokumen
kinerja ini akan diketahui keterkaitan antara kegiatan dengan sasaran, kebijakan
dengan pro
RENCANA KERJA (RENJA)
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jl. Gondosuli No.06 Yogyakarta Telp (0274) , 540798, 540897 Fax (0274)523882
Website : bkpp.jogjaprov.go.id Email : bkpp@jogjaprov.go.id / bkpp.jogja@gmail.com
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
Jl. Gondosuli Nomor. 6 Telp/Fax (0274) 523882
Website: www.bkpp.jogjaprov.go.id Email: bkpp@jogjaprov.go.id
Y O G Y A K A R T A 55165
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR: 188 / 2234 / I
TENTANG
RENCANA KERJA (RENJA)
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
MENIMBANG
:
a. bahwa dalam rangka mewujudkan perencanaan yang terpadu dan terarah
dalam urusan ketahanan pangan perlu disusun Rencana Kerja (Renja)
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu ditetapkan
Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Istimewa Yogyakarta tentang Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015.
MENGINGAT
:
1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 1959;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008;
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012
Istimewa Yogyakarta;
tentang Keistimewaan Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2008
nomor 21, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
7. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong
Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
8. Peraturan Gubernur Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 57
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan;
9. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 20052025;
10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 tertanggal 30 April 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)Tahun 20122017;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
PERTAMA
:
Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015;
KEDUA
:
Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 yang selanjutnya disebut Renja Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan adalah dokumen perencanaan
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan untuk periode 1 (satu) tahun;
KETIGA
:
Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ini.
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Yogyakarta
: 1 Juli 2014
Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan DIY
Ir. Arofa Noor Indriani, M.Si
NIP. 19600729 198603 2 006
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan
karunia-Nya hingga dapat tersusun Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta (BKPP DIY) Tahun 2015.
Rencana Kerja BKPP DIY merupakan sebuah dokumen perencanaan yang
bersifat strategis, yang dalam penyusunannya mengacu dan atau sebagai penjabaran dari
arah dan kebijakan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta maupun integrasi dokumen-dokumen perencanaan lainnya terutama yang
terkait dengan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan.
Rencana Kerja BKPP DIY memuat visi, misi, tujuan, sasaran, program, dan juga
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan bersifat indikatif.
Selanjutnya, Renja ini menjadi landasan atau pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja
Anggaran (RKA) tahun anggaran 2015.
Tersusunnya Renja ini merupakan hasil kerjasama dan partisipasi aktif dari pihak–
pihak terkait, untuk itu tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para pihak yang
membantu. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan Renja ini, oleh karena itu masukan serta saran sangat kami harapkan demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Yogyakarta,
Juli 2014
Plt. Kepala BKPP DIY
Ir. Arofa Noor Indriani, M.Si
NIP. 19600729 198603 2 006
i
DAFTAR ISI
Hal.
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Landasan Hukum
3.
Maksud dan Tujuan
4.
Data dan Informasi
5.
Sistematika Penulisan
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
1.
Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian
Renstra SKPD
2.
Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
3.
Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
4.
Telaahan terhadap Rancangan Awal RKPD
5.
Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
11
11
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
1.
Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
2.
Visi dan Misi
3.
Tujuan dan Sasaran SKPD
4.
Program dan Kegiatan
25
25
26
27
29
BAB IV
PENUTUP
41
1
1
2
3
3
9
ii
17
19
22
23
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja
Hal.
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Kondisi Sarana dan Prasarana
Rekapitulasi Realisasi APBD Tahun 2013 Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
Capaian Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2013
Rumusan Rencana Program dan Kegiatan BKPP Tahun 2015 dan
Prakiraan Maju Tahun 2016 Non Keistimewaan DIY
iii
Hal.
5
12
18
32
DAFTAR SINGKATAN
APBD
APBN
ASB
B2SA
Bappeda
BKPP
BPP
BPS
CPNS
FSVA
DKP
DPA
Gapoktan
GKG
IKK
IKU
KRPL
KTT
KUA
LAPM
LDPM
LUPM
MDGs
MEA
MP3L
Musrenbangda
Musrenbangtan
OKKPD
PD
P2KP
PMHP
PNS
Posluhdes
PP
PPAS
PPH
Prima
PSAT
RENJA
Renstra
RKA
RKPD
RPJMD
RPJPD
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
: Analisis Standar Belanja
: Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman
: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
: Balai Penyuluhan Pertanian
: Badan Pusat Statistik
: Calon Pegawai Negeri Sipil
: Food Security and Vulnerability Atlas
: Dewan Ketahanan Pangan
: Dokumen Pelaksanaan Anggaran
: Gabungan Kelompok Tani
: Gabah Kering Giling
: Indikator Kinerja Kegiatan
: Indikator Kinerja Utama
: Kawasan Rumah Pangan Lestari
: Konferensi Tingkat Tinggi
: Kebijakan Umum Anggaran
: Lembaga Akses Pangan Masyarakat
: Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
: Lembaga Usaha Pangan Masyarakat
: Millenium Development Goals
: Masyarakat Ekonomi Asia
: Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal
: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
: Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian
: Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
: Produk Dalam Negeri
: Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
: Pengawas Mutu Hasil Pertanian
: Pegawai Negeri Sipil
: Pos Penyuluhan Desa
: Penyuluh Pertanian
: Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
: Pola Pangan Harapan
: Produk Indonesia Bermutu dan Aman
: Produk Segar Asal Tumbuhan
: Rencana Kerja
: Rencana Strategis
: Rencana Kerja Anggaran
: Rencana Kerja Pembangunan Daerah
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
iv
SDM
SHBJ
SKPD
SKPG
SKPT
SUSENAS
TAPD
THL-TB PP
TPH
UP-FMA
: Sumber Daya Manusia
: Standar Harga Barang dan Jasa
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
: Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
: Sistem Keamanan Pangan Terpadu
: Survei Sosial Ekonomi Nasional
: Tim Anggaran Pemerintah Daerah
: Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian
: Tanaman Pangan dan Hortikultura
: Unit Pengelola Farmer Managed of Extention Activities
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Merupakan suatu kelaziman kalau perumusan sebuah kebijakan yang baik
merupakan langkah awal keberhasilan pembangunan. Tahapan dalam perumusan
kebijakan secara umum berangkat dari penetapan profil unit kerja/instansi, dalam hal
ini terutama adalah ketugasan dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
(BKPP), pencermatan dan analisis berbagai isu dan perubahan langkah strategis,
perekaman arahan yang logis dan visioner serta tersedianya peraturan yang
transparan. Dengan posisi BKPP sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
sudah sewajarnya dalam perumusan kebijakan senantiasa memadukan antara prinsip
top-down policy dan prinsip bottom up planning. Dalam penyusunan kebijakan sudah
semestinya mengintegrasikan apa yang ingin dicapai oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah melalui kegiatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di
masyarakat agar tujuan dan sasaran yang ditetapkan dapat dicapai.
Dalam perspektif manajemen, perumusan kebijakan, program/kegiatan, dan
anggaran seharusnya memanfaatkan hasil evaluasi. Namun demikian, sejauh ini hasil
evaluasi pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan belum dimanfaatkan
secara optimal sebagai masukan penting untuk penyusunan kebijakan berikutnya atau
sebagai koreksi dari suatu kebijakan. Kegiatan evaluasi melalui pemantauan
merupakan rangkaian kegiatan yang secara berkala dilakukan untuk mengungkapkan
implementasi pelaksanaan program/kegiatan. Hasil evaluasi juga dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian reward dan punishment dalam
pengelolaan program/kegiatan dan anggaran .
Perumusan
kebijakan,
program/kegiatan,
dan
anggaran
sesungguhnya
merupakan formulasi penyelesaian masalah yang telah teridentifikasi dalam
pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan. Beberapa hal yang dihadapi dan
sekaligus menggambarkan pengaruhnya dalam mewujudkan ketahanan pangan yang
kuat dan penyelenggaraan penyuluhan yang efektif dan efisien antara lain:
Perkembangan geoekonomi dan krisis ekonomi global;
Millenium Development Goals terutama terkait dengan upaya pengurangan
kemiskinan;
1
Ancaman kelaparan global dan ketergantungan pangan serta inputan produksi
pangan dari luar negeri (food trap);
Kondisi dan beban ganda keamanan pangan serta emerging issues;
Kondisi kemiskinan dan pengangguran yang berlanjut pada rawan pangan;
Perubahan iklim global, konversi serta degradasi sumberdaya lahan dan air yang
berdampak pada pengurangan penyediaan bahan pangan strategis.
2.
Landasan Hukum
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan adalah unsur pelaksana Pemerintah
Daerah di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008
Nomor 7). Tugas BKPP adalah melaksanakan penyusunan dan melaksanakan
kebijakan daerah di bidang ketahanan pangan serta koordinasi penyuluhan pertanian,
perikanan, kehutanan, dan perkebunan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan program kerja bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
b. perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
c. pengelolaan,
pengkoordinasian
pemberian
fasilitasi,
dan
pengendalian
ketersediaan pangan;
d. pengelolaan, pengkoordinasian pemberian fasilitasi, dan pengendalian distribusi
pangan;
e. pengelolaan, pengkoordinasian pemberian fasilitasi, dan pengendalian konsumsi
dan kewaspadaan pangan;
f.
pengkoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan, dan perkebunan;
g. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja dibidang ketahanan pangan, serta
koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;
h. pengkordinasian mitra kerja dibidang ketahanan pangan dan pemberdayaan
sumber daya penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;
i.
pengendalian, monitoring, dan evaluasi di bidang ketahanan pangan dan
penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;
2
j.
penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan;
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai tugas dan fungsinya.
3. Maksud dan Tujuan
Rencana Kerja (Renja) BKPP disusun dengan maksud menyediakan acuan kerja
bagi penyelenggaraan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan di DIY tahun
2015. Tujuan penyusunan Renja adalah:
1. Menjamin konsistensi perencanaan serta pemilihan program dan kegiatan sesuai
dengan prioritas serta kebutuhan daerah;
2. Menjamin komitmen pada program dan kegiatan yang sudah disepakati secara
partisipatif antar semua pemangku kepentingan pembangunan ketahanan pangan
dan penyuluhan;
3. Memperkuat landasan penentuan program dan kegiatan tahunan secara sistematis
dan berkelanjutan;
4. Menyediakan tolok banding (benchmark) dalam pengukuran kinerja Kepala BKPP.
4.
Data dan Informasi
A. Data Kewilayahan
Jumlah penduduk DIY pada tahun 2012 mencapai 3.514.762 jiwa dengan
penduduk miskin sebanyak 15,43% dari total jumlah penduduk (BPS dan Bappeda
DIY, 2013). Kemiskinan berkorelasi positif dengan kerawanan pangan, semakin
tinggi angka kemiskinan semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya rawan
pangan penduduk. Kondisi kerawanan pangan secara tidak langsung dapat dilihat
melalui keberadaan Desa Rawan Pangan yang sampai tahun 2013 masih tersisa
60 desa, tersebar pada 4 Kabupaten di DIY. Kerawanan pangan juga dapat dilihat
dari
jumlah
penduduk
yang
mengkonsumsi
energi
kurang
dari
2.000
kkal/kapita/hari yang pada pertengahan tahun 2012 masih 72,5% (BPS, 2013).
Data dari Dinas Pertanian dan BPS, tahun 2012 lahan pertanian di DIY
mencapai 240.242 ha dengan proporsi lahan sawah produktif seluas 56.364 ha.
Laju konversi lahan pertanian khususnya lahan sawah > 200 ha/tahun dan terjadi
secara masif pada basis sawah produktif yang memproduksi beras sebagai bahan
pangan pokok. Masalah konversi lahan pertanian menjadi non pertanian menjadi
isu penting yang dapat mengganggu ketahanan pangan di DIY.
3
B. Dukungan Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh 87 (delapan puluh tujuh)
PNS (BKPP DIY, Desember 2013).
Struktural
Fungsional Umum
87
25
17
51
19
36
6
17
0
Kebutuhan
berdasarkanPegawai saat Kekurangan
ini
beban kerja
pegawai
Gambar 1.1
Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja
Sampai akhir tahun 2013 BKPP DIY mengalami defisit pegawai karena
jumlah pegawai yang masuk (cpns baru dan pindahan) lebih sedikit dibanding
jumlah pegawai yang keluar (pensiun dan pindah tugas). Berdasarkan beban
pekerjaan, dibutuhkan 129 pegawai agar tugas dan fungsi BKPP DIY dapat
terlaksana dengan baik. Kondisi saat ini hanya ada 87 (delapan puluh tujuh)
pegawai sehingga masih kekurangan 42 pegawai.
Formasi jabatan struktural, mulai eselon II sampai dengan eselon IV sudah
terisi semua sedangkan untuk formasi fungsional umum masih kekurangan 36
pegawai. Jabatan fungsional tertentu di BKPP ada dua, yaitu Penyuluh yang masih
kekurangan 4 pegawai dari 9 formasi yang ada dan Pengawas Mutu Hasil
Pertanian (PMHP) yang masih kekurangan 2 pegawai dari 16 formasi yang
tersedia.
C. Dukungan Sarana Prasarana
Dari tahun ketahun keadaan sarana prasarana Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
terus
mengalami perubahan
karena adanya penghapusan sarana dan prasaran yang sudah tidak berfungsi
maupun penambahan–penambahan hingga
terwujud peningkatan
sarana dan
4
prasarana dalam rangka mendukung kelancaran operasionalnya. Kondisi sarana
prasarana di BKPP DIY dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Kondisi Sarana dan Prasarana
No.
Jenis Barang
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Peralatan Kantor
Camera digital
Faximile
Handycam
Komputer desktop
Komputer desktop touchscreen
Komputer note book
Komputer note book (pengurus barang/APBDP)
Kelengkapan computer
LCD dan perlengkapan
Monitor LCD 23”
Mesin ketik manual
Printer
UPS
Spliter VGA
Teralis
B.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Perlengkapan Kantor
Almari arsip
Almari barang
Almari buffet
Air conditioner
Brankas
Filling kabinet
Gordyn/vitrage
Gerobak sampah
Jam dinding
Kipas angin
Kursi kerja:
- Esselon II
- Esselon III/ fungsional
- Esselon IV/ fungsional
Kursi komputer/ kerja staf
Kursi rapat
Meja kerja:
- Esselon II
- Esselon III
- Esselon IV
Meja kerja staf
Meja rapat
Meja-kursi tamu/sofa
Meja kerja lobi
Meja computer
Mic dynamic + kabel mic
Papan nama organisasi
Papan nama gerai
Rak besi gerai
Rak kayu
Rak besi
Sound system rapat/mic conference set
Mixer portabel 6 chanel
Limeter compressor DBX
Mixer power 16 chanel
Speaker pasif two way 12”
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
Aset
2013
Kondisi Aset 2013
Layak
4
1
1
36
1
13
1
4
3
2
6
22
20
1
100
1
27
1
12
1
4
3
2
6
18
20
1
100
13
8
6
32
5
38
284
1
1
10
13
3
6
32
5
23
284
1
1
8
1
9
13
165
145
1
9
13
85
121
2
5
27
89
81
7
1
3
2
1
1
2
1
1
24
1
1
1
4
2
5
16
46
56
7
1
3
2
1
1
2
1
1
24
1
1
1
4
Tidak
Layak
4
1
9
1
4
5
15
2
80
24
11
43
25
5
No.
Jenis Barang
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
Speaker aktif two way12”
Kabel speaker + spikon
Stand speaker
Stand mic panjang
Stand mic meja/ duduk
Mic ruang rapat
Tangga
Tabung pemadam kebakaran
Wireless portabel dan perlengkapan
White board
Kendaraan dinas operasional:
- Roda 4 ( empat)
- Roda 2 ( dua)
Bagan struktur organisasi
Papan data elektronik
Coolbox/box pendingin
Televisi 20”
Televisi lcd 42”
Televisi led 32” (gerai)
Dvd home teather
Dvd blue ray
Lemari pendingin
Dispencer
Timbangan digital
Gazebo gerai
Sign out box gerai
Sign in box gerai
Sand blasting gerai
Buku pengetahuan tentang penyuluhan
C.
1
2
3
4
5
6
7
8
Prasarana
Bangunan gedung kantor
Ruang rapat
Jaringan telephon
PABX
Jaringan listrik/tambah daya
Tempat parkir sepeda motor
Gedung semi permanen gerai
Jaringan internet
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Kondisi Aset 2013
Jumlah
Aset
2013
Layak
2
2
4
3
2
8
1
8
2
9
2
2
4
3
2
8
1
8
2
9
3
14
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
3
25
142
3
12
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
3
25
142
2
2
4
1
4
1
1
1
2
2
4
1
4
1
1
1
Tidak
Layak
2
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
D. Data Sub Sistem Ketersediaan Pangan
1. Desa Mandiri Pangan
Desa
Mandiri
Pangan
(Demapan)
adalah desa
yang
masyarakatnya
mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
melalui pengembangan sub sistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi
pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.
Fasilitasi di Demapan sampai tahun 2013 dapat dilihat di tabel di berikut ini:
No
Kabupaten
2010
2011
2012
2013
1
Kulonprogo
-
2
9
1
2
Gunungkidul
1
4
9
2
6
No
Kabupaten
2010
2011
2012
2013
3
Sleman
-
2
1
1
4
Bantul
3
4
5
2
Jumlah
4
12
24
6
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
2. Lumbung Pangan
Pemberdayaan
masyarakat
dalam
pengelolaan
dan
pengembangan
kelembagaan lumbung pangan secara berkelanjutan dilakukan melalui fasilitasi
dan pembinaan di kelompok lumbung pangan dan Kelompok Wanita Tani.
Sampai dengan akhir tahun 2013 sudah 85 kelompok lumbung pangan dan
Kelompok Wanita Tani yang difasilitasi, 57 kelompok difasilitasi melalui dana
APBD dan 28 kelompok dari dana APBN. Fasilitasi dibagi menjadi 3 tahapan,
yaitu tahap pembangunan, pengisian, dan pengembangan.
No
APBN
Kabupaten
APBD
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
1
Sleman
-
-
-
-
5
-
2
5
3
3
2
Gunungkidul
2
10
3
-
-
-
5
2
9
4
3
Bantul
2
1
4
-
-
-
2
2
3
4
4
Kulonprogo
2
1
3
-
-
-
1
2
8
2
Jumlah
6
12
10
0
5
0
10
11
23
13
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
3. Cadangan Pangan
Cadangan pangan di masyarakat DIY berupa simpanan Gabah Kering Giling
(GKG) di lumbung pangan kelompok. Cadangan pangan pemerintah DIY
berupa beras yang disimpan di Gudang PUSKUD Metaram. Kondisi cadangan
pangan di DIY dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tahun
Cadangan Pangan
Cadangan Pangan
Masyarakat (kg GKG)
Pemerintah (kg beras)
2009
15.000
9.090
2010
55.000
31.000
2011
46.250
-
2012
52.500
40.000
2013
30.000
43.250
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
7
E. Data Sub Sistem Distribusi Pangan
1. Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
Pemberdayaan dan pengembangan LDPM sampai dengan tahun 2013
dilakukan dengan penumbuhan dan pemberian fasilitas kepada 102 gapoktan
dengan macam pendekatan meliputi 52 gapoktan reguler dan 50 gapoktan
bergulir.
2. Lembaga Akses Pangan Masyarakat (LAPM)
Fasilitasi kelembagaan akses pangan LAPM dilakukan melalui pembinaan dan
pendampingan gapoktan yang diberi bantuan hibah. Hibah digunakan untuk
mendekatkan pangan ke masyarakat dengan harga yang murah. Kondisi
lembaga akses pangan yang dibina BKPP sampai akhir tahun 2013 dapat
dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu:
tahap penumbuhan: 11 gapoktan;
tahap pengembangan: 11 gapoktan;
tahap kemandirian: 11 gapoktan;
tahap kemandirian I: 15 gapoktan;
tahap kemandirian II: 5 gapoktan.
F. Data Sub Sistem Konsumsi
1. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dilaksanakan
melalui fasilitasi terhadap Desa P2KP yang dilaksanakan mulai tahun 2010.
Sampai tahun 2013 yang sudah terfasilitasi sebanyak 159 Desa P2KP.
2. Sertifikasi Prima dan Pendaftaran Nomor PSAT
Lembaga Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) DIY yang
sebelumnya berkedudukan di Dinas Pertanian dan sejak tahun 2009
berkedudukan di BKPP berwenang melaksanakan penjaminan mutu dan
keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) melalui kegiatan Sertifikasi
Prima 2 dan Prima 3 serta Pendaftaran Nomor PSAT/Registrasi PD. Sampai
tahun 2013 OKKPD DIY sudah menerbitkan 2 Sertifikat Prima 2, 34 Sertifikat
Prima 3, dan 23 Nomor PSAT/PD.
Jenis
Sertifikat
Tahun
2012
2013
Jumlah
2007
2008
2009
2010
2011
Prima
1
3
7
4
6
9
6
36
PD
-
-
-
-
2
11
10
23
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
8
G. Data Penyuluhan
1. Penyuluh
PENYULUH PERTANIAN
NO
KABUPATEN/ KOTA
THL TBPP
TPH
Peternakan
Perkebuanan
Jumlah
1
SLEMAN
43
18
14
75
55
2
BANTUL
27
16
13
56
74
3
KULONPROGO
22
15
16
53
62
4
GUNUNGKIDUL
53
20
9
82
42
5
KOTA
6
1
0
7
8
6
PROVINSI
6
2
0
8
0
7
BPTP
12
2
1
15
0
169
74
56
296
241
JUMLAH
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
2. Pelaku Usaha/Pelaku Utama
KELEMBAGAAN
PELAKU UTAMA
SLEMAN
GUNUNG
KIDUL
BANTUL
KULON
KOTA
PROGO
YOGYA
JUMLAH
Kelompok Tani
998
1438
814
1.538
171
4.959
Pemula
779
423
33
217
85
1.537
Lanjut
214
771
260
576
46
1.867
Madya
4
232
479
658
27
1.400
Utama
1
12
42
87
13
155
GAPOKTAN
86
144
75
89
60
454
UP FMA
-
40
75
80
-
195
Asosiasi
16
8
3
12
4
43
Sumber: BKPP DIY, Desember 2013
5.
Sistematika Penulisan
Renja BKPP tahun 2015 disusun menurut sistematika sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, data dan
informasi serta sistematika penulisan;
9
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
Berisi evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun 2013 dan capaian Renstra
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, analisis kinerja pelayanan
SKPD, isu-isu penting penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi BKPP,
telaahan terhadap rancangan awal RKPD, dan penelaahan usulan program
dan kegiatan masyarakat.
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
Memuat telaahan terhadap kebijakan nasional, visi, misi, tujuan, dan sasaran
SKPD serta program dan kegiatan yang direncanakan.
BAB IV. PENUTUP
Memuat catatan penting yang perlu mendapat perhatian, kaidah-kaidah
pelaksanaan, dan rencana tindak lanjut.
10
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
1.
Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD
Jumlah program yang dibiayai dari dana APBD tahun anggaran 2013 sebanyak 6
(enam) program yang terdiri dari 52 (lima puluh dua) kegiatan. Kegiatan fisik di
BKPP DIY tahun 2013 dapat dilaksanakan dengan baik, lancar, dan sesuai target
dengan rincian sebagai berikut:
a. Realisasi fisik dari Belanja Tidak Langsung mencapai 100%;
b. Realisasi fisik dari Belanja Langsung mencapai 98,90%.
Serapan anggaran dari dana APBD tahun 2013 untuk Belanja Tidak Langsung
berupa Belanja Gaji dan Tunjangan untuk pegawai sebesar Rp. 4.670.444.428,- (empat
milliar enam ratus tujuh puluh juta empat ratus empat puluh empat ribu empat ratus dua
puluh delapan rupiah) atau sebesar 97,21% dari Rp. 4.804.288.222,-. Sisa anggaran
sebesar Rp. 133.843.794,- (seratus tiga puluh tiga juta delapan ratus empat puluh tiga
ribu tujuh ratus sembilan puluh empat rupiah). Realisasi Belanja Langsung sebesar
Rp. 6.413.244.600,- (enam miliar empat ratus tiga belas juta dua ratus empat puluh
empat ribu enam ratus rupiah) atau sebesar 90,82% dari Rp. 7.061.187.680,-. Jadi sisa
anggaran sebesar Rp. 647.943.080,- (enam ratus empat puluh tujuh juta sembilan ratus
empat puluh tiga ribu delapan puluh rupiah) disetor kembali ke kas daerah.
Capaian realisasi fisik dan keuangan dari APBD pada tahun 2013 dapat
digambarkan pada tabel 2.1 berikut ini:
11
Tabel 2.1
Rekapitulasi Realisasi APBD Tahun 2013
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
Fisik
No
Kode
1
1.21.1.21.01.00.01.
1.1
1.21.01.00.01.001.
1.2
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keuangan
Target
(%)
Realisasi
(%)
Target (Rp)
Target
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(%)
PROGRAM PELAYANAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
524.528.350
100
91,29
524.528.350
100
454.789.910
86,70
140.000
100
100
140.000
100
140.000
100
1.21.01.00.01.002.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik*
205.000.000
100
100
205.000.000
100
167.129.220
81,53
1.3
1.21.01.00.01.006.
4.913.000
100
88
4.913.000
100
2.754.000
56,06
1.4
1.21.01.00.01.007.
Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan
Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional*
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
17.400.000
100
100
17.400.000
100
16.200.000
93,10
1.5
1.21.01.00.01.008.
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
51.111.750
100
100
51.111.750
100
51.099.600
99,98
1.6
1.21.01.00.01.010.
Penyediaan Alat Tulis Kantor
37.106.000
100
100
37.106.000
100
36.963.000
99,62
1.7
1.21.01.00.01.011.
Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan*
29.791.600
100
85
29.791.600
100
23.702.500
79,56
1.8
1.21.01.00.01.012.
Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
12.000.000
100
100
12.000.000
100
11.229.000
93,58
1.9
1.21.01.00.01.015.
8.820.000
100
100
8.820.000
100
6.863.500
77,82
1.10
1.21.01.00.01.017.
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-Undangan*
Penyediaan Makanan dan Minuman
21.096.000
100
100
21.096.000
100
20.970.000
99,40
1.11
1.21.01.00.01.018.
129.950.000
100
90
129.950.000
100
111.039.090
85,45
1.12
1.21.01.00.01.026.
7.200.000
100
100
7.200.000
100
6.700.000
93,06
2
1.21.1.21.01.00.02.
PROGRAM PENINGKATAN SARANA
DAN PRASARANA APARATUR
2.942.980.000
100
96,64
2.942.980.000
100
2.516.600.070
85,51
2.1
1.21.01.00.02.003.
Pembangunan Gedung Kantor*
1.500.000.000
100
100
1.500.000.000
100
1.252.154.000
83,48
2.2
1.21.01.00.02.005
Pengadaan Kendaraan Dinas/operasional
443.105.000
100
100
443.105.000
100
423.733.000
95,63
2.3
1.21.01.00.02.007.
Pengadaan Perlengkapan Gedung
Kantor*
471.395.000
100
95
471.395.000
100
375.545.000
79,67
Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke
Luar Daerah*
Penyediaan Retribusi Sampah
12
Fisik
No
Kode
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keuangan
Target
(%)
Realisasi
(%)
Target (Rp)
Target
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(%)
2.4
1.21.01.00.02.009.
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
105.900.000
100
100
105.900.000
100
105.030.000
99,18
2.5
1.21.01.00.02.010.
Pengadaan Mebeleur
191.430.000
100
100
191.430.000
100
187.448.000
97,92
2.6
1.21.01.00.02.022.
65.450.000
100
100
65.450.000
100
57.450.000
87,78
2.7
1.21.01.00.02.024.
146.700.000
100
85
146.700.000
100
96.340.070
65,67
2.8
1.21.01.00.02.026.
3.000.000
100
100
3.000.000
100
2.975.000
99,17
2.9
1.21.01.00.02.028.
16.000.000
100
100
16.000.000
100
15.925.000
99,53
3
1.21.1.21.01.00.05.
30.673.000
100
100
30.673.000
100
27.477.260
89,58
3.1
1.21.01.00.05.003
13.908.000
100
100
13.908.000
100
13.895.400
99,91
3.2
1.21.01.00.05.007.
16.765.000
100
100
16.765.000
100
13.581.860
81,01
4
1.21.1.21.01.00.06.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor*
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/ Operasional*
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Perlengkapan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Gedung Kantor
PROGRAM PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBERDAYA
APARATUR
Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan
Perundang-Undangan
Pembinaan, Pengembangan Kualitas
Profesi Dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Tertentu*
PROGRAM PENINGKATAN
PENGEMBANGAN SISTEM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN
KEUANGAN
173.463.500
100
100
173.463.500
100
166.470.900
95,97
4.1
1.21.01.00.06.016.
Penyusunan Laporan Kinerja SKPD
5.000.000
100
100
5.000.000
100
4.714.400
94,29
4.2
1.21.01.00.06.017.
Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
7.847.500
100
100
7.847.500
100
7.846.500
99,99
4.3
1.21.01.00.06.018.
141.877.000
100
100
141.877.000
100
135.626.600
95,59
4.4
1.21.01.00.06.019.
18.739.000
100
100
18.739.000
100
18.283.800
97,57
5
1.21.1.21.01.00.15.
728.075.400
100
100
728.075.400
100
709.853.500
97,50
5.1
1.21.01.00.15.006.
Penyusunan Rencana Program Kegiatan
SKPD serta Pengembangan Data dan
Informasi
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Program Kegiatan SKPD
PROGRAM PEMBERDAYAAN
PENYULUH PERTANIAN
Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian
Tenaga Penyuluh
570.979.400
100
100
570.979.400
100
563.753.400
98,73
5.2
1.21.01.00.15.010.
26.890.000
100
100
26.890.000
100
26.660.000
99,14
Fasilitasi/Temu Teknis Penyuluh
13
Fisik
No
Kode
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keuangan
Target
(%)
Realisasi
(%)
Target (Rp)
Target
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(%)
Swadaya/Swasta
5.3
1.21.01.00.15.011.
Penyusunan Programa Penyuluhan
31.259.000
100
100
31.259.000
100
29.132.000
93,20
5.4
1.21.01.00.15.014.
Pengembangan dan Penguatan
Kelembagaan Penyuluhan
98.947.000
100
100
98.947.000
100
90.308.100
91,27
6
1.21.1.21.01.00.16.
2.661.467.430
100
100
2.661.467.430
100
2.538.052.060
95,36
6.1
1.21.01.00.16.001
PROGRAM PEMBERDAYAAN DAN
PENGEMBANGAN KETAHANAN
PANGAN
Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan
58.445.000
100
100
58.445.000
100
58.071.800
99,36
6.2
1.21.01.00.16.002.
Penyusunan Neraca Bahan Makanan
47.799.500
100
100
47.799.500
100
46.257.300
96,77
6.3
1.21.01.00.16.005.
Penguatan Cadangan Pangan
372.992.080
100
100
372.992.080
100
357.606.600
95,88
6.4
1.21.01.00.16.014.
Penyusunan SKPG
34.666.800
100
100
34.666.800
100
33.858.000
97,67
6.5
1.21.01.00.16.020.
Gerakan Pola Pangan Beragam, Bergizi,
Berimbang dan Aman
44.071.400
100
100
44.071.400
100
40.001.200
90,76
6.6
1.21.01.00.16.024.
Penyusunan PPH
60.624.000
100
100
60.624.000
100
57.071.200
94,14
6.7
1.21.01.00.16.031.
99.217.000
100
100
99.217.000
100
98.781.500
99,56
6.8
1.21.01.00.16.041.
39.592.000
100
100
39.592.000
100
31.953.900
80,71
6.9
1.21.01.00.16.042.
Penyebaran Informasi Produk Pangan
Lokal
Pengembangan Diversifikasi Produk
Antara*
Penanganan Keamanan Pangan
225.157.800
100
100
225.157.800
100
223.798.500
99,40
6.10
1.21.01.00.16.049.
Fasilitasi Kelembagaan Akses Pangan
276.680.750
100
100
276.680.750
100
266.385.700
96,28
6.11
1.21.01.00.16.050.
Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan
522.506.500
100
100
522.506.500
100
501.356.080
95,95
6.12
1.21.01.00.16.054.
Penyusunan Peta Ketahanan dan
Kerawanan Pangan Berbasis FSVA
38.485.000
100
100
38.485.000
100
37.299.800
96,92
6.13
1.21.01.00.16.060.
Analisis Ketersediaan Pangan*
116.660.000
100
100
116.660.000
100
97.324.560
83,43
6.14
1.21.01.00.16.062.
Analisis Distribusi dan Harga Pangan
39.033.000
100
100
39.033.000
100
38.581.600
98,84
6.15
1.21.01.00.16.063.
118.895.000
100
100
118.895.000
100
118.714.500
99,85
6.16
1.21.01.00.16.064.
Pemberdayaan dan Pengembangan
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM)
Pengembangan Kelembagaan OKKPD
42.030.000
100
100
42.030.000
100
41.434.400
98,58
14
Fisik
No
Kode
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keuangan
Target
(%)
Realisasi
(%)
Target (Rp)
Target
(%)
Realisasi
(Rp)
Realisasi
(%)
6.17
1.21.01.00.16.066
Pemberdayaan Wanita Melalui
Pemanfaatan Pekarangan*
75.916.600
100
100
75.916.600
100
50.161.800
66,07
6.18
1.21.01.00.16.067
Analisis Pasokan dan Akses Pangan
50.000.000
100
100
50.000.000
100
49.999.400
100
6.19
1.21.01.00.16.068
47.855.000
100
100
47.855.000
100
47.854.940
100
6.20
1.21.01.00.16.069
305.000.000
100
100
305.000.000
100
296.329.440
97,16
6.21
1.21.01.00.16.070
Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan
Pangan
Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi
Pangan Segar
Fasilitasi Pengembangan Produk Pangan
Bersertifikat
Jumlah
45.840.000
100
100
45.840.000
100
45.209.840
98,63
7.061.187.680
100
98,90
7.061.187.680
100
6.413.244.600
90,82
15
Dari capaian keuangan tersebut terdapat beberapa kegiatan yang sisa
anggarannya melebihi 10%.
A. Nama kegiatan dengan sisa anggaran lebih dari 10%:
a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air, dan Listrik;
b. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional;
c. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
d. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan;
e. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah;
f.
Pembangunan Gedung Kantor;
g. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor;
h. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor;
i.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional;
j.
Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Tertentu;
k. Pengembangan Diversifikasi Produk Antara ;
l.
Analisis Ketersediaan Pangan;
m. Pemberdayaan Wanita Melalui Pemanfaatan Pekarangan.
B. Penjelasan terhadap pekerjaan yang sisa anggarannya lebih dari 10%:
a.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air, dan Listrik: kenaikan Tarif
Dasar Listrik (TDL) dan telepon tidak sesuai dengan yang direncanakan;
b.
Penyediaan
Jasa
Pemeliharaan
dan
Perizinan
Kendaraan
Dinas/
Operasional: ada 2 (dua) kendaraan dinas yang dihapus dan tidak adanya
kenaikan pajak kendaraan bermotor;
c.
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan: dokumen-dokumen lebih
banyak disimpan dalam bentuk file digital (soft copy) sehingga terjadi
penghematan dan dapat mendukung program go green dengan mengurangi
penggunaan kertas;
d.
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan: harga
Buletin Agrina ternyata lebih murah dari yang direncanakan;
e.
Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah: efisiensi perjalanan
dinas dalam daerah karena terbatasnya kendaraan dinas operasional yang
dimiliki BKPP DIY;
f.
Pembangunan Gedung Kantor: sisa lelang pembangunan gedung kantor;
g.
Pengadaan
Perlengkapan
Gedung
Kantor:
ada
sebagian
pekerjaan
pembelian dan pemasangan teralis yang tidak dilaksanakan karena
16
direncanakan peruntukkannya di gedung baru yang pembangunannya baru
selesai bulan Desember 2013;
h.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor: perkiraan harga pemeliharaan
terlalu besar;
i.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional: ada 2 (dua)
kendaraan dinas operasional yang dihapus sehingga anggaran untuk
eksploitasi tidak bisa direalisasikan;
j.
Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi dan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Tertentu: Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK)
Pengawas Mutu Hasil Pertanian yang harus dikirim dan dinilai di Kemeterian
Pertanian Jakarta dapat dikumpulkan dalam 1 periode penilaian sehingga ada
efisiensi perjalanan dinas luar daerah;
k.
Pengembangan Diversifikasi Produk Antara: perkiraan harga bahan praktek
lebih mahal dari yang seharusnya dan jumlahnya lebih besar dari kebutuhan
sehingga dipakai harga dan jumlah sesuai kebutuhan riil selain itu ada
efisiensi perjalanan dinas luar daerah;
l.
Analisis Ketersediaan Pangan: sisa hasil lelang Jasa Konsultasi Kajian;
m. Pemberdayaan
Wanita
Melalui
Pemanfaatan
Pekarangan:
waktu
pelaksanaan untuk melaksanakan sub kegiatan berupa sosialisasi dan
evaluasi hibah tidak mencukupi sehingga esensi kedua sub kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan fasilitasi pertemuan (rapat) biasa.
2.
Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan di Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY selain ditetapkan dengan Indikator Kinerja
Utama berupa Skor Pola Pangan Harapan (PPH), juga ditetapkan indikator kinerja
kegiatan (IKK).
Pada tahun anggaran 2013, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY
telah berhasil mengemban tugas dan menyelesaikan kewajiban pengelolaan
sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pengukuran target kinerja atas indikator kinerja utama dari sasaran strategis yang
telah ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY dilakukan
dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator
kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY beserta target dan capaian realisasinya
dirinci pada tabel 2.2.
17
Tabel 2.2
Capaian Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Kegiatan Tahun 2013
No
1
2
Sasaran/Indikator Kinerja
a. Ketersediaan Energi
Kkal/kap/hr
b. Ketersediaan Protein
c. Cadangan Pangan
Capaian
Tahun 2013
%
Capaian
2.400
3.867
161,13
Gr/kap/hr
63
98,23
155,92
Ton beras
230
230
100,00
Desa
71
60
222,22
Penanganan Daerah Rawan Pangan
(penurunan 9
desa)
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Pangan Lokal
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)*
4
Target
Tahun 2013
Pemantapan Ketersediaan dan Cadangan Pangan
Penurunan Jumlah Desa Rawan Pangan
3
Satuan
Skor
80,2
(penurunan
20 desa)
83,1
103,62
Penanganan Keamanan Pangan Melalui SKPT yang meliputi Jejaring Intelejen Pangan, Jejearing
Pengawasan Pangan, dan Jejaring Promosi Keamanan Pangan
Persentase Pengawasan dan Pembinaan
%
75,5
85
112,58
22
100,00
Keamanan Pangan
5
Penguatan Distribusi, Harga, dan Akses Pangan pada Gapoktan/Masyarakat
Distribusi, Harga, dan Akses Pangan
Unit gapoktan
22
Meningkat
6
Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga, dan Akses Pangan pada Masyarakat
Persentase Ketersediaan Informasi
%
96,87
96,87
100,00
%
48
48
100,00
150
100,00
Pasokan, Harga, dan Akses Pangan
7
Peningkatan Kualitas Penyuluh
Peningkatan Kapasitas Penyuluh
8
Peningkatan Kelembagaan dan Kepemimpinan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
Kemampuan dan Kapasitas Pelaku Utama
Orang
150
Meningkat
* : Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur DIY
Indikator Kinerja Utama Gubernur DIY untuk BKPP adalah Skor Pola Pangan
Harapan (PPH). Dalam Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, sasaran Skor PPH
nasional tahun 2013 sebesar 91,5. Skor PPH di DIY tahun 2013 sebesar 83,1
(menggunakan angka perhitungan PPH tahun 2012 dikarenakan data SUSENAS yang
dipakai sebagai dasar penghitungan Skor PPH 2013 baru keluar setelah pertengahan
tahun 2014), memang masih lebih rendah dibanding target nasional tetapi sudah
18
meningkat dari Skor PPH DIY tahun 2012 sebesar 78,7 dan sudah melebihi target
tahun 2013 dengan persentase capaian 103,62%.
Terlihat di tabel 2.2, ada 10 (sepuluh) indikator yang terbagi ke dalam 8 (delapan)
sasaran strategis. Pada tahun 2013, semua indikator telah memenuhi target yang
ditetapkan, bahkan capaian indikator Ketersediaan Energi, Ketersediaan Protein,
Penurunan Jumlah Desa Rawan Pangan, Skor Pola Pangan Harapan (PPH), serta
Persentase Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan realisasinya terhadap
target melebihi 100%. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja perlu terus dijaga dan
ditingkatkan.
3.
Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Koordinasi dan sinergi pelaksanaan program/kegiatan antara BKPP DIY dengan
SKPD pengampu ketahanan pangan dan penyuluhan tingkat kabupaten/kota berjalan
dengan
baik.
Adanya
sinergitas
anggaran
untuk
mendukung
berbagai
program/kegiatan tingkat provinsi dan kabupaten/kota terlaksana tanpa hambatan
yang berarti karena kabupaten/kota ikut menganggarkan dana APBD kabupaten/kota
untuk mendukung pelaksanaan program/kegiatan dari BKPP DIY. Demikian pula
hubungan koordinasi dan sinergi program/kegiatan antara BKPP DIY dengan Badan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Badan Pengembangan SDM Pertanian
Kementerian Pertanian, dan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan juga berjalan dengan baik. BKPP DIY
memperoleh
dukungan
dana
APBN
untuk
berbagai
program/kegiatan
yang
dilaksanakan dalam rangka pencapaian kinerja pembangunan ketahanan pangan dan
penyuluhan.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY sejauh ini telah berhasil
mengemban tugas dan menyelesaikan kewajiban pengelolaan sumberdaya yang
tersedia untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Namun dalam
pelaksanaan tugasnya, masih terdapat berbagai permasalahan diantaranya adalah:
1. Jumlah penduduk miskin di DIY masih cukup tinggi. Hal ini akan
mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk untuk mendapatkan bahan
pangan sehingga berpotensi menimbulkan kondisi rawan pangan.
2. Kondisi ketersediaan bahan pangan mulai dari hulu sampai hilir (produsen
sampai dengan konsumen akhir) di DIY belum ada gambaran yang jelas
sehingga kadang kala menyulitkan proses penelusuran saat terjadi
kelangkaan bahan pangan yang menimbulkan kenaikan harga, tidak dapat
19
diketahui pasti di titik atau tingkatan mana terjadi permasalahan. Hal ini
sering kali mengakibatkan kebijakan yang diambil kurang tepat dan kurang
bisa menyelesaikan masalah.
3. Pola konsumsi pangan di tingkat rumah tangga belum sepenuhnya sesuai
dengan kaidah-kaidah makanan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman
(B2SA), serta masih sangat tergantungnya pola konsumsi rumah tangga
hanya pada satu jenis bahan pangan yaitu beras dan/atau tepung terigu.
4. Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
dan
pelaku
usaha
untuk
mengkonsumsi dan memproduksi makanan yang aman, bermutu, halal, dan
bermartabat.
Berbagai permasalahan tersebut berpotensi menghambat pencapaian visi dan
misi Gubernur DIY yang terurai dalam Indikator Kinerja Utama Gubernur DIY maupun
dalam sasaran strategis dan indikator kinerja di Renstra BKPP DIY. Selain itu dapat
menghambat juga pencapaian target indikator “menurunkan hingga setengahnya
proporsi penduduk yang menderita kelaparan” dalam MDGs. Oleh karena itu
diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui upaya-upaya
berikut:
1. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas dengan para pihak
secara kontinyu untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kerawanan
pangan.
2. Membuat
software
supply
chain
ketahanan
pangan
yang
disusun
berdasarkan kebutuhan BKPP maupun para pihak terkait dan dapat
digunakan untuk mendukung pencapaian ketahanan pangan di DIY.
3. Untuk mengurangi ketergantungan pola konsumsi rumah tangga hanya pada
satu jenis bahan pangan yaitu beras dan/atau tepung terigu maka, perlu:
a. Meningkatkan kemampuan, pelaksanaan gerakan, sosialisasi, promosi,
dan kampanye makan B2SA.
b. Meningkatkan/mengintensifkan
kemampuan,
pelaksanaan
gerakan,
sosialisasi, promosi, dan kampanye makan B2SA.
4.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha untuk
mengkonsumsi dan memproduksi makanan yang aman, bermutu, halal, dan
bermartabat, maka perlu:
a. Mengenalkan teknologi olahan pangan yang berbasiskan pada potensi
bahan baku lokal.
20
b. Mendorong terwujudnya gerakan one day no rice (satu hari tanpa
mengkonsumsi nasi).
c. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman rumah tangga tentang
manfaat pangan lokal.
d. Mendorong
peningkatan
status
pangan
lokal
sesuai
dengan
perkembangan preferensi konsumen.
e. Meningkatkan pemasyarakatan tentang pentingnya keamanan pangan
melalui jejaring keamanan pangan secara terpadu.
f.
Memperkenalkan kepada anak-anak sejak usia dini dalam usaha untuk
memproduksi bahan pangan sendiri melalui penanaman tanaman pangan
di pekarangan dengan mengadakan sosialisasi tentang konsep Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL) kepada siswa-siswa Sekolah Dasar di
DIY.
Sementara itu, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan ketahanan pangan
dan penyuluhan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Desa Rawan Pangan sebanyak 60 desa tersebar di empat kabupaten;
b. Fakta bahwa jumlah penduduk terus bertambah, perubahan iklim global,
konversi/alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian cenderung meningkat,
bencana alam sering terjadi, perkembangan ekonomi dan perdagangan
global, perkembangan geoekonomi dan krisis ekonomi global secara riil
semuanya mengancam ketahanan pangan;
c. Hasil riset dan teknologi di bidang pertanian dan pangan berbasis pada
sumberdaya lokal belum mampu menjawab permasalahan penyediaan
pangan (segar dan olahan).
Berbagai program aksi yang sedang dan akan dilaksanakan dalam menjawab
berbagai tantangan tersebut adalah:
a. Penumbuhan dan pengembangan Desa Mandiri Pangan (Demapan);
b. Penumbuhan dan pengembangan pengelolaan cadangan pangan;
c. Fasiltasi bantuan penanganan daerah rawan pangan (transient);
d. Pemantapan rekomendasi kebijakan pembangunan ketahanan pangan yang
didasarkan pada perhitungan Neraca Bahan Makanan di DIY;
e. Penumbuhan dan pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM) yang di tahun 2015 secara nasional akan menggunakan nama
Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM);
21
f.
Penumbuhan dan pengembangan Lembaga Akses Pangan Masyarakat
(LAPM);
g. Pemantauan distribusi, harga dan akses pangan;
h. Penumbuhan dan pengembangan desa P2KP;
i.
Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal/nusantara;
j.
Peningkatan pengawasan dan penjaminan mutu produk Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT);
k. Peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan;
l.
Pemantapan penyelenggaraan penyuluhan (program aksi Kementan, UPFMA), ketenagaan (fasilitasi PP PNS, THL-TB PP dan PP Swadaya), dan
kelembagaan (BPP dan Posluhdes).
m. Peningkatan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha bidang pertanian,
perikanan dan kehutanan.
n. Pemantapan fasilitasi dukungan pengelolaan administrasi dan manajemen
serta kelembagaan non struktural di lingkup BKPP.
4.
Telaahan terhadap Rancangan Awal RKPD
Proses perencanaan pembangunan yang dilaksanakan untuk menyusun kegiatan
tahun 2015 yaitu:
a.
Usulan kegiatan dijabarkan dan dikoordinasikan dengan kabupaten/kota melalui
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan);
b.
Hasil Musrenbangtan disampaikan kepada TAPD dalam Forum SKPD yang
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan tujuan
mensinkronkan program dan kegiatan antar SKPD dalam rangka optimalisasi
pencapaian sasaran sesuai kewenangan dan sinergitas pelaksanaannya;
c.
Hasil
forum
SKPD
ditindaklanjuti
dengan
Musyawarah
Perencanan
Pembangunan Daerah (Musrenbangda) yang akan menghasilkan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD);
d.
Gubernur menetapkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) berdasarkan RKPD
dan pedoman penyusunan APBD;
e.
Berdasarkan KUA Pemerintah Daerah menetapkan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS);
f.
Berdasarkan KUA dan PPAS Kepala Badan menyusun RKA-SKPD;
g.
Penyusunan RKA-SKPD memperhatikan capaian tahun sebelumnya, usulan dan
masukan dari kabupaten kota dan asumsi-asumsi tahun berikutnya serta
mempertimbangkan SHBJ dan ASB.
22
h.
Pencermatan terhadap RKA-SKPD dilakukan oleh TAPD, selanjutnya dibahas
dengan Dewan Perwalikan Rakyat Daerah (Komisi B dan Badan Anggaran).
i.
Dilakukan penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan selanjutnya
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah dan dijabarkan dalam Peraturan Gubernur.
Dari rancangan awal yang telah disusun dalam RKPD 2015 telah disesuaikan
dengan perencanaan kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Daerah
Istimewa Yogyakarta. Perencanaan kinerja merupakan proses penjabaran dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY, yang akan dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan tahunan.
Dalam Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi tentang sasaran yang ingin
dicapai berikut indikator kinerja sasaran, dan rencana capaiannya yang merupakan
representasi tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY.
Di samping itu, dokumen rencana kinerja juga memuat informasi tentang program,
kegiatan, serta kelompok indikator kinerja dan rencana capaiannya. Melalui dokumen
kinerja ini akan diketahui keterkaitan antara kegiatan dengan sasaran, kebijakan
dengan pro